SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
Downloaden Sie, um offline zu lesen
INDEKS BIAS
Nama : LYDIA NURKUMALAWATI
NIM : 1306619018
Prodi : FISIKA
Nama Percobaan : INDEKS BIAS
Tanggal Percobaan : 23 MARET 2020
Tanggal Pengumpulan : 22 MARET 2020
Nama Dosen : Dr. Firmanul Catur Wibowo, M.Pd
Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
INDEKS BIAS
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui cara penggunaan refraktometer.
2. Menentukan indeks bias berbagai larutan dengan berbagai konsentrasi.
3. Mengetahui hubungan antara indeks bias relatif dengan indeks bias mutlak.
4. Menentukan sudut kritis larutan.
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks bias.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Bejana pengukur indeks bias,
2. Refraktometer.
3. Berbagai larutan dengan konsentrasi yang berbeda.
C. TEORI DASAR
Apabila seberkas cahaya mengenai bidang batas antara dua medium yang
berbeda, maka berkas cahaya itu akan dipantulkan (refleksi) dan biaskan (refraksi).
Pada gejala refleksi maupun refraksi tersebut berlaku hukum Snellius :
a) Apabila seberkas cahaya datang pada bidang batas antara dua medium dengan indek
bias masing-masing dan 𝑛â€Č maka cahaya tersebut akan dipantulkan dan dibiaskan.
b) Berkas cahaya pantul sebidang dengan berkas cahaya datang, dan memiliki sudut
pantul sama dengan sudut datang atau dapat dituliskan ( ) = (< 𝑝), dimana (< 𝑖)
adalah sudut datang dan (< 𝑝) adalah sudut pantul.
c) Sedangkan bila cahaya tersebut dibiaskan, maka berlaku:
(1)
disebut indeks bias relatif dari medium kedua terhadap medium pertama.
Jika sudut bias r = 90 , sehingga sin r = 1, maka sudut datang disebut sudut
kritis (𝑖 𝑐). Sehingga, bila seluruh berkas cahaya yang datang pada bidang batas antara
medium tersebut akan dipantulkan semuanya/sempurna.
Gambar 1. Visualisasi fenomena pemantulan dan pembiasan
Menghitung koefisien indeks bias relatif
Berdasarkan persamaan 1) maka diperoleh: 𝑛 sin 𝑖 = 𝑛â€Č sin 𝑟. Selanjutnya perhatikan
gambar 1. Berdasarkan gambar 1, maka kita akan dapatkan hubungan
sehingga sehingga đ‘›đ‘„ = 𝑛â€Čđ‘„â€Č atau disebut indeks bias
relatif)
Refractometer
Jika berkas cahaya datang dari zat antara dengan indeks bias n dan mengenai
sisi prisma (indeks bias n) dengan sudut hampir 90 maka diperoleh persamaan
berikut:
1. Pada saat cahaya masuk prisma, berdasarkan persamaan 1) berlaku:
𝑛 = 𝑛â€Čsin 𝑟𝑖
2. Pada saat cahaya masuk prisma, berdasarkan persamaan 1) berlaku:
(2)
𝑛 sin 𝑟2 = 𝑛â€Č sin 𝑖
3. Sedangkan substitusi persamaan 2), 3) dan 4) diperoleh:
(3)
đ›œ = 𝑟1 +𝑖2 (4)
r
𝑛â€Čn
p
i
normal
(5)
P ada prisma, besaran seperti 𝑛â€Č, đ›œ dan sudut kritis prisma (r1) merupakan
besaran tertentu yang besarnya tergantung pada bahan dan jenis prisma, dan 𝑛â€Čsin (đ›œ
− 𝑟1) merupakan suatu ketetapan (sebut saja k). Maka (6)
Dengan 𝑘 = 𝑛â€Čsin (đ›œ − 𝑟1) atau . indeks bias n dapat dihitung jika 𝑟2
diketahui.1
TEORI TAMBAHAN
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya yang melewati medium yang
berbeda.Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian
cahaya datang dipantulkan pada perbatasan.Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika
seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak
lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium baru. Pembelokan ini
disebut pembiasan.2
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika melewati bidang atas dua
medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan
tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda.
Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan
indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan
cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.3
Hukum Snellius
Ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen pada tahun
1621, untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
eksperimennya terkenal dengan nama hukum snellius.
Hukum Snellius terbagi menjadi dua bagian yaitu :
1
Tim Dosen Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar II (Jakarta : UNJ. 2014), hlm 13-15.
2
Giancoli, Douglas. C, 2001. FISIKA. Jakarta : Erlangga, hlm 257.
3
Pembiasan Cahaya Berbantuan Komputer, 2016. (Bandung : Politeknik Negeri), hlm 2.
1. Hukum I Snellius berbunyi “Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada
satu bidang datar.” Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan
bilangan tetap dan disebut indeks bias.
2. Hukum II Snellius berbunyi “Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium
lebih rapat maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Dan sebaliknya sinar
datang dari medium yang lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar
dibelokkan ke garis normal.”
Ketika cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua
medium berbeda, energi cahaya tersebut dipantulkan dan perubahan arah dari sinar yang
ditransmisikan tersebut disebut sebagai pembiasan.
Hukum Sellius menggunakan rumus :
Dalam hukum snellius, dinyatakan bahwa sinar datang, sinar bias dan garis
normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. Sinar datang
dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal
dan begitu juga sebaliknya. Salah satu alat yang digunakan untuk mengidentifikasi
pola interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat mengukur panjang
gelombang atau perubahan panjang gelombang yang teliti dan akurat berdasarkan
penentuan garis-garis inteferensi digunakan dalam menentukan nilai indeks bias suatu
medium tertentu. Pengukurannya dengan beberapa metode yaitu:Interferometer
Mach-Zender, interferometer Fabry-Perot, dan interferometer Michelson.4
Refraktometer
Refraktrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat atau
konsentrasi larutan berdasarkan indeks biasnya. Pengukuran indeks bias suatu zat
berupa perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan
cahaya dalam zat terlarut dan indeks bias setiap zat berbeda-beda. Refraktometer
ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, seorang ilmuwan dari jerman pada awal abad 20.
4
Rochim Armando, Indeks Bias (Yogyakarta. 2008), hlm 90.
Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya yaitu memanfaatkan
refraksi cahaya yang didasarkan pada pengukuran sudut kritis. Sudut kritis yang
memisahkan dua media optik didefinisikan sebagai sudut terkecil dari luas bidang
dengan garis normal (Qc) dalam medium yang indeks biasnya terbesar dimana sinar
dipantulkan seluruhnya.5
Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada refraksi adalah
temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang digunakan untuk mengukur dan
pengaruh temperatur terhadap indeks bias adalah sangat kecil tetapi cukup besar
terhadap cairan, Perubahan per derajat selsius berkisar antara 5×10-5
sampai 5×10-4
.
Pengukuran yang seksama sampai desimal keempat hanya berarti apabila suhu
diketahui secara seksama pula. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias
adalah konstan .
Refraktometer yang biasa digunakan untuk determinasi secara cepat
konsentrasi, kemurnian, kualitas dispers dari sampel cair, padat, dan plastik adalah
Refraktometer Abbe. Syaratnya : hanya bahan yang jernih, transparan, dan opaque
dapat diukur pada sinar yang ditransmisikan dan direfleksikan.
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optik dari suatu bahan.
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi.
Indeks bias cahaya merupakan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dibagi dengan
kecepatan cahaya dalam bahan. Dalam bidang kimia fisika, indeks bias digunakan
untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, sehingga dapat diketahui
kemurniannya.
Faktor yang mempengaruhi indek bias. Antara lain :
1. sudut kritis.
2. kecepatan cahaya.
3. Kerapatan zat.
4. Konsentrasi zat. 6
5
Tim Laboratorium Kimia Fisika, 2014, Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. (UNUD : FMIPA)
6
Hidayanto Eko, 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias (Semarang : Undip)
CARA KERJA
a. Refractometer sederhana
1. Mengisi bejana dengan larutan
dengan konsentrasi tertentu.
2. Menempatkan standar S didinding bagian belakang bejana.
3. Mengukur A dan X sebagai sudut datang.
4. Membuat S, O dan A terlihat jika diamati melalui larutan (A akan berpindah ke
A' jika diamati melalui larutan).
5. Mengukur x dan x' yang menunjukkan kedudukan titik A dan A'.
6. Mengukur sudut bias sebagai A' dan X'.
7. Mengubah letak S dan mencatat kedudukan A dan A' serta X dan X' seperti
langkah 6 dan 7.
8. Melakukan percobaan diatas untuk bermacam-macam konsentrasi, misalnya
50%, 40%, 30%, 20% dan 10%.
b. Refractometer Abbe
1. Mencatat temperatur di ruang anda kerja.
2. Mengatur lensa refractometer sehingga garis silang dan skala tampak jelas.
3. Membersihkan prisma dengan kain lunak dan bersih.
4. Meneteskan cairan yang akan diukur indeks biasnya (beberapa tetes) pada prisma
penerang, kemudian merapatkan kembali prisma penerang dan pengukur.
5. Memutar pemutar disebelah kanan sehingga batas gelap terang tepat pada garis
silang kemudian membaca skalanya.
D. JAWABAN PERTANYAAN AWAL
1. Jelaskan mengapa apabila seberkas cahaya sampai pada batas antara dua medium
transparan akan terjadi refleksi dan refraksi!
Jawaban : Seberkas cahaya ketika melewati dua medium yang tansparan akan
dipantulkan (direfleksikan) karena cahaya merupakan suatu gelombang yang
salah satu sifatnya adalah dipantulkan jika melewati suatu permukaan (jumlah
cahaya yang dipantulkan dan diserap bergantung jernih keruh dan halus kasar
nya permukaan) dan dibiaskan (direfraksikan) karena gelombang cahaya
mngalami perubahan cepat rambat yang bergantung pada kerapatan medium
kedua terhadap medium pertama. Panjang glombang dan arah cahaya juga
mengalami perubahan sedangkan frekunsinya tetap.
2. Jika seberkas cahaya datang dari ruang hampa menuju zat antara, apa yang
terjadi? Jelaskan berdasarkan persamaan 1) !
Jawaban : Bila seberkas cahaya datang dari ruang hampa dengan sudut tertentu
menuju suatu medium, maka berkas cahaya tersebut akan dipantulkan dan
dibiaskan, yaitu pembelokan gelombang cahaya menuju garis normal karena
adanya perubahan cepat rambat cahaya dari medium yang rapat masanya lebih
rapat menjadi sedikit lebih lambat. Sudut bias (r) bergantung pada sudut
datang (i), keduanya diukur dari garis normal, yaitu garis yang tegak lurus
antar permukaan, dan adalah indeks bias materi.
Sehingga dapat dituliskan :

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
wd_amaliah
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
Rr-Clara Adelina P
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
wd_amaliah
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Andreas Cahyadi
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Ernalia Rosita
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
wd_amaliah
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
asterias
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
Nurul Wulandari
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
Andreas Cahyadi
 
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratoriumBab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
Puspita Yuni Anggorowati
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
wd_amaliah
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
laporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimialaporan praktikum termokimia
laporan praktikum termokimia
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan VAnalisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
Analisis Kation Golongan I, II, III, IV dan V
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Bab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasiBab v reaksi reduksi oksidasi
Bab v reaksi reduksi oksidasi
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratoriumBab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawaPercobaan 2 rumus-empiris-senyawa
Percobaan 2 rumus-empiris-senyawa
 

Ähnlich wie Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Indeks Bias

Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Latifatul Hidayah
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
Prisilia Meifi Mondigir
 
Presentasi resume i
Presentasi resume iPresentasi resume i
Presentasi resume i
Fita Permata
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
Fransiska Puteri
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Fitri Kurniawati
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
Abrianto Akuan
 

Ähnlich wie Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Indeks Bias (20)

Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
 
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
Eksperimen Fisika "Indeks Bias Gelas dan Akrilik"
 
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
 
Laporan lkm-go-07
Laporan lkm-go-07Laporan lkm-go-07
Laporan lkm-go-07
 
Spektrometer
SpektrometerSpektrometer
Spektrometer
 
turbidi dan neflo
turbidi dan nefloturbidi dan neflo
turbidi dan neflo
 
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
 
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
 
Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08
 
24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya24 sifat gel-cahaya
24 sifat gel-cahaya
 
Laporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atomLaporan praktikum spektrometer atom
Laporan praktikum spektrometer atom
 
Presentasi resume i
Presentasi resume iPresentasi resume i
Presentasi resume i
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
Aplikasi Refraktometer Kel.3 XI-4 SMK SMAK Bogor
Aplikasi Refraktometer Kel.3 XI-4 SMK SMAK BogorAplikasi Refraktometer Kel.3 XI-4 SMK SMAK Bogor
Aplikasi Refraktometer Kel.3 XI-4 SMK SMAK Bogor
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang SpektrometerLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Spektrometer
 
Difraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-XDifraksi Sinar-X
Difraksi Sinar-X
 

Mehr von Lydia Nurkumalawati

Mehr von Lydia Nurkumalawati (20)

Poster tentang mitigasi bencana
Poster tentang mitigasi bencana Poster tentang mitigasi bencana
Poster tentang mitigasi bencana
 
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
Tugas Resume Kajian session 2 [Agama Islam]
 
Resume Kajian Online tentang Manusia Berkarakter [Agama Islam]
Resume Kajian Online tentang Manusia Berkarakter [Agama Islam]Resume Kajian Online tentang Manusia Berkarakter [Agama Islam]
Resume Kajian Online tentang Manusia Berkarakter [Agama Islam]
 
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
Jurnal Konsep Manusia sebagai Makhluk Bertuhan [PAI]
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum OhmLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Resistor dan Hukum Ohm
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat BayanganLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Sifat Lensa dan Cacat Bayangan
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang OsiloskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Osiloskop
 
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang MikroskopLaporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Mikroskop
 
Tugas UTS Membuat Paper dari Skripsi [English For Physics]
Tugas UTS Membuat Paper dari Skripsi [English For Physics]Tugas UTS Membuat Paper dari Skripsi [English For Physics]
Tugas UTS Membuat Paper dari Skripsi [English For Physics]
 
Efp Tugas UAS, Rangkuman Jurnal Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar...
Efp Tugas UAS, Rangkuman Jurnal Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar...Efp Tugas UAS, Rangkuman Jurnal Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar...
Efp Tugas UAS, Rangkuman Jurnal Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar...
 
PPT Diversitas Acidobacter [Biologi]
PPT Diversitas Acidobacter [Biologi]PPT Diversitas Acidobacter [Biologi]
PPT Diversitas Acidobacter [Biologi]
 
CONTOH ANALISIS PARAGRAF PADA JURNAL 'PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBA...
CONTOH ANALISIS PARAGRAF PADA JURNAL 'PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBA...CONTOH ANALISIS PARAGRAF PADA JURNAL 'PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBA...
CONTOH ANALISIS PARAGRAF PADA JURNAL 'PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBA...
 
PPT Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara [SEJARAH ISLAM]
PPT Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara [SEJARAH ISLAM]PPT Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara [SEJARAH ISLAM]
PPT Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara [SEJARAH ISLAM]
 
ppt jenis dan contoh alat musik yang ada di dunia
ppt jenis dan contoh alat musik yang ada di duniappt jenis dan contoh alat musik yang ada di dunia
ppt jenis dan contoh alat musik yang ada di dunia
 
Cover + kata pengantar + pendahuluan Makalah musik kontemporer
Cover + kata pengantar + pendahuluan Makalah musik kontemporerCover + kata pengantar + pendahuluan Makalah musik kontemporer
Cover + kata pengantar + pendahuluan Makalah musik kontemporer
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik IndonesiaPPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
PPT Peran Penegak Keadilan Republik Indonesia
 
Ppt Materi Menyunting Artikel
Ppt Materi Menyunting ArtikelPpt Materi Menyunting Artikel
Ppt Materi Menyunting Artikel
 
PPT Masuknya islam ke Nusantara [Agama]
PPT Masuknya islam ke Nusantara [Agama]PPT Masuknya islam ke Nusantara [Agama]
PPT Masuknya islam ke Nusantara [Agama]
 
Ppt Pengertian Hari Akhir [Agama Islam]
Ppt Pengertian Hari Akhir [Agama Islam]Ppt Pengertian Hari Akhir [Agama Islam]
Ppt Pengertian Hari Akhir [Agama Islam]
 

KĂŒrzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
rizalhabib4
 

KĂŒrzlich hochgeladen (20)

PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Laporan Praktikum Fisika Dasar II Awal tentang Indeks Bias

  • 1. INDEKS BIAS Nama : LYDIA NURKUMALAWATI NIM : 1306619018 Prodi : FISIKA Nama Percobaan : INDEKS BIAS Tanggal Percobaan : 23 MARET 2020 Tanggal Pengumpulan : 22 MARET 2020 Nama Dosen : Dr. Firmanul Catur Wibowo, M.Pd Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020
  • 2. INDEKS BIAS A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui cara penggunaan refraktometer. 2. Menentukan indeks bias berbagai larutan dengan berbagai konsentrasi. 3. Mengetahui hubungan antara indeks bias relatif dengan indeks bias mutlak. 4. Menentukan sudut kritis larutan. 5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi indeks bias. B. ALAT DAN BAHAN 1. Bejana pengukur indeks bias, 2. Refraktometer. 3. Berbagai larutan dengan konsentrasi yang berbeda. C. TEORI DASAR Apabila seberkas cahaya mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda, maka berkas cahaya itu akan dipantulkan (refleksi) dan biaskan (refraksi). Pada gejala refleksi maupun refraksi tersebut berlaku hukum Snellius : a) Apabila seberkas cahaya datang pada bidang batas antara dua medium dengan indek bias masing-masing dan 𝑛â€Č maka cahaya tersebut akan dipantulkan dan dibiaskan. b) Berkas cahaya pantul sebidang dengan berkas cahaya datang, dan memiliki sudut pantul sama dengan sudut datang atau dapat dituliskan ( ) = (< 𝑝), dimana (< 𝑖) adalah sudut datang dan (< 𝑝) adalah sudut pantul. c) Sedangkan bila cahaya tersebut dibiaskan, maka berlaku: (1) disebut indeks bias relatif dari medium kedua terhadap medium pertama. Jika sudut bias r = 90 , sehingga sin r = 1, maka sudut datang disebut sudut kritis (𝑖 𝑐). Sehingga, bila seluruh berkas cahaya yang datang pada bidang batas antara medium tersebut akan dipantulkan semuanya/sempurna.
  • 3. Gambar 1. Visualisasi fenomena pemantulan dan pembiasan Menghitung koefisien indeks bias relatif Berdasarkan persamaan 1) maka diperoleh: 𝑛 sin 𝑖 = 𝑛â€Č sin 𝑟. Selanjutnya perhatikan gambar 1. Berdasarkan gambar 1, maka kita akan dapatkan hubungan sehingga sehingga đ‘›đ‘„ = 𝑛â€Čđ‘„â€Č atau disebut indeks bias relatif) Refractometer Jika berkas cahaya datang dari zat antara dengan indeks bias n dan mengenai sisi prisma (indeks bias n) dengan sudut hampir 90 maka diperoleh persamaan berikut: 1. Pada saat cahaya masuk prisma, berdasarkan persamaan 1) berlaku: 𝑛 = 𝑛â€Čsin 𝑟𝑖 2. Pada saat cahaya masuk prisma, berdasarkan persamaan 1) berlaku: (2) 𝑛 sin 𝑟2 = 𝑛â€Č sin 𝑖 3. Sedangkan substitusi persamaan 2), 3) dan 4) diperoleh: (3) đ›œ = 𝑟1 +𝑖2 (4) r 𝑛â€Čn p i normal
  • 4. (5) P ada prisma, besaran seperti 𝑛â€Č, đ›œ dan sudut kritis prisma (r1) merupakan besaran tertentu yang besarnya tergantung pada bahan dan jenis prisma, dan 𝑛â€Čsin (đ›œ − 𝑟1) merupakan suatu ketetapan (sebut saja k). Maka (6) Dengan 𝑘 = 𝑛â€Čsin (đ›œ − 𝑟1) atau . indeks bias n dapat dihitung jika 𝑟2 diketahui.1 TEORI TAMBAHAN Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya yang melewati medium yang berbeda.Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan.Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium baru. Pembelokan ini disebut pembiasan.2 Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika melewati bidang atas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.3 Hukum Snellius Ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan eksperimen pada tahun 1621, untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimennya terkenal dengan nama hukum snellius. Hukum Snellius terbagi menjadi dua bagian yaitu : 1 Tim Dosen Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar II (Jakarta : UNJ. 2014), hlm 13-15. 2 Giancoli, Douglas. C, 2001. FISIKA. Jakarta : Erlangga, hlm 257. 3 Pembiasan Cahaya Berbantuan Komputer, 2016. (Bandung : Politeknik Negeri), hlm 2.
  • 5. 1. Hukum I Snellius berbunyi “Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.” Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias. 2. Hukum II Snellius berbunyi “Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Dan sebaliknya sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium kurang rapat maka sinar dibelokkan ke garis normal.” Ketika cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium berbeda, energi cahaya tersebut dipantulkan dan perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut sebagai pembiasan. Hukum Sellius menggunakan rumus : Dalam hukum snellius, dinyatakan bahwa sinar datang, sinar bias dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal dan begitu juga sebaliknya. Salah satu alat yang digunakan untuk mengidentifikasi pola interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini dapat mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang gelombang yang teliti dan akurat berdasarkan penentuan garis-garis inteferensi digunakan dalam menentukan nilai indeks bias suatu medium tertentu. Pengukurannya dengan beberapa metode yaitu:Interferometer Mach-Zender, interferometer Fabry-Perot, dan interferometer Michelson.4 Refraktometer Refraktrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat atau konsentrasi larutan berdasarkan indeks biasnya. Pengukuran indeks bias suatu zat berupa perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya dalam zat terlarut dan indeks bias setiap zat berbeda-beda. Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, seorang ilmuwan dari jerman pada awal abad 20. 4 Rochim Armando, Indeks Bias (Yogyakarta. 2008), hlm 90.
  • 6. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya yaitu memanfaatkan refraksi cahaya yang didasarkan pada pengukuran sudut kritis. Sudut kritis yang memisahkan dua media optik didefinisikan sebagai sudut terkecil dari luas bidang dengan garis normal (Qc) dalam medium yang indeks biasnya terbesar dimana sinar dipantulkan seluruhnya.5 Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada refraksi adalah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang digunakan untuk mengukur dan pengaruh temperatur terhadap indeks bias adalah sangat kecil tetapi cukup besar terhadap cairan, Perubahan per derajat selsius berkisar antara 5×10-5 sampai 5×10-4 . Pengukuran yang seksama sampai desimal keempat hanya berarti apabila suhu diketahui secara seksama pula. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan . Refraktometer yang biasa digunakan untuk determinasi secara cepat konsentrasi, kemurnian, kualitas dispers dari sampel cair, padat, dan plastik adalah Refraktometer Abbe. Syaratnya : hanya bahan yang jernih, transparan, dan opaque dapat diukur pada sinar yang ditransmisikan dan direfleksikan. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optik dari suatu bahan. Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias cahaya merupakan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dibagi dengan kecepatan cahaya dalam bahan. Dalam bidang kimia fisika, indeks bias digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan komposisi larutan, sehingga dapat diketahui kemurniannya. Faktor yang mempengaruhi indek bias. Antara lain : 1. sudut kritis. 2. kecepatan cahaya. 3. Kerapatan zat. 4. Konsentrasi zat. 6 5 Tim Laboratorium Kimia Fisika, 2014, Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. (UNUD : FMIPA) 6 Hidayanto Eko, 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias (Semarang : Undip)
  • 7. CARA KERJA a. Refractometer sederhana 1. Mengisi bejana dengan larutan dengan konsentrasi tertentu. 2. Menempatkan standar S didinding bagian belakang bejana. 3. Mengukur A dan X sebagai sudut datang. 4. Membuat S, O dan A terlihat jika diamati melalui larutan (A akan berpindah ke A' jika diamati melalui larutan). 5. Mengukur x dan x' yang menunjukkan kedudukan titik A dan A'. 6. Mengukur sudut bias sebagai A' dan X'. 7. Mengubah letak S dan mencatat kedudukan A dan A' serta X dan X' seperti langkah 6 dan 7. 8. Melakukan percobaan diatas untuk bermacam-macam konsentrasi, misalnya 50%, 40%, 30%, 20% dan 10%. b. Refractometer Abbe 1. Mencatat temperatur di ruang anda kerja. 2. Mengatur lensa refractometer sehingga garis silang dan skala tampak jelas. 3. Membersihkan prisma dengan kain lunak dan bersih. 4. Meneteskan cairan yang akan diukur indeks biasnya (beberapa tetes) pada prisma penerang, kemudian merapatkan kembali prisma penerang dan pengukur. 5. Memutar pemutar disebelah kanan sehingga batas gelap terang tepat pada garis silang kemudian membaca skalanya.
  • 8. D. JAWABAN PERTANYAAN AWAL 1. Jelaskan mengapa apabila seberkas cahaya sampai pada batas antara dua medium transparan akan terjadi refleksi dan refraksi! Jawaban : Seberkas cahaya ketika melewati dua medium yang tansparan akan dipantulkan (direfleksikan) karena cahaya merupakan suatu gelombang yang salah satu sifatnya adalah dipantulkan jika melewati suatu permukaan (jumlah cahaya yang dipantulkan dan diserap bergantung jernih keruh dan halus kasar nya permukaan) dan dibiaskan (direfraksikan) karena gelombang cahaya mngalami perubahan cepat rambat yang bergantung pada kerapatan medium kedua terhadap medium pertama. Panjang glombang dan arah cahaya juga mengalami perubahan sedangkan frekunsinya tetap. 2. Jika seberkas cahaya datang dari ruang hampa menuju zat antara, apa yang terjadi? Jelaskan berdasarkan persamaan 1) ! Jawaban : Bila seberkas cahaya datang dari ruang hampa dengan sudut tertentu menuju suatu medium, maka berkas cahaya tersebut akan dipantulkan dan dibiaskan, yaitu pembelokan gelombang cahaya menuju garis normal karena adanya perubahan cepat rambat cahaya dari medium yang rapat masanya lebih rapat menjadi sedikit lebih lambat. Sudut bias (r) bergantung pada sudut datang (i), keduanya diukur dari garis normal, yaitu garis yang tegak lurus antar permukaan, dan adalah indeks bias materi. Sehingga dapat dituliskan :