1. Presentasi Ke-2 Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA Membahas definisi ahkam, pengertian dan pembagian hukum taklifi, serta pengertian dan pembagian hukum wadh’i yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf. H UKUM S YARA’: T A’RIF, H UKUM T AKLIFI, H UKUM W ADH’I DAN J ENIS- J ENISNYA
2. Ta’rif ushul fiqh, objek, manfaat, sejarah, kitab/ karya ulama 1 UJIAN TENGAH SEMESTER ‘ Urf, Sadd al-dzari’ah, syar’u man qablana, mazhab shahabi Hukum Syara’: Ta’rif ahkam, Hukum Taklifi, Hukum Wadh’i 2 8 Metode Istinbat (segi bahasa): Amar, nahi, takhyir, ‘am, Khas 7 Hukum Syara’: Hakim, Mahkum Fih, Mahkum ‘Alaih 3 Sumber dan Dalil Hukum Yang Disepakati: Ijma’ dan Qiyas Metode Istinbat (bahasa): Ta’wil, Mutlaq-muqayad, Mantuq-mafhum ‘ Azimah dan Rukhshah: Ta’rif dan macam-macamnya 4 Sumber dan Dalil Hukum Yg Disepakati: Al-Quran & Sunnah 5 6 ALUR MATERI KAJIAN MATA KULIAH USHUL FIQH Ijtihad: Ta’rif, fungsi, macam, syarat, tingkatan mujtahid UJIAN AKHIR SEMESTER Istihsan, Istishhab, Mashlahah - Mursalah Metode Istinbat: Maqashid Syari’ah, Ta’arudh-Tarjih 11 10 13 14 12 9
3. DEFINISI HUKUM SYARA’ الحكم لغة المنع والفصل والقضاء الحكم الشرعي فى اصطلاح الأصوليين هو خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين بالإقتضاء او التخيير او الوضع HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti mencegah, memutuskan. Menurut terminologi ushul fiqh, hukum syar’i adalah khitab (kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua perbuatan mukallaf , baik berupa iqtidha` (perintah, larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan), takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang/m ā ni’).
9. Pembagian WAJIB (1) Dari segi Orang Yang dibebani kewajiban WAJIB ‘AINI Kewajiban yg dibebankan kepada setiap mukallaf (sudah baligh dan berakal), tanpa terkecuali. Misal: shalat wajib. WAJIB KIF Ā `I Kewajiban yg dibebankan kepada seluruh mukallaf, namun jika telah dilaksanakan oleh sebagian umat Islam, maka kewajiban itu sudah dianggap terpenuhi. (Shalat jenazah)
10. Pembagian WAJIB (2) Dari segi Kandungan Perintah WAJIB MU’AYYAN Kewajiban dimana yg menjadi objeknya adalah tertentu tanpa ada pilihan. Misal: kewajiban puasa di bulan Ramadhan. WAJIB MUKHAYYAR Kewajiban dimana yang menjadi objeknya boleh dipilih antara beberapa alternatif. (kaffarat sumpah) فكفارته إطعام عشرة مساكين من أوسط ما تطعمون أهليكم او كسوتهم اوتحرير رقبة فمن لم يجد فصيام ثلاثة ايام
11. Pembagian WAJIB (3) Dari segi Waktu Pelaksanaannya WAJIB MUTHLAQ Kewajiban yg pelaksanaannya tidak dibatasi dg waktu tertentu. Misal: kewajiban membayar puasa Ramadhan yg tertinggal. WAJIB MUAQQAT Kewajiban yg pelaksanaannya dibatasi dengan waktu tertentu. MUWASSA’ . Waktu yg tersedia lebih lapang daripada waktu pelaksanaan kewajiban itu sendiri. Misal: Shalat 5 waktu. MUDHAYYAQ . Waktu yg tersedia hanya mencukupi untuk melaksanakan kewajiban itu. Misal: Puasa bulan Ramadhan, haji.
12. Pembagian MANDUB MANDUB / NADB / SUNNAH MUAKKADAH Sunnah sangat dianjurkan, dibiasakan oleh Rasul Saw dan jarang ditinggalkannya. Misal: Shalat sunnah 2 rakaat sebelum fajar. GHAIR MUAKKADAH Sunnah biasa, sesuatu yg dilakukan Rasul, namun bukan menjadi kebiasaannya. (Shalat sunnah 2x dua rakaat sebelum shalat zuhur). ZAW Ā ID Sunnah mengikuti kebiasaan sehari-hari Rasulullah Saw sebagai manusia. Misal: cara makan rasul, tidur, dll.
13. Pembagian HARAM HARAM AL-MUHARRAM LI DZATIHI Diharamkan krn esensinya mengandung kemudharatan bagi kehidupan manusia. Misal: Larangan zina, makan bangkai, darah, babi. AL-MUHARRAM LI GHAIRIHI Dilarang bukan krn esensinya, tapi pada kondisi tertentu dilarang krn ada pertimbangan eksternal. Misal: larangan jual beli saat azan jumat.
14. Pembagian MAKRUH MAKRUH MAKRUH TAHRIM Dilarang oleh syari’at, tapi dalilnya bersifat dhanni al-wurud (dugaan keras, seperti hadis ahad yg diriwayatkan perorangan). Misal: Larangan meminang wanita yg sedang dalam pinangan orang lain. MAKRUH TANZIH Dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkannya. Misal: memakan daging kuda pada waktu sangat butuh di waktu perang, menurut sebagian Hanafiah.
15.
16.
17.
18. Pembagian SYARAT SYARAT SYARAT SYAR’I Syarat yang datang langsung dari syari’at itu sendiri. Misal: keadaan rusyd (kemampuan mengelola pembelanjaan sehingga tidak menjadi mubazir) bagi anak yatim. فإن ءانستم منهم رشدا فادفعوا اليهم اموالهم SYARAT JA’LY Syarat yang datang dari kemauan orang mukallaf itu sendiri. Misal: seorang suami berkata kpd istri, jika engkau memasuki rumah si fulan maka jatuhlah talakmu satu.
19. Pembagian M Ā NI’ MĀNI’ MĀNI’ AL-HUKM Sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi adanya hukum. Misal: haid wanita sebagai penghalang shalat. MĀNI’ AL-SABAB Sesuatu yg ditetapkan syariat sebagai penghalang bagi berfungsinya suatu sebab, sehingga sebab itu tidak lagi mempunyai akibat hukum. (Batas nishab menjadi sebab wajib zakat)