SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 23
MB - 6201
KAJIAN TEORI MANAJEMEN
Lenny Martini – 29006014
31 Mei 2007
Judul Tesis
Perilaku Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi Belajar
Pendahuluan
Perintah mencari ilmu, belajar, dan melaksanakan proses pendidikan adalah perintah yang
tercantum dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya
mengapa proses belajar menjadi begitu penting dalam kehidupan manusia, baik secara
individual maupun dalam posisi sebagai makhluk sosial. Para peneliti di seluruh dunia
semakin hari semakin memperlihatkan bukti-bukti manfaat ilmu pengetahuan dan proses
belajar untuk peningkatan kualitas pribadi maupun keunggulan organisasi (Nonaka, 1990,
1991, 1994; Nelson, 1991; Leonard-Barton, 1992, 1995; Quinn, 1992; Drucker, 1993; Nonaka
& Takeuchi, 1995; Grant, 1996; Sveiby, 1997; Hatch & Dyer, 2004; Tjakraatmadja, 2006).
Di sisi lain, dapat semakin memahami, bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang
menjadi hak milik mutlak dari individu ataupun organisasi. Pengetahuan adalah sesuatu
yang dinamis, berkembang. Dengan sifat uniknya, pengetahuan adalah satu-satunya bentuk
asset yang jika dibagikan (shared) justru akan berkembang dan bertumbuh. Karena itu,
berbagi pengetahuan adalah sebuah proses dalam mengembangkan diri, mengembangkan
organisasi, ke arah yang lebih baik demi mencapai tujuan keberlangsungan perusahaan
(sustainability) dan pada akhirnya bersama sama dengan organisasi yang lain dapat
memberi manfaat untuk kehidupan seluruh umat manusia (Robert Bragdon dalam Profit For
Life), seperti terangkum dalam perintah Rasulullah SAW kepada umatnya dalam berdakwah
menyebarkan nilai kehidupan Islam ke seluruh penjuru bumi :
“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat!”
Kerangka Tinjauan Pustaka
• Konsep Pengetahuan
• Konsep Belajar
• Konsep Organisasi Belajar
• Konsep Berbagi Pengetahuan
Konsep Channel Richness
Konsep Motivation to Share
Konsep Absorptive Capacity
• Konsep Penciptaan Pengetahuan
Konsep Pengetahuan
Pengertian Data  Informasi  Pengetahuan
(Davenport & Prusak 1997; Natarajan & Shekar, 2001)
Komponen
pengetahuan
Pengalaman (experience), Kebenaran (truth), Kerumitan(complexity)
Keputusan (jugdement), Aturan praktis (rules of thumb), Nilai
dan keyakinan (values and beliefs). (Natarajan & Shekar, 2001)
Wujud
Pengetahuan
Tacit dan Explicit
(Polanyi, 1966;Nonaka, 1991; Saint-Onge, 1998; Arent & Nørbjerg, 2000;
Boyett & Boyett, 2001).
Tingkatan
Pengetahuan
Tingkat 1 : “Know-what” Tingkat 2 : “Know-how“  Tingkat 3 :
“Know-why” Tingkat 4 : “Care-why”
James Brian Quinn (1996)
Konsep Belajar
Ed Ludwig, (2006) Belajar adalah satu-satunya cara untuk menutupi gap/ jarak
antara kondisi saat ini yang kita miliki dan kondisi yang
seharusnya, meningkatkan pengetahuan yang kita peroleh dari
sekedar know-what menjadi care-why.
Keller & Schoenfeld
(1950)
Belajar adalah sebuah proses dimana pengetahuan akan
mengubah perilaku seseorang
Argyris dan Schon
(1996)
proses belajar terjadi jika pengetahuan baru berhasil
ditranslasikan menajdi suatu perilaku
Collison & Parcell
(2001)
Belajar pada setiap kesempatan :
1. Belajar sebelum melakukan
2. Belajar selama melakukan
3. Belajar sesudah melakukan
Hatch & Dyer (2004) belajar dengan melakukan (learning by doing)
Konsep Organisasi Belajar1
Peter Senge (1990) “ a place where people continually expand their capacity to
create the result they truly desire, where new and expansive
patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is
set free, and where people are continually learning how to learn
together.”
Garvin, (1993) “organization skilled at creating, acquiring and transferring
knowledge and at modifying its behavior to reflect new
knowledge and insight”
Tjakraatmadja dan
Lantu (2006)
Organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki
kinerjanya secara berkelanjutan dan siklikal, karena anggota-
anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang
mampu belajar dan berbagi pengetahuan – pada tingkat
superficial maupun substansial.
Pengertian Organisasi Belajar
Konsep Organisasi Belajar2
Model Belajar Organisasi
Argyris (1977) “Organizational Learning is a process of detecting and correcting errors”
Levitt and March
(1988)
“Organization as seen as learning by encoding inferences from history into
routines that guide behaviour”
Fiol &. Lyles
(1985)
“Organizational learning means the process of improving actions through
better knowledge and understanding”
Ray Stata (1989) “Organizational learning occurs through shared insights, knowledge, and
mental models, and builds on past knowledge and experience, that is on
memory”
Huber (1991) “An entity learns if, through its processing of information, the range of its
potential is changed “
Nonaka&
Hirotaka (1995)
Belajar organisasional adalah proses kreasi pengetahuan , “converting
between the personal, tacit knowledge of individuals who produce creative
insight, and the shared, explicit knowledge which the organization needs to
develop new products and innovation”
Tjakraatmadja
(2001)
Proses akumulasi pengetahuan (human capital) organisasi akibat adanya
proses interaksi antara individu belajar dengan organisasi pembelajar, atau
karena dorongan lingkungan kerja yang memiliki karakteristik yang kondusif
untuk terjadinya proses pembelajaran organisasi (berbagi pengetahuan antara
para anggota organisasi), sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja
organisasi.
Konsep Organisasi Belajar3
Garvin (1993) Komponen belajar organisasi :
• Penyelesaian masalah secara sistematis
• Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru
• Belajar dari pengalaman masa lalu
• Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)
• Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh organisasi
Tjakraatmadja
(2001)
Karakteristik organisasi belajar
• Dibangun oleh masyarakat dewasa
• Memiliki "habitat" belajar yang subur
• Memiliki daya transformasi pengetahuan
• Memiliki moderator relasional belajar don moderator infrastruktur belajar
• Mampu menghasilkan human capital organisasi
Karakteristik belajar pada level organisasi:
• Makin banyak jumlah anggota organisasi, makin kompleks proses
pembelajaran organisasi.
• Pembelajaran organisasi menjadi lebih kompleks jika anggota organisasinya
lebih beragam, baik dalam hal kompetensinya maupun persepsinya.
• Proses pembelajaran organisasi terjadi karena adanya proases penyampaian
dan penerimaan ide dari seseorang kepada anggota organisasi lainnya.
• Efektivitas proses pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh memori belajar
organisasi.
Konsep Organisasi Belajar4
Transformasi Pengetahuan antar Hirarki
(sumber : Crossan et al., 1999)
Tahap 1 :
Intuisi
Tingkat
individual
Pembentukan pola/ imajinasi individu berdasarkan
informasi baru yang diterima, berdasarkan
pengalaman, pengetahuan dan kesadarannya
Tahap 2 :
Interpretasi
Tingkat
individual
Proses menemukan makna dari pola/ imajinasi yang
dimiliki individu, sehingga menjadi suatu wawasan
atau peta kognitif tentang informasi baru.
Tahap 3 :
Integrasi
Tingkat
Organisasi
Proses untuk saling memahami pengetahuan diantara
anggota organisasi, melalui proses dialog dan berbagi
pengetahuan, sehingga ditemukan kesamaan
kolektif.
Tahap 4 :
Institusional
Tingkat
Organisasi
Proses pembentukan struktur, strategi, program,
sistem dan prosedur organisasi, sebagai bentuk
kesepakatan bersama dan pedoman baru untuk
berorganisasi.
Konsep Berbagi Pengetahuan1
Appleyard,1996
dalam Pratiwi, 2004
Kesediaan berbagi pengetahuan atau knowledge sharing
didefinisikan sebagai transfer informasi dan pengetahuan ‘know-
how’ di dalam perusahaan
Rowley (1999) ;
Yang & Chen (2007)
perilaku berbagi pengetahuan adalah salah satu aspek dalam
manajemen pengetahuan
Watkins & Marsic
(1992)
perilaku berbagi pengetahuan sebagai bagian dari karakteristik
organisasi pembelajar
Ikujiro Nonaka
(1994)
perilaku berbagi pengetahuan juga mendukung terciptanya suatu
pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit
dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional
Best et.al. (2003) proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses
konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi
Kwok dan Gao
(2005)
Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan : kapasitas
penyerapan pengetahuan dan kekayaan saluran
David Gurteen
(1999)
organisasi akan menyadari pengetahuan apa saja yang dimilikinya
yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengetahuan baru dan
berinovasi dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan.
Sai Ho Kwok dan
Sheng Gao (2005)
absorptive capacity dan channel richness berpengaruh secara
positif terhadap sikap yang mendukung perilaku knowledge sharing
Anggoro (2004) Kompetensi individu dengan dimoderasi oleh rasa saling percaya
memberi pengaruh positif terhadap kesediaan berbagi pengetahuan
Faktor Pendukung Perilaku Berbagi Pengetahuan
Stan Garfield (2006) 10 alasan mengapa orang tidak mau berbagi pengetahuan
Deci (1999), Kwok
dan Gao (2005)
motivasi eksternal tidak berpengaruh positif terhadap sikap yang
mendukung perilaku berbagi pengetahuan
Faktor Penghambat Perilaku Berbagi Pengetahuan
Konsep Berbagi Pengetahuan2
Konsep Absorptive Capacity1
Cohen & Levinthal
(1990)
Ability to recognize the value of new information, assimilate it, and
apply it to commercial ends.
Mowery and Oxley
(1995)
a broad set of skills a firm needs to deal with the tacit component
of transferred knowledge and the frequent need to modify
imported knowledge for that firm’s particular uses
Kim (1998,1997) absorptive capacity requires the capacity to learn and solve
problems. A learning capacity indicates a firm’s ability to
comprehend and assimilate new knowledge, which would allow the
recipient unit to imitate other firms’ innovations. A capacity for
problem solving requires an ability to create new knowledge that
permits the recipient unit to innovate.
Zahra & George
(2000)
an organization's capability (or set of capabilities) required to
manage knowledge for the purpose of value creation. These
capabilities involve the abilities to acquire, assimilate, convert,
and exploit knowledge.
Kwok & Gao (2006) Absorptive capacity is the ability to acquire and assimilate and use
knowledge, as function of the level of prior related knowledge
Definisi
Level of
Analysis
Research Topic Researchers
Individual cognitive structure, component
on knowledge sharing
Cohen & Levinthal (1990); Kwok & Gao
(2005)
Firm/
organization
Transfer knowledge,
R&D investment,
inter-organizational activities,
effectiveness of the IT
Managerial, potential& realized
ACAP
Internal information provision
Cohen & Levinthal (1990); Boynton and
colleagues (1994); Mowery and Oxley
(1995); Kim (1998,1997)
Lane & Lubatkin (1998); Zahra & George
(2000);
Lenox & King(2004)
Industry transfer of best practices in
MNC
diffusion of new technology
Carlsson and Jacobsson (1994);
Szulanski (1996)
Konsep Absorptive Capacity2
Konsep Absorptive Capacity3
Cohen & Levinthal (1990) Dimensi kedalaman dan keluasan (the depth and the breadth)
Efektivitas kapasitas penyerapan = pengetahuan dasar yang
relevan + intensitas usaha.
Mowery and Oxley (1995) kebijakan ekonomi yang menstimulir persaingan sebagai
pendekatan terhadap ukuran ACAP
Zahra & George (2000) 4 dimensi ACAP, yaitu akuisisi, asimilasi, konversi dan
eksploitasi.
Membedakan antara ACAP potensial dan ACAP realisasi dengan
formula sebagai berikut :
PACAP * η = RACAP; dimana PACAP ≥ RACAP, η adalah faktor
efisiensi dan η≤ 1
Kwok & Gao (2006) diukur dalam kuesioner berskala 7 terdiri dari 3 pertanyaan :
kemampuan untuk mengenali manfaat pengetahuan baru,
kemampuan untuk mengasimilasi pengetahuan baru dan
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan baru untuk
memecahkan masal
Dimensi dan Pengukuran
Konsep Motivasi Berbagi Pengetahuan
David Gurteen (1999) beberapa faktor eksternal yang dapat memotivasi seseorang
untuk terlibat dalam proses berbagi pengetahuan, yaitu
peningkatan karir, penghargaan dari organisasi, dan
penghormatan terhadap pribadi (personal recognition) dari
lingkungan
Collison&Parcell (2001), salah satu motivator utama bagi para pegawai untuk mau saling
berbagi pengetahuan yang dimilikinya adalah adanya pengakuan
dan penghargaan terhadap pengetahuan yang telah mereka
bagikan tersebut
Amrit Tiwana (2000) penghargaan dalam bentuk insentif. Ia menyakini bahwa orang
orang akan mau membagi ilmu dan pengetahuan yang mereka
miliki bila hal tersebut dihargai secara materi yaitu dengan
pemberian insentif untuk setiap kontribusi pengetahuan yang
mereka berikan
Sinamo (2005) seseorang dapat berkembang menjadi pembelajar yang efektif,
maka ia harus memiliki dan memelihara semangat belajar
(learning spirit)
Konsep Channel Richness
Robertson et.al. (1996) keberagaman jenis saluran dapat membantu anggota organisasi
untuk mencari dan sekaligus membagikan pengetahuan pada
pihak lain, selain itu juga memungkinkan anggota organisasi
untuk melaksanakan proses berbagi pengetahuan dengan
nyaman (convenient) dan fleksible dari sisi tempat dan waktu
Holtham&Courtney
(1998)
4 jenis channel : Informal, Formal, Personal, Impersonal.
Nonaka (1996) dialog
Konsep Penciptaan Pengetahuan
Best et.al. (2003) menganggap bahwa proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis
dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi yang oleh
Nonaka (1994) dimasukkan dalam tahap internalisasi pada proses penciptaan
pengetahuan (knowledge creating).
Ikujiro Nonaka (1994) dalam konsep Knowledge Creating menyatakan bahwa perilaku
berbagi pengetahuan mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat
mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan
organisasional, seperti terlihat dalam siklus Socialization, Externalization, Collaboration,
dan Internalization
Sintesa1
Peneliti Riset
Senge (1990) Komponen organisasi pembelajar :
1.personal mastery
2.mental model
3.shared vision
4.team learning
5.system thinking
Garvin (1993) Aktivitas organisasi pembelajar :
1.Penyelesaian masalah secara sistematis
2.Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru
3.Belajar dari pengalaman masa lalu
4.Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)
5.Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh
organisasi.
Collison & Parcell (2001) Konsep belajar pada setiap kesempatan :
a.Learning before doing
b.Learning during
c.Learning after doing
Nonaka & Toyama (2003) Penciptaan pengetahuan dalam organisasi pembelajar
Metafora Riset
Sintesa2
Peneliti Riset
Tjakraatmadja (2006) Bangunan organisasi pembelajar
a.Fondasi belajar
b.Keterampilan belajar
c.Fasilitas belajar
d.Enabler belajar
e.Disiplin belajar
Pratiwi (2004) Kepemimpinan dalam organisasi pembelajar
Cohen & Levinthal (1990) Konsep Absorptive Capacity
Robson et. Al (2003) Berbagi pengetahuan di lingkungan akademis
Anggoro (2004) Kompetensi dan kebebasan Individu mendukung perilaku
berbagi pengetahuan
Lenox & King (2004) Metode meningkatkan absorptive capacity
Kwok & Gao (2005) Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan :
Absorptive Capacity
Channel Richness
Garfield (2006) Proses berbagi pengetahuan
Komponen berbagi pengetahuan
Alasan mengapa orang tidak berbagi pengetahuan
Metafora Riset
Model Penelitian
Channel Richness
Motivation to share
Absorptive
Capacity
Knowledge
Sharing
Knowledge
Creation
Kompetensi
Model penelitian ini menjadi salah satu kontribusi original dari penelitian tesis ini,
mengingat sampai dengan saat ini, peneliti belum menemukan riset yang menyatukan
keenam konstruk di atas.
Kontribusi lain adalah bukti empiris berupa hubungan antar konstruk pada objek
penelitian, dan metode berbagi pengetahuan yang efektif untuk dapat menciptakan
pengetahuan dalam organisasi objek
Definisi Operasional
Kekayaan saluran (Channel Richness)
Yaitu tingkat keberagaman dan efektivitas saluran informasi yang dapat menjadi wahana
proses transformasi pengetahuan antar individu atau antar hirarki dalam organisasi.
Motivasi untuk berbagi pengetahuan
Hal-hal yang menimbulkan keinginan untuk berbagi pengetahuan baik yang timbul dari
dalam diri sendiri berupa semangat belajar dan berbagi, juga yang berasal dari luar
seperti penghargaan, pengakuan, dan lainnya.
Kompetensi
Kemampuan seseorang untuk melaksanakan sebuah tindakan berdasarkan pengetahuan
yang ia miliki.
Kapasitas penyerapan pengetahuan
Kemampuan untuk mengenali manfaat dari pengetahuan baru yang berasal dari luar
dirinya, mengasosiasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, dan
memanfaatkan gabungan pengetahuan tersebut untuk mencari solusi suatu masalah.
Perilaku berbagi pengetahuan
Proses yang berlangsung di antara dua pihak, yaitu kontributor dan penerima
pengetahuan. Proses pembelajaran dan berbagi pengetahuan ini dimulai dengan
kontributor yang memberikan/membagi pengetahuannya pada pihak penerima, kemudian
penerima mempelajari pengetahuan baru tersebut.
Proses Penciptaan Pengetahuan
Proses transformasi bentuk pengetahuan dari tacit menjadi explicit, dari level individu
atau anggota organisasi menjadi pengetahuan dalam level organisasi
Thank you..

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Was ist angesagt? (14)

Collaborativelearning
CollaborativelearningCollaborativelearning
Collaborativelearning
 
Chapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharingChapter 5 km sharing
Chapter 5 km sharing
 
Knowledge management cycle
Knowledge management cycle Knowledge management cycle
Knowledge management cycle
 
Chapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization cultureChapter 7 km role of organization culture
Chapter 7 km role of organization culture
 
Anatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi PowerpointAnatomi organisasi Powerpoint
Anatomi organisasi Powerpoint
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3Modul 6 kb 3
Modul 6 kb 3
 
Knowledge management
Knowledge managementKnowledge management
Knowledge management
 
Knowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unismaKnowledge management untuk unisma
Knowledge management untuk unisma
 
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuanTugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
Tugas artikel ilmiah pengelola sistem pengetahuan
 
Makna Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan
Makna Pendidikan dalam Ilmu PendidikanMakna Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan
Makna Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan
 
Knowledge Management
Knowledge ManagementKnowledge Management
Knowledge Management
 
Manajemen pendidikan
Manajemen pendidikanManajemen pendidikan
Manajemen pendidikan
 
Ctl
CtlCtl
Ctl
 

Ähnlich wie Kajian Teori Manajemen

Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
Asep Sahwani
 
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJOMODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
Daniel Doni
 

Ähnlich wie Kajian Teori Manajemen (20)

Knowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam OrganisasiKnowledge Management Dalam Organisasi
Knowledge Management Dalam Organisasi
 
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
Manajemen Pengetahuan (kelompok 3)
 
Rangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharingRangkuman knowledge sharing
Rangkuman knowledge sharing
 
1106
11061106
1106
 
Pengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge SharingPengertian dan manfaat Knowledge Sharing
Pengertian dan manfaat Knowledge Sharing
 
Pengertian dan Manfaat Berbagi Pengetahuan
Pengertian dan Manfaat Berbagi PengetahuanPengertian dan Manfaat Berbagi Pengetahuan
Pengertian dan Manfaat Berbagi Pengetahuan
 
4
44
4
 
Fasilitasi.pptx
Fasilitasi.pptxFasilitasi.pptx
Fasilitasi.pptx
 
Manajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuanManajemen pengetahuan
Manajemen pengetahuan
 
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuanKreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
Kreatifitas komunitas slims dalam rangka transfer pengetahuan
 
Bab 4 pd
Bab 4 pdBab 4 pd
Bab 4 pd
 
Landasan teori pembelajaran organisasi dan inovasi
Landasan teori pembelajaran organisasi dan inovasiLandasan teori pembelajaran organisasi dan inovasi
Landasan teori pembelajaran organisasi dan inovasi
 
Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan  Sistem pengelola pengetahuan
Sistem pengelola pengetahuan
 
Sidang tesis Arman
Sidang tesis ArmanSidang tesis Arman
Sidang tesis Arman
 
IB4
IB4IB4
IB4
 
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDMPENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
PENTINGNYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BAGI ORGANISASI DAN SDM
 
PEMANFAATAN TEKNOLOGI JARINGAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI JARINGANPEMANFAATAN TEKNOLOGI JARINGAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI JARINGAN
 
Learning organization
Learning organizationLearning organization
Learning organization
 
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJOMODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
MODUL LEARNING ORGANIZATION by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
IB4
IB4IB4
IB4
 

Mehr von Lenny Rosadiawan

Mehr von Lenny Rosadiawan (20)

Tka bonn 20151219 rukun islam
Tka bonn 20151219 rukun islamTka bonn 20151219 rukun islam
Tka bonn 20151219 rukun islam
 
Tka bonn 20151121
Tka bonn 20151121 Tka bonn 20151121
Tka bonn 20151121
 
Prospects and Challenges of Development in Indonesia
Prospects and Challenges of Development in IndonesiaProspects and Challenges of Development in Indonesia
Prospects and Challenges of Development in Indonesia
 
Triple helix collaboration to develop economic corridors
Triple helix collaboration to develop economic corridorsTriple helix collaboration to develop economic corridors
Triple helix collaboration to develop economic corridors
 
Case Discussion: British Airways
Case Discussion: British AirwaysCase Discussion: British Airways
Case Discussion: British Airways
 
Case Discussion - Du Pont
Case Discussion - Du PontCase Discussion - Du Pont
Case Discussion - Du Pont
 
Case Discussion Boeing
Case Discussion BoeingCase Discussion Boeing
Case Discussion Boeing
 
Corporate Communication Kit-Pilot
Corporate Communication Kit-PilotCorporate Communication Kit-Pilot
Corporate Communication Kit-Pilot
 
Desain Riset Metode Penelitian Kualitatif
Desain Riset Metode Penelitian KualitatifDesain Riset Metode Penelitian Kualitatif
Desain Riset Metode Penelitian Kualitatif
 
WOMAN AS ROLE MODEL IN COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
WOMAN   AS   ROLE MODEL IN  COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAMWOMAN   AS   ROLE MODEL IN  COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
WOMAN AS ROLE MODEL IN COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
 
Obligations and Opportunities
Obligations and OpportunitiesObligations and Opportunities
Obligations and Opportunities
 
Science System in Management
Science System in ManagementScience System in Management
Science System in Management
 
Organizational Behavior and Theory
Organizational Behavior and TheoryOrganizational Behavior and Theory
Organizational Behavior and Theory
 
Management Theory and Practice
Management Theory and PracticeManagement Theory and Practice
Management Theory and Practice
 
Social Person Era in Retrospect
Social Person Era in RetrospectSocial Person Era in Retrospect
Social Person Era in Retrospect
 
Human Relation in Concept and Practice
Human Relation in Concept and PracticeHuman Relation in Concept and Practice
Human Relation in Concept and Practice
 
Organization and People
Organization and PeopleOrganization and People
Organization and People
 
People and Organization
People and OrganizationPeople and Organization
People and Organization
 
The Search for Organizational Integration
The Search for Organizational IntegrationThe Search for Organizational Integration
The Search for Organizational Integration
 
The Hawthorne Studies
The Hawthorne StudiesThe Hawthorne Studies
The Hawthorne Studies
 

Kajian Teori Manajemen

  • 1. MB - 6201 KAJIAN TEORI MANAJEMEN Lenny Martini – 29006014 31 Mei 2007
  • 2. Judul Tesis Perilaku Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi Belajar
  • 3. Pendahuluan Perintah mencari ilmu, belajar, dan melaksanakan proses pendidikan adalah perintah yang tercantum dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya mengapa proses belajar menjadi begitu penting dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun dalam posisi sebagai makhluk sosial. Para peneliti di seluruh dunia semakin hari semakin memperlihatkan bukti-bukti manfaat ilmu pengetahuan dan proses belajar untuk peningkatan kualitas pribadi maupun keunggulan organisasi (Nonaka, 1990, 1991, 1994; Nelson, 1991; Leonard-Barton, 1992, 1995; Quinn, 1992; Drucker, 1993; Nonaka & Takeuchi, 1995; Grant, 1996; Sveiby, 1997; Hatch & Dyer, 2004; Tjakraatmadja, 2006). Di sisi lain, dapat semakin memahami, bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang menjadi hak milik mutlak dari individu ataupun organisasi. Pengetahuan adalah sesuatu yang dinamis, berkembang. Dengan sifat uniknya, pengetahuan adalah satu-satunya bentuk asset yang jika dibagikan (shared) justru akan berkembang dan bertumbuh. Karena itu, berbagi pengetahuan adalah sebuah proses dalam mengembangkan diri, mengembangkan organisasi, ke arah yang lebih baik demi mencapai tujuan keberlangsungan perusahaan (sustainability) dan pada akhirnya bersama sama dengan organisasi yang lain dapat memberi manfaat untuk kehidupan seluruh umat manusia (Robert Bragdon dalam Profit For Life), seperti terangkum dalam perintah Rasulullah SAW kepada umatnya dalam berdakwah menyebarkan nilai kehidupan Islam ke seluruh penjuru bumi : “Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat!”
  • 4. Kerangka Tinjauan Pustaka • Konsep Pengetahuan • Konsep Belajar • Konsep Organisasi Belajar • Konsep Berbagi Pengetahuan Konsep Channel Richness Konsep Motivation to Share Konsep Absorptive Capacity • Konsep Penciptaan Pengetahuan
  • 5. Konsep Pengetahuan Pengertian Data  Informasi  Pengetahuan (Davenport & Prusak 1997; Natarajan & Shekar, 2001) Komponen pengetahuan Pengalaman (experience), Kebenaran (truth), Kerumitan(complexity) Keputusan (jugdement), Aturan praktis (rules of thumb), Nilai dan keyakinan (values and beliefs). (Natarajan & Shekar, 2001) Wujud Pengetahuan Tacit dan Explicit (Polanyi, 1966;Nonaka, 1991; Saint-Onge, 1998; Arent & Nørbjerg, 2000; Boyett & Boyett, 2001). Tingkatan Pengetahuan Tingkat 1 : “Know-what” Tingkat 2 : “Know-how“  Tingkat 3 : “Know-why” Tingkat 4 : “Care-why” James Brian Quinn (1996)
  • 6. Konsep Belajar Ed Ludwig, (2006) Belajar adalah satu-satunya cara untuk menutupi gap/ jarak antara kondisi saat ini yang kita miliki dan kondisi yang seharusnya, meningkatkan pengetahuan yang kita peroleh dari sekedar know-what menjadi care-why. Keller & Schoenfeld (1950) Belajar adalah sebuah proses dimana pengetahuan akan mengubah perilaku seseorang Argyris dan Schon (1996) proses belajar terjadi jika pengetahuan baru berhasil ditranslasikan menajdi suatu perilaku Collison & Parcell (2001) Belajar pada setiap kesempatan : 1. Belajar sebelum melakukan 2. Belajar selama melakukan 3. Belajar sesudah melakukan Hatch & Dyer (2004) belajar dengan melakukan (learning by doing)
  • 7. Konsep Organisasi Belajar1 Peter Senge (1990) “ a place where people continually expand their capacity to create the result they truly desire, where new and expansive patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is set free, and where people are continually learning how to learn together.” Garvin, (1993) “organization skilled at creating, acquiring and transferring knowledge and at modifying its behavior to reflect new knowledge and insight” Tjakraatmadja dan Lantu (2006) Organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan dan siklikal, karena anggota- anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang mampu belajar dan berbagi pengetahuan – pada tingkat superficial maupun substansial. Pengertian Organisasi Belajar
  • 8. Konsep Organisasi Belajar2 Model Belajar Organisasi Argyris (1977) “Organizational Learning is a process of detecting and correcting errors” Levitt and March (1988) “Organization as seen as learning by encoding inferences from history into routines that guide behaviour” Fiol &. Lyles (1985) “Organizational learning means the process of improving actions through better knowledge and understanding” Ray Stata (1989) “Organizational learning occurs through shared insights, knowledge, and mental models, and builds on past knowledge and experience, that is on memory” Huber (1991) “An entity learns if, through its processing of information, the range of its potential is changed “ Nonaka& Hirotaka (1995) Belajar organisasional adalah proses kreasi pengetahuan , “converting between the personal, tacit knowledge of individuals who produce creative insight, and the shared, explicit knowledge which the organization needs to develop new products and innovation” Tjakraatmadja (2001) Proses akumulasi pengetahuan (human capital) organisasi akibat adanya proses interaksi antara individu belajar dengan organisasi pembelajar, atau karena dorongan lingkungan kerja yang memiliki karakteristik yang kondusif untuk terjadinya proses pembelajaran organisasi (berbagi pengetahuan antara para anggota organisasi), sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja organisasi.
  • 9. Konsep Organisasi Belajar3 Garvin (1993) Komponen belajar organisasi : • Penyelesaian masalah secara sistematis • Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru • Belajar dari pengalaman masa lalu • Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking) • Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh organisasi Tjakraatmadja (2001) Karakteristik organisasi belajar • Dibangun oleh masyarakat dewasa • Memiliki "habitat" belajar yang subur • Memiliki daya transformasi pengetahuan • Memiliki moderator relasional belajar don moderator infrastruktur belajar • Mampu menghasilkan human capital organisasi Karakteristik belajar pada level organisasi: • Makin banyak jumlah anggota organisasi, makin kompleks proses pembelajaran organisasi. • Pembelajaran organisasi menjadi lebih kompleks jika anggota organisasinya lebih beragam, baik dalam hal kompetensinya maupun persepsinya. • Proses pembelajaran organisasi terjadi karena adanya proases penyampaian dan penerimaan ide dari seseorang kepada anggota organisasi lainnya. • Efektivitas proses pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh memori belajar organisasi.
  • 10. Konsep Organisasi Belajar4 Transformasi Pengetahuan antar Hirarki (sumber : Crossan et al., 1999) Tahap 1 : Intuisi Tingkat individual Pembentukan pola/ imajinasi individu berdasarkan informasi baru yang diterima, berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan kesadarannya Tahap 2 : Interpretasi Tingkat individual Proses menemukan makna dari pola/ imajinasi yang dimiliki individu, sehingga menjadi suatu wawasan atau peta kognitif tentang informasi baru. Tahap 3 : Integrasi Tingkat Organisasi Proses untuk saling memahami pengetahuan diantara anggota organisasi, melalui proses dialog dan berbagi pengetahuan, sehingga ditemukan kesamaan kolektif. Tahap 4 : Institusional Tingkat Organisasi Proses pembentukan struktur, strategi, program, sistem dan prosedur organisasi, sebagai bentuk kesepakatan bersama dan pedoman baru untuk berorganisasi.
  • 11. Konsep Berbagi Pengetahuan1 Appleyard,1996 dalam Pratiwi, 2004 Kesediaan berbagi pengetahuan atau knowledge sharing didefinisikan sebagai transfer informasi dan pengetahuan ‘know- how’ di dalam perusahaan Rowley (1999) ; Yang & Chen (2007) perilaku berbagi pengetahuan adalah salah satu aspek dalam manajemen pengetahuan Watkins & Marsic (1992) perilaku berbagi pengetahuan sebagai bagian dari karakteristik organisasi pembelajar Ikujiro Nonaka (1994) perilaku berbagi pengetahuan juga mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional Best et.al. (2003) proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi Kwok dan Gao (2005) Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan : kapasitas penyerapan pengetahuan dan kekayaan saluran
  • 12. David Gurteen (1999) organisasi akan menyadari pengetahuan apa saja yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengetahuan baru dan berinovasi dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sai Ho Kwok dan Sheng Gao (2005) absorptive capacity dan channel richness berpengaruh secara positif terhadap sikap yang mendukung perilaku knowledge sharing Anggoro (2004) Kompetensi individu dengan dimoderasi oleh rasa saling percaya memberi pengaruh positif terhadap kesediaan berbagi pengetahuan Faktor Pendukung Perilaku Berbagi Pengetahuan Stan Garfield (2006) 10 alasan mengapa orang tidak mau berbagi pengetahuan Deci (1999), Kwok dan Gao (2005) motivasi eksternal tidak berpengaruh positif terhadap sikap yang mendukung perilaku berbagi pengetahuan Faktor Penghambat Perilaku Berbagi Pengetahuan Konsep Berbagi Pengetahuan2
  • 13. Konsep Absorptive Capacity1 Cohen & Levinthal (1990) Ability to recognize the value of new information, assimilate it, and apply it to commercial ends. Mowery and Oxley (1995) a broad set of skills a firm needs to deal with the tacit component of transferred knowledge and the frequent need to modify imported knowledge for that firm’s particular uses Kim (1998,1997) absorptive capacity requires the capacity to learn and solve problems. A learning capacity indicates a firm’s ability to comprehend and assimilate new knowledge, which would allow the recipient unit to imitate other firms’ innovations. A capacity for problem solving requires an ability to create new knowledge that permits the recipient unit to innovate. Zahra & George (2000) an organization's capability (or set of capabilities) required to manage knowledge for the purpose of value creation. These capabilities involve the abilities to acquire, assimilate, convert, and exploit knowledge. Kwok & Gao (2006) Absorptive capacity is the ability to acquire and assimilate and use knowledge, as function of the level of prior related knowledge Definisi
  • 14. Level of Analysis Research Topic Researchers Individual cognitive structure, component on knowledge sharing Cohen & Levinthal (1990); Kwok & Gao (2005) Firm/ organization Transfer knowledge, R&D investment, inter-organizational activities, effectiveness of the IT Managerial, potential& realized ACAP Internal information provision Cohen & Levinthal (1990); Boynton and colleagues (1994); Mowery and Oxley (1995); Kim (1998,1997) Lane & Lubatkin (1998); Zahra & George (2000); Lenox & King(2004) Industry transfer of best practices in MNC diffusion of new technology Carlsson and Jacobsson (1994); Szulanski (1996) Konsep Absorptive Capacity2
  • 15. Konsep Absorptive Capacity3 Cohen & Levinthal (1990) Dimensi kedalaman dan keluasan (the depth and the breadth) Efektivitas kapasitas penyerapan = pengetahuan dasar yang relevan + intensitas usaha. Mowery and Oxley (1995) kebijakan ekonomi yang menstimulir persaingan sebagai pendekatan terhadap ukuran ACAP Zahra & George (2000) 4 dimensi ACAP, yaitu akuisisi, asimilasi, konversi dan eksploitasi. Membedakan antara ACAP potensial dan ACAP realisasi dengan formula sebagai berikut : PACAP * η = RACAP; dimana PACAP ≥ RACAP, η adalah faktor efisiensi dan η≤ 1 Kwok & Gao (2006) diukur dalam kuesioner berskala 7 terdiri dari 3 pertanyaan : kemampuan untuk mengenali manfaat pengetahuan baru, kemampuan untuk mengasimilasi pengetahuan baru dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan baru untuk memecahkan masal Dimensi dan Pengukuran
  • 16. Konsep Motivasi Berbagi Pengetahuan David Gurteen (1999) beberapa faktor eksternal yang dapat memotivasi seseorang untuk terlibat dalam proses berbagi pengetahuan, yaitu peningkatan karir, penghargaan dari organisasi, dan penghormatan terhadap pribadi (personal recognition) dari lingkungan Collison&Parcell (2001), salah satu motivator utama bagi para pegawai untuk mau saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya adalah adanya pengakuan dan penghargaan terhadap pengetahuan yang telah mereka bagikan tersebut Amrit Tiwana (2000) penghargaan dalam bentuk insentif. Ia menyakini bahwa orang orang akan mau membagi ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki bila hal tersebut dihargai secara materi yaitu dengan pemberian insentif untuk setiap kontribusi pengetahuan yang mereka berikan Sinamo (2005) seseorang dapat berkembang menjadi pembelajar yang efektif, maka ia harus memiliki dan memelihara semangat belajar (learning spirit)
  • 17. Konsep Channel Richness Robertson et.al. (1996) keberagaman jenis saluran dapat membantu anggota organisasi untuk mencari dan sekaligus membagikan pengetahuan pada pihak lain, selain itu juga memungkinkan anggota organisasi untuk melaksanakan proses berbagi pengetahuan dengan nyaman (convenient) dan fleksible dari sisi tempat dan waktu Holtham&Courtney (1998) 4 jenis channel : Informal, Formal, Personal, Impersonal. Nonaka (1996) dialog
  • 18. Konsep Penciptaan Pengetahuan Best et.al. (2003) menganggap bahwa proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi yang oleh Nonaka (1994) dimasukkan dalam tahap internalisasi pada proses penciptaan pengetahuan (knowledge creating). Ikujiro Nonaka (1994) dalam konsep Knowledge Creating menyatakan bahwa perilaku berbagi pengetahuan mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional, seperti terlihat dalam siklus Socialization, Externalization, Collaboration, dan Internalization
  • 19. Sintesa1 Peneliti Riset Senge (1990) Komponen organisasi pembelajar : 1.personal mastery 2.mental model 3.shared vision 4.team learning 5.system thinking Garvin (1993) Aktivitas organisasi pembelajar : 1.Penyelesaian masalah secara sistematis 2.Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru 3.Belajar dari pengalaman masa lalu 4.Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking) 5.Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh organisasi. Collison & Parcell (2001) Konsep belajar pada setiap kesempatan : a.Learning before doing b.Learning during c.Learning after doing Nonaka & Toyama (2003) Penciptaan pengetahuan dalam organisasi pembelajar Metafora Riset
  • 20. Sintesa2 Peneliti Riset Tjakraatmadja (2006) Bangunan organisasi pembelajar a.Fondasi belajar b.Keterampilan belajar c.Fasilitas belajar d.Enabler belajar e.Disiplin belajar Pratiwi (2004) Kepemimpinan dalam organisasi pembelajar Cohen & Levinthal (1990) Konsep Absorptive Capacity Robson et. Al (2003) Berbagi pengetahuan di lingkungan akademis Anggoro (2004) Kompetensi dan kebebasan Individu mendukung perilaku berbagi pengetahuan Lenox & King (2004) Metode meningkatkan absorptive capacity Kwok & Gao (2005) Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan : Absorptive Capacity Channel Richness Garfield (2006) Proses berbagi pengetahuan Komponen berbagi pengetahuan Alasan mengapa orang tidak berbagi pengetahuan Metafora Riset
  • 21. Model Penelitian Channel Richness Motivation to share Absorptive Capacity Knowledge Sharing Knowledge Creation Kompetensi Model penelitian ini menjadi salah satu kontribusi original dari penelitian tesis ini, mengingat sampai dengan saat ini, peneliti belum menemukan riset yang menyatukan keenam konstruk di atas. Kontribusi lain adalah bukti empiris berupa hubungan antar konstruk pada objek penelitian, dan metode berbagi pengetahuan yang efektif untuk dapat menciptakan pengetahuan dalam organisasi objek
  • 22. Definisi Operasional Kekayaan saluran (Channel Richness) Yaitu tingkat keberagaman dan efektivitas saluran informasi yang dapat menjadi wahana proses transformasi pengetahuan antar individu atau antar hirarki dalam organisasi. Motivasi untuk berbagi pengetahuan Hal-hal yang menimbulkan keinginan untuk berbagi pengetahuan baik yang timbul dari dalam diri sendiri berupa semangat belajar dan berbagi, juga yang berasal dari luar seperti penghargaan, pengakuan, dan lainnya. Kompetensi Kemampuan seseorang untuk melaksanakan sebuah tindakan berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Kapasitas penyerapan pengetahuan Kemampuan untuk mengenali manfaat dari pengetahuan baru yang berasal dari luar dirinya, mengasosiasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, dan memanfaatkan gabungan pengetahuan tersebut untuk mencari solusi suatu masalah. Perilaku berbagi pengetahuan Proses yang berlangsung di antara dua pihak, yaitu kontributor dan penerima pengetahuan. Proses pembelajaran dan berbagi pengetahuan ini dimulai dengan kontributor yang memberikan/membagi pengetahuannya pada pihak penerima, kemudian penerima mempelajari pengetahuan baru tersebut. Proses Penciptaan Pengetahuan Proses transformasi bentuk pengetahuan dari tacit menjadi explicit, dari level individu atau anggota organisasi menjadi pengetahuan dalam level organisasi