SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 7
Downloaden Sie, um offline zu lesen
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/327652458
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
Conference Paper · August 2018
CITATIONS
0
READS
77
1 author:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Islamic Bank Guidance View project
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA View project
Lucky Nugroho
Universitas Mercu Buana
41 PUBLICATIONS   74 CITATIONS   
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lucky Nugroho on 14 September 2018.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
165
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya permasalah independensi auditor, dimana independensi
merupakan dasar kepercayaan pada profesi akuntan publik. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pihak
regulasi mengeluarkan peraturan berupa pembatasan pemberian jasa atau adanya rotasi audit. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menggali persepsi mengenai rotasi audit dari akuntan publik. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualititif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa meskipun sudah ada regulasi pembatasan jasa audit akan tetapi tetap saja menimbulkan
perilaku tricky dari akuntan dengan alasan ketergantungan ekonomi pada klien. Tetapi disatu sisi,
independensi dalam melakukan jasa merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dijaga dan dipelihara.
Kata kunci: Rotasi Audit, fenomenologi, akuntan public
ABSTRACT
This research is based on the existence of auditor independence problem, where independence is the basis
of openness to public accountant profession. Therefore, the government as a party involved in the audit. The
purpose of this study is to explore the audit perception of public accountants. This research is a type of
qualitative research using phenomenology method. The results of this study found that there are audit
provisions that will allow to perform the tasks of the accountant on the grounds of economic dependence on
the client. But on the one hand, independence in doing services becomes an important thing that must be
maintained and maintained.
Keyword : Audit Tenure, phenomenology, public accountant
PENDAHULUAN
Independensi auditor merupakan
dasar kepercayaan masyarakat pada profesi
akuntan publik dan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam menilai
jasa yang mereka berikan. Secara khusus
literatur akuntansi memberikan bukti bahwa
auditor rentan terhadap tekanan pengaruh
sosial yang tidak tepat dari superior (atasan)
dan rekan kerja dalam perusahaan sehingga
diduga semakin panjang jangka waktu audit
(hubungan auditor-klien yang lama), maka
auditor semakin sering untuk
mengkompromikan pilihan akuntansi dan
pelaporan klien dalam rangka bisnisnya,
yang akhirnya dapat menurunkan kualitas
laporan keuangan yang diauditnya (Lord &
DeZoort, 2001). Lebih lanjut, menurut
International Federation Of Accountants
(IFAC) melalui dokumen Rebuilding Public
Confidence in Financial Reporting (2003),
yangmenyatakan bahwa berlebihnya
keakraban antara auditor dengan klien
adalah suatu ancaman bagi independensi
auditor, oleh karena itu regulator
mengusulkan bahwa rotasi wajib merupakan
mekanisme yang diharapkan dapat menjaga
independensi auditor.
Pemerintah Republik Indoensia
mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 423/KMK.06/2002 yang diubah
dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
No.359/KMK.06/2003 dan disempurnakan
dengan Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan
publik. Peraturan ini menyatakan bahwa
penyediaan jasa audit umum atas laporan
keuangan suatu entitas yang dibuat oleh
ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS
Erik Nugraha1, Lucky Nugroho2, Rima Dwijayanty3
Universitas Sangga Buana YPKP 1,3, Universitas Mercubuana Jakarta 2
Email : erik.nugraha23@gmail.com
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
166
perusahaan audit (KAP) maksimal enam
tahun berturut-turut, dan oleh akuntan publik
maksimal tiga tahun berturut-turut.Namun
pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan
peraturan baru yang mengatur pergantian
auditor, yaitu PP No. 20/2015 tentang Praktik
Akuntan Publik. Dalam PP No. 20/2015
pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa KAP
tidak lagi dibatasi dalam melakukan audit
atas suatu perusahaan. Pembatasan hanya
berlaku bagi AP, yaitu selama 5 tahun buku
berturut-turut. Setelah memberikan jasa
audit atas informasi keuangan historis
terhadap suatu perusahaan selama 5 tahun
buku berturut-turut AP diwajibkan
melakukan cooling-off selama 2 (dua) tahun
berturut-turut. Setelah periode cooling-
off selesai, maka AP dapat kembali
memberikan jasa audit pada perusahaan
tersebut. Perusahaan yang dimaksud dalam
PP No. 20/2015 adalah industri di sektor
pasar modal, bank umum, dana pensiun
perusahaan asuransi/reasuransi, atau
BUMN, sebagaimana dijelaskan pada pasal
11 ayat (2).
Untuk memperketat pengawasan
terhadap AP yang melakukan audit terhadap
perusahaan penyelenggara jasa keuangan,
OJK mengeluarkan POJK Nomor 13 Tahun
2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam
Kegiatan Jasa Keuangan. Dalam peraturan
tersebut, diatur bahwa institusi jasa
keuangan wajib membatasi penggunaan
jasa penggunaan jasa audit dari AP paling
lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Sedangkan pembatasan penggunaan jasa
dari KAP tergantung pada hasil evaluasi
Komite Audit. Selain itu, institusi jasa
keuangan harus menggunakan akuntan
publik dan kantor akuntan publik (KAP) yang
terdaftar di OJK.
Peraturan tersebut muncul karena
kekhawatiran bahwa masa perikatan audit
yang tidak dibatasi memiliki dampak negatif
terhadap independensi auditor. Meskipun
secara hukum telah diatur mengenai masa
perikatan antara auditor dengan klien secara
jelas, akan tetapi menurut Junaidi et al
(2013) fenomena rotasi semu terjadi di
Indonesia. Rotasi semu menunjukkan suatu
kondisi yang secara formal berdasarkan
peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi
auditor atau pergantian auditor yang
menyebabkan hubungan KAP dengan klien
terputus, padahal secara esensial hubungan
KAP dengan kliennya masih tetap
berlangsung. Dalam praktiknya adanya
peraturan pembatasan pemberian jasa
asurans pada klien tersebut menimbulkan
perilaku tricky dari partner untuk saling
bertukar bendera. Oleh karena itu rotasi
yang terjadi seakan hanya untuk
menggugurkan kewajiban karena adanya
pembatasan pemberian jasa asurans kepada
klien, dan bukan karena untuk
mempertahankan atau dapat meningkatkan
kualitas jasa yang diberikan.
Penerapan kewajiban pergantian
auditor ini di Indonesia juga telah memotivasi
dilakukannya penelitian yang berfokus pada
isu pergantian auditor maupun KAP
berdasarkan data di Indonesia, misalnya
penelitian Khanifah & Atiq Amjadallah
(2010), Siregar, dkk (2011) dan Novianti et
al. (2012). Khanifah & Atiq Amjadallah
(2010) meneliti tentang hubungan rotasi
kantor akuntan publik dengan kualitas laba
yang dilaporkan, hasilnya penelitiannya
menunjukkan lama atau pendeknya rotasi
KAP tidak terbukti dapat menurunkan
independensi auditor akibat adanya
intervensi dari manajemen yang berujung
pada penurunan kualitas laba yang
dilaporkan, akan tetapi penelitian Khanifah &
Atiq Amjadallah (2010) hanya berfokus pada
pergantian KAP saja, tidak melihat dari sisi
pergantian partner. Penelitian Siregar, dkk
(2011) menunjukkan adanya bukti bahwa
jangka waktu audit yang terlalu lama
menurunkan kualitas audit (meningkatkan
besaran manajemen laba), tetapi terdapat
temuan juga bahwa jika dilakukan rotasi
auditor tetap akan menurunkan kualitas
audit. Akan tetapi, hasil penelitian Siregaar,
dkk (2011) bertolak belakang dengan hasil
penelitian Novianti et al. (2012) yang
menemukan bahwa semakin lama
penugasan audit, maka semakin baik
kualitas auditnya. Berdasarkan hasil riset
empiris ternyata masih terdapat perbedaan
hasil penelitian terkait dengan regulasi rotasi
auditor dan implikasinya. Berangkat dari
adanya perbedaan hasil penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini
dilaksanakan dalam upaya mengungkap
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
167
lebih jauh dan mendalam tentang fenomena
di balik praktik rotasi auditor dari sudut
pandang auditor.
METODE
Paradigma yang digunakan dalam
penelitian ini adalah paradigma interpretif.
Paradigma interpretif lebih menekankan
pada makna atau interpretasi seseorang
terhadap sebuah simbol. Tujuan penelitian
dalam paradigma ini adalah memaknai (to
interpret atau to understand, bukan to
explain dan to predict) sebagaimana yang
terdapat dalam paradigma positivisme,
sedangkan pendekatan penelitian yang
digunakan adalah fenomenologi.
Pendekatan fenomenologi bertujuan
memahami respon atas keberadaan
manusia/masyarakat, serta pengalaman
yang dipahami dalam berinteraksi, para
fenomenolog percaya bahwa pada makhluk
hidup tersedia berbagai cara untuk
menginterpretasikan pengalaman melalui
interaksi dengan orang lain (Moleong, 2010:
18). Adapun metode yang digunakan dalam
pendekatan fenomologi terdiri atas tahap
intuisi, analisis serta deskripsi dan hasil
keseluruhannya berupa deskripsi
fenomenologis. Dalam konteks studi ini,
fenomena yang diamati dan digali adalah
praktik rotasi audit. Sedangkan sudut
pandang yang dipilih adalah dari sudut
pandang auditor, sebagai pelaku yang
berpengetahuan dan berpengalaman
langsung serta bergelut dengan praktik rotasi
audit. Pemahaman yang mendalam atas
suatu fenomena tertentu bersumber dari
pengetahuan dan pengalaman langsung
pihak yang menjalani dan merasakan
keseharian atas fenomena tersebut. Di
dalam hal rotasi audit, maka pemahaman
yang mendalam atas fenomena rotasi audit
disadari, dijalani dan dirasakan oleh auditor.
Mengacu pada pandangan Denzin (1989:11)
dalam Irianto, dkk (2014), titik awal penelitian
ini adalah dari pemaknaan atas persepsi
auditor yang memiliki pemahaman dan
pengetahuan, serta menjalani secara
langsung praktik rotasi audit.
Penelitian ini difokuskan pada
pencarian makna yang diberikan oleh auditor
terhadap fenomena pergantian auditor, oleh
sebab itu informan yang dipilih untuk proses
pengambilan data adalah praktisi yang
terlibat langsung dan memiliki pengalaman
mengenai praktik pergantian / rotasi auditor.
Sesuai komitmen dengan informan, maka
nama-nama informan, KAP, serta informasi
yang dipandang sensitif disamarkan, tanpa
mengurangi substansi makna atau pesan
yang disampaikan. Adapun informan
penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Infroman Penelitian
No.
Informan
(Nama
Samaran)
Jabatan
1 AR Partner KAP AF
2 HR Patner KAP HER
3 RS Partner KAP DB
4 SP Partner KAP SP
Teknik Pengumpulan data menggunakan
metode wawancara mendalam dengan para
informan, wawancara dilakukan secara tidak
terstruktur dan informal. Pada penelitian
kualitatif, proses analisis data dapat
dilakukan oleh peneliti pada saat maupun
setelah pengumpulan data. Teknik analisis
yang digunakan pada penelitian ini mengacu
kepada Rahayu dkk. (2007) dengan
membagi kedalam empat tahap analisis data
dalam penelitian fenomenologi, yaitu: (1).
Deskripsi fenomena, (2). Identifikasi tema-
tema, (3). Mengembangkan noetic/noematic
correlates dan (4). Abstraksi intisari atau
universals dari noetic/noematic correlates.
HASIL
Rotasi Audit : Penegakan Regulasi,
Menjaga Independensi, Perilaku Tricky
dan Ketergantungan Ekonomi
Sebagaimana telah diuraikan pada
latabelakang penelitian, bahwa rotasi auditor
telah diatur dalam oleh regulasi dalam hal ini
pemerintah, dimana dalam aturan yang
terbaru rotasi auditor hanya berlaku pada
patner dari suatu Kantor Akuntan Publik,
tidak seperti aturan lama yang mensyaratkan
bahwa Kantor Akuntan Publik juga harus
melakukan rotasi audit jika telah melebihi
jangka waktu yang ditentukan atau dengan
kata lain, tidak boleh melakukan audit
terhadap suatu entitas (ada jeda terlebih
dahulu). Walaupun dari sisi aturan telah jelas
dan tegas, namun praktik rotasi audit yang
ditemukan dalam studi ini menunjukkan
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
168
fenomena yang berbeda. Informan-informan
auditor dalam studi ini telah memahami
makna dan menunjukkan kesadaran tinggi
akan pentingnya rotasi audit, namun disisi
lain juga menyampaikan berbagai praktik
yang bertentangan dengan kesadaran
tersebut. Praktik-praktik yang bertentangan
dengan kesadaran dimaksud ditata
sedemikian rupa sehingga tampak wujud
yang sesuai dengan regulasi rotasi audit
yang berlaku.
Bapak RS yang merupakan salah
satu informan menyatakan bahwa,
“Ya dengan adanya Rotasi bagus dong,
berarti tidak akan ada auditor seumur hidup
pada suatu klien tertentu. Kita juga kan
sebagai Akuntan mesti ikut aturan yang
dikeluarkan pemerintah”.
Pernyataan Bapak RS diatas
menegaskan bahwa rotasi audit penting
dilakukan dalam mentaati peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, lebih lanjut
pernyataan Bapak RS tersebut menyatakan
dengan adanya rotasi audit berarti tidak akan
ada isitilah auditor seumur hidup bagi suatu
klien tertentu. Hal tersebut dalam rangka
menjaga independensi auditor, karena
semakin lama hubungan auditor dengan
klien, akan memicu terjadinya keakraban
yang berlebih yang dapat menurukan
independensi dari auditor tersebut, hal
sesuai dengan Johnson et al. (2002)
menyatakan bahwa akibat dari terkikisnya
independensi auditor akan mengakibatkan
auditor tidak lagi termotivasi untuk
melakukan inovasi terhadap prosedur audit,
terlampau lamanya hubungan auditor
dengan klien dipandang sebagai pemicu
turunnya independensi dan obyektivitas
akibat dari keakraban berlebihan antara
kedua pihak sehingga menyebabkan kualitas
laporan keuangan yang dilaporkan oleh
perusahaan menjadi diragukan
keandalannya. Pandangan hampir sama
diungkapkan oleh bapak AR bahwa
“klien biasanya agak berani tuh nego-nego
terkait opini audit jika kita sudah lama
mengaudit mereka, dengan ada regulasi itu
bagus lah”.
Pernyataan Bapak RS dan AF
memiliki pandangan yang sama terkait
aturan rotasi audit, yaitu ditujukan untuk
menjaga independensi auditor, hal ini sesuai
pernyataan Sianson et al, (2001)
menyatakan panjang hubungan antara
auditor dengan klien, perikatan yang
semakin lama dikhawatirkan dapat
mempengaruhi independensi auditor
tersebut, karena semakin lama seseorang
berada dalam organisasi atau perusahaan
maka dia akan merasa menjadi bagian dari
perusahaan atau organisasi tersebut.
Bapak HR memiliki padangan
bahwa
“jika memang aturannya seperti itu, mau
tidak mau kita harus ikutin”,
Hal senada juga sama dikatakan
bapak SP yang menyatakan bahwa :
“aturannya kan sudah jelas, ya kita ikutin
saja”.
Dari pernyataan kedua informan
yaitu bapak HR dan bapak SP penulis dapat
berpendapat bahwa bapak HR dan bapak
SP lebih mengutamakan penegakan aturan
yang telah dikelurkan oleh pemerintah bukan
pada penegakan independensi dari auditor
akibat masa perikata audit yang berlangsung
lama atau tanpa adanya pembatasan jangka
waktu audit. Lebih lanjut bapak HR
menyatakan :
“regulasi itu yang enak kan KAP yang besar,
partnernya banyak...lha kita KAP kecil, bisa
hilang klien....”
Pernyataan tersebut menyiratkan
bahwa untuk KAP kecil ketergantungan
ekonomi akan suatu klien tertentu sangat
besar, mereka berpadangan bahwa regulasi
terkait pembatasan audit hanya untuk
Akuntan Publik (partner) dirasa merugikan
untuk KAP kecil, berbeda dengan KAP besar
yang jumlah partner nya sangat banyak akan
diutungkan dengan regulasi yang hanya
membatasi Akuntan Publik (partner) tanpa
ada batasan untuk Kantor Akuntan Publik.
Ketergantungan ekonomis menjadi
salah satu pertimbangan tidak mudahnya
auditor dapat memenuhi regulasi tentang
rotasi audit. Jika auditor hanya memberikan
jasa kepada klien satu atau beberapa kali,
mungkin sumbangan fee yang dibayarkan
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
169
klien terhadap penghasilan total auditor tidak
akan material. Namun, jika pemberian jasa
tersebut dilakukan dalam jangka panjang,
apalagi jika ukuran perusahaan klien besar,
maka tidak mustahil auditor akan kehilangan
potensi penghasilan yang cukup signifikan
seandainya mereka tidak bisa
mempertahankan klien tersebut. Oleh karena
itu relasi yang dibangun antara auditor dan
klien bukan untuk kepentingan jangka
pendek, namun untuk kepentingan jangka
panjang dengan pertimbangan dapat
mempertahankan kontinuitas sumber
pendapatan di satu sisi bagi auditor, dan
sekaligus kenyamanan bagi klien. Hal
demikian dipertegas oleh Bapak AR bahwa:
“kalau klien sih maunya kalo sudah sama
kita, ya gak mau sama yang lain”.
Fenomena tersebut yang menjadi
pemicu adanya praktik tricky yang
menyebabkan rotasi semu. Praktik rotasi
audit semu ini dicontohkan oleh Bapak AR.
Beliau menjelaskan bahwa :
“kita rekomendasikan KAP lain ke klien, tapi
yang ngerjain kita...istilahnya pinjam bendera
lah”.
Hal ini juga senada diungkapkan
oleh Bapak SP bahwa :
“yang kerja tim kita, tapi benderanya yang
lain kan bisa, gak ngelanggar aturan kan
meskipun saya udah gak boleh sign opini
karena aturan pembatasan”.
Pada kasus tersebut dapat dilihat
adanya kerjasama yang baik antar KAP.
Audit tetap dilaksanakan oleh auditor KAP
yang lama, namun secara formal seolah-olah
audit dilaksanakan oleh auditor KAP yang
baru karena ditandatangani partner dari KAP
yang baru. Dengan demikian, maka regulasi
rotasi audit telah dilaksanakan walaupun
secara substantif tidak dilaksanakan, inilah
yang selanjutnya disebut praktik rotasi audit
semu.Rotasi semu menunjukkan suatu
kondisi yang secara formal berdasarkan
peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi
auditor yang menyebabkan hubungan KAP
dengan klien terputus, padahal secara
esensial hubungan KAP dengan kliennya
masih tetap berlangsung. Dalam praktiknya
adanya peraturan pembatasan pemberian
jasa KAP pada klien tersebut menimbulkan
perilaku tricky dari KAP maupun partner
untuk saling bertukar bendera maupun
partner.
SIMPULAN
Adanya regulasi rotasi audit atau
jangka waktu pembatasan audit merupakan
tujuan mulia yang dilakukan oleh pihak
regulator dalam hal ini pemerintah, demi
menjaga independensi dari akuntansi publik
yang pada akhirnya dapat menciptakan
kualitas audit yang baik, akan tetapi regulasi
tersebut bukan tanpa kelemahan, tetap saja
ada perilaku tricky yang dilkukan oleh
akuntan publik dengan istilah “pinjam
bendera”, hal tersebut tidak terlepas dari
motif ketergantungan ekonomi terhadap
klien. Penelitian ini bukan tanpa
keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut
diantaranya subjek peneliti hanya sebagain
kecil dari Kantor Akuntan Publik yang ada di
Kota Bandung, sehingga hasil penelitian ini
tidak dapat digeneralisasi, diharapkan untuk
peneliti selanjutnya digunakan analisis data
kuantitif agar dapat menggeneralisasi dari
hasil penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
Irianto, G., N. Noviati., Wulandari. (2014).
Kamuflase Dalam Praktik Rotasi Auditor.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol. 5
No.3. pp 393-408
Johnson, V, E., I. K. Khurana, & J. K.
Reynolds. (2002). Audit Firm Tenure And
The Quality Of Financial Reports.
Contemporary Accounting Research, 19
(4), 637-660.
Junaidi, Jogiyanto Hartono M., Eko Suwardi,
dan Setiyono Miharjo. (2013). Rotasi
Semu Dan Tenur KAP Pada
Independensi. Simposium Nasional
Akuntansi XVI. Manado. pp 120-150
Khanifah., Atiq Amjadallah. (2010).
Hubungan Rotasi Kantor Akuntan Publik
(KAP) Dengan Kualitas Laba Yang
Dilaporkan. Prosiding Seminar Unimus.
pp 353-358
Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat,
Jakarta, 2 Agustus 2018
170
Lord, A.T., DeZoort, F.T. (2001). The Impact
Of Commitment And Moral Reasoning
On Auditors Responses To Social
Influence Pressure. Accounting,
Organizations And Society, 26, 215-235
Novianti, N, G. Irianto, dan Sutrisno. (2012).
Tenur KAP, Tenur Partner Audit, Auditor
Spesialisasi Industri, dan Kualitas Audit.
Simposium Nasional AkuntansiXV.
Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton.
(2001). An Investigation Of Auditor And
Client Tenure. Mid-American Journal Of
Business, Vol. 16, No. 2, pp. 31-40.
Sylvia, VS., Fitriany., A. Wibowo., V.
Anggraita. (2011). Rotasi Dan Kualitas
Audit:Evaluasi Atas Kebijakan Menteri
Keuangan. Jurnal Akuntansi Keuangan.
Vol. 8 No. 1. pp 1-19
View publication statsView publication stats

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxPENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxAbdMuhaeminNabir
 
Strong Corporate Governance And Audit Firm Rotation
Strong Corporate Governance And Audit Firm RotationStrong Corporate Governance And Audit Firm Rotation
Strong Corporate Governance And Audit Firm Rotationguest08ac121
 
Kualitas audit
Kualitas auditKualitas audit
Kualitas auditMada Imma
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikUmmah Sadiyah
 
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...Nico Andrianto
 
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikM&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikUmi Hanik
 
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)nidagober
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1siti4nisah
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1siti4nisah
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Trisnadi Wijaya
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanperisuka
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahHasunah
 
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...siti muliawati
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorJihanRukkiyael
 

Ähnlich wie ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS (20)

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptxPENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN OBJEKTIVITAS AUDITOR.pptx
 
Strong Corporate Governance And Audit Firm Rotation
Strong Corporate Governance And Audit Firm RotationStrong Corporate Governance And Audit Firm Rotation
Strong Corporate Governance And Audit Firm Rotation
 
Kualitas audit
Kualitas auditKualitas audit
Kualitas audit
 
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publikMakalah auditing dan profesi akuntan publik
Makalah auditing dan profesi akuntan publik
 
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...
Manfaat Pemeriksaan Kinerja Terhadap Auditee Badan Pemeriksa Keuangan Republi...
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan PraktikM&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
M&E PHLN antara Teori Kebijakan dan Praktik
 
Mpp
MppMpp
Mpp
 
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)
Ppt metlit nida ayu (6 f-msd)
 
Tm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-iTm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-i
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1
 
S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1S l0151 0608071_chapter1
S l0151 0608071_chapter1
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
 
639 3598-1-pb.en.id
639 3598-1-pb.en.id639 3598-1-pb.en.id
639 3598-1-pb.en.id
 
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhanetika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
etika profesi audit operasional dan audit kepatuhan
 
critical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiahcritical review jurnal ilmiah
critical review jurnal ilmiah
 
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...
BE & GG, SITI MULIAWATI, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN GOOD CORPORA...
 
Proposal revisi
Proposal revisiProposal revisi
Proposal revisi
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada Organisasi Sektor Publik di kota bogor
 

Mehr von Mercu Buana University

Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Mercu Buana University
 
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...Mercu Buana University
 
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...Mercu Buana University
 
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...Mercu Buana University
 
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context Today
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context TodayMarketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context Today
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context TodayMercu Buana University
 
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...Mercu Buana University
 
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing  Segmentation Matters” (I...The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing  Segmentation Matters” (I...
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...Mercu Buana University
 
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...Mercu Buana University
 
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro Banking
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro BankingThe Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro Banking
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro BankingMercu Buana University
 
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)Mercu Buana University
 
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concernFaktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concernMercu Buana University
 
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIES
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIESFOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIES
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIESMercu Buana University
 
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...Mercu Buana University
 
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...Mercu Buana University
 
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...Mercu Buana University
 
Journal of internet_banking_and_commerce
Journal of internet_banking_and_commerceJournal of internet_banking_and_commerce
Journal of internet_banking_and_commerceMercu Buana University
 
Maslahah and strategy_to_establish_a_sin
Maslahah and strategy_to_establish_a_sinMaslahah and strategy_to_establish_a_sin
Maslahah and strategy_to_establish_a_sinMercu Buana University
 
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneur
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneurMobile banking for empowerment muslim women entrepreneur
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneurMercu Buana University
 

Mehr von Mercu Buana University (20)

Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...
Human Capital and The Use Of Information Technology To Enhance Sustainable Co...
 
Strategi asuransi syariah
Strategi asuransi syariahStrategi asuransi syariah
Strategi asuransi syariah
 
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...
Determinants Factors of Stock Price in Oil and Gas Sector (Indonesia Stock Ex...
 
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...
Analisa Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Ass...
 
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...
The Diversity Of Waqf Implementations for Economic Development in Higher Educ...
 
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context Today
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context TodayMarketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context Today
Marketing Strategy for Renewable Energy development In Indonesia Context Today
 
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...
ANALYSIS OF TAXES PAYMENT, AUDIT QUALITY AND FIRM SIZE TO THE TRANSFER PRICIN...
 
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing  Segmentation Matters” (I...The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing  Segmentation Matters” (I...
The Islamic Banking, Asset Quality: “Does Financing Segmentation Matters” (I...
 
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...
Potential Big Bath Accounting Practice in CEO Changes (Study on Manufacturing...
 
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro Banking
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro BankingThe Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro Banking
The Challenges of Bad Debt Monitoring Practices in Islamic Micro Banking
 
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)
Bad Debt Issues in Islamic Bank: Macro and Micro Influencing (Indonesia Cases)
 
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concernFaktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
Faktor faktor yang mempengaruhi audit going concern
 
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIES
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIESFOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIES
FOREIGN BANK PENETRATION AND ITS IMPACT ON BANKING INDUSTRIES
 
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTAN...
 
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...
The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach (Indonesia ...
 
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...
The Challenges of Microfinance Institutions in Empowering Micro and Small Ent...
 
Islamic banking capital challenges
Islamic banking capital challengesIslamic banking capital challenges
Islamic banking capital challenges
 
Journal of internet_banking_and_commerce
Journal of internet_banking_and_commerceJournal of internet_banking_and_commerce
Journal of internet_banking_and_commerce
 
Maslahah and strategy_to_establish_a_sin
Maslahah and strategy_to_establish_a_sinMaslahah and strategy_to_establish_a_sin
Maslahah and strategy_to_establish_a_sin
 
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneur
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneurMobile banking for empowerment muslim women entrepreneur
Mobile banking for empowerment muslim women entrepreneur
 

Kürzlich hochgeladen

sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 

ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS

  • 1. See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/327652458 ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS Conference Paper · August 2018 CITATIONS 0 READS 77 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Islamic Bank Guidance View project PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI APARATUR TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA View project Lucky Nugroho Universitas Mercu Buana 41 PUBLICATIONS   74 CITATIONS    SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Lucky Nugroho on 14 September 2018. The user has requested enhancement of the downloaded file.
  • 2. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 165 ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya permasalah independensi auditor, dimana independensi merupakan dasar kepercayaan pada profesi akuntan publik. Oleh karena itu, pemerintah sebagai pihak regulasi mengeluarkan peraturan berupa pembatasan pemberian jasa atau adanya rotasi audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali persepsi mengenai rotasi audit dari akuntan publik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualititif dengan menggunakan metode fenomenologi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa meskipun sudah ada regulasi pembatasan jasa audit akan tetapi tetap saja menimbulkan perilaku tricky dari akuntan dengan alasan ketergantungan ekonomi pada klien. Tetapi disatu sisi, independensi dalam melakukan jasa merupakan sesuatu hal yang penting yang harus dijaga dan dipelihara. Kata kunci: Rotasi Audit, fenomenologi, akuntan public ABSTRACT This research is based on the existence of auditor independence problem, where independence is the basis of openness to public accountant profession. Therefore, the government as a party involved in the audit. The purpose of this study is to explore the audit perception of public accountants. This research is a type of qualitative research using phenomenology method. The results of this study found that there are audit provisions that will allow to perform the tasks of the accountant on the grounds of economic dependence on the client. But on the one hand, independence in doing services becomes an important thing that must be maintained and maintained. Keyword : Audit Tenure, phenomenology, public accountant PENDAHULUAN Independensi auditor merupakan dasar kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menilai jasa yang mereka berikan. Secara khusus literatur akuntansi memberikan bukti bahwa auditor rentan terhadap tekanan pengaruh sosial yang tidak tepat dari superior (atasan) dan rekan kerja dalam perusahaan sehingga diduga semakin panjang jangka waktu audit (hubungan auditor-klien yang lama), maka auditor semakin sering untuk mengkompromikan pilihan akuntansi dan pelaporan klien dalam rangka bisnisnya, yang akhirnya dapat menurunkan kualitas laporan keuangan yang diauditnya (Lord & DeZoort, 2001). Lebih lanjut, menurut International Federation Of Accountants (IFAC) melalui dokumen Rebuilding Public Confidence in Financial Reporting (2003), yangmenyatakan bahwa berlebihnya keakraban antara auditor dengan klien adalah suatu ancaman bagi independensi auditor, oleh karena itu regulator mengusulkan bahwa rotasi wajib merupakan mekanisme yang diharapkan dapat menjaga independensi auditor. Pemerintah Republik Indoensia mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.359/KMK.06/2003 dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Peraturan ini menyatakan bahwa penyediaan jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas yang dibuat oleh ROTASI AUDIT SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGIS Erik Nugraha1, Lucky Nugroho2, Rima Dwijayanty3 Universitas Sangga Buana YPKP 1,3, Universitas Mercubuana Jakarta 2 Email : erik.nugraha23@gmail.com
  • 3. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 166 perusahaan audit (KAP) maksimal enam tahun berturut-turut, dan oleh akuntan publik maksimal tiga tahun berturut-turut.Namun pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang mengatur pergantian auditor, yaitu PP No. 20/2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Dalam PP No. 20/2015 pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa KAP tidak lagi dibatasi dalam melakukan audit atas suatu perusahaan. Pembatasan hanya berlaku bagi AP, yaitu selama 5 tahun buku berturut-turut. Setelah memberikan jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap suatu perusahaan selama 5 tahun buku berturut-turut AP diwajibkan melakukan cooling-off selama 2 (dua) tahun berturut-turut. Setelah periode cooling- off selesai, maka AP dapat kembali memberikan jasa audit pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang dimaksud dalam PP No. 20/2015 adalah industri di sektor pasar modal, bank umum, dana pensiun perusahaan asuransi/reasuransi, atau BUMN, sebagaimana dijelaskan pada pasal 11 ayat (2). Untuk memperketat pengawasan terhadap AP yang melakukan audit terhadap perusahaan penyelenggara jasa keuangan, OJK mengeluarkan POJK Nomor 13 Tahun 2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan Jasa Keuangan. Dalam peraturan tersebut, diatur bahwa institusi jasa keuangan wajib membatasi penggunaan jasa penggunaan jasa audit dari AP paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Sedangkan pembatasan penggunaan jasa dari KAP tergantung pada hasil evaluasi Komite Audit. Selain itu, institusi jasa keuangan harus menggunakan akuntan publik dan kantor akuntan publik (KAP) yang terdaftar di OJK. Peraturan tersebut muncul karena kekhawatiran bahwa masa perikatan audit yang tidak dibatasi memiliki dampak negatif terhadap independensi auditor. Meskipun secara hukum telah diatur mengenai masa perikatan antara auditor dengan klien secara jelas, akan tetapi menurut Junaidi et al (2013) fenomena rotasi semu terjadi di Indonesia. Rotasi semu menunjukkan suatu kondisi yang secara formal berdasarkan peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi auditor atau pergantian auditor yang menyebabkan hubungan KAP dengan klien terputus, padahal secara esensial hubungan KAP dengan kliennya masih tetap berlangsung. Dalam praktiknya adanya peraturan pembatasan pemberian jasa asurans pada klien tersebut menimbulkan perilaku tricky dari partner untuk saling bertukar bendera. Oleh karena itu rotasi yang terjadi seakan hanya untuk menggugurkan kewajiban karena adanya pembatasan pemberian jasa asurans kepada klien, dan bukan karena untuk mempertahankan atau dapat meningkatkan kualitas jasa yang diberikan. Penerapan kewajiban pergantian auditor ini di Indonesia juga telah memotivasi dilakukannya penelitian yang berfokus pada isu pergantian auditor maupun KAP berdasarkan data di Indonesia, misalnya penelitian Khanifah & Atiq Amjadallah (2010), Siregar, dkk (2011) dan Novianti et al. (2012). Khanifah & Atiq Amjadallah (2010) meneliti tentang hubungan rotasi kantor akuntan publik dengan kualitas laba yang dilaporkan, hasilnya penelitiannya menunjukkan lama atau pendeknya rotasi KAP tidak terbukti dapat menurunkan independensi auditor akibat adanya intervensi dari manajemen yang berujung pada penurunan kualitas laba yang dilaporkan, akan tetapi penelitian Khanifah & Atiq Amjadallah (2010) hanya berfokus pada pergantian KAP saja, tidak melihat dari sisi pergantian partner. Penelitian Siregar, dkk (2011) menunjukkan adanya bukti bahwa jangka waktu audit yang terlalu lama menurunkan kualitas audit (meningkatkan besaran manajemen laba), tetapi terdapat temuan juga bahwa jika dilakukan rotasi auditor tetap akan menurunkan kualitas audit. Akan tetapi, hasil penelitian Siregaar, dkk (2011) bertolak belakang dengan hasil penelitian Novianti et al. (2012) yang menemukan bahwa semakin lama penugasan audit, maka semakin baik kualitas auditnya. Berdasarkan hasil riset empiris ternyata masih terdapat perbedaan hasil penelitian terkait dengan regulasi rotasi auditor dan implikasinya. Berangkat dari adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilaksanakan dalam upaya mengungkap
  • 4. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 167 lebih jauh dan mendalam tentang fenomena di balik praktik rotasi auditor dari sudut pandang auditor. METODE Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretif. Paradigma interpretif lebih menekankan pada makna atau interpretasi seseorang terhadap sebuah simbol. Tujuan penelitian dalam paradigma ini adalah memaknai (to interpret atau to understand, bukan to explain dan to predict) sebagaimana yang terdapat dalam paradigma positivisme, sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah fenomenologi. Pendekatan fenomenologi bertujuan memahami respon atas keberadaan manusia/masyarakat, serta pengalaman yang dipahami dalam berinteraksi, para fenomenolog percaya bahwa pada makhluk hidup tersedia berbagai cara untuk menginterpretasikan pengalaman melalui interaksi dengan orang lain (Moleong, 2010: 18). Adapun metode yang digunakan dalam pendekatan fenomologi terdiri atas tahap intuisi, analisis serta deskripsi dan hasil keseluruhannya berupa deskripsi fenomenologis. Dalam konteks studi ini, fenomena yang diamati dan digali adalah praktik rotasi audit. Sedangkan sudut pandang yang dipilih adalah dari sudut pandang auditor, sebagai pelaku yang berpengetahuan dan berpengalaman langsung serta bergelut dengan praktik rotasi audit. Pemahaman yang mendalam atas suatu fenomena tertentu bersumber dari pengetahuan dan pengalaman langsung pihak yang menjalani dan merasakan keseharian atas fenomena tersebut. Di dalam hal rotasi audit, maka pemahaman yang mendalam atas fenomena rotasi audit disadari, dijalani dan dirasakan oleh auditor. Mengacu pada pandangan Denzin (1989:11) dalam Irianto, dkk (2014), titik awal penelitian ini adalah dari pemaknaan atas persepsi auditor yang memiliki pemahaman dan pengetahuan, serta menjalani secara langsung praktik rotasi audit. Penelitian ini difokuskan pada pencarian makna yang diberikan oleh auditor terhadap fenomena pergantian auditor, oleh sebab itu informan yang dipilih untuk proses pengambilan data adalah praktisi yang terlibat langsung dan memiliki pengalaman mengenai praktik pergantian / rotasi auditor. Sesuai komitmen dengan informan, maka nama-nama informan, KAP, serta informasi yang dipandang sensitif disamarkan, tanpa mengurangi substansi makna atau pesan yang disampaikan. Adapun informan penelitian ini ditunjukkan dalam tabel 1. Tabel 1. Infroman Penelitian No. Informan (Nama Samaran) Jabatan 1 AR Partner KAP AF 2 HR Patner KAP HER 3 RS Partner KAP DB 4 SP Partner KAP SP Teknik Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan para informan, wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dan informal. Pada penelitian kualitatif, proses analisis data dapat dilakukan oleh peneliti pada saat maupun setelah pengumpulan data. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini mengacu kepada Rahayu dkk. (2007) dengan membagi kedalam empat tahap analisis data dalam penelitian fenomenologi, yaitu: (1). Deskripsi fenomena, (2). Identifikasi tema- tema, (3). Mengembangkan noetic/noematic correlates dan (4). Abstraksi intisari atau universals dari noetic/noematic correlates. HASIL Rotasi Audit : Penegakan Regulasi, Menjaga Independensi, Perilaku Tricky dan Ketergantungan Ekonomi Sebagaimana telah diuraikan pada latabelakang penelitian, bahwa rotasi auditor telah diatur dalam oleh regulasi dalam hal ini pemerintah, dimana dalam aturan yang terbaru rotasi auditor hanya berlaku pada patner dari suatu Kantor Akuntan Publik, tidak seperti aturan lama yang mensyaratkan bahwa Kantor Akuntan Publik juga harus melakukan rotasi audit jika telah melebihi jangka waktu yang ditentukan atau dengan kata lain, tidak boleh melakukan audit terhadap suatu entitas (ada jeda terlebih dahulu). Walaupun dari sisi aturan telah jelas dan tegas, namun praktik rotasi audit yang ditemukan dalam studi ini menunjukkan
  • 5. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 168 fenomena yang berbeda. Informan-informan auditor dalam studi ini telah memahami makna dan menunjukkan kesadaran tinggi akan pentingnya rotasi audit, namun disisi lain juga menyampaikan berbagai praktik yang bertentangan dengan kesadaran tersebut. Praktik-praktik yang bertentangan dengan kesadaran dimaksud ditata sedemikian rupa sehingga tampak wujud yang sesuai dengan regulasi rotasi audit yang berlaku. Bapak RS yang merupakan salah satu informan menyatakan bahwa, “Ya dengan adanya Rotasi bagus dong, berarti tidak akan ada auditor seumur hidup pada suatu klien tertentu. Kita juga kan sebagai Akuntan mesti ikut aturan yang dikeluarkan pemerintah”. Pernyataan Bapak RS diatas menegaskan bahwa rotasi audit penting dilakukan dalam mentaati peraturan yang dikeluarkan pemerintah, lebih lanjut pernyataan Bapak RS tersebut menyatakan dengan adanya rotasi audit berarti tidak akan ada isitilah auditor seumur hidup bagi suatu klien tertentu. Hal tersebut dalam rangka menjaga independensi auditor, karena semakin lama hubungan auditor dengan klien, akan memicu terjadinya keakraban yang berlebih yang dapat menurukan independensi dari auditor tersebut, hal sesuai dengan Johnson et al. (2002) menyatakan bahwa akibat dari terkikisnya independensi auditor akan mengakibatkan auditor tidak lagi termotivasi untuk melakukan inovasi terhadap prosedur audit, terlampau lamanya hubungan auditor dengan klien dipandang sebagai pemicu turunnya independensi dan obyektivitas akibat dari keakraban berlebihan antara kedua pihak sehingga menyebabkan kualitas laporan keuangan yang dilaporkan oleh perusahaan menjadi diragukan keandalannya. Pandangan hampir sama diungkapkan oleh bapak AR bahwa “klien biasanya agak berani tuh nego-nego terkait opini audit jika kita sudah lama mengaudit mereka, dengan ada regulasi itu bagus lah”. Pernyataan Bapak RS dan AF memiliki pandangan yang sama terkait aturan rotasi audit, yaitu ditujukan untuk menjaga independensi auditor, hal ini sesuai pernyataan Sianson et al, (2001) menyatakan panjang hubungan antara auditor dengan klien, perikatan yang semakin lama dikhawatirkan dapat mempengaruhi independensi auditor tersebut, karena semakin lama seseorang berada dalam organisasi atau perusahaan maka dia akan merasa menjadi bagian dari perusahaan atau organisasi tersebut. Bapak HR memiliki padangan bahwa “jika memang aturannya seperti itu, mau tidak mau kita harus ikutin”, Hal senada juga sama dikatakan bapak SP yang menyatakan bahwa : “aturannya kan sudah jelas, ya kita ikutin saja”. Dari pernyataan kedua informan yaitu bapak HR dan bapak SP penulis dapat berpendapat bahwa bapak HR dan bapak SP lebih mengutamakan penegakan aturan yang telah dikelurkan oleh pemerintah bukan pada penegakan independensi dari auditor akibat masa perikata audit yang berlangsung lama atau tanpa adanya pembatasan jangka waktu audit. Lebih lanjut bapak HR menyatakan : “regulasi itu yang enak kan KAP yang besar, partnernya banyak...lha kita KAP kecil, bisa hilang klien....” Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa untuk KAP kecil ketergantungan ekonomi akan suatu klien tertentu sangat besar, mereka berpadangan bahwa regulasi terkait pembatasan audit hanya untuk Akuntan Publik (partner) dirasa merugikan untuk KAP kecil, berbeda dengan KAP besar yang jumlah partner nya sangat banyak akan diutungkan dengan regulasi yang hanya membatasi Akuntan Publik (partner) tanpa ada batasan untuk Kantor Akuntan Publik. Ketergantungan ekonomis menjadi salah satu pertimbangan tidak mudahnya auditor dapat memenuhi regulasi tentang rotasi audit. Jika auditor hanya memberikan jasa kepada klien satu atau beberapa kali, mungkin sumbangan fee yang dibayarkan
  • 6. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 169 klien terhadap penghasilan total auditor tidak akan material. Namun, jika pemberian jasa tersebut dilakukan dalam jangka panjang, apalagi jika ukuran perusahaan klien besar, maka tidak mustahil auditor akan kehilangan potensi penghasilan yang cukup signifikan seandainya mereka tidak bisa mempertahankan klien tersebut. Oleh karena itu relasi yang dibangun antara auditor dan klien bukan untuk kepentingan jangka pendek, namun untuk kepentingan jangka panjang dengan pertimbangan dapat mempertahankan kontinuitas sumber pendapatan di satu sisi bagi auditor, dan sekaligus kenyamanan bagi klien. Hal demikian dipertegas oleh Bapak AR bahwa: “kalau klien sih maunya kalo sudah sama kita, ya gak mau sama yang lain”. Fenomena tersebut yang menjadi pemicu adanya praktik tricky yang menyebabkan rotasi semu. Praktik rotasi audit semu ini dicontohkan oleh Bapak AR. Beliau menjelaskan bahwa : “kita rekomendasikan KAP lain ke klien, tapi yang ngerjain kita...istilahnya pinjam bendera lah”. Hal ini juga senada diungkapkan oleh Bapak SP bahwa : “yang kerja tim kita, tapi benderanya yang lain kan bisa, gak ngelanggar aturan kan meskipun saya udah gak boleh sign opini karena aturan pembatasan”. Pada kasus tersebut dapat dilihat adanya kerjasama yang baik antar KAP. Audit tetap dilaksanakan oleh auditor KAP yang lama, namun secara formal seolah-olah audit dilaksanakan oleh auditor KAP yang baru karena ditandatangani partner dari KAP yang baru. Dengan demikian, maka regulasi rotasi audit telah dilaksanakan walaupun secara substantif tidak dilaksanakan, inilah yang selanjutnya disebut praktik rotasi audit semu.Rotasi semu menunjukkan suatu kondisi yang secara formal berdasarkan peraturan pemerintah, telah terjadi rotasi auditor yang menyebabkan hubungan KAP dengan klien terputus, padahal secara esensial hubungan KAP dengan kliennya masih tetap berlangsung. Dalam praktiknya adanya peraturan pembatasan pemberian jasa KAP pada klien tersebut menimbulkan perilaku tricky dari KAP maupun partner untuk saling bertukar bendera maupun partner. SIMPULAN Adanya regulasi rotasi audit atau jangka waktu pembatasan audit merupakan tujuan mulia yang dilakukan oleh pihak regulator dalam hal ini pemerintah, demi menjaga independensi dari akuntansi publik yang pada akhirnya dapat menciptakan kualitas audit yang baik, akan tetapi regulasi tersebut bukan tanpa kelemahan, tetap saja ada perilaku tricky yang dilkukan oleh akuntan publik dengan istilah “pinjam bendera”, hal tersebut tidak terlepas dari motif ketergantungan ekonomi terhadap klien. Penelitian ini bukan tanpa keterbatasan, dimana keterbatasan tersebut diantaranya subjek peneliti hanya sebagain kecil dari Kantor Akuntan Publik yang ada di Kota Bandung, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi, diharapkan untuk peneliti selanjutnya digunakan analisis data kuantitif agar dapat menggeneralisasi dari hasil penelitian. DAFTAR RUJUKAN Irianto, G., N. Noviati., Wulandari. (2014). Kamuflase Dalam Praktik Rotasi Auditor. Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol. 5 No.3. pp 393-408 Johnson, V, E., I. K. Khurana, & J. K. Reynolds. (2002). Audit Firm Tenure And The Quality Of Financial Reports. Contemporary Accounting Research, 19 (4), 637-660. Junaidi, Jogiyanto Hartono M., Eko Suwardi, dan Setiyono Miharjo. (2013). Rotasi Semu Dan Tenur KAP Pada Independensi. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado. pp 120-150 Khanifah., Atiq Amjadallah. (2010). Hubungan Rotasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Dengan Kualitas Laba Yang Dilaporkan. Prosiding Seminar Unimus. pp 353-358
  • 7. Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Jakarta, 2 Agustus 2018 170 Lord, A.T., DeZoort, F.T. (2001). The Impact Of Commitment And Moral Reasoning On Auditors Responses To Social Influence Pressure. Accounting, Organizations And Society, 26, 215-235 Novianti, N, G. Irianto, dan Sutrisno. (2012). Tenur KAP, Tenur Partner Audit, Auditor Spesialisasi Industri, dan Kualitas Audit. Simposium Nasional AkuntansiXV. Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. (2001). An Investigation Of Auditor And Client Tenure. Mid-American Journal Of Business, Vol. 16, No. 2, pp. 31-40. Sylvia, VS., Fitriany., A. Wibowo., V. Anggraita. (2011). Rotasi Dan Kualitas Audit:Evaluasi Atas Kebijakan Menteri Keuangan. Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol. 8 No. 1. pp 1-19 View publication statsView publication stats