SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
Secara kebahasaan (etimologi), kata “al Qur’an” adalah bentuk
isim masdar dari kata “qa-ra-a” yang berarti membaca yaitu kata “qur-a-
nan” yang berarti yang dibaca. Demikian pendapat Imam Abu Hasan Ali
bin Hazim (w : 215 H). Penambahan huruf alif dan lam atau al, pada
awal kata menunjuk pada kekhusususan tentang sesuatu yang dibaca, yaitu
bacaan yang diyakini sebagai wahyu Allah SWT. Sedang
penambahan huruf alif dan nun pada akhir kata menunjuk pada makna
suatu bacaan yang paling sempurna. Kekhusususan dan kesempurnaan
suatu bacaan tersebut berdasar pada firman Allah SWT sendiri yang
terdapat dalam QS Al Qiyamah (75):17-18 dan QS. Fushshilat (41): 3.
 Al Qur’an
 Hadis
 Tidak Menyulitkan
 Menyedikitkan beban
 Bertahap dalam pelaksanaanya
 Membatasi yang Mutlak
 Mengkhususkan yang Umum
Hukum-hukum yang mengatur perhubungan manusia dengan
AllahSWT, yang disebut ibadah. Ibadah ini dibagi tiga;
1. Bersifat ibadah semata-mata, yaitu salat dan puasa.
2. Bersifat harta benda dan berhubungan dengan masyarakat,
yaitu zakat.
3. Bersifat badaniyah dan berhubungan juga dengan masya-rakat,
yaitu hajji.
Ketiga macam ibadah tersebut dipandang sebagai pokok
dasarIslam, sesudah Iman. Hukum-hukum dan peraturan-
peraturanyang berhubungan dengan ibadah bersifat tetap tidak
berubah.
Hukum-hukum yang mengatur pergaulan manusia (perhubungan sesama manusia),
yaituyangdisebut mu'amalat. Hukummenyangkut muamalahini dibagi empat :
1. Berhubungan dengan jihad.
2. Berhubungan dengan penyusunan rumah tangga, seperti kawin, cerai, soal
keturunan, pembagian hartapusakadan Iain-lain.
3. Berhubungan dengan pergaulan hidup manusia, seperti jual-beli, sewa-
menyewa, perburuhan dan Iain-lain. Bagian ini disebut mu'amalat juga (dalam
arti yangsempit).
4. Berhubungan dengan soal hukuman terhadap kejahatan, seperti qisas, hudud
dan lain-lain. Bagian ini disebut jinayat(hukumpidana).
Hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
masyarakat (mu'amalat) dapat dimasuki akal dan fikiran.
Kedudukan Al-Qur'an merupakan satu-satunya sumber yang
pertama dan paling utama dalam hukum-Islam, sebelum sumber-sumber
hukum yang lain. Sebab Al Qur'an merupakan Undang-Undang Dasar
tertinggi bagi umat Islam, sehingga semua hukum dan sumber hukum tidak
boleh bertentangan dengan Al Qur'an.
Sebagai Pedoman dan Petunjuk Hidup Manusia.
Sebagai Pembenar Penyempurna Kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an.
Sebagai Mu’jizat Nabi Muhammad SAW.
Membimbing manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan
Pelajaran dan penerang kehidupan,
Pengertian
Sunnah menurut bahasa dapat diartikan sebagai jalan yang ditempuh,
kebiasaan yang sering dilakukan, sesuatu yang dilakukan para sahabat, baik
yang berdasarkan Al-Qur'an maupun tidak, dan sebagai kebalikan dari kata
bid'ah. Sedangkan menurut istilah, sunnah ialah segala hal yang datang dari
Nabi Muhammad saw., baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan dan cita-
cita nabi SAW.
 Al Qur’an
 Hadis
 Ijma’ Ulama
Posisi penting yang dimainkan oleh hadis menempatkan dirinya
sebagai pedoman bagi para ulama ahli ushul fiqih untuk menentukan
hukum dalam ajaran Islam setelah tidak ditemukan keterangan
tersebut dalam teks Hadis. Oleh karena itu, para ulama sepakat
menempatkan hadis sebagai sumber pokok ajaran setelah Al Qur’an.
 BayanTaqrir ( ‫بيان‬‫التقرير‬ )
 BayanTafsir ( ‫بيان‬‫التفسير‬ )
 BayanTasyri’ ( ‫بيان‬‫التشريع‬ )
Pengertian
 Ijma’ dalam pengertian bahasa memiliki dua arti. Pertama, berupaya (tekad) terhadap
sesuatu. Pengertian kedua, berarti kesepakatan. Perbedaan arti yang pertama dengan
yang kedua ini bahwa arti pertama berlaku untuk satu orang dan arti kedua lebih dari
satu orang.
 Ijma’ dalam istilah ahli ushul adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum
muslimin dalam suatu masa setelah wafat Rasul Saw atas hukum syara yang tidak
dimukan dasar hukumnya dalam Al Qur’an dan Hadis.
 Al Qur’an
 Hadis
 Dalil Aqliah
Adapun rukun ijma’ dalam definisi di atas adalah adanya kesepakatan para mujtahid kaum muslimin dalam suatu masa atas hukum
syara’. Kesepakatan itu dapat dikelompokan menjadi empat hal:
a. Tidak cukup ijma’ dikeluarkan oleh seorang mujtahid apabila keberadaanya hanya seorang (mujtahid) saja di suatu masa. Karena
‘kesepakatan’ dilakukan lebih dari satu orang, pendapatnya disepakati antara satu dengan yang lain.
b. Adanya kesepakatan sesama para mujtahid atas hukum syara’ dalam suatu masalah, dengan melihat negeri, jenis dan kelompok
mereka. Andai yang disepakati atas hukum syara’ hanya para mujtahid haramain, para mujtahid Irak saja, Hijaz saja, mujtahid ahlu
Sunnah, Mujtahid ahli Syiah, maka secara syara’ kesepakatan khusus ini tidak disebut Ijma’. Karena ijma’ tidak terbentuk kecuali
dengan kesepakatan umum dari seluruh mujtahid di dunia Islam dalam suatu masa.
c. Hendaknya kesepakatan mereka dimulai setiap pendapat salah seorang mereka dengan pendapat yang jelas apakah dengan
dalam bentuk perkataan, fatwa atau perbuatan.
d. Kesepakatan itu terwujudkan atas hukum kepada semua para mujtahid. Jika sebagian besar mereka sepakat maka tidak
membatalkan kespekatan yang ‘banyak’ secara ijma’ sekalipun jumlah yang berbeda sedikit dan jumlah yang sepakat lebih banyak
maka tidak menjadikan kesepakatan yang banyak itu hujjah syar’i yang pasti dan mengikat.
 Mujtahid hendaknya sekurang-kurangnya memilikitiga syarat:
 a. Memiliki pengetahuandasar berkaitan dengan,
 1) Memiliki pengetahuantentang Al Qur’an.
 2) Memiliki pengetahuantentang Sunnah.
 3) Memiliki pengetahuantentang masalah Ijma’ sebelumnya.
 b. Memiliki pengetahuantentang ushul fikih.
 c. Menguasaiilmu bahasa Arab.
 Ditinjau dari segi terjadinya
 1) ljma' sharîh/qouli/bayani, yaitu para mujtahid menyatakan
pendapatnya dengan jelas dan tegas, baik berupa ucapan atau
tulisan, seperti hukum masalah ini halal dan tidak haram.
 2) Ijmâ’ sukûti/iqrâri yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian
mereka tidak menyatakan pendapat dengan jelas dan tegas, tetapi
mereka berdiam diri saja atau tidak memberikan reaksi terhadap
suatu ketentuan hukum yang telah dikemukakan mujtahid lain
yang hidup di masanya.
 Ditinjau dari segi keyakinan
 1) ljma' qath'î, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu adalah
sebagai dalil qath'î diyakini benar terjadinya.
 2) ljma' zhannî, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu dzhannî,
masih ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau
kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil ijtihad orang
lain atau dengan hasil ijmâ’ yang dilakukan pada waktu yang lain.
 Ditinjaudari Waktunya
 1) Ijmâ’ sahabat, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW;
 2) Ijmâ’ khulafaurrasyidin, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib. Tentu
saja hal ini hanya dapat dilakukan pada masa ke-empat orang itu hidup, yaitu pada masa Khalifah Abu Bakar. Setelah Abu
Bakar meninggal dunia ijmâ’ tersebut tidak dapat dilakukan lagi;
 3) Ijmâ’ shaikhan, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar bin Khattab;
 4) Ijmâ’ ahli Madinah, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Madinah. Ijmâ’ ahli Madinah merupakan salah satu
sumber hukum Islam menurut Madzhab Maliki, tetapi Madzhab Syafi'i tidak mengakuinya sebagai salah satu sumber hukum
Islam;
 5) Ijmâ’ ulama Kufah, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Kufah. Madzhab Hanafi menjadikan ijmâ’ ulama Kufah
sebagai salah satu sumber hukum Islam.
Pengertian
Qiyas menurut bahasa Arab berarti menyamakan,
membandingkan atau mengukur, seperti menyamakan si A dengan si
B, karena kedua orang itu mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh
yang sama, wajah yang sama dan sebagainya. Qiyas juga berarti
mengukur, seperti mengukur tanah dengan meter atau alat pengukur
yang lain. Demikian pula membandingkan sesuatu dengan yang lain
dengan mencari persamaan-persamaannya.
 Al Qur’an
 Hadis
 Ijma’
 Dalil Akliah
 Pandangan ulama mengenai qiyas ini terbagi menjadi tiga kelompok:
 a. Kelompok jumhur, mereka menggunakan qiyas sebagai dasar hukum pada hal-hal yang tidak jelas nashnya baik dalam Al
Qur’an, hadits, pendapat sahabat maupun ijma ulama.
 b. Mazhab Zhahiriyah dan Syiah Imamiyah, mereka sama sekali tidak menggunakan qiyas. Mazhab Zhahiri tidak mengakui
adalanya illat nash dan tidak berusaha mengetahui sasaran dan tujuan nash termasuk menyingkap alasan-alasannya guna
menetapkan suatu kepastian hukum yang sesuai dengan illat. Sebaliknya, mereka menetapkan hukum hanya dari teks nash
semata.
 c. Kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas, yang berusaha berbagai hal karena persamaan illat/sebab. Bahkan
dalam kondisi dan masalah tertentu, kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentakhsih dari keumuman dalil Al Qur’an dan
hadits.
Qiyas memiliki rukun yang terdiri dari empat hal:
a. Asal (pokok), yaitu apa yang terdapat dalam hukum nashnya (al maqis alaihi).
b. Furu’ (cabang), yaitu sesuatu yang belum terdapat nash hukumnya (al-maqîs), karena tidak terdapat dalil
nash atau ijma’ yang menjelaskan hukumnya.
c. Hukm Al Asal, yaitu hukum syar’i yang terdapat dalam dalam nash dalam hukum asalnya. Atau hukum
syar’i yang ada dalam nash atau ijma’, yang terdapat dalam al ashlu.
d. Illat, adalah sifat yang didasarkan atas hukum asal atau dasar qiyas yang dibangun atasnya.
 Pengharaman mengkonsumsi minuman keras
 Terhalangya warisan bagi pembunuh
 Makruh beraktifitas bila adzan shalat
jum’at berkumandang

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Marhamah Saleh
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Jingga Matahari
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Marhamah Saleh
 

Was ist angesagt? (20)

Quran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyasQuran sunnah ijma' qiyas
Quran sunnah ijma' qiyas
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Ushul fiqh
Ushul fiqhUshul fiqh
Ushul fiqh
 
SUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAMSUMBER HUKUM ISLAM
SUMBER HUKUM ISLAM
 
Hukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'iHukum Taklifi Wadh'i
Hukum Taklifi Wadh'i
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAMPAI - SUMBER HUKUM ISLAM
PAI - SUMBER HUKUM ISLAM
 
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakatiPresentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
Presentasi ushul fiqh dalil yg tidak disepakati
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 
Makalah hukum islam
Makalah hukum islamMakalah hukum islam
Makalah hukum islam
 
Pembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqihPembahasan ushul fiqih
Pembahasan ushul fiqih
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
Syari’at, fiqh, dan ushul fiqh
 
IJTIHAD SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM KETIGA
IJTIHAD SEBAGAI  SUMBER HUKUM ISLAM KETIGAIJTIHAD SEBAGAI  SUMBER HUKUM ISLAM KETIGA
IJTIHAD SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM KETIGA
 
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaranPengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
Pengertian, ruang lingkup fiqh muqaran
 
Sumber sumber hukum islam
Sumber sumber hukum islamSumber sumber hukum islam
Sumber sumber hukum islam
 
Sumber Hukum Islam
Sumber Hukum IslamSumber Hukum Islam
Sumber Hukum Islam
 
Dalil dalil syara'
Dalil dalil syara'Dalil dalil syara'
Dalil dalil syara'
 

Ähnlich wie Ijtihad

Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
Rikza Adhia
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
Inchy Yaa Rfy
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
ade orreo
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
risky13
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
manispajaran
 

Ähnlich wie Ijtihad (20)

Materi sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islamMateri sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islam
 
Materi sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdfMateri sumber-hukum-islam pdf
Materi sumber-hukum-islam pdf
 
Materi sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islamMateri sumber-hukum-islam
Materi sumber-hukum-islam
 
4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx4. Ijma_.pptx
4. Ijma_.pptx
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Makalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islamMakalah sumber hukum islam
Makalah sumber hukum islam
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum IslamAl Ijma' - Sumber Hukum Islam
Al Ijma' - Sumber Hukum Islam
 
Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)
 
Kata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocxKata pengantar.studi hukum islamdocx
Kata pengantar.studi hukum islamdocx
 
Fiqh islam
Fiqh islamFiqh islam
Fiqh islam
 
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalahIstihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
Istihsan, urf, istishab, marsalah mursalah
 
Ijma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdfIjma’ dan Qiyas.pdf
Ijma’ dan Qiyas.pdf
 
Ijma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docxIjma’ dan Qiyas.docx
Ijma’ dan Qiyas.docx
 
Ega fatmawati
Ega fatmawatiEga fatmawati
Ega fatmawati
 
4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam
 
Syariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islamSyariah,fikih dan hukum islam
Syariah,fikih dan hukum islam
 
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islamModul 5 kb 3   ijmak sebagai sumber hukum islam
Modul 5 kb 3 ijmak sebagai sumber hukum islam
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Kürzlich hochgeladen (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Ijtihad

  • 1. Secara kebahasaan (etimologi), kata “al Qur’an” adalah bentuk isim masdar dari kata “qa-ra-a” yang berarti membaca yaitu kata “qur-a- nan” yang berarti yang dibaca. Demikian pendapat Imam Abu Hasan Ali bin Hazim (w : 215 H). Penambahan huruf alif dan lam atau al, pada awal kata menunjuk pada kekhusususan tentang sesuatu yang dibaca, yaitu bacaan yang diyakini sebagai wahyu Allah SWT. Sedang penambahan huruf alif dan nun pada akhir kata menunjuk pada makna suatu bacaan yang paling sempurna. Kekhusususan dan kesempurnaan suatu bacaan tersebut berdasar pada firman Allah SWT sendiri yang terdapat dalam QS Al Qiyamah (75):17-18 dan QS. Fushshilat (41): 3.
  • 3.  Tidak Menyulitkan  Menyedikitkan beban  Bertahap dalam pelaksanaanya  Membatasi yang Mutlak  Mengkhususkan yang Umum
  • 4. Hukum-hukum yang mengatur perhubungan manusia dengan AllahSWT, yang disebut ibadah. Ibadah ini dibagi tiga; 1. Bersifat ibadah semata-mata, yaitu salat dan puasa. 2. Bersifat harta benda dan berhubungan dengan masyarakat, yaitu zakat. 3. Bersifat badaniyah dan berhubungan juga dengan masya-rakat, yaitu hajji. Ketiga macam ibadah tersebut dipandang sebagai pokok dasarIslam, sesudah Iman. Hukum-hukum dan peraturan- peraturanyang berhubungan dengan ibadah bersifat tetap tidak berubah.
  • 5. Hukum-hukum yang mengatur pergaulan manusia (perhubungan sesama manusia), yaituyangdisebut mu'amalat. Hukummenyangkut muamalahini dibagi empat : 1. Berhubungan dengan jihad. 2. Berhubungan dengan penyusunan rumah tangga, seperti kawin, cerai, soal keturunan, pembagian hartapusakadan Iain-lain. 3. Berhubungan dengan pergaulan hidup manusia, seperti jual-beli, sewa- menyewa, perburuhan dan Iain-lain. Bagian ini disebut mu'amalat juga (dalam arti yangsempit). 4. Berhubungan dengan soal hukuman terhadap kejahatan, seperti qisas, hudud dan lain-lain. Bagian ini disebut jinayat(hukumpidana). Hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan masyarakat (mu'amalat) dapat dimasuki akal dan fikiran.
  • 6. Kedudukan Al-Qur'an merupakan satu-satunya sumber yang pertama dan paling utama dalam hukum-Islam, sebelum sumber-sumber hukum yang lain. Sebab Al Qur'an merupakan Undang-Undang Dasar tertinggi bagi umat Islam, sehingga semua hukum dan sumber hukum tidak boleh bertentangan dengan Al Qur'an.
  • 7. Sebagai Pedoman dan Petunjuk Hidup Manusia. Sebagai Pembenar Penyempurna Kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an. Sebagai Mu’jizat Nabi Muhammad SAW. Membimbing manusia ke jalan keselamatan dan kebahagiaan Pelajaran dan penerang kehidupan,
  • 8. Pengertian Sunnah menurut bahasa dapat diartikan sebagai jalan yang ditempuh, kebiasaan yang sering dilakukan, sesuatu yang dilakukan para sahabat, baik yang berdasarkan Al-Qur'an maupun tidak, dan sebagai kebalikan dari kata bid'ah. Sedangkan menurut istilah, sunnah ialah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad saw., baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan dan cita- cita nabi SAW.
  • 9.  Al Qur’an  Hadis  Ijma’ Ulama
  • 10. Posisi penting yang dimainkan oleh hadis menempatkan dirinya sebagai pedoman bagi para ulama ahli ushul fiqih untuk menentukan hukum dalam ajaran Islam setelah tidak ditemukan keterangan tersebut dalam teks Hadis. Oleh karena itu, para ulama sepakat menempatkan hadis sebagai sumber pokok ajaran setelah Al Qur’an.
  • 11.  BayanTaqrir ( ‫بيان‬‫التقرير‬ )  BayanTafsir ( ‫بيان‬‫التفسير‬ )  BayanTasyri’ ( ‫بيان‬‫التشريع‬ )
  • 12. Pengertian  Ijma’ dalam pengertian bahasa memiliki dua arti. Pertama, berupaya (tekad) terhadap sesuatu. Pengertian kedua, berarti kesepakatan. Perbedaan arti yang pertama dengan yang kedua ini bahwa arti pertama berlaku untuk satu orang dan arti kedua lebih dari satu orang.  Ijma’ dalam istilah ahli ushul adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum muslimin dalam suatu masa setelah wafat Rasul Saw atas hukum syara yang tidak dimukan dasar hukumnya dalam Al Qur’an dan Hadis.
  • 13.  Al Qur’an  Hadis  Dalil Aqliah
  • 14. Adapun rukun ijma’ dalam definisi di atas adalah adanya kesepakatan para mujtahid kaum muslimin dalam suatu masa atas hukum syara’. Kesepakatan itu dapat dikelompokan menjadi empat hal: a. Tidak cukup ijma’ dikeluarkan oleh seorang mujtahid apabila keberadaanya hanya seorang (mujtahid) saja di suatu masa. Karena ‘kesepakatan’ dilakukan lebih dari satu orang, pendapatnya disepakati antara satu dengan yang lain. b. Adanya kesepakatan sesama para mujtahid atas hukum syara’ dalam suatu masalah, dengan melihat negeri, jenis dan kelompok mereka. Andai yang disepakati atas hukum syara’ hanya para mujtahid haramain, para mujtahid Irak saja, Hijaz saja, mujtahid ahlu Sunnah, Mujtahid ahli Syiah, maka secara syara’ kesepakatan khusus ini tidak disebut Ijma’. Karena ijma’ tidak terbentuk kecuali dengan kesepakatan umum dari seluruh mujtahid di dunia Islam dalam suatu masa. c. Hendaknya kesepakatan mereka dimulai setiap pendapat salah seorang mereka dengan pendapat yang jelas apakah dengan dalam bentuk perkataan, fatwa atau perbuatan. d. Kesepakatan itu terwujudkan atas hukum kepada semua para mujtahid. Jika sebagian besar mereka sepakat maka tidak membatalkan kespekatan yang ‘banyak’ secara ijma’ sekalipun jumlah yang berbeda sedikit dan jumlah yang sepakat lebih banyak maka tidak menjadikan kesepakatan yang banyak itu hujjah syar’i yang pasti dan mengikat.
  • 15.  Mujtahid hendaknya sekurang-kurangnya memilikitiga syarat:  a. Memiliki pengetahuandasar berkaitan dengan,  1) Memiliki pengetahuantentang Al Qur’an.  2) Memiliki pengetahuantentang Sunnah.  3) Memiliki pengetahuantentang masalah Ijma’ sebelumnya.  b. Memiliki pengetahuantentang ushul fikih.  c. Menguasaiilmu bahasa Arab.
  • 16.  Ditinjau dari segi terjadinya  1) ljma' sharîh/qouli/bayani, yaitu para mujtahid menyatakan pendapatnya dengan jelas dan tegas, baik berupa ucapan atau tulisan, seperti hukum masalah ini halal dan tidak haram.  2) Ijmâ’ sukûti/iqrâri yaitu para mujtahid seluruh atau sebahagian mereka tidak menyatakan pendapat dengan jelas dan tegas, tetapi mereka berdiam diri saja atau tidak memberikan reaksi terhadap suatu ketentuan hukum yang telah dikemukakan mujtahid lain yang hidup di masanya.
  • 17.  Ditinjau dari segi keyakinan  1) ljma' qath'î, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu adalah sebagai dalil qath'î diyakini benar terjadinya.  2) ljma' zhannî, yaitu hukum yang dihasilkan ijmâ’ itu dzhannî, masih ada kemungkinan lain bahwa hukum dari peristiwa atau kejadian yang telah ditetapkan berbeda dengan hasil ijtihad orang lain atau dengan hasil ijmâ’ yang dilakukan pada waktu yang lain.
  • 18.  Ditinjaudari Waktunya  1) Ijmâ’ sahabat, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW;  2) Ijmâ’ khulafaurrasyidin, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib. Tentu saja hal ini hanya dapat dilakukan pada masa ke-empat orang itu hidup, yaitu pada masa Khalifah Abu Bakar. Setelah Abu Bakar meninggal dunia ijmâ’ tersebut tidak dapat dilakukan lagi;  3) Ijmâ’ shaikhan, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar bin Khattab;  4) Ijmâ’ ahli Madinah, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Madinah. Ijmâ’ ahli Madinah merupakan salah satu sumber hukum Islam menurut Madzhab Maliki, tetapi Madzhab Syafi'i tidak mengakuinya sebagai salah satu sumber hukum Islam;  5) Ijmâ’ ulama Kufah, yaitu ijmâ’ yang dilakukan oleh ulama-ulama Kufah. Madzhab Hanafi menjadikan ijmâ’ ulama Kufah sebagai salah satu sumber hukum Islam.
  • 19. Pengertian Qiyas menurut bahasa Arab berarti menyamakan, membandingkan atau mengukur, seperti menyamakan si A dengan si B, karena kedua orang itu mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh yang sama, wajah yang sama dan sebagainya. Qiyas juga berarti mengukur, seperti mengukur tanah dengan meter atau alat pengukur yang lain. Demikian pula membandingkan sesuatu dengan yang lain dengan mencari persamaan-persamaannya.
  • 20.  Al Qur’an  Hadis  Ijma’  Dalil Akliah
  • 21.  Pandangan ulama mengenai qiyas ini terbagi menjadi tiga kelompok:  a. Kelompok jumhur, mereka menggunakan qiyas sebagai dasar hukum pada hal-hal yang tidak jelas nashnya baik dalam Al Qur’an, hadits, pendapat sahabat maupun ijma ulama.  b. Mazhab Zhahiriyah dan Syiah Imamiyah, mereka sama sekali tidak menggunakan qiyas. Mazhab Zhahiri tidak mengakui adalanya illat nash dan tidak berusaha mengetahui sasaran dan tujuan nash termasuk menyingkap alasan-alasannya guna menetapkan suatu kepastian hukum yang sesuai dengan illat. Sebaliknya, mereka menetapkan hukum hanya dari teks nash semata.  c. Kelompok yang lebih memperluas pemakaian qiyas, yang berusaha berbagai hal karena persamaan illat/sebab. Bahkan dalam kondisi dan masalah tertentu, kelompok ini menerapkan qiyas sebagai pentakhsih dari keumuman dalil Al Qur’an dan hadits.
  • 22. Qiyas memiliki rukun yang terdiri dari empat hal: a. Asal (pokok), yaitu apa yang terdapat dalam hukum nashnya (al maqis alaihi). b. Furu’ (cabang), yaitu sesuatu yang belum terdapat nash hukumnya (al-maqîs), karena tidak terdapat dalil nash atau ijma’ yang menjelaskan hukumnya. c. Hukm Al Asal, yaitu hukum syar’i yang terdapat dalam dalam nash dalam hukum asalnya. Atau hukum syar’i yang ada dalam nash atau ijma’, yang terdapat dalam al ashlu. d. Illat, adalah sifat yang didasarkan atas hukum asal atau dasar qiyas yang dibangun atasnya.
  • 23.  Pengharaman mengkonsumsi minuman keras  Terhalangya warisan bagi pembunuh  Makruh beraktifitas bila adzan shalat jum’at berkumandang