SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Presentasi ke-3 dan ke-4
HUKUM SYARA’:
Sah dan Batal, ‘Azimah & Rukhshah,
Hakim, Mahkum Fih, Mahkum ‘Alaih
Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MAOleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
SAH dan BATAL
Shihhah/Shah/Sah, maksudnya perbuatan hukum yang sesuai
dengan tuntutan syara’, yaitu terpenuhinya sebab, syarat,
dan tidak ada māni’. SAH dapat diartikan lepas tanggung
jawab atau gugur kewajiban di dunia serta memperoleh
pahala dan ganjaran di akhirat. Misal: mengerjakan shalat
dhuhur setelah tergelincir matahari (sebab), didahului dengan
wudhu’ (syarat), dan tidak ada halangan haid bagi pelakunya
(māni’). Shalat yg dilakukan itu hukumnya sah. Tapi jika
sebab tidak ada, syarat tidak terpenuhi, maka shalatnya
dikatakan tidak sah, walaupun māni’-nya tidak ada.
Buthlan/Bathil/Batal, yaitu terlepasnya hukum syara’ dari
ketentuan yang ditetapkan dan tidak ada akibat hukum yang
ditimbulkannya. Batal juga dapat diartikan tidak melepaskan
tanggung jawab, tidak menggugurkan kewajiban
di dunia, dan di akhirat tidak memperoleh pahala.
SAH, FASID dan BATAL
Setiap perbuatan yang dibebankan kepada mukallaf sudah ditetapkan
rukun dan syaratnya serta disesuaikan dengan perintah Allah. Jika
telah memenuhi semua ketentuan syara’ maka perbuatan itu
dikatakan sah. Sebaliknya perbuatan yang kurang rukun dan syarat
serta bertentangan dengan syara’ dinamakan batal.
Di kalangan mazhab Syafi’i, tidak ada perbedaan pada ibadah dan
muamalah, dalam keduanya berlaku “sah atau batal”.
Sebagian ulama mazhab Hanafi sependapat dengan mazhab Syafi’i
dalam hal ibadah, hanya ada “sah atau batal”. Namun dalam masalah
‘uqud, perjanjian yang tidak sah terbagi dua: batal dan fasid (rusak).
Bila cacat terdapat dalam rukun & syarat, maka akad menjadi batal,
ia tidak mengakibatkan timbulnya hukum karena tidak ada sebab.
Sedang jika cacat itu ada dalam suatu syarat dari beberapa syarat
yang berhubungan dengan hukum maka akad itu menjadi fasid, tapi
tidak batal, dan berakibat timbulnya sebagian pengaruh hukum. Misal:
akad nikah dengan wanita muhrimat adalah batal. Tapi pernikahan yg
tidak dihadiri dua orang saksi disebut fasid, pengaruhnya
suami wajib bayar mahar, isteri tetap menjalankan masa
‘iddah, anak masih dapat dihubungkan dgn suaminya.
‘AZIMAH dan RUKHSHAH
‘Azimah adalah hukum-hukum yang disyari’atkan Allah kepada
seluruh hamba-Nya sejak semula. Imam al-Baidhawi mengatakan
‘azimah adalah hukum yang ditetapkan tidak berbeda dengan dalil
yang ditetapkan karena ada ‘udzur. Misal: Hukum shalat Dhuhur 4
raka’at disebut ‘azimah. Jika ada dalil lain yang membolehkan musafir
shalat dhuhur 2 raka’at, maka itu disebut rukhshah (keringanan).
Prof. Muhammad Abu Zahrah memasukkan ‘azimah & rukhshah
dalam rangkaian hukum taklifi (bukan wadh’i), karena menyangkut
transformasi dari satu hukum taklifi kepada hukum yang lain, seperti
dari hukum asalnya haram menjadi mubah, atau dari wajib menjadi
jaiz (boleh ditinggalkan) pada kondisi tertentu.
Al-Ghazali, al-Amidi, al-Syathibi memasukkannya dalam hukum
wadh’i, karena pada dasarnya seluruh hukum itu bersifat ‘azimah,
status ini tidak berubah menjadi rukhshah, kecuali ada penyebabnya.
Faktor Penyebab adanya Rukhshah: (1) Dharurat, seperti orang
sangat lapar dikhawatirkan akan mati, sementara yg ada
di hadapannya makanan haram, maka ia boleh makan,
bahkan wajib makan untuk menjaga jiwanya. (2) Untuk
menghilangkan masyaqqah (keberatan) & kesempitan.
Macam-macam RUKHSHAH
1. Rukhshah untuk mengerjakan suatu perbuatan.
2. Rukhshah untuk meninggalkan suatu perbuatan.
Jika ‘azimah berupa larangan, maka rukhshahnya berupa dispensasi
untuk mengerjakan. Sebaliknya, jika ‘azimah berupa kewajiban,
maka rukhshahnya berupa dispensasi untuk meninggalkannya.
Contoh: Mengucapkan kalimat yg menimbulkan syirik/kufur hukum
asalnya haram/dilarang, tapi bagi yg diancam bunuh dengan senjata
boleh mengucapkannya asalkan hatinya masih teguh dalam
keimanan. Lihat QS. al-Nahl, 106:
Ada pula yang membagi Rukhshah menjadi:Ada pula yang membagi Rukhshah menjadi:
1. Rukhshah Isqath: Jika seseorang diwajibkan melaksanakan
rukhshah tersebut lantaran hukum ‘azimah telah gugur. Misal: Wajib
makan bangkai dalam keadaan terpaksa, jika tidak, ia bisa mati.
2. Rukhshah Tarfih: Jika hukum rukhshah dan hukum ‘azimah masih
dapat dilakukan semuanya. Misal: Pada kasus memakan harta orang
lain ketika sangat lapar, masih dapat dilaksanakan hukum
‘azimah. Jika ia bersabar dan tidak makan harta orang,
hingga ia mati, maka tidak berdosa. Karena haramnya
makan harta orang lain selalu ada pada hukum ‘azimah.
Macam-macam ‘AZIMAH
Hukum yang disyari’atkan sejak semula untuk kemaslahatan
manusia seluruhnya, seperti ibadah, muamalah, jinayah, dsb yang
bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Hukum yang disyari’atkan karena adanya suatu sebab yang muncul,
seperti larangan mencaci berhala atau tuhannya agama lain, karena
yang dicela akan berbalik mencela Allah Swt. QS. Al-An’am: 108.
Hukum yang disyari’atkan sebagai pembatal (nasikh) bagi hukum
sebelumnya, sehingga mansukh seakan-akan tidak pernah ada.
Status nasikh dalam hal seperti ini adalah ‘azimah. Seperti masalah
pengalihan arah kiblat dari masjidil aqsha ke masjidil haram. QS. Al-
Baqarah: 144.
Hukum pengecualian dari hukum-hukum yang berlaku umum, seperti
pada QS. Al-Nisa`: 24 Allah mengharamkan mengawini para wanita
yang telah bersuami (muhshanat) denga lafaz yang bersifat umum,
kemudian dikecualikan dengan wanita yg menjadi budak.
Hakim (Pembuat Hukum / Allah)
Kata hakim secara etimologi berarti orang yang
memutuskan hukum. Dalam fiqih, istilah hakim semakna
dengan qadhi. Namun, dalam ushul fiqh, kata hakim berarti
pihak penentu dan pembuat hukum syari’at secara hakiki.
Ulama Ushul sepakat bahwa yang menjadi sumber atau
pembuat hakiki dari hukum syari’at adalah Allah Swt.
(QS. Al-An’am: 57)
Para ulama Ushul berbeda pendapat dalam masalah:
Apakah hukum-hukum yang dibuat Allah Swt hanya dapat
diketahui dengan turunnya wahyu dan datangnya Rasulullah
Saw, atau apakah akal mempunyai kewenangan dalam
penetapan hukum-hukum syari’at?
Perbedaan ini berpangkal dari perbedaan pandangan tentang
fungsi akal dalam mengetahui baik dan buruk suatu hal (tahsīn
‘aqli wa taqbīh ‘aqli).
Perbedaan Tentang Baik dan Buruk
Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa perbuatan dapat
dibagi kepada dua kategori: (1) Perbuatan yang sifat baik atau
buruknya bersifat esensial (hasan lidzātih dan qabīh lidzātih).
Kekuatan akal yang sehat secara independen mampu
mengetahuinya. Fungsi wahyu untuk memberitahukan suatu
perbuatan adalah baik atau buruk, dikemas dalam bentuk
perintah dan larangan.
(2) Perbuatan yang tidak dapat diketahui oleh akal terhadap nilai
baik dan buruknya, seperti ibadah dan cara-caranya. Secara
mutlak, diperlukan wahyu untuk mengetahui baik buruknya.
Golongan Maturidiyah membagi sesuatu perbuatan itu kepada:
Hasan lidzātih, qabīh lidzātih, dan sesuatu yang ada diantara
keduanya dan ini tergantung pada perintah dan larangan Allah
Swt. Menurut mereka, akal semata tidak dapat dijadikan landasan
hukum, setiap hukum haruslah bereferensi kepada wahyu.
Golongan Asy’ariyah berpendapat tidak ada yang bersifat baik
dan buruk menurut esensinya. Baik dan buruk bagi sesuatu
adalah sifat yang datang kemudian, bukan bersifat esensial. Yang
membuat sesuatu baik atau buruk adalah perintah atau larangan
Allah Swt, akal tidak mempunyai kewenangan menetapkannya.
Mahkum Fih
Mahkūm Fīh berarti perbuatan orang mukallaf sebagai tempat
menghubungkan hukum syara’. Misal, dalam QS. Al-Maidah: 1
Yang menjadi objek perintah dalam ayat tsb adalah perbuatan
orang mukallaf, yaitu perbuatan menyempurnakan janji yang
diwajibkan.
SYARAT-SYARAT MAHKŪM FĪH :
1.Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang
mukallaf sehingga suatu perintah dapat dilaksanakan secara lengkap
seperti yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya. Ayat-ayat al-
Quran yang bersifat global, baru wajib dilaksanakan setelah ada
penjelasan secara rinci tatacaranya dari Rasulullah Saw. seperti
shalat, puasa, zakat, haji, dsb.
2.Diketahui secara pasti oleh mukallaf bahwa perintah itu datang
dari Allah Swt dan Rasul-Nya. Itulah sebabnya setiap upaya mencari
pemecahan hukum, yang paling utama dilakukan adalah
pembahasan tentang validitas suatu dalil sebagai sumber hukum.
3.Perbuatan yang diperintahkan atau dilarang haruslah berupa
perbuatan yang dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan
atau meninggalkannya.
Mahkum ‘Alaih (Subjek Hukum)
Mahkūm ‘Alaih berarti orang mukallaf (orang yang layak
dibebani hukum taklifi), jika telah memenuhi beberapa persyaratan.
SYARAT-SYARAT MAHKŪM ‘ALAIH :
1.Mampu memahami khithab syar’i dan dalil-dalil hukum baik
secara mandiri atau dengan bantuan orang lain minimal sebatas
memungkinkannya untuk mengamalkan isi dari ayat atau hadis.
Adanya kemampuan memahami hukum taklifi disebabkan seseorang
mempunyai akal yang sehat sempurna. Jika diukur secara fisik, batas
baligh berakal pada wanita ditandai dengan menstruasi, sedangkan
pada pria ditandai dengan mimpi basah. QS. Al-Nur: 59.
2.Mempunyai ahliyat al-ada`, yaitu kecakapan untuk bertindak
secara hukum atau memikul beban taklif. Dengan adanya kecakapan
seperti itu seseorang disebut mukallaf, artinya segala perbuatannya
diperhitungkan oleh hukum Islam, ia diperingatkan untuk
melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan. Kecakapan
seperti itu baru dimiliki seseorang jika ia baligh, berakal sehat, bebas
dari segala hal yang menjadi penghalang bagi kecakapan tsb seperti
keadaan tertidur, gila, lupa, terpaksa, dsb. Khusus tasharruf harta,
kewenangan seseorang baru dianggap sah disamping sudah baligh
berakal juga setelah rusyd (kemampuan mengendalikan hartanya).
Tentang Ahliyyah
Secara etimologi, ahliyyah berarti kecakapan menangani suatu
urusan. Secara terminologi, ahliyyah adalah:
Suatu sifat yang dimiliki seseorang yang dijadikan ukuran oleh
syari’ untuk menentukan seseorang telah cakap dikenai tuntutan
syara’.
Ahliyyah ada 2 macam:
1.Ahliyyat al-ada`, sifat kecakapan bertindak hukum bagi
seseorang yang telah dianggap sempurna untuk
mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya, baik positif
maupun negatif. Ukurannya adalah ‘aqil, baligh dan rusyd (QS. Al-
Nisa`: 6).
2.Ahliyyat al-Wujub, sifat kecakapan seseorang untuk menerima
hak-hak yang menjadi haknya, tetapi belum mampu untuk dibebani
seluruh kewajiban. Misal: ia telah berhak menerima hibah, jika
hartanya dirusak orang lain, ia diangap mampu menerima ganti rugi.
Selain itu, ia juga dianggap mampu untuk menerima harta waris.
Namun, ia dianggap belum mampu untuk dibebani kewajiban syara’
seperti shalat, puasa, haji dsb. Maka walaupun ia mengerjakan
amalan tsb statusnya sekedar pendidikan bukan kewajiban. Ukuran
yang digunakan adalah sifat kemanusiaannya yang tidak dibatasi
Pembagian Ahliyyah Al-Wujub
Ahliyyah al-wujub terbagi dua:
(1) ahliyyat al-wujub al-naqishah,
yaitu anak yang masih berada dalam kandungan ibunya (janin), ada
4 hak baginya: hak keturunan dari ayahnya, hak warisan, wasiat, dan
harta wakaf yang ditujukan kepadanya.
(2) ahliyyat al-wujub al-kamilah,
kecakapan menerima hak bagi seorang anak yang telah lahir ke
dunia sampai dinyatakan baligh dan berakal.
Jika seseorang melakukan tindakan hukum yang bersifat
merugikan orang lain, maka orang yang berstatus ahliyyah al-ada`
ataupun ahliyyah al-wujub al-kamilah wajib
mempertanggungjawabkannya, wajib memberikan ganti rugi dari
hartanya sendiri, dan pengadilan berhak memerintahkan wali atau
washi untuk mengeluarkan ganti rugi dari harta anak itu sendiri.
Tapi jika tindakannya bersifat mencederai fisik atau bahkan
membunuh orang lain, maka tindakan anak kecil yang berstatus
ahliyyat al-wujub al-kamilah belum dapat ditindak secara hukum,
maka hukumannya tidak dengan qishash, tetapi dianggap melukai
atau pembunuhan semi-sengaja yang hukumnya dikenakan diyat
atau ta’zir.
THE ENDTHE END
http://marhamahsaleh.wordpress.com/http://marhamahsaleh.wordpress.com/
Email: marhamahsaleh@yahoo.comEmail: marhamahsaleh@yahoo.com

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahMahrus Ali
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumrismariszki
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5NavenAbsurd
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamIsa Ansori
 
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah Mumud Salimudin
 
Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1mas karebet
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Neyna Fazadiq
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Nana Cahmaxcy
 
Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamAlamsyah Hsb
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahRezaQyu RezaQta
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliEneng Susanti
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Mawadah Warohmah
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaDodyk Fallen
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalamPertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
Pertemuan i dasar dan sejarah timbulnya ilmu kalam
 
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah
Ushul Fiqh - Ta'arrudh al-Adillah
 
Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1Tarikh tasyrik 1
Tarikh tasyrik 1
 
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
Fiqh muamalah kontemporer (pengantar)
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)Istihsan (استحسان)
Istihsan (استحسان)
 
Metodologi Studi Islam
Metodologi Studi IslamMetodologi Studi Islam
Metodologi Studi Islam
 
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyahAliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
Aliran Jabariyah dan Aliran qadariyah
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al Ghazali
 
Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)Makalah ushul fiqh (qiyas)
Makalah ushul fiqh (qiyas)
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 

Ähnlich wie Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMfatanj
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahrisky13
 
Agama taklifi
Agama taklifiAgama taklifi
Agama taklififarezzz
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihALI FIKRI
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiMarhamah Saleh
 
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan ShaumImplementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan ShaumMarhamah Saleh
 
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxSumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxTaeArra
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum IslamWanBK Leo
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1faizcol
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatUmi Sa'adah
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamNur Alfiyatur Rochmah
 
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptx
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptxPembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptx
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptxRaynFarhcakra04
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islammanispajaran
 

Ähnlich wie Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah (20)

Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptxMakalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
Makalah Kelompok 2_Ushul Fiqih.pptx
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Agama taklifi
Agama taklifiAgama taklifi
Agama taklifi
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
 
Hukum Mandub
Hukum MandubHukum Mandub
Hukum Mandub
 
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan ShaumImplementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
Implementasi Syariah Islam Dalam Fiqh: Thaharah dan Shaum
 
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptxSumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
Sumber hukum syar’iyah dan pembagiannya.pptx
 
Bab 2 Sumber Hukum Islam
Bab 2   Sumber Hukum IslamBab 2   Sumber Hukum Islam
Bab 2 Sumber Hukum Islam
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Muamalah 1.pptx
Muamalah 1.pptxMuamalah 1.pptx
Muamalah 1.pptx
 
PPT Bab 5
PPT Bab 5 PPT Bab 5
PPT Bab 5
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1Bab 5 sem 1
Bab 5 sem 1
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum Syariat
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Poto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islamPoto copian pemahaman studi hukum islam
Poto copian pemahaman studi hukum islam
 
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptx
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptxPembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptx
Pembagian Hukum Taklifi (kelompok 8).pptx
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
 

Mehr von Marhamah Saleh

Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Marhamah Saleh
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014Marhamah Saleh
 
Studium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iStudium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iMarhamah Saleh
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablanaMarhamah Saleh
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasMarhamah Saleh
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiMarhamah Saleh
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranMarhamah Saleh
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabMarhamah Saleh
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzalMarhamah Saleh
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinuMarhamah Saleh
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakhMarhamah Saleh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwalMarhamah Saleh
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkupMarhamah Saleh
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011Marhamah Saleh
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islamMarhamah Saleh
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesiaMarhamah Saleh
 

Mehr von Marhamah Saleh (20)

Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014
 
seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014seminar nasional stai-is 2014
seminar nasional stai-is 2014
 
Studium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iStudium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'i
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaran
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
1. qawa'id pengertian & ruang lingkup
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
 
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam6. pengelompokan keilmuan dalam islam
6. pengelompokan keilmuan dalam islam
 
5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia3. studi islam di barat, timur, indonesia
3. studi islam di barat, timur, indonesia
 

Kürzlich hochgeladen

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 

Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah

  • 1. Presentasi ke-3 dan ke-4 HUKUM SYARA’: Sah dan Batal, ‘Azimah & Rukhshah, Hakim, Mahkum Fih, Mahkum ‘Alaih Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MAOleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
  • 2. SAH dan BATAL Shihhah/Shah/Sah, maksudnya perbuatan hukum yang sesuai dengan tuntutan syara’, yaitu terpenuhinya sebab, syarat, dan tidak ada māni’. SAH dapat diartikan lepas tanggung jawab atau gugur kewajiban di dunia serta memperoleh pahala dan ganjaran di akhirat. Misal: mengerjakan shalat dhuhur setelah tergelincir matahari (sebab), didahului dengan wudhu’ (syarat), dan tidak ada halangan haid bagi pelakunya (māni’). Shalat yg dilakukan itu hukumnya sah. Tapi jika sebab tidak ada, syarat tidak terpenuhi, maka shalatnya dikatakan tidak sah, walaupun māni’-nya tidak ada. Buthlan/Bathil/Batal, yaitu terlepasnya hukum syara’ dari ketentuan yang ditetapkan dan tidak ada akibat hukum yang ditimbulkannya. Batal juga dapat diartikan tidak melepaskan tanggung jawab, tidak menggugurkan kewajiban di dunia, dan di akhirat tidak memperoleh pahala.
  • 3. SAH, FASID dan BATAL Setiap perbuatan yang dibebankan kepada mukallaf sudah ditetapkan rukun dan syaratnya serta disesuaikan dengan perintah Allah. Jika telah memenuhi semua ketentuan syara’ maka perbuatan itu dikatakan sah. Sebaliknya perbuatan yang kurang rukun dan syarat serta bertentangan dengan syara’ dinamakan batal. Di kalangan mazhab Syafi’i, tidak ada perbedaan pada ibadah dan muamalah, dalam keduanya berlaku “sah atau batal”. Sebagian ulama mazhab Hanafi sependapat dengan mazhab Syafi’i dalam hal ibadah, hanya ada “sah atau batal”. Namun dalam masalah ‘uqud, perjanjian yang tidak sah terbagi dua: batal dan fasid (rusak). Bila cacat terdapat dalam rukun & syarat, maka akad menjadi batal, ia tidak mengakibatkan timbulnya hukum karena tidak ada sebab. Sedang jika cacat itu ada dalam suatu syarat dari beberapa syarat yang berhubungan dengan hukum maka akad itu menjadi fasid, tapi tidak batal, dan berakibat timbulnya sebagian pengaruh hukum. Misal: akad nikah dengan wanita muhrimat adalah batal. Tapi pernikahan yg tidak dihadiri dua orang saksi disebut fasid, pengaruhnya suami wajib bayar mahar, isteri tetap menjalankan masa ‘iddah, anak masih dapat dihubungkan dgn suaminya.
  • 4. ‘AZIMAH dan RUKHSHAH ‘Azimah adalah hukum-hukum yang disyari’atkan Allah kepada seluruh hamba-Nya sejak semula. Imam al-Baidhawi mengatakan ‘azimah adalah hukum yang ditetapkan tidak berbeda dengan dalil yang ditetapkan karena ada ‘udzur. Misal: Hukum shalat Dhuhur 4 raka’at disebut ‘azimah. Jika ada dalil lain yang membolehkan musafir shalat dhuhur 2 raka’at, maka itu disebut rukhshah (keringanan). Prof. Muhammad Abu Zahrah memasukkan ‘azimah & rukhshah dalam rangkaian hukum taklifi (bukan wadh’i), karena menyangkut transformasi dari satu hukum taklifi kepada hukum yang lain, seperti dari hukum asalnya haram menjadi mubah, atau dari wajib menjadi jaiz (boleh ditinggalkan) pada kondisi tertentu. Al-Ghazali, al-Amidi, al-Syathibi memasukkannya dalam hukum wadh’i, karena pada dasarnya seluruh hukum itu bersifat ‘azimah, status ini tidak berubah menjadi rukhshah, kecuali ada penyebabnya. Faktor Penyebab adanya Rukhshah: (1) Dharurat, seperti orang sangat lapar dikhawatirkan akan mati, sementara yg ada di hadapannya makanan haram, maka ia boleh makan, bahkan wajib makan untuk menjaga jiwanya. (2) Untuk menghilangkan masyaqqah (keberatan) & kesempitan.
  • 5. Macam-macam RUKHSHAH 1. Rukhshah untuk mengerjakan suatu perbuatan. 2. Rukhshah untuk meninggalkan suatu perbuatan. Jika ‘azimah berupa larangan, maka rukhshahnya berupa dispensasi untuk mengerjakan. Sebaliknya, jika ‘azimah berupa kewajiban, maka rukhshahnya berupa dispensasi untuk meninggalkannya. Contoh: Mengucapkan kalimat yg menimbulkan syirik/kufur hukum asalnya haram/dilarang, tapi bagi yg diancam bunuh dengan senjata boleh mengucapkannya asalkan hatinya masih teguh dalam keimanan. Lihat QS. al-Nahl, 106: Ada pula yang membagi Rukhshah menjadi:Ada pula yang membagi Rukhshah menjadi: 1. Rukhshah Isqath: Jika seseorang diwajibkan melaksanakan rukhshah tersebut lantaran hukum ‘azimah telah gugur. Misal: Wajib makan bangkai dalam keadaan terpaksa, jika tidak, ia bisa mati. 2. Rukhshah Tarfih: Jika hukum rukhshah dan hukum ‘azimah masih dapat dilakukan semuanya. Misal: Pada kasus memakan harta orang lain ketika sangat lapar, masih dapat dilaksanakan hukum ‘azimah. Jika ia bersabar dan tidak makan harta orang, hingga ia mati, maka tidak berdosa. Karena haramnya makan harta orang lain selalu ada pada hukum ‘azimah.
  • 6. Macam-macam ‘AZIMAH Hukum yang disyari’atkan sejak semula untuk kemaslahatan manusia seluruhnya, seperti ibadah, muamalah, jinayah, dsb yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Hukum yang disyari’atkan karena adanya suatu sebab yang muncul, seperti larangan mencaci berhala atau tuhannya agama lain, karena yang dicela akan berbalik mencela Allah Swt. QS. Al-An’am: 108. Hukum yang disyari’atkan sebagai pembatal (nasikh) bagi hukum sebelumnya, sehingga mansukh seakan-akan tidak pernah ada. Status nasikh dalam hal seperti ini adalah ‘azimah. Seperti masalah pengalihan arah kiblat dari masjidil aqsha ke masjidil haram. QS. Al- Baqarah: 144. Hukum pengecualian dari hukum-hukum yang berlaku umum, seperti pada QS. Al-Nisa`: 24 Allah mengharamkan mengawini para wanita yang telah bersuami (muhshanat) denga lafaz yang bersifat umum, kemudian dikecualikan dengan wanita yg menjadi budak.
  • 7. Hakim (Pembuat Hukum / Allah) Kata hakim secara etimologi berarti orang yang memutuskan hukum. Dalam fiqih, istilah hakim semakna dengan qadhi. Namun, dalam ushul fiqh, kata hakim berarti pihak penentu dan pembuat hukum syari’at secara hakiki. Ulama Ushul sepakat bahwa yang menjadi sumber atau pembuat hakiki dari hukum syari’at adalah Allah Swt. (QS. Al-An’am: 57) Para ulama Ushul berbeda pendapat dalam masalah: Apakah hukum-hukum yang dibuat Allah Swt hanya dapat diketahui dengan turunnya wahyu dan datangnya Rasulullah Saw, atau apakah akal mempunyai kewenangan dalam penetapan hukum-hukum syari’at? Perbedaan ini berpangkal dari perbedaan pandangan tentang fungsi akal dalam mengetahui baik dan buruk suatu hal (tahsīn ‘aqli wa taqbīh ‘aqli).
  • 8. Perbedaan Tentang Baik dan Buruk Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa perbuatan dapat dibagi kepada dua kategori: (1) Perbuatan yang sifat baik atau buruknya bersifat esensial (hasan lidzātih dan qabīh lidzātih). Kekuatan akal yang sehat secara independen mampu mengetahuinya. Fungsi wahyu untuk memberitahukan suatu perbuatan adalah baik atau buruk, dikemas dalam bentuk perintah dan larangan. (2) Perbuatan yang tidak dapat diketahui oleh akal terhadap nilai baik dan buruknya, seperti ibadah dan cara-caranya. Secara mutlak, diperlukan wahyu untuk mengetahui baik buruknya. Golongan Maturidiyah membagi sesuatu perbuatan itu kepada: Hasan lidzātih, qabīh lidzātih, dan sesuatu yang ada diantara keduanya dan ini tergantung pada perintah dan larangan Allah Swt. Menurut mereka, akal semata tidak dapat dijadikan landasan hukum, setiap hukum haruslah bereferensi kepada wahyu. Golongan Asy’ariyah berpendapat tidak ada yang bersifat baik dan buruk menurut esensinya. Baik dan buruk bagi sesuatu adalah sifat yang datang kemudian, bukan bersifat esensial. Yang membuat sesuatu baik atau buruk adalah perintah atau larangan Allah Swt, akal tidak mempunyai kewenangan menetapkannya.
  • 9. Mahkum Fih Mahkūm Fīh berarti perbuatan orang mukallaf sebagai tempat menghubungkan hukum syara’. Misal, dalam QS. Al-Maidah: 1 Yang menjadi objek perintah dalam ayat tsb adalah perbuatan orang mukallaf, yaitu perbuatan menyempurnakan janji yang diwajibkan. SYARAT-SYARAT MAHKŪM FĪH : 1.Perbuatan itu diketahui secara sempurna dan rinci oleh orang mukallaf sehingga suatu perintah dapat dilaksanakan secara lengkap seperti yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya. Ayat-ayat al- Quran yang bersifat global, baru wajib dilaksanakan setelah ada penjelasan secara rinci tatacaranya dari Rasulullah Saw. seperti shalat, puasa, zakat, haji, dsb. 2.Diketahui secara pasti oleh mukallaf bahwa perintah itu datang dari Allah Swt dan Rasul-Nya. Itulah sebabnya setiap upaya mencari pemecahan hukum, yang paling utama dilakukan adalah pembahasan tentang validitas suatu dalil sebagai sumber hukum. 3.Perbuatan yang diperintahkan atau dilarang haruslah berupa perbuatan yang dalam batas kemampuan manusia untuk melakukan atau meninggalkannya.
  • 10. Mahkum ‘Alaih (Subjek Hukum) Mahkūm ‘Alaih berarti orang mukallaf (orang yang layak dibebani hukum taklifi), jika telah memenuhi beberapa persyaratan. SYARAT-SYARAT MAHKŪM ‘ALAIH : 1.Mampu memahami khithab syar’i dan dalil-dalil hukum baik secara mandiri atau dengan bantuan orang lain minimal sebatas memungkinkannya untuk mengamalkan isi dari ayat atau hadis. Adanya kemampuan memahami hukum taklifi disebabkan seseorang mempunyai akal yang sehat sempurna. Jika diukur secara fisik, batas baligh berakal pada wanita ditandai dengan menstruasi, sedangkan pada pria ditandai dengan mimpi basah. QS. Al-Nur: 59. 2.Mempunyai ahliyat al-ada`, yaitu kecakapan untuk bertindak secara hukum atau memikul beban taklif. Dengan adanya kecakapan seperti itu seseorang disebut mukallaf, artinya segala perbuatannya diperhitungkan oleh hukum Islam, ia diperingatkan untuk melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan. Kecakapan seperti itu baru dimiliki seseorang jika ia baligh, berakal sehat, bebas dari segala hal yang menjadi penghalang bagi kecakapan tsb seperti keadaan tertidur, gila, lupa, terpaksa, dsb. Khusus tasharruf harta, kewenangan seseorang baru dianggap sah disamping sudah baligh berakal juga setelah rusyd (kemampuan mengendalikan hartanya).
  • 11. Tentang Ahliyyah Secara etimologi, ahliyyah berarti kecakapan menangani suatu urusan. Secara terminologi, ahliyyah adalah: Suatu sifat yang dimiliki seseorang yang dijadikan ukuran oleh syari’ untuk menentukan seseorang telah cakap dikenai tuntutan syara’. Ahliyyah ada 2 macam: 1.Ahliyyat al-ada`, sifat kecakapan bertindak hukum bagi seseorang yang telah dianggap sempurna untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya, baik positif maupun negatif. Ukurannya adalah ‘aqil, baligh dan rusyd (QS. Al- Nisa`: 6). 2.Ahliyyat al-Wujub, sifat kecakapan seseorang untuk menerima hak-hak yang menjadi haknya, tetapi belum mampu untuk dibebani seluruh kewajiban. Misal: ia telah berhak menerima hibah, jika hartanya dirusak orang lain, ia diangap mampu menerima ganti rugi. Selain itu, ia juga dianggap mampu untuk menerima harta waris. Namun, ia dianggap belum mampu untuk dibebani kewajiban syara’ seperti shalat, puasa, haji dsb. Maka walaupun ia mengerjakan amalan tsb statusnya sekedar pendidikan bukan kewajiban. Ukuran yang digunakan adalah sifat kemanusiaannya yang tidak dibatasi
  • 12. Pembagian Ahliyyah Al-Wujub Ahliyyah al-wujub terbagi dua: (1) ahliyyat al-wujub al-naqishah, yaitu anak yang masih berada dalam kandungan ibunya (janin), ada 4 hak baginya: hak keturunan dari ayahnya, hak warisan, wasiat, dan harta wakaf yang ditujukan kepadanya. (2) ahliyyat al-wujub al-kamilah, kecakapan menerima hak bagi seorang anak yang telah lahir ke dunia sampai dinyatakan baligh dan berakal. Jika seseorang melakukan tindakan hukum yang bersifat merugikan orang lain, maka orang yang berstatus ahliyyah al-ada` ataupun ahliyyah al-wujub al-kamilah wajib mempertanggungjawabkannya, wajib memberikan ganti rugi dari hartanya sendiri, dan pengadilan berhak memerintahkan wali atau washi untuk mengeluarkan ganti rugi dari harta anak itu sendiri. Tapi jika tindakannya bersifat mencederai fisik atau bahkan membunuh orang lain, maka tindakan anak kecil yang berstatus ahliyyat al-wujub al-kamilah belum dapat ditindak secara hukum, maka hukumannya tidak dengan qishash, tetapi dianggap melukai atau pembunuhan semi-sengaja yang hukumnya dikenakan diyat atau ta’zir.