SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Seminar
Pemikiran Islam
STAI Imam
Syafi’i Jakarta
Oleh:
Lukmanul Hakim, Lc. MA
Muqaddimah
Sebagai negara
berpenduduk muslim
terbesar, Indonesia adalah
"pasar" pemikiran yang
subur. Segala macam
pemikiran Islam mutakhir
dapat tumbuh dan memiliki
pemerhatinya di negeri ini.
Ruang Lingkup Pemikiran Islam
Pemikiran
Islam
Teologi
Politik
Tasawwuf
Filsafat
Hukum
 Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara
tentang Ilmu Kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Kaum
teolog Islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan
pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai
mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata. Ilmu kalam
juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang
membahas ajaran-ajaran dasar dari agama. Mempelajari teologi
akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak
mudah digoyahkan.
 Perbedaan yang pertama muncul dalam Islam bukanlah masalah
teologi melainkan di bidang politik. Akan tetapi perselisihan politik
ini, seiring dengan perjalanan waktu, meningkat menjadi persoalan
teologi.Pada masa nabi Muhammad berada di Madinah dengan
status sebagai kepala agama sekaligus kepala pemerintahan, umat
Islam bersatu di bawah satu kekuasaan politik. Setelah beliau wafat
maka muncullah perselisihan pertama dalam Islam yaitu masalah
kepemimpinan.
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PEMIKIRAN ISLAM
 Pembunuhan Usman berakibat perseteruan antara Muawiyah dan
Ali, dimana yang pertama menuduh yang kedua sebagai otak
pembunuhan Usman. Ali diangkat menjadi khalifah keempat oleh
masyarakat Islam di Madinah. Pertikaian keduanya juga
memperebutkan posisi kepemimpinan umat Islam setelah Muawiyah
menolak diturunkan dari jabatannya sebagai gubernur Syria. Konflik
Ali-Muawiyah adalah starting point dari konflik politik besar yang
membagi-bagi umat ke dalam kelompok-kelompok aliran pemikiran.
 Sikap Ali yang menerima tawaran arbitrase (perundingan) dari
Mu’awiyah dalam perang Siffin tidak disetujui oleh sebagian
pengikutnya yang pada akhirnya menarik dukungannya dan berbalik
memusuhi Ali. Kelompok ini kemudian disebut dengan Khawarij (
orang-orang yang keluar ). Dengan semboyan La Hukma Illa lillah
(tidak ada hukum selain hukum Allah) mereka menganggap
keputusan tidak bisa diperoleh melalui arbitrase melainkan dari
Allah. Mereka mencap orang-orang yang terlibat arbitrase sebagai
kafir karena telah melakukan “dosa besar” sehingga layak dibunuh.
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PEMIKIRAN ISLAM
Dr. H. Abudin Nata, MA dalam “Peta Keragaman Pemkiran Islam di
Indonesia” telah menginventaris sedikitnya ada 12 tipologi pemikiran
Islam di Indonesia. Yakni, Islam Fundamentalis, Teologis-Normatif,
Eksklusif, Rasional, Transformatif, Aktual, Kontekstual, Esoteris,
Tradisionalis, Modernis, Kultural, dan Inklusif-pluralis.
Dari 12 tipologi pemikiran Islam di Indonesia tersebut dapat
disimpulkan 3 hal yang inti pokok tipologi pemikiran yaitu :
1. Fundamentalis
Yaitu, model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam
sebagai satu-satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia.
Mereka biasanya dikenal sangat commited pada aspek religius budaya
Islam. Bagi mereka, Islam telah mencakup segala aspek kehidupan
sehingga tidak memerlukan segala teori dan metode dari luar, apalagi
Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali Islam
sebagai agama, budaya sekaligus peradaban, dengan menyerukan
untuk kembali pada sumber asli (al-Qur’an dan Sunnah) dan
mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana yang dilakukan Rasul dan
Khulafa’ al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah Rasul harus dihidupkan
kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk kebangkitan Islam.
2. Tradisionalis (salaf)
Yaitu, model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi
yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah
diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita
sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan dengannya.
Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada
penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang
diterima hanya sampai pada khulafa’ al-rasyidin , sedang tradisionalis
melebarkan sampai pada salaf al-shalih, sehingga mereka bisa
menerima kitab-kitab klasik sebagai bahan rujukannya.
3. Reformis
Yaitu, model pemikiran yang berusaha merekonstruksi ulang warisan
budaya Islam dengan cara memberi tafsiran baru. Menurut mereka,
Islam telah mempunyai tradisi yang bagus dan mapan. Akan tetapi,
tradisi ini tidak dapat langsung diaplikasikan melainkan harus harus
dibangun kembali secara baru dengan kerangka berpikir modern dan
prasyarat rasional. sehingga bisa survive dan diterima dalam
kehidupan modern. Karena itu, mereka berbeda dengan tradisionalis
yang menjaga dan menerima tradisi seperti apa adanya.
Ummat Pertengahan
• Sebuah kehormatan bagi umat Islam, karena Allah mendeklarasikan bahwa
umat ini hadir sebagai ummatan washatan (umat pertengahan), ummat
moderat. Umat yang adil dan pertengahan, anti terhadap semua sikap
ekstrem dan tindakan yang melampaui batas. Adalah suatu yang niscaya
bahwa umat ini harus memposisikan diri sebagai umat yang menawarkan
jalan tengah bagi semua urusan manusia. Umat Islam dengan segala potensi
ajarannya yang mengagungkan dan menjunjung tinggi moderasi adalah satu
umat yang saat ini sedang ditunggu perannya di pentas dunia.
• Islam sangat menentang sikap ekstrem dalam bentuk apapun. Sikap ekstrem
akan menimbulkan dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat,
negara, dan dunia. Sikap ekstrem dalam beragama juga akan memberikan
dampak negatif terhadap agama itu sendiri dan akan menimbulkan bencana
ke luar agama tadi. Ekstremisme akan menyebabkan agama, dan biasanya
dituduhkan kepada Islam, menjadi pihak tertuduh munculnya disharmoni di
tengah-tengah masyarakat.
• Moderasi akan menampilkan Islam dengan wajahnya yang damai yang
menebarkan rahmat pada semesta. Moderasi Islam senantiasa menekankan
keseimbangan antara dunia-akhirat, ruh-jasad, pikir-hati, langit-bumi.
Karakter Islam moderat
Ada beberapa ciri dasar Islam moderat yang menjadi
landasan pengambilan sikap dalam kehidupan. Pertama,
pemikiran Islam moderat tidak menjadikan akal sebagai
hakim sebagai pengambil keputusan akhir jika yang menjadi
keputusan itu berseberangan dengan nash. Namun
demikian, pemikiran tersebut juga tidak menafikan akal untuk
bisa memahami nash.
Kedua, pemikiran Islam moderat memiliki sikap luwes dalam
beragama. Ketiga, pemikiran Islam moderat tidak pernah
mengkuduskan turats (khazanah pemikiran lama) jika jelas-
jelas ada kekurangannya. Di saat yang sama, pemikiran ini
juga tidak pernah meremehkannya jika di dalamnya ada
keindahan-keindahan hidayah.
Karakter Islam moderat
Keempat, pemikiran Islam moderat merupakan pertengahan
di antara kalangan filsafat idealis yang hampir-hampir tidak
bersentuhan dengan realitas dan jauh dari sikap pragmatis
yang sama sekali tidak memiliki idealisme. Kelima, pemikrian
Islam moderat adalah sikap pertengahan. Pemikiran Islam
moderat bersikap lentur dan senantiasa adaptatif dalam
sarana namun tetap kokoh dan ajeg sepanjang menyangkut
masalah prinsip.
Keenam, pemikiran Islam moderat tidak pernah melakukan
pembaruan dan ijtihad dalam hal-hal yang bersifat pokok
serta jelas dalam agama dan merupakan masalah-masalah
qath’i. Islam moderat juga tidak setuju dengan sikap taklid
berlebihan sehingga menutup pintu ijtihad.
Karakter Islam moderat
Ketujuh, pemikiran Islam moderat tidak pernah meremehkan
nash.
Kedelapan, pemikiran Islam moderat berbeda dengan sikap
orang-orang yang hanya mendengungkan universalisme
tanpa melihat kondisi dan keadaan setempat.
Kesembilan, Islam moderat tidak berlebihan dalam
mengharamkan sesuatu dan tidak berani menghalalkan
sesuatu yang jelas haram.
Kesepuluh, pemikiran Islam moderat terbuka terhadap
peradaban manapun namun akan senantiasa mampu
mempertahankan jati dirinya.
Kriteria Aliran Sesat
Sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia pada tgl 6 November 2007
MUI telah mengeluarkan 10 kriteria aliran atau paham yang menyimpang
dari ajaran Islam yang benar. 10 Kriteria dimaksud antara lain
1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6.
2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran
dan sunnah.
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran.
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran.
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah
tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam.
7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir.
9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah
yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah,
salat wajib tidak 5 waktu.
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan
muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Kriteria Aliran Sesat
• Diantara paham yang menyimpang sebagaimana disebutkan pada
kriteria diatas antara lain Islam Ahmadiyah, Syi’ah, Islam Jamaah (LDII).
Kelompok Syiah dan LDII dewasa ini terus berkembang di Indonesia dan
mulai unjuk gigi yang memicu beberapa keributan di tanah Air.
• Ahmadiyah mempercayai Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi sesudah nabi
Muhammad. Syiah mengingkari rukun Iman dan merubah menjadi 5
rukun Iman,meragukan kebenaran Al Qur’an mushaf Ustmani,
mengkafirkan orang yang tidak beriman kepada Imam yang 12,
menghina dan menghujat para sahabat Nabi. Islam jamaah juga
mengkafirkan orang yang diluar kelompok mereka.
• Mereka yang sudah memasuki dan mendalami ajaran sesat ini biasanya
sulit untuk keluar dari lingkungan mereka . Karena biasanya mereka
menjaga jamaahnya agar jangan belajar dan mengaji dari ustad atau
ulama dari luar kelompok mereka, sehingga mereka sulit menerima
kebenaran dari orang lain.
• Umat Islam Indonesia perlu berhati hati agar tidak terjebak masuk
kedalam kelompok aliran ini. Berpedomanlah pada kriteria yang sudah
dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sekularisme aliran pemikiran barat
Sekularisme aliran pemikiran baratSekularisme aliran pemikiran barat
Sekularisme aliran pemikiran barat
Kesuma Wahida
 
Bangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalamBangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalam
Anwar Ma'rufi
 
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan PerkembangannyaAkidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Ahmad Zaki Abdul Latiff
 

Was ist angesagt? (20)

Sekularisme aliran pemikiran barat
Sekularisme aliran pemikiran baratSekularisme aliran pemikiran barat
Sekularisme aliran pemikiran barat
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
Spe Bab3
Spe Bab3Spe Bab3
Spe Bab3
 
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
Pemikiran Tokoh Teologi (Muhammad Abduh dan Rasyid Ridho)
 
Present aqidah
Present aqidahPresent aqidah
Present aqidah
 
Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara Komprehensif
 
Pemikiran Islam Dalam Pendidikan
Pemikiran Islam Dalam PendidikanPemikiran Islam Dalam Pendidikan
Pemikiran Islam Dalam Pendidikan
 
Etika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama HinduEtika dan Moral Agama Hindu
Etika dan Moral Agama Hindu
 
Modenisme
ModenismeModenisme
Modenisme
 
Manajemen Islam
Manajemen IslamManajemen Islam
Manajemen Islam
 
Bangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalamBangunan epistemologi ilmu kalam
Bangunan epistemologi ilmu kalam
 
Makna, tujuan dan metodologi memahami islam
Makna, tujuan dan metodologi memahami islamMakna, tujuan dan metodologi memahami islam
Makna, tujuan dan metodologi memahami islam
 
Makalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagitaMakalah agama hindu etika moral putu nagita
Makalah agama hindu etika moral putu nagita
 
04 Agama
04 Agama04 Agama
04 Agama
 
Metodologi studiislam2010
Metodologi studiislam2010Metodologi studiislam2010
Metodologi studiislam2010
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islami
 
Bab 6 kepelbagaian agama
Bab 6   kepelbagaian agamaBab 6   kepelbagaian agama
Bab 6 kepelbagaian agama
 
Islam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiIslam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologi
 
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan PerkembangannyaAkidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
 
Makalah filsafat
Makalah  filsafatMakalah  filsafat
Makalah filsafat
 

Ähnlich wie seminar nasional stai-is 2014

AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
dimaszkodim
 
Kelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islamKelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islam
Dewi_Sejarah
 
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Suardi Al-Bukhari
 
Islam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham IslamIslam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham Islam
ade orreo
 

Ähnlich wie seminar nasional stai-is 2014 (20)

Corak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qurCorak penafsiran al qur
Corak penafsiran al qur
 
Silabus semester IV PMDI ALIRAN Queen.doc
Silabus semester IV PMDI ALIRAN Queen.docSilabus semester IV PMDI ALIRAN Queen.doc
Silabus semester IV PMDI ALIRAN Queen.doc
 
Liberalisme
LiberalismeLiberalisme
Liberalisme
 
4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban4. aliran dan dilog peradaban
4. aliran dan dilog peradaban
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Jil&syi'ah
Jil&syi'ahJil&syi'ah
Jil&syi'ah
 
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnAGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
AGAMA KEL 13.pptxnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
 
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxFKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
 
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismepemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
Kelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islamKelompok 4 filsafat islam
Kelompok 4 filsafat islam
 
Metodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptxMetodologi Studi Islam.pptx
Metodologi Studi Islam.pptx
 
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docxDavid Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
David Ben Usolin Jawaban Modul 7-13.docx
 
Isu isu islam kontemporer
Isu   isu islam kontemporerIsu   isu islam kontemporer
Isu isu islam kontemporer
 
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, PluralismeSekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
Sekalirsme, Liberalilsme, Pluralisme
 
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docxJURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
JURNAL SONIA SEMBIRING_ISLAMIC WORLDVIEW.docx
 
Hukum islam
Hukum islamHukum islam
Hukum islam
 
kesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islamkesempurnaan ajaran islam
kesempurnaan ajaran islam
 
Karakteristik Ajaran Islam (1).pptx
Karakteristik Ajaran Islam (1).pptxKarakteristik Ajaran Islam (1).pptx
Karakteristik Ajaran Islam (1).pptx
 
Islam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham IslamIslam dialektika-Faham Islam
Islam dialektika-Faham Islam
 

Mehr von Marhamah Saleh

Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Marhamah Saleh
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
Marhamah Saleh
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaran
Marhamah Saleh
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Marhamah Saleh
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
Marhamah Saleh
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
Marhamah Saleh
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
Marhamah Saleh
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
Marhamah Saleh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
Marhamah Saleh
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
Marhamah Saleh
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
Marhamah Saleh
 

Mehr von Marhamah Saleh (20)

Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014Studium general stai imam syafi'i 2014
Studium general stai imam syafi'i 2014
 
Studium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'iStudium general STAI Imam Syafi'i
Studium general STAI Imam Syafi'i
 
'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana'urf, syar'u man qablana
'urf, syar'u man qablana
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaihTerminologi  hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
Terminologi hakim, mahkum fih, mahkum 'alaih
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Pengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul FikihPengantar Ushul Fikih
Pengantar Ushul Fikih
 
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi malikiSejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
Sejarah, pola istinbath mazhab hanafi maliki
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Contoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaranContoh bahasan fiqh muqaran
Contoh bahasan fiqh muqaran
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Pengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhabPengantar perbandingan mazhab
Pengantar perbandingan mazhab
 
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
9. kaidah masyaqqah, al dharar yuzal
 
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
8. al umuru bi maqashidiha, al-yaqinu
 
6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh6. ta'arudh tarjih nasakh
6. ta'arudh tarjih nasakh
 
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
5. muradif, musytarak, mantuq, mafhum, zahir, muawwal
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 

Kürzlich hochgeladen

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

seminar nasional stai-is 2014

  • 1. Seminar Pemikiran Islam STAI Imam Syafi’i Jakarta Oleh: Lukmanul Hakim, Lc. MA
  • 2. Muqaddimah Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia adalah "pasar" pemikiran yang subur. Segala macam pemikiran Islam mutakhir dapat tumbuh dan memiliki pemerhatinya di negeri ini.
  • 3. Ruang Lingkup Pemikiran Islam Pemikiran Islam Teologi Politik Tasawwuf Filsafat Hukum
  • 4.  Berbicara masalah aliran pemikiran dalam Islam berarti berbicara tentang Ilmu Kalam. Kalam secara harfiah berarti “kata-kata”. Kaum teolog Islam berdebat dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebagai mutakallim yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata. Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi Islam atau ushuluddin, ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dari agama. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan yang mendasar dan tidak mudah digoyahkan.  Perbedaan yang pertama muncul dalam Islam bukanlah masalah teologi melainkan di bidang politik. Akan tetapi perselisihan politik ini, seiring dengan perjalanan waktu, meningkat menjadi persoalan teologi.Pada masa nabi Muhammad berada di Madinah dengan status sebagai kepala agama sekaligus kepala pemerintahan, umat Islam bersatu di bawah satu kekuasaan politik. Setelah beliau wafat maka muncullah perselisihan pertama dalam Islam yaitu masalah kepemimpinan. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM
  • 5.  Pembunuhan Usman berakibat perseteruan antara Muawiyah dan Ali, dimana yang pertama menuduh yang kedua sebagai otak pembunuhan Usman. Ali diangkat menjadi khalifah keempat oleh masyarakat Islam di Madinah. Pertikaian keduanya juga memperebutkan posisi kepemimpinan umat Islam setelah Muawiyah menolak diturunkan dari jabatannya sebagai gubernur Syria. Konflik Ali-Muawiyah adalah starting point dari konflik politik besar yang membagi-bagi umat ke dalam kelompok-kelompok aliran pemikiran.  Sikap Ali yang menerima tawaran arbitrase (perundingan) dari Mu’awiyah dalam perang Siffin tidak disetujui oleh sebagian pengikutnya yang pada akhirnya menarik dukungannya dan berbalik memusuhi Ali. Kelompok ini kemudian disebut dengan Khawarij ( orang-orang yang keluar ). Dengan semboyan La Hukma Illa lillah (tidak ada hukum selain hukum Allah) mereka menganggap keputusan tidak bisa diperoleh melalui arbitrase melainkan dari Allah. Mereka mencap orang-orang yang terlibat arbitrase sebagai kafir karena telah melakukan “dosa besar” sehingga layak dibunuh. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM
  • 6. Dr. H. Abudin Nata, MA dalam “Peta Keragaman Pemkiran Islam di Indonesia” telah menginventaris sedikitnya ada 12 tipologi pemikiran Islam di Indonesia. Yakni, Islam Fundamentalis, Teologis-Normatif, Eksklusif, Rasional, Transformatif, Aktual, Kontekstual, Esoteris, Tradisionalis, Modernis, Kultural, dan Inklusif-pluralis. Dari 12 tipologi pemikiran Islam di Indonesia tersebut dapat disimpulkan 3 hal yang inti pokok tipologi pemikiran yaitu : 1. Fundamentalis Yaitu, model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam sebagai satu-satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia. Mereka biasanya dikenal sangat commited pada aspek religius budaya Islam. Bagi mereka, Islam telah mencakup segala aspek kehidupan sehingga tidak memerlukan segala teori dan metode dari luar, apalagi Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali Islam sebagai agama, budaya sekaligus peradaban, dengan menyerukan untuk kembali pada sumber asli (al-Qur’an dan Sunnah) dan mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana yang dilakukan Rasul dan Khulafa’ al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah Rasul harus dihidupkan kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk kebangkitan Islam.
  • 7. 2. Tradisionalis (salaf) Yaitu, model pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Bagi mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh para ulama terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan dengannya. Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang diterima hanya sampai pada khulafa’ al-rasyidin , sedang tradisionalis melebarkan sampai pada salaf al-shalih, sehingga mereka bisa menerima kitab-kitab klasik sebagai bahan rujukannya. 3. Reformis Yaitu, model pemikiran yang berusaha merekonstruksi ulang warisan budaya Islam dengan cara memberi tafsiran baru. Menurut mereka, Islam telah mempunyai tradisi yang bagus dan mapan. Akan tetapi, tradisi ini tidak dapat langsung diaplikasikan melainkan harus harus dibangun kembali secara baru dengan kerangka berpikir modern dan prasyarat rasional. sehingga bisa survive dan diterima dalam kehidupan modern. Karena itu, mereka berbeda dengan tradisionalis yang menjaga dan menerima tradisi seperti apa adanya.
  • 8. Ummat Pertengahan • Sebuah kehormatan bagi umat Islam, karena Allah mendeklarasikan bahwa umat ini hadir sebagai ummatan washatan (umat pertengahan), ummat moderat. Umat yang adil dan pertengahan, anti terhadap semua sikap ekstrem dan tindakan yang melampaui batas. Adalah suatu yang niscaya bahwa umat ini harus memposisikan diri sebagai umat yang menawarkan jalan tengah bagi semua urusan manusia. Umat Islam dengan segala potensi ajarannya yang mengagungkan dan menjunjung tinggi moderasi adalah satu umat yang saat ini sedang ditunggu perannya di pentas dunia. • Islam sangat menentang sikap ekstrem dalam bentuk apapun. Sikap ekstrem akan menimbulkan dampak negatif bagi individu, keluarga, masyarakat, negara, dan dunia. Sikap ekstrem dalam beragama juga akan memberikan dampak negatif terhadap agama itu sendiri dan akan menimbulkan bencana ke luar agama tadi. Ekstremisme akan menyebabkan agama, dan biasanya dituduhkan kepada Islam, menjadi pihak tertuduh munculnya disharmoni di tengah-tengah masyarakat. • Moderasi akan menampilkan Islam dengan wajahnya yang damai yang menebarkan rahmat pada semesta. Moderasi Islam senantiasa menekankan keseimbangan antara dunia-akhirat, ruh-jasad, pikir-hati, langit-bumi.
  • 9. Karakter Islam moderat Ada beberapa ciri dasar Islam moderat yang menjadi landasan pengambilan sikap dalam kehidupan. Pertama, pemikiran Islam moderat tidak menjadikan akal sebagai hakim sebagai pengambil keputusan akhir jika yang menjadi keputusan itu berseberangan dengan nash. Namun demikian, pemikiran tersebut juga tidak menafikan akal untuk bisa memahami nash. Kedua, pemikiran Islam moderat memiliki sikap luwes dalam beragama. Ketiga, pemikiran Islam moderat tidak pernah mengkuduskan turats (khazanah pemikiran lama) jika jelas- jelas ada kekurangannya. Di saat yang sama, pemikiran ini juga tidak pernah meremehkannya jika di dalamnya ada keindahan-keindahan hidayah.
  • 10. Karakter Islam moderat Keempat, pemikiran Islam moderat merupakan pertengahan di antara kalangan filsafat idealis yang hampir-hampir tidak bersentuhan dengan realitas dan jauh dari sikap pragmatis yang sama sekali tidak memiliki idealisme. Kelima, pemikrian Islam moderat adalah sikap pertengahan. Pemikiran Islam moderat bersikap lentur dan senantiasa adaptatif dalam sarana namun tetap kokoh dan ajeg sepanjang menyangkut masalah prinsip. Keenam, pemikiran Islam moderat tidak pernah melakukan pembaruan dan ijtihad dalam hal-hal yang bersifat pokok serta jelas dalam agama dan merupakan masalah-masalah qath’i. Islam moderat juga tidak setuju dengan sikap taklid berlebihan sehingga menutup pintu ijtihad.
  • 11. Karakter Islam moderat Ketujuh, pemikiran Islam moderat tidak pernah meremehkan nash. Kedelapan, pemikiran Islam moderat berbeda dengan sikap orang-orang yang hanya mendengungkan universalisme tanpa melihat kondisi dan keadaan setempat. Kesembilan, Islam moderat tidak berlebihan dalam mengharamkan sesuatu dan tidak berani menghalalkan sesuatu yang jelas haram. Kesepuluh, pemikiran Islam moderat terbuka terhadap peradaban manapun namun akan senantiasa mampu mempertahankan jati dirinya.
  • 12. Kriteria Aliran Sesat Sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia pada tgl 6 November 2007 MUI telah mengeluarkan 10 kriteria aliran atau paham yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. 10 Kriteria dimaksud antara lain 1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6. 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah. 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran. 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran. 5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir. 6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam. 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul. 8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir. 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu. 10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
  • 13. Kriteria Aliran Sesat • Diantara paham yang menyimpang sebagaimana disebutkan pada kriteria diatas antara lain Islam Ahmadiyah, Syi’ah, Islam Jamaah (LDII). Kelompok Syiah dan LDII dewasa ini terus berkembang di Indonesia dan mulai unjuk gigi yang memicu beberapa keributan di tanah Air. • Ahmadiyah mempercayai Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi sesudah nabi Muhammad. Syiah mengingkari rukun Iman dan merubah menjadi 5 rukun Iman,meragukan kebenaran Al Qur’an mushaf Ustmani, mengkafirkan orang yang tidak beriman kepada Imam yang 12, menghina dan menghujat para sahabat Nabi. Islam jamaah juga mengkafirkan orang yang diluar kelompok mereka. • Mereka yang sudah memasuki dan mendalami ajaran sesat ini biasanya sulit untuk keluar dari lingkungan mereka . Karena biasanya mereka menjaga jamaahnya agar jangan belajar dan mengaji dari ustad atau ulama dari luar kelompok mereka, sehingga mereka sulit menerima kebenaran dari orang lain. • Umat Islam Indonesia perlu berhati hati agar tidak terjebak masuk kedalam kelompok aliran ini. Berpedomanlah pada kriteria yang sudah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).