SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 46
Presentasi praktikum
penuangan dan
pembekuan (Dudukan
Shockbreaker)
Kelompok 7 :
Arif Maulana Yusuf : 2613101012
Dera Lesmana : 2613101017
Eko Barka Putra : 2613101021
Modul 1 (Pembuatan
cetakan dan inti)
• Tujuan praktikum :
1. Dapat membuat cetakan pasir untuk membuat
produk coran dari logam
2. Dapat membuat inti untuk rongga cetakan untuk
membuat produk coran berongga
Skema proses
Persiapan bahan (kayu)
Pemasangan papan cetakan
pada cop & drag
Pengukuran terhadap bahan
yang disesuaikan
Penimbunan pasir pada cope &
drag
Pemotongan bahan dan
penghalusan
Assembling sampai terbentuk
cop & drag. Sertna pembuatan
kunci
Pelepasan papan cetakan pada
cop & drag
Alat dan Bahan
Alat :
- Gergaji kayu - Gelas beker
- Gergaji besi - Timbangan digital
- Penggaris 30 cm - Timbangan manual
- Meteran - Mesin mixer
- Spidol - Sekop kecil
- Palu karet dan palu besi - Kalkulator
- 1 set alat pemadat pasir - Kikir
- Penumbuk pasir - Bor listrik
- Mesin grinda - Ragum
- Jigsaw machine - Tang
- Pengayak pasir - Safety equipment
Alat dan bahan
Bahan :
- Papan kayu
- Lem kayu
- Paku
- Kertas ampelas
- Waterglass
- Gas acythelene C2H2
- Pasir silika baru
- Pasir silika bekas
- Bentonit
- Gula tetes
- Air
TABEL
Jenis dan ukuran
benda Coran
Ukuran kehalusan
butir rata – rata
(GFN)
Ukuran
pearmibilitas
% Kadar lempung
Alumunium
Besar 100 – 200 20 – 40 15 – 20
Menengah /
Kecil
< 140 10 - 25 10 - 20
Gambar Cetakan
Analisa dan pembahasan
• Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola
dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi
rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang
berisi produk coran membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan
cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutama industri-industri kecil.
• Pada praktikum ini akan dipakai jenis cetakan pasir green sand atau cetakan pasir basah
dengan komposisi yang terdiri dari:
• Pasir silika 60
• Bentonit 8-10%
• Air 3-4%
• Gula tetes ½-1%
• Pada praktikum modul ini, kenadla yang dialami yaitu kondisi kayu yang kurang baik, sehingga
sulit dalam pemotongan dan pemakuan sehingga berpengaruh pada proses assembling bagian
cope & drag karena kayu akan mudah retak dan melengkung dan mengakibatkan ketidak
simetrisan
Kesimpulan
• 1. Pada saat pembuatan cop & drag pastikan harus
memilih material kayu yang baik agar mengurangi
kesulitan dalam pemotongan dan pemakuan
• 2. Alasan penggunakan cetakan green sand mold
yaitu karena harganya yang relatif murah
• 3. Pasir harus padat pada cetakan agar tidak mudah
rontok
• 4. Pembuatan cetakan harus rapih agar hasilnya
juga lebih baik.
Modul 2 (Pengujian pasir
• Tujuan Praktikum :
1. Menentukan kadar air dab kadar lempung pasir
cetak
2. Untuk mengetahui dan menentukan ukuran
kehalusan rata-rata dari pasir cetak
3. Untuk menyatakan angka perbandingan terhadap
pasir cetak yang mempunyai distribusi ukuran
sama
Skema proses Pengujian
kadar air
Persiapan bahan
Penimbangan pasir 50
gr
Pendinginan pada
temperatur kamar
Pengeringan dalam
oven 100-110 °c
Pengukuran berat
Perbandingan berat
Gambar Proses
Pemanasan pada
temperatur 100 - 110°c
Penimbangan
DATA
Pengujian kadar air
No Pengovenan Durasi Berat (gr) Temperatur
e
1. Pertama
15 Menit
90,4 150˚ C
2. Kedua 90 200˚ C
Perhitungan
• Berat awal 100 gr
• Berat setelah dipanaskan 90 gr
% kadar air = W1 – W2/W1 x 100 %
% kadar air = 100-90/100 x 100 %
= 10 %
Skema prosesPengujian kadar
lempung
Persiapan
bahan
Pencucian
dengan air +
NaoH
Panaskan
pada
temperatur
100-110°c
Keringkan di
temperatur
kamar
Penimbangan
berat
Gambar Proses
Pencucian dengan
larutan air dan Naoh
Pemanasan Pada
temperatur 100-110°c
Penimbangan berat
Perhitungan
% Kadar Lempung = W1 – W2/50 x 100 %
% Kadar lempung = 50 – 33,82/50x100%
= 32,36 %
Pengujian tekan
Pemasukan
pasir ke
tabung untuk
pembentukan
spesimen
Penekanan Hasil
spesimen
Pengujian
tekan
Data
no Pemadatan
pasir
(penumbukan)
Berat (gr) Uji tekan
1 3 x 140 3,55
2 5 x 155 3,45
3 7 x 160 6
4 10 x 165 6,1
Perhitungan
• Kekuatan tekan (kgf/cm2) =
Beban pada patahnya spesimen (kgf)/Luas irisan
spesimen (cm2)
Pengujian geser
Pemasukan pasir ke
tabung untuk
pembentukan spesimen
Penekanan
Hasil Spesimen setelah
penekanan
Pengujian geser
Data
No Pemadatan
pasir
(penumbukan)
Berat (gr) Uji geser
1 3 x 140 1
2 5 x 155 0,8
3 7 x 160 1,78
4 10 x 165 2,1
Pengujian distribusi besar
butir
Letakan ayakan
pada mesin
guncang
Ayakan kasar di
atas dan yang
halus dibawah
Masukkan pasir
kering (bebas
lempung)
Ayak selama 15
menit dengan
memutar penyetel
waktu
Timbang butir –
butir pasir yang
tinggal pada tiap
ayakan kemudian
kalikan dengan
gaktor pengali
Data
Nomor ayakan Berat (gr)
Ayakan 1 0,907
Ayakan 2 3,247
Ayakan 3 4,487
Ayakan 4 4,377
Ayakan 5 5,137
Ayakan 6 5,267
Ayakan 7 3,567
Ayakan 8 4,547
Ayakan 9 1,747
Ayakan 10 0,117
Data
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
berat (gr)
berat (gr)
Perhitungan
No pengayak Fraksi butir Bilangan
pengali (sn)
Wn x sn
Wn %
1,4 0,907 2,72 6 5,442
1 3,247 9,73 9 29,223
0,71 4,487 13,44 15 67,305
0,5 4,377 13,11 25 109,425
0,335 5,137 15,39 35 179,795
0,25 5,267 15,78 45 395,025
0,18 3,567 10,69 60 214,02
0,125 4,547 13,62 81 368,307
0,09 1,747 5,24 118 206,146
Bagian dasar 0,117 0,36 275 32,175
Total 33,397 100,09 669 1606,863
Perhitungan
• GFN : ∑(Wn x Sn) / ∑ Wn = 1606,863/33,97
= 47,30241
• Grafik perbandingan GFN & pearmabilitas
Analisa dan PEmbahasan
• Pada pengujian pasir cetak ketika membuat
campuran cetakan pasir basah atau green sand
mold dengan komposisi yang sesuai dengan modul
yang telah ada, agar kandungan yang didalamnya
proposional dan dihasilkan data pengujian yang
baik. Pasir tersebut harus dicampur dalam mesin
mixer dengan baik sehingga didapatkan komposisi
pasir yang merata.
• Pengujian harus dilakukan dengan benar agar hasil
yang didapat juga baik, penimbangan harus tepat
agar data yang diperoleh tidak salah dan
membingunkan.
Kesimpulan
• 1. Hasil pengujian kadar air yaitu 10 %
• 2. Hasil pengujian kadar lempung yaitu 32,36 %
• 3. Niai GFN 47,30241
• 4. Apabila butir pasir kasar maka pemeabilitas relatif
baik, sedangkan butir pasir halus permeabilitas
relatif rendah
Modul 3 (Peleburan dan pembekuan
logam)
• Tujuan praktikum :
1. Mempelajari cara kerja tungku peleburan krusbibel
untuk logam – logam non ferro
2. Mengetahui cara operasi untuk berbagai proses
peleburan dan pengecoran logam- logam non ferro
3. Mengetahui besaran- besaran atau parameter
proses yang terlibat dan berpengaruh terhadap
produk coran yang dibuat.
Skema proses
Penyiapan
alat dan
bahan
Gas
dinyalakan
dan
dimasukka
n ke burner
Pengaliran
energi
panas
secara
konduksi
Masukkan
alumunium
ke dalam
tunggu
Angkat
kotoran
pada loga
cair
Pemasukkan
flux
Angkat kotoran
pada logam cair
Data
pengamatan
dan kesimpulan
Alat dan bahan
• Alat : bahan :
• Tungku kruisable - alumunium
• Batang pengaduk
• Batang penuang
• Thermocople
Data
• Berat muatan yang dilebur : 30 kg
• Jenis muatan yang dilebur : Scrap Al dari berbagai
komponen
• Temperatur melting : +/- 660⁰C, dihold pada 750⁰C
• Temperatur pouring : 680oC
• Waktu pouring :8,7 detik
• Waktu peleburan : 11.30 – 21.00
• Penambahan flux (NaCl) : (1.5% * berat muatan) 0.40425
kg
• Bahan bakar : Gas LPG
Proses Penuangan dan
pembekuan
Analisa dan Pembahasan
• Tungku krusible merupakan salah satu jenis tungku dengan system pemanasan
tidak langsung (indirect fuel fired furnace). Fungsi utamanya adalah untuk
melebur logam alumunium dan sejenisnya. Peleburan muatan dilakukan dengan
menggunakan krusibel yang dipanaskan bagian luarnya secara konduksi melalui
dinding krusibel dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas, arang
atau pemanasan dari filament listrik. Pada praktikum peleburan ini kami
menggunakan jenis tungku krusibel lift-out dengan cara kerjannya krusible
ditempatkan didalam tungku, setelah logam mencair maka krusibel dikeluarkan
dari dalam tungku. Krusibel yang digunakan harus selalu menggunakan jenis
refraktori dengan kapasitas alumunium maksimum 50 kg alumunium. Kerugian
dari jenis tungku ini adalah keterbatasan dalam menghasilkan produktivitas
dalam jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak, dan
buruknya kondisi kerja, tetapi keperluan biaya murah.
• Pada proses pencairan alumunium dilakukan hingga temperature 680 °C
yang dipanaskan 8-8,5jam dengan bahan bakar GAS LPJ dan temperatur tuang
± 720°C dengan lama penuangan selama 8,7 detik. Pembentukan oksida dan
pengotor nonmetalik sering terjadi. Pengotor biasa berbetuk cair dan padat yang
terbentuk selama proses pencairan sampai pencetakan. Penyebab kotoran dapat
berasal dari peralatan yang kotor, runtuhan pasir dari cetakan, pelumas dan
korosi.
Kesimpulan
• 1. Apabila laju pendinginan seragam pada saat
penuangan logam cair, maka produk akan lebih baik
hasilnya,juga dapat menghilangkan tegangan
• 2. Temperatur penuangan yaitu 680°c
• 3. Waktu penungan yaitu selama 8,7 detik
Modul 4 (analisa cacat
coran)
• Tujuan :
• 1. Dapat mengetahui dan mempelajari jenis-jenis
cacat pada coran
• 2. Mengetahui penyebab dari cacat coran
• 3. Mengetahui langkah-langkah pencegahan
terhadap terbentuknya cacat pada coran
Skema Proses
Sampel
produk
coran
Analisa
pada cacat
produk
coran
Identifikasi
cacat coran
Kesimpulan
Gambar produk
Cacat Coran
Gambar anak panah menunjukkan
cacat coran akibat pola yang tidak
baik sehingga pasir cetakan menjadi
rontok sehingga hasil coran tidak
sempurna
Cacat cetakan
rontok
Cacat akibat
shrinkage
Cacat coran
Kegagaln coran
dialami akibat waktu
penuangan yang
terlalu lama dan
tersumbatnya
saluran sprue akibat
pasir
Analisa dan Pembahasan
• Aluminium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat
mekanis yang kurang baik seperti kekuatan dan kekerasan
yang rendah, oleh karena itu dipergunakan aluminium
paduan untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik.
Cacat pada produk cor bisa terjadi baik saat proses
penuangan maupun saat pembekuan logam cair. Saat
proses pencairan aluminium, pembentukan oksida dan
pengotor non metalik sering terjadi yang terbentuk selama
proses pencairan sampai pencetakan. Kotoran dapat
berasal dari peralatan yang kotor, runtuhan pasir dari
cetakan.
• Penambahan fluks pada peleburan aluminium paduan
merupakan salah satu cara untuk memperbaiki hasil coran
pada aluminium paduan, karena fluks dapat mengeluarkan
gas dalam logam cair dan mengikat kotoran pada logam
• Setelah proses penuangan selesai kemudian tunggu
cetakan sampai membeku dan kita lihat apakah ada
casting defect yang terbentuk, seperti cacat inklusi pasir
cetak, cacat cetakan rontok, cacat kekasaran erosi,
cacat penyusutan luar serta cacat missmatch.
• Penyebabnya diantaranya yaitu terjebaknya gas dalam
cetakan selama proses penuangan logam cair. .
Sedangkan penyebab lainnya seperti cacat penyusutan
yaitu karena gating system yg kurang sempurna.
Sementara pada cacat missmatch karena pola yang
tidak presisi, produk tidak akan mengalami cacat
tersebut dan pada saat pelepasan pola dari cetakan
dengan hati-hati serta pemasangan kembali ke bentuk
Kesimpulan
• 1. Penyebab cacat coran yaitu : desain pola,
pencairan dan penuangan, pasir cetakan dan desain
cetakan dan inti
• 2. Cacat pada produk cor bisa terjadi pada saat
proses penuangan maupun saat pembekuan logam
cair
• 3. Penambahan flux digunakan untuk mengeluarkan
gas dalam logam cair dan mengikat kotoran pada
logam cair
Thank’s For Your attention
!!!
Have a good day
!!!

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
Abrianto Akuan
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror (13504241062)
 Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror  (13504241062) Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror  (13504241062)
Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror (13504241062)
Aliem Sgralhtobat
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Alekson Sihombing
 

Was ist angesagt? (20)

1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
1 Karakteristik Kelelahan Logam (AA)
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Ppt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logamPpt.analisis kegagalan logam
Ppt.analisis kegagalan logam
 
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA) Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
Modul Praktikum Pembentukan Logam (AA)
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
las-listrik.pptx
las-listrik.pptxlas-listrik.pptx
las-listrik.pptx
 
Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror (13504241062)
 Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror  (13504241062) Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror  (13504241062)
Pengujian kekrasan brinell dengan palu poldy a'lim abror (13504241062)
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Pengenalan kerja bangku
Pengenalan kerja bangkuPengenalan kerja bangku
Pengenalan kerja bangku
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik MesinTugas metode penelitian Teknik Mesin
Tugas metode penelitian Teknik Mesin
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan proses
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
 
K3 MEKANIK A.pdf
K3 MEKANIK A.pdfK3 MEKANIK A.pdf
K3 MEKANIK A.pdf
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Teori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasiTeori pengelasan dan fabrikasi
Teori pengelasan dan fabrikasi
 
Hot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rollingHot rolling and cold rolling
Hot rolling and cold rolling
 

Andere mochten auch

Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Muhammad Zakir
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
Nurul Rosli
 
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu tamanPengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
zhosllubahagiabersamamu
 
Tugas 1 material teknik
Tugas 1 material teknikTugas 1 material teknik
Tugas 1 material teknik
Zul Abidin
 
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
azizahsh
 

Andere mochten auch (20)

Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
Perhitungan muatan pada proses peleburan atau pengecoran logam (AA)
 
Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3Presentasi kelompok 3
Presentasi kelompok 3
 
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESINSoal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
Soal 1.tpd napoleon TEKNIK MESIN
 
proses pengecoran logam
proses pengecoran logamproses pengecoran logam
proses pengecoran logam
 
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14FebTugas proses pengecoran Zakir_14Feb
Tugas proses pengecoran Zakir_14Feb
 
Dapur kupola
Dapur kupolaDapur kupola
Dapur kupola
 
Acuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentukAcuan tuangan:rekabentuk
Acuan tuangan:rekabentuk
 
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu tamanPengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
Pengecoran logam Aluminium,Bronze,Kuningan,Tembaga Dan tiang lampu taman
 
Casting - Spin and Centrifugal
Casting - Spin and CentrifugalCasting - Spin and Centrifugal
Casting - Spin and Centrifugal
 
Sand casting
Sand castingSand casting
Sand casting
 
Centrifugal Casting
Centrifugal CastingCentrifugal Casting
Centrifugal Casting
 
Tugas 1 material teknik
Tugas 1 material teknikTugas 1 material teknik
Tugas 1 material teknik
 
Sand Casting
Sand Casting Sand Casting
Sand Casting
 
proses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam iiproses pengecoran logam ii
proses pengecoran logam ii
 
CASTING DEFECTS
CASTING DEFECTSCASTING DEFECTS
CASTING DEFECTS
 
Solidification of material
Solidification of materialSolidification of material
Solidification of material
 
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
Menghitung derajat validitas dengan kalkulator
 
Vaccum braking
Vaccum  brakingVaccum  braking
Vaccum braking
 

Ähnlich wie Proses penuangan & pembekuan logam

PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptxPENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
ssusere1a96a
 
4104100054-Presentation
4104100054-Presentation4104100054-Presentation
4104100054-Presentation
priyo susetyo
 
presentasi gkm swapthing
presentasi gkm swapthingpresentasi gkm swapthing
presentasi gkm swapthing
Rudy Pamungkas
 
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam PembinaanPengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
nikone78
 
Hasil jadi
Hasil jadiHasil jadi
Hasil jadi
phooth_3
 
Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
CandraNishfa
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
Muh. Aksal
 

Ähnlich wie Proses penuangan & pembekuan logam (20)

LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptxLAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL TERAPAN.pptx
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptxPENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
PENYUSUNAN RTR DAN RAB.pptx
 
4104100054-Presentation
4104100054-Presentation4104100054-Presentation
4104100054-Presentation
 
Uji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & CampuranUji Bahan Agregat & Campuran
Uji Bahan Agregat & Campuran
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
presentasi gkm swapthing
presentasi gkm swapthingpresentasi gkm swapthing
presentasi gkm swapthing
 
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam PembinaanPengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
Pengenalan Ujian Bahan Binaan Dalam Pembinaan
 
teknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunanteknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunan
 
Analisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptxAnalisa Keausan Pahat.pptx
Analisa Keausan Pahat.pptx
 
Rancang pabrik produksi mesin pemarut
Rancang pabrik produksi mesin pemarutRancang pabrik produksi mesin pemarut
Rancang pabrik produksi mesin pemarut
 
Sni 0129 2004 semen portland putih
Sni 0129 2004 semen portland putihSni 0129 2004 semen portland putih
Sni 0129 2004 semen portland putih
 
Hasil jadi
Hasil jadiHasil jadi
Hasil jadi
 
Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
 
laporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grindinglaporan modul 1- kominusi - grinding
laporan modul 1- kominusi - grinding
 
ppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptxppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptx
 
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTTeknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPT
 
106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur106070953 kadar-lumpur
106070953 kadar-lumpur
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
 
Produksi kerajinan tanah liat
Produksi kerajinan tanah liatProduksi kerajinan tanah liat
Produksi kerajinan tanah liat
 

Proses penuangan & pembekuan logam

  • 1. Presentasi praktikum penuangan dan pembekuan (Dudukan Shockbreaker) Kelompok 7 : Arif Maulana Yusuf : 2613101012 Dera Lesmana : 2613101017 Eko Barka Putra : 2613101021
  • 2. Modul 1 (Pembuatan cetakan dan inti) • Tujuan praktikum : 1. Dapat membuat cetakan pasir untuk membuat produk coran dari logam 2. Dapat membuat inti untuk rongga cetakan untuk membuat produk coran berongga
  • 3. Skema proses Persiapan bahan (kayu) Pemasangan papan cetakan pada cop & drag Pengukuran terhadap bahan yang disesuaikan Penimbunan pasir pada cope & drag Pemotongan bahan dan penghalusan Assembling sampai terbentuk cop & drag. Sertna pembuatan kunci Pelepasan papan cetakan pada cop & drag
  • 4. Alat dan Bahan Alat : - Gergaji kayu - Gelas beker - Gergaji besi - Timbangan digital - Penggaris 30 cm - Timbangan manual - Meteran - Mesin mixer - Spidol - Sekop kecil - Palu karet dan palu besi - Kalkulator - 1 set alat pemadat pasir - Kikir - Penumbuk pasir - Bor listrik - Mesin grinda - Ragum - Jigsaw machine - Tang - Pengayak pasir - Safety equipment
  • 5. Alat dan bahan Bahan : - Papan kayu - Lem kayu - Paku - Kertas ampelas - Waterglass - Gas acythelene C2H2 - Pasir silika baru - Pasir silika bekas - Bentonit - Gula tetes - Air
  • 6. TABEL Jenis dan ukuran benda Coran Ukuran kehalusan butir rata – rata (GFN) Ukuran pearmibilitas % Kadar lempung Alumunium Besar 100 – 200 20 – 40 15 – 20 Menengah / Kecil < 140 10 - 25 10 - 20
  • 8. Analisa dan pembahasan • Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk coran membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutama industri-industri kecil. • Pada praktikum ini akan dipakai jenis cetakan pasir green sand atau cetakan pasir basah dengan komposisi yang terdiri dari: • Pasir silika 60 • Bentonit 8-10% • Air 3-4% • Gula tetes ½-1% • Pada praktikum modul ini, kenadla yang dialami yaitu kondisi kayu yang kurang baik, sehingga sulit dalam pemotongan dan pemakuan sehingga berpengaruh pada proses assembling bagian cope & drag karena kayu akan mudah retak dan melengkung dan mengakibatkan ketidak simetrisan
  • 9. Kesimpulan • 1. Pada saat pembuatan cop & drag pastikan harus memilih material kayu yang baik agar mengurangi kesulitan dalam pemotongan dan pemakuan • 2. Alasan penggunakan cetakan green sand mold yaitu karena harganya yang relatif murah • 3. Pasir harus padat pada cetakan agar tidak mudah rontok • 4. Pembuatan cetakan harus rapih agar hasilnya juga lebih baik.
  • 10. Modul 2 (Pengujian pasir • Tujuan Praktikum : 1. Menentukan kadar air dab kadar lempung pasir cetak 2. Untuk mengetahui dan menentukan ukuran kehalusan rata-rata dari pasir cetak 3. Untuk menyatakan angka perbandingan terhadap pasir cetak yang mempunyai distribusi ukuran sama
  • 11. Skema proses Pengujian kadar air Persiapan bahan Penimbangan pasir 50 gr Pendinginan pada temperatur kamar Pengeringan dalam oven 100-110 °c Pengukuran berat Perbandingan berat
  • 12. Gambar Proses Pemanasan pada temperatur 100 - 110°c Penimbangan
  • 13. DATA Pengujian kadar air No Pengovenan Durasi Berat (gr) Temperatur e 1. Pertama 15 Menit 90,4 150˚ C 2. Kedua 90 200˚ C
  • 14. Perhitungan • Berat awal 100 gr • Berat setelah dipanaskan 90 gr % kadar air = W1 – W2/W1 x 100 % % kadar air = 100-90/100 x 100 % = 10 %
  • 15. Skema prosesPengujian kadar lempung Persiapan bahan Pencucian dengan air + NaoH Panaskan pada temperatur 100-110°c Keringkan di temperatur kamar Penimbangan berat
  • 16. Gambar Proses Pencucian dengan larutan air dan Naoh Pemanasan Pada temperatur 100-110°c Penimbangan berat
  • 17. Perhitungan % Kadar Lempung = W1 – W2/50 x 100 % % Kadar lempung = 50 – 33,82/50x100% = 32,36 %
  • 18. Pengujian tekan Pemasukan pasir ke tabung untuk pembentukan spesimen Penekanan Hasil spesimen Pengujian tekan
  • 19. Data no Pemadatan pasir (penumbukan) Berat (gr) Uji tekan 1 3 x 140 3,55 2 5 x 155 3,45 3 7 x 160 6 4 10 x 165 6,1
  • 20. Perhitungan • Kekuatan tekan (kgf/cm2) = Beban pada patahnya spesimen (kgf)/Luas irisan spesimen (cm2)
  • 21. Pengujian geser Pemasukan pasir ke tabung untuk pembentukan spesimen Penekanan Hasil Spesimen setelah penekanan Pengujian geser
  • 22. Data No Pemadatan pasir (penumbukan) Berat (gr) Uji geser 1 3 x 140 1 2 5 x 155 0,8 3 7 x 160 1,78 4 10 x 165 2,1
  • 23. Pengujian distribusi besar butir Letakan ayakan pada mesin guncang Ayakan kasar di atas dan yang halus dibawah Masukkan pasir kering (bebas lempung) Ayak selama 15 menit dengan memutar penyetel waktu Timbang butir – butir pasir yang tinggal pada tiap ayakan kemudian kalikan dengan gaktor pengali
  • 24. Data Nomor ayakan Berat (gr) Ayakan 1 0,907 Ayakan 2 3,247 Ayakan 3 4,487 Ayakan 4 4,377 Ayakan 5 5,137 Ayakan 6 5,267 Ayakan 7 3,567 Ayakan 8 4,547 Ayakan 9 1,747 Ayakan 10 0,117
  • 26. Perhitungan No pengayak Fraksi butir Bilangan pengali (sn) Wn x sn Wn % 1,4 0,907 2,72 6 5,442 1 3,247 9,73 9 29,223 0,71 4,487 13,44 15 67,305 0,5 4,377 13,11 25 109,425 0,335 5,137 15,39 35 179,795 0,25 5,267 15,78 45 395,025 0,18 3,567 10,69 60 214,02 0,125 4,547 13,62 81 368,307 0,09 1,747 5,24 118 206,146 Bagian dasar 0,117 0,36 275 32,175 Total 33,397 100,09 669 1606,863
  • 27. Perhitungan • GFN : ∑(Wn x Sn) / ∑ Wn = 1606,863/33,97 = 47,30241
  • 28. • Grafik perbandingan GFN & pearmabilitas
  • 29. Analisa dan PEmbahasan • Pada pengujian pasir cetak ketika membuat campuran cetakan pasir basah atau green sand mold dengan komposisi yang sesuai dengan modul yang telah ada, agar kandungan yang didalamnya proposional dan dihasilkan data pengujian yang baik. Pasir tersebut harus dicampur dalam mesin mixer dengan baik sehingga didapatkan komposisi pasir yang merata. • Pengujian harus dilakukan dengan benar agar hasil yang didapat juga baik, penimbangan harus tepat agar data yang diperoleh tidak salah dan membingunkan.
  • 30. Kesimpulan • 1. Hasil pengujian kadar air yaitu 10 % • 2. Hasil pengujian kadar lempung yaitu 32,36 % • 3. Niai GFN 47,30241 • 4. Apabila butir pasir kasar maka pemeabilitas relatif baik, sedangkan butir pasir halus permeabilitas relatif rendah
  • 31. Modul 3 (Peleburan dan pembekuan logam) • Tujuan praktikum : 1. Mempelajari cara kerja tungku peleburan krusbibel untuk logam – logam non ferro 2. Mengetahui cara operasi untuk berbagai proses peleburan dan pengecoran logam- logam non ferro 3. Mengetahui besaran- besaran atau parameter proses yang terlibat dan berpengaruh terhadap produk coran yang dibuat.
  • 32. Skema proses Penyiapan alat dan bahan Gas dinyalakan dan dimasukka n ke burner Pengaliran energi panas secara konduksi Masukkan alumunium ke dalam tunggu Angkat kotoran pada loga cair Pemasukkan flux Angkat kotoran pada logam cair Data pengamatan dan kesimpulan
  • 33. Alat dan bahan • Alat : bahan : • Tungku kruisable - alumunium • Batang pengaduk • Batang penuang • Thermocople
  • 34. Data • Berat muatan yang dilebur : 30 kg • Jenis muatan yang dilebur : Scrap Al dari berbagai komponen • Temperatur melting : +/- 660⁰C, dihold pada 750⁰C • Temperatur pouring : 680oC • Waktu pouring :8,7 detik • Waktu peleburan : 11.30 – 21.00 • Penambahan flux (NaCl) : (1.5% * berat muatan) 0.40425 kg • Bahan bakar : Gas LPG
  • 36. Analisa dan Pembahasan • Tungku krusible merupakan salah satu jenis tungku dengan system pemanasan tidak langsung (indirect fuel fired furnace). Fungsi utamanya adalah untuk melebur logam alumunium dan sejenisnya. Peleburan muatan dilakukan dengan menggunakan krusibel yang dipanaskan bagian luarnya secara konduksi melalui dinding krusibel dengan sumber panas dari pembakaran minyak, gas, arang atau pemanasan dari filament listrik. Pada praktikum peleburan ini kami menggunakan jenis tungku krusibel lift-out dengan cara kerjannya krusible ditempatkan didalam tungku, setelah logam mencair maka krusibel dikeluarkan dari dalam tungku. Krusibel yang digunakan harus selalu menggunakan jenis refraktori dengan kapasitas alumunium maksimum 50 kg alumunium. Kerugian dari jenis tungku ini adalah keterbatasan dalam menghasilkan produktivitas dalam jumlah yang tinggi, memerlukan jumlah tenaga kerja yang banyak, dan buruknya kondisi kerja, tetapi keperluan biaya murah. • Pada proses pencairan alumunium dilakukan hingga temperature 680 °C yang dipanaskan 8-8,5jam dengan bahan bakar GAS LPJ dan temperatur tuang ± 720°C dengan lama penuangan selama 8,7 detik. Pembentukan oksida dan pengotor nonmetalik sering terjadi. Pengotor biasa berbetuk cair dan padat yang terbentuk selama proses pencairan sampai pencetakan. Penyebab kotoran dapat berasal dari peralatan yang kotor, runtuhan pasir dari cetakan, pelumas dan korosi.
  • 37. Kesimpulan • 1. Apabila laju pendinginan seragam pada saat penuangan logam cair, maka produk akan lebih baik hasilnya,juga dapat menghilangkan tegangan • 2. Temperatur penuangan yaitu 680°c • 3. Waktu penungan yaitu selama 8,7 detik
  • 38. Modul 4 (analisa cacat coran) • Tujuan : • 1. Dapat mengetahui dan mempelajari jenis-jenis cacat pada coran • 2. Mengetahui penyebab dari cacat coran • 3. Mengetahui langkah-langkah pencegahan terhadap terbentuknya cacat pada coran
  • 41. Cacat Coran Gambar anak panah menunjukkan cacat coran akibat pola yang tidak baik sehingga pasir cetakan menjadi rontok sehingga hasil coran tidak sempurna Cacat cetakan rontok Cacat akibat shrinkage
  • 42. Cacat coran Kegagaln coran dialami akibat waktu penuangan yang terlalu lama dan tersumbatnya saluran sprue akibat pasir
  • 43. Analisa dan Pembahasan • Aluminium murni mempunyai sifat mampu cor dan sifat mekanis yang kurang baik seperti kekuatan dan kekerasan yang rendah, oleh karena itu dipergunakan aluminium paduan untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik. Cacat pada produk cor bisa terjadi baik saat proses penuangan maupun saat pembekuan logam cair. Saat proses pencairan aluminium, pembentukan oksida dan pengotor non metalik sering terjadi yang terbentuk selama proses pencairan sampai pencetakan. Kotoran dapat berasal dari peralatan yang kotor, runtuhan pasir dari cetakan. • Penambahan fluks pada peleburan aluminium paduan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki hasil coran pada aluminium paduan, karena fluks dapat mengeluarkan gas dalam logam cair dan mengikat kotoran pada logam
  • 44. • Setelah proses penuangan selesai kemudian tunggu cetakan sampai membeku dan kita lihat apakah ada casting defect yang terbentuk, seperti cacat inklusi pasir cetak, cacat cetakan rontok, cacat kekasaran erosi, cacat penyusutan luar serta cacat missmatch. • Penyebabnya diantaranya yaitu terjebaknya gas dalam cetakan selama proses penuangan logam cair. . Sedangkan penyebab lainnya seperti cacat penyusutan yaitu karena gating system yg kurang sempurna. Sementara pada cacat missmatch karena pola yang tidak presisi, produk tidak akan mengalami cacat tersebut dan pada saat pelepasan pola dari cetakan dengan hati-hati serta pemasangan kembali ke bentuk
  • 45. Kesimpulan • 1. Penyebab cacat coran yaitu : desain pola, pencairan dan penuangan, pasir cetakan dan desain cetakan dan inti • 2. Cacat pada produk cor bisa terjadi pada saat proses penuangan maupun saat pembekuan logam cair • 3. Penambahan flux digunakan untuk mengeluarkan gas dalam logam cair dan mengikat kotoran pada logam cair
  • 46. Thank’s For Your attention !!! Have a good day !!!