SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 17
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
             MATA KULIAH KMB I




                DISUSUN OLEH :
                   KELOMPOK 4
Kerangka dada terdiri atas tulang dan tulang rawan. Batas” yg membentuk rongga
   didalam thorax ialah:
a.   Depan : sternum dan tulang rawan iga”
b.   Belakang : 12 ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus
     invertebralis)
c.   Samping : Iga – iga beserta otot interkostal
d.   Bawah : Diafragma
e.   Atas : Leher
Rongga thorax berisikan :
 Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru – paru beserta
   pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan membentuk batas
   lateral pada mediastinum.
 Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru – paru. Isinya
   jantung dan pembuluh – pembuluh darah besar, usofagus, duktus torasika, aorta
   desendens, dan vena kava superior, saraf vagus, dan frenikus dan sejumlah besar
   kelenjar limfe.
Pneumothorax  udara atau gas dalam rongga pleura, yang dapat terjadi secara
   spontan (spontaneous pleura), sebagai akibat trauma ataupun proses patologis, atau
   dimasukkan dengan sengaja (Dorland 1998 : 872).
Pneumothorax atau sering disebut sebagai kolaps paru – paru  penimbunan udara
   atau gas di dalam rongga pleura.
Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru – paru
   dan rongga dada.
Pneumothorax terjadi karena adanya kebocoran dibagian paru yg berisi
   udara melalui robekan atau pecahnya pleura.
Robekan ini b/d bronkus.
Pelebaran /alveoli & pecahnya septa – septa alveoli kemudian membentuk
   suatu bula yg disebut granulomatus fibrosis.
Granulomatus fibrosis ad salah satu penyebab tersering terjadinya
   pneumothorax, karena bula tersebut berhubungan dengan adanya
   obstruksi empisema.
1.   Berdasarkan terjadinya:
a.   Artificial  Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka
     tusuk atau pneumothorax disengaja.
b.   Traumatic  biasanya disebbkan trauma pd trakea/esofagus akibat tindakan
     pemeriksaan dg alat”( endoskopi ) atau benda tajam yg tertelan.
c.   Barotrauma pada thorax. Dibagi mjd pneumothorax tension dan non tension
     pneumothorax.
-    Pneumothorax tension  medical emergency dimana udara terakumulasi pd
     rongga pleura dan akan bertambah setiap kali bernapas.
-    Non – Tension pneumothorax  udara tidak semakin bertambah shgg tekanan
     terhadap organ didalam rongga dada tidak juga meningkat.
d.   Spontan
PATHWAY
              Trauma dada

   Kebocoran / Tusukan/ Laserasi pleura visceral

Udara / cairan masuk ke dalam ruang pleura

      Volume ruang pleura meningkat

            Distress pernafasan
         Gangguan pertukaran gas
   Penekanan pada struktur mediasional.
a.   Tachypnea
b.   Dyspnea
c.   Cyanosis.
d.   Tracheal deviation.
e.   Dull resonance on percussion.
f.   Unequal chest rise.
g.   Tachycardia.
h.   Hypotension
i.   Pale, cool, clammy skin.
Penatalaksanaan pneumotorax tergantung dari luasnya pneumothorax.
Tujuannya yaitu u/ mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan
   kecenderungan untuk kambuh lagi.
Prinsip – prinsip penanganan pneumothorax menurut British Sosiety dan American
   collage of chest fisician ad :
a.    Observasi dan pemberian tambahan oksigen
b.    Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube trakeostomi dg atau tanpa
      pleurodesis.
c.    Trakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap adanya blep atau bula.
d.    Torakotomi
Untuk pengkajian fisik meliputi :
1.   Identitas klien
2.   Riwayat kesehatan. ( Riwayat penyakit sekarang dahulu dan riwayat penyakit keluarga)
3.   Aktivitas/istirahat : Dispnea
4.   Sirkulasi : Takikardia
5.   Integritas ego
6.   Makanan dan cairan
7.   Nyeri/kenyamanan : biasanya meningkat karena pernapasan, batuk.
8.   Pernapasan : kesulitan bernapas, batuk, peningkatan frekwensi bernapas, takipnea.
9.   Keamanan : adanya trauma dada
10.  penyuluhan/pembelajaran : riwayat faktor resiko keluarga, TB, kanker, adanya bedah
     intrathorakal/biopsy paru.
a.   Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara/ cairan pada area pleural, data
     menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung).
b.   GDA : variable tergantung pada derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan
     mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang
     meningkat. PaO2 mungkin normal/menurun, saturasi oksigen biasa menurun.
c.   Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemotoraks)
d.   HB : mungkin menurun menunjukkan kehilangan darah
e.   Laboratorium (darah lengkap dan astrup)
1.   Ketidak efektifan pola pernapasan yang
     berhubungan dengan menurunya ekspansi paru
     sekunder terhadap peningkatan tekanan dalam
     rongga pleura.
2.   Resiko tinggi trauma pernapasan berhubungan
     dengan pemasangan WSB.
3.   Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
     kurang terpajan pada informasi.
Dx Keperawatan : Ketidak efektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan
   menurunnya ekspansi paru skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga
   pleura.
Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
   diharapkan pola pernapassan klien kembali efektif.
Intervensi :
1.    Identifikasi factor penyebab kolaps spontan, trauma keganasan, infeksi komplikasi
      mekanik pernapasan.
Rasional : Memahami penyebab dari kolaps paru sangat penting untuk mempersiapkan
      WSD pada pneumothoraks dan menentukan untuk interfensi lainnya.
2. Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi
Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, kita dapat
    mengetahui sejauh mana perubahan kondisi klien.
3. Baringkan klien dalam posisi yang nyaman, atau dalam posisi duduk.
Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal.
4. Observasi tanda-tanda vital (nadi, RR)
Rasional : Peningkatan RR dan takikardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru
5. Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam.
Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara napas pada bagian paru. Kemungkinan
    akibat dari berkurangnya atau tidak berfungsinya lobus, segmen, dan salah satu dari paru.
    Pada daereah kolaps paru suara pernapasan tidak terdengar tetapi bila hanya sebagian yang
    kolaps suara pernapasan tidak terdengar dengan jelas. Hal tersebut dapat menentukan fungsi
    paru yang baik dan ada tidaknya atelektasis paru.
6. Bantu dan ajarkan klien untuk batuk dan napas dalam yang
   efektif.
Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau napas
   dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat
   batuk lebih efektif.
7. Kolaborasi untuk tindakan dekompresi dengan pemasangan
   WSD.
Rasional : Dengan WSD memungkinkan udara keluar dari rongga
   pleura dan mempertahankan agar paru tetap mengembang
   dengan jalan mempertahankan tekanan negative pada
   intrapleura.
Implementasi                                  Evaluasi
1. Mengidentifikasi faktor kolaps spontan ,   Irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan
   trauma keganasan serta infeksi             berada dalam batas normal, pada pemeriksaan
   komplikasi mekanik pernapasan.             rontgen thorak terlihat adanya pengembangan
2. Melakukan pengkajian kualitas              paru bunyi napas terdengar jelas.
   pernapasan, kedalaman dan melaporkan
   perubahan yang ada.
3. Membaringkan pasien dalam posisi yang
   nyaman.
4. Melakukan observasi TTV ( Nadi dan
   pernapasan)
5. Melakukan auskultasi pada suara napas.
6. Mengajarkan klien cara batuk dan napas
   dalam yang efektif
7. Kolaborasi dengan tim dokter untuk
   tindakan dekompresi dengan pemasangan
   WSD
THANK FOR
  ANTTENTION 

BE THE BEST NURSE
       

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (18)

Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Trauma thorax
Trauma thoraxTrauma thorax
Trauma thorax
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Trauma Thoraks
Trauma ThoraksTrauma Thoraks
Trauma Thoraks
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
ASKEP trauma dada
ASKEP trauma dadaASKEP trauma dada
ASKEP trauma dada
 
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia &  ian Akper pemkab munaAskep trauma dada lia &  ian Akper pemkab muna
Askep trauma dada lia & ian Akper pemkab muna
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
5 Trauma Thorak
5 Trauma Thorak5 Trauma Thorak
5 Trauma Thorak
 
Hematotoraks kmbb AKPER PEMDA MUNA
Hematotoraks kmbb AKPER PEMDA MUNA Hematotoraks kmbb AKPER PEMDA MUNA
Hematotoraks kmbb AKPER PEMDA MUNA
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA Kontusio paru  AKPER PEMKAB MUNA
Kontusio paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Fraktur Iga
Fraktur IgaFraktur Iga
Fraktur Iga
 
Pneumotoraks
PneumotoraksPneumotoraks
Pneumotoraks
 
Leaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraksLeaflet pneumotoraks
Leaflet pneumotoraks
 

Ähnlich wie Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdfpneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdfPanduAkbar6
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada pjj_kemenkes
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadaAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadapjj_kemenkes
 
Modul 1 pernafasan kb 2
Modul 1 pernafasan kb 2Modul 1 pernafasan kb 2
Modul 1 pernafasan kb 2pjj_kemenkes
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada pjj_kemenkes
 
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxasuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxErinRika2
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxMuhammadYunus728432
 
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxLaporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxssusere849b2
 
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdflaporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdfPanduAkbar6
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAmee Hidayat
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraFian Nisa
 

Ähnlich wie Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdfpneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
pneumothoraxpowerpoint-120920104344-phpapp01.pdf
 
jurnal efusu flaura
jurnal efusu flaurajurnal efusu flaura
jurnal efusu flaura
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dadaAskep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
 
Modul 1 pernafasan kb 2
Modul 1 pernafasan kb 2Modul 1 pernafasan kb 2
Modul 1 pernafasan kb 2
 
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat trauma dada
 
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docxasuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
asuhan_keperawatan_pada_pasien_dengan_trauma thorax.docx
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
ppt kparu paru.pptx
ppt kparu paru.pptxppt kparu paru.pptx
ppt kparu paru.pptx
 
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptxJurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
Jurding Blunt Trauma salinan 2.pptx
 
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptxLaporan Kasus - Pneumothorax.pptx
Laporan Kasus - Pneumothorax.pptx
 
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdflaporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
laporankasus-pneumothorax-231114120217-3822fc5b.pdf
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleura
 

Mehr von Marito Simanungkalit

Mehr von Marito Simanungkalit (9)

Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Obat gangguan ssp
Obat gangguan sspObat gangguan ssp
Obat gangguan ssp
 
Askep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosisAskep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosis
 
Miokard infark
Miokard infarkMiokard infark
Miokard infark
 
Gagal jantung, chf
Gagal  jantung, chfGagal  jantung, chf
Gagal jantung, chf
 
ASKEP PASIEN DENGAN GOUT ARTRITIS
ASKEP PASIEN DENGAN GOUT ARTRITISASKEP PASIEN DENGAN GOUT ARTRITIS
ASKEP PASIEN DENGAN GOUT ARTRITIS
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing SindromAskep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
 

Kürzlich hochgeladen

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

Asuhan keperawatan ps dg pneumothorax

  • 1. DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KMB I DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
  • 2. Kerangka dada terdiri atas tulang dan tulang rawan. Batas” yg membentuk rongga didalam thorax ialah: a. Depan : sternum dan tulang rawan iga” b. Belakang : 12 ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus invertebralis) c. Samping : Iga – iga beserta otot interkostal d. Bawah : Diafragma e. Atas : Leher
  • 3. Rongga thorax berisikan :  Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru – paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan membentuk batas lateral pada mediastinum.  Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru – paru. Isinya jantung dan pembuluh – pembuluh darah besar, usofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan vena kava superior, saraf vagus, dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
  • 4. Pneumothorax  udara atau gas dalam rongga pleura, yang dapat terjadi secara spontan (spontaneous pleura), sebagai akibat trauma ataupun proses patologis, atau dimasukkan dengan sengaja (Dorland 1998 : 872). Pneumothorax atau sering disebut sebagai kolaps paru – paru  penimbunan udara atau gas di dalam rongga pleura. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru – paru dan rongga dada.
  • 5. Pneumothorax terjadi karena adanya kebocoran dibagian paru yg berisi udara melalui robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini b/d bronkus. Pelebaran /alveoli & pecahnya septa – septa alveoli kemudian membentuk suatu bula yg disebut granulomatus fibrosis. Granulomatus fibrosis ad salah satu penyebab tersering terjadinya pneumothorax, karena bula tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi empisema.
  • 6. 1. Berdasarkan terjadinya: a. Artificial  Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau pneumothorax disengaja. b. Traumatic  biasanya disebbkan trauma pd trakea/esofagus akibat tindakan pemeriksaan dg alat”( endoskopi ) atau benda tajam yg tertelan. c. Barotrauma pada thorax. Dibagi mjd pneumothorax tension dan non tension pneumothorax. - Pneumothorax tension  medical emergency dimana udara terakumulasi pd rongga pleura dan akan bertambah setiap kali bernapas. - Non – Tension pneumothorax  udara tidak semakin bertambah shgg tekanan terhadap organ didalam rongga dada tidak juga meningkat. d. Spontan
  • 7. PATHWAY Trauma dada Kebocoran / Tusukan/ Laserasi pleura visceral Udara / cairan masuk ke dalam ruang pleura Volume ruang pleura meningkat Distress pernafasan Gangguan pertukaran gas Penekanan pada struktur mediasional.
  • 8. a. Tachypnea b. Dyspnea c. Cyanosis. d. Tracheal deviation. e. Dull resonance on percussion. f. Unequal chest rise. g. Tachycardia. h. Hypotension i. Pale, cool, clammy skin.
  • 9. Penatalaksanaan pneumotorax tergantung dari luasnya pneumothorax. Tujuannya yaitu u/ mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi. Prinsip – prinsip penanganan pneumothorax menurut British Sosiety dan American collage of chest fisician ad : a. Observasi dan pemberian tambahan oksigen b. Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube trakeostomi dg atau tanpa pleurodesis. c. Trakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap adanya blep atau bula. d. Torakotomi
  • 10. Untuk pengkajian fisik meliputi : 1. Identitas klien 2. Riwayat kesehatan. ( Riwayat penyakit sekarang dahulu dan riwayat penyakit keluarga) 3. Aktivitas/istirahat : Dispnea 4. Sirkulasi : Takikardia 5. Integritas ego 6. Makanan dan cairan 7. Nyeri/kenyamanan : biasanya meningkat karena pernapasan, batuk. 8. Pernapasan : kesulitan bernapas, batuk, peningkatan frekwensi bernapas, takipnea. 9. Keamanan : adanya trauma dada 10. penyuluhan/pembelajaran : riwayat faktor resiko keluarga, TB, kanker, adanya bedah intrathorakal/biopsy paru.
  • 11. a. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara/ cairan pada area pleural, data menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung). b. GDA : variable tergantung pada derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi. PaCO2 kadang-kadang meningkat. PaO2 mungkin normal/menurun, saturasi oksigen biasa menurun. c. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemotoraks) d. HB : mungkin menurun menunjukkan kehilangan darah e. Laboratorium (darah lengkap dan astrup)
  • 12. 1. Ketidak efektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan menurunya ekspansi paru sekunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura. 2. Resiko tinggi trauma pernapasan berhubungan dengan pemasangan WSB. 3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan pada informasi.
  • 13. Dx Keperawatan : Ketidak efektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura. Tujuan Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola pernapassan klien kembali efektif. Intervensi : 1. Identifikasi factor penyebab kolaps spontan, trauma keganasan, infeksi komplikasi mekanik pernapasan. Rasional : Memahami penyebab dari kolaps paru sangat penting untuk mempersiapkan WSD pada pneumothoraks dan menentukan untuk interfensi lainnya.
  • 14. 2. Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan yang terjadi Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan, kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi klien. 3. Baringkan klien dalam posisi yang nyaman, atau dalam posisi duduk. Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. 4. Observasi tanda-tanda vital (nadi, RR) Rasional : Peningkatan RR dan takikardi merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru 5. Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam. Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara napas pada bagian paru. Kemungkinan akibat dari berkurangnya atau tidak berfungsinya lobus, segmen, dan salah satu dari paru. Pada daereah kolaps paru suara pernapasan tidak terdengar tetapi bila hanya sebagian yang kolaps suara pernapasan tidak terdengar dengan jelas. Hal tersebut dapat menentukan fungsi paru yang baik dan ada tidaknya atelektasis paru.
  • 15. 6. Bantu dan ajarkan klien untuk batuk dan napas dalam yang efektif. Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau napas dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif. 7. Kolaborasi untuk tindakan dekompresi dengan pemasangan WSD. Rasional : Dengan WSD memungkinkan udara keluar dari rongga pleura dan mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negative pada intrapleura.
  • 16. Implementasi Evaluasi 1. Mengidentifikasi faktor kolaps spontan , Irama, frekuensi, dan kedalaman pernapasan trauma keganasan serta infeksi berada dalam batas normal, pada pemeriksaan komplikasi mekanik pernapasan. rontgen thorak terlihat adanya pengembangan 2. Melakukan pengkajian kualitas paru bunyi napas terdengar jelas. pernapasan, kedalaman dan melaporkan perubahan yang ada. 3. Membaringkan pasien dalam posisi yang nyaman. 4. Melakukan observasi TTV ( Nadi dan pernapasan) 5. Melakukan auskultasi pada suara napas. 6. Mengajarkan klien cara batuk dan napas dalam yang efektif 7. Kolaborasi dengan tim dokter untuk tindakan dekompresi dengan pemasangan WSD
  • 17. THANK FOR ANTTENTION  BE THE BEST NURSE 