SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 46
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Buku Saku 
MUHARRIK MASJID 
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Tim Penyusun: 
LTM NU dan PP Lakpesdam NU 
2013
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Buku Saku 
MUHARRIK MASJID 
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Tim Penyusun: 
LTM NU dan PP Lakpesdam NU 
2013 
1
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
DAFTAR ISI 
BAB I Faham Aswaja dan Gerakan NU 
A. Apa itu Aswaja | 4 
B. Aswaja ala NU | 6 
C. NU: Kebangkitan Ulama Menentang Wahabi | 7 
D. Karakter Gerakan Aswaja | 9 
E. Aswaja dalam Tataran Praktis | 12 
BAB II Revitalisasi Masjid dan Posisi Muharrik 
A. Revitalisasi Masjid ala LTM NU | 15 
B. Siapa itu Muharrik Masjid | 19 
C. Posisi Muharrik di Hadapan Allah SWT | 20 
D. Peran dan Tugas Utama | 21 
BAB III Organisasi dan Administrasi Keuangan 
A. Karakteristik Masjid NU | 23 
B. Struktur Organisasi Masjid NU | 24 
C. Sumber Keuangan Masjid | 30 
D. Dana Keluar untuk Apa Saja? | 32 
E. Laporan Keuangan Masjid | 33 
BAB IV Aksi Memakmurkan Masjid 
A. Masjid sebagai Tempat Ibadah | 36 
B. Masjid sebagai Tempat Pendidikan | 37 
C. Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi | 
2 
38 
D. Masjid sebagai Tempat Pelayanan Sosial | 39
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB V Memperkuat Kelembagaan dan Jaringan 
A. Sertifikasi dan Nazhir NU | 40 
B. Membuat Database Jamaah | 41 
C. Jaringan Kerjasama antar Masjid | 43 
3 
DAFTAR PUSTAKA | 45
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB I 
Faham Aswaja dan Nahdlatul Ulama 
A. Apa itu Aswaja? 
Kata “Aswaja” adalah kepanjangan dari Ahlus Sunnah Wal 
Jamaah. Ahlus Sunnah artinya orang-orang yang menganut 
atau mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad saw. 
Sedangkan, Wal Jamaah berarti mayoritas umat atau 
mayoritas sahabat Rasulullah Muhammad saw. Jadi, definisi 
Ahlus Sunnah Wal Jamaah yaitu orang-orang yang mengikuti 
sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat (ma 
ana ‘alaihi wa ashhabi), baik di dalam syariat (hukum Islam) 
maupun akidah dan tasawuf. 
Istilah Aswaja ini muncul ketika Rasulullah menjelaskan di 
hadapan para Sahabat tentang adanya berbagai model 
firqah (kelompok) dalam Islam. Nabi Muhammad 
menjelaskan, umat Islam akan terpecah menjadi 73 
golongan. Semua tidak ada yang selamat dari api neraka, 
kecuali satu kelompok, yaitu Ahlus Sunnah Wal Jamaah 
(Aswaja). Sabda Rasulullah ini setidaknya dilansir dalam 6 
riwayat hadits. Semuanya dapat dijadikan dalil yang kuat, 
karena tidak ada yang tergolong hadis dloif (lemah). Dari 
keenam hadits tersebut, ada yang hadits shohih, ada pula 
hadits hasan. 
4
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Dari beberapa riwayat itu, ada yang secara tegas 
menyebutkan istilah Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau 
Jamaah. Ada pula yang menyebutkan: maa ana alaihi wa 
ashhabi. Sebutan yang terakhir inilah yang paling banyak 
riwayatnya. Di antara kutipan Sabda Rasulullah tersebut 
adalah: 
عن عبد الله بن عمرو قال قال رسول الله صلى الله علیھ وسلم: “ لبأتین على 
أمتي ما أتى على بني اســــرائیل حذو النعل بالنعل حتى ان كان منھم من بأتي 
أمھ علانیة لكان في أمتي من یصنع ذالك , وان بني اســـرائیل تفرقت على ثنتین 
وســبعین ملة, وتفترق أمتي على ثلاث وســبعین ملة كلھم فى النار الا واحدة 
قالوا ومن ھي یا رسول الله ؟ قال : “ مـــا أنا علیھ وأصـــحابي“. (الترمذي و 
الآجري واللا لكائي وغیرھم. حـــسن بشــواھد كثیرة). 
Artinya: Dari Abillah Bin ‘Amr berkata, Rasulullah SAW 
bersabda: “Akan datang kepada umatku sebagaimana yang 
terjadi kepada Bani Israil. Mereka meniru perilakuan 
seseorang dengan sepadannya, walaupun diantara mereka 
ada yang menggauli ibunya terang-terangan niscaya akan 
ada diantara umatku yang melakukan seperti mereka. 
Sesungguhnya bani Israil berkelompok menjadi 72 golongan. 
Dan umatku akan berkelompok menjadi 73 golongan, semua 
di neraka kecuali satu. Sahabat bertanya; siapa mereka itu 
Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Apa yang ada padaku 
dan sahabat-sahabatku “ (HR. At-Tirmidzi, Al-Ajiri, Al-lalkai. 
Hadits hasan) 
عن أنس بن مــالك قال : قال رســول الله صــلى الله علیھ وســلم : “ ان بني 
اســرائیل افترقت على احدى وســبعین فرقة , وان أمتي ستفترق على ثنــتین 
5
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
وسبعین فرقــة كلھا في النار الا واحدة, وھي الجمــاعة “ ( ابن ماجھ وأحمد 
واللا لكائي وغیرھم. ھذا اســـناد جید). 
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah SAW 
bersabda; “Sesungguhnya bani Israil akan berkelompok 
menjadi 71 golongan dan sesungguhnya umatku akan 
berkelompok menjadi 72 golongan, semua di neraka kecuali 
satu yaitu al-jamaah”. (HR. Ibn Majah, Ahmad, al-Lakai dan 
lainnya. Hadits dengan sanad baik). 
B. Aswaja ala NU 
KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama 
memberikan gambaran tentang Aswaja sebagaimana 
ditegaskan dalam Qanun Asasi. Aswaja versi NU yaitu 
golongan orang-orang yang mengikuti mazhab berikut ini: 
1. Bidang fikih atau hukum Islam, mengikuti salah satu 
dari empat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan 
Hambali. 
2. Bidang teologi, mengikuti pendapat Abu Hasan al-asy’ari 
atau Abu Manshur al-Maturidi. 
3. Bidang tasawuf, mengikuti pendapat Imam al- 
Ghazali atau Imam Junaid al-Baghdadi. 
Penjelasan KH. Hasyim Asy’ari tentang Aswaja versi NU ini 
dapat dipahami dalam dua kerangka makna. Pertama, 
penjelasan Aswaja ala KH Hasyim Asy’ari ini tidak dilihat dari 
pandangan definitif (ta’rif), tapi lebih menekankan pada 
penjelasan makna Aswaja dengan cara yang lebih mudah 
6
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
dapat dipahami dan diamalkan oleh masyarakat pada 
umumnya. Ini dilakukan, karena memang secara definitif 
redaksional, para ulama berbeda pendapat dalam memaknai 
Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Tetapi, muaranya adalah sama 
yaitu: ma ana alaihi wa ashabii. 
Kedua, pemaknaan Aswaja ini merupakan bagian dari 
perlawanan terhadap gerakan Wahabiyah yang digelorakan 
oleh kerajaan Arab Saudi. Gerakan Wahabi ini 
mengumandangkan konsep kembali kepada al-Quran dan 
hadis. Dengan begitu, konsekwensinya adalah beragama 
dengan tanpa mazhab dan anti taqlid. Aswaja ala NU yang 
menganjurkan umat Islam untuk bermazhab itu menjadi 
antitesa dari Wahabi. Penjelasan aswaja versi NU dapat 
dipahami, bahwa untuk memahami al-Qur’an dan hadis 
perlu penafsiran para Ulama yang memang ahlinya. Karena 
itu, penting bagi umat Islam untuk bermazhab atau bertaqlid 
pada pendapat ulama. 
C. NU: Kebangkitan Ulama Menentang Wahabi 
Sejak dari lahir, NU bersikap tegas menolak Wahabi. Saat itu, 
Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal, yakni 
Wahabi di Mekah. Bahkan, berdasarkan ajaran Wahabi, raja 
mengeluarkan kebijakan hendak menghancurkan semua 
peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama 
ini banyak diziarahi, karena dianggap bid’ah. Bahkan, makam 
Rasulullah Muhammad juga termasuk kawasan yang harus 
dihancurkan. 
7
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Gagasan kaum Wahabi tersebut mendapat sambutan hangat 
dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan 
Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun 
PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, 
kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, 
menolak pembatasan bermadzhab (Wahabi) dan 
penghancuran warisan peradaban Islam di tanah suci, hanya 
gara-gara dianggap bid’ah. 
Akibat sikap yang berbeda ini, kalangan pesantren 
dikeluarkan dari anggota Kongres al-Islam di Yogyakarta 
1925. Karena itu, kalangan pesantren juga secara otomatis 
tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam 
Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan 
mengesahkan rencana keputusan Raja Ibnu Saud tersebut. 
Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan 
kebebasan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian 
warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa 
membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite 
Hijaz. Komite ini dipimpin oleh KH. Wahab Hasbullah (Ketua). 
Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam 
Komite Hijaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam 
di dunia, Raja Ibnu Saud akhirnya mengurungkan niatnya. 
Hasilnya, hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan 
ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. 
Itulah peran pertama kalangan pesantren di kancah 
8
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
internasional. Kalangan pesantren berhasil memperjuangkan 
kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan 
peninggalan sejarah serta warisan peradaban Islam yang 
sangat berharga. 
Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat 
embrional dan ad hoc (sementara), maka setelah itu dirasa 
perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan 
lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan 
zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, 
akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi 
yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 
16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin 
oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. 
D. Karakter Gerakan Aswaja 
Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita 
sebut dengan Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah 
SAW dan para sahabatnya: 
Pertama, at-tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, 
tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Ini 
disarikan dari firman Allah SWT: 
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُھَدَاء عَلَى النَّاسِ وَیَكُونَ الرَّسُولُ عَلَیْكُمْ شَھِیداً 
“Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) 
umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi 
9
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
(ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia 
umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran 
penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.” (QS al- 
Baqarah: 143). 
Kedua, at-tawazun atau seimbang dalam segala hal, 
terrnasuk dalam penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber 
dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al- 
Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT: 
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَیِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَھُمُ الْكِتَابَ وَالْمِیزَانَ لِیَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ 
“Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan 
membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami 
turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang 
keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” 
(QS al-Hadid: 25) 
Ketiga, al-i'tidal atau tegak lurus. Dalam Al-Qur'an Allah SWT 
berfirman: 
یَا أَیُّھَا الَّذِینَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِینَ لِلّھِ شُھَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ یَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى 
أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ ھُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّھَ إِنَّ اللّھَ خَبِیرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ 
“Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian 
menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) 
karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. 
Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum 
menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena 
10
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan 
bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha 
Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Maidah: 8) 
Selain ketiga prinsip ini, golongan Aswaja juga mengamalkan 
sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan 
serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang 
tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau 
membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam 
meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allah SWT: 
فَقُولَا لَھُ قَوْلاً لَّیِّناً لَّعَلَّھُ یَتَذَكَّرُ أَوْ یَخْشَى 
“Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi 
Harun AS) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah 
lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha: 
44) 
Ayat ini berbicara tentang perintah Allah SWT kepada Nabi 
Musa AS dan Nabi Harun AS agar berkata dan bersikap baik 
kepada Fir'aun. Al-Hafizh Ibnu Katsir (701-774 H/1302-1373 
M) ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, "Sesungguhnya 
dakwah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS kepada Fir'aun 
adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, 
lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih 
menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah". 
(Tafsir al-Qur'anil 'Azhim, juz III hal 206). 
11
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
E. Aswaja dalam Tataran Praktis 
Dalam tataran praktis, sebagaimana dijelaskan KH Ahmad 
Shiddiq bahwa prinsip-prinsip ini dapat terwujudkan dalam 
beberapa hal sebagai berikut: (Lihat Khitthah Nahdliyah, hal 
40-44). 
12 
1. Akidah. 
a. Keseimbangan dalam penggunaan dalil 'aqli dan dalil 
naqli. 
b. Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam. 
c. Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan 
vonis syirik, bid'ah apalagi kafir. 
2. Syari'ah 
a. Berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits dengan 
menggunanakan metode yang dapat 
dipertanggung­jawabkan 
secara ilmiah. 
b. Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang 
tidak ada nash yang je1as (sharih/qotht'i). 
c. Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai 
masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif 
(zhanni). 
3. Tashawwuf/ Akhlak 
a. Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha 
memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan 
dengan prinsip-prinsip hukum Islam. 
b. Mencegah sikap berlebihan (ghuluw) dalam menilai 
13 
sesuatu. 
c. Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya 
sikap syaja’ah atau berani (antara penakut dan 
ngawur atau sembrono), sikap tawadhu' (antara 
sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan 
(antara kikir dan boros). 
4. Pergaulan antar golongan 
a. Mengakui watak manusia yang senang berkumpul 
dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya 
masing-masing. 
b. Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang 
berbeda. 
c. Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling 
menghormati dan menghargai. 
d. Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata 
memusuhi agama Islam. 
5. Kehidupan bernegara 
a. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus 
tetap dipertahankan karena merupakan 
kesepakatan seluruh komponen bangsa. 
b. Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan 
semua aturan yang dibuat, selama tidak 
bertentangan dengan ajaran agama.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
c. Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta 
kepada pemerintah yang sah. 
d. Kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, 
maka mengingatkannya dengan cara yang baik. 
14 
6. Kebudayaan 
a. Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan 
yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan 
hukum agama. 
b. Kebudayaan yang baik dan ridak bertentangan 
dengan agama dapat diterima, dari manapun 
datangnya. Sedangkan yang tidak baik harus 
ditinggal. 
c. Dapat menerima budaya baru yang baik dan 
melestarikan budaya lama yang masih relevan (al-muhafazhatu 
'alal qadimis shalih wal akhdu bil 
jadidil ashlah). 
7. Dakwah 
a. Berdakwah bukan untuk menghukum atau 
memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak 
masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT. 
b. Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran 
yang jelas. 
c. Dakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan 
keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi 
dan keadaan sasaran dakwah.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB II 
REVITALISASI MASJID DAN POSISI MUHARRIK 
A. Revitalisasi Masjid ala LTM NU 
Keberadaan masjid begitu penting di mata umat Islam 
sehingga jumlah masjid begitu banyak. Di negeri yang dihuni 
mayoritas umat Islam ini, jumlah masjid dan musola 
mencapai 1.070.000 (Kementerian Agama RI, 2009). Bahkan, 
berdasarkan data Lazuardi Biru tahun 2010, kurang lebih 80 
persennya adalah menggunakan amaliyah ala NU dalam hal 
beribadah. Misalnya, qunut saat sholat subuh, wirid setelah 
imam salam, adzan Jumat dilakukan dua kali, dan 
sebagainya. 
Masjid dan mushola dalam kehidupan sehari-hari, tak 
ubahnya dimaknai hanya sebagai bangunan tempat shalat, 
tak lebih dari itu. Sayang sekali, padahal peran dan fungsi 
masjid sangat strategis, baik secara vertikal (habl min Allah) 
maupun horizontal (habl min al-nas). Ini ditunjukkan 
Rasulullah SAW saat berhijarah ke Madinah. Langkah 
pertama yang dia tempuh adalah membangun Masjid 
Nabawi, yang berlantaikan tanah dengan atap pelepah 
kurma. Mulai dari situ, Nabi Muhammad mengajarkan 
kepada para sahabat tentang aqidah Islam. 
Ternyata tidak berhenti di situ, Rasulullah Muhammad juga 
menjadikan masjid sebagai sentrum kegiatan, mulai dari 
dakwah, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, 
pengembangan ekonomi, serta pelayanan sosial. Tak heran 
15
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
bila di kemudian hari, Masjid Nabawi mengangkat kota 
Madinah sebagai pusat peradaban. Begitu besar pengaruh 
masjid dalam kehidupan masyarakat. Inilah yang alpa dari 
keberadaan masjid dewasa ini. Fungsi dan peran masjid yang 
begitu besar, hanya dikerdilkan sebagai tempat shalat. Ini 
bisa terjadi karena adanya beberapa masalah yang 
melingkupinya. 
Pertama, pengelola masjid yang tidak kompeten. 
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang sibuk 
dengan pekerjaannya masing-masing. Ada yang bertani, 
berdagang, PNS, guru dan sebagainya. Mereka tidak fokus 
dalam mengurus dan mengelola masjid. Bahkan, mereka 
tidak mempunyai kemampuan dalam manajerial dan 
keuangan. Akibatnya, masjid dibiarkan begitu saja, hanya 
digunakan tempat shalat belaka. Padahal, banyak potensi 
yang perlu digali dan dikembangkan lebih lanjut. 
Kedua, penelantaran masjid. Karena tidak dikelola dengan 
optimal, masjid menjadi terlantar. Tidak ada riuh aktifitas, 
selain sholat. Keprihatinan ini mengundang “orang luar” 
yang punya kepedulian. Mereka membantu takmir masjid 
dalam mengelola masjid dan memakmurkannya dengan 
berbagai aktifitas dan even. Namun, ternyata belakangan ini 
mereka diketahui memiliki agenda lain selain memakmurkan 
masjid, yaitu memasukkan faham dan ideologi mereka 
kepada para jamaah. Bahkan, mereka perlahan tapi pasti, 
merubah amaliyah ubudiyah yang selama ini sudah 
dipraktikkan di masjid tersebut. Kebanyakan korbannya 
adalah masjid-masjid yang amaliyahnya ala NU, mereka 
ubah dengan alasan klise, bid’ah. 
16
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Ketiga, konflik antar pengelola. Konflik ini bisa terjadi antara 
pengurus yayasan dengan takmir masjid. Ada juga antara 
nazhir (masjid wakaf) dengan Dewan Kemakmuran Masjid 
(DKM). Bisa juga konflik disulut oleh perbedaan pendapat 
atau pendapatan antar pengurus masjid. Bahkan, dalam 
beberapa kasus, konflik terjadi antara pengurus masjid 
dengan jamaah. Ini semua berimbas pada eksistensi masjid, 
yang seharusnya berfungsi dan berperan secara optimal, 
menjadi tidak lagi bernilai strategis. 
Sayang sekali jika permasalahan yang mengitari masjid ini 
terus berlarut-larut. Harusnya segera dapat diatasi. Sebab, 
belakangan ini masjid-masjid ini dijadikan tempat rebutan 
oleh aliran-aliran baru bercokol di Indonesia, terutama yang 
berhaluan Wahabi Salafi. Aliran ini menyadari bahwa masjid 
merupakan tempat yang paling strategis bagi perjuangan 
mereka. Aliran tersebut kerap mem-bid’ah kan, dan 
mengkafirkan tradisi amaliyah keagamaan warga NU. 
Kenyataan inilah yang menyulut keprihatinan Lembaga 
Takmir Masjid (LTM) Nahdlatul Ulama (NU). Bagaimanapun, 
NU punya andil besar dan tanggung jawab dalam 
menyelesaikan masalah ini. Masjid dan musola yang 
tersebar dari kota sampai ke pelosok desa ini tak lepas dari 
keberadaan dan peran serta warga Nahdliyin, baik sebagai 
pendiri, pengelola, ataupun jamaah biasa. Meski begitu, 
kebanyakan masjid-masjid tersebut tidak menunjukkan 
identitas secara tegas, misalnya dengan mamasang plang 
atau papan nama yang menandakan, ini adalah masjid NU. 
Maka, tidak heran, bila ada beberapa masjid yang dulunya 
menggunakan amaliyah NU, belakangan berubah haluan. 
17
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Untuk itu, dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan 
mempertigas identitas NU di masjid, LTM NU terpanggil dan 
berkewajiban untuk melakukan beberapa langkah. Pertama, 
membangkitkan kembali semangat militansi ke-NU-an di 
setiap level: PWNU, PCNU, MWC dan Pengurus Ranting NU 
di seluruh Indonesia. Kedua, masjid dan Musholla sebagai 
tempat ibadah, dipandang strategis untuk dimakmurkan. 
LTM-NU berkewajiban membangun kepemimpinan dan 
perkhidmatan di wilayahnya masing-masing, karena 
kepengurusan NU sudah berada di jabhatil ma’rikah (medan 
pertempuran dalam konteks perebutan masjid). Karena itu, 
kepemimpinan NU khususnya Pengurus LTM-NU harus 
menjadi qo’idul ummah wa khodimuhu (pemimpin dan 
pelayan umat). 
Ketiga, Sebagai pemimpin umat di jajaran kepengurusan NU, 
maka kepada Pengurus LTM NU sudah saatnya bermental 
sebagai muharrik (sang penggerak) yang mampu 
menggerakkan jama’ahnya dan membangun generasi 
penerus NU di masjid-masjid dan musholla-musholla sebagai 
basis gerakannya. Muharrik ini harus mampu menjalankan 7 
agenda revitalisasi masjid yang telah didesain oleh LTM NU, 
yaitu: 
1. Masjid sebagai pusat gerakan pemeliharaan aqidah 
2. Masjid sebagai pusat pelayanan dan kesehatan umat 
3. Masjid sebagai pusat keilmuan, pemikiran, dan 
18 
pendidikan 
4. Masjid sebagai pusat Pemberdayaan ekonomi 
5. Masjid sebagai pusat dakwah islam rahmatan lil alamin
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
6. Masjid sebagai pusat gerakan kepedulian sosial 
7. Masjid sebagai tempat berdoa dan mendoakan orang 
19 
wafat. 
B. Siapa itu Muharrik Masjid? 
Untuk dapat menjalankan tujuh agenda revitalisasi masjid 
itu, maka dibutuhkan sosok yang disebut sebagai “muharrik 
masjid”. Siapa itu? Muharrik itu berasal dari ha ra ka yang 
artinya gerak atau bergerak. Jadi, muharik ialah penggerak, 
atau orang yang menggerakkan. Kalau begitu, muharrik 
masjid adalah penggerak masjid, yaitu orang yang kerjanya 
mengatur dan menggerakkan para takmir masjid dengan 
memanfaatkan segala sumber daya dan dana yang dimiliki 
oleh masjid. 
Apa bedanya dengan Takmir Masjid? Muharrik bukan 
pengurus masjid, melainkan seorang yang ditunjuk atau 
diangkat oleh LTM-PBNU untuk menjalankan tugasnya 
dengan cara mendampingi para Takmir Masjid dalam rangka 
implementasi memakmurkan masjid, yang dituangkan dalam 
tujuh agenda revitalisasi masjid. 
Kata kuncinya adalah seorang muharrik membantu pengurus 
takmir masjid untuk memahami, menghadapi kesulitan dan 
tantangan yang dihadapinya. Jadi, seorang muharrik tidak 
hanya memberi rekomendasi dan melakukan presentasi, 
akan tetapi dituntut selalu tampil dalam proses 
implementasi. Ia berperan sebagai pendamping takmir
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
masjid dalam mengimplementasikan tujuh agenda 
revitalisasi masjid. 
C. Posisi Muharrik di Hadapan Allah SWT 
Posisi Muharrik di hadapan Allah SWT adalah sebagai hamba 
(abdun) dan sekaligus khalifah. Sebagai hamba (abdun), 
seorang muharrik harus senantiasa menaati perintah Allah 
SWT. Sedangkan posisi sebagai Khalifah, yaitu posisi yang 
bisa merancang masa depan masjid dengan manajemen 
yang baik, memakmurkan bumi-Nya, dan memakmurkan 
rumah-Nya 
Sebagai khalifah, seorang muharrik bertanggung jawab atas 
mati atau makmurnya rumah Allah. Sebab beban itu ada 
dipundak seorang khalifah. Usaha muharrik ini seiring 
dengan apa yang telah Allah SWT firmankan: “Sesungguhnya 
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum 
itu sendiri yang berusaha merubahnya.”(QS. Ar-Ra'du: 11). 
20
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
D. Peran dan Tugas Utama 
Peran muharrik masjid adalah membantu pengurus masjid 
untuk memakmurkan kegiatan-kegiatan masjid berdasarkan 
potensi yang dimiliki dan tantangan yang dihadapinya. 
Sedangkan tugas muharrik masjid adalah: 
1. Melakukan pemetaan problem dan potensi yang dimiliki 
21 
masjid. 
2. Mendampingi pengurus masjid dalam menyusun 
program-program pengembangan masjid. 
3. Mendampingi pengurus masjid dalam 
mengimplementasian program-program pengembangan 
masjid. 
4. Membantu pengurus masjid dalam mengevaluasi 
kegiatan masjid secara komprehensif. 
Dalam rangka menjalankan peran dan tugas tersebut, 
ruang lingkup kerja seorang muharriik masjid adalah 
sebagai berikut: 
1. Melakukan analisis SWOT. 
2. Menyusun langkah strategis setelah menemukan 
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masjid tsb. 
3. Menyusun target dan capaian masjid ke depan 
4. Membantu mengimplementasikan kegiatan 
pengembangan masjid. 
5. Memantau/mengawasi, apakah inplementasi yang telah 
diterapkan sesuai dengan tujuan dan capain yang 
diharapkan. 
6. Evaluasi, jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang 
ditargtkan sebelumnya, maka ada evaluasi. Kenapa bisa 
seperti itu? Dan di mana letak kesalahannya?
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
7. Menarik kesimpulan, jika semuanya sudah selesai, maka 
aka ada kesimpulan yang didapatkan untuk perbaikan ke 
depan. 
22
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB III 
Organisasi dan Administrasi Keuangan 
A. Karakteristik Masjid NU 
Masjid NU atau masjid nahdliyin adalah rumah Allah yang 
didirikan oleh seorang atau sekelompok orang yang 
menganut keyakinan dan tradisi kesislaman ala nahdliyin. 
Karena itu, bentuk syiar peribadatan dalam masjid tersebut 
juga mencerminkan amaliyah yang dianut oleh nahdliyin. 
Itulah yang menjadi karakteristik masjid NU. Seperti apa saja 
bentuk-bentuk syiarnya? 
1. Secara simbolik, syiar masjid nahdliyin, antara lain 
berupa bedug atau logo NU (gambar jagad) di dinding 
atau dalam lembaran jadwal waktu shalat. 
2. Sesudah kumandang azan, ada puji-pujian kepada Allah 
SWT, sholawat untuk Rasulullah Muhammad SAW, atau 
nasihat-nasihat kebajikan. 
3. Sesudah imam salam, imam memimpin makmum 
membaca wirid dan doa, dihangatkan dengan salam-salaman 
dan bacaan sholawat. 
4. Secara berkala diadakan doa bersama, seperti 
manaqiban, istighotsah, ratiban, 
salawatan/barzanji/diba’i, dan tahlilan. 
5. Membaca ushalli ketika takbiratul ihram. 
6. Membaca basmalah sebelum membaca surat al-Fatihah 
23 
dan surat lain.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
7. Membaca qunut dalam shalat subuh. 
8. Adzan 2 kali sebelum khutbah Jum’at, dan khatib 
memegang tongkat ketika berkhutbah. 
9. Tarawih dilaksanakan 20 rakaat, 
10. Mengadakan beberapa peringatan hari besar Islam: 
seperti mauludan, isra’ mi’raj, nuzulul Qur’an, dsb. 
B. Struktur Organisasi Masjid NU 
Strukutr organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja 
yang menunjukkan hubungan antar unit, adanya pembagian 
kerja sekaligus keterpaduan fungsi-fungsi atau 
kegiatankegiatan yang berbeda.-beda. Struktur organisasi 
dari masing-masing masjid dapat disederhanakan atau bisa 
juga dibuat lengkap sesuai kebutuhan. Tapi dalam sebuah 
organisasi masjid yang penting atau minimal memiliki 3 (tiga) 
unsur sebagai berikut: 
1. Pengurus/Ta’mir Masjid (Ketua, Sekretaris, Bendahara) 
2. Imam Masjid 
3. Tenaga Operasional (Peribadatan, Pengajian, dan Sarana 
24 
- Prasarana) 
Untuk memperjelas strukur organisasi masjid pada 
umumnya dapat digambarkan dalam suatu sketsa yang 
disebut dengan bagan organisasi. Bagan organisasi adalah 
suatu gambar struktur organisasi yang di dalamnya memuat 
garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak yang disusun 
menurut kedudukan atau fungsi tertentu sebagai garis 
penegasan wewenang atau hierarki.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Struktur Organisasi Masjid Model-1 
Pelindung/Nadzir NU 
Dewan Syuriyah 
Ketua Dewan Pembina 
Bendahara Sekretaris 
25 
Seksi 
Sarana & Prasarana 
Seksi 
Ibadah & Muamalah 
Seksi 
Pengajian/Pendidikan
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Struktur Organisasi Masjid Model-2 
Pelindung/Nadzir NU 
Dewan Syuriyah Dewan Pembina 
Ketua Umum 
26 
Bendahara 
Wakil Bendahara 
Sekretaris 
Wakil Sekretaris 
Ketua Bidang 
Dana & Pengembangan 
Ketua Bidang 
Peribadatan & Dakwah 
Seksi 
Pembinaan 
Jamaah 
Seksi 
Sarana & 
Prasarana 
Seksi 
Kesejahteraan 
Umat 
Seksi 
Pendidikan & 
Pelatihan
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Struktur Organisasi Masjid Model-3 
Pelindung/Nadzir NU 
Dewan Syuriyah Dewan Pembina 
Ketua Umum 
27 
Bendahara 
Wakil Bendahara 
Sekretaris 
Wakil Sekretaris 
Perpustakaan Klinik 
Kabid. 
Dana & Peng 
Kabid. 
Kesra Umat 
Kabid. 
Diklat 
Kabid. 
Pdt & PJ 
Seksi 
SoS 
Seksi 
SP 
Seksi 
UZIS 
Seksi 
PdU 
Seksi 
BM 
Seksi 
Kdr 
Seksi 
MTM 
Seksi 
Ubd
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
28 
Keterangan: 
: Garis Intruksi/Komando 
: Garis Koordinasi 
Kabid : Ketua Bidang 
Pdt : Peribadatan 
PJ : Pembinaan Jamaah 
Diklat : Pendidikan & Pelatihan 
Kesra : Kesejahteraan Umat 
Ush : Usaha 
Ubud : Ubudiyah 
MT : Majelis Taklim Muslimat 
Kdr : Kaderisasi 
PdU : Pemberdayaan Umat 
UZIS : Usaha dan Layanan Zakat, Infaq &Sodaqah 
Sos : Sosial dan Santunan 
BM : Bina Muallaf 
SP : Sarana dan Prasarana
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Adapun bentuk komposisi susunan Pengurus Ta’mir 
Masjidnya adalah sebagai berikut: 
PELINDUNG/NADZIR 
PENASEHAT 
(Dewan Syuriyah Masjid) 
(Sedikitnya di isi 3 orang yang terdiri dari Ketua, 
Sekretaris, dan anggota) 
29 
PENGURUS HARIAN: 
Ketua Umum 
Ketua Bid. Peribadatan dan Pembinaan Jamaah 
Ketua Bid. Pendidikan & Pelatihan 
Ketua Bid. Kesejahteraan Umat & Humas 
Ketua Bid. Dana & Pengembangan 
Sekretaris 
Wakil Sekretaris I 
Wakil Sekretaris II 
Bendahara 
Wakil Bendahara I 
Wakil Bendhara II
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
30 
Seksi-Seksi: 
1. Ubudiyah 
2. Majelis Taklim Muslimat 
3. Kaderisasi 
4. Bina Muallaf 
5. Pemberdayaan Umat 
6. Sosial & Santunan 
7. Usaha & Layanan ZIS 
8. Sarana & Prasarana 
C. Sumber Keuangan Masjid 
Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya 
setiap bulan. Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan 
rutin, mengurus masjid, dan merawatnya. Kegiatan masjid 
tentu terlaksana dengan baik jika tersedia dana dalam 
jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersedian dana, semua 
gagasan memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan. 
Merupakan tugas dan tanggungjawab pengurus masjidlah 
memikirkan, mencari dan mengadakan dana yang sesuai 
dengan kemampuannya. 
Secara tradisional, aliran dana ke masjid di dapatkan dari 
hasil tromol Jumat atau dari sedekah jama’ah. Namun, 
mengandalkan income hanya dari kedua pos niscaya jauh 
dari memadai. Jumlah yang dihasilkan relatif sedikit, 
sedangakan anggaran pengeluaran masjid cukup besar.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Berapa contoh masjid telah mengembangkan potensinya 
melalui usaha yang produktif, tidak hanya mengantungkan 
diri dari pemasukan rutin yang diberikan jama’ah. Misalnya, 
Masjid Nabawi. Masjid ini telah mengembangkan usaha 
produktif dengan cara memproduktifkan lahan-lahan wakaf. 
Antara lain digunakan untuk hotel, apartemen, pusat ruko 
dan perbelanjaan. Keuntungan dari penyewaan tersebut 
diputar untuk operasional rutin masjid dan kegiatan sosial 
lainnya. 
Ada beberapa sumber dana yang dapat dimanfaatkan oleh 
pengurus masjid, antara lain: 
1. Zakat, infak, dan shodaqah dari para jamaah 
2. Memproduktifkan Harta Benda Wakaf 
3. Infak donatur, instansi, atau perusahaan 
4. Infak dari jasa parkir dan penitipan barang 
5. Usaha atau bisnis halal. Seperti: 
a. Mengadakan pasar/bazar 
b. Hasil produktif dari sewa aula masjid 
c. Infak dari operasional lembaga pendidikan di 
masjid (seperti TPA/ TKA, Madrasah Diniyah dll.) 
d. Infak dari hasil penjualan Buletin 
e. Menjual kelender 
f. Lelang bahan bangunan masjid 
g. Rumah sakit (klinik) 
h. Pembinaan Usaha Kecil (Mudharabah) 
i. Konsultasi Keagamaan 
31
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
D. Dana Keluar untuk Apa Saja? 
Uang masjid adalah uang amanat. Karena itu, pengurus 
hendaknya berhati-hati dalam mengeluarkannya. 
Pengeluaran harus didasarkan pada rencana yang sungguh-sungguh 
dan atas dasar kepentingan yang nyata untk 
keperluan masjid. Pengeluaran rutin tiap bulan harus 
disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan program masjid, di 
antaranya: 
1. Masjid tetap terawat dengan baik dan selalu bersih 
2. Roda organisasi dan administrasi masjid berjalan 
32 
lancar 
3. Peribadatan terlaksana semestinya. 
4. Program pendidikan dan sosial berhasil sebagaimana 
direncanakan. 
Pos pengeluaran hendaknya disusun tiap awal tahun 
anggaran, yang disebut Anggaran Pendapatan Dan Belanja 
Masjid (APBM). APBM yaitu suatu program yang 
menyangkut program pemasukan dan pengeluaran uang. 
Anggaran belanja masjid ditentukan oleh adanya program 
masjid. Artinya apa saja yang akan dikerjakan masjid dalam 
setahun yang akan datang.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Di antara pos-pos pengeluaran kas masjid yang perlu adalah: 
1. Pemeliharaan dan pembanguan fisik 
2. Pembayaran honoraium atau upah pengajar dan 
pemeliharaan kebersihan. 
3. Pembelian barang-barang untuk perbaikan, seperti 
mengganti pagar rusak, beli cat, beli kapur dan beli 
sapu dll. 
4. Program pembangunan seperti membuat atau 
membesarkan WC, tempat wudlu, memindahkan 
ruang kantor, membangun ruang sekolah dan 
poliklinik. 
5. Pembinaan peribadatan, seperti membayar uang 
transpor khatib dan membayar insentif imam tetap 
6. Pembinaan pendidikan, seperti membayar 
honorarium tenaga pengajar, dan membeli alat 
peraga pendidikan. 
7. Pembinaan social, seperti bantuan fakir miskin, dan 
bantuan meringankan musibah jamaah. 
8. Pembinaan organisasi dan administrasi, seperti 
membayar honoraium tenaga staf, penyediaan uang 
transpor kegiatan, dan pembelian alat administrasi. 
E. Laporan Keuangan Masjid 
Pengurus masjid harus dapat mengelola dan 
memberdayakan dana terutama dana yang pasif diupayakan 
aktif dan produktif. Ada beberapa hal yang harus dilakukan 
33
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
pengurus ketika mengelola dan memberdayakan dana 
masjid yaitu: 
1. Transparan, membuat buku laporan, mencatat uang 
keluar masuk setiap bulannya dan sebaiknya setiap 
jum’at dilaporkan saat pelaksanaan shalat Jumat. 
2. Pembukuannya harus siap diperiksa setiap saat. 
3. Dana hanya digunakan untuk hal-hal yang dianggap 
34 
penting dan efisien. 
4. Tidak melakukan pemborosan dalam menggunakan 
uang. 
5. Tidak melakukan mark up. 
6. Dana masjid dikeluarkan untuk kepentingan masjid 
tidak untuk kepentingan pribadi, kecali hal-hal yang 
sudah disepakati misalnya untuk membantu 
pengobatan imam/ khatib yang sakit. 
7. Menggunakan dana masjid untuk hal-hal yang sudah 
disepakati oleh musyawarah pengurus, kecuali 
untuk hal-hal yang dipandang mendesak dan cukup 
penting misalnya perbaikan atap/genteng yang 
bocor yang harus disegerakan terutama pada saat 
musim hujan, dll. 
8. Memproduktifkan dana masjid yang di miliki pada 
hal-hal yang diyakini menguntungkan dan tidak 
membiarkan vakum. 
9. Pembukuan diaudit baik oleh akuntan yang 
dipercaya atau lebih pengurus yang dipercaya sesuai 
dengan keputusan musyawarah pengurus. 
10. Hasil audit tahunan diumumkan pada jama’ah di 
samping hasil setiap pekan dan bulanan.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Adapun laporan keuangan masjid dapat berupa: 
1. Daftar harta, utang dan modal yang disebut laporan 
keuangan neraca, ini menggambarkan posisi 
keuangan masjid dalam satu priode tertentu 
2. Laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan 
surplus. Laporan dari mana sumber dana diperoleh 
dibuat jelas dari mana sumber dana itu dan juga 
bermanfaat untuk memotivasi jamaah untuk 
berpartisipasi dalam berzakat, infak dan sedekah 
untuk masjid. 
(Mas Rizal, Pemberdayaan Masjid, Pekanbaru, Riau: 
http://maszal.blogspot.com) 
35
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB IV 
Aksi Memakmurkan Masjid 
A. Masjid sebagai Tempat Ibadah 
Tujuan utama masjid adalah sebagai tempat sujud, tempat 
ibadah menyembah kepada Allah SWT. Jika dikaitkan dengan 
agenda revitalisasi masjid yang digagas oleh LTM NU, 
sebagai tempat ibadah, pengelolaan masjid ini dapat 
berperan dalam pemeliharaan aqidah, dakwah, dan sarana 
untuk berdoa. Karena itu, dalam mengelola masjid sebagai 
tempat ibadah, aksi yang dapat dilakukan oleh pengurus 
masjid adalah: 
8. Sebagai tempat pemeliharaan aqidah. Bentuk aksi 
yang dapat dilakukan, antara lain: 
a. Menegakkan shalat berjama’ah 
b. Membangun kebersamaan dengan 
melaksanakan program IMANU 
c. Menanamkan pemahaman aqidah aswaja 
melalui pengajian dan khutbah jum’at 
d. Pelatihan imam dan khatib 
e. Penulisan buku khutbah (NU online) 
f. Melabeli masjid dengan logo NU, seperti : 
Almamak, tulisan dzikir/doa dan papan nama 
g. Mensertifikasi tanah wakaf masjd bernazdir NU 
9. Sebagai tempat dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin. 
Bentuk aksi yang dapat dilakukan, antara lain: 
36
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
a. Mengajak shalat berjama’ah 
b. Menyelenggarakan maulidan dan isro mi’raj 
c. Gerakan itikaf, tadarus, pengajian kitab kuning 
d. Pelatihan da’i 
e. Kursus dakwah 
10. Sebagai tempat berdoa dan mendoakan orang 
wafat. Bentuk aksi yang dapat dilakukan, antara lain: 
a. Menyelanggarakan tahlilan 
b. Istigosah, ratiban, marhabanan 
c. Shalat jenazah 
d. Lailatul ijtima 
B. Masjid sebagai Tempat Pendidikan 
Fungsi ini dapat dilihat dari masjid-masjid besar dan ternama 
seperti masjid al-Azhar Kairo, Mesir. Masjid ini mempunyai 
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa kepada 
pelajar dan mahasiswa muslim di seluruh dunia. Di 
Indonesia, masjid-masjid yang mengembangkan lembaga 
pendidikan juga sangat banyak sekali, terutama lembaga 
pendidikan non formal, seperti TPQ, TPA, Madrasah Diniyah, 
dan sebagainya. Ke depan, masjid-masjid ini juga harusnya 
lebih produktif dalam menyelenggarakan pendidikan dan 
halaqah-halaqah keilmuan. 
Bentuk aksi yang dapat dilakukan dalam mengelola masjid 
sebagai tempat pendidikan, antara lain: 
37
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
a. Menyelenggarakan Taman Pendidikan al-Qur’an 
(TPQ), Playgroup dan TK, pengajian al-Qur’an 
dan keilmuan keagamaan. 
b. Kursus bahasa Arab, bahasa Inggris dan 
keilmuan umum. 
c. Mendirikan lembaga pendidikan formal, mulai 
dirintis dari tingkat dasar sampai dengan 
perguruan tinggi. 
C. Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi 
Masjid tempo dulu adalah masjid yang dikelola dengan 
mengandalkan kotak amal belaka. Masjid zaman sekarang 
tentu harus mempunyai sumber dana yang beragam. 
Dengan begitu, fungsi masjid sebagai tempat pemberdayaan 
ekonomi dapat terwujud. Jamaah masjid terdiri dari orang-orang 
yang beragam. Dari segi ekonomi, ada yang kaya 
38 
banyak pula yang miskin. 
Keberadaan mereka perlu diorganisir dan diberdayakan. 
Satu sama lain saling berkepentingan dan saling 
menguntungkan. Karena itu, perlu dikelola dengan baik. 
Selain itu, lahan masjid juga dapat dimanfaatkan untuk 
kegiatan ekonomi yang produktif. Terkait dengan fungsi ini, 
bentuk aksi yang dapat dilakukan antara lain: 
a. Melaksanakan program GISMAS (Gerakan Infaq 
Shodaqoh Memakmurkan Masjid) di setiap masjid dan 
lingkungannya. 
b. Membentuk UPZ Lazisnu di Masjid 
c. Melaksanakan kegiatan pelatihan kewirausahaan
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
d. Membentuk Kumas (Kelompok Usaha Jamaah Masjid) 
e. Menjadi agen penjualan atas produk tertentu. 
D. Masjid sebagai Tempat Pelayanan Sosial 
Agenda revitalisasi masjid LTM NU yang masuk dalam 
kategori pelayanan sosial adalah pelayanan kesehatan umat 
dan kepedulian sosial. Sebagai tempat pelayanan kesehatan 
umat, bentuk aksi yang dapat dilakukan adalah: 
a. Melaksanakan gerakan kebersihan masjid dan 
39 
lingkungannya 
b. Mengadakan kerjasama dengan Puskesmas dan Dinas 
Kesehatan dalam rangka pelayanan: posyandu, 
pengobatan dan donor darah 
c. Kerjasama dengan Rumah Sakit 
d. PCNU menyediakan dan mengoperasikan mobil cleaning 
service yang dilengkapi dengan alat-alat kebersihan 
Sedangkan sebagai bentuk dari kepedulian sosial, pengurus 
masjid dapat melakukan aksi sebagai berikut: 
a. Menjenguk orang sakit 
b. Membantu yang jamaah terkena musibah 
c. Membimbing orang yang menghadapi sakaratul maut 
d. Menyediakan kain kafan dan tempat pemakaman 
jenazah 
e. Ta’ziyah kepada yang terkena musibah/kematian 
f. Pelatihan tajhizul jenazah 
g. Memiliki ambulance 
h. Donasi kepada korban bencana
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
BAB V 
Memperkuat Kelembagaan dan Jaringan 
A. Sertifikasi dan Nazhir NU 
Belakangan ini banyak masalah menimpa masjid. Misalnya, 
dibongkar paksa, digusur, konflik kepemilikan, rebutan hak, 
dan sebagainya. Salah satu pemicunya adalah pengurus 
masjid tidak mempunyai sertifikat masjid. Untuk 
mengamankan dari problem ini, maka sertifikat masjid harus 
berupa sertifikat wakaf dan nazhirnya adalah NU. 
Sertifikat wakaf dengan nadzir NU tidak hanya penting, juga 
sangat diperlukan. Apabila masjid, musholla, madrasah tidak 
bersertifikat, maka diibaratkan punya sepeda motor atau 
mobil tapi tidak punya BPKB, bisa-bisa di tengah jalan 
dirampas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 
Kenapa perlu sertifikat wakaf dan nadzirnya NU? 
Bila nazhirnya perorangan, maka suatu saat kelak nadzir 
perorangan akan meninggal dunia. Ketika nadzirnya 
meninggal dunia, akan terjadi kekosongan penerima amanah 
wakaf, dan mau tidak mau nadzirnya diubah/diganti nazhir 
baru sebagaimana diatur pasal 45 ayat (1) Undang-undang 
No. 41 Tahun 2004. Lalu, dibuat sertifikat baru atas nama 
nadzir penggantinya. Kondisi seperti inilah yang di kemudian 
hari sering menimbulkan persoalan karena adanya konflik 
40
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
kepentingan, di mana masing-masing pihak merasa paling 
berhak menjadi nadzir pengganti. 
Dengan nadzir NU selamanya akan aman, tidak akan ada 
perubahan, bahkan tidak satu orang pun yang dapat 
menguasainya. Karena NU merupakan lembaga legal 
berbadan hukum, diakui sebagai organisasi keagamaan 
terbesar di Indonesia yang notabena didirikan oleh para 
ulama. Adalah sangat tepat bila masjid adan musholla 
nahdliyin sertifikatnya harus wakaf dan nadzirnya atas nama 
NU. 
B. Membuat Database Jama’ah 
Para jama’ah masjid hendaknya didaftar dalam buku 
anggota jama’ah masjid. Data jama’ah memuat nama, 
alamat, jenis pekerjaan, pendidikan, keahlian khusus dll guna 
mengenal jama’ah masjid lebih baik. Keanggotaan masjid 
dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu : 
1. Anggota inti, yang terdiri dari para alim-ulama, kyai 
kampung, para muballigh, ustadz-ustadzah, mualim, 
tokoh masyarat, para pengusaha, dan para pejabat 
birokrasi pemberintahan yang taat beragama yang 
jumlahnya minimal 40 orang. Aggota inti ini merupakan 
anggota organisasi masjid dan pendukung utama 
terhadap setiap kegiatan masjid baik moril maupun 
materiil. 
41
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
2. Anggota biasa, yaitu semua orang Islam yang taat dan 
taqwa bertempat tinggal dan menetap di daerah sekitar 
masjid tersebut. Mereka merupakan penunjang/ 
pendukung dari usaha-usaha, dan kegiatan-kegiatan 
masjid yang dilakukan oleh pengurus. 
Contoh Formulir 
Databased Jamaah Masjid 
1. Nama Lengkap : 
2. Tempat & Tgl. 
42 
Lahir 
: 
3. Pekerjaan : 
4. Status : Kawin/Belum Kawin/ 
Janda/Duda 
5. Alamat : 
6. Pendidikan : 
7. Keahlian Khusus : 
8. Keterangan Lain-lain 
:
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
Contoh Rekap Databased Jamaah 
43 
N 
O 
NA 
MA 
TEM 
PAT 
& 
TGL.L 
AHIR 
PEKE 
RJAA 
N 
STA 
TUS 
ALA 
MA 
T 
PENDI 
DIKAN 
KEAH 
LIAN 
KHU 
SUS 
1 
2 
C. Jaringan Kerjasama antar Masjid 
Hal penting yang harus dilakukan oleh Pengurus Takmir 
Masjid adalah menjalin kerjasama melalui jaringan 
kerjasama masjid. Paling tidak ada 5 (lima) bidang 
kemasjidan yang bisa dikerjasamakanmelalui jaringan 
kersama masjid 
1. Tukar menukar informasi 
2. Kerjasama program, seperti: pelatihan manajemen 
masjid, pelatihan pemulasaraan jenazah, pengelol 
sendiri dan melihat kelebihan/keunggulan msajid lainaan 
BMT, pengelolaan perpustakaan dll. 
3. Bantuan dana yang bisa dilakukan dalam bentuk 
bantuan barang-barang yang diperlukan masjid, seperti: 
buku-buku untuk perpustakaan, komputer dll. 
4. Studi banding untuk menemukan kekurangan masjid 
sendiri, dan melihat kelebihan/ keunggulan masjid lain 
agar bisa dikembangkan pada masjid masing-masing.
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
5. Pengembangan khatib dan muballigh melalui pelatihan, 
magang, atu penugasan di berbagai masjid. 
6. Pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) yang 
dimiliki masing-masing masjid. 
Bila langkah-lagkah diatas dapat dilaksanakan dengan baik, 
niscaya kemakmuran masjid dapat terwujud. Upaya ini harus 
dilakukan secara optimal untuk menunjukkan tanggung 
jawab yang besar terhadap masjid. Jangan hanya bersusah 
payah membangun masjid, tetapi juga harus bersusah payah 
dalam memakmurkannya. 
44
Pedoman bagi Penggerak Masjid 
DAFTAR PUSTAKA 
Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Masjid, Proyek 
Pembinaan Sarana Keagamaan Islam, tahun Anggaran 
2000. 
Gazalba, Sidi, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan, Jakarta: 
45 
Pustaka Antara, 2001. 
Hakim, Lukman, Hasibuan, Pemberdayaan Masjid di Masa 
Depan, Pt. Bina Rena Pariwara, Jakarta, 2002. 
Tim LTM NU, Hasil-Hasil Rapimnas LTM NU, Jakarta: LTM 
NU, 2013. 
Mas’udi, Masdar. F., Memakmurkan Masjid NU, Jakarta: 
P3M, 2010. 
Syahidin, Dr, M.Pd, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, 
Bandung: Alfabeta, 2003. 
Syafri, Syofyan, Harahap, Drs, MSAc, Manajemen Masjid, 
Yogyakarta: PT Dana Bakti Prima Yasa, 2003.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sambutan bupati apel inspektorat
Sambutan bupati apel inspektoratSambutan bupati apel inspektorat
Sambutan bupati apel inspektoratShintaDevi11
 
Sk posyandu 2007
Sk posyandu 2007 Sk posyandu 2007
Sk posyandu 2007 Jusa Erza
 
Perbup 14 tahun 2018 (pedoman teknis dana desa ta 2018)
Perbup 14 tahun 2018  (pedoman teknis dana desa ta 2018)Perbup 14 tahun 2018  (pedoman teknis dana desa ta 2018)
Perbup 14 tahun 2018 (pedoman teknis dana desa ta 2018)Eka Saputra
 
Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Roedy Rustam
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Suwondo Chan
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaTri Widodo W. UTOMO
 
Surat keterangan dayah dari kep desa
Surat keterangan dayah dari kep desaSurat keterangan dayah dari kep desa
Surat keterangan dayah dari kep desaTengkiu Muhammad
 
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umum
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umumSambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umum
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umumCelvinRamaPratama
 
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridabo
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridaboPerdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridabo
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridaboPemdes Seboro Sadang
 
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensos
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensosSambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensos
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensosShintaDevi11
 
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021TV Desa
 
Contoh perkades daftar penerima BLT DD
Contoh perkades daftar penerima BLT DDContoh perkades daftar penerima BLT DD
Contoh perkades daftar penerima BLT DDSuwondo Chan
 
Sk kader posyandu
Sk kader posyanduSk kader posyandu
Sk kader posyanduAbdul Kohar
 
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021CelvinRamaPratama
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMIchsan10
 
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Akademi Desa 4.0
 

Was ist angesagt? (20)

Sambutan bupati apel inspektorat
Sambutan bupati apel inspektoratSambutan bupati apel inspektorat
Sambutan bupati apel inspektorat
 
Sk posyandu 2007
Sk posyandu 2007 Sk posyandu 2007
Sk posyandu 2007
 
Perbup 14 tahun 2018 (pedoman teknis dana desa ta 2018)
Perbup 14 tahun 2018  (pedoman teknis dana desa ta 2018)Perbup 14 tahun 2018  (pedoman teknis dana desa ta 2018)
Perbup 14 tahun 2018 (pedoman teknis dana desa ta 2018)
 
Presentasi bkl baru
Presentasi bkl baruPresentasi bkl baru
Presentasi bkl baru
 
Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes
 
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
Contoh surat-keputusan-kepala-desa-tentang-pembentukan-panitia-bpd-
 
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana DesaModel Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
Model Inovasi Desa Untuk Optimalisasi Dana Desa
 
Surat keterangan dayah dari kep desa
Surat keterangan dayah dari kep desaSurat keterangan dayah dari kep desa
Surat keterangan dayah dari kep desa
 
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umum
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umumSambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umum
Sambutan bupati wonosobo acara rapat koordinasi pemerintahan umum
 
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridabo
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridaboPerdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridabo
Perdes no. 2 pendirian dan anggaran dasar kridabo
 
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensos
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensosSambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensos
Sambutan bupati wonosobo launching bansos beras kemensos
 
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
 
Contoh perkades daftar penerima BLT DD
Contoh perkades daftar penerima BLT DDContoh perkades daftar penerima BLT DD
Contoh perkades daftar penerima BLT DD
 
176451111 proposal-bak-air-bersih
176451111 proposal-bak-air-bersih176451111 proposal-bak-air-bersih
176451111 proposal-bak-air-bersih
 
IPPD TA.2021
IPPD TA.2021IPPD TA.2021
IPPD TA.2021
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Sk kader posyandu
Sk kader posyanduSk kader posyandu
Sk kader posyandu
 
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021
Sambutan bupati wonosobo pada acara evaluasi bumd tahun 2021
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
 
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
 

Ähnlich wie Buku saku muharrik masjid lengkap

Aswaja tugas uts khusnul kotimah
Aswaja   tugas uts khusnul kotimahAswaja   tugas uts khusnul kotimah
Aswaja tugas uts khusnul kotimahKhusnul Kotimah
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah057SherliIsraniHukum
 
Aswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAhmad Rouf
 
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan PerkembangannyaAkidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan PerkembangannyaAhmad Zaki Abdul Latiff
 
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHM
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMSEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHM
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMaswajanu
 
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdfDRKHAIRULANUARBINSAA
 
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Rahman Ghifari
 
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswaja
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswajaAhlussunnah wal-jama-ah-aswaja
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswajaAnisah zahro
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ahChamid S Nur
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ahaliwaqiah
 
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.ppt
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.pptfdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.ppt
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.pptZammSarungSutra
 
Mukadimah Aswaja.pptx
Mukadimah Aswaja.pptxMukadimah Aswaja.pptx
Mukadimah Aswaja.pptxMadibHamzawi
 
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asyHadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asyNizam D'solace II
 
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.ppt
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.pptaswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.ppt
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.pptzieZizoue
 
Makalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat JumatMakalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat Jumatmujibzunari
 

Ähnlich wie Buku saku muharrik masjid lengkap (20)

Risalah Pengantar Memahami Aswaja
Risalah Pengantar Memahami AswajaRisalah Pengantar Memahami Aswaja
Risalah Pengantar Memahami Aswaja
 
Aswaja tugas uts khusnul kotimah
Aswaja   tugas uts khusnul kotimahAswaja   tugas uts khusnul kotimah
Aswaja tugas uts khusnul kotimah
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
 
Aswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyahAswaja an-nahdliyah
Aswaja an-nahdliyah
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
 
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan PerkembangannyaAkidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
Akidah Ahli Sunnah wal Jamaah: Sejarah dan Perkembangannya
 
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHM
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHMSEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHM
SEJARAH AHLI SUNNAH WAL JAMAAH DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBANGUNAN INSAN DI UTHM
 
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf
2024 01 20 Universiti Islam Antarabangsa M ASWJ vs Literalis.pdf
 
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
Aswajasbgmanhajulfikr 131106015409-phpapp01
 
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswaja
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswajaAhlussunnah wal-jama-ah-aswaja
Ahlussunnah wal-jama-ah-aswaja
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
 
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
1.aswj perdebatan makna dan eksistensi
 
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah01 sekilas tentang ahlissunnah wal  jama’ah
01 sekilas tentang ahlissunnah wal jama’ah
 
Aswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikrAswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikr
 
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.ppt
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.pptfdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.ppt
fdokumen.com_aswaja-an-nahdliyah-55849018dd55b.ppt
 
Mukadimah Aswaja.pptx
Mukadimah Aswaja.pptxMukadimah Aswaja.pptx
Mukadimah Aswaja.pptx
 
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asyHadlratus syaikh muhammad hasyim asy
Hadlratus syaikh muhammad hasyim asy
 
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.ppt
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.pptaswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.ppt
aswaja-aktualisasi-dan-pelestariannya.ppt
 
Makalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat JumatMakalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat Jumat
 

Kürzlich hochgeladen

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 

Kürzlich hochgeladen (9)

Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 

Buku saku muharrik masjid lengkap

  • 1. Buku Saku MUHARRIK MASJID Pedoman bagi Penggerak Masjid Tim Penyusun: LTM NU dan PP Lakpesdam NU 2013
  • 2. Pedoman bagi Penggerak Masjid Buku Saku MUHARRIK MASJID Pedoman bagi Penggerak Masjid Tim Penyusun: LTM NU dan PP Lakpesdam NU 2013 1
  • 3. Pedoman bagi Penggerak Masjid DAFTAR ISI BAB I Faham Aswaja dan Gerakan NU A. Apa itu Aswaja | 4 B. Aswaja ala NU | 6 C. NU: Kebangkitan Ulama Menentang Wahabi | 7 D. Karakter Gerakan Aswaja | 9 E. Aswaja dalam Tataran Praktis | 12 BAB II Revitalisasi Masjid dan Posisi Muharrik A. Revitalisasi Masjid ala LTM NU | 15 B. Siapa itu Muharrik Masjid | 19 C. Posisi Muharrik di Hadapan Allah SWT | 20 D. Peran dan Tugas Utama | 21 BAB III Organisasi dan Administrasi Keuangan A. Karakteristik Masjid NU | 23 B. Struktur Organisasi Masjid NU | 24 C. Sumber Keuangan Masjid | 30 D. Dana Keluar untuk Apa Saja? | 32 E. Laporan Keuangan Masjid | 33 BAB IV Aksi Memakmurkan Masjid A. Masjid sebagai Tempat Ibadah | 36 B. Masjid sebagai Tempat Pendidikan | 37 C. Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi | 2 38 D. Masjid sebagai Tempat Pelayanan Sosial | 39
  • 4. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB V Memperkuat Kelembagaan dan Jaringan A. Sertifikasi dan Nazhir NU | 40 B. Membuat Database Jamaah | 41 C. Jaringan Kerjasama antar Masjid | 43 3 DAFTAR PUSTAKA | 45
  • 5. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB I Faham Aswaja dan Nahdlatul Ulama A. Apa itu Aswaja? Kata “Aswaja” adalah kepanjangan dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Ahlus Sunnah artinya orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad saw. Sedangkan, Wal Jamaah berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat Rasulullah Muhammad saw. Jadi, definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah yaitu orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat (ma ana ‘alaihi wa ashhabi), baik di dalam syariat (hukum Islam) maupun akidah dan tasawuf. Istilah Aswaja ini muncul ketika Rasulullah menjelaskan di hadapan para Sahabat tentang adanya berbagai model firqah (kelompok) dalam Islam. Nabi Muhammad menjelaskan, umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua tidak ada yang selamat dari api neraka, kecuali satu kelompok, yaitu Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Aswaja). Sabda Rasulullah ini setidaknya dilansir dalam 6 riwayat hadits. Semuanya dapat dijadikan dalil yang kuat, karena tidak ada yang tergolong hadis dloif (lemah). Dari keenam hadits tersebut, ada yang hadits shohih, ada pula hadits hasan. 4
  • 6. Pedoman bagi Penggerak Masjid Dari beberapa riwayat itu, ada yang secara tegas menyebutkan istilah Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau Jamaah. Ada pula yang menyebutkan: maa ana alaihi wa ashhabi. Sebutan yang terakhir inilah yang paling banyak riwayatnya. Di antara kutipan Sabda Rasulullah tersebut adalah: عن عبد الله بن عمرو قال قال رسول الله صلى الله علیھ وسلم: “ لبأتین على أمتي ما أتى على بني اســــرائیل حذو النعل بالنعل حتى ان كان منھم من بأتي أمھ علانیة لكان في أمتي من یصنع ذالك , وان بني اســـرائیل تفرقت على ثنتین وســبعین ملة, وتفترق أمتي على ثلاث وســبعین ملة كلھم فى النار الا واحدة قالوا ومن ھي یا رسول الله ؟ قال : “ مـــا أنا علیھ وأصـــحابي“. (الترمذي و الآجري واللا لكائي وغیرھم. حـــسن بشــواھد كثیرة). Artinya: Dari Abillah Bin ‘Amr berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang kepada umatku sebagaimana yang terjadi kepada Bani Israil. Mereka meniru perilakuan seseorang dengan sepadannya, walaupun diantara mereka ada yang menggauli ibunya terang-terangan niscaya akan ada diantara umatku yang melakukan seperti mereka. Sesungguhnya bani Israil berkelompok menjadi 72 golongan. Dan umatku akan berkelompok menjadi 73 golongan, semua di neraka kecuali satu. Sahabat bertanya; siapa mereka itu Rasulullah? Rasulullah menjawab: “Apa yang ada padaku dan sahabat-sahabatku “ (HR. At-Tirmidzi, Al-Ajiri, Al-lalkai. Hadits hasan) عن أنس بن مــالك قال : قال رســول الله صــلى الله علیھ وســلم : “ ان بني اســرائیل افترقت على احدى وســبعین فرقة , وان أمتي ستفترق على ثنــتین 5
  • 7. Pedoman bagi Penggerak Masjid وسبعین فرقــة كلھا في النار الا واحدة, وھي الجمــاعة “ ( ابن ماجھ وأحمد واللا لكائي وغیرھم. ھذا اســـناد جید). Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya bani Israil akan berkelompok menjadi 71 golongan dan sesungguhnya umatku akan berkelompok menjadi 72 golongan, semua di neraka kecuali satu yaitu al-jamaah”. (HR. Ibn Majah, Ahmad, al-Lakai dan lainnya. Hadits dengan sanad baik). B. Aswaja ala NU KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama memberikan gambaran tentang Aswaja sebagaimana ditegaskan dalam Qanun Asasi. Aswaja versi NU yaitu golongan orang-orang yang mengikuti mazhab berikut ini: 1. Bidang fikih atau hukum Islam, mengikuti salah satu dari empat mazhab: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali. 2. Bidang teologi, mengikuti pendapat Abu Hasan al-asy’ari atau Abu Manshur al-Maturidi. 3. Bidang tasawuf, mengikuti pendapat Imam al- Ghazali atau Imam Junaid al-Baghdadi. Penjelasan KH. Hasyim Asy’ari tentang Aswaja versi NU ini dapat dipahami dalam dua kerangka makna. Pertama, penjelasan Aswaja ala KH Hasyim Asy’ari ini tidak dilihat dari pandangan definitif (ta’rif), tapi lebih menekankan pada penjelasan makna Aswaja dengan cara yang lebih mudah 6
  • 8. Pedoman bagi Penggerak Masjid dapat dipahami dan diamalkan oleh masyarakat pada umumnya. Ini dilakukan, karena memang secara definitif redaksional, para ulama berbeda pendapat dalam memaknai Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Tetapi, muaranya adalah sama yaitu: ma ana alaihi wa ashabii. Kedua, pemaknaan Aswaja ini merupakan bagian dari perlawanan terhadap gerakan Wahabiyah yang digelorakan oleh kerajaan Arab Saudi. Gerakan Wahabi ini mengumandangkan konsep kembali kepada al-Quran dan hadis. Dengan begitu, konsekwensinya adalah beragama dengan tanpa mazhab dan anti taqlid. Aswaja ala NU yang menganjurkan umat Islam untuk bermazhab itu menjadi antitesa dari Wahabi. Penjelasan aswaja versi NU dapat dipahami, bahwa untuk memahami al-Qur’an dan hadis perlu penafsiran para Ulama yang memang ahlinya. Karena itu, penting bagi umat Islam untuk bermazhab atau bertaqlid pada pendapat ulama. C. NU: Kebangkitan Ulama Menentang Wahabi Sejak dari lahir, NU bersikap tegas menolak Wahabi. Saat itu, Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal, yakni Wahabi di Mekah. Bahkan, berdasarkan ajaran Wahabi, raja mengeluarkan kebijakan hendak menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam maupun pra-Islam, yang selama ini banyak diziarahi, karena dianggap bid’ah. Bahkan, makam Rasulullah Muhammad juga termasuk kawasan yang harus dihancurkan. 7
  • 9. Pedoman bagi Penggerak Masjid Gagasan kaum Wahabi tersebut mendapat sambutan hangat dari kaum modernis di Indonesia, baik kalangan Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermadzhab (Wahabi) dan penghancuran warisan peradaban Islam di tanah suci, hanya gara-gara dianggap bid’ah. Akibat sikap yang berbeda ini, kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres al-Islam di Yogyakarta 1925. Karena itu, kalangan pesantren juga secara otomatis tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah yang akan mengesahkan rencana keputusan Raja Ibnu Saud tersebut. Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamai dengan Komite Hijaz. Komite ini dipimpin oleh KH. Wahab Hasbullah (Ketua). Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hijaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, Raja Ibnu Saud akhirnya mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan madzhab mereka masing-masing. Itulah peran pertama kalangan pesantren di kancah 8
  • 10. Pedoman bagi Penggerak Masjid internasional. Kalangan pesantren berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta warisan peradaban Islam yang sangat berharga. Berangkat dari komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc (sementara), maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kiai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. D. Karakter Gerakan Aswaja Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita sebut dengan Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya: Pertama, at-tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Ini disarikan dari firman Allah SWT: وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُھَدَاء عَلَى النَّاسِ وَیَكُونَ الرَّسُولُ عَلَیْكُمْ شَھِیداً “Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi 9
  • 11. Pedoman bagi Penggerak Masjid (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.” (QS al- Baqarah: 143). Kedua, at-tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al- Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT: لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَیِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَھُمُ الْكِتَابَ وَالْمِیزَانَ لِیَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ “Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS al-Hadid: 25) Ketiga, al-i'tidal atau tegak lurus. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman: یَا أَیُّھَا الَّذِینَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِینَ لِلّھِ شُھَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ یَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ ھُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّھَ إِنَّ اللّھَ خَبِیرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ “Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena 10
  • 12. Pedoman bagi Penggerak Masjid keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Maidah: 8) Selain ketiga prinsip ini, golongan Aswaja juga mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allah SWT: فَقُولَا لَھُ قَوْلاً لَّیِّناً لَّعَلَّھُ یَتَذَكَّرُ أَوْ یَخْشَى “Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha: 44) Ayat ini berbicara tentang perintah Allah SWT kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS agar berkata dan bersikap baik kepada Fir'aun. Al-Hafizh Ibnu Katsir (701-774 H/1302-1373 M) ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, "Sesungguhnya dakwah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS kepada Fir'aun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah". (Tafsir al-Qur'anil 'Azhim, juz III hal 206). 11
  • 13. Pedoman bagi Penggerak Masjid E. Aswaja dalam Tataran Praktis Dalam tataran praktis, sebagaimana dijelaskan KH Ahmad Shiddiq bahwa prinsip-prinsip ini dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut: (Lihat Khitthah Nahdliyah, hal 40-44). 12 1. Akidah. a. Keseimbangan dalam penggunaan dalil 'aqli dan dalil naqli. b. Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam. c. Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid'ah apalagi kafir. 2. Syari'ah a. Berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggung­jawabkan secara ilmiah. b. Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang je1as (sharih/qotht'i). c. Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif (zhanni). 3. Tashawwuf/ Akhlak a. Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama
  • 14. Pedoman bagi Penggerak Masjid menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. b. Mencegah sikap berlebihan (ghuluw) dalam menilai 13 sesuatu. c. Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya sikap syaja’ah atau berani (antara penakut dan ngawur atau sembrono), sikap tawadhu' (antara sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan (antara kikir dan boros). 4. Pergaulan antar golongan a. Mengakui watak manusia yang senang berkumpul dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya masing-masing. b. Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang berbeda. c. Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling menghormati dan menghargai. d. Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata memusuhi agama Islam. 5. Kehidupan bernegara a. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus tetap dipertahankan karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa. b. Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama.
  • 15. Pedoman bagi Penggerak Masjid c. Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah. d. Kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik. 14 6. Kebudayaan a. Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan hukum agama. b. Kebudayaan yang baik dan ridak bertentangan dengan agama dapat diterima, dari manapun datangnya. Sedangkan yang tidak baik harus ditinggal. c. Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan (al-muhafazhatu 'alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah). 7. Dakwah a. Berdakwah bukan untuk menghukum atau memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT. b. Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang jelas. c. Dakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sasaran dakwah.
  • 16. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB II REVITALISASI MASJID DAN POSISI MUHARRIK A. Revitalisasi Masjid ala LTM NU Keberadaan masjid begitu penting di mata umat Islam sehingga jumlah masjid begitu banyak. Di negeri yang dihuni mayoritas umat Islam ini, jumlah masjid dan musola mencapai 1.070.000 (Kementerian Agama RI, 2009). Bahkan, berdasarkan data Lazuardi Biru tahun 2010, kurang lebih 80 persennya adalah menggunakan amaliyah ala NU dalam hal beribadah. Misalnya, qunut saat sholat subuh, wirid setelah imam salam, adzan Jumat dilakukan dua kali, dan sebagainya. Masjid dan mushola dalam kehidupan sehari-hari, tak ubahnya dimaknai hanya sebagai bangunan tempat shalat, tak lebih dari itu. Sayang sekali, padahal peran dan fungsi masjid sangat strategis, baik secara vertikal (habl min Allah) maupun horizontal (habl min al-nas). Ini ditunjukkan Rasulullah SAW saat berhijarah ke Madinah. Langkah pertama yang dia tempuh adalah membangun Masjid Nabawi, yang berlantaikan tanah dengan atap pelepah kurma. Mulai dari situ, Nabi Muhammad mengajarkan kepada para sahabat tentang aqidah Islam. Ternyata tidak berhenti di situ, Rasulullah Muhammad juga menjadikan masjid sebagai sentrum kegiatan, mulai dari dakwah, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi, serta pelayanan sosial. Tak heran 15
  • 17. Pedoman bagi Penggerak Masjid bila di kemudian hari, Masjid Nabawi mengangkat kota Madinah sebagai pusat peradaban. Begitu besar pengaruh masjid dalam kehidupan masyarakat. Inilah yang alpa dari keberadaan masjid dewasa ini. Fungsi dan peran masjid yang begitu besar, hanya dikerdilkan sebagai tempat shalat. Ini bisa terjadi karena adanya beberapa masalah yang melingkupinya. Pertama, pengelola masjid yang tidak kompeten. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ada yang bertani, berdagang, PNS, guru dan sebagainya. Mereka tidak fokus dalam mengurus dan mengelola masjid. Bahkan, mereka tidak mempunyai kemampuan dalam manajerial dan keuangan. Akibatnya, masjid dibiarkan begitu saja, hanya digunakan tempat shalat belaka. Padahal, banyak potensi yang perlu digali dan dikembangkan lebih lanjut. Kedua, penelantaran masjid. Karena tidak dikelola dengan optimal, masjid menjadi terlantar. Tidak ada riuh aktifitas, selain sholat. Keprihatinan ini mengundang “orang luar” yang punya kepedulian. Mereka membantu takmir masjid dalam mengelola masjid dan memakmurkannya dengan berbagai aktifitas dan even. Namun, ternyata belakangan ini mereka diketahui memiliki agenda lain selain memakmurkan masjid, yaitu memasukkan faham dan ideologi mereka kepada para jamaah. Bahkan, mereka perlahan tapi pasti, merubah amaliyah ubudiyah yang selama ini sudah dipraktikkan di masjid tersebut. Kebanyakan korbannya adalah masjid-masjid yang amaliyahnya ala NU, mereka ubah dengan alasan klise, bid’ah. 16
  • 18. Pedoman bagi Penggerak Masjid Ketiga, konflik antar pengelola. Konflik ini bisa terjadi antara pengurus yayasan dengan takmir masjid. Ada juga antara nazhir (masjid wakaf) dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Bisa juga konflik disulut oleh perbedaan pendapat atau pendapatan antar pengurus masjid. Bahkan, dalam beberapa kasus, konflik terjadi antara pengurus masjid dengan jamaah. Ini semua berimbas pada eksistensi masjid, yang seharusnya berfungsi dan berperan secara optimal, menjadi tidak lagi bernilai strategis. Sayang sekali jika permasalahan yang mengitari masjid ini terus berlarut-larut. Harusnya segera dapat diatasi. Sebab, belakangan ini masjid-masjid ini dijadikan tempat rebutan oleh aliran-aliran baru bercokol di Indonesia, terutama yang berhaluan Wahabi Salafi. Aliran ini menyadari bahwa masjid merupakan tempat yang paling strategis bagi perjuangan mereka. Aliran tersebut kerap mem-bid’ah kan, dan mengkafirkan tradisi amaliyah keagamaan warga NU. Kenyataan inilah yang menyulut keprihatinan Lembaga Takmir Masjid (LTM) Nahdlatul Ulama (NU). Bagaimanapun, NU punya andil besar dan tanggung jawab dalam menyelesaikan masalah ini. Masjid dan musola yang tersebar dari kota sampai ke pelosok desa ini tak lepas dari keberadaan dan peran serta warga Nahdliyin, baik sebagai pendiri, pengelola, ataupun jamaah biasa. Meski begitu, kebanyakan masjid-masjid tersebut tidak menunjukkan identitas secara tegas, misalnya dengan mamasang plang atau papan nama yang menandakan, ini adalah masjid NU. Maka, tidak heran, bila ada beberapa masjid yang dulunya menggunakan amaliyah NU, belakangan berubah haluan. 17
  • 19. Pedoman bagi Penggerak Masjid Untuk itu, dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan mempertigas identitas NU di masjid, LTM NU terpanggil dan berkewajiban untuk melakukan beberapa langkah. Pertama, membangkitkan kembali semangat militansi ke-NU-an di setiap level: PWNU, PCNU, MWC dan Pengurus Ranting NU di seluruh Indonesia. Kedua, masjid dan Musholla sebagai tempat ibadah, dipandang strategis untuk dimakmurkan. LTM-NU berkewajiban membangun kepemimpinan dan perkhidmatan di wilayahnya masing-masing, karena kepengurusan NU sudah berada di jabhatil ma’rikah (medan pertempuran dalam konteks perebutan masjid). Karena itu, kepemimpinan NU khususnya Pengurus LTM-NU harus menjadi qo’idul ummah wa khodimuhu (pemimpin dan pelayan umat). Ketiga, Sebagai pemimpin umat di jajaran kepengurusan NU, maka kepada Pengurus LTM NU sudah saatnya bermental sebagai muharrik (sang penggerak) yang mampu menggerakkan jama’ahnya dan membangun generasi penerus NU di masjid-masjid dan musholla-musholla sebagai basis gerakannya. Muharrik ini harus mampu menjalankan 7 agenda revitalisasi masjid yang telah didesain oleh LTM NU, yaitu: 1. Masjid sebagai pusat gerakan pemeliharaan aqidah 2. Masjid sebagai pusat pelayanan dan kesehatan umat 3. Masjid sebagai pusat keilmuan, pemikiran, dan 18 pendidikan 4. Masjid sebagai pusat Pemberdayaan ekonomi 5. Masjid sebagai pusat dakwah islam rahmatan lil alamin
  • 20. Pedoman bagi Penggerak Masjid 6. Masjid sebagai pusat gerakan kepedulian sosial 7. Masjid sebagai tempat berdoa dan mendoakan orang 19 wafat. B. Siapa itu Muharrik Masjid? Untuk dapat menjalankan tujuh agenda revitalisasi masjid itu, maka dibutuhkan sosok yang disebut sebagai “muharrik masjid”. Siapa itu? Muharrik itu berasal dari ha ra ka yang artinya gerak atau bergerak. Jadi, muharik ialah penggerak, atau orang yang menggerakkan. Kalau begitu, muharrik masjid adalah penggerak masjid, yaitu orang yang kerjanya mengatur dan menggerakkan para takmir masjid dengan memanfaatkan segala sumber daya dan dana yang dimiliki oleh masjid. Apa bedanya dengan Takmir Masjid? Muharrik bukan pengurus masjid, melainkan seorang yang ditunjuk atau diangkat oleh LTM-PBNU untuk menjalankan tugasnya dengan cara mendampingi para Takmir Masjid dalam rangka implementasi memakmurkan masjid, yang dituangkan dalam tujuh agenda revitalisasi masjid. Kata kuncinya adalah seorang muharrik membantu pengurus takmir masjid untuk memahami, menghadapi kesulitan dan tantangan yang dihadapinya. Jadi, seorang muharrik tidak hanya memberi rekomendasi dan melakukan presentasi, akan tetapi dituntut selalu tampil dalam proses implementasi. Ia berperan sebagai pendamping takmir
  • 21. Pedoman bagi Penggerak Masjid masjid dalam mengimplementasikan tujuh agenda revitalisasi masjid. C. Posisi Muharrik di Hadapan Allah SWT Posisi Muharrik di hadapan Allah SWT adalah sebagai hamba (abdun) dan sekaligus khalifah. Sebagai hamba (abdun), seorang muharrik harus senantiasa menaati perintah Allah SWT. Sedangkan posisi sebagai Khalifah, yaitu posisi yang bisa merancang masa depan masjid dengan manajemen yang baik, memakmurkan bumi-Nya, dan memakmurkan rumah-Nya Sebagai khalifah, seorang muharrik bertanggung jawab atas mati atau makmurnya rumah Allah. Sebab beban itu ada dipundak seorang khalifah. Usaha muharrik ini seiring dengan apa yang telah Allah SWT firmankan: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang berusaha merubahnya.”(QS. Ar-Ra'du: 11). 20
  • 22. Pedoman bagi Penggerak Masjid D. Peran dan Tugas Utama Peran muharrik masjid adalah membantu pengurus masjid untuk memakmurkan kegiatan-kegiatan masjid berdasarkan potensi yang dimiliki dan tantangan yang dihadapinya. Sedangkan tugas muharrik masjid adalah: 1. Melakukan pemetaan problem dan potensi yang dimiliki 21 masjid. 2. Mendampingi pengurus masjid dalam menyusun program-program pengembangan masjid. 3. Mendampingi pengurus masjid dalam mengimplementasian program-program pengembangan masjid. 4. Membantu pengurus masjid dalam mengevaluasi kegiatan masjid secara komprehensif. Dalam rangka menjalankan peran dan tugas tersebut, ruang lingkup kerja seorang muharriik masjid adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis SWOT. 2. Menyusun langkah strategis setelah menemukan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masjid tsb. 3. Menyusun target dan capaian masjid ke depan 4. Membantu mengimplementasikan kegiatan pengembangan masjid. 5. Memantau/mengawasi, apakah inplementasi yang telah diterapkan sesuai dengan tujuan dan capain yang diharapkan. 6. Evaluasi, jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ditargtkan sebelumnya, maka ada evaluasi. Kenapa bisa seperti itu? Dan di mana letak kesalahannya?
  • 23. Pedoman bagi Penggerak Masjid 7. Menarik kesimpulan, jika semuanya sudah selesai, maka aka ada kesimpulan yang didapatkan untuk perbaikan ke depan. 22
  • 24. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB III Organisasi dan Administrasi Keuangan A. Karakteristik Masjid NU Masjid NU atau masjid nahdliyin adalah rumah Allah yang didirikan oleh seorang atau sekelompok orang yang menganut keyakinan dan tradisi kesislaman ala nahdliyin. Karena itu, bentuk syiar peribadatan dalam masjid tersebut juga mencerminkan amaliyah yang dianut oleh nahdliyin. Itulah yang menjadi karakteristik masjid NU. Seperti apa saja bentuk-bentuk syiarnya? 1. Secara simbolik, syiar masjid nahdliyin, antara lain berupa bedug atau logo NU (gambar jagad) di dinding atau dalam lembaran jadwal waktu shalat. 2. Sesudah kumandang azan, ada puji-pujian kepada Allah SWT, sholawat untuk Rasulullah Muhammad SAW, atau nasihat-nasihat kebajikan. 3. Sesudah imam salam, imam memimpin makmum membaca wirid dan doa, dihangatkan dengan salam-salaman dan bacaan sholawat. 4. Secara berkala diadakan doa bersama, seperti manaqiban, istighotsah, ratiban, salawatan/barzanji/diba’i, dan tahlilan. 5. Membaca ushalli ketika takbiratul ihram. 6. Membaca basmalah sebelum membaca surat al-Fatihah 23 dan surat lain.
  • 25. Pedoman bagi Penggerak Masjid 7. Membaca qunut dalam shalat subuh. 8. Adzan 2 kali sebelum khutbah Jum’at, dan khatib memegang tongkat ketika berkhutbah. 9. Tarawih dilaksanakan 20 rakaat, 10. Mengadakan beberapa peringatan hari besar Islam: seperti mauludan, isra’ mi’raj, nuzulul Qur’an, dsb. B. Struktur Organisasi Masjid NU Strukutr organisasi masjid adalah susunan unit-unit kerja yang menunjukkan hubungan antar unit, adanya pembagian kerja sekaligus keterpaduan fungsi-fungsi atau kegiatankegiatan yang berbeda.-beda. Struktur organisasi dari masing-masing masjid dapat disederhanakan atau bisa juga dibuat lengkap sesuai kebutuhan. Tapi dalam sebuah organisasi masjid yang penting atau minimal memiliki 3 (tiga) unsur sebagai berikut: 1. Pengurus/Ta’mir Masjid (Ketua, Sekretaris, Bendahara) 2. Imam Masjid 3. Tenaga Operasional (Peribadatan, Pengajian, dan Sarana 24 - Prasarana) Untuk memperjelas strukur organisasi masjid pada umumnya dapat digambarkan dalam suatu sketsa yang disebut dengan bagan organisasi. Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang di dalamnya memuat garis-garis yang menghubungkan kotak-kotak yang disusun menurut kedudukan atau fungsi tertentu sebagai garis penegasan wewenang atau hierarki.
  • 26. Pedoman bagi Penggerak Masjid Struktur Organisasi Masjid Model-1 Pelindung/Nadzir NU Dewan Syuriyah Ketua Dewan Pembina Bendahara Sekretaris 25 Seksi Sarana & Prasarana Seksi Ibadah & Muamalah Seksi Pengajian/Pendidikan
  • 27. Pedoman bagi Penggerak Masjid Struktur Organisasi Masjid Model-2 Pelindung/Nadzir NU Dewan Syuriyah Dewan Pembina Ketua Umum 26 Bendahara Wakil Bendahara Sekretaris Wakil Sekretaris Ketua Bidang Dana & Pengembangan Ketua Bidang Peribadatan & Dakwah Seksi Pembinaan Jamaah Seksi Sarana & Prasarana Seksi Kesejahteraan Umat Seksi Pendidikan & Pelatihan
  • 28. Pedoman bagi Penggerak Masjid Struktur Organisasi Masjid Model-3 Pelindung/Nadzir NU Dewan Syuriyah Dewan Pembina Ketua Umum 27 Bendahara Wakil Bendahara Sekretaris Wakil Sekretaris Perpustakaan Klinik Kabid. Dana & Peng Kabid. Kesra Umat Kabid. Diklat Kabid. Pdt & PJ Seksi SoS Seksi SP Seksi UZIS Seksi PdU Seksi BM Seksi Kdr Seksi MTM Seksi Ubd
  • 29. Pedoman bagi Penggerak Masjid 28 Keterangan: : Garis Intruksi/Komando : Garis Koordinasi Kabid : Ketua Bidang Pdt : Peribadatan PJ : Pembinaan Jamaah Diklat : Pendidikan & Pelatihan Kesra : Kesejahteraan Umat Ush : Usaha Ubud : Ubudiyah MT : Majelis Taklim Muslimat Kdr : Kaderisasi PdU : Pemberdayaan Umat UZIS : Usaha dan Layanan Zakat, Infaq &Sodaqah Sos : Sosial dan Santunan BM : Bina Muallaf SP : Sarana dan Prasarana
  • 30. Pedoman bagi Penggerak Masjid Adapun bentuk komposisi susunan Pengurus Ta’mir Masjidnya adalah sebagai berikut: PELINDUNG/NADZIR PENASEHAT (Dewan Syuriyah Masjid) (Sedikitnya di isi 3 orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan anggota) 29 PENGURUS HARIAN: Ketua Umum Ketua Bid. Peribadatan dan Pembinaan Jamaah Ketua Bid. Pendidikan & Pelatihan Ketua Bid. Kesejahteraan Umat & Humas Ketua Bid. Dana & Pengembangan Sekretaris Wakil Sekretaris I Wakil Sekretaris II Bendahara Wakil Bendahara I Wakil Bendhara II
  • 31. Pedoman bagi Penggerak Masjid 30 Seksi-Seksi: 1. Ubudiyah 2. Majelis Taklim Muslimat 3. Kaderisasi 4. Bina Muallaf 5. Pemberdayaan Umat 6. Sosial & Santunan 7. Usaha & Layanan ZIS 8. Sarana & Prasarana C. Sumber Keuangan Masjid Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya setiap bulan. Biaya itu dikeluarkan untuk mendanai kegiatan rutin, mengurus masjid, dan merawatnya. Kegiatan masjid tentu terlaksana dengan baik jika tersedia dana dalam jumlah yang mencukupi. Tanpa ketersedian dana, semua gagasan memakmurkan masjid tidak dapat dilaksanakan. Merupakan tugas dan tanggungjawab pengurus masjidlah memikirkan, mencari dan mengadakan dana yang sesuai dengan kemampuannya. Secara tradisional, aliran dana ke masjid di dapatkan dari hasil tromol Jumat atau dari sedekah jama’ah. Namun, mengandalkan income hanya dari kedua pos niscaya jauh dari memadai. Jumlah yang dihasilkan relatif sedikit, sedangakan anggaran pengeluaran masjid cukup besar.
  • 32. Pedoman bagi Penggerak Masjid Berapa contoh masjid telah mengembangkan potensinya melalui usaha yang produktif, tidak hanya mengantungkan diri dari pemasukan rutin yang diberikan jama’ah. Misalnya, Masjid Nabawi. Masjid ini telah mengembangkan usaha produktif dengan cara memproduktifkan lahan-lahan wakaf. Antara lain digunakan untuk hotel, apartemen, pusat ruko dan perbelanjaan. Keuntungan dari penyewaan tersebut diputar untuk operasional rutin masjid dan kegiatan sosial lainnya. Ada beberapa sumber dana yang dapat dimanfaatkan oleh pengurus masjid, antara lain: 1. Zakat, infak, dan shodaqah dari para jamaah 2. Memproduktifkan Harta Benda Wakaf 3. Infak donatur, instansi, atau perusahaan 4. Infak dari jasa parkir dan penitipan barang 5. Usaha atau bisnis halal. Seperti: a. Mengadakan pasar/bazar b. Hasil produktif dari sewa aula masjid c. Infak dari operasional lembaga pendidikan di masjid (seperti TPA/ TKA, Madrasah Diniyah dll.) d. Infak dari hasil penjualan Buletin e. Menjual kelender f. Lelang bahan bangunan masjid g. Rumah sakit (klinik) h. Pembinaan Usaha Kecil (Mudharabah) i. Konsultasi Keagamaan 31
  • 33. Pedoman bagi Penggerak Masjid D. Dana Keluar untuk Apa Saja? Uang masjid adalah uang amanat. Karena itu, pengurus hendaknya berhati-hati dalam mengeluarkannya. Pengeluaran harus didasarkan pada rencana yang sungguh-sungguh dan atas dasar kepentingan yang nyata untk keperluan masjid. Pengeluaran rutin tiap bulan harus disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan program masjid, di antaranya: 1. Masjid tetap terawat dengan baik dan selalu bersih 2. Roda organisasi dan administrasi masjid berjalan 32 lancar 3. Peribadatan terlaksana semestinya. 4. Program pendidikan dan sosial berhasil sebagaimana direncanakan. Pos pengeluaran hendaknya disusun tiap awal tahun anggaran, yang disebut Anggaran Pendapatan Dan Belanja Masjid (APBM). APBM yaitu suatu program yang menyangkut program pemasukan dan pengeluaran uang. Anggaran belanja masjid ditentukan oleh adanya program masjid. Artinya apa saja yang akan dikerjakan masjid dalam setahun yang akan datang.
  • 34. Pedoman bagi Penggerak Masjid Di antara pos-pos pengeluaran kas masjid yang perlu adalah: 1. Pemeliharaan dan pembanguan fisik 2. Pembayaran honoraium atau upah pengajar dan pemeliharaan kebersihan. 3. Pembelian barang-barang untuk perbaikan, seperti mengganti pagar rusak, beli cat, beli kapur dan beli sapu dll. 4. Program pembangunan seperti membuat atau membesarkan WC, tempat wudlu, memindahkan ruang kantor, membangun ruang sekolah dan poliklinik. 5. Pembinaan peribadatan, seperti membayar uang transpor khatib dan membayar insentif imam tetap 6. Pembinaan pendidikan, seperti membayar honorarium tenaga pengajar, dan membeli alat peraga pendidikan. 7. Pembinaan social, seperti bantuan fakir miskin, dan bantuan meringankan musibah jamaah. 8. Pembinaan organisasi dan administrasi, seperti membayar honoraium tenaga staf, penyediaan uang transpor kegiatan, dan pembelian alat administrasi. E. Laporan Keuangan Masjid Pengurus masjid harus dapat mengelola dan memberdayakan dana terutama dana yang pasif diupayakan aktif dan produktif. Ada beberapa hal yang harus dilakukan 33
  • 35. Pedoman bagi Penggerak Masjid pengurus ketika mengelola dan memberdayakan dana masjid yaitu: 1. Transparan, membuat buku laporan, mencatat uang keluar masuk setiap bulannya dan sebaiknya setiap jum’at dilaporkan saat pelaksanaan shalat Jumat. 2. Pembukuannya harus siap diperiksa setiap saat. 3. Dana hanya digunakan untuk hal-hal yang dianggap 34 penting dan efisien. 4. Tidak melakukan pemborosan dalam menggunakan uang. 5. Tidak melakukan mark up. 6. Dana masjid dikeluarkan untuk kepentingan masjid tidak untuk kepentingan pribadi, kecali hal-hal yang sudah disepakati misalnya untuk membantu pengobatan imam/ khatib yang sakit. 7. Menggunakan dana masjid untuk hal-hal yang sudah disepakati oleh musyawarah pengurus, kecuali untuk hal-hal yang dipandang mendesak dan cukup penting misalnya perbaikan atap/genteng yang bocor yang harus disegerakan terutama pada saat musim hujan, dll. 8. Memproduktifkan dana masjid yang di miliki pada hal-hal yang diyakini menguntungkan dan tidak membiarkan vakum. 9. Pembukuan diaudit baik oleh akuntan yang dipercaya atau lebih pengurus yang dipercaya sesuai dengan keputusan musyawarah pengurus. 10. Hasil audit tahunan diumumkan pada jama’ah di samping hasil setiap pekan dan bulanan.
  • 36. Pedoman bagi Penggerak Masjid Adapun laporan keuangan masjid dapat berupa: 1. Daftar harta, utang dan modal yang disebut laporan keuangan neraca, ini menggambarkan posisi keuangan masjid dalam satu priode tertentu 2. Laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan surplus. Laporan dari mana sumber dana diperoleh dibuat jelas dari mana sumber dana itu dan juga bermanfaat untuk memotivasi jamaah untuk berpartisipasi dalam berzakat, infak dan sedekah untuk masjid. (Mas Rizal, Pemberdayaan Masjid, Pekanbaru, Riau: http://maszal.blogspot.com) 35
  • 37. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB IV Aksi Memakmurkan Masjid A. Masjid sebagai Tempat Ibadah Tujuan utama masjid adalah sebagai tempat sujud, tempat ibadah menyembah kepada Allah SWT. Jika dikaitkan dengan agenda revitalisasi masjid yang digagas oleh LTM NU, sebagai tempat ibadah, pengelolaan masjid ini dapat berperan dalam pemeliharaan aqidah, dakwah, dan sarana untuk berdoa. Karena itu, dalam mengelola masjid sebagai tempat ibadah, aksi yang dapat dilakukan oleh pengurus masjid adalah: 8. Sebagai tempat pemeliharaan aqidah. Bentuk aksi yang dapat dilakukan, antara lain: a. Menegakkan shalat berjama’ah b. Membangun kebersamaan dengan melaksanakan program IMANU c. Menanamkan pemahaman aqidah aswaja melalui pengajian dan khutbah jum’at d. Pelatihan imam dan khatib e. Penulisan buku khutbah (NU online) f. Melabeli masjid dengan logo NU, seperti : Almamak, tulisan dzikir/doa dan papan nama g. Mensertifikasi tanah wakaf masjd bernazdir NU 9. Sebagai tempat dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin. Bentuk aksi yang dapat dilakukan, antara lain: 36
  • 38. Pedoman bagi Penggerak Masjid a. Mengajak shalat berjama’ah b. Menyelenggarakan maulidan dan isro mi’raj c. Gerakan itikaf, tadarus, pengajian kitab kuning d. Pelatihan da’i e. Kursus dakwah 10. Sebagai tempat berdoa dan mendoakan orang wafat. Bentuk aksi yang dapat dilakukan, antara lain: a. Menyelanggarakan tahlilan b. Istigosah, ratiban, marhabanan c. Shalat jenazah d. Lailatul ijtima B. Masjid sebagai Tempat Pendidikan Fungsi ini dapat dilihat dari masjid-masjid besar dan ternama seperti masjid al-Azhar Kairo, Mesir. Masjid ini mempunyai lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, masjid-masjid yang mengembangkan lembaga pendidikan juga sangat banyak sekali, terutama lembaga pendidikan non formal, seperti TPQ, TPA, Madrasah Diniyah, dan sebagainya. Ke depan, masjid-masjid ini juga harusnya lebih produktif dalam menyelenggarakan pendidikan dan halaqah-halaqah keilmuan. Bentuk aksi yang dapat dilakukan dalam mengelola masjid sebagai tempat pendidikan, antara lain: 37
  • 39. Pedoman bagi Penggerak Masjid a. Menyelenggarakan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), Playgroup dan TK, pengajian al-Qur’an dan keilmuan keagamaan. b. Kursus bahasa Arab, bahasa Inggris dan keilmuan umum. c. Mendirikan lembaga pendidikan formal, mulai dirintis dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. C. Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Ekonomi Masjid tempo dulu adalah masjid yang dikelola dengan mengandalkan kotak amal belaka. Masjid zaman sekarang tentu harus mempunyai sumber dana yang beragam. Dengan begitu, fungsi masjid sebagai tempat pemberdayaan ekonomi dapat terwujud. Jamaah masjid terdiri dari orang-orang yang beragam. Dari segi ekonomi, ada yang kaya 38 banyak pula yang miskin. Keberadaan mereka perlu diorganisir dan diberdayakan. Satu sama lain saling berkepentingan dan saling menguntungkan. Karena itu, perlu dikelola dengan baik. Selain itu, lahan masjid juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi yang produktif. Terkait dengan fungsi ini, bentuk aksi yang dapat dilakukan antara lain: a. Melaksanakan program GISMAS (Gerakan Infaq Shodaqoh Memakmurkan Masjid) di setiap masjid dan lingkungannya. b. Membentuk UPZ Lazisnu di Masjid c. Melaksanakan kegiatan pelatihan kewirausahaan
  • 40. Pedoman bagi Penggerak Masjid d. Membentuk Kumas (Kelompok Usaha Jamaah Masjid) e. Menjadi agen penjualan atas produk tertentu. D. Masjid sebagai Tempat Pelayanan Sosial Agenda revitalisasi masjid LTM NU yang masuk dalam kategori pelayanan sosial adalah pelayanan kesehatan umat dan kepedulian sosial. Sebagai tempat pelayanan kesehatan umat, bentuk aksi yang dapat dilakukan adalah: a. Melaksanakan gerakan kebersihan masjid dan 39 lingkungannya b. Mengadakan kerjasama dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam rangka pelayanan: posyandu, pengobatan dan donor darah c. Kerjasama dengan Rumah Sakit d. PCNU menyediakan dan mengoperasikan mobil cleaning service yang dilengkapi dengan alat-alat kebersihan Sedangkan sebagai bentuk dari kepedulian sosial, pengurus masjid dapat melakukan aksi sebagai berikut: a. Menjenguk orang sakit b. Membantu yang jamaah terkena musibah c. Membimbing orang yang menghadapi sakaratul maut d. Menyediakan kain kafan dan tempat pemakaman jenazah e. Ta’ziyah kepada yang terkena musibah/kematian f. Pelatihan tajhizul jenazah g. Memiliki ambulance h. Donasi kepada korban bencana
  • 41. Pedoman bagi Penggerak Masjid BAB V Memperkuat Kelembagaan dan Jaringan A. Sertifikasi dan Nazhir NU Belakangan ini banyak masalah menimpa masjid. Misalnya, dibongkar paksa, digusur, konflik kepemilikan, rebutan hak, dan sebagainya. Salah satu pemicunya adalah pengurus masjid tidak mempunyai sertifikat masjid. Untuk mengamankan dari problem ini, maka sertifikat masjid harus berupa sertifikat wakaf dan nazhirnya adalah NU. Sertifikat wakaf dengan nadzir NU tidak hanya penting, juga sangat diperlukan. Apabila masjid, musholla, madrasah tidak bersertifikat, maka diibaratkan punya sepeda motor atau mobil tapi tidak punya BPKB, bisa-bisa di tengah jalan dirampas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kenapa perlu sertifikat wakaf dan nadzirnya NU? Bila nazhirnya perorangan, maka suatu saat kelak nadzir perorangan akan meninggal dunia. Ketika nadzirnya meninggal dunia, akan terjadi kekosongan penerima amanah wakaf, dan mau tidak mau nadzirnya diubah/diganti nazhir baru sebagaimana diatur pasal 45 ayat (1) Undang-undang No. 41 Tahun 2004. Lalu, dibuat sertifikat baru atas nama nadzir penggantinya. Kondisi seperti inilah yang di kemudian hari sering menimbulkan persoalan karena adanya konflik 40
  • 42. Pedoman bagi Penggerak Masjid kepentingan, di mana masing-masing pihak merasa paling berhak menjadi nadzir pengganti. Dengan nadzir NU selamanya akan aman, tidak akan ada perubahan, bahkan tidak satu orang pun yang dapat menguasainya. Karena NU merupakan lembaga legal berbadan hukum, diakui sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang notabena didirikan oleh para ulama. Adalah sangat tepat bila masjid adan musholla nahdliyin sertifikatnya harus wakaf dan nadzirnya atas nama NU. B. Membuat Database Jama’ah Para jama’ah masjid hendaknya didaftar dalam buku anggota jama’ah masjid. Data jama’ah memuat nama, alamat, jenis pekerjaan, pendidikan, keahlian khusus dll guna mengenal jama’ah masjid lebih baik. Keanggotaan masjid dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu : 1. Anggota inti, yang terdiri dari para alim-ulama, kyai kampung, para muballigh, ustadz-ustadzah, mualim, tokoh masyarat, para pengusaha, dan para pejabat birokrasi pemberintahan yang taat beragama yang jumlahnya minimal 40 orang. Aggota inti ini merupakan anggota organisasi masjid dan pendukung utama terhadap setiap kegiatan masjid baik moril maupun materiil. 41
  • 43. Pedoman bagi Penggerak Masjid 2. Anggota biasa, yaitu semua orang Islam yang taat dan taqwa bertempat tinggal dan menetap di daerah sekitar masjid tersebut. Mereka merupakan penunjang/ pendukung dari usaha-usaha, dan kegiatan-kegiatan masjid yang dilakukan oleh pengurus. Contoh Formulir Databased Jamaah Masjid 1. Nama Lengkap : 2. Tempat & Tgl. 42 Lahir : 3. Pekerjaan : 4. Status : Kawin/Belum Kawin/ Janda/Duda 5. Alamat : 6. Pendidikan : 7. Keahlian Khusus : 8. Keterangan Lain-lain :
  • 44. Pedoman bagi Penggerak Masjid Contoh Rekap Databased Jamaah 43 N O NA MA TEM PAT & TGL.L AHIR PEKE RJAA N STA TUS ALA MA T PENDI DIKAN KEAH LIAN KHU SUS 1 2 C. Jaringan Kerjasama antar Masjid Hal penting yang harus dilakukan oleh Pengurus Takmir Masjid adalah menjalin kerjasama melalui jaringan kerjasama masjid. Paling tidak ada 5 (lima) bidang kemasjidan yang bisa dikerjasamakanmelalui jaringan kersama masjid 1. Tukar menukar informasi 2. Kerjasama program, seperti: pelatihan manajemen masjid, pelatihan pemulasaraan jenazah, pengelol sendiri dan melihat kelebihan/keunggulan msajid lainaan BMT, pengelolaan perpustakaan dll. 3. Bantuan dana yang bisa dilakukan dalam bentuk bantuan barang-barang yang diperlukan masjid, seperti: buku-buku untuk perpustakaan, komputer dll. 4. Studi banding untuk menemukan kekurangan masjid sendiri, dan melihat kelebihan/ keunggulan masjid lain agar bisa dikembangkan pada masjid masing-masing.
  • 45. Pedoman bagi Penggerak Masjid 5. Pengembangan khatib dan muballigh melalui pelatihan, magang, atu penugasan di berbagai masjid. 6. Pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki masing-masing masjid. Bila langkah-lagkah diatas dapat dilaksanakan dengan baik, niscaya kemakmuran masjid dapat terwujud. Upaya ini harus dilakukan secara optimal untuk menunjukkan tanggung jawab yang besar terhadap masjid. Jangan hanya bersusah payah membangun masjid, tetapi juga harus bersusah payah dalam memakmurkannya. 44
  • 46. Pedoman bagi Penggerak Masjid DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI, Pedoman Pembinaan Masjid, Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Islam, tahun Anggaran 2000. Gazalba, Sidi, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan, Jakarta: 45 Pustaka Antara, 2001. Hakim, Lukman, Hasibuan, Pemberdayaan Masjid di Masa Depan, Pt. Bina Rena Pariwara, Jakarta, 2002. Tim LTM NU, Hasil-Hasil Rapimnas LTM NU, Jakarta: LTM NU, 2013. Mas’udi, Masdar. F., Memakmurkan Masjid NU, Jakarta: P3M, 2010. Syahidin, Dr, M.Pd, Pemberdayaan Umat Berbasis Masjid, Bandung: Alfabeta, 2003. Syafri, Syofyan, Harahap, Drs, MSAc, Manajemen Masjid, Yogyakarta: PT Dana Bakti Prima Yasa, 2003.