SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
STUDI UNJUK KERJA CELL STATION
                             PADA JARINGAN WIRELESS LOCAL LOOP
                                          BASIR AKHMADI : 622990015


               PEMBIMBING I                                                        PEMBIMBING II
            UKE KURNIAWAN USMAN, Ir, MT                                              MAKFI, ST


                                        Jurusan Setara D-3 Teknik Elektro
                                                   STTTelkom
                                                BANDUNG 2000

                     ABSTRAKSI
                                                                 1.3      Batasan Masalah
         Peningkatan permintaan sarana telekomunikasi                     Permasalahan yang akan dibahas adalah
tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh penyelenggara               performansi/unjuk kerrja cell station, syarat yang harus
telekomunikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan           dipenuhi untuk membangun cell station, mekanisme kerja
kapasitas jaringan lokal yang ada dan terlambatnya               cell station dan gangguan. Pembahasan masalah ini
pembangunan jaringan kabel tembaga baru.                         dibatasi pada hubungan cell station ke arah terminal
         Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak            pelanggan dimana penelitian dilakukan di Kandatel
penyelenggara telekomunikasi di Divisi Regional III Jawa         Bandung, yaitu di STO A. Yani.
Barat khususnya Kandatel Bandung mengambil alternatif
solusi yaitu dengan membangun jaringan lokal akses radio         1.4      Tujuan Penulisan Proyek Akhir
dengan teknologi Digital Cordless Telephone System.                       Maksud dan tujuan dalam penulisan PA ini
         Dalam proyek akhir ini dilakukan studi unjuk            adalah untuk mempelajari unsur pembangun dalam suatu
kerja cell station pada jaringan wireless local loop (WLL)       cell station sebagai salah satu alternatif jaringan akses
dengan teknologi Digital Cordless Telephone System yang          yang melayani pelanggan sehingga dapat dievaluasi
mana pembahasannya dibatasi pada hubungan Cell Station           apakah teknologi ini sesuai kebutuhan atau tidak.
ke arah terminal pelanggan dengan mengambil lokasi
penelitian di Kandatel Bandung yaitu di STO A. Yani.             1.5       Metodologi Penyelesaian Masalah
         Dari hasil studi tersebut didapat bahwa teknologi                 Metodologi penyelesaian masalah yang dilakukan
jaringan lokal akses radio dengan teknologi Digital              pada proyek akhir ini adalah dengan cara melakukan studi
Cordless Telephone System tidak cocok untuk digunakan            literatur, mengumpulkan data, melakukan wawancara,
pada daerah yang banyak terdapat gedung-gedung                   menganalisis data sehingga dapat ditarik kesimpulan.
bertingkat dan juga tidak cocok untuk melayani pelanggan
bisnis. Teknologi ini cocok untuk melayani daerah                1.6         Sistematika Penulisan
perumahan dimana trafiknya tidak begitu tinggi.                              Penulisan dalam PA ini mengikuti pola sebagai
                                                                 berikut :
                                                                 Bab I            Pendahuluan
                       BAB I                                     Bab II           Jaringan Lokal Akses Radio
                   PENDAHULUAN                                   Bab III          Digital Cordless Telephone System (DCTS)
                                                                 Bab IV           Studi Unjuk Kerja Cell Station pada
1.1       Latar Belakang                                                          Jaringan Wireless Local Loop dan Analisis
          Dalam menyediakan sarana telekomunikasi                Bab V            Kesimpulan dan Saran
banyak kendala yang dihadapi baik dari sisi pembangunan
fisiknya maupun kecepatan merealisasikan permintaan                               BAB II
akan layanan jasa telekomunikasi. Hal tersebut                    JARINGAN LOKAL AKSES RADIO (JARLOKAR)
dikarenakan jaringan kabel yang ada sudah tidak
mencukupi sedangkan penggelaran jaringan kabel baru              2.1      Propagasi Gelombang Radio
belum terealisasi.                                                        Teknologi Jarlokar yang digunakan di Kandatel
          Untuk itu perlu adanya solusi yang dapat               Bandung adalah teknologi DCTS, yang mana
menyelesaikan masalah diatas, salah satu alternatifnya           menggunakan gelombang radio dengan pita frekuensi
adalah dengan menggelar jringan akses radio yang mana            1895 – 1918 MHz. Dalam perambatannya gelombang
telah dilaksanakan di Kandatel Bandung.                          radio tersebut mengalami :
                                                                 •     Memerlukan lintasan bebas pandang.
1.2      Perumusan Masalah                                       •     Terjadinya redaman ruang bebas
         Perumusan masalah yang akan dibahas dalam PA            •     Terjadinya     pembiasan/pembelokan     rambatan
ini adalah mengenai penerapan teknologi wireless local                 gelombang
loop(jarlokar) yang mengambil studi di STO. A. Yani,             •     Efek difraksi yang berkaitan dengan efek daerah
Kandatel Bandung.                                                      fresnel



                                                             1
•       Adanya pemantulan gelombang oleh permukaan                lintasan gelombang radio. Multipath bisa mengakibatkan
        bumi                                                      pelebaran waktu sinyal terima yang selanjutnya akan
•       Terjadinya fading                                         menyebabkan simbol yang diterima tumpang tindih
                                                                  sehingga menyebabkan intersymbol interferensi.
2.1.1    Redaman ruang bebas
         Redaman ruang bebas (FSL) dihitung dengan                2.1.6    Fading
rumus Okumura Hatta. Untuk daerah STO A. Yani                              Fading adlaah variasi sinyal terima setiap saat
termasuk daerah uraban maka perhitungannya dengan                 dari fasa, polarisasi dan atau level sinyal terima. Fading
rumus :                                                           terjadi akibat proses propagasi gelombang radio. Untuk
FSL = 69,5 + 26,16 log f – 13,82 log h1 – (1,1 log f –            mengantisipasi hal tersebut maka perrlu diberikan suatu
         0,7) x h2 – (1,56 log f – 0,8) + (44,9 – 6,55 log        cadangan daya yang disebut fading margin.
         h1) x log d                                              Metode Empiris Barnet-Vigant adalah persamaan
Dimana :                                                          perhitungan untuk menentukan besarnya fading margin
h1 : tinggi antena CS (m)                                         dengan memasukkan faktor jarak lintasan dan frekuensi
h2 : tinggi antena penerima (m)                                   kerja dalam perhitungannya. Persamaan tersebut adalah
f : frekuensi kerrja (MHz)                                        sebagai berrikut :
d : jarak (km)                                                    FM = 30 log d + 10 log (6ABf)-10 log (1-R) - 70

2.1.2   Faktor K                                                  2.1.7   Interferensi
        Perambatan gelombang radio pada ruang vakum                       Dilihat dari sumbernya, interferensi dibedakan
akan merambat lurus, namun bila perambatan gelombang              menjadi dua :
radio pada ruang yang tidak vakum akan mengalami                  •    Interferensi Adjacent Channel, terjadi karena adanya
pembiasan yang terjadi karena indek bias medium yang                   dua buah frekuensi carrier yang berdekatan yang
berbeda. Parameter yang dapat digunakan untuk                          bekerja pada suatu daerah. Interferensi ini dapat
mengetahui geometri lintasan gelombang radio tersebut                  menyebabkan kesalahan detteksi sinyal pada
adalah faktor K. Untuk analisis dan perencanaan sistem                 penerima, sehingga informasi yang didapat cacat.
komunuiksi radio bebas pandang di Indonesia harga faktor          •    Interferensi Co-Channel, disebabkan penggunaan
K yang digunakan adalah 4/3.                                           frekuensi yang sama pada daerah yang berdekatan.

2.1.3    Zona Fresnel                                             2.1.7.   Power Link Budget
         Zona fresnel adalah tempat kedudukan titik-titik                  Salah satu alat untuk menganalisis hubungan
sinyal tak langsung dalam lintasan gelombang radio                komuniksi radio adalah perhitungan anggaran daya (power
dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak                budget). Telah diuraikan diatas bahwa untuk perhitungan
langsung yang mempunyai beda panjang lintasan dengan              redaman ruang bebas (FSL) dengan menggunakan metode
sinyal langsung sebesar ½     atau n ½ . Zona Fresnel I           empiris Okumura Hatta. Untuk perhitungan Receive
adalah jika beda panjang lintasan langsung dan lintasan           Sinyal Level (RSL) menggunakan persamaan sbb :
tak langsung adalah ½ . Rumus pendekatannya adalah :              RSL = Po + Lt + G1 + FSL + Lg + G2 + Lr
                                                                  Dimana :
                     n.d1 .d 2
Rn = 17,3                                                         Po
                                                                  Lt
                                                                           = Daya pancar pengirim
                                                                           = redaman saluran transmisi pengirim
                  f (GHz ) .D( km )                               G1       = penguatan antena pengirim
Untuk analisis pada bumi bulat, ditambahkan fak koreksi           FSL      = Redaman ruang bebas
yang besarnya :                                                   Lg       = gaseous absorption loss
                                                                  G2       = penguatan antena penerima
                     0.079.d1 .d 2
hcorrected (m) =                                                  Lr       = redaman saluran transmisi penerrima
                          k                                       2.2     Metode akses jamak
Jadi lintasan bebas pandang antara pemancar dan                           Metode akses adalah kemampuan dari sejumlah
penerima harus tidak ada penghalang sampai jarak 0,6 Rn1          stasiun pengguna untuk menggunakan satu kanal
+ hcorected yang biasa disebut clearance.                         komunikasi secara berrsamaan.
                                                                  TDD adalah metode dupleks yang menggunakan satu
2.1.4     Rugi Difraksi                                           frekuensi pembawa untuk kanal kirim dan kanal terima.
          Bila pada daerah bebas halangan (clearance)             2.3     Dasar Trafik
terdapat halangan (obstacle) maka akan terjadi redman                     Nilai trafik dari suatu berkas saluran adalah
difraksi. Nilai redaman difraksi dapat dicari dengan grafik       banyaknya waktu pendudukan yang diolah oleh berkas
redaman difraksi dimana besarnya ditentukan oleh                  saluran tersebut dalam interval waktu tertentu dan
clearance relatif terhadap zona fresnel 1, yaitu ∆h . Nilai       memiliki besaran erlang.
redaman difraksi ditentukan oleh faktor sebagai berikut :
                                                                                      BAB III
∆h hd − ho
   =                                                                    DIGITAL CORDLESS TELEPHONE SYSTEM
                                                                                      (DCTS)
F1    F1
                                                                  3.1    Arsitektur
2.1.5  Pemantulan gelombang dan multipath                                DCTS terdiri dari tiga bagian yaitu subsistem
       Multipath bisa terjadi karena pantulan oleh                pengawan dengan menggunakan Video Display Unit
perrmukaan bumi atau bangunan yang berada pada                    (VDU), Digital Radio Multiple Access Subsciber System



                                                              2
(DRMASS) sebagai approach link dan sel yang                              Kabel feeder yang digunakan pada CS adalah
melaksanakan hubungan ke pelanggan yang menggantikan             koaksial dengan tipe SN 8D HFBE dengan redaman tiap
fungsi kabel tembaga.                                            meter adalah 0,190 dB dengan panjang 2 meter sedangkan
                                                                 feeder pada terminal pelanggan panjang feederr adalah 10
3.2      Cell Station pada DCTS                                  meter.
         Lokasi CS biasanya terletak ditengah-tengah sel
DCTS. Suatu CS terdiri dari transmitter dan receiver             3.4     Spesifikasi teknis DCTS
dengan menggunakan akses jamak TDMA yang
menghubungkan CS ke BS atau repeater pada satu arah,
dan arah lainnya menghubungkan CS dengan terminal                 N
                                                                                Uraian                 Keterangan
pelanggan.                                                        o
         Untuk satu CS, banyaknya pelanggan yang dapat                   Daerah Pelayanan
dilayani maksimum 64 pelanggan dengan trafik 0,09                                                  3 km
                                                                        Daerah cakupan
Erlang dan GOS 1%. Pada hubungan ke arah pelanggan                1     Jumlah pelanggan           64 SST
CS mempunyai 12 time slot yang terdiri 11 timee slot                                               384 kbps (12 kanal / 3
untuk komunikasi dan 1 time slot untuk kontrol. DCTS                    Kapasitas transmisi
                                                                                                   RF)
mempunyai 77 kanal yang tersebar pada pita frekwensi                    Parameter Trafik
1895 – 1918 GHz dengan interval antar kanal adalah 300                                             0,09 Erlang
                                                                        Trafik per pelanggan
kHz.                                                              2
                                                                        GOS                        1%
         CS terdiri dari dua blok fungsi yaitu Line Access
                                                                        Teknik Multiple Akses      TDMA
Unit (LAU) dan Media Access Unit (MAU).
                                                                        Parameter         Radio
         Fungsi LAU adalah untuk mengadakan hubungan
                                                                        Frekuensi
dengan BS atau repeater pada approach link.                                                        1,895 – 1,918 GHz
                                                                        Band Frequensi
o     Pada arah sinyal turun (downward signal flow),              3
      LAU berfungsi mengkonversi sinyal dari BS atau                    Jumlah kanal RF            77 kanal
      repeater ke frekuensi IF kemudian meregenerasi                    Jarak antar kanal          300 kHz
      sinyal baseband dengan demodulator QPSK.                          Metode Dupleks             TDD
      Selanjutnya dilakukan sinkronisasi frame, lalu                    Perangkat Radio
      diperoleh time slot yang diperlukan untuk                         Daya Pancar CS arah
      mendapatkan sinyal komunikasi 64 kbps.                            BS                         + 20 dBm
o     Pada arah sinyal naik (upward signal flow), sinyal                Daya Pancar arah           + 22 dBm
      komunikasi dari MAU ditempatkan pada time slot                    terminal pelanggan
      yang telah ditentukan pada format frame radio, lalu               Daya pancar terminal
                                                                                                   + 19 dBm
      dikirim ke modul TRx melalui modul TDMA.                          pelanggan
      Kemudian sinyal data dimodulasi secara QPSK                                                  10 dB (typical)
                                                                        Noise Figure
      menjadi sinyal RF yang selanjutnya dikuatkan                                                 12 dB (guaranteed)
      sampai level yang dibutuhkan untuk dipancarkan ke                 Metode modulasi            QPSK
      BS atau repeater.                                           4
            Media Access Unit (MAU)                                     Daya terima minimum
o     Pada arah sinyal turun (downward signal flow),                    pada BER = 10-3
      berfungsi mengubah sinyal 64 kbps dari LAU ke                     Downward                   - 87 dBm (typical)
      dalam format 32 kbps menggunakan ADPCM dan                                                   - 85 dBm (guaranteed)
      menggabungkan sinyal ini kedalam time slot yang                   Upward                     - 92 dBm (typical)
      kosong menggunakan TDSW. Sinyal ini kemudian                                                 - 90 dBm (guaranteed)
      dikirm ke TRx oleh CPU. Sinyal data ini dimodulasi                                           - 30 s/d + 55 oC
      secara QPSK menjadi sinyal RF yang telah                          Temperatur                 (workable)
      ditentukan selanjutnya dikuatkan sampai level yang                sekitar/kerja              -10 s/d +50 oC
      dibutuhkan dan dipancarkan ke terminal pelanggan.                                            (guaranteed)
o     Pada arah naik (upward signal flow), sinyal RF dari               Tipe Antena / Gain
      terminal pelanggan dikonversi ke sinyal IF di TRx.                Antena
      Sinyal baseband diperoleh dengan menggunakan                      Flat array antena          16 dBi (typical)
      demodulator QPSK.                                                 Omni         directional   7 dBi atau 10 dBi
         DCTS mempunyai 3 TRx dan menggunakan                           antena (untuk CS)          (typical)
akses jamak TDMA. Masing-masing TRx mempunyai 8                         Antena           dengan    15 dBi (typical)
                                                                  5
time slot, 4 untuk kirim dan 4 untuk terima dengan                      pengarah 120o (untuk
menggunakan metode duplek TDD yaitu dikirim dan                         CS)
diterima dengan melakukan pembagian waktu pada                          Panel antena (untuk        7 dBi atau 10 dBi
frekwensi yang sama. Dengan demikian maka CS dengan                     FT)                        (typical)
3 Trx mempunyai 12 kanal.                                               5     elements     Yagi    11 dBi (typical)
                                                                        antena(untuk FT)
3.3     Antena dan kabel feeder.
         Antena yang digunakan pada DCTS adalah
Omnidirectional dengan gain 10 dBi Sedangkan pada
terminal pelanggan menggunakan antena panel dengan
gain 10 dBi.




                                                             3
BAB IV                                       Tipe Antena : Antena panel
     STUDI UNJUK KERRJA CELL STATION DAN                         Gain antenna : 10 dB
                   ANALISIS                                      Panjang saluran transmisi      : 10 m Rugi saluran
                                                                 transmisi (SN 5D HFBE)         : 0,3 dB/m

        Data jarlokar di STO A. Yani                             4.3   Analisis Perhitungan daya
        Kondisi topografi di STO A. Yani termasuk                      Berdasarkan      spesifikasiteknisnya   diadakan
        dalam kategori datar. Klasifikasi untuk daerah ini       perhitungan daya dengan mengasumsikan tinggi antenna 4
        adalah urban.                                            meter dan frekwensi kerja diambil yang tertinggi yaitu
        Jumlah pelanggan telepon        : 36.858 SST             1.917,950 Mhz. Hasil perhitungannya adalah sebagai
        Trafik Total                    :     1.889,70966        berikut :
        Erlang
        Intensitas trafik per SST       : 51,27 mErlang            Tabel 4.2 Hasil Perhitungan RSL untuk CS no. AB 75
                                                                     Jarak
        Jumlah Base Station            : 8 buah                       Cell                    Rugi
                                                                                                           Receive
        Jumlah Cell Station            : 77 buah                    Station   Fading        propagasi
        Jumlah pelanggan jarlokar      : 2.178 SST                                                       Signal Level
                                                                       ke     Margin       (Okumura
                                                                                                            (RSL)
                                                                   Termi       (dB)           Hatta)
                                                                                                            (dBm)
4.1    Konfigurasi penempatan CS                                      nal                     (dB)
       Konfigurasi penempatan CS adalah tersebar pada                (km)
daerah yang dilayani. Antena yang digunakan adalah                    0,1            0           86,692        - 57,47
antenna omnidirectional. Kelebihan konfigurasi ini adalah             0,2            0            97,89        - 68,67
daerah cakupan pelayanan dapat diperluas dengan                       0,3            0           104,44        - 75,54
menempatkan CS pada lokasi yang lebih jauh dari STO.                  0,4            0           109,09        - 80,19
Sedangkan kekurangannya adalah perlunya penanaman                     0,5            0           112,69        - 83,79
tiang di luar STO untuk tiap CS, dan diperlukan catu daya             0,6      0,9444            115,64        - 86,74
listrik untuk tiap CS.
                                                                      0,7      2,9528            118,13        - 89,73
                                                                      0,8      4,9525            120,28        - 91,38
4.2   Parameter Cell
                                                                      0,9      6,2270            122,19        - 93,29
      Adapun CS yang menjadi obyek pengamatan pada
Proyek Akhir ini adalah CS No. Ab 75 yang terletak di Jl.             1,0      7,5999            123,89        - 94,99
Babakan Sari, yang termasuk dalam layanan BS No. 8. CS                1,1      8,8417          124,699         - 96,53
tersebut mempunyai kapasitas maksimum 64 SST, terisi                  1,2      9,9753          126,104         - 97,93
51 SST dan sisa 13 SST.                                               1,3     11,0182          127,397         - 99,23
                                                                      1,4     11,9837          128,595       - 100,42
           Tabel 4.1 Unjuk kerja cell station No. AB 75
 No              Deskripsi                 Keterangan            Dari tabel perhitungan diatas dapat diketahui bahwa
 1      Kapasitas                      64 SST                    cakupan (Coverage) dari CS no. AB 75 adalah 500 meter
 2      Terisi                         30 SST                    karena daya terima terminal pelanggan minimal –87 dBm.
 3      Sisa                           34 SST
 4      Daya Pancar ke arah 22 dBm                               4.4  Analisis GOS
        pelanggan                                                     Subsistem approach link DRMASS menghubungkan
                                                                 satu BS dengan beberapa CS atau Repeater, dapat
 5      Daya pancar ke arah BS         20 dBm
                                                                 menggunakan kabel tembaga, serat optik atau gelombang
 6      Daya terima dari arah -90 dBm
                                                                 radio. Approach link DRMASS mempunyai spesifikasi
        pelanggan
                                                                 jumlah pelanggan maksimum sebanyak 1024 pelanggan,
 7      Daya terima dari arah BS        -85 dBm                  yang dilayani dengan 60 kanal suara. Jarak maksimum
 8      Ketinggian antena              15 m                      satu hop adalah 45 km (jarak antara BS-Repeater atau BS
 9      Tipe      antena       yang Omnidirectional              – CS).
        dipergunakan                                                  Subsistem DCTS Cell, sejumlah maksimum 64
 10     Gain antena                    10 dBi                    pelanggan dapat dilayani melalui konsentrator yang
 11     Daerah cakupan maksimum 3 km                             menggunakan 12 time slot. Hal ini dilakukan dengan
 12     Power supply                   10,8 – 13,2 VDC           alasan untuk penghematan dan efisiensi spektrum
 13     Panjang saluran transmisi 2 m                            frekuensi yang digunakan.
        CS                                                       Besarnya probabilitas bloking untuk DRMASS dan
 14     Rugi saluran transmisi CS      0,19 dB/m                 DCTS Cell ditetapkan masing-masing 1 %, sehingga
 15     Rugi rangkaian pencabang       5 dB                      dengan menggunakan tabel erlang, maka trafik
 16     Rugi kabel jumper              0,6 dB                    maksimum yang dapat dilayani approach link dan DCTS
 17     Rugi RF Hybrid                 3,5 dB                    CS masing-masing adalah 46,950 Erlang dan 5,160
 18     Frekuensi Radio CS - BS        2,4 GHz                   erlang. Artinya trafik rata-rata untuk setiap saluran
 19     Frekwensi Radio CS - 1,9 GHz                             pelanggan yang dilayani maksimum sebesar :
        Pelanggan                                                     Untuk approach link DRMASS : 46,950/1024 = 45,8
 20     Jarak CS AB 75 ke BS 8         1,97 km                   mErlang
                                                                      Untuk DCTS CS : 5,160/64 = 80,625 mErlang.
     Sedangkan kondisi terminal pelanggan adalah
sebagai berikut :



                                                             4
Dari data trafik yang diperoleh di STO A. Yani besar                                  BAB V
trafik rata-rata adalah per pelanggan adalah 51,27                             KESIMPULAN DAN SARAN
mErlang (data bulan Agustus 2000)
      Dengan memperhatikan data trafik per pelanggan di            5.1 Kesimpulan
STO A. Yani tersebut, maka sistem jarlokar DCTS ini                1. Untuk memnuhi kebutuhan sarana telekomunikasi di
tidak dapat memenuhi nilai trafik rata-rata untuk                      Kandatel Bandung yang mana kapasitas jaringan
pelanggan di STO A. Yani yaitu 51,27 mErlang (Agustus                  kabel tembaga sudah tidak mencukupi dan
2000) karena approach link DRMASS hanya mampu                          penggelaran jaringan kabel baru memerlukan waktu
melayani trafik rata-rata per pelanggan sebesar 45,8                   yang relatif lama, maka digunakan jaringan lokal
mErlang. Agar sistem jarlokar DCTS dapat menyediakan                   akses radio sebagai alternatif solusi dan di Kandatel
trafik rata-rata per pelanggan sesuai denga trafik rata-rata           Bandung menggunakan teknologi DCTS.
per pelanggan STO A. Yani, maka langkah yang dapat                 2. Jarlokar mempunyai kelebihan antara lain adalah
dilakukan adalah mengurangi jumlah pelanggan yang                      periode penggelran lebih cepat disbanding kabel
dilayani oleh sistem jarlokar ini. Artinya untuk sejumlah              tembaga, fleksibel dalam menyediakan sambungan
trafik 46,950 Erlang yang mampu dilayani DRMASS                        dengan kapasitas kanal sesuai kebutuhan dan cara
agar trafik per pelanggan mencapai harga rata-rata trafik              perawatan lebih mudah kaena terpusat.
per pelanggan sebesar 51,27 mErlang (Agustus 2000)                 3. Keterbatasan jarlokar antara lain keterbatsan
maka jumlah pelanggan maksimum yang dilayani adalah                    spectrum frekuensi, adanya pengaruh propagasi
:                                                                      terhadap unjuk kerja system, adanya kemungkinan
                                                                       interferensi dan kemungkinan terjadinya bloking.
   46,950 Erlang
                    = 915,74 sst                                   4. Jarlokar tidak cocok untuk daerah urban dimana
 51,27mErlang / sst                                                    terdapat bangunan tinggi, juga tidak cocok untuk
                                                                       pelanggan yang memerlukan kecepatan hubungan
      Dari pehitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa                dan daerah dengan trafik tinggi.
untuk dapat menyediakan trafik rata-rata per pelanggan             5. Penggunaan jarlokar mengakibatkan adanya delay
sebesar 51,27 mErlang maka jumlah maksimum                             dari saat pelanggan mengangkat handset sampai
pelanggan yang dilayani adalah 915 sst.                                memperoleh ringing tone atau busy tone.
      Dari hal diatas, maka dapat dilihat bahwa jarlokar           6. Gangguan pada DCTS antara lain gangguan pada
tidak menguntungkan bila digunakan pada daerah dengan                  perangkat terminal, gangguan pada CS, gangguan
trafik tinggi, karena jarlokar DCTS memiliki kemampuan                 pada lintasan gelombang radio, terputusnya catuan
trafik yang terbatas seperti telah diuraikan diatas. Oleh              listrik dalam waktu yang lama dan kesalahan
karena itu teknologi jarlokar sebaiknya dipakai untuk                  pemakaian telepon oleh pelanggan.
melayani pelanggan perumahan dan tidak cocok untuk
melayani pelanggan bisnis.                                         5.2 Saran
                                                                   1.    Teknologi jarlokar sebaiknya tidak diterapkan
4.5   Analisis pembangunan hubungan                                      pada daerah urban, pada daerah dengan trafik
      Pembangunan hubungan pada pelanggan DCTS                           tinggi. DCTS lebih cocok diterapkan pada
berbeda dengan pembangunan hubungan pada pelanggan                       daerrah perrumahan.
yang menggunakan jaringan kabel. Perbedaan tersebut                2.    Perbaikan terhadap system jarlokar sebaiknya
karena pelanggan jaringan kabel tembaga mempunyai                        segera dilakukan, agar unjuk kerja system dapat
saluran ke sentral secara permanen sedangkan pada DCTS                   ditingkatkan.
pelanggan tidak mempunyai kanal permanen, tapi                     3.    Pemberian informasi kepada pelanggan jarlokar
menggunakan konsentrator sehingga kanal yang ada dapat                   mengenai tata cara penggunaan telepon yang baik
digunakan oleh pelanggan bila ada kanal yang bebas.                      dan benar.
      Proses pembangunan hubungan pada pelanggan                   4.    Penggunaan jarlokar sebaiknya digunakan
jarlokar lebih lama dibandingkan pelanggan jaringan kabel                sebagai solusi sementara sampai ada penggelaran
tembaga, hal ini karena adanya delay yang menyangkut                     jringan kabel tembaga ataupun jaringan kabel
konversi frame format dan adanya penyimpanan nomor                       optik.
pada perangkat 2WFT. Delay tersebut akan sangat terasa
pada pelanggan yang memerlukan kecepatan hubungan.                 DAFTAR PUSTAKA
4.6   Analisis Gangguan                                            [1]   Freeman, Roger L, “Radio System Design for
      Jumlah gangguan WLL pada bulan Agustus 2000                        Telecommunication (1-100 GHz)”, John Wiley &
sebanyak 254 gangguan sedangkan jumlah pelanggan                         Sons, 1987
jarlokar adalah 2.718 SST. Dengan demikian prosentase              [2]   Feher, Kamilo, “Digital Communication :
gangguan terhadap jumlah pelanggan adalah 9,345%.                        Microwave Application”, Prentice Hall, 1981
      Jenis-jenis gangguan yang terjadi antara lain :              [3]   Dintek, Kandatel Bandung, “Sistem Komunikasi
•     Gangguan pada perangkat 2WFT                                       Wireless Local Loop (WLL) Standard Operration
•     Gangguan pada CS                                                   Procedure & Standar Maintenance Procedure”
•     Gangguan pada lintasan gelombang radio                       [4]   NEC Corp, “Digital Cordless Telepjone System
•     Terputusnya catuan listrik PLN untuk waktu yang                    (DCTS), Instruction Manual Vol. 1”, NEC Corp
      lama                                                               1996
•     Kesalahan pemakaian pesawat telepon oleh                     [5]   NEC Corp., “DCTS 32 Technical Design
      pelanggan                                                          Reference” NEC Crop. 1997
                                                                   [6]   NEC Corp., “Technical Design Book for DRMASS
                                                                         Mark 3”, NEC Crop 1996



                                                               5
[7]   NEC Corp., “Operasi Sistem dan Pemeliharaan
      untuk Wireless Local Loop System” Training Lokal
      Tipe C, Bandung 1996
[8]   Astuti, Rina Puji, MT, “Diktat Kuliah Jaringan
      Lokal Akses Radio” Jurusan OSP, Bandung 2000
[9]   Marhadi, Gunawan, MT, “Catatan Kuliah
      Perencanaan Jaringan Akses” Jurusan OSP,
      Bandung 2000




                                                         6

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakampas03
 
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)Abdurrochman Soewarno
 
WIDE AREA NETWORK
WIDE AREA NETWORKWIDE AREA NETWORK
WIDE AREA NETWORKNur Ana
 
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkJaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkampas03
 
Telekomunikasi bergerak (mobile)
Telekomunikasi bergerak (mobile)Telekomunikasi bergerak (mobile)
Telekomunikasi bergerak (mobile)Muchlis Soleiman
 
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...Nia Kurniawati
 
Bahan kuliah sis komber
Bahan kuliah sis komberBahan kuliah sis komber
Bahan kuliah sis komberEko Utomo
 
9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerakYudi Hartawan
 
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabel
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi NirkabelSIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabel
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabelfeni oktavia
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessAditya Permana
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-airLina Ernita
 
11 komunikasi-broadband
11 komunikasi-broadband11 komunikasi-broadband
11 komunikasi-broadbandChoiruddin Doy
 
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...hani melinda
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accesstriyonomogol
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanampas03
 
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...Universitas Mercu Buana
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accesstriyonomogol
 

Was ist angesagt? (20)

Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
 
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
Pengenalan BTS (Base Tranceiver Station)
 
WIDE AREA NETWORK
WIDE AREA NETWORKWIDE AREA NETWORK
WIDE AREA NETWORK
 
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkkJaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
Jaringan dan teknologi fiber opti kkkkkkk
 
Telekomunikasi bergerak (mobile)
Telekomunikasi bergerak (mobile)Telekomunikasi bergerak (mobile)
Telekomunikasi bergerak (mobile)
 
Bisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesiaBisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesia
 
Wireless LAN
Wireless LANWireless LAN
Wireless LAN
 
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...
Sim, nia kurniawati, hapzi ali, telekominikasi, internet dan teknologi nirkab...
 
Bahan kuliah sis komber
Bahan kuliah sis komberBahan kuliah sis komber
Bahan kuliah sis komber
 
9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak9 sistem-komunikasi-bergerak
9 sistem-komunikasi-bergerak
 
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabel
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi NirkabelSIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabel
SIM Feni Oktavia, Hapzi Ali, Telekomunikasi Internet dan Teknologi Nirkabel
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless access
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
 
11 komunikasi-broadband
11 komunikasi-broadband11 komunikasi-broadband
11 komunikasi-broadband
 
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...
Sim, hani melinda, hapzi ali,provider penyediaan sistem & pengertian impl...
 
Teknologi 5G
Teknologi 5GTeknologi 5G
Teknologi 5G
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless access
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, telekomunikasi,...
 
Teknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless accessTeknologi broadband wireless access
Teknologi broadband wireless access
 

Andere mochten auch

Wireless local loop 26 june
Wireless local loop 26 juneWireless local loop 26 june
Wireless local loop 26 juneAhmed Albidhany
 
Wireless local loop
Wireless local loopWireless local loop
Wireless local loopakki_hearts
 
Wireless in local loop
Wireless in local loopWireless in local loop
Wireless in local loopMustahid Ali
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationSakshi Vashist
 
Wireless local loop
Wireless local loopWireless local loop
Wireless local loopSANJUU7
 
Local multipoint distribution service(lmds)
Local multipoint distribution service(lmds)Local multipoint distribution service(lmds)
Local multipoint distribution service(lmds)Vivek Kumar
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorAshvani Shukla
 
What is variable frequency drive & how it works
What is variable frequency drive & how it works What is variable frequency drive & how it works
What is variable frequency drive & how it works Engineering Garage V=ir
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsNaila Syed
 
Cation exchange and it’s role on soil behaviour
Cation exchange and it’s role on soil behaviourCation exchange and it’s role on soil behaviour
Cation exchange and it’s role on soil behaviourShahram Maghami
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drivesNaveen Sihag
 

Andere mochten auch (15)

Wireless Local Loop
Wireless Local LoopWireless Local Loop
Wireless Local Loop
 
Wireless local loop 26 june
Wireless local loop 26 juneWireless local loop 26 june
Wireless local loop 26 june
 
Wireless local loop
Wireless local loopWireless local loop
Wireless local loop
 
Mobile Internet Standards
Mobile Internet StandardsMobile Internet Standards
Mobile Internet Standards
 
Wireless in local loop
Wireless in local loopWireless in local loop
Wireless in local loop
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installation
 
Wireless local loop
Wireless local loopWireless local loop
Wireless local loop
 
Local multipoint distribution service(lmds)
Local multipoint distribution service(lmds)Local multipoint distribution service(lmds)
Local multipoint distribution service(lmds)
 
Wireless Local Loop
Wireless Local LoopWireless Local Loop
Wireless Local Loop
 
Wireless local loop
Wireless local loopWireless local loop
Wireless local loop
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motor
 
What is variable frequency drive & how it works
What is variable frequency drive & how it works What is variable frequency drive & how it works
What is variable frequency drive & how it works
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applications
 
Cation exchange and it’s role on soil behaviour
Cation exchange and it’s role on soil behaviourCation exchange and it’s role on soil behaviour
Cation exchange and it’s role on soil behaviour
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drives
 

Ähnlich wie Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop

ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSIRahmad Dedy
 
Wireless Technology and Its Characteristics
Wireless Technology and Its CharacteristicsWireless Technology and Its Characteristics
Wireless Technology and Its CharacteristicsS N M P Simamora
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroFairuz Zabadi
 
Media transmisi wireless
Media transmisi wirelessMedia transmisi wireless
Media transmisi wirelessAnshari Nasrun
 
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel Materi Kuliah Online
 
Tugas Jaringan Wireless Kelompok V
Tugas Jaringan Wireless Kelompok VTugas Jaringan Wireless Kelompok V
Tugas Jaringan Wireless Kelompok VCoepielz Koto
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiSigit Muhammad
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanBudi Wicaksono
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanBudi Wicaksono
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiVicka Triarti
 
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antena
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antenaTeori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antena
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antenajayamartha
 
Poster SKGM
Poster SKGMPoster SKGM
Poster SKGMsepupuku
 
Analisis perbandingan interferensi_link
Analisis perbandingan interferensi_linkAnalisis perbandingan interferensi_link
Analisis perbandingan interferensi_linkFAJAR BAHRI
 

Ähnlich wie Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop (20)

ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
ELEMEN KOMUNIKASI RADIO DAN SPEKTRUM FREKUENSI
 
Wireless Technology and Its Characteristics
Wireless Technology and Its CharacteristicsWireless Technology and Its Characteristics
Wireless Technology and Its Characteristics
 
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektroBab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
 
Exercise Course
Exercise CourseExercise Course
Exercise Course
 
Media transmisi wireless
Media transmisi wirelessMedia transmisi wireless
Media transmisi wireless
 
Das jartel
Das jartelDas jartel
Das jartel
 
1152
11521152
1152
 
Wireless AP Metrics
Wireless AP MetricsWireless AP Metrics
Wireless AP Metrics
 
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel
Pengaruh Propagasi Terhadap Komunikasi Data Pada Jaringan Nirkabel
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Tugas Jaringan Wireless Kelompok V
Tugas Jaringan Wireless Kelompok VTugas Jaringan Wireless Kelompok V
Tugas Jaringan Wireless Kelompok V
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
 
Trobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lanTrobleshooting instalasi wireless lan
Trobleshooting instalasi wireless lan
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisi
 
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antena
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antenaTeori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antena
Teori Medan Elektromagnet (13 - 16) c_radiasi_dipol_antena
 
Poster SKGM
Poster SKGMPoster SKGM
Poster SKGM
 
Analisis perbandingan interferensi_link
Analisis perbandingan interferensi_linkAnalisis perbandingan interferensi_link
Analisis perbandingan interferensi_link
 

Mehr von Materi Kuliah Online

Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 

Mehr von Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Remote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motorRemote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motor
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 

Kürzlich hochgeladen

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Cell Station Pada Jaringan Wireless Local Loop

  • 1. STUDI UNJUK KERJA CELL STATION PADA JARINGAN WIRELESS LOCAL LOOP BASIR AKHMADI : 622990015 PEMBIMBING I PEMBIMBING II UKE KURNIAWAN USMAN, Ir, MT MAKFI, ST Jurusan Setara D-3 Teknik Elektro STTTelkom BANDUNG 2000 ABSTRAKSI 1.3 Batasan Masalah Peningkatan permintaan sarana telekomunikasi Permasalahan yang akan dibahas adalah tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh penyelenggara performansi/unjuk kerrja cell station, syarat yang harus telekomunikasi. Hal ini disebabkan karena keterbatasan dipenuhi untuk membangun cell station, mekanisme kerja kapasitas jaringan lokal yang ada dan terlambatnya cell station dan gangguan. Pembahasan masalah ini pembangunan jaringan kabel tembaga baru. dibatasi pada hubungan cell station ke arah terminal Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihak pelanggan dimana penelitian dilakukan di Kandatel penyelenggara telekomunikasi di Divisi Regional III Jawa Bandung, yaitu di STO A. Yani. Barat khususnya Kandatel Bandung mengambil alternatif solusi yaitu dengan membangun jaringan lokal akses radio 1.4 Tujuan Penulisan Proyek Akhir dengan teknologi Digital Cordless Telephone System. Maksud dan tujuan dalam penulisan PA ini Dalam proyek akhir ini dilakukan studi unjuk adalah untuk mempelajari unsur pembangun dalam suatu kerja cell station pada jaringan wireless local loop (WLL) cell station sebagai salah satu alternatif jaringan akses dengan teknologi Digital Cordless Telephone System yang yang melayani pelanggan sehingga dapat dievaluasi mana pembahasannya dibatasi pada hubungan Cell Station apakah teknologi ini sesuai kebutuhan atau tidak. ke arah terminal pelanggan dengan mengambil lokasi penelitian di Kandatel Bandung yaitu di STO A. Yani. 1.5 Metodologi Penyelesaian Masalah Dari hasil studi tersebut didapat bahwa teknologi Metodologi penyelesaian masalah yang dilakukan jaringan lokal akses radio dengan teknologi Digital pada proyek akhir ini adalah dengan cara melakukan studi Cordless Telephone System tidak cocok untuk digunakan literatur, mengumpulkan data, melakukan wawancara, pada daerah yang banyak terdapat gedung-gedung menganalisis data sehingga dapat ditarik kesimpulan. bertingkat dan juga tidak cocok untuk melayani pelanggan bisnis. Teknologi ini cocok untuk melayani daerah 1.6 Sistematika Penulisan perumahan dimana trafiknya tidak begitu tinggi. Penulisan dalam PA ini mengikuti pola sebagai berikut : Bab I Pendahuluan BAB I Bab II Jaringan Lokal Akses Radio PENDAHULUAN Bab III Digital Cordless Telephone System (DCTS) Bab IV Studi Unjuk Kerja Cell Station pada 1.1 Latar Belakang Jaringan Wireless Local Loop dan Analisis Dalam menyediakan sarana telekomunikasi Bab V Kesimpulan dan Saran banyak kendala yang dihadapi baik dari sisi pembangunan fisiknya maupun kecepatan merealisasikan permintaan BAB II akan layanan jasa telekomunikasi. Hal tersebut JARINGAN LOKAL AKSES RADIO (JARLOKAR) dikarenakan jaringan kabel yang ada sudah tidak mencukupi sedangkan penggelaran jaringan kabel baru 2.1 Propagasi Gelombang Radio belum terealisasi. Teknologi Jarlokar yang digunakan di Kandatel Untuk itu perlu adanya solusi yang dapat Bandung adalah teknologi DCTS, yang mana menyelesaikan masalah diatas, salah satu alternatifnya menggunakan gelombang radio dengan pita frekuensi adalah dengan menggelar jringan akses radio yang mana 1895 – 1918 MHz. Dalam perambatannya gelombang telah dilaksanakan di Kandatel Bandung. radio tersebut mengalami : • Memerlukan lintasan bebas pandang. 1.2 Perumusan Masalah • Terjadinya redaman ruang bebas Perumusan masalah yang akan dibahas dalam PA • Terjadinya pembiasan/pembelokan rambatan ini adalah mengenai penerapan teknologi wireless local gelombang loop(jarlokar) yang mengambil studi di STO. A. Yani, • Efek difraksi yang berkaitan dengan efek daerah Kandatel Bandung. fresnel 1
  • 2. Adanya pemantulan gelombang oleh permukaan lintasan gelombang radio. Multipath bisa mengakibatkan bumi pelebaran waktu sinyal terima yang selanjutnya akan • Terjadinya fading menyebabkan simbol yang diterima tumpang tindih sehingga menyebabkan intersymbol interferensi. 2.1.1 Redaman ruang bebas Redaman ruang bebas (FSL) dihitung dengan 2.1.6 Fading rumus Okumura Hatta. Untuk daerah STO A. Yani Fading adlaah variasi sinyal terima setiap saat termasuk daerah uraban maka perhitungannya dengan dari fasa, polarisasi dan atau level sinyal terima. Fading rumus : terjadi akibat proses propagasi gelombang radio. Untuk FSL = 69,5 + 26,16 log f – 13,82 log h1 – (1,1 log f – mengantisipasi hal tersebut maka perrlu diberikan suatu 0,7) x h2 – (1,56 log f – 0,8) + (44,9 – 6,55 log cadangan daya yang disebut fading margin. h1) x log d Metode Empiris Barnet-Vigant adalah persamaan Dimana : perhitungan untuk menentukan besarnya fading margin h1 : tinggi antena CS (m) dengan memasukkan faktor jarak lintasan dan frekuensi h2 : tinggi antena penerima (m) kerja dalam perhitungannya. Persamaan tersebut adalah f : frekuensi kerrja (MHz) sebagai berrikut : d : jarak (km) FM = 30 log d + 10 log (6ABf)-10 log (1-R) - 70 2.1.2 Faktor K 2.1.7 Interferensi Perambatan gelombang radio pada ruang vakum Dilihat dari sumbernya, interferensi dibedakan akan merambat lurus, namun bila perambatan gelombang menjadi dua : radio pada ruang yang tidak vakum akan mengalami • Interferensi Adjacent Channel, terjadi karena adanya pembiasan yang terjadi karena indek bias medium yang dua buah frekuensi carrier yang berdekatan yang berbeda. Parameter yang dapat digunakan untuk bekerja pada suatu daerah. Interferensi ini dapat mengetahui geometri lintasan gelombang radio tersebut menyebabkan kesalahan detteksi sinyal pada adalah faktor K. Untuk analisis dan perencanaan sistem penerima, sehingga informasi yang didapat cacat. komunuiksi radio bebas pandang di Indonesia harga faktor • Interferensi Co-Channel, disebabkan penggunaan K yang digunakan adalah 4/3. frekuensi yang sama pada daerah yang berdekatan. 2.1.3 Zona Fresnel 2.1.7. Power Link Budget Zona fresnel adalah tempat kedudukan titik-titik Salah satu alat untuk menganalisis hubungan sinyal tak langsung dalam lintasan gelombang radio komuniksi radio adalah perhitungan anggaran daya (power dimana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tak budget). Telah diuraikan diatas bahwa untuk perhitungan langsung yang mempunyai beda panjang lintasan dengan redaman ruang bebas (FSL) dengan menggunakan metode sinyal langsung sebesar ½ atau n ½ . Zona Fresnel I empiris Okumura Hatta. Untuk perhitungan Receive adalah jika beda panjang lintasan langsung dan lintasan Sinyal Level (RSL) menggunakan persamaan sbb : tak langsung adalah ½ . Rumus pendekatannya adalah : RSL = Po + Lt + G1 + FSL + Lg + G2 + Lr Dimana : n.d1 .d 2 Rn = 17,3 Po Lt = Daya pancar pengirim = redaman saluran transmisi pengirim f (GHz ) .D( km ) G1 = penguatan antena pengirim Untuk analisis pada bumi bulat, ditambahkan fak koreksi FSL = Redaman ruang bebas yang besarnya : Lg = gaseous absorption loss G2 = penguatan antena penerima 0.079.d1 .d 2 hcorrected (m) = Lr = redaman saluran transmisi penerrima k 2.2 Metode akses jamak Jadi lintasan bebas pandang antara pemancar dan Metode akses adalah kemampuan dari sejumlah penerima harus tidak ada penghalang sampai jarak 0,6 Rn1 stasiun pengguna untuk menggunakan satu kanal + hcorected yang biasa disebut clearance. komunikasi secara berrsamaan. TDD adalah metode dupleks yang menggunakan satu 2.1.4 Rugi Difraksi frekuensi pembawa untuk kanal kirim dan kanal terima. Bila pada daerah bebas halangan (clearance) 2.3 Dasar Trafik terdapat halangan (obstacle) maka akan terjadi redman Nilai trafik dari suatu berkas saluran adalah difraksi. Nilai redaman difraksi dapat dicari dengan grafik banyaknya waktu pendudukan yang diolah oleh berkas redaman difraksi dimana besarnya ditentukan oleh saluran tersebut dalam interval waktu tertentu dan clearance relatif terhadap zona fresnel 1, yaitu ∆h . Nilai memiliki besaran erlang. redaman difraksi ditentukan oleh faktor sebagai berikut : BAB III ∆h hd − ho = DIGITAL CORDLESS TELEPHONE SYSTEM (DCTS) F1 F1 3.1 Arsitektur 2.1.5 Pemantulan gelombang dan multipath DCTS terdiri dari tiga bagian yaitu subsistem Multipath bisa terjadi karena pantulan oleh pengawan dengan menggunakan Video Display Unit perrmukaan bumi atau bangunan yang berada pada (VDU), Digital Radio Multiple Access Subsciber System 2
  • 3. (DRMASS) sebagai approach link dan sel yang Kabel feeder yang digunakan pada CS adalah melaksanakan hubungan ke pelanggan yang menggantikan koaksial dengan tipe SN 8D HFBE dengan redaman tiap fungsi kabel tembaga. meter adalah 0,190 dB dengan panjang 2 meter sedangkan feeder pada terminal pelanggan panjang feederr adalah 10 3.2 Cell Station pada DCTS meter. Lokasi CS biasanya terletak ditengah-tengah sel DCTS. Suatu CS terdiri dari transmitter dan receiver 3.4 Spesifikasi teknis DCTS dengan menggunakan akses jamak TDMA yang menghubungkan CS ke BS atau repeater pada satu arah, dan arah lainnya menghubungkan CS dengan terminal N Uraian Keterangan pelanggan. o Untuk satu CS, banyaknya pelanggan yang dapat Daerah Pelayanan dilayani maksimum 64 pelanggan dengan trafik 0,09 3 km Daerah cakupan Erlang dan GOS 1%. Pada hubungan ke arah pelanggan 1 Jumlah pelanggan 64 SST CS mempunyai 12 time slot yang terdiri 11 timee slot 384 kbps (12 kanal / 3 untuk komunikasi dan 1 time slot untuk kontrol. DCTS Kapasitas transmisi RF) mempunyai 77 kanal yang tersebar pada pita frekwensi Parameter Trafik 1895 – 1918 GHz dengan interval antar kanal adalah 300 0,09 Erlang Trafik per pelanggan kHz. 2 GOS 1% CS terdiri dari dua blok fungsi yaitu Line Access Teknik Multiple Akses TDMA Unit (LAU) dan Media Access Unit (MAU). Parameter Radio Fungsi LAU adalah untuk mengadakan hubungan Frekuensi dengan BS atau repeater pada approach link. 1,895 – 1,918 GHz Band Frequensi o Pada arah sinyal turun (downward signal flow), 3 LAU berfungsi mengkonversi sinyal dari BS atau Jumlah kanal RF 77 kanal repeater ke frekuensi IF kemudian meregenerasi Jarak antar kanal 300 kHz sinyal baseband dengan demodulator QPSK. Metode Dupleks TDD Selanjutnya dilakukan sinkronisasi frame, lalu Perangkat Radio diperoleh time slot yang diperlukan untuk Daya Pancar CS arah mendapatkan sinyal komunikasi 64 kbps. BS + 20 dBm o Pada arah sinyal naik (upward signal flow), sinyal Daya Pancar arah + 22 dBm komunikasi dari MAU ditempatkan pada time slot terminal pelanggan yang telah ditentukan pada format frame radio, lalu Daya pancar terminal + 19 dBm dikirim ke modul TRx melalui modul TDMA. pelanggan Kemudian sinyal data dimodulasi secara QPSK 10 dB (typical) Noise Figure menjadi sinyal RF yang selanjutnya dikuatkan 12 dB (guaranteed) sampai level yang dibutuhkan untuk dipancarkan ke Metode modulasi QPSK BS atau repeater. 4 Media Access Unit (MAU) Daya terima minimum o Pada arah sinyal turun (downward signal flow), pada BER = 10-3 berfungsi mengubah sinyal 64 kbps dari LAU ke Downward - 87 dBm (typical) dalam format 32 kbps menggunakan ADPCM dan - 85 dBm (guaranteed) menggabungkan sinyal ini kedalam time slot yang Upward - 92 dBm (typical) kosong menggunakan TDSW. Sinyal ini kemudian - 90 dBm (guaranteed) dikirm ke TRx oleh CPU. Sinyal data ini dimodulasi - 30 s/d + 55 oC secara QPSK menjadi sinyal RF yang telah Temperatur (workable) ditentukan selanjutnya dikuatkan sampai level yang sekitar/kerja -10 s/d +50 oC dibutuhkan dan dipancarkan ke terminal pelanggan. (guaranteed) o Pada arah naik (upward signal flow), sinyal RF dari Tipe Antena / Gain terminal pelanggan dikonversi ke sinyal IF di TRx. Antena Sinyal baseband diperoleh dengan menggunakan Flat array antena 16 dBi (typical) demodulator QPSK. Omni directional 7 dBi atau 10 dBi DCTS mempunyai 3 TRx dan menggunakan antena (untuk CS) (typical) akses jamak TDMA. Masing-masing TRx mempunyai 8 Antena dengan 15 dBi (typical) 5 time slot, 4 untuk kirim dan 4 untuk terima dengan pengarah 120o (untuk menggunakan metode duplek TDD yaitu dikirim dan CS) diterima dengan melakukan pembagian waktu pada Panel antena (untuk 7 dBi atau 10 dBi frekwensi yang sama. Dengan demikian maka CS dengan FT) (typical) 3 Trx mempunyai 12 kanal. 5 elements Yagi 11 dBi (typical) antena(untuk FT) 3.3 Antena dan kabel feeder. Antena yang digunakan pada DCTS adalah Omnidirectional dengan gain 10 dBi Sedangkan pada terminal pelanggan menggunakan antena panel dengan gain 10 dBi. 3
  • 4. BAB IV Tipe Antena : Antena panel STUDI UNJUK KERRJA CELL STATION DAN Gain antenna : 10 dB ANALISIS Panjang saluran transmisi : 10 m Rugi saluran transmisi (SN 5D HFBE) : 0,3 dB/m Data jarlokar di STO A. Yani 4.3 Analisis Perhitungan daya Kondisi topografi di STO A. Yani termasuk Berdasarkan spesifikasiteknisnya diadakan dalam kategori datar. Klasifikasi untuk daerah ini perhitungan daya dengan mengasumsikan tinggi antenna 4 adalah urban. meter dan frekwensi kerja diambil yang tertinggi yaitu Jumlah pelanggan telepon : 36.858 SST 1.917,950 Mhz. Hasil perhitungannya adalah sebagai Trafik Total : 1.889,70966 berikut : Erlang Intensitas trafik per SST : 51,27 mErlang Tabel 4.2 Hasil Perhitungan RSL untuk CS no. AB 75 Jarak Jumlah Base Station : 8 buah Cell Rugi Receive Jumlah Cell Station : 77 buah Station Fading propagasi Jumlah pelanggan jarlokar : 2.178 SST Signal Level ke Margin (Okumura (RSL) Termi (dB) Hatta) (dBm) 4.1 Konfigurasi penempatan CS nal (dB) Konfigurasi penempatan CS adalah tersebar pada (km) daerah yang dilayani. Antena yang digunakan adalah 0,1 0 86,692 - 57,47 antenna omnidirectional. Kelebihan konfigurasi ini adalah 0,2 0 97,89 - 68,67 daerah cakupan pelayanan dapat diperluas dengan 0,3 0 104,44 - 75,54 menempatkan CS pada lokasi yang lebih jauh dari STO. 0,4 0 109,09 - 80,19 Sedangkan kekurangannya adalah perlunya penanaman 0,5 0 112,69 - 83,79 tiang di luar STO untuk tiap CS, dan diperlukan catu daya 0,6 0,9444 115,64 - 86,74 listrik untuk tiap CS. 0,7 2,9528 118,13 - 89,73 0,8 4,9525 120,28 - 91,38 4.2 Parameter Cell 0,9 6,2270 122,19 - 93,29 Adapun CS yang menjadi obyek pengamatan pada Proyek Akhir ini adalah CS No. Ab 75 yang terletak di Jl. 1,0 7,5999 123,89 - 94,99 Babakan Sari, yang termasuk dalam layanan BS No. 8. CS 1,1 8,8417 124,699 - 96,53 tersebut mempunyai kapasitas maksimum 64 SST, terisi 1,2 9,9753 126,104 - 97,93 51 SST dan sisa 13 SST. 1,3 11,0182 127,397 - 99,23 1,4 11,9837 128,595 - 100,42 Tabel 4.1 Unjuk kerja cell station No. AB 75 No Deskripsi Keterangan Dari tabel perhitungan diatas dapat diketahui bahwa 1 Kapasitas 64 SST cakupan (Coverage) dari CS no. AB 75 adalah 500 meter 2 Terisi 30 SST karena daya terima terminal pelanggan minimal –87 dBm. 3 Sisa 34 SST 4 Daya Pancar ke arah 22 dBm 4.4 Analisis GOS pelanggan Subsistem approach link DRMASS menghubungkan satu BS dengan beberapa CS atau Repeater, dapat 5 Daya pancar ke arah BS 20 dBm menggunakan kabel tembaga, serat optik atau gelombang 6 Daya terima dari arah -90 dBm radio. Approach link DRMASS mempunyai spesifikasi pelanggan jumlah pelanggan maksimum sebanyak 1024 pelanggan, 7 Daya terima dari arah BS -85 dBm yang dilayani dengan 60 kanal suara. Jarak maksimum 8 Ketinggian antena 15 m satu hop adalah 45 km (jarak antara BS-Repeater atau BS 9 Tipe antena yang Omnidirectional – CS). dipergunakan Subsistem DCTS Cell, sejumlah maksimum 64 10 Gain antena 10 dBi pelanggan dapat dilayani melalui konsentrator yang 11 Daerah cakupan maksimum 3 km menggunakan 12 time slot. Hal ini dilakukan dengan 12 Power supply 10,8 – 13,2 VDC alasan untuk penghematan dan efisiensi spektrum 13 Panjang saluran transmisi 2 m frekuensi yang digunakan. CS Besarnya probabilitas bloking untuk DRMASS dan 14 Rugi saluran transmisi CS 0,19 dB/m DCTS Cell ditetapkan masing-masing 1 %, sehingga 15 Rugi rangkaian pencabang 5 dB dengan menggunakan tabel erlang, maka trafik 16 Rugi kabel jumper 0,6 dB maksimum yang dapat dilayani approach link dan DCTS 17 Rugi RF Hybrid 3,5 dB CS masing-masing adalah 46,950 Erlang dan 5,160 18 Frekuensi Radio CS - BS 2,4 GHz erlang. Artinya trafik rata-rata untuk setiap saluran 19 Frekwensi Radio CS - 1,9 GHz pelanggan yang dilayani maksimum sebesar : Pelanggan Untuk approach link DRMASS : 46,950/1024 = 45,8 20 Jarak CS AB 75 ke BS 8 1,97 km mErlang Untuk DCTS CS : 5,160/64 = 80,625 mErlang. Sedangkan kondisi terminal pelanggan adalah sebagai berikut : 4
  • 5. Dari data trafik yang diperoleh di STO A. Yani besar BAB V trafik rata-rata adalah per pelanggan adalah 51,27 KESIMPULAN DAN SARAN mErlang (data bulan Agustus 2000) Dengan memperhatikan data trafik per pelanggan di 5.1 Kesimpulan STO A. Yani tersebut, maka sistem jarlokar DCTS ini 1. Untuk memnuhi kebutuhan sarana telekomunikasi di tidak dapat memenuhi nilai trafik rata-rata untuk Kandatel Bandung yang mana kapasitas jaringan pelanggan di STO A. Yani yaitu 51,27 mErlang (Agustus kabel tembaga sudah tidak mencukupi dan 2000) karena approach link DRMASS hanya mampu penggelaran jaringan kabel baru memerlukan waktu melayani trafik rata-rata per pelanggan sebesar 45,8 yang relatif lama, maka digunakan jaringan lokal mErlang. Agar sistem jarlokar DCTS dapat menyediakan akses radio sebagai alternatif solusi dan di Kandatel trafik rata-rata per pelanggan sesuai denga trafik rata-rata Bandung menggunakan teknologi DCTS. per pelanggan STO A. Yani, maka langkah yang dapat 2. Jarlokar mempunyai kelebihan antara lain adalah dilakukan adalah mengurangi jumlah pelanggan yang periode penggelran lebih cepat disbanding kabel dilayani oleh sistem jarlokar ini. Artinya untuk sejumlah tembaga, fleksibel dalam menyediakan sambungan trafik 46,950 Erlang yang mampu dilayani DRMASS dengan kapasitas kanal sesuai kebutuhan dan cara agar trafik per pelanggan mencapai harga rata-rata trafik perawatan lebih mudah kaena terpusat. per pelanggan sebesar 51,27 mErlang (Agustus 2000) 3. Keterbatasan jarlokar antara lain keterbatsan maka jumlah pelanggan maksimum yang dilayani adalah spectrum frekuensi, adanya pengaruh propagasi : terhadap unjuk kerja system, adanya kemungkinan interferensi dan kemungkinan terjadinya bloking. 46,950 Erlang = 915,74 sst 4. Jarlokar tidak cocok untuk daerah urban dimana 51,27mErlang / sst terdapat bangunan tinggi, juga tidak cocok untuk pelanggan yang memerlukan kecepatan hubungan Dari pehitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa dan daerah dengan trafik tinggi. untuk dapat menyediakan trafik rata-rata per pelanggan 5. Penggunaan jarlokar mengakibatkan adanya delay sebesar 51,27 mErlang maka jumlah maksimum dari saat pelanggan mengangkat handset sampai pelanggan yang dilayani adalah 915 sst. memperoleh ringing tone atau busy tone. Dari hal diatas, maka dapat dilihat bahwa jarlokar 6. Gangguan pada DCTS antara lain gangguan pada tidak menguntungkan bila digunakan pada daerah dengan perangkat terminal, gangguan pada CS, gangguan trafik tinggi, karena jarlokar DCTS memiliki kemampuan pada lintasan gelombang radio, terputusnya catuan trafik yang terbatas seperti telah diuraikan diatas. Oleh listrik dalam waktu yang lama dan kesalahan karena itu teknologi jarlokar sebaiknya dipakai untuk pemakaian telepon oleh pelanggan. melayani pelanggan perumahan dan tidak cocok untuk melayani pelanggan bisnis. 5.2 Saran 1. Teknologi jarlokar sebaiknya tidak diterapkan 4.5 Analisis pembangunan hubungan pada daerah urban, pada daerah dengan trafik Pembangunan hubungan pada pelanggan DCTS tinggi. DCTS lebih cocok diterapkan pada berbeda dengan pembangunan hubungan pada pelanggan daerrah perrumahan. yang menggunakan jaringan kabel. Perbedaan tersebut 2. Perbaikan terhadap system jarlokar sebaiknya karena pelanggan jaringan kabel tembaga mempunyai segera dilakukan, agar unjuk kerja system dapat saluran ke sentral secara permanen sedangkan pada DCTS ditingkatkan. pelanggan tidak mempunyai kanal permanen, tapi 3. Pemberian informasi kepada pelanggan jarlokar menggunakan konsentrator sehingga kanal yang ada dapat mengenai tata cara penggunaan telepon yang baik digunakan oleh pelanggan bila ada kanal yang bebas. dan benar. Proses pembangunan hubungan pada pelanggan 4. Penggunaan jarlokar sebaiknya digunakan jarlokar lebih lama dibandingkan pelanggan jaringan kabel sebagai solusi sementara sampai ada penggelaran tembaga, hal ini karena adanya delay yang menyangkut jringan kabel tembaga ataupun jaringan kabel konversi frame format dan adanya penyimpanan nomor optik. pada perangkat 2WFT. Delay tersebut akan sangat terasa pada pelanggan yang memerlukan kecepatan hubungan. DAFTAR PUSTAKA 4.6 Analisis Gangguan [1] Freeman, Roger L, “Radio System Design for Jumlah gangguan WLL pada bulan Agustus 2000 Telecommunication (1-100 GHz)”, John Wiley & sebanyak 254 gangguan sedangkan jumlah pelanggan Sons, 1987 jarlokar adalah 2.718 SST. Dengan demikian prosentase [2] Feher, Kamilo, “Digital Communication : gangguan terhadap jumlah pelanggan adalah 9,345%. Microwave Application”, Prentice Hall, 1981 Jenis-jenis gangguan yang terjadi antara lain : [3] Dintek, Kandatel Bandung, “Sistem Komunikasi • Gangguan pada perangkat 2WFT Wireless Local Loop (WLL) Standard Operration • Gangguan pada CS Procedure & Standar Maintenance Procedure” • Gangguan pada lintasan gelombang radio [4] NEC Corp, “Digital Cordless Telepjone System • Terputusnya catuan listrik PLN untuk waktu yang (DCTS), Instruction Manual Vol. 1”, NEC Corp lama 1996 • Kesalahan pemakaian pesawat telepon oleh [5] NEC Corp., “DCTS 32 Technical Design pelanggan Reference” NEC Crop. 1997 [6] NEC Corp., “Technical Design Book for DRMASS Mark 3”, NEC Crop 1996 5
  • 6. [7] NEC Corp., “Operasi Sistem dan Pemeliharaan untuk Wireless Local Loop System” Training Lokal Tipe C, Bandung 1996 [8] Astuti, Rina Puji, MT, “Diktat Kuliah Jaringan Lokal Akses Radio” Jurusan OSP, Bandung 2000 [9] Marhadi, Gunawan, MT, “Catatan Kuliah Perencanaan Jaringan Akses” Jurusan OSP, Bandung 2000 6