SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 48
Strategi Pengelolaan Surat
  Negara dan ORI, Kebijakan
Fiskal serta Kebijakan Moneter


        MAKRO EKONOMI
Definisi dan Bentuk Surat Utang
                Negara (SUN)
• Definisi
   Surat Utang Negara (Pasal 1 UU No. 24/2002 tentang SUN) adalah
  surat berharga yang merupakan surat pengakuan utang dalam mata
  uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga
  dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa
  berlakunya.
• Bentuk
                                                          Pasal 2
  a. Warkat   diperdagangkan atau tidak                   UU No.
  b. Tanpa Warkat diperdagangkan atau tidak              24/2002
Jenis SUN
                       Surat Utang Negara
                              (SUN)

     Obligasi Negara              Surat Perbendaharaan     Berdasarkan Jk Waktu

          (ON)                        Negara (SPN)         jatuh tempo



                                                            Berdasarkan Jenis
  ON – Valuta Asing        ON - Rupiah                      Mata Uang




                                                             Berdasarkan Jenis
      Variabel Rate                       Fixed Rate         kopun




      Veriabel Rate          Fixed Rate      Zero Coupon
                                               Reguler
                                                                ORI
        Reguler               Reguler
Tujuan Penerbitan dan Manfaat SUN
• Tujuan
a. Membiayai defisit APBN
b. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat
   ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan
                                                                      Pasal 4
                                                                        UU
   pengeluaran dari rekening Kas Negara dalam
                                                                     24/2002
   satu tahun anggaran
c. Pengelolaan portofolio utang negara

• Manfaat
 Sebagai Instrumen Fiskal : alternatif sumber pembiayaan APBN dari pasar modal
  baik di dalam maupun di luar negeri ;
 Sebagai Instrumen Investasi : memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar
  untuk melakukan diversifikasi portofolionya guna memperkecil risiko investasi ;
 Mendorong terciptanya acuan imbal hasil bagi penilaian harga instrumen keuangan
  lainnya, sehingga memberikan alternatif bagi dunia usaha untuk memperoleh
  pembiayaan dari pasar modal.
Pembentukan
• Pemerintah wajib membayar bunga
                                            Pasal 4
  dan pokok setiap Surat Utang Negara      UU No.
  pada saat jatuh tempoh.                  24/2002



• Dana untuk membayar bunga dan pokok
                                            Pasal 4
  sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)      UU No.
  disediakan dalam APBN setiap tahun       24/2002

  sampai berakhirnya kewajiban tersebut.
Tujuan Pengelolaan Utang
                                  Umum

                     Meminimalkan biaya utang pada
                      tingkat risiko yang terkendali



a. Menjamin terpenuhinya financing gap secara efisien dan
     berkesinambungan fiskal yang sesuai dengan kondisi
    ekonomi makro dan dinamika pasar keuangan
b. Meningkatkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan
   risiko (risiko pasar, risiko refinancing, risiko operasional)
c. Mengembangkan upaya agar pinjaman yang sudah
   direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadual dan
   perkiraan biaya
d. Menciptakan pasar SUN yang dalam aktif dan likuid .
Sekilas Tentang ORI
Definisi
     Obligasi Negara
                                                           Obligasi
Surat pengakuan utang jangka panjang                                ORI
                                                           Negara
 (di atas 12 bulan) dengan kupon atau
valuta asing yang dijamin pembayaran
   kupon dan pokoknya oleh Negara
   Republik Indonesia, sesuai dengan       Saham
                                                             Reksadana
            masa berlakunya.
             ORI                          Obligasi
                                          Swasta                Deposito
   Obligasi Negara yang dijual kepada
individu atau perorangan Warga Negara                dll
Indonesia melalui Agen Penjual di Pasar
                Perdana
                                                Instrumen Investasi
Tujuan Penerbitan ORI
• Memperkuat basis Investor di dalam
  negeri
• Mendukung stabilitas pasar
  keuangan domestik
• Mewujudkan cita-cita kemandirian
  dalam pembiayaan pembangunan
Perbedaan ORI dengan Saham, Deposito dan
                    Reksadana Terproteksi
                    Saham       Deposito           Reksadana     ORI
                                                   Terproteksi
Jatuh Tempoh        tidak ada   ada                ada           ada
Kupon/Bunga         tidak ada   Ada, dapat         Tidak ada     Ada, jmlh, diatas
                                berubah setiap                   bunga deposito pd
                                saat                             saat penerbitan

Deviden             ada         Tidak ada          Tidak ada     Tidak ada
Potensi Capital     ada         Tidak ada          ada           ada
Gain
Jaminan Negara      tidak ada   Ada (maks Rp 2 M   Tidak ada     Ada (tanpa batasan
                                dgn syarat)                      dan tanpa syarat)

Perdagangan di      dapat       Tidak dapat        Dapat         dapat
Pasar Sekunder
Stand by Buyer di   tidak ada   Tidak ada          Tidak ada     ada
Pasar Sekunder
Keuntungan dan Risiko ORI
     Keuntungan ORI         Risiko Instrumen Investasi
                                        Lain
                                                                   Risiko Ori

Kupon dan pokok dijamin    •Risiko gagal bayar          ORI bebas risiko gagal
oleh UU                                                  bayar
Kupon lebih tinggi dari    •Risiko pasar                Risiko kerugian ada ada
rata-rata tingkat bunga                                  bila pemilik menjual ORI di
deposito bank BUMN                                       pasar sekunder pada saat
Kupon dengan tingkat                                    harganya turun (<100%)
bunga tetap                                              Risiko likuiditas terjadi bila
Berpotensi memperoleh      •Risiko likuiditas           sebelum jatuh tempo
keuntungan (capital gain)                                pemilik mengalami
Dapat                                                   kesulitan dalam menjual
dipinjamkan/dijamin                                      ORI di pasar sekunder pada
kepada pihak lain                                        harga pasaryang wajar
Dapat diperdagangkan di
pasar sekunder
Pembelian ORI

                 Yang Dapat Membeli ORI



Dipasar Perdana : Investor individu (orang perseorangan) yang
                    dibuktikan dengan KTP

Di Pasar Sekunder :Investor Individu maupun Investor Institusi
Pembelian Minimal dan Maksimal ORI
         di Pasar Perdana

           Minimal : Rp 5 jt
(pembelian dengan kelipatan Rp 5 jt)
         Maksimal : Rp 5 M
  Apabila jatuh tempo dibayar 100%
  dengan deviden dibayar perbulan
Prosedur Pembelian ORI
                    Mendatangi
Pembeli                            Agen Penjual




                                 •Mengisi formulir
                                    pemesanan
                                  •Menyampaikan
                                   foto copy KTP
                                    • Membuka
      Menerima                     rekening (bila
     Tanda Terima                   diperlukan)
Hubungan ORI –Tingkat Bunga
                     Tingkat Bunga




                                             Harga ORI

Hubungan Harga ORI dengan suku bunga perbankan berbanding terbalik,
 Penurunan suku bunga menyebabkan kenaikan harga ORI karena banyak
    investor lebih memilih menginvestasikan dananya di ORI sehingga
permintaan ORI meningkat yang mengakibatkan harga ORI juga naik begitu
                            juga sebaliknya,
Pajak
• Belaku peraturan perundang-undangan di bidang
  perpajakan PP No. 16 tahun 2009;
• Pajak atas transaksi :
      - Bunga obligasi PPh final 15%
      - Capital gain PPh final 15%
• Tidak ada perbedaan tarif pajak untuk transaksi
  yang berlaku di bursa maupun di luar bursa
• Untuk wajib pajak Luar Negeri tarif pajak 20%
  bersifat final
Definisi Pajak
• Menurut Soeparman Soemahamidjaya Pajak
  adalah iuran wajib berupa uang atau barang
  yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
  norma-norma hukum guna menutup biaya
  produksi barang-barang dan jasa kolektif
  dalam mencapai kesejahteraan umum.
Unsur-unsur Pajak
a.   Pajak dibayar kepada negara
b.   Pajak berupa iuran
c.   Pajak tidak memberikan balas jasa
d.   Pajak     digunakan    untuk      membiayai
     pengeluaran pemerintah yang bersifat
     umum.
Fungsi dan Tujuan Pajak
Fungsi Pajak adalah sebagai sumber pendapatan
  negara (budgeter)

Tujuan Pajak : untuk memperkecil kesenjangan
  di tengah masyarakat.
Masalah Pokok (Ekonomi Makro) :
1. Tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
2. Masalah pengangguran
3. Masalah inflasi
Kebijakan Fiskal
• Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang
  dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
  mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan
  yang ditempuh oleh pemerintah untuk
  membelanjakan dananya tersebut dalam
  rangka melaksanakan pembangunan. Atau
  dengan kata lain, kebijakan fiskal adalah
  kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
  penerimaan atau pengeluaran Negara.
Lanjutan …
• Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau
  pengeluaran dan Negara dan pajak yang dapat diatur oleh
  pemerintah dengan kebijakan fiscal.
• Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian nasional
  mengalami inflasi, pemerintah dapat mengurangi kelebihan
  permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan
  dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi.
• Cara    demikian   disebut    dengan     pengelolaan    anggaran.

• Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya
  perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan
  memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah
  transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima
  pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn
  nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Konsep-konsep Dasar
• Kebijakan Fiskal: perubahan-perubahan pada
  belanja atau penerimaan pajak pemerintahan
  pusat yang dimaksudkan untuk mencapai
  penggunaan tenaga kerja-penuh, stabilitas harga,
  dan laju pertumbuhan ekonomi yang pantas.
• Kebijakan Fiskal Ekspansioner: peningkatan
  belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak
  yang dirancang untuk meningkatkan permintaan
  agregat dalam perekonomian. Tujuan dari
  kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk
  domestik bruto dan menurunkan angka
  pengangguran.
Lanjutan …
•   Kebijakan Fiskal Kontraksioner: pengurangan belanja pemerintah
    dan/atau peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan
    agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk
    mengontrol inflasi.
•   Efek Pengganda: dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh
    konsumen, perusahaan atau pemerintah akan menjadi pendapatan bagi
    pihak-pihak lain. Ketika orang ini membelanjakan pendapatannya, belanja
    tersebut menjadi pendapatan bagi orang lain dan seterusnya, sehingga
    menyebabkan terjadinya peningkatan produksi dalam suatu perekonomian.
    Efek pengganda dapat juga berdampak sebaliknya ketika belanja
    mengalami penurunan.
•   Kebijakan Fiskal Sisi-Penawaran: kebijakan fiskal dapat secara langsung
    mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran
    agregat. Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif
    bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal,
    karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar
    yang kemudian dapat dibelanjakan.
Membiayai Defisit & Memanfaatkan
             Surplus
Membiayai defisit
  –Meminjam dari publik atau luar negeri (crowding out )
  –Mencetak uang.
Memanfaatkan surplus
  –Mengurangi hutang
  –Disimpan
Masalah dalam Kebijakan Fiskal
 •Masalah waktu
 •Pertimbangan politis
 •Respon pelaku ekonomi
 •Dampak crowding-out
 •Kondisi perekonomian dunia/luar negeri
Lanjutan …
• Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah
  untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui
  pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
  Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang
  bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara
  mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
  Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan
  pajak.
• Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran
  pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
1) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
2) Pola persebaran sumber daya
3) Distribusi pendapatan
• Government transfer
  Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran
  pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung.
• Contoh pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana
  alam dan sebagainya.
• Kebijakan fiskal pada pendapatan nasional
  Pada sistem perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan
  internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas
  konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G).
  Dirumuskan : Y = C + I + G
• Pendapatan disposibel (YD) sebagai nilai pendapatan yang
  dapat dibelanjakan diformulasikan sebagai :
  YD = Y – Tx + Tr
  YD = C + S
Lanjutan …
• Dengan pendekatan matematis dapat ditemukan
  adanya angka pengganda/multiplier dalam
  perekonomian dengan penggunaan kebijakan
  fiskal, yaitu :
• Angka pengganda investasi
• Angka pengganda konsumsi
• Angka pengganda pengeluaran pemerintah
• Angka pengganda transfer pemerintah
• Angka pengganda pajak
Tujuan Kebijakan Fiskal
a. Pertumbuhan kesempatan kerja penuh
b. Kestabilan harga
c. Laju pertumbuhan potensial
Kebijakan fiskal diskresioner :
a. Mengubah pengeluaran pemerintah
b. Mengubah sistem pemungutan pajak
c. Mengubah pengeluaran pemerintah dan
   sistem pemungutan pajak secara serentak
Bentuk Kebijakan Fiskal Diskresioner untuk
     Pengangguran dan Inflasi Tinggi :
Pengangguran Tinggi                     Inflasi Tinggi

1. Menaikkan pengeluaran, tetapi      1. Mengurangi pengeluaran
   tidak mengubah pungutan pajak      2. Menaikkan pajak yang
2. Mempertahankan tingkat                dipungutnya
   pengeluaran tetapi menurunkan      3. Mengurangi pengeluaran dan
   pajak yang dipungutnya                menaikkan pajak yang dipungut
3. Mempertahankan tingkat             4. Mengurangi pengeluaran dan
   pengeluaran tetapi menurun pajak      pajak yang dipungutnya dengan
   yang dipungutnya                      jumlah yang sama besar.
4. Menaikkan pengeluaran dan pajak
   yang dipungutnya denga sama
   besar agar APBN seimbang
Lanjutan …
• Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
  rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi
  lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
  pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan
  kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar,
  namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan
  pendapatan dan belanja pemerintah.
• Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan
  pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan
  pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
  berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak
  diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan
  meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah
  output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
  daya beli masyarakat serta menurunkan output industri
  secara umum.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
   Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
   pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi
   stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika
   keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
   Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
   pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya
   politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada
   kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
   menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
   Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan
   pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik
   anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta
   meningkatkan disiplin
• Semua tindakan pemerintah (bank
  sentral) untuk mengatur jumlah uang
  beredar guna menjaga kestabilan nilai
  mata uang disebut kebijakan moneter
Lanjutan …
• Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter
  (bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter
  (seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan)
  untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian
  yang diinginkan. Perkembangan perekonomian yang
  diinginkan dicerminkan oleh stabilitas harga, pertumbuhan
  ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.
• Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan
  uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu;
  seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
  sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
  standar bunga pinjaman, “margin
  requirement“, kapitalisasiuntuk bank atau bahkan
  bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui
  persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Lanjutan …
• Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
  kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan
  internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
  harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
  eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
  tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga
  stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan
  kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
  internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
  kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
  moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
  stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
  dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer
  pada sektor riil.
Lanjutan …
• Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat
  pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan
  dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
  mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
  Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
  persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi
  dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
  kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan
  moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun
  tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
  bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing
  dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk
  meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Tujuan Kebijakan Moneter
•    Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
    perekonomian.
•   Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
    stabilitas tingkat harga.
•    Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang
    diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
•   Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui
    sumber penerimaan yang normal.
•    Menjaga kestabilan Ekonomi
    Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang
    dan jasa yang tersedia.
•   Menjaga kestabilan Harga
    Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar
    dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
•   Meningkatkan kesempatan kerja
    Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk
    menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka
    lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat.
•    Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat
    Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk
    ke dalam negeri atau sebaliknya.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
• Kebijakan moneter ketat (tight money policy)
  untuk mengurangi/membatasi jumlah uang
  beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
  perekonomian mengalami inflasi.
• Kebijakan moneter longgar (easy money policy)
  untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan
  ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan
  meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan
  masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
  resesi atau depresi.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang
                           dapat diukur dengan :

•    Kesempatan Kerja
     Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan
     peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan
     kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan
     kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan.
•    Kestabilan harga
     Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di
     masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang
     akan sama dengan harga yang akan masa depan.
•    Neraca Pembayaran Internasional
     Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi
     ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional
     seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan
     moneter.
     Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan
     cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan
        menjadi dua, yaitu :
• Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary
  Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam
  rangka menambah jumlah uang yang edar
• Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary
  Contractive Policy Adalah suatu kebijakan
  dalam rangka mengurangi jumlah uang yang
  edar. Disebut juga dengan kebijakan uang
  ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan
menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara
                       lain :

1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
2. Kebijakan moneter kualitatif
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
Biasanya berupa campur tangan bank sentral
a. Operasi Pasar terbuka (Open Market Operation)
     Operasi ini ditempuh bank sentral melalui penjualan dan
     pembelian surat berharga, seperi obligasi negara (untuk
     menambah jumlah uang beredar).
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar
   terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
   menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
   securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah
   akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah
   uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat
   berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga
   pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
   Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
   Berharga Pasar Uang.
Lanjutan …
b. Politik Diskonto (Discount Rate Policy)
    Bank-bank dapat meminta pinjaman kepada bank sentral
    sebagai banknya bank (banker’s bank). Tingkat bunga yang
    dikenakan bank sentral terhadap pinjaman bank disebut
    tingkat diskonto.
   tingkat diskonto dinaikkan jika jumlah uang beredar sangat
    banyak atau terjadi inflasi.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah
    pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan
    tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum
    kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga
    harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah
    uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga
    bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga
    demi membuat uang yang beredar berkurang.
Lanjutan …
c. Politik Cadangan Umum (Reserve Requirement)
   Setiap bank harus menyisihkan dana yang dihimpunnya
   sebagai cadangan minimum. Cadangan minimum
   ditentukan oleh bank sentral. Apabila jumlah uang
   bersedar sudah terlalu banyak, bank sentral akan
   menaikkan ketentuan cadangan minimum.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio
   cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang
   beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
   perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
   Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
   menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan
   jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
2. Kebijakan moneter kualitatif
1.   Pengawasan pinjaman secara selektif
      Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
     dengan cara memperketat pemberian kredit
2. Imbauan moral
     Himbauan Moral (Moral Persuasion) adalah kebijakan moneter untuk
     mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada
     pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
     kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
     jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih
     ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada
     perekonomian.
3. Politik sanering
     Ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada
     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari
     Rp.1.000 menjadi Rp.1
     Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
     kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.
     3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki
kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter
melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti
uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama
menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran
moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen,
antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik
rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat
diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit atau pembiayaan.
Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara
pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
Kata Bijak …
• Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu
  adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu,
  tetapi tidak memahami sesuatu.
• Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu
  untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah
  menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu
  musiknya jiwa, menyediakan waktu untuk berfikir
  karena berfikir itu pokok kemajuan, menyediakan
  waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal
  kejayaan, menyediakan waktu untuk bersenda gurau
  karena bersenda gurau itu akan membuat selalu muda
  dan menyediakan waktu beribadah kerana beribadah
  itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa.
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (19)

Slk pasar uang slk ch 11
Slk pasar uang  slk ch 11Slk pasar uang  slk ch 11
Slk pasar uang slk ch 11
 
Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 mene
 
PASAR UANG
PASAR UANG PASAR UANG
PASAR UANG
 
Materi pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modalMateri pasar uang dan modal
Materi pasar uang dan modal
 
ekonomi moneter pasar uang
ekonomi moneter pasar uangekonomi moneter pasar uang
ekonomi moneter pasar uang
 
Temu 1
Temu 1Temu 1
Temu 1
 
2. pasar uang & valas
2. pasar uang & valas2. pasar uang & valas
2. pasar uang & valas
 
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar UangMakalah Ekonomi Makro Pasar Uang
Makalah Ekonomi Makro Pasar Uang
 
Pasar uang dan valas
Pasar uang dan valasPasar uang dan valas
Pasar uang dan valas
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1Derivatif dan lindung nilai bagian 1
Derivatif dan lindung nilai bagian 1
 
Pasar uang& valas
Pasar uang& valasPasar uang& valas
Pasar uang& valas
 
Materi 06
Materi 06Materi 06
Materi 06
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Pasar uang & pasar valas print
Pasar uang & pasar valas printPasar uang & pasar valas print
Pasar uang & pasar valas print
 
Uang dan bank
Uang dan bankUang dan bank
Uang dan bank
 
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2Derivatif dan lindung nilai bagian 2
Derivatif dan lindung nilai bagian 2
 
Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19Manajemen keuangan bab 19
Manajemen keuangan bab 19
 
BAB 4 PASAR KEUANGAN
BAB 4 PASAR KEUANGANBAB 4 PASAR KEUANGAN
BAB 4 PASAR KEUANGAN
 
Hbl forum dan quiz minggu 11
Hbl forum dan quiz minggu 11Hbl forum dan quiz minggu 11
Hbl forum dan quiz minggu 11
 

Andere mochten auch

Copy of bab elastisitas.baru
Copy of bab elastisitas.baruCopy of bab elastisitas.baru
Copy of bab elastisitas.barumahasiswaunida
 
Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistikPasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistikmahasiswaunida
 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasimahasiswaunida
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Mirza Syah
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomimahasiswaunida
 
Konsumsi, tabungan dan investasi
Konsumsi, tabungan dan investasiKonsumsi, tabungan dan investasi
Konsumsi, tabungan dan investasiKasmadi Rais
 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiwardayadi007
 

Andere mochten auch (7)

Copy of bab elastisitas.baru
Copy of bab elastisitas.baruCopy of bab elastisitas.baru
Copy of bab elastisitas.baru
 
Pasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistikPasar persaingan monopolistik
Pasar persaingan monopolistik
 
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasiPart 3   teori konsumsi, tabungan, dan investasi
Part 3 teori konsumsi, tabungan, dan investasi
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomiPertumbuhan ekonomi makro ekonomi
Pertumbuhan ekonomi makro ekonomi
 
Konsumsi, tabungan dan investasi
Konsumsi, tabungan dan investasiKonsumsi, tabungan dan investasi
Konsumsi, tabungan dan investasi
 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasi
 

Ähnlich wie Sun

Pasar uang dan pasar modal
Pasar uang dan pasar modalPasar uang dan pasar modal
Pasar uang dan pasar modalRissa Deskya
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Vivi Silvia
 
Instrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uangInstrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uangWahono Diphayana
 
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10BastianLimbong
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1lilietawahyuni
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modalreidjen raden
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modalreidjen raden
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasyaNabila18
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMishakiIccha
 
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj KeuanganYoyo Sudaryo
 
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptx
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptxPert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptx
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptxRevaYuliani2
 
Presentasi sukuk negara
Presentasi sukuk negaraPresentasi sukuk negara
Presentasi sukuk negaraIsal Isal
 
PPT Kel.4 MPI.pptx
PPT Kel.4 MPI.pptxPPT Kel.4 MPI.pptx
PPT Kel.4 MPI.pptxNajmiLaili4
 
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;KhabibMusthofa
 

Ähnlich wie Sun (20)

obli.docx
obli.docxobli.docx
obli.docx
 
BEI.M.Obligasi.dasar (1).pptx
BEI.M.Obligasi.dasar (1).pptxBEI.M.Obligasi.dasar (1).pptx
BEI.M.Obligasi.dasar (1).pptx
 
Pasar uang dan pasar modal
Pasar uang dan pasar modalPasar uang dan pasar modal
Pasar uang dan pasar modal
 
Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)Obligasi (Makro Ekonomi)
Obligasi (Makro Ekonomi)
 
Instrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uangInstrumen & indikator pasar uang
Instrumen & indikator pasar uang
 
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10
Pasar uang dan pasar valas kuliah ke 10
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
 
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan
6.A.Penilaian Obligasi_ Mj Keuangan
 
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptx
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptxPert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptx
Pert. 1- Pasar Modal Indonesia).pptx
 
Presentasi sukuk negara
Presentasi sukuk negaraPresentasi sukuk negara
Presentasi sukuk negara
 
PPT Kel.4 MPI.pptx
PPT Kel.4 MPI.pptxPPT Kel.4 MPI.pptx
PPT Kel.4 MPI.pptx
 
pasar modal
pasar modalpasar modal
pasar modal
 
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;
Pasar Uang; Deskripsi; Konsep Dasar; Meknisme;
 
Obligasi dan penilaian
Obligasi dan penilaianObligasi dan penilaian
Obligasi dan penilaian
 
p-9-10 Interest Rate Theory and Pricing Bonds.pptx
p-9-10 Interest Rate Theory and Pricing Bonds.pptxp-9-10 Interest Rate Theory and Pricing Bonds.pptx
p-9-10 Interest Rate Theory and Pricing Bonds.pptx
 
Makalah akbank
Makalah akbankMakalah akbank
Makalah akbank
 

Mehr von mahasiswaunida

Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)mahasiswaunida
 
Part 2 pendapatan nasional
Part 2   pendapatan nasionalPart 2   pendapatan nasional
Part 2 pendapatan nasionalmahasiswaunida
 
Pelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangPelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangmahasiswaunida
 
Teori ekonomi koperasi 1
Teori ekonomi koperasi 1Teori ekonomi koperasi 1
Teori ekonomi koperasi 1mahasiswaunida
 

Mehr von mahasiswaunida (10)

Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
Keseimbangan sektor riil (pasar barang)
 
Part 2 pendapatan nasional
Part 2   pendapatan nasionalPart 2   pendapatan nasional
Part 2 pendapatan nasional
 
Part 1 teori makro
Part 1   teori makroPart 1   teori makro
Part 1 teori makro
 
Pelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepangPelajaran bahasa jepang
Pelajaran bahasa jepang
 
Kul 6 perkoperasian
Kul 6 perkoperasianKul 6 perkoperasian
Kul 6 perkoperasian
 
Kul 5 perkoperasian
Kul 5 perkoperasianKul 5 perkoperasian
Kul 5 perkoperasian
 
Kul 4 organisasi kop
Kul 4 organisasi kopKul 4 organisasi kop
Kul 4 organisasi kop
 
K uliah 3 koperasi
K uliah 3 koperasiK uliah 3 koperasi
K uliah 3 koperasi
 
Teori ekonomi koperasi 1
Teori ekonomi koperasi 1Teori ekonomi koperasi 1
Teori ekonomi koperasi 1
 
Kul 4 organisasi kop
Kul 4 organisasi kopKul 4 organisasi kop
Kul 4 organisasi kop
 

Kürzlich hochgeladen

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

Sun

  • 1. Strategi Pengelolaan Surat Negara dan ORI, Kebijakan Fiskal serta Kebijakan Moneter MAKRO EKONOMI
  • 2. Definisi dan Bentuk Surat Utang Negara (SUN) • Definisi Surat Utang Negara (Pasal 1 UU No. 24/2002 tentang SUN) adalah surat berharga yang merupakan surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. • Bentuk Pasal 2 a. Warkat diperdagangkan atau tidak UU No. b. Tanpa Warkat diperdagangkan atau tidak 24/2002
  • 3. Jenis SUN Surat Utang Negara (SUN) Obligasi Negara Surat Perbendaharaan Berdasarkan Jk Waktu (ON) Negara (SPN) jatuh tempo Berdasarkan Jenis ON – Valuta Asing ON - Rupiah Mata Uang Berdasarkan Jenis Variabel Rate Fixed Rate kopun Veriabel Rate Fixed Rate Zero Coupon Reguler ORI Reguler Reguler
  • 4. Tujuan Penerbitan dan Manfaat SUN • Tujuan a. Membiayai defisit APBN b. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan Pasal 4 UU pengeluaran dari rekening Kas Negara dalam 24/2002 satu tahun anggaran c. Pengelolaan portofolio utang negara • Manfaat  Sebagai Instrumen Fiskal : alternatif sumber pembiayaan APBN dari pasar modal baik di dalam maupun di luar negeri ;  Sebagai Instrumen Investasi : memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan diversifikasi portofolionya guna memperkecil risiko investasi ;  Mendorong terciptanya acuan imbal hasil bagi penilaian harga instrumen keuangan lainnya, sehingga memberikan alternatif bagi dunia usaha untuk memperoleh pembiayaan dari pasar modal.
  • 5. Pembentukan • Pemerintah wajib membayar bunga Pasal 4 dan pokok setiap Surat Utang Negara UU No. pada saat jatuh tempoh. 24/2002 • Dana untuk membayar bunga dan pokok Pasal 4 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) UU No. disediakan dalam APBN setiap tahun 24/2002 sampai berakhirnya kewajiban tersebut.
  • 6. Tujuan Pengelolaan Utang Umum Meminimalkan biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali a. Menjamin terpenuhinya financing gap secara efisien dan berkesinambungan fiskal yang sesuai dengan kondisi ekonomi makro dan dinamika pasar keuangan b. Meningkatkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan risiko (risiko pasar, risiko refinancing, risiko operasional) c. Mengembangkan upaya agar pinjaman yang sudah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadual dan perkiraan biaya d. Menciptakan pasar SUN yang dalam aktif dan likuid .
  • 7. Sekilas Tentang ORI Definisi Obligasi Negara Obligasi Surat pengakuan utang jangka panjang ORI Negara (di atas 12 bulan) dengan kupon atau valuta asing yang dijamin pembayaran kupon dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan Saham Reksadana masa berlakunya. ORI Obligasi Swasta Deposito Obligasi Negara yang dijual kepada individu atau perorangan Warga Negara dll Indonesia melalui Agen Penjual di Pasar Perdana Instrumen Investasi
  • 8. Tujuan Penerbitan ORI • Memperkuat basis Investor di dalam negeri • Mendukung stabilitas pasar keuangan domestik • Mewujudkan cita-cita kemandirian dalam pembiayaan pembangunan
  • 9. Perbedaan ORI dengan Saham, Deposito dan Reksadana Terproteksi Saham Deposito Reksadana ORI Terproteksi Jatuh Tempoh tidak ada ada ada ada Kupon/Bunga tidak ada Ada, dapat Tidak ada Ada, jmlh, diatas berubah setiap bunga deposito pd saat saat penerbitan Deviden ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Potensi Capital ada Tidak ada ada ada Gain Jaminan Negara tidak ada Ada (maks Rp 2 M Tidak ada Ada (tanpa batasan dgn syarat) dan tanpa syarat) Perdagangan di dapat Tidak dapat Dapat dapat Pasar Sekunder Stand by Buyer di tidak ada Tidak ada Tidak ada ada Pasar Sekunder
  • 10. Keuntungan dan Risiko ORI Keuntungan ORI Risiko Instrumen Investasi Lain Risiko Ori Kupon dan pokok dijamin •Risiko gagal bayar ORI bebas risiko gagal oleh UU bayar Kupon lebih tinggi dari •Risiko pasar Risiko kerugian ada ada rata-rata tingkat bunga bila pemilik menjual ORI di deposito bank BUMN pasar sekunder pada saat Kupon dengan tingkat harganya turun (<100%) bunga tetap Risiko likuiditas terjadi bila Berpotensi memperoleh •Risiko likuiditas sebelum jatuh tempo keuntungan (capital gain) pemilik mengalami Dapat kesulitan dalam menjual dipinjamkan/dijamin ORI di pasar sekunder pada kepada pihak lain harga pasaryang wajar Dapat diperdagangkan di pasar sekunder
  • 11. Pembelian ORI Yang Dapat Membeli ORI Dipasar Perdana : Investor individu (orang perseorangan) yang dibuktikan dengan KTP Di Pasar Sekunder :Investor Individu maupun Investor Institusi
  • 12. Pembelian Minimal dan Maksimal ORI di Pasar Perdana Minimal : Rp 5 jt (pembelian dengan kelipatan Rp 5 jt) Maksimal : Rp 5 M Apabila jatuh tempo dibayar 100% dengan deviden dibayar perbulan
  • 13. Prosedur Pembelian ORI Mendatangi Pembeli Agen Penjual •Mengisi formulir pemesanan •Menyampaikan foto copy KTP • Membuka Menerima rekening (bila Tanda Terima diperlukan)
  • 14. Hubungan ORI –Tingkat Bunga Tingkat Bunga Harga ORI Hubungan Harga ORI dengan suku bunga perbankan berbanding terbalik, Penurunan suku bunga menyebabkan kenaikan harga ORI karena banyak investor lebih memilih menginvestasikan dananya di ORI sehingga permintaan ORI meningkat yang mengakibatkan harga ORI juga naik begitu juga sebaliknya,
  • 15. Pajak • Belaku peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan PP No. 16 tahun 2009; • Pajak atas transaksi : - Bunga obligasi PPh final 15% - Capital gain PPh final 15% • Tidak ada perbedaan tarif pajak untuk transaksi yang berlaku di bursa maupun di luar bursa • Untuk wajib pajak Luar Negeri tarif pajak 20% bersifat final
  • 16. Definisi Pajak • Menurut Soeparman Soemahamidjaya Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
  • 17. Unsur-unsur Pajak a. Pajak dibayar kepada negara b. Pajak berupa iuran c. Pajak tidak memberikan balas jasa d. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat umum.
  • 18. Fungsi dan Tujuan Pajak Fungsi Pajak adalah sebagai sumber pendapatan negara (budgeter) Tujuan Pajak : untuk memperkecil kesenjangan di tengah masyarakat.
  • 19. Masalah Pokok (Ekonomi Makro) : 1. Tingkat penggunaan tenaga kerja penuh 2. Masalah pengangguran 3. Masalah inflasi
  • 20. Kebijakan Fiskal • Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran Negara.
  • 21. Lanjutan … • Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan Negara atau pengeluaran dan Negara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiscal. • Contoh kebijakan fiscal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi, pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. • Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. • Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
  • 22. Konsep-konsep Dasar • Kebijakan Fiskal: perubahan-perubahan pada belanja atau penerimaan pajak pemerintahan pusat yang dimaksudkan untuk mencapai penggunaan tenaga kerja-penuh, stabilitas harga, dan laju pertumbuhan ekonomi yang pantas. • Kebijakan Fiskal Ekspansioner: peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik bruto dan menurunkan angka pengangguran.
  • 23. Lanjutan … • Kebijakan Fiskal Kontraksioner: pengurangan belanja pemerintah dan/atau peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi. • Efek Pengganda: dalam ilmu ekonomi, peningkatan belanja oleh konsumen, perusahaan atau pemerintah akan menjadi pendapatan bagi pihak-pihak lain. Ketika orang ini membelanjakan pendapatannya, belanja tersebut menjadi pendapatan bagi orang lain dan seterusnya, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan produksi dalam suatu perekonomian. Efek pengganda dapat juga berdampak sebaliknya ketika belanja mengalami penurunan. • Kebijakan Fiskal Sisi-Penawaran: kebijakan fiskal dapat secara langsung mempengaruhi bukan saja permintaan agregat, namun juga penawaran agregat. Sebagai contoh, pemotongan tarif pajak akan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi atau investasi barang modal, karena mereka memperoleh pendapatan setelah pajak yang lebih besar yang kemudian dapat dibelanjakan.
  • 24. Membiayai Defisit & Memanfaatkan Surplus Membiayai defisit –Meminjam dari publik atau luar negeri (crowding out ) –Mencetak uang. Memanfaatkan surplus –Mengurangi hutang –Disimpan Masalah dalam Kebijakan Fiskal •Masalah waktu •Pertimbangan politis •Respon pelaku ekonomi •Dampak crowding-out •Kondisi perekonomian dunia/luar negeri
  • 25. Lanjutan … • Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. • Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut: 1) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi 2) Pola persebaran sumber daya 3) Distribusi pendapatan
  • 26. • Government transfer Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. • Contoh pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya. • Kebijakan fiskal pada pendapatan nasional Pada sistem perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G). Dirumuskan : Y = C + I + G • Pendapatan disposibel (YD) sebagai nilai pendapatan yang dapat dibelanjakan diformulasikan sebagai : YD = Y – Tx + Tr YD = C + S
  • 27. Lanjutan … • Dengan pendekatan matematis dapat ditemukan adanya angka pengganda/multiplier dalam perekonomian dengan penggunaan kebijakan fiskal, yaitu : • Angka pengganda investasi • Angka pengganda konsumsi • Angka pengganda pengeluaran pemerintah • Angka pengganda transfer pemerintah • Angka pengganda pajak
  • 28. Tujuan Kebijakan Fiskal a. Pertumbuhan kesempatan kerja penuh b. Kestabilan harga c. Laju pertumbuhan potensial
  • 29. Kebijakan fiskal diskresioner : a. Mengubah pengeluaran pemerintah b. Mengubah sistem pemungutan pajak c. Mengubah pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan pajak secara serentak
  • 30. Bentuk Kebijakan Fiskal Diskresioner untuk Pengangguran dan Inflasi Tinggi : Pengangguran Tinggi Inflasi Tinggi 1. Menaikkan pengeluaran, tetapi 1. Mengurangi pengeluaran tidak mengubah pungutan pajak 2. Menaikkan pajak yang 2. Mempertahankan tingkat dipungutnya pengeluaran tetapi menurunkan 3. Mengurangi pengeluaran dan pajak yang dipungutnya menaikkan pajak yang dipungut 3. Mempertahankan tingkat 4. Mengurangi pengeluaran dan pengeluaran tetapi menurun pajak pajak yang dipungutnya dengan yang dipungutnya jumlah yang sama besar. 4. Menaikkan pengeluaran dan pajak yang dipungutnya denga sama besar agar APBN seimbang
  • 31. Lanjutan … • Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. • Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
  • 32. Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran : 1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif. 2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan. 3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin
  • 33. • Semua tindakan pemerintah (bank sentral) untuk mengatur jumlah uang beredar guna menjaga kestabilan nilai mata uang disebut kebijakan moneter
  • 34. Lanjutan … • Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan) untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Perkembangan perekonomian yang diinginkan dicerminkan oleh stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia. • Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, “margin requirement“, kapitalisasiuntuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
  • 35. Lanjutan … • Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
  • 36. Lanjutan … • Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
  • 37. Tujuan Kebijakan Moneter • Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian. • Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga. • Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi. • Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal. • Menjaga kestabilan Ekonomi Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia. • Menjaga kestabilan Harga Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar. • Meningkatkan kesempatan kerja Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat. • Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya.
  • 38. Jenis-jenis Kebijakan Moneter • Kebijakan moneter ketat (tight money policy) untuk mengurangi/membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. • Kebijakan moneter longgar (easy money policy) untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
  • 39. Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan : • Kesempatan Kerja Semakin besar gairah untuk berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan kesempatan kerja dan kesehjateraan karyawan. • Kestabilan harga Apabila kestablian harga tercapai maka akan menimbulkan kepercyaan di masyarakat. Masyarakat percaya bahwa barang yang mereka beli sekarang akan sama dengan harga yang akan masa depan. • Neraca Pembayaran Internasional Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar.
  • 40. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : • Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar • Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
  • 41. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : 1. Kebijakan Moneter Kuantitatif 2. Kebijakan moneter kualitatif
  • 42. 1. Kebijakan Moneter Kuantitatif Biasanya berupa campur tangan bank sentral a. Operasi Pasar terbuka (Open Market Operation) Operasi ini ditempuh bank sentral melalui penjualan dan pembelian surat berharga, seperi obligasi negara (untuk menambah jumlah uang beredar). Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  • 43. Lanjutan … b. Politik Diskonto (Discount Rate Policy) Bank-bank dapat meminta pinjaman kepada bank sentral sebagai banknya bank (banker’s bank). Tingkat bunga yang dikenakan bank sentral terhadap pinjaman bank disebut tingkat diskonto. tingkat diskonto dinaikkan jika jumlah uang beredar sangat banyak atau terjadi inflasi. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
  • 44. Lanjutan … c. Politik Cadangan Umum (Reserve Requirement) Setiap bank harus menyisihkan dana yang dihimpunnya sebagai cadangan minimum. Cadangan minimum ditentukan oleh bank sentral. Apabila jumlah uang bersedar sudah terlalu banyak, bank sentral akan menaikkan ketentuan cadangan minimum. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
  • 45. 2. Kebijakan moneter kualitatif 1. Pengawasan pinjaman secara selektif Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit 2. Imbauan moral Himbauan Moral (Moral Persuasion) adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. 3. Politik sanering Ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1 Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
  • 46. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
  • 47. Kata Bijak … • Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu. • Orang yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca karena membaca itu sumber hikmah menyediakan waktu tertawa karena tertawa itu musiknya jiwa, menyediakan waktu untuk berfikir karena berfikir itu pokok kemajuan, menyediakan waktu untuk beramal karena beramal itu pangkal kejayaan, menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena bersenda gurau itu akan membuat selalu muda dan menyediakan waktu beribadah kerana beribadah itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa.