SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 3
Tutur Tinular,

Santri Berdarah Liberal

“tutur tinular: siji
“apa
maksud

ditutur, siji dilaku, siji ditular”
kalimat itu, Pak?”

“sadar
ataupun
adalah
makhluk
contoh dan kita
orang
sebelum
yang
mungkin kurang
bisa-bisa
diu-sa-ha-kan”

tidak sebagai manusia kita
peniru. Banyak hal yang kita
ambil pelajaran dari orangkita. Bisa jadi itu warisan
menguntungkan,
atau
menguntungkan,
bahkan
merugikan… semua… yang..

Belum
penjelasan yang tak
suara
gurunya
patahan
suara
digantikan dengan
ingatannya.

rampung
mendengar
dapat ditangkap, lamat-lamat
semakin menuju patahanmendekati volume 0.5 MHz
bisikan gemuruh dari dinding ruang kelasnya. Gemuruh yang menyadap

Ingatan, ketika matahari itu masih buta, selepas dari shalat ia lekas bersiap-siap, berdandan
rapi untuk menemui Kyai Bustan, Pengasuh Pesantren. Ayun pikirannya hendak meminta wejangan
secara pribadi kepada beliau tentang aurat wanita. Bagaimana seorang muslimah menjadi begitu
bebas tanpa merasa berdosa sama sekali memperlihatkan anggota-anggota tubuh yang semestinya
‘terlarang’. Bagaimana mungkin para aparat-aparat Islam sanggup mencanangkan dan
memberlakukan peraturan tertib menutup aurat di negara ini. Jika semuanya sudah ‘buka-bukaan’
lalu yang mana yang aurat, apa batasan aurat adalah bagaian tubuh yang kalau dilihat akan
menimbulkan hasrat. Lalu bagaimana jika batasan yang seperti itu larut, karena mungkin nanti
bahkan seorang perempuan tanpa sehelai benangpun dan beraksi bagaimanapun, pria-pria tidak akan
berhasrat. Jadi aurat itu pada hakikatnya tiada apalagi batasannya, nihil. Seperti itulah daftar
pertanyaan Ode tercatat dalam otaknya.
Beberapa kali menemui Kyainya, akan tetapi tidak juga merasa puas dengan jawaban-jawaban
yang ia terima. Berminggu-minggu di kamar dengan pintu terkunci. Seakan ruang yang dipenuhinya
dengan privasi. Ode sanggup seharian hanya ditemani beberapa batang rokok hingga satu-persatu
berakhir di asbak lengkap menjadi jelaga dan puntung batas terpendek. Pikirannya terus meraba
beberapa kemungkinan yang ia inginkan menjadi kesimpulan untuk mendapatkan kepuasan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaannya. Memang, akhirnya ia yang harus memuaskan sendiri kehausan
pikirannya. Dalam tidur dan terjaga ia bermimipi dan mencari pendapat pandangan dunia atau world
view yang paling ideal. Tapi yang ditemuinya hanya kekecewaan bahwa Islam nanti takkan berbekas
samasekali dalam tata dan nilai kehidupan manusia. Ode yang malang.
“baiklah, Ode. Seperti itu penjelasannya. Sudah paham?”
Ode masih dalam dimensi suara dinding ruang kelas yang semakin menghentak-hentak
seakan berusaha rubuh menimpanya. Tapi ia tak hendak bergeming dari kursi seperti cecunguk yang
lari dikejar ketakutan.
“Ode, Ode! Kau mendengarkan?”
“iya, sangat ribut, Pak”
“apakah semua manusia benar-benar sudah sangat gemar meniru?”
“ribut, berisik sekali, ramai”
“setidaknya kau mendengar penjelasanku. Kau lihat apa?
“Pohon”
“Mengapa kau memandangi pohon?”
“Untuk melihatnya dengan baik.
Untuk merasakannya
untuk memahami pemikirannya dan...,mendengarkan apa yang dikatakannya padaku.”
“baiklah, Ode. Aku paham. Mungkin kau merindukan seseorang, yang mungkin bukan
seorang kekasih atau pacar. Tapi bisa jadi memang kau berpikir manusia juga meniru
pepohonan”

Sebuah jalan lama membentuk wajah ayahku.
Bahkan bunga liar kesepian malu-malu berpaling.
Begitu dalam cintaku.
Bagaimana hatiku berdesir dikala
mendengar lagu samar darimu.
Aku mendoakanmu.
Sebelum menyeberangi sungai hitam.
Dengan napas terakhir jiwaku.
Aku mulai bermimpi...,
di suatu pagi yang cerah...,
aku terjaga lagi, dibutakan oleh cahaya...,
dan bertemu denganmu...,
berdiri di sisiku.
21 April 2017

Ode, sering kali merindukan ayahnya. Tulisan di buku catatannya menjadi berlembar-lembar
rangkaian kerinduan yang mendalam. Benar, ia bungsu yang paling suka menikmati kesendirian
daripada kesembilan saudaranya yang lain. Sementara di pesantren, Kyai Bustan cukup senang ketika
tahu Ode menganggap beliau sebagai ayah. Dan Ode memang anak yang cerdas dan selalu haus
pengetahuan sehingga Kyai Bustan pun menyukainya.
“kemarilah, Ode…”
“iya, kak. Ada apa?”
“Kyai Bustan ingin bicara denganmu”
“baik, saya segera ke ndhalem, kak”
“saya tahu banyak pertanyaan-pertanyaanmu yang jawabanku belum juga memuaskanmu,
karena sebenarnya kau juga memiliki jawaban sendiri. Saya juga sering mengalami hal seperti
yang kamu rasakan. Akan tetapi ingatlah satu patokan, nak. Semua yang digariskan dalam
kehidupan manusia baik tata dan nilainya, semuanya pasti mengalami perkembangan kearah
semakin buruk. Namun tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita harus terus menerus berdo’a
semoga iman kita dikuatkan, dan saat ini sudah saatnya kita menjadi ghuroba’. Islam datang
sebagai yang asing dan akan kembali menjadi asing. Seperti itulah hukum alam, Ode.. Kau
pasti akan paham yang kumaksudkan. Aku tak bisa lama-lama menemanimu”
“nggeh, Kyai.. saya berusaha memahami yang Kyai sampaikan”
“baiklah, semoga kau lulus ujian”
“terimakasih do’anya, Kyai..”
Tak lama beberapa bulan kemudian Kyai Bustan wafat…
“kau mau melanjutkan ke Perguruan Tinggi, Ode?
“mungkin nanti, Kak Arif.. saya masih harus menemani Ibu saya.”
“baiklah, semoga Ibumu lekas sehat. Salam untuk Ibumu.”
“terimakasih, Kak”

Ode telah lulus SMA. Ia mengemasi pakaian dan barang-barang. Ia ingin segera memulai
pengembaraan ilmu ketempat yang lain. Akan tetapi keinginannya menuntut ilmu di Makkah alMukarramah kandas, karena Ibunya sakit keras. Ia benar-benar harus berdiam di rumah sembari
membantu Kakaknya mengajar di pesantren kecil di samping rumahnya. Dan entah apakah dia akan
menjadi ghuroba’.
Yogyakarta, 8 Muharram 1434

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie CERPEN "tutur tinular"

Artikel misi
Artikel misiArtikel misi
Artikel misi
zul_6415
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
anwarjuli
 
Mata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisiMata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisi
Kun Ardi
 
Ringkasan ilmu tauhid
Ringkasan ilmu tauhidRingkasan ilmu tauhid
Ringkasan ilmu tauhid
Irfan Ilham
 
Impian seorang mahasiswi
Impian seorang mahasiswiImpian seorang mahasiswi
Impian seorang mahasiswi
PT. SASA
 
Be your-super-self
Be your-super-selfBe your-super-self
Be your-super-self
zhakim farsi
 
dari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdfdari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdf
AdilaArdissa
 

Ähnlich wie CERPEN "tutur tinular" (20)

Jaim Itu Penting
Jaim Itu PentingJaim Itu Penting
Jaim Itu Penting
 
Artikel misi
Artikel misiArtikel misi
Artikel misi
 
Artikel misi
Artikel misiArtikel misi
Artikel misi
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
 
K3
K3K3
K3
 
Ms dialogue between atheist prof and muslim student
Ms dialogue between atheist prof and muslim studentMs dialogue between atheist prof and muslim student
Ms dialogue between atheist prof and muslim student
 
Mata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisiMata ketiga dan_intuisi
Mata ketiga dan_intuisi
 
Buku Panduan AAI
Buku Panduan AAIBuku Panduan AAI
Buku Panduan AAI
 
Buku bpa-fix
Buku bpa-fixBuku bpa-fix
Buku bpa-fix
 
Novel seindah-mawarberduri
Novel seindah-mawarberduriNovel seindah-mawarberduri
Novel seindah-mawarberduri
 
Ringkasan ilmu tauhid
Ringkasan ilmu tauhidRingkasan ilmu tauhid
Ringkasan ilmu tauhid
 
Impian seorang mahasiswi
Impian seorang mahasiswiImpian seorang mahasiswi
Impian seorang mahasiswi
 
Pkm
PkmPkm
Pkm
 
Be your-super-self
Be your-super-selfBe your-super-self
Be your-super-self
 
DIALOG ANTARA PROFESOR ATEIS DAN PELAJAR MUSLIM
DIALOG ANTARA PROFESOR ATEIS DAN PELAJAR MUSLIMDIALOG ANTARA PROFESOR ATEIS DAN PELAJAR MUSLIM
DIALOG ANTARA PROFESOR ATEIS DAN PELAJAR MUSLIM
 
Kotbah pemuda
Kotbah pemudaKotbah pemuda
Kotbah pemuda
 
Seluruh coretanku
Seluruh coretankuSeluruh coretanku
Seluruh coretanku
 
dari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdfdari_masa_ke_masa1.pdf
dari_masa_ke_masa1.pdf
 
Puisi pendidikan
Puisi pendidikanPuisi pendidikan
Puisi pendidikan
 

Mehr von Maghfur Amien

CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
Maghfur Amien
 

Mehr von Maghfur Amien (18)

Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah KeduaPeradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
Peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah Kedua
 
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannyaKajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
Kajian Seputar Istilah Hadis dan yang Berkaitan dengannya
 
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
I'jaz al qur'an (muhammad maghfur amin)
 
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
Hermeneutika dan Penerapannya dalam Penafsiran Al-Qur'an (Konteks ke-Indonesi...
 
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
Dinamika Tafsir Al-Qur'an Masa Ulama Mutaqaddimin
 
Antologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amienAntologi puisi egois maghfur amien
Antologi puisi egois maghfur amien
 
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
OPINI "Mekanisme Pertahanan Diri"
 
PUISI Lima lorong
PUISI Lima lorongPUISI Lima lorong
PUISI Lima lorong
 
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu YerussalemCERPEN Aroma Rindu Yerussalem
CERPEN Aroma Rindu Yerussalem
 
مصحف القيام
مصحف القياممصحف القيام
مصحف القيام
 
CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"CERPEN "Xanthippe si mar"
CERPEN "Xanthippe si mar"
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari" SKRIP "penemu malam, panggung penari"
SKRIP "penemu malam, panggung penari"
 
PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"PUISI "prodeo"
PUISI "prodeo"
 
PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"PENELITIAN "hadits khamr"
PENELITIAN "hadits khamr"
 
CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"CERPEN "mustawa tsaqalain"
CERPEN "mustawa tsaqalain"
 
CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"CERMIN "kekasih rembulan"
CERMIN "kekasih rembulan"
 
CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"CERPEN "koprol"
CERPEN "koprol"
 

Kürzlich hochgeladen

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Adam Hiola
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
MeidarLamskingBoangm
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
puji239858
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Ustadz Habib
 

Kürzlich hochgeladen (8)

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 

CERPEN "tutur tinular"

  • 1. Tutur Tinular, Santri Berdarah Liberal “tutur tinular: siji “apa maksud ditutur, siji dilaku, siji ditular” kalimat itu, Pak?” “sadar ataupun adalah makhluk contoh dan kita orang sebelum yang mungkin kurang bisa-bisa diu-sa-ha-kan” tidak sebagai manusia kita peniru. Banyak hal yang kita ambil pelajaran dari orangkita. Bisa jadi itu warisan menguntungkan, atau menguntungkan, bahkan merugikan… semua… yang.. Belum penjelasan yang tak suara gurunya patahan suara digantikan dengan ingatannya. rampung mendengar dapat ditangkap, lamat-lamat semakin menuju patahanmendekati volume 0.5 MHz bisikan gemuruh dari dinding ruang kelasnya. Gemuruh yang menyadap Ingatan, ketika matahari itu masih buta, selepas dari shalat ia lekas bersiap-siap, berdandan rapi untuk menemui Kyai Bustan, Pengasuh Pesantren. Ayun pikirannya hendak meminta wejangan secara pribadi kepada beliau tentang aurat wanita. Bagaimana seorang muslimah menjadi begitu bebas tanpa merasa berdosa sama sekali memperlihatkan anggota-anggota tubuh yang semestinya ‘terlarang’. Bagaimana mungkin para aparat-aparat Islam sanggup mencanangkan dan memberlakukan peraturan tertib menutup aurat di negara ini. Jika semuanya sudah ‘buka-bukaan’ lalu yang mana yang aurat, apa batasan aurat adalah bagaian tubuh yang kalau dilihat akan menimbulkan hasrat. Lalu bagaimana jika batasan yang seperti itu larut, karena mungkin nanti bahkan seorang perempuan tanpa sehelai benangpun dan beraksi bagaimanapun, pria-pria tidak akan berhasrat. Jadi aurat itu pada hakikatnya tiada apalagi batasannya, nihil. Seperti itulah daftar pertanyaan Ode tercatat dalam otaknya. Beberapa kali menemui Kyainya, akan tetapi tidak juga merasa puas dengan jawaban-jawaban yang ia terima. Berminggu-minggu di kamar dengan pintu terkunci. Seakan ruang yang dipenuhinya dengan privasi. Ode sanggup seharian hanya ditemani beberapa batang rokok hingga satu-persatu berakhir di asbak lengkap menjadi jelaga dan puntung batas terpendek. Pikirannya terus meraba beberapa kemungkinan yang ia inginkan menjadi kesimpulan untuk mendapatkan kepuasan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Memang, akhirnya ia yang harus memuaskan sendiri kehausan pikirannya. Dalam tidur dan terjaga ia bermimipi dan mencari pendapat pandangan dunia atau world view yang paling ideal. Tapi yang ditemuinya hanya kekecewaan bahwa Islam nanti takkan berbekas samasekali dalam tata dan nilai kehidupan manusia. Ode yang malang.
  • 2. “baiklah, Ode. Seperti itu penjelasannya. Sudah paham?” Ode masih dalam dimensi suara dinding ruang kelas yang semakin menghentak-hentak seakan berusaha rubuh menimpanya. Tapi ia tak hendak bergeming dari kursi seperti cecunguk yang lari dikejar ketakutan. “Ode, Ode! Kau mendengarkan?” “iya, sangat ribut, Pak” “apakah semua manusia benar-benar sudah sangat gemar meniru?” “ribut, berisik sekali, ramai” “setidaknya kau mendengar penjelasanku. Kau lihat apa? “Pohon” “Mengapa kau memandangi pohon?” “Untuk melihatnya dengan baik. Untuk merasakannya untuk memahami pemikirannya dan...,mendengarkan apa yang dikatakannya padaku.” “baiklah, Ode. Aku paham. Mungkin kau merindukan seseorang, yang mungkin bukan seorang kekasih atau pacar. Tapi bisa jadi memang kau berpikir manusia juga meniru pepohonan” Sebuah jalan lama membentuk wajah ayahku. Bahkan bunga liar kesepian malu-malu berpaling. Begitu dalam cintaku. Bagaimana hatiku berdesir dikala mendengar lagu samar darimu. Aku mendoakanmu. Sebelum menyeberangi sungai hitam. Dengan napas terakhir jiwaku. Aku mulai bermimpi..., di suatu pagi yang cerah..., aku terjaga lagi, dibutakan oleh cahaya..., dan bertemu denganmu..., berdiri di sisiku. 21 April 2017 Ode, sering kali merindukan ayahnya. Tulisan di buku catatannya menjadi berlembar-lembar rangkaian kerinduan yang mendalam. Benar, ia bungsu yang paling suka menikmati kesendirian daripada kesembilan saudaranya yang lain. Sementara di pesantren, Kyai Bustan cukup senang ketika
  • 3. tahu Ode menganggap beliau sebagai ayah. Dan Ode memang anak yang cerdas dan selalu haus pengetahuan sehingga Kyai Bustan pun menyukainya. “kemarilah, Ode…” “iya, kak. Ada apa?” “Kyai Bustan ingin bicara denganmu” “baik, saya segera ke ndhalem, kak” “saya tahu banyak pertanyaan-pertanyaanmu yang jawabanku belum juga memuaskanmu, karena sebenarnya kau juga memiliki jawaban sendiri. Saya juga sering mengalami hal seperti yang kamu rasakan. Akan tetapi ingatlah satu patokan, nak. Semua yang digariskan dalam kehidupan manusia baik tata dan nilainya, semuanya pasti mengalami perkembangan kearah semakin buruk. Namun tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kita harus terus menerus berdo’a semoga iman kita dikuatkan, dan saat ini sudah saatnya kita menjadi ghuroba’. Islam datang sebagai yang asing dan akan kembali menjadi asing. Seperti itulah hukum alam, Ode.. Kau pasti akan paham yang kumaksudkan. Aku tak bisa lama-lama menemanimu” “nggeh, Kyai.. saya berusaha memahami yang Kyai sampaikan” “baiklah, semoga kau lulus ujian” “terimakasih do’anya, Kyai..” Tak lama beberapa bulan kemudian Kyai Bustan wafat… “kau mau melanjutkan ke Perguruan Tinggi, Ode? “mungkin nanti, Kak Arif.. saya masih harus menemani Ibu saya.” “baiklah, semoga Ibumu lekas sehat. Salam untuk Ibumu.” “terimakasih, Kak” Ode telah lulus SMA. Ia mengemasi pakaian dan barang-barang. Ia ingin segera memulai pengembaraan ilmu ketempat yang lain. Akan tetapi keinginannya menuntut ilmu di Makkah alMukarramah kandas, karena Ibunya sakit keras. Ia benar-benar harus berdiam di rumah sembari membantu Kakaknya mengajar di pesantren kecil di samping rumahnya. Dan entah apakah dia akan menjadi ghuroba’. Yogyakarta, 8 Muharram 1434