3. Pendahuluan
Perintah mencari ilmu, belajar, dan melaksanakan proses pendidikan adalah perintah yang
tercantum dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya
mengapa proses belajar menjadi begitu penting dalam kehidupan manusia, baik secara
individual maupun dalam posisi sebagai makhluk sosial. Para peneliti di seluruh dunia
semakin hari semakin memperlihatkan bukti-bukti manfaat ilmu pengetahuan dan proses
belajar untuk peningkatan kualitas pribadi maupun keunggulan organisasi (Nonaka, 1990,
1991, 1994; Nelson, 1991; Leonard-Barton, 1992, 1995; Quinn, 1992; Drucker, 1993; Nonaka
& Takeuchi, 1995; Grant, 1996; Sveiby, 1997; Hatch & Dyer, 2004; Tjakraatmadja, 2006).
Di sisi lain, dapat semakin memahami, bahwa ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang
menjadi hak milik mutlak dari individu ataupun organisasi. Pengetahuan adalah sesuatu
yang dinamis, berkembang. Dengan sifat uniknya, pengetahuan adalah satu-satunya bentuk
asset yang jika dibagikan (shared) justru akan berkembang dan bertumbuh. Karena itu,
berbagi pengetahuan adalah sebuah proses dalam mengembangkan diri, mengembangkan
organisasi, ke arah yang lebih baik demi mencapai tujuan keberlangsungan perusahaan
(sustainability) dan pada akhirnya bersama sama dengan organisasi yang lain dapat
memberi manfaat untuk kehidupan seluruh umat manusia (Robert Bragdon dalam Profit For
Life), seperti terangkum dalam perintah Rasulullah SAW kepada umatnya dalam berdakwah
menyebarkan nilai kehidupan Islam ke seluruh penjuru bumi :
“Sampaikanlah walaupun hanya satu ayat!”
4. Kerangka Tinjauan Pustaka
• Konsep Pengetahuan
• Konsep Belajar
• Konsep Organisasi Belajar
• Konsep Berbagi Pengetahuan
Konsep Channel Richness
Konsep Motivation to Share
Konsep Absorptive Capacity
• Konsep Penciptaan Pengetahuan
5. Konsep Pengetahuan
Pengertian Data Informasi Pengetahuan
(Davenport & Prusak 1997; Natarajan & Shekar, 2001)
Komponen
pengetahuan
Pengalaman (experience), Kebenaran (truth), Kerumitan(complexity)
Keputusan (jugdement), Aturan praktis (rules of thumb), Nilai
dan keyakinan (values and beliefs). (Natarajan & Shekar, 2001)
Wujud
Pengetahuan
Tacit dan Explicit
(Polanyi, 1966;Nonaka, 1991; Saint-Onge, 1998; Arent & Nørbjerg, 2000;
Boyett & Boyett, 2001).
Tingkatan
Pengetahuan
Tingkat 1 : “Know-what” Tingkat 2 : “Know-how“ Tingkat 3 :
“Know-why” Tingkat 4 : “Care-why”
James Brian Quinn (1996)
6. Konsep Belajar
Ed Ludwig, (2006) Belajar adalah satu-satunya cara untuk menutupi gap/ jarak
antara kondisi saat ini yang kita miliki dan kondisi yang
seharusnya, meningkatkan pengetahuan yang kita peroleh dari
sekedar know-what menjadi care-why.
Keller & Schoenfeld
(1950)
Belajar adalah sebuah proses dimana pengetahuan akan
mengubah perilaku seseorang
Argyris dan Schon
(1996)
proses belajar terjadi jika pengetahuan baru berhasil
ditranslasikan menajdi suatu perilaku
Collison & Parcell
(2001)
Belajar pada setiap kesempatan :
1. Belajar sebelum melakukan
2. Belajar selama melakukan
3. Belajar sesudah melakukan
Hatch & Dyer (2004) belajar dengan melakukan (learning by doing)
7. Konsep Organisasi Belajar1
Peter Senge (1990) “ a place where people continually expand their capacity to
create the result they truly desire, where new and expansive
patterns of thinking are nurtured, where collective aspiration is
set free, and where people are continually learning how to learn
together.”
Garvin, (1993) “organization skilled at creating, acquiring and transferring
knowledge and at modifying its behavior to reflect new
knowledge and insight”
Tjakraatmadja dan
Lantu (2006)
Organisasi yang memiliki kemampuan untuk selalu memperbaiki
kinerjanya secara berkelanjutan dan siklikal, karena anggota-
anggotanya memiliki komitmen dan kompetensi individual yang
mampu belajar dan berbagi pengetahuan – pada tingkat
superficial maupun substansial.
Pengertian Organisasi Belajar
8. Konsep Organisasi Belajar2
Model Belajar Organisasi
Argyris (1977) “Organizational Learning is a process of detecting and correcting errors”
Levitt and March
(1988)
“Organization as seen as learning by encoding inferences from history into
routines that guide behaviour”
Fiol &. Lyles
(1985)
“Organizational learning means the process of improving actions through
better knowledge and understanding”
Ray Stata (1989) “Organizational learning occurs through shared insights, knowledge, and
mental models, and builds on past knowledge and experience, that is on
memory”
Huber (1991) “An entity learns if, through its processing of information, the range of its
potential is changed “
Nonaka&
Hirotaka (1995)
Belajar organisasional adalah proses kreasi pengetahuan , “converting
between the personal, tacit knowledge of individuals who produce creative
insight, and the shared, explicit knowledge which the organization needs to
develop new products and innovation”
Tjakraatmadja
(2001)
Proses akumulasi pengetahuan (human capital) organisasi akibat adanya
proses interaksi antara individu belajar dengan organisasi pembelajar, atau
karena dorongan lingkungan kerja yang memiliki karakteristik yang kondusif
untuk terjadinya proses pembelajaran organisasi (berbagi pengetahuan antara
para anggota organisasi), sehingga meningkatkan kualitas kehidupan kerja
organisasi.
9. Konsep Organisasi Belajar3
Garvin (1993) Komponen belajar organisasi :
• Penyelesaian masalah secara sistematis
• Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru
• Belajar dari pengalaman masa lalu
• Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)
• Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh organisasi
Tjakraatmadja
(2001)
Karakteristik organisasi belajar
• Dibangun oleh masyarakat dewasa
• Memiliki "habitat" belajar yang subur
• Memiliki daya transformasi pengetahuan
• Memiliki moderator relasional belajar don moderator infrastruktur belajar
• Mampu menghasilkan human capital organisasi
Karakteristik belajar pada level organisasi:
• Makin banyak jumlah anggota organisasi, makin kompleks proses
pembelajaran organisasi.
• Pembelajaran organisasi menjadi lebih kompleks jika anggota organisasinya
lebih beragam, baik dalam hal kompetensinya maupun persepsinya.
• Proses pembelajaran organisasi terjadi karena adanya proases penyampaian
dan penerimaan ide dari seseorang kepada anggota organisasi lainnya.
• Efektivitas proses pembelajaran organisasi dipengaruhi oleh memori belajar
organisasi.
10. Konsep Organisasi Belajar4
Transformasi Pengetahuan antar Hirarki
(sumber : Crossan et al., 1999)
Tahap 1 :
Intuisi
Tingkat
individual
Pembentukan pola/ imajinasi individu berdasarkan
informasi baru yang diterima, berdasarkan
pengalaman, pengetahuan dan kesadarannya
Tahap 2 :
Interpretasi
Tingkat
individual
Proses menemukan makna dari pola/ imajinasi yang
dimiliki individu, sehingga menjadi suatu wawasan
atau peta kognitif tentang informasi baru.
Tahap 3 :
Integrasi
Tingkat
Organisasi
Proses untuk saling memahami pengetahuan diantara
anggota organisasi, melalui proses dialog dan berbagi
pengetahuan, sehingga ditemukan kesamaan
kolektif.
Tahap 4 :
Institusional
Tingkat
Organisasi
Proses pembentukan struktur, strategi, program,
sistem dan prosedur organisasi, sebagai bentuk
kesepakatan bersama dan pedoman baru untuk
berorganisasi.
11. Konsep Berbagi Pengetahuan1
Appleyard,1996
dalam Pratiwi, 2004
Kesediaan berbagi pengetahuan atau knowledge sharing
didefinisikan sebagai transfer informasi dan pengetahuan ‘know-
how’ di dalam perusahaan
Rowley (1999) ;
Yang & Chen (2007)
perilaku berbagi pengetahuan adalah salah satu aspek dalam
manajemen pengetahuan
Watkins & Marsic
(1992)
perilaku berbagi pengetahuan sebagai bagian dari karakteristik
organisasi pembelajar
Ikujiro Nonaka
(1994)
perilaku berbagi pengetahuan juga mendukung terciptanya suatu
pengetahuan baru karena dapat mentransfer pengetahuan taksit
dan eksplisit individu menjadi pengetahuan organisasional
Best et.al. (2003) proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis dalam proses
konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi
Kwok dan Gao
(2005)
Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan : kapasitas
penyerapan pengetahuan dan kekayaan saluran
12. David Gurteen
(1999)
organisasi akan menyadari pengetahuan apa saja yang dimilikinya
yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pengetahuan baru dan
berinovasi dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan.
Sai Ho Kwok dan
Sheng Gao (2005)
absorptive capacity dan channel richness berpengaruh secara
positif terhadap sikap yang mendukung perilaku knowledge sharing
Anggoro (2004) Kompetensi individu dengan dimoderasi oleh rasa saling percaya
memberi pengaruh positif terhadap kesediaan berbagi pengetahuan
Faktor Pendukung Perilaku Berbagi Pengetahuan
Stan Garfield (2006) 10 alasan mengapa orang tidak mau berbagi pengetahuan
Deci (1999), Kwok
dan Gao (2005)
motivasi eksternal tidak berpengaruh positif terhadap sikap yang
mendukung perilaku berbagi pengetahuan
Faktor Penghambat Perilaku Berbagi Pengetahuan
Konsep Berbagi Pengetahuan2
13. Konsep Absorptive Capacity1
Cohen & Levinthal
(1990)
Ability to recognize the value of new information, assimilate it, and
apply it to commercial ends.
Mowery and Oxley
(1995)
a broad set of skills a firm needs to deal with the tacit component
of transferred knowledge and the frequent need to modify
imported knowledge for that firm’s particular uses
Kim (1998,1997) absorptive capacity requires the capacity to learn and solve
problems. A learning capacity indicates a firm’s ability to
comprehend and assimilate new knowledge, which would allow the
recipient unit to imitate other firms’ innovations. A capacity for
problem solving requires an ability to create new knowledge that
permits the recipient unit to innovate.
Zahra & George
(2000)
an organization's capability (or set of capabilities) required to
manage knowledge for the purpose of value creation. These
capabilities involve the abilities to acquire, assimilate, convert,
and exploit knowledge.
Kwok & Gao (2006) Absorptive capacity is the ability to acquire and assimilate and use
knowledge, as function of the level of prior related knowledge
Definisi
14. Level of
Analysis
Research Topic Researchers
Individual cognitive structure, component
on knowledge sharing
Cohen & Levinthal (1990); Kwok & Gao
(2005)
Firm/
organization
Transfer knowledge,
R&D investment,
inter-organizational activities,
effectiveness of the IT
Managerial, potential& realized
ACAP
Internal information provision
Cohen & Levinthal (1990); Boynton and
colleagues (1994); Mowery and Oxley
(1995); Kim (1998,1997)
Lane & Lubatkin (1998); Zahra & George
(2000);
Lenox & King(2004)
Industry transfer of best practices in
MNC
diffusion of new technology
Carlsson and Jacobsson (1994);
Szulanski (1996)
Konsep Absorptive Capacity2
15. Konsep Absorptive Capacity3
Cohen & Levinthal (1990) Dimensi kedalaman dan keluasan (the depth and the breadth)
Efektivitas kapasitas penyerapan = pengetahuan dasar yang
relevan + intensitas usaha.
Mowery and Oxley (1995) kebijakan ekonomi yang menstimulir persaingan sebagai
pendekatan terhadap ukuran ACAP
Zahra & George (2000) 4 dimensi ACAP, yaitu akuisisi, asimilasi, konversi dan
eksploitasi.
Membedakan antara ACAP potensial dan ACAP realisasi dengan
formula sebagai berikut :
PACAP * η = RACAP; dimana PACAP ≥ RACAP, η adalah faktor
efisiensi dan η≤ 1
Kwok & Gao (2006) diukur dalam kuesioner berskala 7 terdiri dari 3 pertanyaan :
kemampuan untuk mengenali manfaat pengetahuan baru,
kemampuan untuk mengasimilasi pengetahuan baru dan
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan baru untuk
memecahkan masal
Dimensi dan Pengukuran
16. Konsep Motivasi Berbagi Pengetahuan
David Gurteen (1999) beberapa faktor eksternal yang dapat memotivasi seseorang
untuk terlibat dalam proses berbagi pengetahuan, yaitu
peningkatan karir, penghargaan dari organisasi, dan
penghormatan terhadap pribadi (personal recognition) dari
lingkungan
Collison&Parcell (2001), salah satu motivator utama bagi para pegawai untuk mau saling
berbagi pengetahuan yang dimilikinya adalah adanya pengakuan
dan penghargaan terhadap pengetahuan yang telah mereka
bagikan tersebut
Amrit Tiwana (2000) penghargaan dalam bentuk insentif. Ia menyakini bahwa orang
orang akan mau membagi ilmu dan pengetahuan yang mereka
miliki bila hal tersebut dihargai secara materi yaitu dengan
pemberian insentif untuk setiap kontribusi pengetahuan yang
mereka berikan
Sinamo (2005) seseorang dapat berkembang menjadi pembelajar yang efektif,
maka ia harus memiliki dan memelihara semangat belajar
(learning spirit)
17. Konsep Channel Richness
Robertson et.al. (1996) keberagaman jenis saluran dapat membantu anggota organisasi
untuk mencari dan sekaligus membagikan pengetahuan pada
pihak lain, selain itu juga memungkinkan anggota organisasi
untuk melaksanakan proses berbagi pengetahuan dengan
nyaman (convenient) dan fleksible dari sisi tempat dan waktu
Holtham&Courtney
(1998)
4 jenis channel : Informal, Formal, Personal, Impersonal.
Nonaka (1996) dialog
18. Konsep Penciptaan Pengetahuan
Best et.al. (2003) menganggap bahwa proses berbagi pengetahuan adalah unsur kritis
dalam proses konversi pengetahuan taksit individu menjadi taksit organisasi yang oleh
Nonaka (1994) dimasukkan dalam tahap internalisasi pada proses penciptaan
pengetahuan (knowledge creating).
Ikujiro Nonaka (1994) dalam konsep Knowledge Creating menyatakan bahwa perilaku
berbagi pengetahuan mendukung terciptanya suatu pengetahuan baru karena dapat
mentransfer pengetahuan taksit dan eksplisit individu menjadi pengetahuan
organisasional, seperti terlihat dalam siklus Socialization, Externalization, Collaboration,
dan Internalization
19. Sintesa1
Peneliti Riset
Senge (1990) Komponen organisasi pembelajar :
1.personal mastery
2.mental model
3.shared vision
4.team learning
5.system thinking
Garvin (1993) Aktivitas organisasi pembelajar :
1.Penyelesaian masalah secara sistematis
2.Melakukan eksperimen dengan pendekatan baru
3.Belajar dari pengalaman masa lalu
4.Belajar dari pengalaman dan praktek orang lain (benchmarking)
5.Transfer pengetahuan dengan cepat dan efisien ke seluruh
organisasi.
Collison & Parcell (2001) Konsep belajar pada setiap kesempatan :
a.Learning before doing
b.Learning during
c.Learning after doing
Nonaka & Toyama (2003) Penciptaan pengetahuan dalam organisasi pembelajar
Metafora Riset
20. Sintesa2
Peneliti Riset
Tjakraatmadja (2006) Bangunan organisasi pembelajar
a.Fondasi belajar
b.Keterampilan belajar
c.Fasilitas belajar
d.Enabler belajar
e.Disiplin belajar
Pratiwi (2004) Kepemimpinan dalam organisasi pembelajar
Cohen & Levinthal (1990) Konsep Absorptive Capacity
Robson et. Al (2003) Berbagi pengetahuan di lingkungan akademis
Anggoro (2004) Kompetensi dan kebebasan Individu mendukung perilaku
berbagi pengetahuan
Lenox & King (2004) Metode meningkatkan absorptive capacity
Kwok & Gao (2005) Faktor pendukung perilaku berbagi pengetahuan :
Absorptive Capacity
Channel Richness
Garfield (2006) Proses berbagi pengetahuan
Komponen berbagi pengetahuan
Alasan mengapa orang tidak berbagi pengetahuan
Metafora Riset
21. Model Penelitian
Channel Richness
Motivation to share
Absorptive
Capacity
Knowledge
Sharing
Knowledge
Creation
Kompetensi
Model penelitian ini menjadi salah satu kontribusi original dari penelitian tesis ini,
mengingat sampai dengan saat ini, peneliti belum menemukan riset yang menyatukan
keenam konstruk di atas.
Kontribusi lain adalah bukti empiris berupa hubungan antar konstruk pada objek
penelitian, dan metode berbagi pengetahuan yang efektif untuk dapat menciptakan
pengetahuan dalam organisasi objek
22. Definisi Operasional
Kekayaan saluran (Channel Richness)
Yaitu tingkat keberagaman dan efektivitas saluran informasi yang dapat menjadi wahana
proses transformasi pengetahuan antar individu atau antar hirarki dalam organisasi.
Motivasi untuk berbagi pengetahuan
Hal-hal yang menimbulkan keinginan untuk berbagi pengetahuan baik yang timbul dari
dalam diri sendiri berupa semangat belajar dan berbagi, juga yang berasal dari luar
seperti penghargaan, pengakuan, dan lainnya.
Kompetensi
Kemampuan seseorang untuk melaksanakan sebuah tindakan berdasarkan pengetahuan
yang ia miliki.
Kapasitas penyerapan pengetahuan
Kemampuan untuk mengenali manfaat dari pengetahuan baru yang berasal dari luar
dirinya, mengasosiasikannya dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya, dan
memanfaatkan gabungan pengetahuan tersebut untuk mencari solusi suatu masalah.
Perilaku berbagi pengetahuan
Proses yang berlangsung di antara dua pihak, yaitu kontributor dan penerima
pengetahuan. Proses pembelajaran dan berbagi pengetahuan ini dimulai dengan
kontributor yang memberikan/membagi pengetahuannya pada pihak penerima, kemudian
penerima mempelajari pengetahuan baru tersebut.
Proses Penciptaan Pengetahuan
Proses transformasi bentuk pengetahuan dari tacit menjadi explicit, dari level individu
atau anggota organisasi menjadi pengetahuan dalam level organisasi