SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin
                           Pasar
            Resume di ajukan untuk memenuhi UAS

               Pengelolaan Merek dan Reputasi




                 Dosen Pembimbing :

               Fitriana Utami Dewi, M. Med. Kom



                        Disusun Oleh :

         Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah         B06210013

                            5F3.1
         Program Studi Ilmu Komunikasi
                   Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
                              2013
BRAND EQUITY TEN

    Mengapa orang lebih menyukai Coca-Cola dari pada Pepsi Cola? Mengapa harga mobil
Toyota Avanza lebih mahal dari pada Dai0hatsu Xenia padahal produknya sama? Mengapa
produk-produk IB dipandang tinggi oleh masayrakat?

    Gambaran tersebut menunjukkan betapa pentingya merek di mata konsumen. Konsumen
memiliki kepedulian, penerimaan, maupun preferensi yang tinggi terhadap merek yang di
pandang mempunyai reputasi atau memliki ekuitas merek yang tinggi.

    David A. Aaker menyatakan bahwa merek memberikan “nilai” sehingga nilai total
produk yang “bermerek” baik, menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang nilai semata-
mata secara objektif. Karena reputasi tinggi merek yang baik tentunya tidak jatuh dari langit
akan tetapi di bangun melalui proses yang bahkan tidak jarang memakan waktu ratusan
tahun. Jika pembangunan merek memerlukan usaha sedemikian, maka wajar muncul
kompensasi tambahan nilai. Aaker menyebut nilai tersebut ekuitas merek (brand equity).
Konsep ini muncul dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa merek yang bereputasi
merupakan aset yang juga dapat diperjual belikan sebagaimana aset-aset perusahaan. Merek
yang prestisius memiliki ekuitas yang tinggi.

    Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi untuk
mengidentifikasi barang dan jasa seseorang atau sekelompok penjual dan membedakannya
dari produk lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk konsisten memberikan ciri,
manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek lebih dari jaminan kualitas karena di
dalamnya tercakup enam pengertian yakni:

       1. Atribut produk. Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, dan desain.
       2. Manfaat. Suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli
           manfaat dari produk tersebut. Atribut merek diperlukan untuk diterjemahkan
           menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional.
       3. Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.
       4. Budaya. Merek juga mencerminkan budaya tertentu yang ada pada suatu
           perusahaan.
       5. Kepribadian. Produk tertentu meberikan kepribadian orang yang terkenal untuk
           mendongkrak atau menopang merek produknya.
6. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
           produk tersebut.

       Dalam kondisi pasar yang kompetitif, prefensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci
sukses.beberapa pruduk dengan kualitas, model, karakteristik tambahan (features), serta
kualitas yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda di pasar karena perbedaan
persepsi dalam benak konsumen.

       Pembentukan persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek. Suatu produk dengan
ekuitas merek yang kuat akan berkesempatan membentuk landasan merek (brand platform)
yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan merek dalam persaingan apa-pun dalam
waktu yang lama.

       Pada awalnya ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan libilitas merek
dikembangkan oleh David aaker. Elemen utama dari ekuitas merek yaitu:

       A. Kesadaran Merek (Brand Awareness)

       Kesadaran (awareness) adalah keberadaan merek dalam pikiran konsumen, yang
dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci
dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas
pasar merek, kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaraan merek
merupakan key of brand aset atau kunci pembuka untuk masuk elemen lainnya.

       Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai
berikut:

       1. Unawer of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam
           piramida kesadaraan merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu
           merek.
       2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek,
           dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan
           kembali lewat bantuan (aided recal).
       3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah pengingatan kembali
           terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall).
       4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh
           konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata
lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
            benak konsumen.

   Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji
bagaimana merek menciptakan suatu nilai. Dan ada beberapa nilai-nilai kesadaran merek
yaitu:

   a. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain.
         Jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan
         sulit melekat pada merek tersebut.
   b. Familier atau rasa suka
         Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek
         kita, yang lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita
         pasarkan.
   c. Substansi atau komitmen
         Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang sangat
         penting bagi perusahaan. Jadi jika kesadaraan atas merek tinggi, kehadiran merek itu
         akan selalu dapat dirasakan. Sebuah merek dengan kesadaraan konsumen tinggi
         biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu di iklankan secara luas, eksistensi
         yang sudah teruji oleh waktu, jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut
         dikelola dengan baik.

         Karena itu, jika kualitas merek adalah sama, kesadaraan merek akan menjadi faktor
         yang menentukan dalam keputusan pembelian.

   d. Mempertimbangkan merek
         Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek
         yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek
         mana akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai timbangan
         tinggi. Jika merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan
         dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan
         dalam ingatan konsumen adalah disukai atau dibenci.
B. Persepsi Nilai (Perceived Value)

       Salah satu peran brand identity adalah membentuk value proposition yang melibatkan
manfaat fungsional, yang merupakan dasar bagi merek dalam hampir semua kelas produk.
Jika merek tidak menghasilkan nilai, biasanya mudah diserang oleh pesaing. Ukuran nilai
menghasilkan indikator singkat tentang suatu merek dalam menciptakan value proposition.
Berfokus pada nilai lebih manfaat fungsional, suatu pengukuran dapat diaplikasikan pada
berbagai kelas produk.

       Brand value dapat diukur dengan memperhatikan:

       1. Apakah suatu produk merek membuktikan bahwa nilainya sesuai dengan uang
           yang dikeluarkan konsumen.
       2. Apakah ada alasan untuk memilih merek ini dibandingkan merek lain.

       Hal penting dalam persepsi adalah bahwa konsep ini berbeda dengan persepsi kualitas
(perceived quality), persepsi nilai dalam beberapa konteks diartikan sebagai persepsi kualitas
dibagi harga. Beberapa bukti dari studi Total Research berdasarkan data-data Equitrend
menunjukkan bahwa rata-rata perceived quality menerangkan 80% variasi dalam perceived
value. Dan kebanyakan merek, perceived quality merupakan alat prediksi sejarah penjualan
yang lebih baik dibandingkan nilai. Perceived quality (secara umum) berhubungan dengan
prestise dan penghargaan terhadap suatu merek. Sebaliknya, nilai berkaitan dengan manfaat
fungsional, praktek pembelian, dan penggunaan merek tersebut.

       C. Kepribadian Merek (Brand Personality)

       Kepribadian (personality) adalah ikatan emosi tersebut dengan manfaat merek itu
sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan customer relantioship. Kepribadian merek
akan melibatkan dimensi yang unik untuk sebuah merek.

       Kepribadian suatu merek dapat digambarkan dengan demografi (usia, jenis kelamin,
kelas sosial ekonomi, dan ras), gaya hidup (aktivitas, kegemaran, pendapat), atau ciri-ciri
pembawaan (tertutup, dependen).
D. Asosiasi Organisasi (Organizational Associations)

           Asosiasi organisasi akan menjadi faktor penting jika merek yang kita miliki mirip
dalam hal atribut dengan merek lain, atau jika organisasi merupakan hal penting untuk
dilihat.

           Unsur-unsur asosiasi organisasi yaitu:

           1. Orientasi pada masyarakat atau komunitas (society/community orientation)
                  Organisasi yang baik dapat dibuktikan melalui berbagai macam cara seperti,
              peka terhadap lingkungan, mensponsori terhadap kegiatan amal, memperlakukan
              para pekerja atau karyawan dengan layak. Organization associations sangat
              diperlukan dalam mengembangkan asosiasi berorentasi masyarakat atau
              komunitas, yang akan mempertinggi loyalitas konsumen walaupun sangat sulit
              untuk menyatakan besaran loayalitas.
                  Program peduli lingkungan adalah suatu cara untuk menjadi perusahaan baik,
              seperti penggunaan kemasan atau komposisi yang dapat didaur ulang sehingga
              ramah lingkungan. Kesan bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan akan
              lebih sulit ditiru karena hal itu lebih dapat dilihat dan dipercaya.
           2. Persepsi Kualitas (Perceived Equality)
                  Pesepsi kualitas hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan
              konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan sebagai cara langsung dengan
              demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding
              yang dimiliki pesaing. Asosiasi organisasi menjadi sarana baik untuk
              mengkomunikasikan kaualitas yang dapat dipercaya dan selanjutnya membantu
              mengembangkan loyalitas.
           3. Inovasi
              Inovasi adalah asosiasi merek kunci bagi perusahaan Jepang. Inovasi hal penting
              bagi perusahaan barat, terutama persaingan di dalam kelas produk di mana
              teknologi dan inovasi menjadi penting bagi konsumen.
              Pada suatu waktu akan ada konsumen yang tidak yakin, sehingga kualitas pada
              dimensi yang tidak berwujud seperti inovasi akan memberikan keuntungan.
              Inovasi juga dapat menjadi sarana untuk membuat merek produk tampil lebih
              modern dan up to date.
4. Perhatian pada Pelanggan
          Perusahaan selalu menempatkan konsumen pada tempat pertama sebagai nilai inti.
          Beberapa merek perusahaanmelihat konsep”persahabatan” sebagai elemen
          identitas merek perusahaan. Hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan
          memberikan yang diinginkan oleh konsumen. Seperti, kejujuran, perhatian, dapat
          dipercaya dan rasa hormat.
       5. Keberadaan dan keberhasilan (Presence and success)
          Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang mendukung
          produk dan sejarah panjang dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman. Sukses
          yang diindikasikan dengan penjualan atau pertumbuhan penjualan, juga
          menciptakan rasa percaya diri bagi konsumen yang telah memilih merek tersebut.
       6. Lokal vs Global
          a. Menjadi lokal
              Salah satu strategi diferensiasi adalah membuat satu merek dipersepisikan
              sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Usaha yang serius untuk berlaku
              lokal juga dapat menghasilkan pengertian yang           lebih baik mengenai
              kebutuhan dan kebiasaan lokal.
          b. Menjadi global
              Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu
              mampu berinvestasi di R&D dan mendatangkan kemajuan dinegara dimana
              mereka berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise karena ia
              mampu berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda.


       E. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

       Persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya.
Persepsi kualitas merupakan salah satu kunci dimensi ekuitas merek.

       Nilai-nilai persepsi kualitas yaitu:

       1. Alasan untuk membeli
          Konsumen sering kali tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring
          informasi yang mungkin mengarah pada objektivitasnya mengenai kualitas. Atau
          informasi itu memang tidak tersedia.
Terkait dengan keputusan pembelian, persepsi kualitas mampu mengefektifkan
           semua elemen program pemasaran. Apabila kesan kualitas tinggi, kemungkinan
           besar periklanan dan promosi yang dilancarkan akan efektif.
       2. Diferensiasi atau posisi
           Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisisnya dalam dimensi persepsi
           kualitas yaitu apakah merek tersebut superoptimum, optimum, bernilai, atau
           ekonomis. Juga, berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek teresebut baik
           atau sekadar kompetitif terhadap merek lain.
       3. Harga optimum
           Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberikan sumber daya untuk
           reinvestasi pada merek tersebut.
       4. Minat saluran distribusi
           Sebuah pengecer atau pos salurannya dapat menawarkan suatu produk yang
           memiliki persepsi kulaitas tinggi dengan harga yang menarik dan menguasai lalu
           lintas distribusi tersebut. Pos saluran distribusi dimotivasi untuk menyalurkan
           merek-merek yang diminati oleh konsumen.
       5. Perluasan merek
           Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat diekploitasi untuk
           meluaskan diri jauh, dan akan mempunyai peluang sukses yang lebih besar
           dibandingkan merek dengan persepsi kualitas yang lemah.
           Caranya adalah dengan menggunakan merek tersebut untuk masuk ke dalam pasar
           kategori produk baru. Syarat perluasan merek agar berhasil yaitu merek tersebut
           harus kuat, merek bisa diperluas, keeratan produk yang satu dan lain.


       F. Kepemimpinan atau Popularitas (Leadership/Popularity)

       Pengukuran persepsi kualitas biasanya tidak memperhitungkan inovasi kompetitor
atau pesaing. Sebetulnya yang lebih dibutuhkan oleh pasar adalah tembahan konsep persepsi
kualitas yang dapat menarik dinamika pasar iti sendiri.

       Kepemimpinan mempunyai dimensi, diantaranya:

       1. Menggambarkan bagian dari sindrom “nomor satu”
           Cukup banyak konsumen ikut berperan dalam konsep merek dan membuatnya
           menjadi sales leader, merek tersebut pasti memiliki suatu kelebihan.
2. Kepemimpinan menarik dinamika consumer acceptance, yaitu fakta bahwa setiap
           orang selalu ingin populer dan tidak ingin melawan arus.
       3. Kepemimpinan menimbulkan inovasi di dalam kelas produk, dimana sebuah
           merek bergerak mendahului teknologi.


       G. Harga Optimum

       Indikator dasar loyalitas adalah jumlah konsumen yang bersedia membayar untuk
sebuah merek dibandingkan merek lain yang menawarkan manfaat yang sama atau sedikit
lebih rendah harganya. Harga optimum satu-satunya pengukuran ekuitas merek yang terbaik
dan tersedia, karena pengukuran ini langsung menangkap konsumen loyal dengan cara yang
relevan.

       H. Kepuasaan atau Loyalitas

       Kepuasaan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal
kepada suatu merek. Loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk.

       Tingkatan loyalitas merek diantaranya:

       1. Swither/price buyer (pembeli yang berpindah-pindah) adalah tingkatan loyalitas
           yang paling dasar. Semakin sering pembelian konsumen berpindah dari suatu
           merek ke merek lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek
           dianggap memadai. Dalam hal ini merek memegang perananan kecil dalam
           keputusan pembelian. Ciri paling jelas dalam kategori ini adalah mereka membeli
           suatu merek karena banyak konsumen lain memebeli merek tersebut harganya
           lebih murah.
       2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) adalah pembeli yang mengalami
           ketidak puasan mengkonsumsi suatu merek produk sehingga berpindah ke merek
           lain. Jadi, ia membeli suatu merek karena kebiasaan.
       3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) adalah kategori
           pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi. Namun mereka dapat
           saja berpindah merek dengan menanggung switching cost (biaya peralihan). Untuk
           menarik peminat pembeli, pesaing perlu mengatasi baiya peralihan yang harus
           ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat sebagai kompensasi.
4. Likes the brand (menyukai merek) adalah pembeli yang sungguh-sungguh
           menyukai merek tersebut. Rasa suka di dasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan
           simbol, rangkaian, pengalaman menggunakan merek sebelumnya, atau persepsi
           kualitas yang tinggi.
       5. Committed buuyer (pembeli yang berkomitmen) adalah kategori yang setia.
           Cirinya adalah tindakan pembeli merekomendasi atau mempromosikan merek
           yang ia gunakan kepada orang lain.

       Loyalitas merek dapat memberikan nilai kepada perusahaan di antaranya: mengurangi
biaya pemasaran, meningkatkan perdagangan, menarik konsumen baru, membeli waktu untuk
merespon ancaman pesaing.

       I. Pangsa Pasar (Market Share)

       Merek suatu produk akan menjadi aset berharga pada saat merek itu sedang
mengalami pertumbuhan penjualan atau berada pada kondisi yang stabil. Jika suatu merek
menancap kuat pada benak konsumen, pangsa pasar merek tersebut akan mengalami
peningkatan atau setidaknya stabil.

       Pangsa pasar merupakan cermin pengukuran ekuitas merek yang baik. Jika ekuitas
merek suatu produk tidak kuat, pangsa pasarnya akan menurun tajam sebagai dampak
aktivitas pesaing yang mampu mengikis ekuitas merek produk yang menjadi perhatian.

       J. Harga Pasar (Market Price) dan Jangkauan Distribusi (Distribution
           Coverage)

       Penetapan harga harus memperhatikan faktor intrnal maupun eksternal. Penetapan
harga pasar biasanya dimulai dari kebutuhan pelanggan (customer meds) kemudian dari
faktor lain. Pangsa pasar atau sales data juga sensitif terhadap jangkauan distribusi.
Perolehan atau kehilangan outlet utama, atau perpindahan penjualan.

       Strategi distribusi yang digunakan oleh produsen yaitu:

       1. Strategi tunggal yakni menggunakna satu perusahaan distribusi atau ditributor
           untuk mendistribusikan produknya secara nasional.
       2. Strategi multi nasional yakni menggunakan beberapa perusahaan distribusi untuk
           mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia.
3. Strategi distribusi sendiri yakni perusahaan mendistribusikan sendiri produk yang
           dimilikinya. Perusahaan biasanya memasarkan langsung ke konsumen maupun
           pengecer atau mendirikan satu perusahaan distribusi untuk mendistribusikan
           produknya.
       4. Strategi mikroskopik yakni menempatkan suatu wilayah menjadi subwilayah yang
           lebih kecil, kemudian mengangkat satu diyributor untuk setiap subwilayah
           tersebut.
       5. Strategi kombinasi yakni menggunakan berbagai kombinasi 4 strategi di atas.

Contoh kasus

       Diapet adalah sebuah merek yang relatif diluncurkan pada sebtember 2000. Pangsa
pasar Diapet sekarang ini telah mencapai 17,3% dan berada diperingkat dua nasional. Semua
ini tak lepas dari besutan tangan dingin Hindrianto Lukas sebagai Marketing Director dan
Harun Pramono sebagai Marketing Managernya.

       Diapet yang diproduksi oleh PT. SOHO Industri Pharmasi merupakan salah satu obat
diare yang beredar bebas di pasar atau sering disebut OTC (Over the counter). Diapet
diluncurkan pertama kali di pasar pada bulan September 2000 dengan konsep baru, yaitu obat
Diare dengan kategori tradisional yang berbahan alami (natural formula) namun dikemas
secara modern dengan industri farmasi seperti GMP (good manufacturing practive) atau
disebut CPOB (cara pembuatan obat yang baik). Diapet terbuat dari 100% bahan alami
dengan komposisi daun jambu biji (psidii folium), rimpang kunyit, dan kulit buah delima.
Sebagaimana diketahui penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare sudah teruji sejak
dulu dan sudah pula teruji klinis.

       Menurut data ritel audit dari lembaga riset independen AC Nielsen, total pasar obat
diare (kategori anti diarrebea) di indonesia adalah sebesar 91, 9 milyar rupiah pertahun
(periode Juni 2001-Mei 2002), tercatat 23 merek yang aktif berkiprah di pasar. Urutan 5 besar
pangsa pasar dari yang tertinggi adalah neo Entrostop (PT. Kalbe Farma), Diapet (PT. SOHO
Industri Pharmasi), Cap kupu-kupu (PT. Bintang kupu-kupu), Dialet (PT. Erela), dan New
Diatabs (PT. Medifarma laboratories).

       Pertambahan jumlah penduduk dan mencuatnya krisis ekonomi di Indonesia
menyebabkan pasar obat bebas atau OTC bertumbuh dengan pesat dan masyarakat cenderung
membeli obat yang murah dan mudah diperoleh. Fenomena ini diperkuat oleh temuan
lembaga riset independen IMS Helath yang menunjukkan bahwa OTC di Indonesia
tahun2002 tumbuh sebesar 25,1%, lebih tinggi dari pada pertumbuhan total pasar obat-obatan
yaitu 23,6%. Demikaian pula pasar obat diare yang lebih besar adalah produk OTC
mengalami pertumbuhan sebesar 10% tahun 2002 dan diperkiran akan tetap bertumbuhan di
tahun-tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:

   a. Banyak merek yang mulai beriklan gencar di TV
   b. Pasar obat diare dapat diperluas
   c. Merek-merek lama mulai aktif beriklan di TV dan pasar obat diare masih dapat
       diperluas.

   Sebagai pembanding, Neo Entrostop dengan pertimbangan merek tersebut adalah permain
lama di pasar dan merupakan pemimpin pasar sekaligus pesaing utama Diapet. Neo Entrostop
yang juga adalah satu dari sekian banyak merek produk OTC, diproduksi oleh PT. Kalbe
Farma, Tbk., sebuah perusahaan farmasi nasional yang sudah go public dan listing di bursa
efek Jakarta. Neo entrostop di anggap mewakili obat diare dengan kategori modern.
Komposisi yang dimiliki oleh Neo Entrostop hampir sama dengan obat diare lain pada
umumnya, yaitu bahan aktif Attapulgite dan Pectin.

   Model Brand Equity Ten merupakan suatu model yang dikembangkan oleh David Aaker
sebagai perluasan dari konsep ekuitas merek. Dalam model Brand Equity Ten,
pengukurannya dikelompokkan dalam lima kategori yakni:

       1. AWARESS MEASURES

   Kesadaraan merek (brand awarenes) yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk
tertentu. Konsumen cenderung membeli produk dengan merek yang sudah dikenalinya atas
dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan, dan sebagainya. Konsumen menganggap bahwa
merek yang sudah mereka kenal menghindarkan dari berbagai resiko pemakaian asumsi
mereka adalah merek yang mereka kenal dapat diandalkan.

   Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian
kesadaraan dibenak konsumen. Kesadaran merek dapat dibangun dan diperbaiki cara-cara
sebagai berikut:

   a. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah di ingat oleh konsumen
b. Pesan yang disampaiakan harus berbeda dibandingkan produk lainnya serta harus ada
       hubungan antara merek dan kategori produknya
   c. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen
       mengingat
   d. Jika suatu produk memiliki simbol, hendaknya simbol itu dapat dihubungkan dengan
       mereknya
   e. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat pelanggan
   f. Kesadaraan merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan
       kategori produk, merek, atau keduanya
   g. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk
       ingatan adalah lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan

   Dalam konteks kasus Diapet dan Entrostop, penelusuran terhadap tingkat kesadaraan
merek dilakukan dalam urutan berikut:

   1) Top of Mind (Puncak Pikiran)

   Dari hasil penelitian yang di lakukan kepada responden, merek dengan pangsa pasar yang
besar memperoleh top of mind yang tinggi yaitu Neo Entrostop, Diapet, New Diatabs, New
kupu-kupu dan lain sebagainya.

   Walaupun pangsa pasar Diapet kurang lebih hanya seprtiga dari Neo Entrostop (data ritel
audit AC Nielsen), akan tetapi ia mampu memperoleh top of mind cukup tinggi mendekati
Neo Entrostop.

    Diapet merek yang disebut pertama kali oleh responden, hal ini mungkin iklan TV
Diapet yang cukup gemcar sehingga kesadaraan terhadap merek Diapet tetap terjaga.
Sementara Neo Entrostop adalah produk yang paling laku namun iklannya baru muncul
kembali pada beberapa bulan terakhir saja.

   2) Brand Recall (pengingatan kemabali terhadap merek)

   Brand Recall Neo Entrostop dan Diapet masih merupakan yang tertinggi dibandingkan
merek-merek obat diare lain. Ada pula responden yang salah menyebut merek produk (bukan
obat diare), seperti obat Maag Promag dan waisan dan lain-lain, mungkin karena sakit perut
juga merupakan gejala dari penyakit maag.
3) Brand Recognition (pengenalan Merek) dan Unaware of Brand (Tidak menyadari
       Merek)

   Pertanyaan merek yang di ajukan kepada responden:”apakah anda mengenal obat diare
merek diapet dan Neo Entrostop?” bila responden menjawab YA, tetapi belum
mencantumkan merek tersebut pada jawaban pertanyaan sebelumnya (Brand Recall), maka
merek tersebut merupakan brand Recognition. Bila responden menjawab tidak, maka merek
tersebut merupakan Unaware of Brand.

   Keberadaan merek Neo Entrostop lebih diingat oleh responden dari pada merek Diapet
karena jumlah responden yang harus diingatkan kembali lebih sedikit. Demikian pula
responden yang tidak mengenal Neo entrostop adalah sedikit dibandingkan responden yang
tidak mengenal Diapet.

   Dari sumber penegetahuan merek adalah bahwa Diapet lebih dikenal konsumen melalui
Iklan TV sementara faktor relasi untuk Neo Entrostop tetap di atas, hal ini mungkin
disebabkan karena merek Neo Enstrostop sudah dikenal sejak dulu atau turun-menurun
sehingga faktor word of mounth menjadi dominan.

       2. ASSOCIATIONS MEASURES


   a) Persepsi Nilai (Perceived value)

   Penggerak utama pembentukan perceived value yang erat kaitannya dengan kepuasaan
pelanggan yaitu kualitas produk, harga, kualitas layanan (service quality), faktor emosional
(emotional factor), dan kemudahan.

           1) Dimensi Kualitas Produk

   Kualitas produk adalah penggerak pelanggan yang pertama. Kualitas produk ini dimensi
yang global, dan ada 6 elemen kualitas produk, yaitu kinerja (performance), reliabilitas,
feature, keawetan (durability), konsisten, dan desain.

        Kinerja adalah dimenesi yang paling dasar berhubungan dengan fungsi utama
           suatu produk. Konsumen akan sangat kecewa apabila harapan mereka atas
           dimensi ini tidak terpenuhi, dan setiap produk memiliki kinerja yang berbeda
           tergantung nilai dan fungsional yang disajikan perusahaan.
 Reliabilitas sepintas mirip dengan kinerja tetapi memliki perbedaan yang jelas.
           Reliabilitas lebih menunjukkan probalitas kegagalan produk menjalankan
           fungsinya.
        Feature dikatakan sebagai aspek sekunder. Untuk berbagai produk elektronik,
           feature yang ditawarkan dapat dilihat pada menu yang terdapat di remote control.
           Feature menjadi target para produsen berinovasi untuk memuaskan pelanggan.
        Keawetana menunjukkan suatu pengukuran terhadap suatu siklus produk, baik
           secara teknis maupun waktu.
        Konsistensi menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar
           atau spesifikasi tertentu.
        Desain adalah dimensi unik yang menawarkan aspek emosional dalam
           mempengaruhi kepuasaan pelanggan.


           2) Dimensi Harga

   Pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasaan penting karena
mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Sebaliknya konsumen yang tidak
sensitif dengan harga maka dimensi ini tidaklah penting.

           3) Dimensi Kualitas Layanan

   Kualitas layanan (service quality) bergantung pada 3 hal yaitu sistem, teknologi, dan
manusia. Faktor manusia memegang konstribusi terbesar sehingga kualitas layanan relatif
lebih sulit ditiru dibandingkan kualitas produk dan harga

   Salah satu konsep kualitas layanan yang populer adalah serqual, yang mempunyai 5
dimensi yaitu reliability, responsive, assurance, empathy dan tangible.

        Tangible, suatu layanan tidak bisa dilihat, dicium, dan diraba. Dimensi ini lebih
           penting untuk pelangggan baru.
        Realibilitas, mengukur keadandalan perusahaan dalam memberikan pelayanan
           kepada pelanggan. Dimensi ini dipersepsi penting dalam layanan industri jasa.
           Dimensi memiliki dua sapek, yaitu kemampuan perusahaan memberikan
           pelayanan sesuai yang dijanjikan dan seberapa jauh perusahaan mampu
           memberikan pelayanan yang akurat.
 Responsiveness, harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan tidak akan
           cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
        Assirance, berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku staf front-
           line dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan.
        Empathy, pelanggan dari kelompok menengah ke atas mempunyai harapan yang
           tinggi agar perusahaan penyaedia jasa mengenal mereka secara pribadi.


           4) Dimensi Emosional

   Ada banyak faktor emosional ketika konsumen melakukan pembelian, merek yang kuat
sering kali menawarkan faktor emosional.

   Faktor dimensi Emosional yaitu:

       a) Estetika berkaitan dengan bentuk dan warna.
       b) self expressive value, bentuk kepuasaan yang terjadi karena lingkungan sosial
           sekitar .
       c) Brand personality, berkaitan dengan karakter personal.


           5) Dimensi Kemudahan

   Pelanggan akan semakin puas apabila ia merasa relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam
mendapatkan produk atau pelayanan.

   1. Kepribadian Merek (Brand Personality)

   Kepribadian suatu merek dapat menjadi dasar diferensiasi merek dan customer
relantionship. Pendekatan yang umum dilakukan kepribadian merek adalah mengasosiasikan
sebuah merek dengan tipe pengguna atau pelanggan produk tersebut.

   Kosakata yang sama digunakan untuk menggambarkan seseorang dapat dipakai untuk
mengambarkan kepribadian merek. Suatu merek dapat digambarkan dengan demografi (usia,
jenis kelamin, sosial ekonomi, dan ras), gaya hidup (aktivitas, kegemaran, dan pendapat) atau
ciri-ciri pembawaan kepribadian seseorang.
2. Asosiasi Organisasi (Organizational Associations)

       Organisasi mengembangkan produk baru lagi, konsumen-pun menerimanya dengan
   mulus karena mereka percaya bahwa produk-produk tersebut masih menginduk ke
   organisasi yang sama sehingga good wiil suatu merek dapat ditrantransfer ke merek
   produk yang baru karena secara otomatis kesan kualitas ditransfer ke rentang merek
   produk yang lainnya.

       3. QUALITY DAN LEADERSHIP


   a) Persepsi Kualitas (perceived Quality)

   Menurut David A. Garvin, dimensi persepsi kualitas produk dibagi menjadi 7 yaitu
kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalanan, karakteristik produk, dan kesesuaian dengan
spesifikasi dan hasil. Dimensi dalam konteks jasa ada kompetensi, keandalan, tanggung
jawab, dan empati.

   Nilai rata-rata atribut “obatnya manjur” dan “efeknya cepat terasa” untuk merek Diapet
dan Neo Entrostop termasuk dalam rentang skala baik dan nilainya di katakan hampir sama
karena perbedaannya tidak terlalu signifikan.

   Untuk atribut “tidak ada efek samping”, nilai rata-rata Diapet lebih baik dari pada Neo
Entrostop, walaupun semuanya masuk dalam rentang skala baik. Persepsi ini muncul karena
positing Diapet sebagai obat diare dengan kandungan 100% bahan alami sehingga relatif
tidak menimbulkan efek samping obat diare dari bahan alami dan salah satu butir asosiasi
yang melekat pada merek Diapet.

   Atribut “kemasaannya bagus” menjadi keunggulan bagi Diapet, karena kemasan Neo
Entrostop sangat sederhana dan relatif mengalami perubahan sejak diluncurkan. Selain itu
juga Diapet unggul untuk atribut “aman untuk diminum sebelum makan”, karena terbuat dari
bahan alami sehingga tidak menimbulkan efek samping ketika minum sebelum makan. Dan
komposisinya lengkap memberikan nilai yang tinggi untuk Diapet. Komposisi Diapet terdiri5
bahan utama, sedangkan Neo Entrostop 2 bahan utama.
b) Kepemimpinan atau Popularitas (Leadership/Popularity)

   Kepemimpinan merupakan suatu kondisi yang dilematis. Di satu sisi, kepemimpinan
diidamkan oleh perusahaan-perusahaan karena status tersebut banyak mendatangkan
keuntungan, sedangkan disisi lain status tersebut dirasa membebani.

   Kepemimpinan pada umumnya dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang pertama kali
bergerak dibidang tersebut karena pada kondisi itu pesaingnya masih sedikit dan keuntungan
yang digapai muncul dari frist mover advantage. Namun banyak pula perusahaan pionir yang
tergeser dari posisi kepemimpinan karena ketidak mampuan mereka mempertahankan posisi
di pasar. Kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan popularitas.

   Butir kepemimpinan atau popularitas pada penelitian ini diperoleh dari teori building
strong brand oleh David A. Aaker yaitu:

   a. Peningkatan popularitas cepat
   b. Inovasi produk cepat
   c. Produknya sangat laku
   d. Produknya “up to date”
   e. Teknologi produk modern

   Diapet lebih unggul dari pada Neo Entrostop untuk 4 atribut kepemimpinan yaitu
peningkatan popularitas cepat, inovasi produk cepat, produknya up to date, dan teknologi
produk modern. Karena Diaper altif berpromosi terutama di TV sejak diluncurkan sampai
sekarang. Iklan TV sudah dibuat sebanyak 5 versi, versi pertama digambarkan Diapet di buat
dari tumbuh-tumbuhan yang di olah secara modern dalam bentuk kapsul.

Neo Entrostop unggul pada satu atribut “produknya sangat laku”, berdasarkan data ritel AC
Nielsen, Neo Entrostop masih menjadi pemimpin pasar kategori obat diare. Dari hasil rata-
rata keseluruhan kepemimpinan Diapet lebih baik dari pada Neo Entrostop terutama untuk
hal popularitas, inovasi, dan modernitas, karena Diapet agresif dalam berpromosi. Namun
perlu waktu untuk menggeser sang pemimpin pasar Neo Entrostop.
4. LOYALTY MEASURES
   a) Harga optmum (price premium)

   Dalam menentukan harga produk, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor
seprti pengaruh elemen bauran pemasaran, kebijkan penetapan harga perusahaan, dan
dampak harga pada pihak-pihak lain, termasuk penetapan harga psikologis. Analisis
penetapan harga dijalankan setelah perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut
dan setelah mengetahui kepekaan pasar produk terhadap harga, penentuan biaya produk,
analisis persaingan, dan penilaian terhadap hambatan-hambatan hukum serta etika.
Mengingat kondisi internal dan eksternal yang dihadapi masing-masing perusahaan berbeda,
perusahaan yang satu dan yang lain bisa jadi memilih strategi penetapan harga yang berbeda
pula.

   Harga optimum mencerminkan kebijakan penetapan harga yang lebih mahal dari pada
harga pasar yang disebabkan oleh banyak hal. Contoh, konsumen rela membeli air mineral
merek Aqua dengan harga tinggi dibandingkan harga air mineral bermerek Ades, Dua Tang,
Vit dan lain-lain, padahal bila merek produk tersebut ditinggalkan dan berbagai merek air
mineral tersebut dijadikan dalam gelas yang seragam, konsumen sulit membedakan produk-
produk tersebut. Kesediaan konsumen membayar dengan harga lebih tinggi untuk merek
Aqua menunjukkan penghargaan mereka yang “lebih” kepada merek Aqua tersebut
dibandingkan kepada para pesaingnya.

   Survei dilakukan secara judgement sampling di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi dengan sampel sebanyak 40 outlet. Hasil yang diperoleh adalah 27 outlet dari total 40
outlet yang disurvei (67,5%) paling sering menjual baik Diapet ataupun Neo Entrostop secara
eceran 1 butir pada tingkat harga Rp 400. Sementara outlet lainnya bervariasi, ada yang
menjual secara eceran 1 butir dengan harga Rp 500, per cath cover (isi 4) untuk Diapet
dengan harga Rp 1.500, per blister (isi 12 butir) untuk Neo Entrostop dengan harga Rp 3.000.
Konsumen Diapet dan Neo Entrostop cukup loyal terhadap merek yang ia pakai.

   b) Kepuasan

   Loyalitas merek Diapet dan Neo entrostop cukup baik karena berbentuk piramida terbalik
yang semakim ke atas semakin lebar. Untuk Neo Entrostop, pengecilan sudah terjadi pada
tingkat liking the brand dan mengecil lagi tingkat committed buyer.
Perbandingan ke dua merek tersebut adalah

   a. Persentase committed buyer Neo Entrostop lebih besar dari pada Diapet, berarti lebih
       banyak pembeli yang menawarkan atau mempromosikan Neo Entrostop kepada orang
       lain dari pada menawarkan Diapet.
   b. Liking the brand dan satisfued buyer Neo Entrostop lebih tinggi dari Diapet, artinya
       banyak responden yang puas dan menyukai merek Neo Entrostop
   c. Habitual buyer Neo Entrostop jauh lebih tinggi, banyak responden membeli Neo
       Entrostop karena kebiasaan.
   d. Switcher, baik Diapet dan Neo Entrostop sama tinggi, konsymen obat diare secara
       umum sensitif terhadap harga.


       5. MARKET BEHAVIOUR MEASURES
   1) Pangsa Pasar
   a) Market Size

   Garafik market size anti-diarrbea pada periode akhir tahun sampai awal tahun (Oktober-
Februari) meningkat 10-15% dibandingkan periode reguler. Fenomena ini juga selalu terjadi
pada tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya diperkirakan karena adanya musim hujan dan
musim buah-buhan pada setiap akhir tahun, sehingga inseiden penyakit diare meningkat.

   b) Pangsa Pasar (AC Nielsen)

   Dengan bertumbuhnya market size anti-diarrbea sekitar 10-15% pertahun, sementara Neo
Entrostop justru kehilangan share sekitar 2,9% selama AM 01 sampai dengan JJ 03, maka
disimpulakan bahwa performence Neo Entrostop mengalami penurunan. Sampai periode JJ
03, pangsa pasar Diapet cenderung terus meningkat hingga 17,0% secara volume. Tambahan
pangsa pasar Diapet diperoleh dari Neo Entrostop maupun merek yang lain.

   Walaupun Neo entrostop mengalami pangsa pasar, namun hasil perhitungan brand equity
ten index menunjukkan bahwa Neo Entrostop masih lebih baik dari Diapet, hal ini karena
brand equty juga dipengaruhi oleh elemen-elemen lain.
BRAND EQUITY TEN INDEX

   A. Angka Indeks

   Adalah angka yang menunjukkan perubahan rata-rata dalam sekumpulan data dari waktu
ke waktu. Angka dasar index pada tahun-tahun lainnya, baik sebelum maupun sesudahnya
dihitung berdasarkan formulasi yang sama dan kemudian dibandingkan langsung dengan
tahun dasar.

   B. Brand Equity Ten Index

   Suatu besaran yang sangat berguna untuk membandingkan jinerja merek produk yang
sama maupun kinerja yang sejenis dari waktu ke waktu. Brand equity ten yaitu kesadaran
merek, asosiasi (terdiri dari persepsi nilai, kepribdian merek, dan asosiasi organisasi),
persepsi kualitas, kepemimpinan atau popularitas, harga optimum, loyalitas, pangsa pasar,
harga pasar, dan jangkauan distribusi.

   Dari hasil yang telah diketahui bahwa nilai brand equity ten index untuk Neo
Entrostoplebih tinggi dari pada Diapet, berarti ekuitas merek Neo Entrostop masih lebih baik
dari pada Diapet. Neo Entrostop dalam hal kesadaran, loyalitas, pangsa pasar, dan jangkauan
distribusi. Hal ini mungkin karena Neo Entrostop ada sejak tahun 1972 sampai sekarang
sudah banyak masyarakat yang mengkonsumsi dan merasakan khasiatnya. Demikian pula
pangsa pasar dan jangkauan ditribusi Neo Entrostop masih tinggi dibandingkan merek-merk
lain (berdasarkan data ritel audit AC Nielsen). Hal ii terbukti dari perhitungan angka pangsa
pasar hasil penelitian.

   Dimasa mendatang, bukan tidak mungkin Diapet mampu menggeser Neo Entrostop
karena dari segi kesadaran, asosiasi, dan persepsi kualitas Diapet sudah cukup baik bahkan
dari kepemimpinana dan harga pasar lebih baik dari pada Neo Entrostop. Satu hal mendesak
untuk diperbaiki adalah jangkauan distribusi Diapet.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning MerekEkuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merekdyahruthw
 
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arinta
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arintaBab 9 mengukur sumber ekuitas merek arinta
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arintaHastho Oke Sekali Jaya
 
Menciptakan Ekuitas Merek
Menciptakan Ekuitas MerekMenciptakan Ekuitas Merek
Menciptakan Ekuitas Merekstefanidyahreza
 
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merek
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merekMerancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merek
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merekHastho Oke Sekali Jaya
 
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam Perusahaan
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam PerusahaanPengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam Perusahaan
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam PerusahaanArdiansah Danus
 
Integrated Marcomm, Sesi3
Integrated Marcomm, Sesi3Integrated Marcomm, Sesi3
Integrated Marcomm, Sesi3Judhie Setiawan
 
Menciptakan ekuitas merk
Menciptakan ekuitas merk Menciptakan ekuitas merk
Menciptakan ekuitas merk pop.art
 
Integrated Marcomm, Sesi2
Integrated Marcomm, Sesi2Integrated Marcomm, Sesi2
Integrated Marcomm, Sesi2Judhie Setiawan
 
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekStrategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekYudi Dwi Harjo
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduriopratomo
 
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand Communications
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand CommunicationsBrand Equity & Brand Building, Strategic Brand Communications
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand CommunicationsJudhie Setiawan
 

Was ist angesagt? (16)

Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning MerekEkuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan dan Positioning Merek
 
STRATEGIC BRAND MANAGEMENT
STRATEGIC BRAND MANAGEMENT STRATEGIC BRAND MANAGEMENT
STRATEGIC BRAND MANAGEMENT
 
Manajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan ProdukManajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan Produk
 
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arinta
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arintaBab 9 mengukur sumber ekuitas merek arinta
Bab 9 mengukur sumber ekuitas merek arinta
 
Menciptakan Ekuitas Merek
Menciptakan Ekuitas MerekMenciptakan Ekuitas Merek
Menciptakan Ekuitas Merek
 
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merek
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merekMerancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merek
Merancang program pemasaran untuk membangun ekuitas merek
 
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam Perusahaan
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam PerusahaanPengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam Perusahaan
Pengelolaan Merek Oleh Public Relations dalam Perusahaan
 
Pertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merekPertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merek
 
Integrated Marcomm, Sesi3
Integrated Marcomm, Sesi3Integrated Marcomm, Sesi3
Integrated Marcomm, Sesi3
 
Menciptakan ekuitas merk
Menciptakan ekuitas merk Menciptakan ekuitas merk
Menciptakan ekuitas merk
 
Integrated Marcomm, Sesi2
Integrated Marcomm, Sesi2Integrated Marcomm, Sesi2
Integrated Marcomm, Sesi2
 
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merekStrategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi dalam membangun merek
 
Komunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpaduKomunikasi pemasaran terpadu
Komunikasi pemasaran terpadu
 
Bab 1 (repaired)
Bab 1 (repaired)Bab 1 (repaired)
Bab 1 (repaired)
 
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand Communications
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand CommunicationsBrand Equity & Brand Building, Strategic Brand Communications
Brand Equity & Brand Building, Strategic Brand Communications
 
19079302 komunikasi-pemasaran-
19079302 komunikasi-pemasaran-19079302 komunikasi-pemasaran-
19079302 komunikasi-pemasaran-
 

Ähnlich wie Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar

Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...
Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...
Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...rinarosmarina
 
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCalon Asdos
 
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekBab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekJudianto Nugroho
 
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptx
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptxHow does branding work? brand_equity MKT mix.pptx
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptxSarahchimaeBanjar
 
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekBab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekJudianto Nugroho
 
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)Revi Rahadian
 
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptx
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptxMateri sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptx
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptxFaridahFarhani2
 
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptx
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptxPenting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptx
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptxLiaa75
 
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10Arjuna Ahmadi
 
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)AndreasPrasetia1
 
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...ClaraDiniAyunita
 
Brand Concept, Strategic Brand Communications
Brand Concept, Strategic Brand CommunicationsBrand Concept, Strategic Brand Communications
Brand Concept, Strategic Brand CommunicationsJudhie Setiawan
 
Sesi 7 brand crisis
Sesi 7 brand crisisSesi 7 brand crisis
Sesi 7 brand crisisFirsan Nova
 
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptx
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptxLANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptx
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptxdigitalcentreofficia
 

Ähnlich wie Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar (20)

Strategi Merk
Strategi MerkStrategi Merk
Strategi Merk
 
Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...
Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...
Analisa brand equity dan komunikasi pemasaran pada perusahaan samsung tugas v...
 
Pertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merekPertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merek
 
Pertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merekPertemuan viii membangun merek
Pertemuan viii membangun merek
 
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptxCHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
CHAPTER 11_ KELOMPOK 8.pptx
 
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekBab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
 
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptx
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptxHow does branding work? brand_equity MKT mix.pptx
How does branding work? brand_equity MKT mix.pptx
 
Branding.pptx
Branding.pptxBranding.pptx
Branding.pptx
 
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merekBab 9 menciptakan ekuitas merek
Bab 9 menciptakan ekuitas merek
 
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)
Pengertian Merk dan Brand Image - Revi Rahadian (5511701001)
 
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptx
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptxMateri sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptx
Materi sesi 3 - Online Branding-PFPeneur 2022.pptx
 
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptx
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptxPenting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptx
Penting nya Branding dalam sebuah bisnis-Kecap.pptx
 
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
RPP 2013 Strategi Pemasaran Pertemuan 10
 
Tugas metode riset
Tugas metode risetTugas metode riset
Tugas metode riset
 
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
8. chapter 9 clara dini ayunita (55120110081) & rb radityo (55120110176)
 
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
Resume Marketing Management Chapter 9: Creating Brand Equity by Kotler, P., &...
 
Brand Concept, Strategic Brand Communications
Brand Concept, Strategic Brand CommunicationsBrand Concept, Strategic Brand Communications
Brand Concept, Strategic Brand Communications
 
Sesi 7 brand crisis
Sesi 7 brand crisisSesi 7 brand crisis
Sesi 7 brand crisis
 
Mananjemen pemasaran
Mananjemen pemasaranMananjemen pemasaran
Mananjemen pemasaran
 
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptx
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptxLANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptx
LANGSUNG BISA, Call WA 085727696801,Topik Content Marketing.pptx
 

Mehr von UIN Surabaya

Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahUIN Surabaya
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)UIN Surabaya
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalUIN Surabaya
 

Mehr von UIN Surabaya (6)

Proaktif
ProaktifProaktif
Proaktif
 
Komunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintahKomunikasi massa dan pemerintah
Komunikasi massa dan pemerintah
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
 
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbalKomunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
Komunikasi Antar Pribadi Prilaku Pesan nonverbal
 
Makalah retorika
Makalah retorika Makalah retorika
Makalah retorika
 

Resume UAS BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar

  • 1. BRAND EQUITY TEN: Strategi Memimpin Pasar Resume di ajukan untuk memenuhi UAS Pengelolaan Merek dan Reputasi Dosen Pembimbing : Fitriana Utami Dewi, M. Med. Kom Disusun Oleh : Lu’lu’ul Mardhiyatul Lailah B06210013 5F3.1 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2013
  • 2. BRAND EQUITY TEN Mengapa orang lebih menyukai Coca-Cola dari pada Pepsi Cola? Mengapa harga mobil Toyota Avanza lebih mahal dari pada Dai0hatsu Xenia padahal produknya sama? Mengapa produk-produk IB dipandang tinggi oleh masayrakat? Gambaran tersebut menunjukkan betapa pentingya merek di mata konsumen. Konsumen memiliki kepedulian, penerimaan, maupun preferensi yang tinggi terhadap merek yang di pandang mempunyai reputasi atau memliki ekuitas merek yang tinggi. David A. Aaker menyatakan bahwa merek memberikan “nilai” sehingga nilai total produk yang “bermerek” baik, menjadi lebih tinggi dibandingkan produk yang nilai semata- mata secara objektif. Karena reputasi tinggi merek yang baik tentunya tidak jatuh dari langit akan tetapi di bangun melalui proses yang bahkan tidak jarang memakan waktu ratusan tahun. Jika pembangunan merek memerlukan usaha sedemikian, maka wajar muncul kompensasi tambahan nilai. Aaker menyebut nilai tersebut ekuitas merek (brand equity). Konsep ini muncul dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa merek yang bereputasi merupakan aset yang juga dapat diperjual belikan sebagaimana aset-aset perusahaan. Merek yang prestisius memiliki ekuitas yang tinggi. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi untuk mengidentifikasi barang dan jasa seseorang atau sekelompok penjual dan membedakannya dari produk lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek lebih dari jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian yakni: 1. Atribut produk. Seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, dan desain. 2. Manfaat. Suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. Atribut merek diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional atau manfaat emosional. 3. Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya. Merek juga mencerminkan budaya tertentu yang ada pada suatu perusahaan. 5. Kepribadian. Produk tertentu meberikan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya.
  • 3. 6. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, prefensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci sukses.beberapa pruduk dengan kualitas, model, karakteristik tambahan (features), serta kualitas yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda di pasar karena perbedaan persepsi dalam benak konsumen. Pembentukan persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek. Suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat akan berkesempatan membentuk landasan merek (brand platform) yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan merek dalam persaingan apa-pun dalam waktu yang lama. Pada awalnya ekuitas merek merupakan seperangkat aset dan libilitas merek dikembangkan oleh David aaker. Elemen utama dari ekuitas merek yaitu: A. Kesadaran Merek (Brand Awareness) Kesadaran (awareness) adalah keberadaan merek dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek, kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaraan merek merupakan key of brand aset atau kunci pembuka untuk masuk elemen lainnya. Piramida kesadaran merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut: 1. Unawer of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaraan merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recal). 3. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall). 4. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata
  • 4. lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen. Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana merek menciptakan suatu nilai. Dan ada beberapa nilai-nilai kesadaran merek yaitu: a. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain. Jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut. b. Familier atau rasa suka Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek kita, yang lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. c. Substansi atau komitmen Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen dan inti yang sangat penting bagi perusahaan. Jadi jika kesadaraan atas merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu dapat dirasakan. Sebuah merek dengan kesadaraan konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu di iklankan secara luas, eksistensi yang sudah teruji oleh waktu, jangkauan distribusi yang luas, dan merek tersebut dikelola dengan baik. Karena itu, jika kualitas merek adalah sama, kesadaraan merek akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian. d. Mempertimbangkan merek Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai timbangan tinggi. Jika merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah disukai atau dibenci.
  • 5. B. Persepsi Nilai (Perceived Value) Salah satu peran brand identity adalah membentuk value proposition yang melibatkan manfaat fungsional, yang merupakan dasar bagi merek dalam hampir semua kelas produk. Jika merek tidak menghasilkan nilai, biasanya mudah diserang oleh pesaing. Ukuran nilai menghasilkan indikator singkat tentang suatu merek dalam menciptakan value proposition. Berfokus pada nilai lebih manfaat fungsional, suatu pengukuran dapat diaplikasikan pada berbagai kelas produk. Brand value dapat diukur dengan memperhatikan: 1. Apakah suatu produk merek membuktikan bahwa nilainya sesuai dengan uang yang dikeluarkan konsumen. 2. Apakah ada alasan untuk memilih merek ini dibandingkan merek lain. Hal penting dalam persepsi adalah bahwa konsep ini berbeda dengan persepsi kualitas (perceived quality), persepsi nilai dalam beberapa konteks diartikan sebagai persepsi kualitas dibagi harga. Beberapa bukti dari studi Total Research berdasarkan data-data Equitrend menunjukkan bahwa rata-rata perceived quality menerangkan 80% variasi dalam perceived value. Dan kebanyakan merek, perceived quality merupakan alat prediksi sejarah penjualan yang lebih baik dibandingkan nilai. Perceived quality (secara umum) berhubungan dengan prestise dan penghargaan terhadap suatu merek. Sebaliknya, nilai berkaitan dengan manfaat fungsional, praktek pembelian, dan penggunaan merek tersebut. C. Kepribadian Merek (Brand Personality) Kepribadian (personality) adalah ikatan emosi tersebut dengan manfaat merek itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan customer relantioship. Kepribadian merek akan melibatkan dimensi yang unik untuk sebuah merek. Kepribadian suatu merek dapat digambarkan dengan demografi (usia, jenis kelamin, kelas sosial ekonomi, dan ras), gaya hidup (aktivitas, kegemaran, pendapat), atau ciri-ciri pembawaan (tertutup, dependen).
  • 6. D. Asosiasi Organisasi (Organizational Associations) Asosiasi organisasi akan menjadi faktor penting jika merek yang kita miliki mirip dalam hal atribut dengan merek lain, atau jika organisasi merupakan hal penting untuk dilihat. Unsur-unsur asosiasi organisasi yaitu: 1. Orientasi pada masyarakat atau komunitas (society/community orientation) Organisasi yang baik dapat dibuktikan melalui berbagai macam cara seperti, peka terhadap lingkungan, mensponsori terhadap kegiatan amal, memperlakukan para pekerja atau karyawan dengan layak. Organization associations sangat diperlukan dalam mengembangkan asosiasi berorentasi masyarakat atau komunitas, yang akan mempertinggi loyalitas konsumen walaupun sangat sulit untuk menyatakan besaran loayalitas. Program peduli lingkungan adalah suatu cara untuk menjadi perusahaan baik, seperti penggunaan kemasan atau komposisi yang dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan. Kesan bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan akan lebih sulit ditiru karena hal itu lebih dapat dilihat dan dipercaya. 2. Persepsi Kualitas (Perceived Equality) Pesepsi kualitas hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan sebagai cara langsung dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibanding yang dimiliki pesaing. Asosiasi organisasi menjadi sarana baik untuk mengkomunikasikan kaualitas yang dapat dipercaya dan selanjutnya membantu mengembangkan loyalitas. 3. Inovasi Inovasi adalah asosiasi merek kunci bagi perusahaan Jepang. Inovasi hal penting bagi perusahaan barat, terutama persaingan di dalam kelas produk di mana teknologi dan inovasi menjadi penting bagi konsumen. Pada suatu waktu akan ada konsumen yang tidak yakin, sehingga kualitas pada dimensi yang tidak berwujud seperti inovasi akan memberikan keuntungan. Inovasi juga dapat menjadi sarana untuk membuat merek produk tampil lebih modern dan up to date.
  • 7. 4. Perhatian pada Pelanggan Perusahaan selalu menempatkan konsumen pada tempat pertama sebagai nilai inti. Beberapa merek perusahaanmelihat konsep”persahabatan” sebagai elemen identitas merek perusahaan. Hal ini mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan memberikan yang diinginkan oleh konsumen. Seperti, kejujuran, perhatian, dapat dipercaya dan rasa hormat. 5. Keberadaan dan keberhasilan (Presence and success) Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman. Sukses yang diindikasikan dengan penjualan atau pertumbuhan penjualan, juga menciptakan rasa percaya diri bagi konsumen yang telah memilih merek tersebut. 6. Lokal vs Global a. Menjadi lokal Salah satu strategi diferensiasi adalah membuat satu merek dipersepisikan sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Usaha yang serius untuk berlaku lokal juga dapat menghasilkan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan dan kebiasaan lokal. b. Menjadi global Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu mampu berinvestasi di R&D dan mendatangkan kemajuan dinegara dimana mereka berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise karena ia mampu berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda. E. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) Persepsi kualitas adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan yang sama dengan maksud yang diharapkannya. Persepsi kualitas merupakan salah satu kunci dimensi ekuitas merek. Nilai-nilai persepsi kualitas yaitu: 1. Alasan untuk membeli Konsumen sering kali tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring informasi yang mungkin mengarah pada objektivitasnya mengenai kualitas. Atau informasi itu memang tidak tersedia.
  • 8. Terkait dengan keputusan pembelian, persepsi kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Apabila kesan kualitas tinggi, kemungkinan besar periklanan dan promosi yang dilancarkan akan efektif. 2. Diferensiasi atau posisi Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisisnya dalam dimensi persepsi kualitas yaitu apakah merek tersebut superoptimum, optimum, bernilai, atau ekonomis. Juga, berkenaan dengan persepsi kualitas, apakah merek teresebut baik atau sekadar kompetitif terhadap merek lain. 3. Harga optimum Harga optimum bisa meningkatkan laba dan atau memberikan sumber daya untuk reinvestasi pada merek tersebut. 4. Minat saluran distribusi Sebuah pengecer atau pos salurannya dapat menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi kulaitas tinggi dengan harga yang menarik dan menguasai lalu lintas distribusi tersebut. Pos saluran distribusi dimotivasi untuk menyalurkan merek-merek yang diminati oleh konsumen. 5. Perluasan merek Sebuah merek yang kuat dalam hal persepsi kualitas dapat diekploitasi untuk meluaskan diri jauh, dan akan mempunyai peluang sukses yang lebih besar dibandingkan merek dengan persepsi kualitas yang lemah. Caranya adalah dengan menggunakan merek tersebut untuk masuk ke dalam pasar kategori produk baru. Syarat perluasan merek agar berhasil yaitu merek tersebut harus kuat, merek bisa diperluas, keeratan produk yang satu dan lain. F. Kepemimpinan atau Popularitas (Leadership/Popularity) Pengukuran persepsi kualitas biasanya tidak memperhitungkan inovasi kompetitor atau pesaing. Sebetulnya yang lebih dibutuhkan oleh pasar adalah tembahan konsep persepsi kualitas yang dapat menarik dinamika pasar iti sendiri. Kepemimpinan mempunyai dimensi, diantaranya: 1. Menggambarkan bagian dari sindrom “nomor satu” Cukup banyak konsumen ikut berperan dalam konsep merek dan membuatnya menjadi sales leader, merek tersebut pasti memiliki suatu kelebihan.
  • 9. 2. Kepemimpinan menarik dinamika consumer acceptance, yaitu fakta bahwa setiap orang selalu ingin populer dan tidak ingin melawan arus. 3. Kepemimpinan menimbulkan inovasi di dalam kelas produk, dimana sebuah merek bergerak mendahului teknologi. G. Harga Optimum Indikator dasar loyalitas adalah jumlah konsumen yang bersedia membayar untuk sebuah merek dibandingkan merek lain yang menawarkan manfaat yang sama atau sedikit lebih rendah harganya. Harga optimum satu-satunya pengukuran ekuitas merek yang terbaik dan tersedia, karena pengukuran ini langsung menangkap konsumen loyal dengan cara yang relevan. H. Kepuasaan atau Loyalitas Kepuasaan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal kepada suatu merek. Loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk. Tingkatan loyalitas merek diantaranya: 1. Swither/price buyer (pembeli yang berpindah-pindah) adalah tingkatan loyalitas yang paling dasar. Semakin sering pembelian konsumen berpindah dari suatu merek ke merek lain mengindikasikan bahwa mereka tidak loyal, semua merek dianggap memadai. Dalam hal ini merek memegang perananan kecil dalam keputusan pembelian. Ciri paling jelas dalam kategori ini adalah mereka membeli suatu merek karena banyak konsumen lain memebeli merek tersebut harganya lebih murah. 2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) adalah pembeli yang mengalami ketidak puasan mengkonsumsi suatu merek produk sehingga berpindah ke merek lain. Jadi, ia membeli suatu merek karena kebiasaan. 3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan menanggung switching cost (biaya peralihan). Untuk menarik peminat pembeli, pesaing perlu mengatasi baiya peralihan yang harus ditanggung pembeli dengan menawarkan berbagai manfaat sebagai kompensasi.
  • 10. 4. Likes the brand (menyukai merek) adalah pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka di dasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian, pengalaman menggunakan merek sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi. 5. Committed buuyer (pembeli yang berkomitmen) adalah kategori yang setia. Cirinya adalah tindakan pembeli merekomendasi atau mempromosikan merek yang ia gunakan kepada orang lain. Loyalitas merek dapat memberikan nilai kepada perusahaan di antaranya: mengurangi biaya pemasaran, meningkatkan perdagangan, menarik konsumen baru, membeli waktu untuk merespon ancaman pesaing. I. Pangsa Pasar (Market Share) Merek suatu produk akan menjadi aset berharga pada saat merek itu sedang mengalami pertumbuhan penjualan atau berada pada kondisi yang stabil. Jika suatu merek menancap kuat pada benak konsumen, pangsa pasar merek tersebut akan mengalami peningkatan atau setidaknya stabil. Pangsa pasar merupakan cermin pengukuran ekuitas merek yang baik. Jika ekuitas merek suatu produk tidak kuat, pangsa pasarnya akan menurun tajam sebagai dampak aktivitas pesaing yang mampu mengikis ekuitas merek produk yang menjadi perhatian. J. Harga Pasar (Market Price) dan Jangkauan Distribusi (Distribution Coverage) Penetapan harga harus memperhatikan faktor intrnal maupun eksternal. Penetapan harga pasar biasanya dimulai dari kebutuhan pelanggan (customer meds) kemudian dari faktor lain. Pangsa pasar atau sales data juga sensitif terhadap jangkauan distribusi. Perolehan atau kehilangan outlet utama, atau perpindahan penjualan. Strategi distribusi yang digunakan oleh produsen yaitu: 1. Strategi tunggal yakni menggunakna satu perusahaan distribusi atau ditributor untuk mendistribusikan produknya secara nasional. 2. Strategi multi nasional yakni menggunakan beberapa perusahaan distribusi untuk mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia.
  • 11. 3. Strategi distribusi sendiri yakni perusahaan mendistribusikan sendiri produk yang dimilikinya. Perusahaan biasanya memasarkan langsung ke konsumen maupun pengecer atau mendirikan satu perusahaan distribusi untuk mendistribusikan produknya. 4. Strategi mikroskopik yakni menempatkan suatu wilayah menjadi subwilayah yang lebih kecil, kemudian mengangkat satu diyributor untuk setiap subwilayah tersebut. 5. Strategi kombinasi yakni menggunakan berbagai kombinasi 4 strategi di atas. Contoh kasus Diapet adalah sebuah merek yang relatif diluncurkan pada sebtember 2000. Pangsa pasar Diapet sekarang ini telah mencapai 17,3% dan berada diperingkat dua nasional. Semua ini tak lepas dari besutan tangan dingin Hindrianto Lukas sebagai Marketing Director dan Harun Pramono sebagai Marketing Managernya. Diapet yang diproduksi oleh PT. SOHO Industri Pharmasi merupakan salah satu obat diare yang beredar bebas di pasar atau sering disebut OTC (Over the counter). Diapet diluncurkan pertama kali di pasar pada bulan September 2000 dengan konsep baru, yaitu obat Diare dengan kategori tradisional yang berbahan alami (natural formula) namun dikemas secara modern dengan industri farmasi seperti GMP (good manufacturing practive) atau disebut CPOB (cara pembuatan obat yang baik). Diapet terbuat dari 100% bahan alami dengan komposisi daun jambu biji (psidii folium), rimpang kunyit, dan kulit buah delima. Sebagaimana diketahui penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare sudah teruji sejak dulu dan sudah pula teruji klinis. Menurut data ritel audit dari lembaga riset independen AC Nielsen, total pasar obat diare (kategori anti diarrebea) di indonesia adalah sebesar 91, 9 milyar rupiah pertahun (periode Juni 2001-Mei 2002), tercatat 23 merek yang aktif berkiprah di pasar. Urutan 5 besar pangsa pasar dari yang tertinggi adalah neo Entrostop (PT. Kalbe Farma), Diapet (PT. SOHO Industri Pharmasi), Cap kupu-kupu (PT. Bintang kupu-kupu), Dialet (PT. Erela), dan New Diatabs (PT. Medifarma laboratories). Pertambahan jumlah penduduk dan mencuatnya krisis ekonomi di Indonesia menyebabkan pasar obat bebas atau OTC bertumbuh dengan pesat dan masyarakat cenderung membeli obat yang murah dan mudah diperoleh. Fenomena ini diperkuat oleh temuan
  • 12. lembaga riset independen IMS Helath yang menunjukkan bahwa OTC di Indonesia tahun2002 tumbuh sebesar 25,1%, lebih tinggi dari pada pertumbuhan total pasar obat-obatan yaitu 23,6%. Demikaian pula pasar obat diare yang lebih besar adalah produk OTC mengalami pertumbuhan sebesar 10% tahun 2002 dan diperkiran akan tetap bertumbuhan di tahun-tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal: a. Banyak merek yang mulai beriklan gencar di TV b. Pasar obat diare dapat diperluas c. Merek-merek lama mulai aktif beriklan di TV dan pasar obat diare masih dapat diperluas. Sebagai pembanding, Neo Entrostop dengan pertimbangan merek tersebut adalah permain lama di pasar dan merupakan pemimpin pasar sekaligus pesaing utama Diapet. Neo Entrostop yang juga adalah satu dari sekian banyak merek produk OTC, diproduksi oleh PT. Kalbe Farma, Tbk., sebuah perusahaan farmasi nasional yang sudah go public dan listing di bursa efek Jakarta. Neo entrostop di anggap mewakili obat diare dengan kategori modern. Komposisi yang dimiliki oleh Neo Entrostop hampir sama dengan obat diare lain pada umumnya, yaitu bahan aktif Attapulgite dan Pectin. Model Brand Equity Ten merupakan suatu model yang dikembangkan oleh David Aaker sebagai perluasan dari konsep ekuitas merek. Dalam model Brand Equity Ten, pengukurannya dikelompokkan dalam lima kategori yakni: 1. AWARESS MEASURES Kesadaraan merek (brand awarenes) yaitu kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Konsumen cenderung membeli produk dengan merek yang sudah dikenalinya atas dasar pertimbangan kenyamanan, keamanan, dan sebagainya. Konsumen menganggap bahwa merek yang sudah mereka kenal menghindarkan dari berbagai resiko pemakaian asumsi mereka adalah merek yang mereka kenal dapat diandalkan. Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian kesadaraan dibenak konsumen. Kesadaran merek dapat dibangun dan diperbaiki cara-cara sebagai berikut: a. Pesan yang disampaikan oleh suatu merek harus mudah di ingat oleh konsumen
  • 13. b. Pesan yang disampaiakan harus berbeda dibandingkan produk lainnya serta harus ada hubungan antara merek dan kategori produknya c. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen mengingat d. Jika suatu produk memiliki simbol, hendaknya simbol itu dapat dihubungkan dengan mereknya e. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin diingat pelanggan f. Kesadaraan merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya g. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk ingatan adalah lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan Dalam konteks kasus Diapet dan Entrostop, penelusuran terhadap tingkat kesadaraan merek dilakukan dalam urutan berikut: 1) Top of Mind (Puncak Pikiran) Dari hasil penelitian yang di lakukan kepada responden, merek dengan pangsa pasar yang besar memperoleh top of mind yang tinggi yaitu Neo Entrostop, Diapet, New Diatabs, New kupu-kupu dan lain sebagainya. Walaupun pangsa pasar Diapet kurang lebih hanya seprtiga dari Neo Entrostop (data ritel audit AC Nielsen), akan tetapi ia mampu memperoleh top of mind cukup tinggi mendekati Neo Entrostop. Diapet merek yang disebut pertama kali oleh responden, hal ini mungkin iklan TV Diapet yang cukup gemcar sehingga kesadaraan terhadap merek Diapet tetap terjaga. Sementara Neo Entrostop adalah produk yang paling laku namun iklannya baru muncul kembali pada beberapa bulan terakhir saja. 2) Brand Recall (pengingatan kemabali terhadap merek) Brand Recall Neo Entrostop dan Diapet masih merupakan yang tertinggi dibandingkan merek-merek obat diare lain. Ada pula responden yang salah menyebut merek produk (bukan obat diare), seperti obat Maag Promag dan waisan dan lain-lain, mungkin karena sakit perut juga merupakan gejala dari penyakit maag.
  • 14. 3) Brand Recognition (pengenalan Merek) dan Unaware of Brand (Tidak menyadari Merek) Pertanyaan merek yang di ajukan kepada responden:”apakah anda mengenal obat diare merek diapet dan Neo Entrostop?” bila responden menjawab YA, tetapi belum mencantumkan merek tersebut pada jawaban pertanyaan sebelumnya (Brand Recall), maka merek tersebut merupakan brand Recognition. Bila responden menjawab tidak, maka merek tersebut merupakan Unaware of Brand. Keberadaan merek Neo Entrostop lebih diingat oleh responden dari pada merek Diapet karena jumlah responden yang harus diingatkan kembali lebih sedikit. Demikian pula responden yang tidak mengenal Neo entrostop adalah sedikit dibandingkan responden yang tidak mengenal Diapet. Dari sumber penegetahuan merek adalah bahwa Diapet lebih dikenal konsumen melalui Iklan TV sementara faktor relasi untuk Neo Entrostop tetap di atas, hal ini mungkin disebabkan karena merek Neo Enstrostop sudah dikenal sejak dulu atau turun-menurun sehingga faktor word of mounth menjadi dominan. 2. ASSOCIATIONS MEASURES a) Persepsi Nilai (Perceived value) Penggerak utama pembentukan perceived value yang erat kaitannya dengan kepuasaan pelanggan yaitu kualitas produk, harga, kualitas layanan (service quality), faktor emosional (emotional factor), dan kemudahan. 1) Dimensi Kualitas Produk Kualitas produk adalah penggerak pelanggan yang pertama. Kualitas produk ini dimensi yang global, dan ada 6 elemen kualitas produk, yaitu kinerja (performance), reliabilitas, feature, keawetan (durability), konsisten, dan desain.  Kinerja adalah dimenesi yang paling dasar berhubungan dengan fungsi utama suatu produk. Konsumen akan sangat kecewa apabila harapan mereka atas dimensi ini tidak terpenuhi, dan setiap produk memiliki kinerja yang berbeda tergantung nilai dan fungsional yang disajikan perusahaan.
  • 15.  Reliabilitas sepintas mirip dengan kinerja tetapi memliki perbedaan yang jelas. Reliabilitas lebih menunjukkan probalitas kegagalan produk menjalankan fungsinya.  Feature dikatakan sebagai aspek sekunder. Untuk berbagai produk elektronik, feature yang ditawarkan dapat dilihat pada menu yang terdapat di remote control. Feature menjadi target para produsen berinovasi untuk memuaskan pelanggan.  Keawetana menunjukkan suatu pengukuran terhadap suatu siklus produk, baik secara teknis maupun waktu.  Konsistensi menunjukkan seberapa jauh suatu produk dapat menyamai standar atau spesifikasi tertentu.  Desain adalah dimensi unik yang menawarkan aspek emosional dalam mempengaruhi kepuasaan pelanggan. 2) Dimensi Harga Pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasaan penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. Sebaliknya konsumen yang tidak sensitif dengan harga maka dimensi ini tidaklah penting. 3) Dimensi Kualitas Layanan Kualitas layanan (service quality) bergantung pada 3 hal yaitu sistem, teknologi, dan manusia. Faktor manusia memegang konstribusi terbesar sehingga kualitas layanan relatif lebih sulit ditiru dibandingkan kualitas produk dan harga Salah satu konsep kualitas layanan yang populer adalah serqual, yang mempunyai 5 dimensi yaitu reliability, responsive, assurance, empathy dan tangible.  Tangible, suatu layanan tidak bisa dilihat, dicium, dan diraba. Dimensi ini lebih penting untuk pelangggan baru.  Realibilitas, mengukur keadandalan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dimensi ini dipersepsi penting dalam layanan industri jasa. Dimensi memiliki dua sapek, yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dan seberapa jauh perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat.
  • 16.  Responsiveness, harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan tidak akan cenderung meningkat dari waktu ke waktu.  Assirance, berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku staf front- line dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan.  Empathy, pelanggan dari kelompok menengah ke atas mempunyai harapan yang tinggi agar perusahaan penyaedia jasa mengenal mereka secara pribadi. 4) Dimensi Emosional Ada banyak faktor emosional ketika konsumen melakukan pembelian, merek yang kuat sering kali menawarkan faktor emosional. Faktor dimensi Emosional yaitu: a) Estetika berkaitan dengan bentuk dan warna. b) self expressive value, bentuk kepuasaan yang terjadi karena lingkungan sosial sekitar . c) Brand personality, berkaitan dengan karakter personal. 5) Dimensi Kemudahan Pelanggan akan semakin puas apabila ia merasa relatif mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. 1. Kepribadian Merek (Brand Personality) Kepribadian suatu merek dapat menjadi dasar diferensiasi merek dan customer relantionship. Pendekatan yang umum dilakukan kepribadian merek adalah mengasosiasikan sebuah merek dengan tipe pengguna atau pelanggan produk tersebut. Kosakata yang sama digunakan untuk menggambarkan seseorang dapat dipakai untuk mengambarkan kepribadian merek. Suatu merek dapat digambarkan dengan demografi (usia, jenis kelamin, sosial ekonomi, dan ras), gaya hidup (aktivitas, kegemaran, dan pendapat) atau ciri-ciri pembawaan kepribadian seseorang.
  • 17. 2. Asosiasi Organisasi (Organizational Associations) Organisasi mengembangkan produk baru lagi, konsumen-pun menerimanya dengan mulus karena mereka percaya bahwa produk-produk tersebut masih menginduk ke organisasi yang sama sehingga good wiil suatu merek dapat ditrantransfer ke merek produk yang baru karena secara otomatis kesan kualitas ditransfer ke rentang merek produk yang lainnya. 3. QUALITY DAN LEADERSHIP a) Persepsi Kualitas (perceived Quality) Menurut David A. Garvin, dimensi persepsi kualitas produk dibagi menjadi 7 yaitu kinerja, pelayanan, ketahanan, keandalanan, karakteristik produk, dan kesesuaian dengan spesifikasi dan hasil. Dimensi dalam konteks jasa ada kompetensi, keandalan, tanggung jawab, dan empati. Nilai rata-rata atribut “obatnya manjur” dan “efeknya cepat terasa” untuk merek Diapet dan Neo Entrostop termasuk dalam rentang skala baik dan nilainya di katakan hampir sama karena perbedaannya tidak terlalu signifikan. Untuk atribut “tidak ada efek samping”, nilai rata-rata Diapet lebih baik dari pada Neo Entrostop, walaupun semuanya masuk dalam rentang skala baik. Persepsi ini muncul karena positing Diapet sebagai obat diare dengan kandungan 100% bahan alami sehingga relatif tidak menimbulkan efek samping obat diare dari bahan alami dan salah satu butir asosiasi yang melekat pada merek Diapet. Atribut “kemasaannya bagus” menjadi keunggulan bagi Diapet, karena kemasan Neo Entrostop sangat sederhana dan relatif mengalami perubahan sejak diluncurkan. Selain itu juga Diapet unggul untuk atribut “aman untuk diminum sebelum makan”, karena terbuat dari bahan alami sehingga tidak menimbulkan efek samping ketika minum sebelum makan. Dan komposisinya lengkap memberikan nilai yang tinggi untuk Diapet. Komposisi Diapet terdiri5 bahan utama, sedangkan Neo Entrostop 2 bahan utama.
  • 18. b) Kepemimpinan atau Popularitas (Leadership/Popularity) Kepemimpinan merupakan suatu kondisi yang dilematis. Di satu sisi, kepemimpinan diidamkan oleh perusahaan-perusahaan karena status tersebut banyak mendatangkan keuntungan, sedangkan disisi lain status tersebut dirasa membebani. Kepemimpinan pada umumnya dinikmati oleh perusahaan-perusahaan yang pertama kali bergerak dibidang tersebut karena pada kondisi itu pesaingnya masih sedikit dan keuntungan yang digapai muncul dari frist mover advantage. Namun banyak pula perusahaan pionir yang tergeser dari posisi kepemimpinan karena ketidak mampuan mereka mempertahankan posisi di pasar. Kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan popularitas. Butir kepemimpinan atau popularitas pada penelitian ini diperoleh dari teori building strong brand oleh David A. Aaker yaitu: a. Peningkatan popularitas cepat b. Inovasi produk cepat c. Produknya sangat laku d. Produknya “up to date” e. Teknologi produk modern Diapet lebih unggul dari pada Neo Entrostop untuk 4 atribut kepemimpinan yaitu peningkatan popularitas cepat, inovasi produk cepat, produknya up to date, dan teknologi produk modern. Karena Diaper altif berpromosi terutama di TV sejak diluncurkan sampai sekarang. Iklan TV sudah dibuat sebanyak 5 versi, versi pertama digambarkan Diapet di buat dari tumbuh-tumbuhan yang di olah secara modern dalam bentuk kapsul. Neo Entrostop unggul pada satu atribut “produknya sangat laku”, berdasarkan data ritel AC Nielsen, Neo Entrostop masih menjadi pemimpin pasar kategori obat diare. Dari hasil rata- rata keseluruhan kepemimpinan Diapet lebih baik dari pada Neo Entrostop terutama untuk hal popularitas, inovasi, dan modernitas, karena Diapet agresif dalam berpromosi. Namun perlu waktu untuk menggeser sang pemimpin pasar Neo Entrostop.
  • 19. 4. LOYALTY MEASURES a) Harga optmum (price premium) Dalam menentukan harga produk, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor seprti pengaruh elemen bauran pemasaran, kebijkan penetapan harga perusahaan, dan dampak harga pada pihak-pihak lain, termasuk penetapan harga psikologis. Analisis penetapan harga dijalankan setelah perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut dan setelah mengetahui kepekaan pasar produk terhadap harga, penentuan biaya produk, analisis persaingan, dan penilaian terhadap hambatan-hambatan hukum serta etika. Mengingat kondisi internal dan eksternal yang dihadapi masing-masing perusahaan berbeda, perusahaan yang satu dan yang lain bisa jadi memilih strategi penetapan harga yang berbeda pula. Harga optimum mencerminkan kebijakan penetapan harga yang lebih mahal dari pada harga pasar yang disebabkan oleh banyak hal. Contoh, konsumen rela membeli air mineral merek Aqua dengan harga tinggi dibandingkan harga air mineral bermerek Ades, Dua Tang, Vit dan lain-lain, padahal bila merek produk tersebut ditinggalkan dan berbagai merek air mineral tersebut dijadikan dalam gelas yang seragam, konsumen sulit membedakan produk- produk tersebut. Kesediaan konsumen membayar dengan harga lebih tinggi untuk merek Aqua menunjukkan penghargaan mereka yang “lebih” kepada merek Aqua tersebut dibandingkan kepada para pesaingnya. Survei dilakukan secara judgement sampling di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan sampel sebanyak 40 outlet. Hasil yang diperoleh adalah 27 outlet dari total 40 outlet yang disurvei (67,5%) paling sering menjual baik Diapet ataupun Neo Entrostop secara eceran 1 butir pada tingkat harga Rp 400. Sementara outlet lainnya bervariasi, ada yang menjual secara eceran 1 butir dengan harga Rp 500, per cath cover (isi 4) untuk Diapet dengan harga Rp 1.500, per blister (isi 12 butir) untuk Neo Entrostop dengan harga Rp 3.000. Konsumen Diapet dan Neo Entrostop cukup loyal terhadap merek yang ia pakai. b) Kepuasan Loyalitas merek Diapet dan Neo entrostop cukup baik karena berbentuk piramida terbalik yang semakim ke atas semakin lebar. Untuk Neo Entrostop, pengecilan sudah terjadi pada tingkat liking the brand dan mengecil lagi tingkat committed buyer.
  • 20. Perbandingan ke dua merek tersebut adalah a. Persentase committed buyer Neo Entrostop lebih besar dari pada Diapet, berarti lebih banyak pembeli yang menawarkan atau mempromosikan Neo Entrostop kepada orang lain dari pada menawarkan Diapet. b. Liking the brand dan satisfued buyer Neo Entrostop lebih tinggi dari Diapet, artinya banyak responden yang puas dan menyukai merek Neo Entrostop c. Habitual buyer Neo Entrostop jauh lebih tinggi, banyak responden membeli Neo Entrostop karena kebiasaan. d. Switcher, baik Diapet dan Neo Entrostop sama tinggi, konsymen obat diare secara umum sensitif terhadap harga. 5. MARKET BEHAVIOUR MEASURES 1) Pangsa Pasar a) Market Size Garafik market size anti-diarrbea pada periode akhir tahun sampai awal tahun (Oktober- Februari) meningkat 10-15% dibandingkan periode reguler. Fenomena ini juga selalu terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Penyebabnya diperkirakan karena adanya musim hujan dan musim buah-buhan pada setiap akhir tahun, sehingga inseiden penyakit diare meningkat. b) Pangsa Pasar (AC Nielsen) Dengan bertumbuhnya market size anti-diarrbea sekitar 10-15% pertahun, sementara Neo Entrostop justru kehilangan share sekitar 2,9% selama AM 01 sampai dengan JJ 03, maka disimpulakan bahwa performence Neo Entrostop mengalami penurunan. Sampai periode JJ 03, pangsa pasar Diapet cenderung terus meningkat hingga 17,0% secara volume. Tambahan pangsa pasar Diapet diperoleh dari Neo Entrostop maupun merek yang lain. Walaupun Neo entrostop mengalami pangsa pasar, namun hasil perhitungan brand equity ten index menunjukkan bahwa Neo Entrostop masih lebih baik dari Diapet, hal ini karena brand equty juga dipengaruhi oleh elemen-elemen lain.
  • 21. BRAND EQUITY TEN INDEX A. Angka Indeks Adalah angka yang menunjukkan perubahan rata-rata dalam sekumpulan data dari waktu ke waktu. Angka dasar index pada tahun-tahun lainnya, baik sebelum maupun sesudahnya dihitung berdasarkan formulasi yang sama dan kemudian dibandingkan langsung dengan tahun dasar. B. Brand Equity Ten Index Suatu besaran yang sangat berguna untuk membandingkan jinerja merek produk yang sama maupun kinerja yang sejenis dari waktu ke waktu. Brand equity ten yaitu kesadaran merek, asosiasi (terdiri dari persepsi nilai, kepribdian merek, dan asosiasi organisasi), persepsi kualitas, kepemimpinan atau popularitas, harga optimum, loyalitas, pangsa pasar, harga pasar, dan jangkauan distribusi. Dari hasil yang telah diketahui bahwa nilai brand equity ten index untuk Neo Entrostoplebih tinggi dari pada Diapet, berarti ekuitas merek Neo Entrostop masih lebih baik dari pada Diapet. Neo Entrostop dalam hal kesadaran, loyalitas, pangsa pasar, dan jangkauan distribusi. Hal ini mungkin karena Neo Entrostop ada sejak tahun 1972 sampai sekarang sudah banyak masyarakat yang mengkonsumsi dan merasakan khasiatnya. Demikian pula pangsa pasar dan jangkauan ditribusi Neo Entrostop masih tinggi dibandingkan merek-merk lain (berdasarkan data ritel audit AC Nielsen). Hal ii terbukti dari perhitungan angka pangsa pasar hasil penelitian. Dimasa mendatang, bukan tidak mungkin Diapet mampu menggeser Neo Entrostop karena dari segi kesadaran, asosiasi, dan persepsi kualitas Diapet sudah cukup baik bahkan dari kepemimpinana dan harga pasar lebih baik dari pada Neo Entrostop. Satu hal mendesak untuk diperbaiki adalah jangkauan distribusi Diapet.