Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Porifera dan ctenophora (power point)
1. Disusun oleh :
1. Rifan Triantoro
2. Nico Aditya Pradana
3. Heru Adi Wijaksono
4. Alif Prasetyo Aji
5. Arsyan Handali
6. Hilman Luthfil Aziz
2. Porifera merupakan bagian
dari Kingdom Animalia .
Porifera
(Latin: porus = pori,fer =
membawa) atau spons atau
hewan berpori adalah sebuah
filum untuk hewan
multiseluler yang paling
sederhana.
Porifera
3. Bentuk tubuhnya menyerupai vas atau jambangan.
Tubuhnya terdiri dari 2 Lapis ( dipoblastik )
Di antara lapisan luar dan dalam terdapat sel - sel amoebosit dan spikula.
Sel amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan.
Habitatnya di Perairan.
Memiliki ringga tubuh yang disebut spongocoel
Memiliki lubang masuk air yang disebut ostium dan saluran keluar air yang
disebut oskulum.
Perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan pembentukan tunas.
Mempunyai ciri khusus berupa tubuh yang berpori-pori miskroskopis.
Dalam fase hidupnya, porifera megalami dua bentuk kehidupan, hidup
berenang bebas dan hidup menetap.
Porifera belum memiliki organ pencernaan, sistem saraf, dan sistem peredaran
darah.
4. Ciri Morfologi
Tubuhnya berpori (ostium)
Multiseluler
Tubuh porifera asimetri
(tidak beraturan), meskipun
ada yang simetri radial.
Berbentuk seperti tabung, vas
bunga, mangkuk, atau
tumbuhan
Warnanya bervariasi
Tidak berpindah tempat
(sesil)
Ciri Anatomi
Memiliki tiga tipe saluran air,
yaitu askonoid, sikonoid, dan
leukonoid
Pencernaan secara
intraseluler di dalam koanosit
dan amoebosit
5.
6. Epidermis : bagian luar tubuh tersusun oleh sel-sel pinakosit, pada bagian tertentu
membentuk pori (porosit), pori-pori tersebut membentuk saluran yang disebut
poriostum.
Mesoglea/ : bagian tengah tubuh tersusun oleh :
Mesenkim
- sel koanosit : sel bersilia berfungsi untuk menangkap dan mencerna
partikel makanan
- sel amoebosit : berfungsi untuk mengedarkan zat makanan yang sudah dicerna oleh
sel koanosit
- sel skleroblas : sel yang membentuk matrik berupa spikula dan spongin yakni bagian
yang menyokong tubuh porifera. Spikula tersusun oleh senyawa
kalsium karbonat atau silikat, sedangkan spongin tersusun dari
serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon,
- sel arkeosit : berasal dari sel embrionik amoebosit yang berperan dalam proses
reproduksi/regenerasi
- rongga : membentuk spongosoel yang merupakan muara dari poriostum.
Berfungsi menyalurkan air dari poriostum ke saluran pengeluaran
yaitu oskulum.
Saluran yang terbentuk pada tubuh porifera memiliki berbagai tipe yaitu askon, sycon
dan rhagon (leucon)
9. Anggota kelas ini mempunyai rangka yang tersusun
dari zat kapur (kalsium karbonat) dengan tipe
monoakson, triakson, atau tetrakson.
Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal.
Tipe saluran airnya bermacam-macam.
Hidup soliter atau berkoloni.
Contoh jenis yang menjadi anggota kelas ini
adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan
Sycon gelatinosum.
11. Pada anggota Kelas Hexatinellida, spikula tubuh yang
tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang.
Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca
(Hyalospongiae), karena bentuknya yang
seperti tabung atau gelas piala.
Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki
permukaan epitel.
Contoh anggota kelas ini
adalah Hyalonema sp., Pheronemasp., dan Euplectella
suberea
13. Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau
benangbenang spongin tanpa skeleton, Kadang-kadang
dengan spikula dari bahan zat kersik.
Tipe aliran airnya adalah leukon.
Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki
jumlah anggota terbesar.
Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah,
karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel
amoebositnya.
Contoh kelas ini antara lain Suberit sp.
Cliona sp.,Microciona sp., Spongilla
lacustris, Chondrilla sp., dan Callyspongia sp.
15. Perbedaan Calcarea Hexactinellida Demospongia
Penyusun kerangka
tubuh
Spikula seperti duri-
duri kecil dari Kalsium
Karbonat.
Spikula yang
mengandung silikat atau
kersik (SiO2). Ujung
spikula berjumlah 6.
Serabut spongin atau
campuran spongin dan
zat kersik.
Ukuran tubuh Tinggi kurang dari 10
cm
Tinggi rata-rata 10-30
cm.
Tinggi dan diameter
mencapai lebih dari 1 m.
Warna Pucat Pucat Cerah, mengandung
pigmen pada amoebosit
yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari
sinar matahari.
Bentuk tubuh Seperti vas bunga,
kendi, dompet, atau
silinder.
Seperti vas bunga atau
mangkuk.
Tidak beraturan dan
bercabang.
Tipe saluran air askon Tipe sikonoid Tipe leukonoid
Habitat Laut dangkal Kedalaman laut 200 -
1.000 m.
Laut dalam maupun
dangkal, meskipun ada
yang di air tawar
16. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk
kuncup (tunas).
Kuncup – kuncup muncul dari tubuh Porifera bagian
“kaki”, dan tetap tinggal bersama induknya.
Jika dari satu tangkai terbentuk beberapa Porifera baru
yang mengumpul, maka akan terbentuk koloni.
Selain itu, jika tubuh Porifera terpotong, setiap
potongan mampu tumbuh menghasilkan individu
baru (tingkat regenerasi Porifera tinggi).
17. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk sel
kalamin atau gamet.
Sel gamet berkembang dari sel ameboid khusus yang
disebut arkeosit.
Arkeosit membentuk sperma dan ovum.
Spematozoa yang telah dihasilkan akan berenang di dalam
air hingga dapat mencapai ovum. Ovum berada di
mesoglea.
Karena dalam satu tubuh dihasilkan dua macam gamet
yaitu gamet jantan dan betina, maka Porifera termasuk
hermafrodit.
Penyatuan sperma dan ovum menghsailkan zigot yang
terjadi di mesoglea.
Zigot berkembang menjadi larva bersilia yang akan
berenang menjauhi induknya, menempel pada suatu
tempat
Dan akhirnya tumbuh menjadi Porifera baru.
19. Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat
digunakan sebagai sponsmandi.
Zat kimia yang dihasilkan dapat digunakan untuk pengobatan kanker.
Hewan Demospongia yang hidup di laut dangkal dapat dimanfaatkan
oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan pembersih kaca.
Porifera yang biasa hidup di laut ini pada umumnya sebagai bahan
dasar spons juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan
dalam farmasi yang memberikan pengaruh yang luas untuk kesehatan.
Secara tidak langsung, bisa dimanfaatkan untuk anti-
inflammatory,antitumor, dan antibiotik.
Tumbuhan spons merupakan salah satu organisme laut yang bisa
diolah sebagai bahan pangan. Porifera (sponge) bisa jadi bahan obat-
obatan.
Sponge yangg sudah mati dan mengeras bisa juga jadi batu gosok
(ampelas) untuk kayu.
20. Ctenophora atau
Coelentrata adalah sebuah
filum. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-
ubur walaupun secara
klasifikasi berbeda filum.
Ctenophore berasal dari
bahasa Yunani kteno-, kteis,
"sisir" dan -phore,
"pembawa" yang dalam
bahasa Latin disebut
ctenophorus.
Ctenophora
21. Tubuh lunak, tidak berwarna, dan mampu menghasilkan
cahaya (bioluminesensi).
Dibagian luar tubuhnya terdapat barisan silia yang
membentuk lempengan seperti sisir sehingga sering
disebut ubur-ubur sisir (comb jellies).
Umumnya tidak memiliki nematosit (kecuali Euchlola
rubra), tetapi tentakelnya mempunyai sel-sel yang
menghasilkan perekat untuk menangkap mangsa, disebut
koloblas.
Tubuhnya mempunyai lapisan mesoderm, sehingga dekat
dengan kelompok hewan triploblastik
Ctenophora memiliki mulut untuk masuknya makanan
serta dua lubang anus untuk mengeluarkan air dan kotoran
di ujung yang lain
24. Tentaculata adalah filum dari anggota hewan tak
bertulang belakang yang termasuk dalam filum
Ctenophora.
Tentaculata adalah hewan yang termasuk kelas sisir
jeli.
Yang umum pada hewan kelas ini adalah sepasang
tentakel yang panjang, berbulu, kontraktil, yang dapat
ditarik kembali ke dalam sarung berbulu mata khusus.
Tentakel memiliki colloblasts, yang berujung lengket
yang berfungsi sebagai perangkap mangsa
26. Salah satu ciri khas yang membedakan Tentaculata
dan Nuda adalah tentakelnya.
Tentaculata mempunyai tentakel yang dilengkapi
sel colloblasts untuk menagkap mangsanya.
Sementara kelas Nuda tidak mempunyai tentakel.
Kelas Nuda menangkap mangsanya dengan membuka
rongga mulutnya dengan lebar
Kelas Nuda dikelompokkan menjadi 1 ordo yaitu
Berioda
28. Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit
atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora
dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang
melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi.
Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum
dan sperma dilepaskan melalui pori – pori yang ada di
epidermis.
Gamet dihasilkan di dalam struktur yang disebut gonad, yang
ada di dalam rongga gastrovaskuler.
Gamet dilepaskan ke dalam rongga kemudian dikeluarkan
melalui mulut.
Pembuahan terjadi di air laut.
Telur yang telah dibuahi akan tumbuh menjadi Ctenophora kecil
yang kemudian tumbuh menjadi Ctenophora dewasa.
29. Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut
menjaga keseimbangan ekosistem di laut, Hal itu karena
Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton tumbuhan).
Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi
hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan
tiram karena hewan-hewan ini memakan larva-larva
tiram sehingga merugikan petani tiram.
Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat
ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun 1989
di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan
tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari
zooplankton sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh
rantai makanan danau.