SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 27
KEBIJAKAN EKONOMI POLITIK INDONESIA
Studi Tentang Implementasi Kebijakan Antidumping di Indonesia
   Dalam Kerangka Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA)

        Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
                 Advokasi Kebijakan Publik


                       Disusun Oleh:
                      DIAN HERDIANA
                       170120110015

                  UNIVERSITAS PADJADJARAN
            FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
             JURUSAN MAGISTER KEBIJAKAN PUBLIK
                         BANDUNG
                            2012
Pendahuluan
    Terkait   dengan     perdagangan    bebas,
kesepakatan ASEAN-China FTA juga dapat
menimbulkan dampak baik positif maupun
negatif. Dampak positif dari perjanjian ACFTA
tersebut akan dinikmati langsung oleh sektor
yang produknya diekspor ke China, sementara
dampak negatif dirasakan oleh produsen dalam
negeri yang produknya dipasarkan di dalam
negeri dan memiliki tingkat daya saing yang
relatif kurang kompetitif yang harus bersaing
dengan produk China.
Lanjutan
     Dalam lima tahun terakhir peningkatan impor dari
China pada umumnya diatas 20 % pertahunnya. Hal ini
menunjukkan bahwa produk-produk China berpotensi
dan sudah menjadi ancaman terhadap pasar domestik
untuk produk yang sejenis. Pada tahun 2010, produk
China praktis menguasai setiap lini di Indonesia.
Dimana kualitas barangnya seadanya, tetapi haraganya
yang murah meriah membuat produk China laku keras.
Data perdagangan akhir 2010, neraca perdagangan
Indonesia-China defisit di pihak Indonesia. Nilai ekspor
Indonesia ke China 49,2 miliar dollar AS, sementara
nilai impor dari China sebesar 52 miliar dollar AS.
Lanjutan
     Pemberlakuan ACFTA telah menuai dampak negatif
dimana sekitar 20 persen sektor industri manufaktur beralih
ke sektor perdagangan, hal ini dapat dicontohkan penyurutan
manufaktur pada industri alas kaki. Dari sekitar 1,5 juta
tenaga kerja pada tahun 2000 sebanyak 300.000 orang di
antaranya terpaksa dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK),
jumlah pengangguran pun kian bertambah. Survey yang
dilakukan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
langsung ke Shanghai dan Guangzhou, China, menemukan
adanya praktik banting harga (dumping) untuk beberapa
produk yang diekspor ke Indonesia. Dari 190 barang yang
diekspor ke Indonesia, ditemukan 30 produk dengan harga
lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar lokal
mereka. Artinya, China telah menerapkan politik dumping.
Lanjutan
    Sebagai negara yang turut ambil bagian dalam
perdaganagn multilateral, Indonesia telah meratifikasi
Agreement Estabilihing WTO melalui Undang- Undang
Nomor 7 Tahun 1994, sebagai konsekuensinya Indonesia
kemudian membuat ketentuan dasar tentang antidumping
dengan cara menyisipkannya dalam Undang-undang No. 10
Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan ditindaklanjuti
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 1996 tentang Bea Masuk Antidumping dan Bea
Masuk Imbalan dan diikuti dengan beberapa Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ketentuan
Antidumping ini hanya dikenakan pada produk yang
mengancam produk industri dalam negeri karena
menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.
Lanjutan
    Dalam menghadapi China dalam perdagangan
bebas ini seharusnya Indonesia sudah matang dalam
pembelaan industri dalam negeri karena China juga
terkenal sering melakukan politik dumping.Jadi dengan
adanya ACFTA ini banyak peristiwa tentang
perdagangan bilateral antara Indonesia dan China
tidak seimbang dan berdampak pada kerugian dan
kelesuan permintaan terhadap produk industri dalam
negeri terutama industri kecil dan menengah. Industri
dalam negeri dalam menghadapi pasar bebas dan
persaingan global masih sangat rentan dan lemah.
Lanjutan
     Disinilah perlindungan dari pemerintah sangat dibutuhkan
melalui perangkat hukum internasional dan nasional mengenai
antidumping sebagai tindakan balasan terhadap politik dumping
yang dilakukan negara lain dalam hal ini khususnya China.
Ditambah lagi dalam keadaan yang menunjukkan indikasi
kesulitan menghadapi produk China terkait ACFTA ini.
     Bagaimanapun Indonesia harus mampu dalam melindungi
industri dalam negeri dari praktik dumping dan juga mampu
mengantisipasi upaya apa yang akan digunakan untuk
menghadapi tuduhan praktik dumping dari negara lain dalam
waktu yang tepat. Karena pengusaha terutama pengusaha kecil
dan menengah tidak sanggup menyelesaikan tugas dan peran
pemerintah dalam melindungi produk industri dalam negeri dari
persaingan yang curang atau praktik dumping tersebut.
Tinjauan Pustaka
• Michael Howlet dan M Ramesh(1995:11) dalam
  Subarsono (2005:13) mengemukakan bahwa evaluasi
  kebijakan adalah proses untuk memonitor dan
  menilai hasil atau kinerja kebijakan.
• Anderson (1979) mengatakan bahwa Evaluasi adalah
  the appraisal of assesstment of policy including its
  content implementation and impact (penilaian atau
  pengukuran kebijakan termasuk isi, implementasi
  dan dampaknya).
Lanjutan
Menurut Abidin (2006 : 211) evaluasi secara lengkap
mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Evaluasi awal, sejak dari proses perumusan
kebijakan sampai saat sebelum dilaksanakan (ex-ante
evaluation);
2. Evaluasi dalam proses pelaksanaan atau
monitoring
3. Evaluasi akhir, yang dilakukan setelah selesai
proses pelaksanaan kebijakan (ex-post evaluation)
Lanjutan
     Abidin (2006 : 213) lebih lanjut mengemukakan bahwa informasi
yang dihasilkan dari evaluasi merupakan nilai (values) yang antara lain
berkenaan dengan :

1. Efisiensi (Efficiency), yakni perbandingan antara hasil dengan biaya,
atau (hasil/biaya).
2. Keuntungan (profitability), yaitu selisih antara hasil dengan biaya atau
(hasil/biaya).
3. Efektif (effectiveness), yakni penilaian pada hasil, tanpa
memperhitungkan biaya.
4. Keadilan (equity), yakni keseimbangan (proporsional) dalam pembagian
hasil (manfaat) dan/atau biaya (pengorbanan)
5. Detriments, yakni indikator negatif dalam bidang sosial seperti kriminal
dan sebagainya.
6. Manfaat tambahan (marginal rate of return), yaitu tambahan hasil
banding biaya atau pengorbanan (change-in benefits/change –in-cost).
Lanjutan
Kepentingan Nasional
       Morgenthau mendefiniskan kepentingan nasional
  sebagai suatu konsep yang harus diartikan sebagai
  power. Oleh sebab itu Morgenthau menunjuk
  kepentingan nasional berdasarkan definisi power,
  artinya bahwa posisi power yang harus dimiliki negara
  merupakan pertimbangan utama yang memberikan
  bentuk kepada kepentingan nasional. Konsekuensi dari
  pemikiran tersebut adalah bahwa suatu situasi atau
  tujuan nasional harus dievaluasi dan diukur dengan
  menggunakan tolok ukur posisi power negara.
Lanjutan
Perdagangan Internasional
     Perdagangan internasional adalah perdagangan
yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa
antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu Negara dengan pemerintah negara
lain. Batasan lain tentang perdagangan internasional
adalah proses tukar-menukar barang dan jasa
kebutuhan antara dua negara atau lebih yang berbeda
hukum dan kedaulatan dengan memenuhi peraturan
yang diterima secara internasional.
Lanjutan
 Politik Luar Negeri
      Kepentingan nasional merupakan keseluruhan nilai yang hendak
diperjuangkan atau dipertahankan dalam forum internasional. Oleh sebab
itu dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan kunci dalam
politik luar negeri. Menurut Couloumbis dan Wolfe, politik luar negeri
sintesis dari tujuan atau kepentingan nasional dengan power dan
kapabilitas. Politik luar negeri pelaksanaanya dilakukan oleh aparat
pemerintah. Oleh karena itu aparat pemerintah mempunyai pengaruh
terhadap politik luar negeri.
      Disamping aparat pemerintah, kekuatan-kekuatan sosial politik yang
lebih dikenal dengan pressure group ikut berpengaruh pula dalam
pembentukan politik luar negeri suatu negara. Tujuan politik luar negeri
adalah untuk memujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut
memuat gambaran atau keadaan Negara di masa mendatang dan kondisi
masa depan yang diinginkan. Pemerintah suatu Negara menetapkan
berbagai sarana yang diusahakan untuk dicapai dengan melakukan
berbagai tindakan yang menunjukan adanya kebutuhan, keinginan, dan
tujuan.
Lanjutan
Konsep dan Pengertian Dumping
     Dumping adalah istilah yang digunakan dalam
  perdagangan internasional yakni praktik dagang
  yang dilakukan eksportir dengan menjual
  komoditi di pasaran internasional dengan harga
  yang kurang dari nilai yang wajar atau lebih
  rendah dari harga barang tersebut di negerinya
  sendiri, atau dari harga jual kepada negara lain
  pada umumnya, sehingga merusak pasaran dan
  merugikan produsen pesaing negara pengimpor.
Lanjutan
• Dalam ilmu ekonomi dumping diartikan sebagai “traditionally
  defined as selling at a lower price in one national market than in
  another”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai
  sistem penjualan barang di pasaran luar negeri dalam jumlah
  banyak dengan harga yang rendah sekali (dengan tujuan agar harga
  pembelian di dalam negeri tidak diturunkan sehingga akhirnya
  dapat menguasai pasar luar negeri dan dapat menguasai harga
  kembali).
•      Dalam Black’s Law dictionary, Pengertian dumping dinyatakan
  sebagai berikut, “The act of selling in quantity at a very low price or
  practically regardless of the price; also, selling goods abroad at less
  than the market price at home.” Dimana dalam terjemahan bebas
  dapat diartikan sebuah tindakan yang menjual barang dalam
  kuantitas harga yang sangat rendah atau hampir mengabaikan
  harga, juga menjual barang-barang luar negeri kurang dari harga
  pasar di tempat asalnya.
Pembahasan
Proses Terbentuknya ACFTA
        Pada tahun 2001, pada pertemuan antara China dan ASEAN di
   Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, Cina menawarkan sebuah
   proposal ASEAN-China Free Trade Area untuk jangka waktu 10
   tahun. Dalam prosesnya negoisasi tersebut akan berlanjut melalui
   tahapan-tahapan. Satu tahun berikutnya yaitu tahun 2002,
   pemimpin ASEAN dan China siap menandatangani kerangka
   perjanjian Comprehensive Economic Cooperation (CEC), yang
   didalamnya terdapat pula diskusi mengenai Free Trade Area (FTA).
   Tidak diragukan lagi bahwa proposal oleh Cina sangat menarik
   karena Cina dan ASEAN sama-sama melihat kemungkinan besar
   akan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan dengan
   perjanjian tersebut. Inisiatif untuk bekerjasama dalam
   pengembangan ekonomi datang dari cina.
Lanjutan
    Kemudian pada tanggal 6 Oktober 2003 protokol perubahan persetujuan
    tersebut ditandatangani oleh Menteri-menteri Ekonomi ASEAN-RRC
    Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation
    between The Association of Southeast Asian Nations and The People’s
    Republic of China (ACFTA) ditandatangani di Kamboja oleh para kepala
    negara anggota ASEAN dengan tujuan Framework Agreement AC-FTA
    tersebut di Bali, Indonesia pada tanggal 8 Desember 2006, adalah:
•   Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan
    investasi kedua pihak;
•   Meliberalisasikan perdagangan barang jasa dan investasi;
•   Mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling
    menguntungkan kedua pihak;
•   Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota
    baru ASEAN dan menjembatani gap yang ada di kedua belah pihak.
Dampak ACFTA
   Serbuan produk asing terutama dari China
dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor
ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun
2009 saja Indonesia telah mengalami proses
deindustrialisasi   (penurunan      industri).
Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri
(KADIN) Indonesia, peran industri pengolahan
mengalami penurunan dari 28,1% pada 2004
menjadi 27,9% pada 2008
Lanjutan
     Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing
dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing akan
mendorong pengusaha dalam negeri berpindah
usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi
menjadi importir atau pedagang saja. Sebagai
contoh, harga tekstil dan produk tekstik (TPT) Cina
lebih murah antara 15% hingga 25%. Menurut Wakil
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API),
selisih 5% saja sudah membuat industri lokal
kelabakan, apalagi perbedaannya besar.
Lanjutan

   Adanya gejala deindustrialisasi yang terjadi
pasca pemberlakuan ACFTA. Sebelum era
reformasi, di saat ekonomi tumbuh sekitar
7%, industri pengolahan bisa tumbuh hingga
14%. Saat ini, dengan pertumbuhan 6,5%,
industri pengolahan hanya tumbuh kurang
dari 2%.
Langkah Pemerintah terkait dampak ACFTA

    Guna mengantisipasi dampak ACFTA tersebut, pemerintah secara umum telah
    menerapkan sepuluh kebijakan yaitu. (Dampak Penerapan ACFTA Bagi
    Perdagangan Indonesia)

•   Mengevaluasi dan merevisi semua Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah
    kadaluarsa dan menerapkannya secara wajib dengan terlebih dahulu
    menotofikasikan ke WTO.
•    Mengefektifkan fungsi Komite Anti Dumping dan menangani setiap kasus dugaan
    praktek dumping dan pemberian subsidi secara langsung oleh mitra dagang.
•   Mengefektifkan fungsi komite Pengaman Perdagangan Indonesia (KPPI) dalam
    menanggulangi lonjakan barang impor di pasar dalam negeri
•   Meningkatkan lobi pemerintah untuk mengamankan ekspor Indonesia antara lain
    dari ancaman dumping dan subsidi oleh Negara mitra dagang.
•   Mengakselerasi penerapan dari instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang
    Fokus Ekonomi 2008-2009.
Lanjutan
•   Melakukan harmonisasi tariff bea masuk (BM) pos tariff untuk produk
    hulu dan hilir, sehingga diharapkan akan memacu investasi dan daya
    saing.
•   Mengefektifkan tugas dan fungsi aparat kepabeanan, termasuk mengkaji
    kemungkinan penerapan jalur merah bagi produk yang rawan
    penyelundupan produk illegal.
•   Membatasi/melarang ekspor bahan baku mentah untuk mencukupi
    kebutuhan energi bagi industri dalam negeri sehingga dapat mendorong
    tumbuhnya industri pengolahan ditingkat hulu sekaligus memperkuat
    daya saing industri lokal.
•   Mempertajam kebijakan tentang fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di
    bidang usaha tertentu dan / atau di daerah tertentu.
•   Melanjutkan kebijakan Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) No.
    56 Tahun 2008 yang mengatur pembatasan pintu masuk pelabuhan untuk
    lima produk tertentu yaitu alas kaki, barang elektronik, mainan anak-anak,
    garmen serta makanan dan minuman
Penegakan Hukum Terhadap Produk Impor
       yang Berindikasi Dumping

     Untuk melindungi produk industri dalam negeri terhadap
produk dumping melalui Departemen Perindustrian dan
Perdagangan, serta Komisi Anti Dumping Indonesia (KADI)
telah melakukan beberapa upaya penegakan hukum baik
secara preventif maupun represif.
     Upaya Prenventif adalah merupakan upaya pencegahan
terhadap pelanggaran penjual barang atau produk impor di
dalam negeri. Sehingga merugikan industri domestik yang
memproduksi produk sejenis. Upaya pencegahan tersebut
dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
Lanjutan
•   Melakukan sosialisasi, pendidikan dan training kepada para pelaku
    ekonomi (eksportir dan importir) tentang regulasi dan kebijakan ekspor-
    impor, baik terkait dengan upaya peningkatan kualitas produk industri
    dalam negeri maupun dalam mengantisipasi terhadap produk impor yang
    berindikasi menimbulkan kerugian terhadap produk industri domestik,
    sehingga diharapkan produk industri dalam negeri akan mampu bersaing
    di pasar bebas, baik domestik maupun internasional.
•   Melakukan pembinaan terhadap para aparatur pada lembagalembaga
    yang terkait dengan penyelesaian masalah perdagangan dan dumping.
•   Melakukan pengkajian terhadap mekanisme perizinan impor yang
    berindikasi menimbulkan kerugian terhadap industri sejenis di dalam
    negeri.
Lanjutan
    Upaya Represif adalah pengenaan sanksi balasan berupa
pengenaan bea masuk tambahan yang disebut dengan “bea
masuk anti dumping (BMAD). Untuk menindaklanjuti
ketentuan tersebut, selanjutnya Pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang Kepabeanan No. 10 Tahun 1995 yang telah
diubah menjadi Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2006.
Dalam pasal 18 dinyatakan bahwa Bea Masuk Antidumping
dikenakan terhadap barang impor dalam hal:
Lanjutan
a. Harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai
    normalnya, dan
b. Impor barang tersebut:
• Menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang
    memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut;
• Mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam
    negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang
    tersebut; atau
• Menghalangi pengembangan industri barang sejenis di dalam
    negeri.
Kesimpulan
Semenjak diberlakukannya perjanjian ACFTA, ada
yang memandang bahwa perjanjian tersebut sebagai
sebuah kesempatan dan ada juga yang menolak dan
memandang sebagai ancaman dengan berbagai
alasan diantaranya berpotensi membangkrutkan
banyak perusahaan dalam negeri dan pekerja lokal
akan terancam pemutusan hubungan kerja sebagai
imbas dari membanjirnya produk China yang terbukti
memiliki harga yang lebih murah.

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepang
Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepangKebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepang
Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepangMirati hasanah
 
Kebijakan Jepang di Indonesia
Kebijakan Jepang di IndonesiaKebijakan Jepang di Indonesia
Kebijakan Jepang di IndonesiaFOXSFOR
 
Perekonomian Indonesia SAP 3
Perekonomian Indonesia SAP 3Perekonomian Indonesia SAP 3
Perekonomian Indonesia SAP 3ventilunaa
 
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02Daryono Soebagiyo
 
Kebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikKebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikEster Tjk
 
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesia
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesiaPpt Perubahan struktur ekonomi indonesia
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesiaR Anggara
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiR Anggara
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaRere Mimi
 
Presentasi Sistem Ekonomi Indonesia
Presentasi Sistem Ekonomi IndonesiaPresentasi Sistem Ekonomi Indonesia
Presentasi Sistem Ekonomi Indonesiawiwitwijanarko
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaUmi Pujiati
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesiaabdul kodir
 

Andere mochten auch (15)

Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepang
Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepangKebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepang
Kebijakan politik & ekonomi pada masa pendudukan jepang
 
Kebijakan Jepang di Indonesia
Kebijakan Jepang di IndonesiaKebijakan Jepang di Indonesia
Kebijakan Jepang di Indonesia
 
Kebijakan jepang
Kebijakan jepangKebijakan jepang
Kebijakan jepang
 
Perekonomian Indonesia SAP 3
Perekonomian Indonesia SAP 3Perekonomian Indonesia SAP 3
Perekonomian Indonesia SAP 3
 
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02
Bahan Ajar Sistem Eko.Powerpoint.02
 
Bahan Ajar Sistem Eko
Bahan Ajar Sistem EkoBahan Ajar Sistem Eko
Bahan Ajar Sistem Eko
 
Utang luar negeri
Utang luar negeriUtang luar negeri
Utang luar negeri
 
Kebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politikKebijakan jepang di bidang politik
Kebijakan jepang di bidang politik
 
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesia
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesiaPpt Perubahan struktur ekonomi indonesia
Ppt Perubahan struktur ekonomi indonesia
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Presentasi Sistem Ekonomi Indonesia
Presentasi Sistem Ekonomi IndonesiaPresentasi Sistem Ekonomi Indonesia
Presentasi Sistem Ekonomi Indonesia
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 

Ähnlich wie Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta

HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...febrysaragih
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...megiirianti083
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...febrysaragih
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tamara Aisa
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Ikmall Aziiezz
 
Lingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & HukumLingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & Hukumszktypho
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxmanajemenclassq
 
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptxridiyantoroasyafa
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Dimas Triadi
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalmulyanahsari
 
Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018arimbi123
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiirmayanti39
 
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...An Nisa Rizki Yulianti
 
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangKebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangMuhammad Khairul Anwar
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Universitas Bina Bangsa
 

Ähnlich wie Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta (20)

HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, hukum perdagangan internasional, unive...
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Pb 3 glob l
Pb 3  glob lPb 3  glob l
Pb 3 glob l
 
Resume ii
Resume iiResume ii
Resume ii
 
Lingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & HukumLingkungan Politik & Hukum
Lingkungan Politik & Hukum
 
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptxEKONOMI INTERNASIONAL.pptx
EKONOMI INTERNASIONAL.pptx
 
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx
376327254-PPT-Perumusan-Kebijakan-Perdagangan-Internasional.pptx
 
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
Hbl, dimas triadi, hapzi ali, anti monopoli dan persainagn bisnis tidak sehat...
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Bab 3 global
Bab 3 globalBab 3 global
Bab 3 global
 
Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018Arimbi makalah 2018
Arimbi makalah 2018
 
Tugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayantiTugas 1 irmayanti
Tugas 1 irmayanti
 
Makalah tugas 2
Makalah tugas 2Makalah tugas 2
Makalah tugas 2
 
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...
10,hbl,an nisa rizki yulianti,hapzi ali,anti monopoli & persaingan bisnis...
 
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang BerkembangKebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
Kebijakan Perdagangan Internasional di Negara Sedang Berkembang
 
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
Resume tugas 1 dan 2 devi annisa 11150545
 

Mehr von Dian Herdiana

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...Dian Herdiana
 
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangMasa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangDian Herdiana
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahDian Herdiana
 
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangSanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangDian Herdiana
 
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikPemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikDian Herdiana
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikDian Herdiana
 
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADPedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADDian Herdiana
 
Tugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenTugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenDian Herdiana
 
Evaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinEvaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinDian Herdiana
 
Pengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahPengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahDian Herdiana
 

Mehr von Dian Herdiana (13)

Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Secara Daring: Memberdayakan Masyarakat ...
 
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan PeluangMasa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
Masa Depan Model Pembelajaran e Learning di Indonesia: Masalah dan Peluang
 
Keuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerahKeuangan pusat dan daerah
Keuangan pusat dan daerah
 
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedangSanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) desa sukaluyu sumedang
 
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publikPemberdayaan penggunaan pelayanan publik
Pemberdayaan penggunaan pelayanan publik
 
Good Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan PublikGood Governance dan Pelayanan Publik
Good Governance dan Pelayanan Publik
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publikBudaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
Budaya birokrasi dan efektifitas pelayanan publik
 
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPADPedoman Umum Pendidikan UNPAD
Pedoman Umum Pendidikan UNPAD
 
Tugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. KortenTugas Resume David C. Korten
Tugas Resume David C. Korten
 
Evaluasi Program Raskin
Evaluasi Program RaskinEvaluasi Program Raskin
Evaluasi Program Raskin
 
Pengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerahPengertian otonomi daerah
Pengertian otonomi daerah
 
Pedoman umum-unpad
Pedoman umum-unpadPedoman umum-unpad
Pedoman umum-unpad
 

Kebijakan ekonomi politik; studi kebijakan antidumping dalam cafta

  • 1. KEBIJAKAN EKONOMI POLITIK INDONESIA Studi Tentang Implementasi Kebijakan Antidumping di Indonesia Dalam Kerangka Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Advokasi Kebijakan Publik Disusun Oleh: DIAN HERDIANA 170120110015 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN MAGISTER KEBIJAKAN PUBLIK BANDUNG 2012
  • 2. Pendahuluan Terkait dengan perdagangan bebas, kesepakatan ASEAN-China FTA juga dapat menimbulkan dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif dari perjanjian ACFTA tersebut akan dinikmati langsung oleh sektor yang produknya diekspor ke China, sementara dampak negatif dirasakan oleh produsen dalam negeri yang produknya dipasarkan di dalam negeri dan memiliki tingkat daya saing yang relatif kurang kompetitif yang harus bersaing dengan produk China.
  • 3. Lanjutan Dalam lima tahun terakhir peningkatan impor dari China pada umumnya diatas 20 % pertahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk China berpotensi dan sudah menjadi ancaman terhadap pasar domestik untuk produk yang sejenis. Pada tahun 2010, produk China praktis menguasai setiap lini di Indonesia. Dimana kualitas barangnya seadanya, tetapi haraganya yang murah meriah membuat produk China laku keras. Data perdagangan akhir 2010, neraca perdagangan Indonesia-China defisit di pihak Indonesia. Nilai ekspor Indonesia ke China 49,2 miliar dollar AS, sementara nilai impor dari China sebesar 52 miliar dollar AS.
  • 4. Lanjutan Pemberlakuan ACFTA telah menuai dampak negatif dimana sekitar 20 persen sektor industri manufaktur beralih ke sektor perdagangan, hal ini dapat dicontohkan penyurutan manufaktur pada industri alas kaki. Dari sekitar 1,5 juta tenaga kerja pada tahun 2000 sebanyak 300.000 orang di antaranya terpaksa dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK), jumlah pengangguran pun kian bertambah. Survey yang dilakukan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia langsung ke Shanghai dan Guangzhou, China, menemukan adanya praktik banting harga (dumping) untuk beberapa produk yang diekspor ke Indonesia. Dari 190 barang yang diekspor ke Indonesia, ditemukan 30 produk dengan harga lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar lokal mereka. Artinya, China telah menerapkan politik dumping.
  • 5. Lanjutan Sebagai negara yang turut ambil bagian dalam perdaganagn multilateral, Indonesia telah meratifikasi Agreement Estabilihing WTO melalui Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1994, sebagai konsekuensinya Indonesia kemudian membuat ketentuan dasar tentang antidumping dengan cara menyisipkannya dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1996 tentang Bea Masuk Antidumping dan Bea Masuk Imbalan dan diikuti dengan beberapa Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Ketentuan Antidumping ini hanya dikenakan pada produk yang mengancam produk industri dalam negeri karena menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat.
  • 6. Lanjutan Dalam menghadapi China dalam perdagangan bebas ini seharusnya Indonesia sudah matang dalam pembelaan industri dalam negeri karena China juga terkenal sering melakukan politik dumping.Jadi dengan adanya ACFTA ini banyak peristiwa tentang perdagangan bilateral antara Indonesia dan China tidak seimbang dan berdampak pada kerugian dan kelesuan permintaan terhadap produk industri dalam negeri terutama industri kecil dan menengah. Industri dalam negeri dalam menghadapi pasar bebas dan persaingan global masih sangat rentan dan lemah.
  • 7. Lanjutan Disinilah perlindungan dari pemerintah sangat dibutuhkan melalui perangkat hukum internasional dan nasional mengenai antidumping sebagai tindakan balasan terhadap politik dumping yang dilakukan negara lain dalam hal ini khususnya China. Ditambah lagi dalam keadaan yang menunjukkan indikasi kesulitan menghadapi produk China terkait ACFTA ini. Bagaimanapun Indonesia harus mampu dalam melindungi industri dalam negeri dari praktik dumping dan juga mampu mengantisipasi upaya apa yang akan digunakan untuk menghadapi tuduhan praktik dumping dari negara lain dalam waktu yang tepat. Karena pengusaha terutama pengusaha kecil dan menengah tidak sanggup menyelesaikan tugas dan peran pemerintah dalam melindungi produk industri dalam negeri dari persaingan yang curang atau praktik dumping tersebut.
  • 8. Tinjauan Pustaka • Michael Howlet dan M Ramesh(1995:11) dalam Subarsono (2005:13) mengemukakan bahwa evaluasi kebijakan adalah proses untuk memonitor dan menilai hasil atau kinerja kebijakan. • Anderson (1979) mengatakan bahwa Evaluasi adalah the appraisal of assesstment of policy including its content implementation and impact (penilaian atau pengukuran kebijakan termasuk isi, implementasi dan dampaknya).
  • 9. Lanjutan Menurut Abidin (2006 : 211) evaluasi secara lengkap mengandung tiga pengertian yaitu : 1. Evaluasi awal, sejak dari proses perumusan kebijakan sampai saat sebelum dilaksanakan (ex-ante evaluation); 2. Evaluasi dalam proses pelaksanaan atau monitoring 3. Evaluasi akhir, yang dilakukan setelah selesai proses pelaksanaan kebijakan (ex-post evaluation)
  • 10. Lanjutan Abidin (2006 : 213) lebih lanjut mengemukakan bahwa informasi yang dihasilkan dari evaluasi merupakan nilai (values) yang antara lain berkenaan dengan : 1. Efisiensi (Efficiency), yakni perbandingan antara hasil dengan biaya, atau (hasil/biaya). 2. Keuntungan (profitability), yaitu selisih antara hasil dengan biaya atau (hasil/biaya). 3. Efektif (effectiveness), yakni penilaian pada hasil, tanpa memperhitungkan biaya. 4. Keadilan (equity), yakni keseimbangan (proporsional) dalam pembagian hasil (manfaat) dan/atau biaya (pengorbanan) 5. Detriments, yakni indikator negatif dalam bidang sosial seperti kriminal dan sebagainya. 6. Manfaat tambahan (marginal rate of return), yaitu tambahan hasil banding biaya atau pengorbanan (change-in benefits/change –in-cost).
  • 11. Lanjutan Kepentingan Nasional Morgenthau mendefiniskan kepentingan nasional sebagai suatu konsep yang harus diartikan sebagai power. Oleh sebab itu Morgenthau menunjuk kepentingan nasional berdasarkan definisi power, artinya bahwa posisi power yang harus dimiliki negara merupakan pertimbangan utama yang memberikan bentuk kepada kepentingan nasional. Konsekuensi dari pemikiran tersebut adalah bahwa suatu situasi atau tujuan nasional harus dievaluasi dan diukur dengan menggunakan tolok ukur posisi power negara.
  • 12. Lanjutan Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu Negara dengan pemerintah negara lain. Batasan lain tentang perdagangan internasional adalah proses tukar-menukar barang dan jasa kebutuhan antara dua negara atau lebih yang berbeda hukum dan kedaulatan dengan memenuhi peraturan yang diterima secara internasional.
  • 13. Lanjutan Politik Luar Negeri Kepentingan nasional merupakan keseluruhan nilai yang hendak diperjuangkan atau dipertahankan dalam forum internasional. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan kunci dalam politik luar negeri. Menurut Couloumbis dan Wolfe, politik luar negeri sintesis dari tujuan atau kepentingan nasional dengan power dan kapabilitas. Politik luar negeri pelaksanaanya dilakukan oleh aparat pemerintah. Oleh karena itu aparat pemerintah mempunyai pengaruh terhadap politik luar negeri. Disamping aparat pemerintah, kekuatan-kekuatan sosial politik yang lebih dikenal dengan pressure group ikut berpengaruh pula dalam pembentukan politik luar negeri suatu negara. Tujuan politik luar negeri adalah untuk memujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran atau keadaan Negara di masa mendatang dan kondisi masa depan yang diinginkan. Pemerintah suatu Negara menetapkan berbagai sarana yang diusahakan untuk dicapai dengan melakukan berbagai tindakan yang menunjukan adanya kebutuhan, keinginan, dan tujuan.
  • 14. Lanjutan Konsep dan Pengertian Dumping Dumping adalah istilah yang digunakan dalam perdagangan internasional yakni praktik dagang yang dilakukan eksportir dengan menjual komoditi di pasaran internasional dengan harga yang kurang dari nilai yang wajar atau lebih rendah dari harga barang tersebut di negerinya sendiri, atau dari harga jual kepada negara lain pada umumnya, sehingga merusak pasaran dan merugikan produsen pesaing negara pengimpor.
  • 15. Lanjutan • Dalam ilmu ekonomi dumping diartikan sebagai “traditionally defined as selling at a lower price in one national market than in another”. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai sistem penjualan barang di pasaran luar negeri dalam jumlah banyak dengan harga yang rendah sekali (dengan tujuan agar harga pembelian di dalam negeri tidak diturunkan sehingga akhirnya dapat menguasai pasar luar negeri dan dapat menguasai harga kembali). • Dalam Black’s Law dictionary, Pengertian dumping dinyatakan sebagai berikut, “The act of selling in quantity at a very low price or practically regardless of the price; also, selling goods abroad at less than the market price at home.” Dimana dalam terjemahan bebas dapat diartikan sebuah tindakan yang menjual barang dalam kuantitas harga yang sangat rendah atau hampir mengabaikan harga, juga menjual barang-barang luar negeri kurang dari harga pasar di tempat asalnya.
  • 16. Pembahasan Proses Terbentuknya ACFTA Pada tahun 2001, pada pertemuan antara China dan ASEAN di Bandar Sri Begawan, Brunei Darussalam, Cina menawarkan sebuah proposal ASEAN-China Free Trade Area untuk jangka waktu 10 tahun. Dalam prosesnya negoisasi tersebut akan berlanjut melalui tahapan-tahapan. Satu tahun berikutnya yaitu tahun 2002, pemimpin ASEAN dan China siap menandatangani kerangka perjanjian Comprehensive Economic Cooperation (CEC), yang didalamnya terdapat pula diskusi mengenai Free Trade Area (FTA). Tidak diragukan lagi bahwa proposal oleh Cina sangat menarik karena Cina dan ASEAN sama-sama melihat kemungkinan besar akan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih signifikan dengan perjanjian tersebut. Inisiatif untuk bekerjasama dalam pengembangan ekonomi datang dari cina.
  • 17. Lanjutan Kemudian pada tanggal 6 Oktober 2003 protokol perubahan persetujuan tersebut ditandatangani oleh Menteri-menteri Ekonomi ASEAN-RRC Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation between The Association of Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China (ACFTA) ditandatangani di Kamboja oleh para kepala negara anggota ASEAN dengan tujuan Framework Agreement AC-FTA tersebut di Bali, Indonesia pada tanggal 8 Desember 2006, adalah: • Memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi kedua pihak; • Meliberalisasikan perdagangan barang jasa dan investasi; • Mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan kedua pihak; • Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dengan negara anggota baru ASEAN dan menjembatani gap yang ada di kedua belah pihak.
  • 18. Dampak ACFTA Serbuan produk asing terutama dari China dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 saja Indonesia telah mengalami proses deindustrialisasi (penurunan industri). Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, peran industri pengolahan mengalami penurunan dari 28,1% pada 2004 menjadi 27,9% pada 2008
  • 19. Lanjutan Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja. Sebagai contoh, harga tekstil dan produk tekstik (TPT) Cina lebih murah antara 15% hingga 25%. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), selisih 5% saja sudah membuat industri lokal kelabakan, apalagi perbedaannya besar.
  • 20. Lanjutan Adanya gejala deindustrialisasi yang terjadi pasca pemberlakuan ACFTA. Sebelum era reformasi, di saat ekonomi tumbuh sekitar 7%, industri pengolahan bisa tumbuh hingga 14%. Saat ini, dengan pertumbuhan 6,5%, industri pengolahan hanya tumbuh kurang dari 2%.
  • 21. Langkah Pemerintah terkait dampak ACFTA Guna mengantisipasi dampak ACFTA tersebut, pemerintah secara umum telah menerapkan sepuluh kebijakan yaitu. (Dampak Penerapan ACFTA Bagi Perdagangan Indonesia) • Mengevaluasi dan merevisi semua Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah kadaluarsa dan menerapkannya secara wajib dengan terlebih dahulu menotofikasikan ke WTO. • Mengefektifkan fungsi Komite Anti Dumping dan menangani setiap kasus dugaan praktek dumping dan pemberian subsidi secara langsung oleh mitra dagang. • Mengefektifkan fungsi komite Pengaman Perdagangan Indonesia (KPPI) dalam menanggulangi lonjakan barang impor di pasar dalam negeri • Meningkatkan lobi pemerintah untuk mengamankan ekspor Indonesia antara lain dari ancaman dumping dan subsidi oleh Negara mitra dagang. • Mengakselerasi penerapan dari instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Ekonomi 2008-2009.
  • 22. Lanjutan • Melakukan harmonisasi tariff bea masuk (BM) pos tariff untuk produk hulu dan hilir, sehingga diharapkan akan memacu investasi dan daya saing. • Mengefektifkan tugas dan fungsi aparat kepabeanan, termasuk mengkaji kemungkinan penerapan jalur merah bagi produk yang rawan penyelundupan produk illegal. • Membatasi/melarang ekspor bahan baku mentah untuk mencukupi kebutuhan energi bagi industri dalam negeri sehingga dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan ditingkat hulu sekaligus memperkuat daya saing industri lokal. • Mempertajam kebijakan tentang fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di bidang usaha tertentu dan / atau di daerah tertentu. • Melanjutkan kebijakan Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan) No. 56 Tahun 2008 yang mengatur pembatasan pintu masuk pelabuhan untuk lima produk tertentu yaitu alas kaki, barang elektronik, mainan anak-anak, garmen serta makanan dan minuman
  • 23. Penegakan Hukum Terhadap Produk Impor yang Berindikasi Dumping Untuk melindungi produk industri dalam negeri terhadap produk dumping melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta Komisi Anti Dumping Indonesia (KADI) telah melakukan beberapa upaya penegakan hukum baik secara preventif maupun represif. Upaya Prenventif adalah merupakan upaya pencegahan terhadap pelanggaran penjual barang atau produk impor di dalam negeri. Sehingga merugikan industri domestik yang memproduksi produk sejenis. Upaya pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
  • 24. Lanjutan • Melakukan sosialisasi, pendidikan dan training kepada para pelaku ekonomi (eksportir dan importir) tentang regulasi dan kebijakan ekspor- impor, baik terkait dengan upaya peningkatan kualitas produk industri dalam negeri maupun dalam mengantisipasi terhadap produk impor yang berindikasi menimbulkan kerugian terhadap produk industri domestik, sehingga diharapkan produk industri dalam negeri akan mampu bersaing di pasar bebas, baik domestik maupun internasional. • Melakukan pembinaan terhadap para aparatur pada lembagalembaga yang terkait dengan penyelesaian masalah perdagangan dan dumping. • Melakukan pengkajian terhadap mekanisme perizinan impor yang berindikasi menimbulkan kerugian terhadap industri sejenis di dalam negeri.
  • 25. Lanjutan Upaya Represif adalah pengenaan sanksi balasan berupa pengenaan bea masuk tambahan yang disebut dengan “bea masuk anti dumping (BMAD). Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut, selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Kepabeanan No. 10 Tahun 1995 yang telah diubah menjadi Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2006. Dalam pasal 18 dinyatakan bahwa Bea Masuk Antidumping dikenakan terhadap barang impor dalam hal:
  • 26. Lanjutan a. Harga ekspor dari barang tersebut lebih rendah dari nilai normalnya, dan b. Impor barang tersebut: • Menyebabkan kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut; • Mengancam terjadinya kerugian terhadap industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis dengan barang tersebut; atau • Menghalangi pengembangan industri barang sejenis di dalam negeri.
  • 27. Kesimpulan Semenjak diberlakukannya perjanjian ACFTA, ada yang memandang bahwa perjanjian tersebut sebagai sebuah kesempatan dan ada juga yang menolak dan memandang sebagai ancaman dengan berbagai alasan diantaranya berpotensi membangkrutkan banyak perusahaan dalam negeri dan pekerja lokal akan terancam pemutusan hubungan kerja sebagai imbas dari membanjirnya produk China yang terbukti memiliki harga yang lebih murah.