SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Downloaden Sie, um offline zu lesen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS HUKUM
KARYA TULIS LEMBAGA KEPRESIDENAN
“KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN
PRESIDENSIAL DI INDONESIA”
DISUSUN OLEH :
NAMA : ELVINA LUHULIMA
NIM : 12/328647/HK/19099
YOGYAKARTA
2014
DAFTAR ISI
1. COVER
2. DAFTAR ISI
3. PERNYATAAN KEASLIAN
4. RINGKASAN (SUMMARY)
5. BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. METODE PENELITIAN
6. BAB II : PEMBAHASAN
A. POSISI KONSTITUSIONAL WAKIL PRESIDEN
B. KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN
C. HUBUNGAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
D. PERTANGGUNGJAWABAN WAKIL PRESIDEN
7. BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
8. DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: ELVINA LUHULIMA
No.Mahasiswa: 12/328647/HK/19099
Alamat: Jalan Teratai Nomor 6a, Baciro, Yogyakarta
dengan ini menyatakan bahwa penelitian/karya tulis ini benar-benar
merupakan karya asli dari peneliti yang berbeda dengan penelitian
yang ada sebelumnya dan belum pernah digunakan untuk keperluan
akademis. Jika di kemudian hari ternyata penelitian ini tidak sesuai
dengan pernyataan tersebut di atas, saya bersedia
mempertanggungjawabkannya dengan menerima sanksi akademik
dari Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta,16 Oktober 2014
ELVINA LUHULIMA
RINGKASAN (SUMMARY)
Judul Karya Tulis yang diambil yaitu “Kedudukan Wakil Presiden dalam Sistem Pemerintahan
Presidensial di Indonesia”. Penelitian ini berbicara mengenai:
1. Kedudukan Wakil Presiden dalam Sistem pemerintahan Presidensial di Indonesia
berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Sebagaimana
yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD
NRI 1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1973. Dalam
peraturan-peraturan diatas tidak dijelaskan secara tegas dan terperinci kewenangan dan
kedudukan Wakil Presiden. Jadi dapat dikatakan posisi Konstitusional Wakil Presiden
belum jelas berdasarkan Peraturan Dasar diatas.
2. Hubungan Wakil Presiden dan Wakil Presiden terkhususnya dalam Pasal 4 ayat (2) yaitu
“dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang wakil Presiden”.
Dalam pasal ini dapat dimungkinkan posisi Wakil Presiden terhadap Presiden yaitu
sebagai wakil, pembantu, pendamping, pengganti, dan bersifat mandiri. Dimana dalam
melakukan tugas membantu Presiden berbeda dengan menteri-menteri Negara. Salah
satunya dilihat bahwa menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan
Wakil Presiden pilih bersama Presiden secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden.
3. Pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
berdasarkan Peraturan Dasar. Dalam peraturan dasar tidak dijelaskan dan diatur secara
tegas dan terperinci mengenai peran,fungsi bahkan kewenangannya. Tetapi dapat
ditafsirkan bahwa di satu pihak, Wakil Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam
arti luas) dan dipihak lain bertanggungjawab kepada Presiden (dalam arti sempit) sebagai
Pembantu Presiden. Tetapi berbeda dengan menteri-menteri Negara.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan Negara Hukum sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 1
ayat (3) UUD 1945 : “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” bukan Negara
Kekuasaan. Hal ini berarti adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan
konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut system
konstitusional yang diatur dalam Undang-undang Dasar, adanya jaminan-jaminan hak
asasi manusia dalam Undang-undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan
tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga Negara dalam hokum, serta
menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh
pihak yang berkuasa.
Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat (demokrasi).
Pemilik kekuasaan tertinggi dalam Negara adalah rakyat. Kekuasaan sesungguhnya
adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat Indonesia itu
diselenggarakan secara langsung dan melalui system perwakilan. Secara langsung,
kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam tiga lembaga negara yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan Perwakilan daerah (Legislatif) ; Presiden dan Wakil Presiden
(Eksekutif) ; dan Kekuasaan Kehakiman yang terdiri atas Mahkamah Konstitusi dan
Mahkamah Agung (Yudikatif). Kekuasaan pemerintahan Negara oleh Presiden diatur dan
ditentukan dalam Bab III UUD 1945 yang diberi judul Kekuasaan Pemerintahan Negara.
Bab III UUD 1945 ini berisi 17 pasal yang mengatur berbagai aspek mengenai presiden
dan lembaga kepresidenan, termasuk rincian kewenangan yang dimiliki dalam memegang
kekuasaan pemerintah. Dapat diakatakan bahwa Bab inilah yang paling banyak materi
yang diatur didalamnya, yaitu mulai dari Pasal 4 sampai pasal 16. Bahkan sampai dengan
ketentuan Bab V tentang Kementrian Negara yang terdiri dari Pasal 17, sebenarnya sama-
sama memuat ketentuan mengenai pemerintahan Negara dibawah Presiden dan Wakil
Presiden. Selanjutnya Bab VI tentang Pemerintah Daerah yang berisi Pasal 18, Pasal
18A, dan Pasal 18B, dapat pula disebut termasuk domain pemerintahan eksekutif.
Sehubungan dengan uraian diatas maka dalam system Pemerintahan Presidensial
kekuasaan tertinggi ada pada eksekutif dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden
dibawah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada hakikatnya,
Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi kekuasaan eksekutif yang tidak
terpisahkan karena mereka berdua dipilih dalam satu paket pemilihan secara langsung
oleh rakyat.
Jika kita kembali melihat dalam Batang Tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, khususnya dalam Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan
Negara sangat jelas memuat mengenai kedudukan dan kewenangan Presiden sedangkan
mengenai kedudukan dan kewenangan Wakil Presiden tidak dimuat secara tegas dan
jelas. Padahal dalam system pemerintahan presidensial di Indonesia, kekuasaan eksekutif
dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden dimana dalam stuktur ketatanegaraan
Indonesia kedudukannya sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan
demikian penulis berpandangan bahwa ketidakjelasan sejauh mana kedudukan dan
kewenangan Wakil Presiden dalam system pemerintahan presidensial berdasarkan
Undang-undang Dasar perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan penulisan
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah kedudukan Wakil Presiden dalam Pemerintahan Presidensial di
Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945?
2. Bagaimanakah kedudukan dan kewenangan Wakil Presiden dalam hubungannya
dengan Presiden menurut konstitusi dan peraturan Perundang-undangan?
3. Bagaimanakah pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya?
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini yaitu Penelitian Kepustakaan.
Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan
data yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, buku-buku, tulisan ilmiah dan
literatur yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan data
sekunder. Penelitian kepustakaan meliputi :
A. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang sifatnya mengikat. Bahan hukum primer
terdiri dari :
1. Norma/ kaidah dasar : Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945
2. Peraturan Dasar :
- Batang Tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
- Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)
3. Peraturan Perundang-undangan :
UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden
4. Bahan hokum yang tidak dikodifikasikan
5. Yurisprudensi
6. Traktat
7. Bahan hokum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku
B. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang member penjelasan lebih lanjut
mengenai hal-hal yang telah dikaji oleh bahan-bahan hukum primer, yang bertujuan
memberikan kepada peneliti semacam petunjuk kea rah mana peneliti melangkah. Bahan
hukum sekunder terdiri dari buku-buku dan bahan-bahan pustaka tentang :
1. Buku-buku tentang Konstitusi dan Teori-teori Konstitusi
2. Buku-buku tentang Hukum Tata Negara di Indonesia
3. Buku-buku tentang Lembaga Kepresidenan
4. Buku-buku tentang Sistem Ketatanegaraan Indonesia
5. Buku-buku tentang Masalah-masalah Hukum Tata Negara Indonesia
6. Buku-buku tentang Kekuasaan Eksekutif Indonesia
7. Buku-buku tentang Lembaga-lembaga Negara di Indonesia
C. Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang meliputi kamus, penulisan-
penulisan hokum, makalah-makalah, karya tulis, pendapat para ahli, bahan-bahan dari
internet dan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
System pemerintahan Indonesia setelah amandemen keempat Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia adalah Sistem Presidensial. Dalam Sistem Presidensial ini ada 5 (lima) hal
penting yang perlu diperhatikan1
:
(1) Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggara kekuasaan eksekutif
negara yang tertinggi di bawah Undang-Undang Dasar. Dalam menjalankan pemerintahan
negara, kekuasaan dan tanggungjawab politik berada ditangan Presiden (concentration of power
and responsibility upon the President).
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung dan karena itu secara politik
tidak bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat atau lembaga parlemen,
melainkan bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang memilihnya.
(3) Presiden dan / atau Wakil Presiden dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum
apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum konstitusi.
(4) Para Menteri adalah pembantu Presiden, Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dan karena bertanggung-jawab kepada Presiden, bukan dan tidak bertanggungjawab kepada
parlemen.
(5) Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukannya dalam system presidentil sangat
kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin stabilitas pemerintahan, ditentukan pula bahwa
masa jabatan Presiden lima tahunan tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua
masa jabatan. Di samping itu, beberapa badan atau lembaga negara dalam lingkungan cabang
kekuasaan eksekutif ditentukan pula independensinya dalam menjalankan tugas utamanya.
Posisi Konstitusional Wakil Presiden.
Sebagai hukum dasar tertulis Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia hanya mengatur
hal-hal yang bersifat pokok atau garis-garis besar saja mengenai kedudukan, mekanisme kerja
atau hubungan tata kerja antara lembaga-lembaga Negara. Selain Presiden, dalam pasal 4 ayat
(2), Pasal 6 ayat (2), dan Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, juga diatur tentang satu orang Wakil Presiden. Pasal 4 ayat (2)
1
Makalah Struktur Kenegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 1945 oleh Prof. Dr. Jimly
Assiddiqie,S.H. dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional di Denpasar, 14-18 Juli 20703
menegaskan “Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden”. Dalam Pasal 6A ayat (1) ditentukan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden dipilih
dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”. Ketentuan mengenai satu pasangan ini
menunjukan bahwa jabatan Presiden dan Wakil Presiden itu adalah satu kesatuan pasangan
Presiden dan Wakil Presiden. Keduanya adalah dwi-tunggal atau satu kesatuan lembaga
kepresidenan. Akan tetapi, meskipun merupakan satu kesatuan institusi kepresidenan, keduanya
adalah dua jabatan konstitusional yang terpisah. Oleh karena itu, meskipun di satu segi keduanya
merupakan satu kesatuan tapi di segi lain, keduanya memang merupakan dua organ yang berbeda
satu sama lain, yaitu dua organ yang tak terpisahkan tetapi dapat dan harus dibedakan satu
dengan yang lainnya.2
Kedudukan Wakil Presiden
Kedudukan menurut Hasan Zaini Zaenal3
yaitu kedudukan lembaga Negara sebagai tempat suatu
lembaga Negara dalam hubungannya dengan dengan lembaga-lembaga lainnya secara
keseluruhan. Bila dianalogikan, maka yang dimaksud dengan kedudukan Wakil Presiden dalam
hubungannya dengan lembaga-lembaga Negara liannya, terutama dengan jabatan Presiden dan
MPR. Apabila dihubungkan dengan lembaga MPR, jelas tergambar bahwa kedudukan Wakil
Presiden beradah dibawah Majelis. Tetapi dalam kaitannya dengan Presiden, maka nampaknya
ada dua kemungkinan mengenai kedudukan Wakil Presiden4
:
1. Pertama, kedudukan sederajat dengan Presiden
2. Kedua, kududukannya beradah dibawah Presiden (tidak sederajat)
Mengenai kedudukan wakil Presiden dalam hubungannya dengan Presiden,bahwa kedudukan
Wakil Presiden sederajat dengan Presiden (menurut kemungkinan pertama), dapat diketahui
dengan pendekatan yuridis terhadap Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD NRI
1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1973. Dengan demikian, antara
Presiden dan Wakil Presiden tidak ada hierarki hubungan atasan dan bawahan. Adapun yang
nampak, hanya pembagian prioritas dalam melaksanakan kekuasaan pemerintahab, dimana
Presiden adalam pemegang prioritas (the first man), sedangkan Wakil Presiden prioritas kedua
2
Jimly Assiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta,2010,
hlm. 110-111
3
Hasan Zaini Zaenal, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung, 1971
4
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung,Edisi
Kedua, 1997, hlm. 22
(the second man). Selain itu menurut kemungkinan pertama, Wakil Presiden bukan semata-mata
pembantu Presiden. Wakil Presiden adalah unsure pimpinan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Sehingga dengan demikian, pimpinan pemerintahan dijalankan bersama
(kolegial)oleh Presiden dan Wakil Presiden. Tindakan Presiden adalah juga tindakan Wakil
Presiden, dan sebaliknya tindakan Wakil Presiden adalah tindakan Presiden juga.
Konsekuensinya, tindakan Wakil Presiden adalah tindakan Pemerintah, oleh karena menurut
system UUD 1945, Presiden merupakan Pemerintah (Pasal 4 ayat (1)). Sebaliknya atas dasar
kemungkinan kedua, bahwa kedudukan Wakil Presiden berada dibawah Presiden (tidak
sederajat), dapat dilihat dalam Pasal 4 ayat (2) dihubungkan dnegan Pasal 5 UUD NRI tahun
1945 serta penjelasannya. Ternyata Presiden adalah satu-satunya penyelenggara pemerintahan
Negara yang tertinggi, berada ditangan Presiden. Dengan kata lain, pengertian “dibantu” pada
Pasal 4 ayat (2) merupakan pencerminan dari keduduakan Presiden berada diatas Wakil
Presiden. Artinya Wakil Presiden tidak dapat bertindak sendiri, karena semata-mata merupakan
“pembantu” Presiden yang tugas dan kewajibannya tergantung pada Presiden, meskipun berbeda
dengan Menteri. Konsekuensinya, dalam kedudukannya sebagai Pembantu Presiden, tugas dan
wewenang Wakil Presiden tergantung pada adanya Pemberian dan atau Pelimpahan kekuasaan
dari Presiden. Dalam hal pemeberian kekuasaan, Wakil Presiden bertindak atas namanya sendiri
(sebagai Wakil Presiden) , sedangkan dlam pelimpahan kekuasaan, Wakil Presiden bertindak
atas nama Presiden.5
Hubungan Presiden dan Wakil Presiden
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pada Pasal 4 ayat (2) UUD NRI tahun 1945
menetapkan bahwa dalam menjalankan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil
Presiden.sesuai dengan muatan dari pasal ini, Wakil Presiden bertindak mewakili Presiden dalam
hal Presiden berhalangan untuk menghadiri kegiatan tertentu atau melakukan sesuatu di
lingkungan kewajiban konstitusional Presiden. Dalam berbagai kesempatan dimana Presiden
tidak dapat memenuhi kewajiban konstitusionalnya karena sesuatu alasan yang dapat dibenarkan
menurut hokum, maka Wakil Presiden dapat bertindak sebagai Pengganti Presiden. Sementara
itu, dalam berbagai kesempatan Wakil Presiden juga dapat bertindak sebagai pendamping bagi
5
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung, Edisi
Kedua, 1997, hlm. 27-29.
Presiden dalam melakukan kewajibannya.6
Dengan demikian, Wakil Presiden mempunyai lima
kemungkinan posisi terhadap Presiden, yaitu7
:
1. Sebagai wakil yang mewakili Presiden. Dalam mewakili Presiden, Wakil Presiden
haruslah mendapat mandat, baik secara langsung, resmi, ataupun tidak langsung atau
tidak resmi.
2. Sebagai pengganti yang menggantikan Presiden. Pergantian dilakukan karena dua
kemungkinan :
- Presiden berhalangan sementara. Jika sementara, Wakil Presiden diharuskan
menerima kewenangan resmi berupa pendelegasian kewenangan sebagai
pengganti dengan Keputusan Presiden (dapat dilihat Keppres Nomor 8 tahun 2000
dan Keppres Nomor 121 tahun 2000)
- Presiden berhalangan tetap. Dalam hal ini proses pengalihan kewenangan
haruslah dilakukan dengan keputusan pihak lain, yaitu Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
3. Sebagai pembantu yang membantu Presiden. Sebagai Pembantu Presiden, kedudukan
Wakil Presiden seolah-olah mirip dengan menteri Negara yang juga bertindak membantu
Presiden. Tentu saja kedudukan Wakil Presiden lebih tinggi dari menteri, karena menteri
bertanggungjawab kepada Presiden dan Wakil Presiden sebagai satu kesatuan jabatan.
Tetapi dalam pelaksanaan bantuan itu,yaitu:
- Ada bantuan yang diberikan atas inisiatif Wakil Presiden sendiri
- Ada bantuan yang diberikan karena diminta oleh Presiden
- Ada pula bantuan yang diberikan oleh Wakil Presiden karena ditetapkan oleh
Keputusan Presiden
4. Sebagai pendamping yang mendampingi Presiden
5. Sebagai wakil Presiden yang bersifat mandiri. Dalam posisi ini, Wakil Presiden tidak
memerlukan persetujuan, instruksi atau penugasan khusus dari Presiden.
Walaupun demikian dalam UUD NRI tahun 1945, tidak dijelaskan/diperinci tugas-tugas seorang
Wakil Presiden. Demikian pula dalam Ketetapan MPR tidak ditemukan suatu Ketetapan yang
6
Jimly Assiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta,2010,
hlm. 111
7
Jimly Assiddiqie, op.cit, hlm. 112-113
mengatur tugas Wakil Presiden secara terinci. Dalam Pasal 2 ayat (1) Ketetapan MPR Nomor
II/MPR/1973 berbunyi :
1. Presiden dan Wakil Presiden harus dapat bekerjasama.
2. Calon Wakil Presiden selain memenuhi persyaratan yang ditentukan pada Pasal 1
ketetapan ini. Harus juga menyatakan sanggup bekerjasama dengan Presiden.
Dalam ketentuan ini ditekankan lagi bahwa Wakil Presiden harus dapat bekerjasama dengan
Presiden, sedangkan Presiden tidak perlu menyatakan harus dapat bekerjasama dengan Wakil
Presiden.8
Sejauh mana pembagian tugas Presiden dan Wakil Presiden belum ada pengaturannya.
Dengan demikian tugas Wakil Presiden akan ditentukan oleh Presiden sendiri. Besar kecilnya
tugas yang akan diserahkan kepada Wakil Presiden akan sangat tergantung serta ditentukan oleh
kesamaan serta perbedaan kebijaksanaan politik dari masing-masing pejabat tersebut.9
Istilah dibantu ini dalam UUD 1945 dipergunakan pula pada Pasal 17 ayat (1) yang menetapkan :
“Presiden dibantu oleh Menteri-menteri Negara”. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa
kedudukan Wakil Presiden tidak sama dengan Menteri. Pembantuan yang dilakukan keduanya
berbeda. Perbedaan keduanya dapat dilihat dari10
:
1. Pertama, Wakil Presiden diberhentikan dipilih oleh MPR, sedangkan menteri
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
2. Kedua, Wakil Presiden bukan pembantu Kepala Pemerintahan, tetapi merupakan
Pembantu Kepala Negara. Menteri-menteri sebagaimana disebutkan dalam Pasal
17 ayat (3) adalah Pembantu Kepala Pemerintahan.
3. Ketiga, apabila Presiden berhalangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 UUD
NRI tahun 1945, maka Wakil Presiden dapat menggantikan Presiden. Jika
Presiden berhalangan, menteri tidak dapat menggantikan Presiden, kecuali dalam
waktu yang sama Wakil Presiden juga berhalangan
Bertolak dari ketidakjelasan tugas dan kewenangan Wakil Presiden dalam UUD 1945 maupun
dalam Ketetapan MPR, maka kita dapat melihat contoh tugas Wakil Presiden pada jaman Orde
Baru dimana dalam Penjelasan Presiden Suharto pada Pengumuman Pembentukan Kabinet
8
Muhammad Ridwan Indra,Kedudukan Lembaga-lembaga Negara dan Hak Menguji menurut UUD 1945, Sinar
Grfika, Jakarta, 1987, hlm.68
9
Soehino, Hukum Tata Negara (Hubungan Fungsional antara Lembaga-lembaga Negara tingkat Pusat menurut
UUD 1945),Liberty, Yogyakarta, 1984, hlm. 36
10
Ni’matul Huda, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 150
Pembangunan II tanggal 27 Maret 1973, yang menyatakan bahwa tugas Wakil Presiden adalah
sebagai berikut11
:
1. Tugas Umum:
Sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) UUD 1945, tugas Wakil Presiden ialah membantu
Presiden dalam melaksanakan tugasnya.
2. Tugas Khusus :
a. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah dan mengusahakan
pemecahan masalah-masalah yang perlu, yang menyangkut bidang tugas
kesejahteraan rakyat.
b. Melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan bantuan departemen-
departemen, dalam hal ini adalah inspektur-inspektur jenderal daripada departemen-
departemen yang bersangkutan.
Tugas Wakil Presiden Adam Malik dalam Kabinet Pembangunan III, secara prinsipiil juga tidak
berbeda dengan tugas Wakil Presiden dalam Kabinet Pembangunan II. Disamping tugas yang
bersifat umum sebagaimana yang ditentukan dalam UUD 1945, ada tugas khusus yang
dilaksanakan oleh Wakil presiden dalam Kabinet Pembanguna III ini ialah terus-menerus
memimpin dan mengikuti pelaksanaan pengawasan pembangunan, yang dalam REPELITA III
meningkat terus.12
Pertanggungjawaban Wakil Presiden
Jabatan apapun yang memiliki kekuasaan, sebaiknya dilengkapi dengan pertanggungjawaban,
supaya dapat diadakan penilaian terhadap pelaksana jabatan yang bersangkutan dalam
melakukan kekuasaan yang dipercayakan kepadanya. Sehingga akan menjadi motivasi yang
bersangkutan untuk berprestasi sebaik-baiknya. Begitu pula halnya dengan jabatan Wakil
Presiden. Tetapi yang menjadi masalah kepada siapa atau lembaga Negara mana Wakil Presiden
bertanggung jawab. Atau dengan perkataan lain, Lembaga Negara apa yang berhak meminta
pertanggungjawaban kepada Wakil Presiden, sebab mengenai hal ini tidak dijumpai ketentual
formil yang secara tegas mengatur (baik dalam UUD NRI tahun 1945 maupun Ketetapan-
ketetapan MPR).
11
Mashuri Maschab, Kekuasaan Eksekutif di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hlm. 17-18
12
Pidato Kenegaraan Presiden R.I Di depan Sidang DPR 16 Agustus 1978, Departemen Penerangan R.I, 1978, P.54
Namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan yang telah disinggung diatas (diantaranya
Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 6 ayat (2) UUD NRI tahun 1945), dapat ditarik beberapa alternatif,
antara lain13
:
a. Wakil Presiden bertanggung jawab kepada MPR, atas dasar dipilih oleh MPR.
Konsekuensinya akan mengakibatkan timbulnya dua pertanggungjawaban eksekutif
yang seolah-olah terpisah.
b. Wakil Presiden bertanggung jawab kepada PResiden atas dasar merupakan pembantu
Presiden (tetapi tidak sama dengan menteri). Kelemahannya :
- Bahwa Wakil Presiden tidak dipilih oleh Presiden adalah untuk menunjukan
perbedaan kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri-menteri selaku pembantu
Presiden.
- Akan berakibat pertanggungjawaban Presiden kepada MPR menjadi bertambah
berat, karena selain harus mempertanggungjawabkan setiap kebijaksanaannya,
juga harus mimikul tanggung jawab tindakan Wakil Presiden.
c. Wakil Presiden bertanggungjawab baik kepada MPR, maupun kepada Presiden, atas
dasar di satu pihak dipilih oleh MPR, di lain pihak merupakan Pembantu Presiden.
Disatu pihak, Wakil Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam arti luas)
karena dipilih MPR. Di lain pihak Wakil Presiden bertanggungjawab kepada Presiden
dalam kedudukannya sebagai Pembantu Presiden (dalam arti sempit)
13
Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandunag, Edisi
Kedua, 1997, hlm. 30-32 dan Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan. FH UII Press, Yogyakarta, Edisi Ketiga, 2006,
hlm. 46
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Secara yuridis kedudukan Wakil Presiden diatur dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (2),
Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD NRI 1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR
No. II/MPR/1973. Peraturan diatas hanya memuat kewenangan Wakil Presiden secara
umum, sedangkan tidak mengatur kewenangan Wakil Presiden secara khusus.
Konsekuensinya Wakil Presiden dalam menjalankan tugasnya tergantung pada
Pemberian dan atau Pelimpahan kekuasaan Presiden.
b. Berdasarkan pasal 4 ayat (2) yang menetapkan bahwa : “Dalam menjalankan
kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden”. Berdasarkan pasal ini,
kemungkinan 5 posisi Wakil Presiden terhadap Presiden yaitu:
- Sebagai wakil yang mewakili Presiden.
- Sebagai pengganti yang menggantikan Presiden.
- Sebagai pembantu yang membantu Presiden.
- Sebagai pendamping yang mendampingi Presiden
- Sebagai wakil Presiden yang bersifat mandiri.
Tetapi dalam menjalankan tugasnya untuk membantu Presisen berbeda dengan
menteri. Salah satunya Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan
Wakil Presiden bersama Presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan.
c. Wakil Presiden dalam menjalankan jabatannya, pertanggungjawaban Wakil Presiden
tidak diatur secara jelas dan tegas baik dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 maupun
Ketetapan-ketetapan MPR. Tetapi dari penjelasan diatas dapat ditafsirkan, bahwa
Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam arti luas) dan bertanggungjawab kepada
Presiden (dalam arti sempit).
Dengan demikian, dari semua permasalahan yang diungkap diatas, sebenarnya kuncinya
disebabkan karena belum ada aturan permainan yang jelas dan tegas mengenai kedudukan Wakil
Presiden, khususnya yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan pertanggungjawabannya, baik
dalam UUD 1945 maupun dalam Ketetapan-ketetapan MPR.
B. SARAN
Berdasarkan penulisan karya tulis ini adapun saran-saran yang dapat diberikan:
a. Bagi Pemerintah (Pembuat peraturan perundangan-undangan) agar dibuat peraturan
yang jelas dan tegas mengenai peran, fungsi, tugas serta kewenangan Wakil Presiden.
Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan yang menjelaskan secara jelas dan
terperinci mengenai jabatan Wakil Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial
di Indonesia. Bahkan dalam Peraturan Dasar pun tidak diatur secara jelas
b. Bagi Peneliti agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Keduduka dan
Kewenangan Wakil Presiden khususnya dalam Sistem Pemerintahan Presidensial
dalam Ketatanegaraan Indonesia.
c. Bagi Penulis agar dalam melakukan penelitian bukan hanya Kepustakaan tetapi juga
Penelitian Lapangan agar lebih jelas data yang didapat.
d. Bagi Pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran untuk pembuatan karya tulis
selanjutnya yang lebih baik dan bermanfaat.
Demikianlah penulisan karya tulis ini. Atas perhatian para pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat!
DAFTAR PUSTAKA
A. BAHAN BACAAN :
 Mahzumar. 2010. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Sebelum
dan Sesudah Amandemen. Bandung: Nusa Media..
 Zainal, Hasan Aini. 1971. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung:
Alumni.
 Maschab,Mashuri.1983. Kekuasaan Eksekutif di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
 Manan, Bagir. 2006. Lembaga Kepresidenan.Yogyakarta: FH UII PRESS.
 Assiddiqie, Jimly. 2010. Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca
Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika.
 Huda, Ni’matul. 2008. UUD 1945 & Gagasan Amandemen Ulang. Jakarta:
Rajawali Press.
 Assiddiqie, Jimly. 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
 Manan, Bagir dan Magnar, Kuntana. 1993. Beberapa Masalah Hukum Tata
Negara Indonesia. Bandung: Alumni.
 Thaib, Dahlan. 1998. Implementasi Sistem Ketatanegaraan menurut UUD 1945.
Yogyakarta: Liberty.
 Indra, Muhammad Ridhwan.1987. Kedudukan Lembaga-lembaga dan Hak
Menguji Menurut Undang-undang Dasar 1945.
B. PERATURAN DASAR
 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/1973
 Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1973
 Ketetapan MPR Nomor III/MPR/1983
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
 Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden
 Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
D. BAHAN HUKUM LAINNYA
 Makalah Struktur Kenegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 1945
oleh Prof. Dr. Jimly Assiddiqie,S.H. dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional di
Denpasar, 14-18 Juli 2003
 Pidato Kenegaraan Presiden R.I Di depan Sidang DPR 16 Agustus 1978, Departemen
Penerangan R.I, 1978, P.54
 Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2000 tentang Penugasan Wakil Presiden untuk
melaksanakan Tugas Presiden dalam hal Presiden berada di Luar Negeri.
 Keputusan Presiden Nomor 121 Tahun 2000 tentang Penugasan Presiden Kepada Wakil
Presiden Untuk Melaksanakan Tugas Teknis Pemerintahan Sehari-hari.
 http://elisa1.ugm.ac.id/files/andi.sandi/uZVkF7Bj/Lembaga-
lembaga%20Negara%20dalam%20Mekanisme%20Checks%20and%20Balances.doc.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar dan sejarah hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar dan sejarah hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar dan sejarah hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar dan sejarah hukum adatnatal kristiono
 
Materi 4 - Hukum Dagang.pptx
Materi 4 - Hukum Dagang.pptxMateri 4 - Hukum Dagang.pptx
Materi 4 - Hukum Dagang.pptxAgustinus Astono
 
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasanPp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasanPajeg Lempung
 
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptPendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptssusercce12f
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korbanyudikrismen1
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Materi 3 - Hukum Dagang.pptx
Materi 3 - Hukum Dagang.pptxMateri 3 - Hukum Dagang.pptx
Materi 3 - Hukum Dagang.pptxAgustinus Astono
 
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Anggit Dwi A
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabTotok Priyo Husodo
 

Was ist angesagt? (20)

Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar dan sejarah hukum adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar dan sejarah hukum   adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  pengantar dan sejarah hukum   adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat pengantar dan sejarah hukum adat
 
Analisis kasus hukum
Analisis kasus hukumAnalisis kasus hukum
Analisis kasus hukum
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Materi 4 - Hukum Dagang.pptx
Materi 4 - Hukum Dagang.pptxMateri 4 - Hukum Dagang.pptx
Materi 4 - Hukum Dagang.pptx
 
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasanPp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
Pp nomor 43 tahun 2014 (pp nomor 43 tahun 2014) penjelasan
 
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.pptPendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
Pendidikan Pancasila - Urgensi Pancasila.ppt
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
P. 3 ruang lingkup dan teori  korbanP. 3 ruang lingkup dan teori  korban
P. 3 ruang lingkup dan teori korban
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Materi 3 - Hukum Dagang.pptx
Materi 3 - Hukum Dagang.pptxMateri 3 - Hukum Dagang.pptx
Materi 3 - Hukum Dagang.pptx
 
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
Resume Buku Hukum Perdata "PENGANTAR HUKUM PERDATA TERTULIS (BW)
 
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung JawabMateri Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
Materi Hukum Pidana tentang Kemampuan Bertanggung Jawab
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2Hukum agraria nasional pert ke 2
Hukum agraria nasional pert ke 2
 

Andere mochten auch

Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Operator Warnet Vast Raha
 
Modul filsafat manusia
Modul filsafat manusiaModul filsafat manusia
Modul filsafat manusiasuher lambang
 
Presiden & wakil presiden
Presiden & wakil presidenPresiden & wakil presiden
Presiden & wakil presidenBelum Kerja
 
Tahapan pilkada serentak tahun 2015
Tahapan pilkada serentak tahun 2015Tahapan pilkada serentak tahun 2015
Tahapan pilkada serentak tahun 2015Dimebag Darrell
 
179663989 format-penulisan-ta-ugm
179663989 format-penulisan-ta-ugm179663989 format-penulisan-ta-ugm
179663989 format-penulisan-ta-ugmSunyo Andriyanto
 
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial pjj_kemenkes
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraMuhammadIqbal169
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaSawah Dan Ladang Ku
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Dadang DjokoKaryanto
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013gustini12linda
 
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Siswa
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku SiswaSejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Siswa
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku SiswaMuhammad Pangisthu
 

Andere mochten auch (14)

Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
Tugas,fungsi dan kedudukan dari mpr,dpr,dpd,presiden,bpk,ma,mk,ky,dan kpu.
 
Modul filsafat manusia
Modul filsafat manusiaModul filsafat manusia
Modul filsafat manusia
 
Presiden & wakil presiden
Presiden & wakil presidenPresiden & wakil presiden
Presiden & wakil presiden
 
MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINIMOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA DINI
 
Tahapan pilkada serentak tahun 2015
Tahapan pilkada serentak tahun 2015Tahapan pilkada serentak tahun 2015
Tahapan pilkada serentak tahun 2015
 
MPPH
MPPHMPPH
MPPH
 
179663989 format-penulisan-ta-ugm
179663989 format-penulisan-ta-ugm179663989 format-penulisan-ta-ugm
179663989 format-penulisan-ta-ugm
 
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
 
Makalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraanMakalah sistem ketatanegaraan
Makalah sistem ketatanegaraan
 
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
Makalah;FUNGSI PENGAWASAN DPRD TERHADAP PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH TENTANG ...
 
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
Buku Panduan Guru IPA kelas 7 kurikulum 2013
 
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Siswa
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku SiswaSejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Siswa
Sejarah Indonesia Kelas XII K13 Buku Siswa
 

Ähnlich wie KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptCandraPasaribu
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...RezaGunawan20
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...OoooAmadikatu
 
PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12Andi Widya
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaChaing Saing
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negarabruh97
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 Fauzan Ardana
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikannovianafarida
 
Eksekutif dalam UUD 1945
Eksekutif dalam UUD 1945Eksekutif dalam UUD 1945
Eksekutif dalam UUD 1945Amelia Utami
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945pjj_kemenkes
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptjosen sembiring
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptjosen sembiring
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12Andi Widya
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan hamRobet Saputra
 

Ähnlich wie KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL (20)

Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.pptSistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945.ppt
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
materi_50_Prof. Nimatul Huda_Sistem Penyelenggaraan Negara Menurut UUD NRI Ta...
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12PKN kd 3.3 no. 6 12
PKN kd 3.3 no. 6 12
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIASISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
 
Bahan ajar lembaga kepresidenan
Bahan ajar   lembaga kepresidenanBahan ajar   lembaga kepresidenan
Bahan ajar lembaga kepresidenan
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negara
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
Makalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negaraMakalah konstitusional dan negara
Makalah konstitusional dan negara
 
LEMBAGA KEPRESIDENAN
LEMBAGA KEPRESIDENANLEMBAGA KEPRESIDENAN
LEMBAGA KEPRESIDENAN
 
Eksekutif dalam UUD 1945
Eksekutif dalam UUD 1945Eksekutif dalam UUD 1945
Eksekutif dalam UUD 1945
 
Ipu
IpuIpu
Ipu
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
 
Power point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.pptPower point TESIS 2010.ppt
Power point TESIS 2010.ppt
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
 
Negara hukum dan ham
Negara hukum dan hamNegara hukum dan ham
Negara hukum dan ham
 

Kürzlich hochgeladen

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Kürzlich hochgeladen (12)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

  • 1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS HUKUM KARYA TULIS LEMBAGA KEPRESIDENAN “KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA” DISUSUN OLEH : NAMA : ELVINA LUHULIMA NIM : 12/328647/HK/19099 YOGYAKARTA 2014
  • 2. DAFTAR ISI 1. COVER 2. DAFTAR ISI 3. PERNYATAAN KEASLIAN 4. RINGKASAN (SUMMARY) 5. BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. METODE PENELITIAN 6. BAB II : PEMBAHASAN A. POSISI KONSTITUSIONAL WAKIL PRESIDEN B. KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN C. HUBUNGAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN D. PERTANGGUNGJAWABAN WAKIL PRESIDEN 7. BAB III : PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN 8. DAFTAR PUSTAKA
  • 3. PERNYATAAN KEASLIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: ELVINA LUHULIMA No.Mahasiswa: 12/328647/HK/19099 Alamat: Jalan Teratai Nomor 6a, Baciro, Yogyakarta dengan ini menyatakan bahwa penelitian/karya tulis ini benar-benar merupakan karya asli dari peneliti yang berbeda dengan penelitian yang ada sebelumnya dan belum pernah digunakan untuk keperluan akademis. Jika di kemudian hari ternyata penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan tersebut di atas, saya bersedia mempertanggungjawabkannya dengan menerima sanksi akademik dari Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta,16 Oktober 2014 ELVINA LUHULIMA
  • 4. RINGKASAN (SUMMARY) Judul Karya Tulis yang diambil yaitu “Kedudukan Wakil Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia”. Penelitian ini berbicara mengenai: 1. Kedudukan Wakil Presiden dalam Sistem pemerintahan Presidensial di Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD NRI 1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1973. Dalam peraturan-peraturan diatas tidak dijelaskan secara tegas dan terperinci kewenangan dan kedudukan Wakil Presiden. Jadi dapat dikatakan posisi Konstitusional Wakil Presiden belum jelas berdasarkan Peraturan Dasar diatas. 2. Hubungan Wakil Presiden dan Wakil Presiden terkhususnya dalam Pasal 4 ayat (2) yaitu “dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang wakil Presiden”. Dalam pasal ini dapat dimungkinkan posisi Wakil Presiden terhadap Presiden yaitu sebagai wakil, pembantu, pendamping, pengganti, dan bersifat mandiri. Dimana dalam melakukan tugas membantu Presiden berbeda dengan menteri-menteri Negara. Salah satunya dilihat bahwa menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan Wakil Presiden pilih bersama Presiden secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. 3. Pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam menjalankan tugas dan kewenangannya berdasarkan Peraturan Dasar. Dalam peraturan dasar tidak dijelaskan dan diatur secara tegas dan terperinci mengenai peran,fungsi bahkan kewenangannya. Tetapi dapat ditafsirkan bahwa di satu pihak, Wakil Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam arti luas) dan dipihak lain bertanggungjawab kepada Presiden (dalam arti sempit) sebagai Pembantu Presiden. Tetapi berbeda dengan menteri-menteri Negara.
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara Hukum sebagaimana yang dimuat dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 : “Negara Indonesia adalah Negara Hukum” bukan Negara Kekuasaan. Hal ini berarti adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut system konstitusional yang diatur dalam Undang-undang Dasar, adanya jaminan-jaminan hak asasi manusia dalam Undang-undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga Negara dalam hokum, serta menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat (demokrasi). Pemilik kekuasaan tertinggi dalam Negara adalah rakyat. Kekuasaan sesungguhnya adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kedaulatan rakyat Indonesia itu diselenggarakan secara langsung dan melalui system perwakilan. Secara langsung, kedaulatan rakyat itu diwujudkan dalam tiga lembaga negara yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan daerah (Legislatif) ; Presiden dan Wakil Presiden (Eksekutif) ; dan Kekuasaan Kehakiman yang terdiri atas Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung (Yudikatif). Kekuasaan pemerintahan Negara oleh Presiden diatur dan ditentukan dalam Bab III UUD 1945 yang diberi judul Kekuasaan Pemerintahan Negara. Bab III UUD 1945 ini berisi 17 pasal yang mengatur berbagai aspek mengenai presiden dan lembaga kepresidenan, termasuk rincian kewenangan yang dimiliki dalam memegang kekuasaan pemerintah. Dapat diakatakan bahwa Bab inilah yang paling banyak materi yang diatur didalamnya, yaitu mulai dari Pasal 4 sampai pasal 16. Bahkan sampai dengan ketentuan Bab V tentang Kementrian Negara yang terdiri dari Pasal 17, sebenarnya sama- sama memuat ketentuan mengenai pemerintahan Negara dibawah Presiden dan Wakil Presiden. Selanjutnya Bab VI tentang Pemerintah Daerah yang berisi Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B, dapat pula disebut termasuk domain pemerintahan eksekutif. Sehubungan dengan uraian diatas maka dalam system Pemerintahan Presidensial kekuasaan tertinggi ada pada eksekutif dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden
  • 6. dibawah Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pada hakikatnya, Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi kekuasaan eksekutif yang tidak terpisahkan karena mereka berdua dipilih dalam satu paket pemilihan secara langsung oleh rakyat. Jika kita kembali melihat dalam Batang Tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, khususnya dalam Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara sangat jelas memuat mengenai kedudukan dan kewenangan Presiden sedangkan mengenai kedudukan dan kewenangan Wakil Presiden tidak dimuat secara tegas dan jelas. Padahal dalam system pemerintahan presidensial di Indonesia, kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden dimana dalam stuktur ketatanegaraan Indonesia kedudukannya sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Dengan demikian penulis berpandangan bahwa ketidakjelasan sejauh mana kedudukan dan kewenangan Wakil Presiden dalam system pemerintahan presidensial berdasarkan Undang-undang Dasar perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan penulisan ini. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah kedudukan Wakil Presiden dalam Pemerintahan Presidensial di Indonesia berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945? 2. Bagaimanakah kedudukan dan kewenangan Wakil Presiden dalam hubungannya dengan Presiden menurut konstitusi dan peraturan Perundang-undangan? 3. Bagaimanakah pertanggungjawaban Wakil Presiden dalam menjalankan tugas dan wewenangnya? C. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini yaitu Penelitian Kepustakaan. Penelitian Kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, buku-buku, tulisan ilmiah dan literatur yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti untuk mendapatkan data sekunder. Penelitian kepustakaan meliputi :
  • 7. A. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang sifatnya mengikat. Bahan hukum primer terdiri dari : 1. Norma/ kaidah dasar : Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 2. Peraturan Dasar : - Batang Tubuh Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 - Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) 3. Peraturan Perundang-undangan : UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 4. Bahan hokum yang tidak dikodifikasikan 5. Yurisprudensi 6. Traktat 7. Bahan hokum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku B. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang member penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal yang telah dikaji oleh bahan-bahan hukum primer, yang bertujuan memberikan kepada peneliti semacam petunjuk kea rah mana peneliti melangkah. Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku dan bahan-bahan pustaka tentang : 1. Buku-buku tentang Konstitusi dan Teori-teori Konstitusi 2. Buku-buku tentang Hukum Tata Negara di Indonesia 3. Buku-buku tentang Lembaga Kepresidenan 4. Buku-buku tentang Sistem Ketatanegaraan Indonesia 5. Buku-buku tentang Masalah-masalah Hukum Tata Negara Indonesia 6. Buku-buku tentang Kekuasaan Eksekutif Indonesia 7. Buku-buku tentang Lembaga-lembaga Negara di Indonesia C. Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang meliputi kamus, penulisan- penulisan hokum, makalah-makalah, karya tulis, pendapat para ahli, bahan-bahan dari internet dan lainnya.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN System pemerintahan Indonesia setelah amandemen keempat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia adalah Sistem Presidensial. Dalam Sistem Presidensial ini ada 5 (lima) hal penting yang perlu diperhatikan1 : (1) Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggara kekuasaan eksekutif negara yang tertinggi di bawah Undang-Undang Dasar. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggungjawab politik berada ditangan Presiden (concentration of power and responsibility upon the President). (2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung dan karena itu secara politik tidak bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat atau lembaga parlemen, melainkan bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang memilihnya. (3) Presiden dan / atau Wakil Presiden dapat dimintakan pertanggungjawabannya secara hukum apabila Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum konstitusi. (4) Para Menteri adalah pembantu Presiden, Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan karena bertanggung-jawab kepada Presiden, bukan dan tidak bertanggungjawab kepada parlemen. (5) Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukannya dalam system presidentil sangat kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin stabilitas pemerintahan, ditentukan pula bahwa masa jabatan Presiden lima tahunan tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua masa jabatan. Di samping itu, beberapa badan atau lembaga negara dalam lingkungan cabang kekuasaan eksekutif ditentukan pula independensinya dalam menjalankan tugas utamanya. Posisi Konstitusional Wakil Presiden. Sebagai hukum dasar tertulis Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia hanya mengatur hal-hal yang bersifat pokok atau garis-garis besar saja mengenai kedudukan, mekanisme kerja atau hubungan tata kerja antara lembaga-lembaga Negara. Selain Presiden, dalam pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), dan Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, juga diatur tentang satu orang Wakil Presiden. Pasal 4 ayat (2) 1 Makalah Struktur Kenegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 1945 oleh Prof. Dr. Jimly Assiddiqie,S.H. dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional di Denpasar, 14-18 Juli 20703
  • 9. menegaskan “Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden”. Dalam Pasal 6A ayat (1) ditentukan bahwa “Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”. Ketentuan mengenai satu pasangan ini menunjukan bahwa jabatan Presiden dan Wakil Presiden itu adalah satu kesatuan pasangan Presiden dan Wakil Presiden. Keduanya adalah dwi-tunggal atau satu kesatuan lembaga kepresidenan. Akan tetapi, meskipun merupakan satu kesatuan institusi kepresidenan, keduanya adalah dua jabatan konstitusional yang terpisah. Oleh karena itu, meskipun di satu segi keduanya merupakan satu kesatuan tapi di segi lain, keduanya memang merupakan dua organ yang berbeda satu sama lain, yaitu dua organ yang tak terpisahkan tetapi dapat dan harus dibedakan satu dengan yang lainnya.2 Kedudukan Wakil Presiden Kedudukan menurut Hasan Zaini Zaenal3 yaitu kedudukan lembaga Negara sebagai tempat suatu lembaga Negara dalam hubungannya dengan dengan lembaga-lembaga lainnya secara keseluruhan. Bila dianalogikan, maka yang dimaksud dengan kedudukan Wakil Presiden dalam hubungannya dengan lembaga-lembaga Negara liannya, terutama dengan jabatan Presiden dan MPR. Apabila dihubungkan dengan lembaga MPR, jelas tergambar bahwa kedudukan Wakil Presiden beradah dibawah Majelis. Tetapi dalam kaitannya dengan Presiden, maka nampaknya ada dua kemungkinan mengenai kedudukan Wakil Presiden4 : 1. Pertama, kedudukan sederajat dengan Presiden 2. Kedua, kududukannya beradah dibawah Presiden (tidak sederajat) Mengenai kedudukan wakil Presiden dalam hubungannya dengan Presiden,bahwa kedudukan Wakil Presiden sederajat dengan Presiden (menurut kemungkinan pertama), dapat diketahui dengan pendekatan yuridis terhadap Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD NRI 1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1973. Dengan demikian, antara Presiden dan Wakil Presiden tidak ada hierarki hubungan atasan dan bawahan. Adapun yang nampak, hanya pembagian prioritas dalam melaksanakan kekuasaan pemerintahab, dimana Presiden adalam pemegang prioritas (the first man), sedangkan Wakil Presiden prioritas kedua 2 Jimly Assiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta,2010, hlm. 110-111 3 Hasan Zaini Zaenal, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung, 1971 4 Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung,Edisi Kedua, 1997, hlm. 22
  • 10. (the second man). Selain itu menurut kemungkinan pertama, Wakil Presiden bukan semata-mata pembantu Presiden. Wakil Presiden adalah unsure pimpinan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga dengan demikian, pimpinan pemerintahan dijalankan bersama (kolegial)oleh Presiden dan Wakil Presiden. Tindakan Presiden adalah juga tindakan Wakil Presiden, dan sebaliknya tindakan Wakil Presiden adalah tindakan Presiden juga. Konsekuensinya, tindakan Wakil Presiden adalah tindakan Pemerintah, oleh karena menurut system UUD 1945, Presiden merupakan Pemerintah (Pasal 4 ayat (1)). Sebaliknya atas dasar kemungkinan kedua, bahwa kedudukan Wakil Presiden berada dibawah Presiden (tidak sederajat), dapat dilihat dalam Pasal 4 ayat (2) dihubungkan dnegan Pasal 5 UUD NRI tahun 1945 serta penjelasannya. Ternyata Presiden adalah satu-satunya penyelenggara pemerintahan Negara yang tertinggi, berada ditangan Presiden. Dengan kata lain, pengertian “dibantu” pada Pasal 4 ayat (2) merupakan pencerminan dari keduduakan Presiden berada diatas Wakil Presiden. Artinya Wakil Presiden tidak dapat bertindak sendiri, karena semata-mata merupakan “pembantu” Presiden yang tugas dan kewajibannya tergantung pada Presiden, meskipun berbeda dengan Menteri. Konsekuensinya, dalam kedudukannya sebagai Pembantu Presiden, tugas dan wewenang Wakil Presiden tergantung pada adanya Pemberian dan atau Pelimpahan kekuasaan dari Presiden. Dalam hal pemeberian kekuasaan, Wakil Presiden bertindak atas namanya sendiri (sebagai Wakil Presiden) , sedangkan dlam pelimpahan kekuasaan, Wakil Presiden bertindak atas nama Presiden.5 Hubungan Presiden dan Wakil Presiden Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa pada Pasal 4 ayat (2) UUD NRI tahun 1945 menetapkan bahwa dalam menjalankan kewajibannya dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.sesuai dengan muatan dari pasal ini, Wakil Presiden bertindak mewakili Presiden dalam hal Presiden berhalangan untuk menghadiri kegiatan tertentu atau melakukan sesuatu di lingkungan kewajiban konstitusional Presiden. Dalam berbagai kesempatan dimana Presiden tidak dapat memenuhi kewajiban konstitusionalnya karena sesuatu alasan yang dapat dibenarkan menurut hokum, maka Wakil Presiden dapat bertindak sebagai Pengganti Presiden. Sementara itu, dalam berbagai kesempatan Wakil Presiden juga dapat bertindak sebagai pendamping bagi 5 Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandung, Edisi Kedua, 1997, hlm. 27-29.
  • 11. Presiden dalam melakukan kewajibannya.6 Dengan demikian, Wakil Presiden mempunyai lima kemungkinan posisi terhadap Presiden, yaitu7 : 1. Sebagai wakil yang mewakili Presiden. Dalam mewakili Presiden, Wakil Presiden haruslah mendapat mandat, baik secara langsung, resmi, ataupun tidak langsung atau tidak resmi. 2. Sebagai pengganti yang menggantikan Presiden. Pergantian dilakukan karena dua kemungkinan : - Presiden berhalangan sementara. Jika sementara, Wakil Presiden diharuskan menerima kewenangan resmi berupa pendelegasian kewenangan sebagai pengganti dengan Keputusan Presiden (dapat dilihat Keppres Nomor 8 tahun 2000 dan Keppres Nomor 121 tahun 2000) - Presiden berhalangan tetap. Dalam hal ini proses pengalihan kewenangan haruslah dilakukan dengan keputusan pihak lain, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat. 3. Sebagai pembantu yang membantu Presiden. Sebagai Pembantu Presiden, kedudukan Wakil Presiden seolah-olah mirip dengan menteri Negara yang juga bertindak membantu Presiden. Tentu saja kedudukan Wakil Presiden lebih tinggi dari menteri, karena menteri bertanggungjawab kepada Presiden dan Wakil Presiden sebagai satu kesatuan jabatan. Tetapi dalam pelaksanaan bantuan itu,yaitu: - Ada bantuan yang diberikan atas inisiatif Wakil Presiden sendiri - Ada bantuan yang diberikan karena diminta oleh Presiden - Ada pula bantuan yang diberikan oleh Wakil Presiden karena ditetapkan oleh Keputusan Presiden 4. Sebagai pendamping yang mendampingi Presiden 5. Sebagai wakil Presiden yang bersifat mandiri. Dalam posisi ini, Wakil Presiden tidak memerlukan persetujuan, instruksi atau penugasan khusus dari Presiden. Walaupun demikian dalam UUD NRI tahun 1945, tidak dijelaskan/diperinci tugas-tugas seorang Wakil Presiden. Demikian pula dalam Ketetapan MPR tidak ditemukan suatu Ketetapan yang 6 Jimly Assiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta,2010, hlm. 111 7 Jimly Assiddiqie, op.cit, hlm. 112-113
  • 12. mengatur tugas Wakil Presiden secara terinci. Dalam Pasal 2 ayat (1) Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1973 berbunyi : 1. Presiden dan Wakil Presiden harus dapat bekerjasama. 2. Calon Wakil Presiden selain memenuhi persyaratan yang ditentukan pada Pasal 1 ketetapan ini. Harus juga menyatakan sanggup bekerjasama dengan Presiden. Dalam ketentuan ini ditekankan lagi bahwa Wakil Presiden harus dapat bekerjasama dengan Presiden, sedangkan Presiden tidak perlu menyatakan harus dapat bekerjasama dengan Wakil Presiden.8 Sejauh mana pembagian tugas Presiden dan Wakil Presiden belum ada pengaturannya. Dengan demikian tugas Wakil Presiden akan ditentukan oleh Presiden sendiri. Besar kecilnya tugas yang akan diserahkan kepada Wakil Presiden akan sangat tergantung serta ditentukan oleh kesamaan serta perbedaan kebijaksanaan politik dari masing-masing pejabat tersebut.9 Istilah dibantu ini dalam UUD 1945 dipergunakan pula pada Pasal 17 ayat (1) yang menetapkan : “Presiden dibantu oleh Menteri-menteri Negara”. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kedudukan Wakil Presiden tidak sama dengan Menteri. Pembantuan yang dilakukan keduanya berbeda. Perbedaan keduanya dapat dilihat dari10 : 1. Pertama, Wakil Presiden diberhentikan dipilih oleh MPR, sedangkan menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 2. Kedua, Wakil Presiden bukan pembantu Kepala Pemerintahan, tetapi merupakan Pembantu Kepala Negara. Menteri-menteri sebagaimana disebutkan dalam Pasal 17 ayat (3) adalah Pembantu Kepala Pemerintahan. 3. Ketiga, apabila Presiden berhalangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 UUD NRI tahun 1945, maka Wakil Presiden dapat menggantikan Presiden. Jika Presiden berhalangan, menteri tidak dapat menggantikan Presiden, kecuali dalam waktu yang sama Wakil Presiden juga berhalangan Bertolak dari ketidakjelasan tugas dan kewenangan Wakil Presiden dalam UUD 1945 maupun dalam Ketetapan MPR, maka kita dapat melihat contoh tugas Wakil Presiden pada jaman Orde Baru dimana dalam Penjelasan Presiden Suharto pada Pengumuman Pembentukan Kabinet 8 Muhammad Ridwan Indra,Kedudukan Lembaga-lembaga Negara dan Hak Menguji menurut UUD 1945, Sinar Grfika, Jakarta, 1987, hlm.68 9 Soehino, Hukum Tata Negara (Hubungan Fungsional antara Lembaga-lembaga Negara tingkat Pusat menurut UUD 1945),Liberty, Yogyakarta, 1984, hlm. 36 10 Ni’matul Huda, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang, Rajawali Pers, Jakarta, 2008, hlm. 150
  • 13. Pembangunan II tanggal 27 Maret 1973, yang menyatakan bahwa tugas Wakil Presiden adalah sebagai berikut11 : 1. Tugas Umum: Sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) UUD 1945, tugas Wakil Presiden ialah membantu Presiden dalam melaksanakan tugasnya. 2. Tugas Khusus : a. Memperhatikan secara khusus, menampung masalah-masalah dan mengusahakan pemecahan masalah-masalah yang perlu, yang menyangkut bidang tugas kesejahteraan rakyat. b. Melakukan pengawasan operasional pembangunan dengan bantuan departemen- departemen, dalam hal ini adalah inspektur-inspektur jenderal daripada departemen- departemen yang bersangkutan. Tugas Wakil Presiden Adam Malik dalam Kabinet Pembangunan III, secara prinsipiil juga tidak berbeda dengan tugas Wakil Presiden dalam Kabinet Pembangunan II. Disamping tugas yang bersifat umum sebagaimana yang ditentukan dalam UUD 1945, ada tugas khusus yang dilaksanakan oleh Wakil presiden dalam Kabinet Pembanguna III ini ialah terus-menerus memimpin dan mengikuti pelaksanaan pengawasan pembangunan, yang dalam REPELITA III meningkat terus.12 Pertanggungjawaban Wakil Presiden Jabatan apapun yang memiliki kekuasaan, sebaiknya dilengkapi dengan pertanggungjawaban, supaya dapat diadakan penilaian terhadap pelaksana jabatan yang bersangkutan dalam melakukan kekuasaan yang dipercayakan kepadanya. Sehingga akan menjadi motivasi yang bersangkutan untuk berprestasi sebaik-baiknya. Begitu pula halnya dengan jabatan Wakil Presiden. Tetapi yang menjadi masalah kepada siapa atau lembaga Negara mana Wakil Presiden bertanggung jawab. Atau dengan perkataan lain, Lembaga Negara apa yang berhak meminta pertanggungjawaban kepada Wakil Presiden, sebab mengenai hal ini tidak dijumpai ketentual formil yang secara tegas mengatur (baik dalam UUD NRI tahun 1945 maupun Ketetapan- ketetapan MPR). 11 Mashuri Maschab, Kekuasaan Eksekutif di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hlm. 17-18 12 Pidato Kenegaraan Presiden R.I Di depan Sidang DPR 16 Agustus 1978, Departemen Penerangan R.I, 1978, P.54
  • 14. Namun dengan memperhatikan beberapa ketentuan yang telah disinggung diatas (diantaranya Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 6 ayat (2) UUD NRI tahun 1945), dapat ditarik beberapa alternatif, antara lain13 : a. Wakil Presiden bertanggung jawab kepada MPR, atas dasar dipilih oleh MPR. Konsekuensinya akan mengakibatkan timbulnya dua pertanggungjawaban eksekutif yang seolah-olah terpisah. b. Wakil Presiden bertanggung jawab kepada PResiden atas dasar merupakan pembantu Presiden (tetapi tidak sama dengan menteri). Kelemahannya : - Bahwa Wakil Presiden tidak dipilih oleh Presiden adalah untuk menunjukan perbedaan kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri-menteri selaku pembantu Presiden. - Akan berakibat pertanggungjawaban Presiden kepada MPR menjadi bertambah berat, karena selain harus mempertanggungjawabkan setiap kebijaksanaannya, juga harus mimikul tanggung jawab tindakan Wakil Presiden. c. Wakil Presiden bertanggungjawab baik kepada MPR, maupun kepada Presiden, atas dasar di satu pihak dipilih oleh MPR, di lain pihak merupakan Pembantu Presiden. Disatu pihak, Wakil Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam arti luas) karena dipilih MPR. Di lain pihak Wakil Presiden bertanggungjawab kepada Presiden dalam kedudukannya sebagai Pembantu Presiden (dalam arti sempit) 13 Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni, Bandunag, Edisi Kedua, 1997, hlm. 30-32 dan Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan. FH UII Press, Yogyakarta, Edisi Ketiga, 2006, hlm. 46
  • 15. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa: a. Secara yuridis kedudukan Wakil Presiden diatur dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 UUD NRI 1945 jo. Pasal 2 ayat (1) dan (2) Ketetapan MPR No. II/MPR/1973. Peraturan diatas hanya memuat kewenangan Wakil Presiden secara umum, sedangkan tidak mengatur kewenangan Wakil Presiden secara khusus. Konsekuensinya Wakil Presiden dalam menjalankan tugasnya tergantung pada Pemberian dan atau Pelimpahan kekuasaan Presiden. b. Berdasarkan pasal 4 ayat (2) yang menetapkan bahwa : “Dalam menjalankan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden”. Berdasarkan pasal ini, kemungkinan 5 posisi Wakil Presiden terhadap Presiden yaitu: - Sebagai wakil yang mewakili Presiden. - Sebagai pengganti yang menggantikan Presiden. - Sebagai pembantu yang membantu Presiden. - Sebagai pendamping yang mendampingi Presiden - Sebagai wakil Presiden yang bersifat mandiri. Tetapi dalam menjalankan tugasnya untuk membantu Presisen berbeda dengan menteri. Salah satunya Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, sedangkan Wakil Presiden bersama Presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu pasangan. c. Wakil Presiden dalam menjalankan jabatannya, pertanggungjawaban Wakil Presiden tidak diatur secara jelas dan tegas baik dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 maupun Ketetapan-ketetapan MPR. Tetapi dari penjelasan diatas dapat ditafsirkan, bahwa Presiden bertanggungjawab kepada MPR (dalam arti luas) dan bertanggungjawab kepada Presiden (dalam arti sempit). Dengan demikian, dari semua permasalahan yang diungkap diatas, sebenarnya kuncinya disebabkan karena belum ada aturan permainan yang jelas dan tegas mengenai kedudukan Wakil Presiden, khususnya yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan pertanggungjawabannya, baik dalam UUD 1945 maupun dalam Ketetapan-ketetapan MPR.
  • 16. B. SARAN Berdasarkan penulisan karya tulis ini adapun saran-saran yang dapat diberikan: a. Bagi Pemerintah (Pembuat peraturan perundangan-undangan) agar dibuat peraturan yang jelas dan tegas mengenai peran, fungsi, tugas serta kewenangan Wakil Presiden. Hal ini dikarenakan belum adanya peraturan yang menjelaskan secara jelas dan terperinci mengenai jabatan Wakil Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia. Bahkan dalam Peraturan Dasar pun tidak diatur secara jelas b. Bagi Peneliti agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Keduduka dan Kewenangan Wakil Presiden khususnya dalam Sistem Pemerintahan Presidensial dalam Ketatanegaraan Indonesia. c. Bagi Penulis agar dalam melakukan penelitian bukan hanya Kepustakaan tetapi juga Penelitian Lapangan agar lebih jelas data yang didapat. d. Bagi Pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran untuk pembuatan karya tulis selanjutnya yang lebih baik dan bermanfaat. Demikianlah penulisan karya tulis ini. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat!
  • 17. DAFTAR PUSTAKA A. BAHAN BACAAN :  Mahzumar. 2010. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen. Bandung: Nusa Media..  Zainal, Hasan Aini. 1971. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: Alumni.  Maschab,Mashuri.1983. Kekuasaan Eksekutif di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.  Manan, Bagir. 2006. Lembaga Kepresidenan.Yogyakarta: FH UII PRESS.  Assiddiqie, Jimly. 2010. Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sinar Grafika.  Huda, Ni’matul. 2008. UUD 1945 & Gagasan Amandemen Ulang. Jakarta: Rajawali Press.  Assiddiqie, Jimly. 2006. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.  Manan, Bagir dan Magnar, Kuntana. 1993. Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia. Bandung: Alumni.  Thaib, Dahlan. 1998. Implementasi Sistem Ketatanegaraan menurut UUD 1945. Yogyakarta: Liberty.  Indra, Muhammad Ridhwan.1987. Kedudukan Lembaga-lembaga dan Hak Menguji Menurut Undang-undang Dasar 1945. B. PERATURAN DASAR  Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945  Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/1973  Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1973  Ketetapan MPR Nomor III/MPR/1983 C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN  Undang-undang Nomor 23 tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden  Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
  • 18. D. BAHAN HUKUM LAINNYA  Makalah Struktur Kenegaraan Indonesia Setelah Perubahan Keempat UUD Tahun 1945 oleh Prof. Dr. Jimly Assiddiqie,S.H. dalam Seminar Pembangunan Hukum Nasional di Denpasar, 14-18 Juli 2003  Pidato Kenegaraan Presiden R.I Di depan Sidang DPR 16 Agustus 1978, Departemen Penerangan R.I, 1978, P.54  Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2000 tentang Penugasan Wakil Presiden untuk melaksanakan Tugas Presiden dalam hal Presiden berada di Luar Negeri.  Keputusan Presiden Nomor 121 Tahun 2000 tentang Penugasan Presiden Kepada Wakil Presiden Untuk Melaksanakan Tugas Teknis Pemerintahan Sehari-hari.  http://elisa1.ugm.ac.id/files/andi.sandi/uZVkF7Bj/Lembaga- lembaga%20Negara%20dalam%20Mekanisme%20Checks%20and%20Balances.doc.