4. Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara
tentang Ilmu Kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Kaum
teolog Islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan
pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai
mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata. Ilmu kalam
juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang
membahas ajaran-ajaran dasar dari agama. Mempelajari teologi
akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak
mudah digoyahkan.
Perbedaan yang pertama muncul dalam Islam bukanlah masalah
teologi melainkan di bidang politik. Akan tetapi perselisihan politik
ini, seiring dengan perjalanan waktu, meningkat menjadi persoalan
teologi.Pada masa nabi Muhammad berada di Madinah dengan
status sebagai kepala agama sekaligus kepala pemerintahan, umat
Islam bersatu di bawah satu kekuasaan politik. Setelah beliau wafat
maka muncullah perselisihan pertama dalam Islam yaitu masalah
kepemimpinan.
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PEMIKIRAN ISLAM
5. Pembunuhan Usman berakibat perseteruan antara Muawiyah dan
Ali, dimana yang pertama menuduh yang kedua sebagai otak
pembunuhan Usman. Ali diangkat menjadi khalifah keempat oleh
masyarakat Islam di Madinah. Pertikaian keduanya juga
memperebutkan posisi kepemimpinan umat Islam setelah Muawiyah
menolak diturunkan dari jabatannya sebagai gubernur Syria. Konflik
Ali-Muawiyah adalah starting point dari konflik politik besar yang
membagi-bagi umat ke dalam kelompok-kelompok aliran pemikiran.
Sikap Ali yang menerima tawaran arbitrase (perundingan) dari
Mu’awiyah dalam perang Siffin tidak disetujui oleh sebagian
pengikutnya yang pada akhirnya menarik dukungannya dan berbalik
memusuhi Ali. Kelompok ini kemudian disebut dengan Khawarij (
orang-orang yang keluar ). Dengan semboyan La Hukma Illa lillah
(tidak ada hukum selain hukum Allah) mereka menganggap
keputusan tidak bisa diperoleh melalui arbitrase melainkan dari
Allah. Mereka mencap orang-orang yang terlibat arbitrase sebagai
kafir karena telah melakukan “dosa besar” sehingga layak dibunuh.
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PEMIKIRAN ISLAM
6. Dr. H. Abudin Nata, MA dalam “Peta Keragaman Pemkiran Islam di
Indonesia” telah menginventaris sedikitnya ada 12 tipologi pemikiran
Islam di Indonesia. Yakni, Islam Fundamentalis, Teologis-Normatif,
Eksklusif, Rasional, Transformatif, Aktual, Kontekstual, Esoteris,
Tradisionalis, Modernis, Kultural, dan Inklusif-pluralis.
Dari 12 tipologi pemikiran Islam di Indonesia tersebut dapat
disimpulkan 3 hal yang inti pokok tipologi pemikiran yaitu :
1. Fundamentalis
Yaitu, model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam
sebagai satu-satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia.
Mereka biasanya dikenal sangat commited pada aspek religius budaya
Islam. Bagi mereka, Islam telah mencakup segala aspek kehidupan
sehingga tidak memerlukan segala teori dan metode dari luar, apalagi
Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali Islam
sebagai agama, budaya sekaligus peradaban, dengan menyerukan
untuk kembali pada sumber asli (al-Qur’an dan Sunnah) dan
mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana yang dilakukan Rasul dan
Khulafa’ al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah Rasul harus dihidupkan
kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk kebangkitan Islam.
7. 2. Tradisionalis (salaf)
Yaitu, model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi
yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah
diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita
sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan dengannya.
Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada
penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang
diterima hanya sampai pada khulafa’ al-rasyidin , sedang tradisionalis
melebarkan sampai pada salaf al-shalih, sehingga mereka bisa
menerima kitab-kitab klasik sebagai bahan rujukannya.
3. Reformis
Yaitu, model pemikiran yang berusaha merekonstruksi ulang warisan
budaya Islam dengan cara memberi tafsiran baru. Menurut mereka,
Islam telah mempunyai tradisi yang bagus dan mapan. Akan tetapi,
tradisi ini tidak dapat langsung diaplikasikan melainkan harus harus
dibangun kembali secara baru dengan kerangka berpikir modern dan
prasyarat rasional. sehingga bisa survive dan diterima dalam
kehidupan modern. Karena itu, mereka berbeda dengan tradisionalis
yang menjaga dan menerima tradisi seperti apa adanya.
8. Ummat Pertengahan
• Sebuah kehormatan bagi umat Islam, karena Allah mendeklarasikan bahwa
umat ini hadir sebagai ummatan washatan (umat pertengahan), ummat
moderat. Umat yang adil dan pertengahan, anti terhadap semua sikap
ekstrem dan tindakan yang melampaui batas. Adalah suatu yang niscaya
bahwa umat ini harus memposisikan diri sebagai umat yang menawarkan
jalan tengah bagi semua urusan manusia. Umat Islam dengan segala potensi
ajarannya yang mengagungkan dan menjunjung tinggi moderasi adalah satu
umat yang saat ini sedang ditunggu perannya di pentas dunia.
• Islam sangat menentang sikap ekstrem dalam bentuk apapun. Sikap ekstrem
akan menimbulkan dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat,
negara, dan dunia. Sikap ekstrem dalam beragama juga akan memberikan
dampak negatif terhadap agama itu sendiri dan akan menimbulkan bencana
ke luar agama tadi. Ekstremisme akan menyebabkan agama, dan biasanya
dituduhkan kepada Islam, menjadi pihak tertuduh munculnya disharmoni di
tengah-tengah masyarakat.
• Moderasi akan menampilkan Islam dengan wajahnya yang damai yang
menebarkan rahmat pada semesta. Moderasi Islam senantiasa menekankan
keseimbangan antara dunia-akhirat, ruh-jasad, pikir-hati, langit-bumi.
9. Karakter Islam moderat
Ada beberapa ciri dasar Islam moderat yang menjadi
landasan pengambilan sikap dalam kehidupan. Pertama,
pemikiran Islam moderat tidak menjadikan akal sebagai
hakim sebagai pengambil keputusan akhir jika yang menjadi
keputusan itu berseberangan dengan nash. Namun
demikian, pemikiran tersebut juga tidak menafikan akal untuk
bisa memahami nash.
Kedua, pemikiran Islam moderat memiliki sikap luwes dalam
beragama. Ketiga, pemikiran Islam moderat tidak pernah
mengkuduskan turats (khazanah pemikiran lama) jika jelas-
jelas ada kekurangannya. Di saat yang sama, pemikiran ini
juga tidak pernah meremehkannya jika di dalamnya ada
keindahan-keindahan hidayah.
10. Karakter Islam moderat
Keempat, pemikiran Islam moderat merupakan pertengahan
di antara kalangan filsafat idealis yang hampir-hampir tidak
bersentuhan dengan realitas dan jauh dari sikap pragmatis
yang sama sekali tidak memiliki idealisme. Kelima, pemikrian
Islam moderat adalah sikap pertengahan. Pemikiran Islam
moderat bersikap lentur dan senantiasa adaptatif dalam
sarana namun tetap kokoh dan ajeg sepanjang menyangkut
masalah prinsip.
Keenam, pemikiran Islam moderat tidak pernah melakukan
pembaruan dan ijtihad dalam hal-hal yang bersifat pokok
serta jelas dalam agama dan merupakan masalah-masalah
qath’i. Islam moderat juga tidak setuju dengan sikap taklid
berlebihan sehingga menutup pintu ijtihad.
11. Karakter Islam moderat
Ketujuh, pemikiran Islam moderat tidak pernah meremehkan
nash.
Kedelapan, pemikiran Islam moderat berbeda dengan sikap
orang-orang yang hanya mendengungkan universalisme
tanpa melihat kondisi dan keadaan setempat.
Kesembilan, Islam moderat tidak berlebihan dalam
mengharamkan sesuatu dan tidak berani menghalalkan
sesuatu yang jelas haram.
Kesepuluh, pemikiran Islam moderat terbuka terhadap
peradaban manapun namun akan senantiasa mampu
mempertahankan jati dirinya.
12. Kriteria Aliran Sesat
Sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia pada tgl 6 November 2007
MUI telah mengeluarkan 10 kriteria aliran atau paham yang menyimpang
dari ajaran Islam yang benar. 10 Kriteria dimaksud antara lain
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran
dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah
yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah,
salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.
13. Kriteria Aliran Sesat
• Diantara paham yang menyimpang sebagaimana disebutkan pada
kriteria diatas antara lain Islam Ahmadiyah, Syi’ah, Islam Jamaah (LDII).
Kelompok Syiah dan LDII dewasa ini terus berkembang di Indonesia dan
mulai unjuk gigi yang memicu beberapa keributan di tanah Air.
• Ahmadiyah mempercayai Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi sesudah nabi
Muhammad. Syiah mengingkari rukun Iman dan merubah menjadi 5
rukun Iman,meragukan kebenaran Al Qur’an mushaf Ustmani,
mengkafirkan orang yang tidak beriman kepada Imam yang 12,
menghina dan menghujat para sahabat Nabi. Islam jamaah juga
mengkafirkan orang yang diluar kelompok mereka.
• Mereka yang sudah memasuki dan mendalami ajaran sesat ini biasanya
sulit untuk keluar dari lingkungan mereka . Karena biasanya mereka
menjaga jamaahnya agar jangan belajar dan mengaji dari ustad atau
ulama dari luar kelompok mereka, sehingga mereka sulit menerima
kebenaran dari orang lain.
• Umat Islam Indonesia perlu berhati hati agar tidak terjebak masuk
kedalam kelompok aliran ini. Berpedomanlah pada kriteria yang sudah
dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).