SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 72
Problematik Pelaksanaan Kode
Etik Jurnalistik dan Hukum Pers
-Wina Armada Sukardi –
Klinik Etika dan Hukum Media
Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
19-20 Pebuari 2016
Perkenalan Diri
WINA ARMADA
SUKARDI, LAHIR DI
JAKARTA, 17 OKTOBER
1959. SAAT INI
KOMISARIS DI PT MNC
KAPITAL (Tbk), DOSEN
LPDS,UNTAR,
SEKRETARIS DEWAN
KEHORMATAN PWI
PUSAT, PENASEHAT
HUKUM BEBERAPA
PERUSAHAAN DAN
PENGURUS BEBERAPA
ORGANISASI
KEMASYARAKATAN
RIWAYAT SINGKAT
I. PENDIDIKAN
Formal
1. Sarjana Hukum (SH) Universitas Indonesia
2. Master Hukum (MH) Universitas Nasional
3. Master of Business Administration dan Magister Manajemen IMNI
4. Berbagai bea siswa dalam dan luar negeri
Pelatihan
1. US Legal System and Human Right Issues International Visitor
Program United States Information Agency (USIA)
2. Berbagai pelatihan bidang hukum
3. Berbagai kursus dan pelatihan manajemen dan Keuangan
4. Berbagai kursus dan pelatihan bidang pers dan kebudayaan.
II. PENGALAMAN JURNALISTIK
• Pengalaman sekitar 32 tahun sebagai wartawan, dari
mulai reporter sampai pemimpin redaksi dan
pemimpim umum.
• Antara lain : Pemimpin umum/redaksi harian
Merdeka, Pemred majalah matra, Wakil Pemred
majalah Vista, managing editor harian Prioritas
(dibredel), Wapemred majalah “Forum Keadilan,”
redaktur majalah ilmiah “Hukum dan Pembangunan”
FH UI, redaktur hukum dan ekonomi TPI (
TPI,sekarang MNC TV), Surat Kabar Kampus
“Salemba” (dibredel ), reporter dan radio Arief
Rachman Hakim (ARH).
III. PENGALAMAN BIDANG HUKUM
1. Mantan senior laywer Indonesia Press Law Centre
2. Mantan partner Lukman & Amalia Law Firm
3. Pendiri Wina Armada and assosiated
4. Puluhan Kali Menjadi (Saksi) Ahli baik di penyidik
(polisi) maupun di Pengadilan
5. Menangani kasus-kasus menonjol antara lain Obor
Rakyat, Pemred Metro TV Andy Noya, kasus artis
Jenny Rachman Vs S.K Matra dll
6. Runti menjadi pembicara,panelis dan juri bidang
hukum,(juga pers dan kebudayaan)
IV.PENGALAMAN ORGANISASI
• Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat
• Ketua Komisi Hukum dan Perundangan Dewan
Pers dua priode
• Mantan Sekjen PWI Pusat
• Pendiri dan Mantan Wakil Sekjen Jakarta Lawyer
Club
• Ketua Departemen Komunikasi Pengurus Iluni UI;
• Ketua Tim Perumus Standar Kompetensi
Wartawan;
• Mantan Sekjen Forum Mahasiswa Hukum
Indonesia dan Persatuan Mahasiswa Hukum
Indonesia
V.PENGALAMAN BIDANG PENYIARAN
1.Reporter Radio ARH (1977-1982)
2. Sekitar 20 thn Presenter TVRI (Acara al
Aneka, Negara Kepulauan, Bina Pajak, keluarga
sadar Hukum, Dewan Pers, Nostalgia dll)
3. Ketua Tim 10 RUU Penyiaran
4. Belajar TV di CDF, Jerman (Barat)
5. Penasehat hukum beberapa program TV
VI. Publikasi Karya, Antara lain
• “Wajah Hukum Pidana Pers”(1989),
• “Menguggat Kebebasan Pers” ( 1993).
• “Close Up Seperempad Abad Pelaksanaan Kode Etik
Jurnalistik (2007)
• ”Keutamaan Dibalik Kontraversil UUPers” (2007)
• “Menakar Kesejahteraan Wartawan.” (2009)
• Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Hukum Pers dan KEJ (2013)
• Suap! Bola Tak selama Bundar (2016) dll
• Ribuan artikel di surat kabar, majalah, buletin dll
• Pemenang Adinegoro Bidang Film
• Pemenang Piala Mitra (kritikus terbaik) FFI dua kali dll
• Juri berbagai sayembara, lomba dan festival
VII. Pengalaman Ahli Dewan Pers (1)
Antara lain:
1. Kasus Obor Rakyat(2014)
2. Kasus pornografi foto model Sofya Lajuba majalah Matra
(terdakwa Nano Riantiarno)
3. Kasus pornografi majalah Populer (terdakwa almarhum
Mujimanto)
4. Kasus harian Neraca Vs Bank Indonesia (terdakwa Masmimar
Mangiang)
5. Kasus terdakwa Sarah Ashari (PN Jakarta Barat)
6. Kasus Kompas Vs Abdul Wahid Kadungga (tergugat Kompas)
7. Kasus Surat Pembaca Vs Sinar Mas (terdakwa Fifi J, Kho Seng
Seng dll)
Pengalaman Ahli Dewan Pers (2)
7. Kasus Frakim Vs Walikota Tanjung Pinang (terdakwa
Frankim)
8. Kasus PK Terdakwa Dahri Uhum Nasution VS IAIN
Medan
9. Kasus Tabloid Investigasi (terdakwa Eddy Sumarsono)
10. Kasus dokter Lucky Vs dokter Rudy (PN Jaksel dan PN
Utara)
11. Kasus Irawan Vs Majalah Forum
12. Kasus majalah Kartini Vs Herlinawati
13. Kasus Bupati Solok Vs Bakin News
14. Dan lain-lain.
Saat ini ..
• Salah seorang yang mendalami hukum pers dan
Kode Etik Jurnalistik.
• Rutin menjadi saksi ahli baik di pengadilan maupun
di penyidikan.
• Rutin memberikan ceramah dan pelatihan.
• Dosen di Universitas Tarumanegara, SJI, dll
• Sedang mempersiapkan survei Indek kemerdekaan
pers Indonesia (IKPI);
• Rutin melaksanakan tugas organisasi dan
perusahaan;
• Rutin menulis buku
Diliput Pers
Dibandingkan dengan UU No 21 Tahun 1982, maka UU No 40 Tahun 1999 tentang
Pers mempunyai perbedaan mendasar.
NO UU NO 21 Tahun 1982 UU NO 40 TAHUN 1999
1 Pemerintah sebagai Pembina pers nasional Pemerintah tidak ikut campur dlm menentukan
kemerdekaan pers
2 Dewan Pers cuma perpanjangan tangan
Pemerintah
Dewan Pers bersifat independen
3 Pengertian pers hanya media cetak Pers meliputi media cetak, elektronik & segala
macam saluran lainnya
4 Pers cetak perlu ijin dari pemerintah. Pers cetak tidak perlu ijin dari pemerintah
5 Pemerintah dapat membredel pers Pers tidak boleh dibredel
6 Diterapkan wadah tunggal organisasi
pers
Pembentukan organisasi pers tanpa syarat
7 Terdapat banyak peraturan pelaksana
yang dapat dimanipulir oleh pemerintah
Tidak adanya peraturan pelaksana, kecuali
untuk pengangkatan anggota Dewan Pers.
8 Menganut pertanggungjawaban pidana
sistem air terjun/walterfall system
Tidak menganut pertanggungjawab pidana air
terjun/waterfall system
9 Sama sekali tidak boleh modal asing Modal asing boleh masuk melalui pasar modal
Keiistimewaan Pers (UU No 40 tahun 1999)
Kemerdekaan pers milik rakyat, milik publik, miliki kita
semua!!
Tidak ada campur tangandari pemerintah
Tidak ada izin, sensor dan pemberdelan
Tidak boleh menghalang-halangi tugas pers
Dewan Pers memfasilitasi pembuatan peraturan peraturan
di bidang pers
Posisi Kode Etik Jurnalistik sangat penting
Perlindungan terhadap kegiatan jurnalistik (6M)
Masyarakat diberikan hak untuk mengawasi dan
mengoreksi pers
Jaminan terhadap Kemerdekaan Pers
Pasal 4 UU Pers, “kemerdekaan pers dijamin sebagai
hak asasi warga negara.” Penjelasanya, “yang
dimaksud ‘kemerdekaan pers dijamin sebagai hak
asasi warga negara adalah bahwa pers bebas
tindakan penceghan,pelarangan dan atau
penekanan agar hak masyarakat untuk memperoleh
informasi terjamin.”
Dalam pertimbangan UU Pers,”bahwa pers
nasional…..harus mendapat jaminan dan
perlindungan hukum, serta bebas dari campur
tangan dan paksaan pihak manapun.”
Peranan Pers Besar sekali!
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui
b. Menegakkan nilai-nilai dasar
demokrasi,mendorong terwujudnya supremasi
hukum, HAM serta menghormati kebbinakaan
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akurat dan benar
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran
terhadap hal-hal yang berkaitan dng kepentingan
umum
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
Pengaruh Pers
• Menciptakan, mengubah atau memperkuat
nilai-nilai
• Membentuk persepsi atau citra
• Meningkatkan partisipasi dan demokratisasi
• Menghasilkan sikap dan prilaku tertentu
• Pembentuk agenda setting
• Salah satu unsur penting dalam proses sosial
Kemerdekaan Pers Milik Rakyat!
• Kemerdekaan Pers bukan hanya semata milik atau
hak ekslusif pers Saja, Tapi Kemerdekaan Pers Milik
Rakyat sebagai pemegang Kedaulatan Rakyat
• Pasal 2 UU NO 40/1999 tentang Pers,”Kemerdekaan
Pers adalah salah satu wujud kedaulatan Rakyat yang
berdasarkan prinsip demokrasi, keadilan dan
supremasi hukum.”
• Kemerdekaaan pers harus memberikan kemanfaatan
sebesar-besarnya untuk rakyat
Prinsip UU No 40 Tahun 1999
Kemerdekaan Milik
Rakyat dan Pers
Menjalankan Amanah
Kemerderkaan Pers
Milik Rakyat dengan
Prinsip Kesimbangan
Agar dpt Menjalankan
kemerdekaanya,
kepada Pers
Diberikan Hak-hak
yang memadai
Dewan Memfasilitasi
Pembuatan peratur
an pers,termasuk
Hak jawab
Sbg pengawasa kpd
Masyarakat diberi
Kan hak jawab,korek
Si dan melaporkan ke
Kekeliruan pers
Sanksi Pidana Pasal 18 UU tentang Pers
• Pasal 18 membuat sanksi pidana denda bagi
pelanggar UU NO 40
1. KELUAR PIHAK PERS: Setiap orang yang melakukan
penyensoran.pemberedelan/pelarangan siaran dan
menghambat dan meghalanghalangi tugas dan fungsi Pers
2. KEDALAM PERS :Perusahaan pers yang melanggar norma
agama,rasa kesusilaan dan asas pradug tak bersalah dan hak
jawab serta jika tidak berbadan hukum dan pengumuman
alamat dan penangung jawab serta
Ancaman terhadap Wartawan dan
Kemerderkaan Pers dari Luar Pers
1. Gugatan perdata megaverdic
2. Tafsir keliru dari ketentuan-ketentuan UU ITE
(hukuman minimal 5 tahun penjara dan denda Rp 1
miliar)
3. Tafsiran keliru dari ketentun-ketentuan KUHP (pasal
310-311 tentang pencemaran, penghinaan dll).
4. UU Intelejen (tidak boleh menyebarkan informasi
yang bersifat rahasia)
5. Ketentuan UU Penyiaran
6. UU Keamanan Nasional
7. Perbuatan main hakim sendiri dari masyarakat
8. Penegak hukumyang tidak faham kemerdekaan pers
Ancaman terhadap Wartawan dan
Kemerderkaan Pers dari Dalam Pers Sendiri
1. Wartawan yang tidak profesional (tidak
faham teknila jurnalistik dan tidak menaati
Kode Etik Jurnalistik)
2. Penumpang gelap kemerdekaan pers
(“wartawan” gadungan, bodrek, LSM
berkedok pers dll)
3. Sebagian kecil pemilik perusahaan pers
Pengaduan ke Dewan Pers 2015
1. Pengaduan langsung 427 kasus, pengaduan tidak langsung (surat
tembusan) 411. Dari pengaduan langsung 397 dianggap kasus
pers.
2. Penyelesaian melalui PPR (Pernyataan penilaian dan rekomendasi)
26 kasus. Mediasi 26 kasus.
3. Media yang diadukan 288 kasus. Media mengadukan publik ada
80 kasus.
4. Pengadua media tertingggi dipegang oleh unsur pemerintah
sebanyak 145 kasus. Sebaliknya pers mengadukan pemerintah ada
52 kasus.
5. Pers yang diadukan : surat kabar harian 205 kasus, media siber
164 kasus dan minggguan 115 kasus.
6. Pengaduan yang melibatkan lebih dari satu media: 71 kasus siber,
16 kasus televisi, 10 kasus harian dan 6 kasus pers mingguan.
Payung Hukum Pasal 8 UU Pers
1. Pasal 8 UU No 40 tahun 1999 tentang UU Pers berbunyi, ”
Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat
perlindungan hukum.”
2. Pasal 8 bermakna, wartawan merupakan profesi khusus,
sama dengan profesi-profesi khusus lainnya seperti dokter
atau advokat. Implikasinya, ketika menjalankan profesinya,
mereka dilindungi secara khusus pula oleh perundangan-
undangan. Selama wartawan menjalankan profesinya
dengan benar, maka terhadap yang menjalankan tugas
pofesinya yang sesuai dengan perundangan dan kode etik
jurnalistik, kesalamatan wartawan, baik fisik maupun
psikologis, beserta seluruh peralatan perlengkapan kerjanya,
harus sepenuhnya dilindungi
Makna Perlindungan Pasal 8 UU Pers (1)
1 Negara bukan hanya wajib menghormati
kemerdekaan pers, tetapi negara juga wajib
menyediakan pengamanan terhadap wartawan yang
sedang melaksanakan tugasnya.
2 Pelaksanaan fungsi kemerdeaan pers oleh wartawan
merupakan ”perintah” atau ”amanah” dari undang-
undang. Ketika menjalankan profesinya, wartawan
juga sedang melaksanakan ”perintah” atau ”amanah”
dari undang-undang, maka aktor-aktor
penyelenggaran keamanan otomatis wajib juga
melindungi keselamatan para wartawan sebagaimana
profesi lain yang melaksanakan undang-undang yang
harus dilindungi .
Makna Perlindungan Pasal 8 UU Pers (2)
3. Adanya suatu pengakuan hukum yang tegas dan terang bederang
bahwa ketika menjalankan tugasnya dengan benar sesuai dengan
Kode etik jurnalistik dan perundangan-undangan, wartawan juga
mempunyai hak imunitas tidak boleh dirintangi, ditutnut,
ditangkap, disandera, ditahan, dianiaya, apalagi sampai dibunuh.
4. Ketentuan pasal 8 UU Pers harus ditafsirkaN, bahwa perlidungan
yang diberikan kepada wartawan harus dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang terkait dengan profesi wartawan.
Pelaksanaan tugas wartawan pertama-tama harus diukur
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU Pers dan
Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Disinilah UU Pers harus diberlakukan
sebgai lex priimaat atau lex piviill, yakni sepanjang mekanismenya
sudah diatur dan ada ketentuan-kettuannya dalam UU Pers maka
UU Pers yang diharus didahulukan atau diutamakan
Perlindungan Terhadap dan Pers
Landasan Konstitusi
Pasal 28 F
UUD 1945
PENYIDIKAN
MoU
Dewan Pers-Polri
9 Pebuari 2012
Peraturan Dewan Pers
No 05/IV/2008
tentang
Standar Perlindungan
Profesi wartawan
PROSES
PENGADILAN
SEMA No 13 Tanggal 30
Desember 2008
tentang Meminta Keterangan
Ahli dari Dewan Pers
SEMA No 13 Tahun 2008 Tgl 30 Des 2008
“…Untuk memperoleh gambaran yang objektif
tentang ketentuan–ketentuan yang
berhubungan dengan UU Pers, maka hakim
dapat meminta keterangan dari seorang ahli
di bidang pers…Oleh karena itu dalam
penaganan/pemeriksaan perkara-perkara
yang terkait dengan delik pers hendaknya
majelis mendengar/meminta keterangan AHLI
DARI DEWAN PERS,karena merekalah yang
mengetahui seluk beluk pers tersebut secara
teori dan praktek…”
Wartawan Memiliki dan Menaati Kode Etik!
• Pasal 7 ayat 2 UU tentang Pers,” Wartawan
memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.”
• Penjelasan pasal 7 ayat 2,” Yang dimaksud
dengan ‘Kode Etik Jurnalistik”adalah Kode Etik
Jurnalistik yang disepakati organisasio
wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers
• Kode Etik Jurnalistik meiliki landasan yuridis
dan etikal sekaligus!
Jurnalistik Siaran tunduk kpd KEJ dan UU Pers
Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran
Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan
jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik
Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 18 Pedoman Prilaku Penyiaran (P3)
(2) Lembaga penyiaran dalam melaksanakan kegiatan
jurbnalistik wajib tunduk kepada peraturan
perundang-undangan dan Kode Etik Jurnalistik yang
ditetapkan oleh Dewan Pers.
Hanya 22 % Responden yang pernah baca Kode Etik Jurnalistik
Secara Lengkap !! Selebihnya 78 % tidak Pernah membaca
Secara Lengkap
REKAPITULASI JAWABAN PERNAH MEMBACA KODE
ETIK JURNALISTIK
69 ; 18%
231 ; 60%
87 ; 22%
Tidak pernah
Pernah membaca
sebagian
Sudah membaca
seluruhnya
Akhir dari Imbas
Pers Tidak Profesional
• Kepercayan publik kepada pers memudar
• Bisnis pers tidak dipercaya lagi
• Kemerdekaan pers terancam
• Demokrasi dalam Bahaya!
• Standar Kompetensi Wartawan menjadi
kebutuhan penting dan mendesak!
Apa Itu Profesi “Hounorable”
1. Mencapai standar kompetensi yang sangat
tinggi di bidangnya
2. Menyangkut Kepentingan Publik
3. Mengandung trust atau kepercayaan tinggi
dalam relasi pekerja
4. Tingkat independensinya tingggi
5. Penghasilan berdasarkan kinerja
6. Memiliki Kode Etik
Manfaat Etika Profesi
1. Menghindari terjadi Malpraktek atau
Penyalahgunaaan Profesi
2. Menghindari Persaingan tidak Sehat Sesama
Penyandang Profesi
3. Melindungi Pelaksanaan Tugas Profesi
4. Sebagai salah satu “alat” masyarakat
memahami profesi
Pengertian Persn Tidak Hanya Cetak
Pasal 1 ayat 1 UU No 40 Thn 1999 ttg Pers
“Pers adalah lembaga sosial wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
meliputi mencari, memperoleh,memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan
informasi baik dalam bentuk tulisan,suara,
gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya yang dengan
menggunakan media cetak, media elektronik
dan segala jenis saluran yang tersedia”
Ruang Lingkup Pers
• Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran
Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan
jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik
Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku.
• Apakah radio dan televisi termasuk pers?
• Apakah Online atau Internet juga pers?
• Bagaimana dengan Blog, tweeter, FB dll?
• Pengertian Pers Formal dan nonformal
Apa itu Pers yang “Legal?”
I. Memiliki badan hukum yang sah
II. Ada penangung jawabnya (dan jelas
indentitasnya)
III. Wartawannya Profesional
a. Punya karya jurnalistik yang benar
b. Punya dan taat Kode Etik Jurnalitik dan UU Pers
c. Lulus Standar Kompetensi Wartawan
IV. Tergabung dalam organisasi wartawan yang lolos
verifikasi oleh Dewan Pers
Siapakah Wartawan itu ?
1. Bukan sekedar orang yang mempunyai kartu
pers.
2. Wartawan harus melakukan kegiatan jurnalistik
secara teratur menimal 6 bulan ber-turut2 dan
tergabung dalam perusahaan pers
3. Kegiatan Jurnalistik kegiatan adalah 6M
4. Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran
Wartawan penyiaran dalam melaksanakan
kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk
kepada Kode Etik Jurnalistik dan peraturan
perundangan yang berlaku
5. Wartawan profesional memenuhi Standar
Kompetensi Wartawan
Model dan Katagori Kompetensi
(yang harus difahami, dimiliki dan dikuasai wartawan)
KESADARAN
Etika dan Hukum
Kepekaan
Jurnalistik,jejaring Sosial
PENGETAHUAN
Pengetahuan umum, Teori +
Prinsip Jurnalistik dan
Pengetahuan Khusus
KETERAMPILAN
Peliputan (6M), Riset/Investigasi< Penggunaan
alat dan teknologi Informasi dan Analisis/Arah
pemberitaan
Gradasi Kompetensi Wartawan
Wartawan Muda: melakukan kegiatan
Wartawan Madya: mengelola kegiatan
Wartawan Utama : Mengevaluasi, memodifikasi
dan bertangung jawab terhadap proses
kegiatam
Tujuan Standar Kompetensi wartawan
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan.
2. Menjadi acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh
perusahaan pers.
3. Menegakkan kemerdekaan pers berdasarkan kepentingan
publik.
4. Menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai
profesi khusus penghasil karya intelektual
5. Menghindarkan penyalahgunaan profesi wartawan.
6. Menempatkan wartawan pada kedudukan strategis
dalam industri pers.
Persetujuan Mayoritas Perusahaan Pers
• Piagam Palembang telah oleh mayoritas
group perusahaan pers (al Kompas
Gramedia, Jawa Pos, Trans Corp, MNC, TVRI,
RRI, Pikiiran Rakyat, Bali Pos, Tempo, Femina,
C&R dll)
• Pelaksanaan ratifikasi bagian perbagian
• Perusahaan yang sudah memenuhi seluruh
ratifikasi akan diberikan “cop” atau “logo”
Sudah Kompeten,
Tapi Tidak Dapat Mengubah Nama
Lahirnya Pilar Kelima
1. Media sosial oleh sebagian mengamat
komunikasi sudah mulai dimasukanke dalam
“pilar kelima.”
2. Media sosial bukan hanya menjadi sumber bagi
pers tetapi juga sekaligus sebagai “pengawas”
terhadap pers.
3. Media sosial mengubah drastis mekanisme kerja
pers.
4. Kehadiran media sosial dapat mengubah tata
nilai etika media.
Pengertian Transaksi Elektronik
Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer,Jaringan
komputer dan atau media elektronik lainnya.
Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk
megumpulkan menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis dan atau
menyebarkan informasi.
Online atau siber termasuk transaksi elektronik
Pengertian Media Online Siber
• Media online atau media siber adalah semua
bentuk media menggunakan transaksi
elektronik dan atau internet dalam
melaksanakan kegiatan jurnalistik yang sesuai
dengan UU Pers, Kode Etik Jurnalistik dan
peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
Dewan Pers.
Perbedan Perlakuan
Antara siaran yang bukan jurnalistik dan siaran
yang bersifat jurnalistik memiliki perbedaan
hukum yang mendasar
Untuk siaran yang bersifat jurnalistik berlaku
juga UU Pers No 40 tahun 1999 ttg
Pers.Sedangkan yang bukan Jurnalistik tidak
berlaku UU Pers
Asas-asas Kode Etik Jurnalistik
I. Asas Profesional
II. Asas Demokratis
III. Asas Moralitas
IV. Asas Supremasi Hukum
Studi Kasus 15 Kisah Nyata (2)
6. Kasus jatuhnya pesawat Adam Air
7. Kasus seorang pengusaha ikut rombongan presiden
sebagai wartawan
8. Kasus para mantan napi jadi pemred
9. Kasus beberapa wartawan asli di Bandung
dikeroyok oleh wartawan “abal-abal.”
10. Kasus pengurus SPS “ditodong” wartawan di Mall
Jkt?
Studi Kasus 15 Kisah Nyata (2)
Studi Kasus 15 Kisah Nyata (3)
11. Kasus Wartawan di Pekanbaru “merangkap”
reporter, penulis, dan pembunuh sekaligus.
12. Kasus banyak wartawan memerasa
ditangkap.
13. Kasus wartawan menjadi pedagang dan
pengedar narkoba.
14. Kasus wartawan memaka inisial nama tapi
menyebut atribur sumber/subjek berita.
15.Kasus membuka “off the record.”
Diskusi Etika
Maaf Kalau Ada kekurangan
Asas Profesional KEJ
1. Membuat berita akurat
2. Menunjukan identitas kepada narasumber
3. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas
sumbernya
4. Selalu menguji informasi
5. Tidak membuat berita bohong dan fitnah
6. Jelas dalam mencantuman waktu peristiwa
dan atau pengambilan/penyiaran gambar
Asas Moralitas KEJ
1. Tidak boleh beritikad buruk
2. Tidak membuat berita cabul dan sadis
3. Tidak menyebut identitas korban kesusilaan
4. Tidak menyebut identitas korban atau pelaku
kejahatan anak-anak
5. Tidak berprasangka dan diskrimitatif terhadap jender,
SARA dan bahasa
6. Tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin
dan sakit (jasmani & rohani)
7. Menghormati kehidupan pribadi (kecuali untuk
kepentingan umum)
8. Mencabut dan meralat serta (kalau perlu) minta
maaf terhadap kekeliruan berita yang dibuat
Asas Supremasi Hukum KEJ
1. Wartawan tidak melakukan plagiat
2. Menghormati prinsip asas praduga tidak
bersalah
3. Tidak menyalahgunakan profesinya
4. Memiliki hak tolak
Tentang Asas Praduga Tak Bersalah
1. Asas praduga tidak bersalah tidak ada hubungannya dengan
penyingkatan nama seperti dalam pengertian selama ini
2. Asas praduga tidak bersalah tidak mengurangi kemerdekaan pers untuk
mengungkapkan kebenaran dan memberitakan/menyiarkan fakta
secara akurat
3. Kalau pengadilan bersifat terbukan untuk umum maka setiap orang
boleh mengetahui apa yang terjadi di pengadilan dan pers adalah wakil
masyarakat yang tidak dapat ke pengadilan
4. Asas praduga tidak bersalah bermakna tidak boleh menghakimi tidak
hanya dalam kasus hukum tetapi dalam semua pemberitaan
5. Hanya indentitas anak-anak baik sebagai pelaku maupun korban
kejahatan , serta kasus-kasus susila, yang harus dikaburkan identitasnya
karena untuk melindungi masa depan mereka
Asas Demokratis KEJ
1. Menghasilkan berita berimbang
1. Bersikap independen
1. Wartawan Indonesia melayani hak jawab
dan hak koreksi
KODE ETIK JURNALISTIK
Tahun 2006
Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen,
menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan
tidak beritikad buruk.
Penafsiran:
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai
dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan
intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan obyektif ketika
peristiwa terjadi.
c. Berimbang, berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan
semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional
dalam menjalankan tugas jurnalistik.
Penafsiran:
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara
dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara
berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian
gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan
lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan
berita investigasi bagi kepentingan publik.
Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan
secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini
yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tidak
bersalah.
Penafsiran:
a. Menguji informasi berarti melakukan check and re-check tentang
kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada
masing-masing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini
berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa
interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita
bohong, fitnah, sadis dan cabul.
Penafsiran:
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh
wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja
dengan niat buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis, dengan
foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk
membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan
mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan
menyiarkan identitas korban kejahatan
susila dan tidak menyebutkan identitas anak
yang menjadi pelaku kejahatan.
Penafsiran:
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang
menyangkut diri seseorang yang memudahkan
orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16
tahun dan belum menikah.
Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak
menyalahgunakan profesi dan tidak
menerima suap.
Penafsiran:
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan
yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi
yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi
tersebut menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang,
benda atau fasilitas dari pihak lain yang
mempengaruhi independensi.
Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi
narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi
latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan
kesepakatan.
Penafsiran:
a. Hak Tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan
keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai
dengan permintaan narasumber
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari
narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan
narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang
tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan
berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi
terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku,
ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa
serta tidak merendahkan martabat orang yang
lemah,miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Penafsiran:
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai
sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak
narasumber tentang kehidupan pribadinya,
kecuali untuk kepentingan publik.
Penafsiran:
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap
menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan
seseorang dan keluarganya selain yang terkait
dengan kepentingan publik.
Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat
dan memperbaiki berita yang keliru dan
tidak akurat disertai dengan permintaan
maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau
pemirsa.
Penafsiran:
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat
mungkin, baik karena ada maupun tidak ada
teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila ada
kesalahan terkait dengan substansi pokok.
Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan
hak koreksi secara proporsional.
Penafsiran:
a. Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang
untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan
kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang
dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu
diperbaiki.
• Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik
jurnalistik dilakukan Dewan Pers.
• Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik
dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau
perusahaan pers.
Jakarta, 14 Maret 2006
(Kode Etik Jurnalistik ditandatangani oleh 26 organisasi
wartawan dan 3 organisasi pers lainnya di Jakarta.
Penutup
Dari Irian
Ada Burung Cendrawasih
Cukup Sekian
Dan Terima Kasih
Silahkan Hubungi saya
Tel 0811-811-287
0818-811- 287
Email
warmadasukardi@yahoo.com
dan
warmadasukardi@gmail.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ppt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranPpt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranDudi Hartono
 
Straight News vs Depth News oleman yusuf
Straight News  vs  Depth News   oleman yusufStraight News  vs  Depth News   oleman yusuf
Straight News vs Depth News oleman yusufboysinu
 
Teknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikTeknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikRika Ceriia
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikikramn yusna
 
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaMedia komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaHana Eka
 
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Hafiza .h
 
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistik
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistikJurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistik
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistikFirdaus Azwar Ersyad
 
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiKelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiUniversity of Andalas
 
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori Reportase
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori ReportaseTEKNIK REPORTASE RADIO - Teori Reportase
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori ReportaseDiana Amelia Bagti
 

Was ist angesagt? (20)

Menulis berita
Menulis beritaMenulis berita
Menulis berita
 
Ppt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranPpt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaran
 
Pengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistikPengantar jurnalistik
Pengantar jurnalistik
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Straight News vs Depth News oleman yusuf
Straight News  vs  Depth News   oleman yusufStraight News  vs  Depth News   oleman yusuf
Straight News vs Depth News oleman yusuf
 
Teknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistikTeknik teknik jurnalistik
Teknik teknik jurnalistik
 
Dasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistikDasar dasar jurnalistik
Dasar dasar jurnalistik
 
Dasar jurnalistik
Dasar jurnalistikDasar jurnalistik
Dasar jurnalistik
 
Teknik menulis berita
Teknik menulis beritaTeknik menulis berita
Teknik menulis berita
 
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknyaMedia komunikasi massa dan karakteristiknya
Media komunikasi massa dan karakteristiknya
 
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
Ppt jurnalistik unsur penulisan artikel kel 8
 
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistik
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistikJurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistik
Jurnalisme investigasi dan kode etik jurnalistik
 
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus PersNorma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus Pers
 
Etika jurnalisme
Etika jurnalismeEtika jurnalisme
Etika jurnalisme
 
Makalah media masa
Makalah media masaMakalah media masa
Makalah media masa
 
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisiKelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
Kelebihan dan kekurangn media cetak dan televisi
 
Menulis feature
Menulis featureMenulis feature
Menulis feature
 
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori Reportase
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori ReportaseTEKNIK REPORTASE RADIO - Teori Reportase
TEKNIK REPORTASE RADIO - Teori Reportase
 
House journal
House journalHouse journal
House journal
 
Teknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanyaTeknik wawancara&strategi bertanya
Teknik wawancara&strategi bertanya
 

Andere mochten auch

Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik JurnalistikKode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistikboysinu
 
Melawan jurnalis abal abal
Melawan jurnalis abal abalMelawan jurnalis abal abal
Melawan jurnalis abal abalIchwan Prasetyo
 
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistikPKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistiknurul limsun
 
Hukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persHukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persDanu Putra
 
Power point kode etik
Power point kode etikPower point kode etik
Power point kode etikKarima Afifah
 
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)endrah80
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
 
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesia
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesiaRute perjalanan bangsa portugis ke indonesia
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesiaAyu Aliyatun
 
Bahan 2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan  2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)Bahan  2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)endrah80
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangFikri Haikal
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaRghine Ayrghine
 

Andere mochten auch (17)

Kode Etik Jurnalistik
Kode Etik JurnalistikKode Etik Jurnalistik
Kode Etik Jurnalistik
 
Pengertian delik pers
Pengertian delik persPengertian delik pers
Pengertian delik pers
 
Melawan jurnalis abal abal
Melawan jurnalis abal abalMelawan jurnalis abal abal
Melawan jurnalis abal abal
 
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistikPKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
PKN SMA - Bab Kode etik jurnalistik
 
Hukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik persHukum dan kode etik pers
Hukum dan kode etik pers
 
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJIPenegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
Penegakan Etika dan Hukum di Lingkungan AJI
 
Power point kode etik
Power point kode etikPower point kode etik
Power point kode etik
 
Pemerintah yang berdaulat
Pemerintah yang berdaulatPemerintah yang berdaulat
Pemerintah yang berdaulat
 
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 1 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
 
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesia
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesiaRute perjalanan bangsa portugis ke indonesia
Rute perjalanan bangsa portugis ke indonesia
 
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
JURNALISTIK ONLINE - Materi 1
 
Bahan 2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan  2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)Bahan  2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
Bahan 2 (dasar dasar jurnalistik tv) (1)
 
Permintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uangPermintaan dan penawaran uang
Permintaan dan penawaran uang
 
JURNALISTIK ONLINE - Materi 2
JURNALISTIK ONLINE - Materi 2JURNALISTIK ONLINE - Materi 2
JURNALISTIK ONLINE - Materi 2
 
Jurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetakJurnalistik media cetak
Jurnalistik media cetak
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
 

Ähnlich wie Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik

PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxAnggaWijaya86
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxKODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxBungaSN1
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Ennas Otong
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan persputrices
 
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaPKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaVERGITA HANDOKO
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Ennas Otong
 
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesianapak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesiaAdelia Nurhaziza
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...VJ Asenk
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiAstika Rahayu
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Ibnu1810
 

Ähnlich wie Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik (20)

PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptxPRESENTASI JURNALISTIK.pptx
PRESENTASI JURNALISTIK.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
JURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABATJURNALIS BERMARTABAT
JURNALIS BERMARTABAT
 
7
77
7
 
8
88
8
 
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptxKODE ETIK JURNALISTIK.pptx
KODE ETIK JURNALISTIK.pptx
 
Softskill jilid 2
Softskill jilid 2Softskill jilid 2
Softskill jilid 2
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi ManusiaPKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
PKN Kelas 10 Smt 1 : Hak Asasi Manusia
 
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
Tugasmakalahpendidikankewarganegaaraanbab2 140419153647-phpapp02
 
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesianapak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
napak tilas penegakan hak asasi manusia di indonesia
 
Pers & Konflik
Pers & Konflik Pers & Konflik
Pers & Konflik
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
 
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
Tugas makalah pendidikan kewarganegaaraan bab 2
 
Softskill okky
Softskill okkySoftskill okky
Softskill okky
 
Makalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran hamMakalah pelanggaran ham
Makalah pelanggaran ham
 

Mehr von Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc

Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxSejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikMastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaInternet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningPengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaProfil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaKasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilYohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 

Mehr von Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc (20)

Blogging for journalism.ppt
Blogging for journalism.pptBlogging for journalism.ppt
Blogging for journalism.ppt
 
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptxSejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
Sejarah Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).pptx
 
Media sosial bagi Orang katolik indonesia
Media sosial bagi Orang katolik indonesiaMedia sosial bagi Orang katolik indonesia
Media sosial bagi Orang katolik indonesia
 
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara MenghindarinyaJenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
Jenis-jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya
 
IDN Media: Sharing Session
IDN Media: Sharing SessionIDN Media: Sharing Session
IDN Media: Sharing Session
 
Produksi Konten Radio/Audio (News)
Produksi Konten Radio/Audio (News)Produksi Konten Radio/Audio (News)
Produksi Konten Radio/Audio (News)
 
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau PublikMastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
Mastering Social Media: Pengelolaan Media Social untuk Menjangkau Publik
 
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
Akankah Menggoyang Lembaga Penyiaran?
 
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan SmartphoneYohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
Yohanes Widodo: Pembuatan Vlog dengan Smartphone
 
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik IndonesiaInternet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
 
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center LearningPengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
Pengembangan Digital Learning Berbasis Student Center Learning
 
Wartawan dan Idealisme
Wartawan dan IdealismeWartawan dan Idealisme
Wartawan dan Idealisme
 
Pemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
Pemetaan Silabus Hukum danEtika JurnalismePemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
Pemetaan Silabus Hukum danEtika Jurnalisme
 
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya YogyakartaProfil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Profil Klinik Hukum Media Universitas Atma Jaya Yogyakarta
 
Cyber Law dan Jurnalistik
Cyber Law dan JurnalistikCyber Law dan Jurnalistik
Cyber Law dan Jurnalistik
 
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di IndonesiaKasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
Kasus-Kasus Hukum dan Pelanggaran Etika Jurnalistik di Indonesia
 
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin KecilRadio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
Radio Komunitas: Menjaga dan Menghidupi Lilin Kecil
 
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
Motivation Letter - Holland Education Fair 2011
 
TTSSK Minggu 01
TTSSK Minggu 01TTSSK Minggu 01
TTSSK Minggu 01
 
Penulisan Ilmiah - 01
Penulisan Ilmiah - 01Penulisan Ilmiah - 01
Penulisan Ilmiah - 01
 

Kürzlich hochgeladen

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 

Kürzlich hochgeladen (11)

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 

Problematika Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik

  • 1. Problematik Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik dan Hukum Pers -Wina Armada Sukardi – Klinik Etika dan Hukum Media Diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 19-20 Pebuari 2016
  • 2. Perkenalan Diri WINA ARMADA SUKARDI, LAHIR DI JAKARTA, 17 OKTOBER 1959. SAAT INI KOMISARIS DI PT MNC KAPITAL (Tbk), DOSEN LPDS,UNTAR, SEKRETARIS DEWAN KEHORMATAN PWI PUSAT, PENASEHAT HUKUM BEBERAPA PERUSAHAAN DAN PENGURUS BEBERAPA ORGANISASI KEMASYARAKATAN
  • 3. RIWAYAT SINGKAT I. PENDIDIKAN Formal 1. Sarjana Hukum (SH) Universitas Indonesia 2. Master Hukum (MH) Universitas Nasional 3. Master of Business Administration dan Magister Manajemen IMNI 4. Berbagai bea siswa dalam dan luar negeri Pelatihan 1. US Legal System and Human Right Issues International Visitor Program United States Information Agency (USIA) 2. Berbagai pelatihan bidang hukum 3. Berbagai kursus dan pelatihan manajemen dan Keuangan 4. Berbagai kursus dan pelatihan bidang pers dan kebudayaan.
  • 4. II. PENGALAMAN JURNALISTIK • Pengalaman sekitar 32 tahun sebagai wartawan, dari mulai reporter sampai pemimpin redaksi dan pemimpim umum. • Antara lain : Pemimpin umum/redaksi harian Merdeka, Pemred majalah matra, Wakil Pemred majalah Vista, managing editor harian Prioritas (dibredel), Wapemred majalah “Forum Keadilan,” redaktur majalah ilmiah “Hukum dan Pembangunan” FH UI, redaktur hukum dan ekonomi TPI ( TPI,sekarang MNC TV), Surat Kabar Kampus “Salemba” (dibredel ), reporter dan radio Arief Rachman Hakim (ARH).
  • 5. III. PENGALAMAN BIDANG HUKUM 1. Mantan senior laywer Indonesia Press Law Centre 2. Mantan partner Lukman & Amalia Law Firm 3. Pendiri Wina Armada and assosiated 4. Puluhan Kali Menjadi (Saksi) Ahli baik di penyidik (polisi) maupun di Pengadilan 5. Menangani kasus-kasus menonjol antara lain Obor Rakyat, Pemred Metro TV Andy Noya, kasus artis Jenny Rachman Vs S.K Matra dll 6. Runti menjadi pembicara,panelis dan juri bidang hukum,(juga pers dan kebudayaan)
  • 6. IV.PENGALAMAN ORGANISASI • Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat • Ketua Komisi Hukum dan Perundangan Dewan Pers dua priode • Mantan Sekjen PWI Pusat • Pendiri dan Mantan Wakil Sekjen Jakarta Lawyer Club • Ketua Departemen Komunikasi Pengurus Iluni UI; • Ketua Tim Perumus Standar Kompetensi Wartawan; • Mantan Sekjen Forum Mahasiswa Hukum Indonesia dan Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia
  • 7. V.PENGALAMAN BIDANG PENYIARAN 1.Reporter Radio ARH (1977-1982) 2. Sekitar 20 thn Presenter TVRI (Acara al Aneka, Negara Kepulauan, Bina Pajak, keluarga sadar Hukum, Dewan Pers, Nostalgia dll) 3. Ketua Tim 10 RUU Penyiaran 4. Belajar TV di CDF, Jerman (Barat) 5. Penasehat hukum beberapa program TV
  • 8. VI. Publikasi Karya, Antara lain • “Wajah Hukum Pidana Pers”(1989), • “Menguggat Kebebasan Pers” ( 1993). • “Close Up Seperempad Abad Pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik (2007) • ”Keutamaan Dibalik Kontraversil UUPers” (2007) • “Menakar Kesejahteraan Wartawan.” (2009) • Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab Hukum Pers dan KEJ (2013) • Suap! Bola Tak selama Bundar (2016) dll • Ribuan artikel di surat kabar, majalah, buletin dll • Pemenang Adinegoro Bidang Film • Pemenang Piala Mitra (kritikus terbaik) FFI dua kali dll • Juri berbagai sayembara, lomba dan festival
  • 9. VII. Pengalaman Ahli Dewan Pers (1) Antara lain: 1. Kasus Obor Rakyat(2014) 2. Kasus pornografi foto model Sofya Lajuba majalah Matra (terdakwa Nano Riantiarno) 3. Kasus pornografi majalah Populer (terdakwa almarhum Mujimanto) 4. Kasus harian Neraca Vs Bank Indonesia (terdakwa Masmimar Mangiang) 5. Kasus terdakwa Sarah Ashari (PN Jakarta Barat) 6. Kasus Kompas Vs Abdul Wahid Kadungga (tergugat Kompas) 7. Kasus Surat Pembaca Vs Sinar Mas (terdakwa Fifi J, Kho Seng Seng dll)
  • 10. Pengalaman Ahli Dewan Pers (2) 7. Kasus Frakim Vs Walikota Tanjung Pinang (terdakwa Frankim) 8. Kasus PK Terdakwa Dahri Uhum Nasution VS IAIN Medan 9. Kasus Tabloid Investigasi (terdakwa Eddy Sumarsono) 10. Kasus dokter Lucky Vs dokter Rudy (PN Jaksel dan PN Utara) 11. Kasus Irawan Vs Majalah Forum 12. Kasus majalah Kartini Vs Herlinawati 13. Kasus Bupati Solok Vs Bakin News 14. Dan lain-lain.
  • 11. Saat ini .. • Salah seorang yang mendalami hukum pers dan Kode Etik Jurnalistik. • Rutin menjadi saksi ahli baik di pengadilan maupun di penyidikan. • Rutin memberikan ceramah dan pelatihan. • Dosen di Universitas Tarumanegara, SJI, dll • Sedang mempersiapkan survei Indek kemerdekaan pers Indonesia (IKPI); • Rutin melaksanakan tugas organisasi dan perusahaan; • Rutin menulis buku
  • 13. Dibandingkan dengan UU No 21 Tahun 1982, maka UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers mempunyai perbedaan mendasar. NO UU NO 21 Tahun 1982 UU NO 40 TAHUN 1999 1 Pemerintah sebagai Pembina pers nasional Pemerintah tidak ikut campur dlm menentukan kemerdekaan pers 2 Dewan Pers cuma perpanjangan tangan Pemerintah Dewan Pers bersifat independen 3 Pengertian pers hanya media cetak Pers meliputi media cetak, elektronik & segala macam saluran lainnya 4 Pers cetak perlu ijin dari pemerintah. Pers cetak tidak perlu ijin dari pemerintah 5 Pemerintah dapat membredel pers Pers tidak boleh dibredel 6 Diterapkan wadah tunggal organisasi pers Pembentukan organisasi pers tanpa syarat 7 Terdapat banyak peraturan pelaksana yang dapat dimanipulir oleh pemerintah Tidak adanya peraturan pelaksana, kecuali untuk pengangkatan anggota Dewan Pers. 8 Menganut pertanggungjawaban pidana sistem air terjun/walterfall system Tidak menganut pertanggungjawab pidana air terjun/waterfall system 9 Sama sekali tidak boleh modal asing Modal asing boleh masuk melalui pasar modal
  • 14. Keiistimewaan Pers (UU No 40 tahun 1999) Kemerdekaan pers milik rakyat, milik publik, miliki kita semua!! Tidak ada campur tangandari pemerintah Tidak ada izin, sensor dan pemberdelan Tidak boleh menghalang-halangi tugas pers Dewan Pers memfasilitasi pembuatan peraturan peraturan di bidang pers Posisi Kode Etik Jurnalistik sangat penting Perlindungan terhadap kegiatan jurnalistik (6M) Masyarakat diberikan hak untuk mengawasi dan mengoreksi pers
  • 15. Jaminan terhadap Kemerdekaan Pers Pasal 4 UU Pers, “kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.” Penjelasanya, “yang dimaksud ‘kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara adalah bahwa pers bebas tindakan penceghan,pelarangan dan atau penekanan agar hak masyarakat untuk memperoleh informasi terjamin.” Dalam pertimbangan UU Pers,”bahwa pers nasional…..harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta bebas dari campur tangan dan paksaan pihak manapun.”
  • 16. Peranan Pers Besar sekali! a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi,mendorong terwujudnya supremasi hukum, HAM serta menghormati kebbinakaan c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dng kepentingan umum e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran
  • 17. Pengaruh Pers • Menciptakan, mengubah atau memperkuat nilai-nilai • Membentuk persepsi atau citra • Meningkatkan partisipasi dan demokratisasi • Menghasilkan sikap dan prilaku tertentu • Pembentuk agenda setting • Salah satu unsur penting dalam proses sosial
  • 18. Kemerdekaan Pers Milik Rakyat! • Kemerdekaan Pers bukan hanya semata milik atau hak ekslusif pers Saja, Tapi Kemerdekaan Pers Milik Rakyat sebagai pemegang Kedaulatan Rakyat • Pasal 2 UU NO 40/1999 tentang Pers,”Kemerdekaan Pers adalah salah satu wujud kedaulatan Rakyat yang berdasarkan prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.” • Kemerdekaaan pers harus memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya untuk rakyat
  • 19. Prinsip UU No 40 Tahun 1999 Kemerdekaan Milik Rakyat dan Pers Menjalankan Amanah Kemerderkaan Pers Milik Rakyat dengan Prinsip Kesimbangan Agar dpt Menjalankan kemerdekaanya, kepada Pers Diberikan Hak-hak yang memadai Dewan Memfasilitasi Pembuatan peratur an pers,termasuk Hak jawab Sbg pengawasa kpd Masyarakat diberi Kan hak jawab,korek Si dan melaporkan ke Kekeliruan pers
  • 20. Sanksi Pidana Pasal 18 UU tentang Pers • Pasal 18 membuat sanksi pidana denda bagi pelanggar UU NO 40 1. KELUAR PIHAK PERS: Setiap orang yang melakukan penyensoran.pemberedelan/pelarangan siaran dan menghambat dan meghalanghalangi tugas dan fungsi Pers 2. KEDALAM PERS :Perusahaan pers yang melanggar norma agama,rasa kesusilaan dan asas pradug tak bersalah dan hak jawab serta jika tidak berbadan hukum dan pengumuman alamat dan penangung jawab serta
  • 21. Ancaman terhadap Wartawan dan Kemerderkaan Pers dari Luar Pers 1. Gugatan perdata megaverdic 2. Tafsir keliru dari ketentuan-ketentuan UU ITE (hukuman minimal 5 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar) 3. Tafsiran keliru dari ketentun-ketentuan KUHP (pasal 310-311 tentang pencemaran, penghinaan dll). 4. UU Intelejen (tidak boleh menyebarkan informasi yang bersifat rahasia) 5. Ketentuan UU Penyiaran 6. UU Keamanan Nasional 7. Perbuatan main hakim sendiri dari masyarakat 8. Penegak hukumyang tidak faham kemerdekaan pers
  • 22. Ancaman terhadap Wartawan dan Kemerderkaan Pers dari Dalam Pers Sendiri 1. Wartawan yang tidak profesional (tidak faham teknila jurnalistik dan tidak menaati Kode Etik Jurnalistik) 2. Penumpang gelap kemerdekaan pers (“wartawan” gadungan, bodrek, LSM berkedok pers dll) 3. Sebagian kecil pemilik perusahaan pers
  • 23. Pengaduan ke Dewan Pers 2015 1. Pengaduan langsung 427 kasus, pengaduan tidak langsung (surat tembusan) 411. Dari pengaduan langsung 397 dianggap kasus pers. 2. Penyelesaian melalui PPR (Pernyataan penilaian dan rekomendasi) 26 kasus. Mediasi 26 kasus. 3. Media yang diadukan 288 kasus. Media mengadukan publik ada 80 kasus. 4. Pengadua media tertingggi dipegang oleh unsur pemerintah sebanyak 145 kasus. Sebaliknya pers mengadukan pemerintah ada 52 kasus. 5. Pers yang diadukan : surat kabar harian 205 kasus, media siber 164 kasus dan minggguan 115 kasus. 6. Pengaduan yang melibatkan lebih dari satu media: 71 kasus siber, 16 kasus televisi, 10 kasus harian dan 6 kasus pers mingguan.
  • 24. Payung Hukum Pasal 8 UU Pers 1. Pasal 8 UU No 40 tahun 1999 tentang UU Pers berbunyi, ” Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum.” 2. Pasal 8 bermakna, wartawan merupakan profesi khusus, sama dengan profesi-profesi khusus lainnya seperti dokter atau advokat. Implikasinya, ketika menjalankan profesinya, mereka dilindungi secara khusus pula oleh perundangan- undangan. Selama wartawan menjalankan profesinya dengan benar, maka terhadap yang menjalankan tugas pofesinya yang sesuai dengan perundangan dan kode etik jurnalistik, kesalamatan wartawan, baik fisik maupun psikologis, beserta seluruh peralatan perlengkapan kerjanya, harus sepenuhnya dilindungi
  • 25. Makna Perlindungan Pasal 8 UU Pers (1) 1 Negara bukan hanya wajib menghormati kemerdekaan pers, tetapi negara juga wajib menyediakan pengamanan terhadap wartawan yang sedang melaksanakan tugasnya. 2 Pelaksanaan fungsi kemerdeaan pers oleh wartawan merupakan ”perintah” atau ”amanah” dari undang- undang. Ketika menjalankan profesinya, wartawan juga sedang melaksanakan ”perintah” atau ”amanah” dari undang-undang, maka aktor-aktor penyelenggaran keamanan otomatis wajib juga melindungi keselamatan para wartawan sebagaimana profesi lain yang melaksanakan undang-undang yang harus dilindungi .
  • 26. Makna Perlindungan Pasal 8 UU Pers (2) 3. Adanya suatu pengakuan hukum yang tegas dan terang bederang bahwa ketika menjalankan tugasnya dengan benar sesuai dengan Kode etik jurnalistik dan perundangan-undangan, wartawan juga mempunyai hak imunitas tidak boleh dirintangi, ditutnut, ditangkap, disandera, ditahan, dianiaya, apalagi sampai dibunuh. 4. Ketentuan pasal 8 UU Pers harus ditafsirkaN, bahwa perlidungan yang diberikan kepada wartawan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang terkait dengan profesi wartawan. Pelaksanaan tugas wartawan pertama-tama harus diukur berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Disinilah UU Pers harus diberlakukan sebgai lex priimaat atau lex piviill, yakni sepanjang mekanismenya sudah diatur dan ada ketentuan-kettuannya dalam UU Pers maka UU Pers yang diharus didahulukan atau diutamakan
  • 27. Perlindungan Terhadap dan Pers Landasan Konstitusi Pasal 28 F UUD 1945 PENYIDIKAN MoU Dewan Pers-Polri 9 Pebuari 2012 Peraturan Dewan Pers No 05/IV/2008 tentang Standar Perlindungan Profesi wartawan PROSES PENGADILAN SEMA No 13 Tanggal 30 Desember 2008 tentang Meminta Keterangan Ahli dari Dewan Pers
  • 28. SEMA No 13 Tahun 2008 Tgl 30 Des 2008 “…Untuk memperoleh gambaran yang objektif tentang ketentuan–ketentuan yang berhubungan dengan UU Pers, maka hakim dapat meminta keterangan dari seorang ahli di bidang pers…Oleh karena itu dalam penaganan/pemeriksaan perkara-perkara yang terkait dengan delik pers hendaknya majelis mendengar/meminta keterangan AHLI DARI DEWAN PERS,karena merekalah yang mengetahui seluk beluk pers tersebut secara teori dan praktek…”
  • 29. Wartawan Memiliki dan Menaati Kode Etik! • Pasal 7 ayat 2 UU tentang Pers,” Wartawan memiliki dan menaati Kode Etik Jurnalistik.” • Penjelasan pasal 7 ayat 2,” Yang dimaksud dengan ‘Kode Etik Jurnalistik”adalah Kode Etik Jurnalistik yang disepakati organisasio wartawan dan ditetapkan oleh Dewan Pers • Kode Etik Jurnalistik meiliki landasan yuridis dan etikal sekaligus!
  • 30. Jurnalistik Siaran tunduk kpd KEJ dan UU Pers Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 18 Pedoman Prilaku Penyiaran (P3) (2) Lembaga penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurbnalistik wajib tunduk kepada peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers.
  • 31. Hanya 22 % Responden yang pernah baca Kode Etik Jurnalistik Secara Lengkap !! Selebihnya 78 % tidak Pernah membaca Secara Lengkap REKAPITULASI JAWABAN PERNAH MEMBACA KODE ETIK JURNALISTIK 69 ; 18% 231 ; 60% 87 ; 22% Tidak pernah Pernah membaca sebagian Sudah membaca seluruhnya
  • 32. Akhir dari Imbas Pers Tidak Profesional • Kepercayan publik kepada pers memudar • Bisnis pers tidak dipercaya lagi • Kemerdekaan pers terancam • Demokrasi dalam Bahaya! • Standar Kompetensi Wartawan menjadi kebutuhan penting dan mendesak!
  • 33. Apa Itu Profesi “Hounorable” 1. Mencapai standar kompetensi yang sangat tinggi di bidangnya 2. Menyangkut Kepentingan Publik 3. Mengandung trust atau kepercayaan tinggi dalam relasi pekerja 4. Tingkat independensinya tingggi 5. Penghasilan berdasarkan kinerja 6. Memiliki Kode Etik
  • 34. Manfaat Etika Profesi 1. Menghindari terjadi Malpraktek atau Penyalahgunaaan Profesi 2. Menghindari Persaingan tidak Sehat Sesama Penyandang Profesi 3. Melindungi Pelaksanaan Tugas Profesi 4. Sebagai salah satu “alat” masyarakat memahami profesi
  • 35. Pengertian Persn Tidak Hanya Cetak Pasal 1 ayat 1 UU No 40 Thn 1999 ttg Pers “Pers adalah lembaga sosial wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya yang dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia”
  • 36. Ruang Lingkup Pers • Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku. • Apakah radio dan televisi termasuk pers? • Apakah Online atau Internet juga pers? • Bagaimana dengan Blog, tweeter, FB dll? • Pengertian Pers Formal dan nonformal
  • 37. Apa itu Pers yang “Legal?” I. Memiliki badan hukum yang sah II. Ada penangung jawabnya (dan jelas indentitasnya) III. Wartawannya Profesional a. Punya karya jurnalistik yang benar b. Punya dan taat Kode Etik Jurnalitik dan UU Pers c. Lulus Standar Kompetensi Wartawan IV. Tergabung dalam organisasi wartawan yang lolos verifikasi oleh Dewan Pers
  • 38. Siapakah Wartawan itu ? 1. Bukan sekedar orang yang mempunyai kartu pers. 2. Wartawan harus melakukan kegiatan jurnalistik secara teratur menimal 6 bulan ber-turut2 dan tergabung dalam perusahaan pers 3. Kegiatan Jurnalistik kegiatan adalah 6M 4. Pasal 42 UU No.32 Tahun 2002 ttg Penyiaran Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik Jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku 5. Wartawan profesional memenuhi Standar Kompetensi Wartawan
  • 39. Model dan Katagori Kompetensi (yang harus difahami, dimiliki dan dikuasai wartawan) KESADARAN Etika dan Hukum Kepekaan Jurnalistik,jejaring Sosial PENGETAHUAN Pengetahuan umum, Teori + Prinsip Jurnalistik dan Pengetahuan Khusus KETERAMPILAN Peliputan (6M), Riset/Investigasi< Penggunaan alat dan teknologi Informasi dan Analisis/Arah pemberitaan
  • 40. Gradasi Kompetensi Wartawan Wartawan Muda: melakukan kegiatan Wartawan Madya: mengelola kegiatan Wartawan Utama : Mengevaluasi, memodifikasi dan bertangung jawab terhadap proses kegiatam
  • 41. Tujuan Standar Kompetensi wartawan 1. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan. 2. Menjadi acuan sistem evaluasi kinerja wartawan oleh perusahaan pers. 3. Menegakkan kemerdekaan pers berdasarkan kepentingan publik. 4. Menjaga harkat dan martabat kewartawanan sebagai profesi khusus penghasil karya intelektual 5. Menghindarkan penyalahgunaan profesi wartawan. 6. Menempatkan wartawan pada kedudukan strategis dalam industri pers.
  • 42. Persetujuan Mayoritas Perusahaan Pers • Piagam Palembang telah oleh mayoritas group perusahaan pers (al Kompas Gramedia, Jawa Pos, Trans Corp, MNC, TVRI, RRI, Pikiiran Rakyat, Bali Pos, Tempo, Femina, C&R dll) • Pelaksanaan ratifikasi bagian perbagian • Perusahaan yang sudah memenuhi seluruh ratifikasi akan diberikan “cop” atau “logo”
  • 43. Sudah Kompeten, Tapi Tidak Dapat Mengubah Nama
  • 44. Lahirnya Pilar Kelima 1. Media sosial oleh sebagian mengamat komunikasi sudah mulai dimasukanke dalam “pilar kelima.” 2. Media sosial bukan hanya menjadi sumber bagi pers tetapi juga sekaligus sebagai “pengawas” terhadap pers. 3. Media sosial mengubah drastis mekanisme kerja pers. 4. Kehadiran media sosial dapat mengubah tata nilai etika media.
  • 45. Pengertian Transaksi Elektronik Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer,Jaringan komputer dan atau media elektronik lainnya. Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk megumpulkan menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis dan atau menyebarkan informasi. Online atau siber termasuk transaksi elektronik
  • 46. Pengertian Media Online Siber • Media online atau media siber adalah semua bentuk media menggunakan transaksi elektronik dan atau internet dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik yang sesuai dengan UU Pers, Kode Etik Jurnalistik dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Dewan Pers.
  • 47. Perbedan Perlakuan Antara siaran yang bukan jurnalistik dan siaran yang bersifat jurnalistik memiliki perbedaan hukum yang mendasar Untuk siaran yang bersifat jurnalistik berlaku juga UU Pers No 40 tahun 1999 ttg Pers.Sedangkan yang bukan Jurnalistik tidak berlaku UU Pers
  • 48. Asas-asas Kode Etik Jurnalistik I. Asas Profesional II. Asas Demokratis III. Asas Moralitas IV. Asas Supremasi Hukum
  • 49. Studi Kasus 15 Kisah Nyata (2) 6. Kasus jatuhnya pesawat Adam Air 7. Kasus seorang pengusaha ikut rombongan presiden sebagai wartawan 8. Kasus para mantan napi jadi pemred 9. Kasus beberapa wartawan asli di Bandung dikeroyok oleh wartawan “abal-abal.” 10. Kasus pengurus SPS “ditodong” wartawan di Mall Jkt? Studi Kasus 15 Kisah Nyata (2)
  • 50. Studi Kasus 15 Kisah Nyata (3) 11. Kasus Wartawan di Pekanbaru “merangkap” reporter, penulis, dan pembunuh sekaligus. 12. Kasus banyak wartawan memerasa ditangkap. 13. Kasus wartawan menjadi pedagang dan pengedar narkoba. 14. Kasus wartawan memaka inisial nama tapi menyebut atribur sumber/subjek berita. 15.Kasus membuka “off the record.”
  • 52. Maaf Kalau Ada kekurangan
  • 53. Asas Profesional KEJ 1. Membuat berita akurat 2. Menunjukan identitas kepada narasumber 3. Menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya 4. Selalu menguji informasi 5. Tidak membuat berita bohong dan fitnah 6. Jelas dalam mencantuman waktu peristiwa dan atau pengambilan/penyiaran gambar
  • 54. Asas Moralitas KEJ 1. Tidak boleh beritikad buruk 2. Tidak membuat berita cabul dan sadis 3. Tidak menyebut identitas korban kesusilaan 4. Tidak menyebut identitas korban atau pelaku kejahatan anak-anak 5. Tidak berprasangka dan diskrimitatif terhadap jender, SARA dan bahasa 6. Tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin dan sakit (jasmani & rohani) 7. Menghormati kehidupan pribadi (kecuali untuk kepentingan umum) 8. Mencabut dan meralat serta (kalau perlu) minta maaf terhadap kekeliruan berita yang dibuat
  • 55. Asas Supremasi Hukum KEJ 1. Wartawan tidak melakukan plagiat 2. Menghormati prinsip asas praduga tidak bersalah 3. Tidak menyalahgunakan profesinya 4. Memiliki hak tolak
  • 56. Tentang Asas Praduga Tak Bersalah 1. Asas praduga tidak bersalah tidak ada hubungannya dengan penyingkatan nama seperti dalam pengertian selama ini 2. Asas praduga tidak bersalah tidak mengurangi kemerdekaan pers untuk mengungkapkan kebenaran dan memberitakan/menyiarkan fakta secara akurat 3. Kalau pengadilan bersifat terbukan untuk umum maka setiap orang boleh mengetahui apa yang terjadi di pengadilan dan pers adalah wakil masyarakat yang tidak dapat ke pengadilan 4. Asas praduga tidak bersalah bermakna tidak boleh menghakimi tidak hanya dalam kasus hukum tetapi dalam semua pemberitaan 5. Hanya indentitas anak-anak baik sebagai pelaku maupun korban kejahatan , serta kasus-kasus susila, yang harus dikaburkan identitasnya karena untuk melindungi masa depan mereka
  • 57. Asas Demokratis KEJ 1. Menghasilkan berita berimbang 1. Bersikap independen 1. Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi
  • 59. Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Penafsiran: a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers. b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan obyektif ketika peristiwa terjadi. c. Berimbang, berarti semua pihak mendapat kesempatan setara. d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.
  • 60. Pasal 2 Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam menjalankan tugas jurnalistik. Penafsiran: Cara-cara yang profesional adalah: a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber; b. menghormati hak privasi; c. tidak menyuap; d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya; e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang; f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara; g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri; h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
  • 61. Pasal 3 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tidak bersalah. Penafsiran: a. Menguji informasi berarti melakukan check and re-check tentang kebenaran informasi itu. b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional. c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta. d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.
  • 62. Pasal 4 Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul. Penafsiran: a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk. c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan. d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis, dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi. e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.
  • 63. Pasal 5 Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan. Penafsiran: a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak. b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.
  • 64. Pasal 6 Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap. Penafsiran: a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum. b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.
  • 65. Pasal 7 Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan. Penafsiran: a. Hak Tolak adalah hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya. d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
  • 66. Pasal 8 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang yang lemah,miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani. Penafsiran: a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas. b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.
  • 67. Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik. Penafsiran: a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati. b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.
  • 68. Pasal 10 Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa. Penafsiran: a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar. b. Permintaan maaf disampaikan apabila ada kesalahan terkait dengan substansi pokok.
  • 69. Pasal 11 Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional. Penafsiran: a. Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya. b. Hak Koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain. c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
  • 70. • Penilaian akhir atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan Dewan Pers. • Sanksi atas pelanggaran kode etik jurnalistik dilakukan oleh organisasi wartawan dan atau perusahaan pers. Jakarta, 14 Maret 2006 (Kode Etik Jurnalistik ditandatangani oleh 26 organisasi wartawan dan 3 organisasi pers lainnya di Jakarta.
  • 71. Penutup Dari Irian Ada Burung Cendrawasih Cukup Sekian Dan Terima Kasih
  • 72. Silahkan Hubungi saya Tel 0811-811-287 0818-811- 287 Email warmadasukardi@yahoo.com dan warmadasukardi@gmail.com