Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Akses terbuka terhadap konten lokal dalam perpustakaan digital
1. AKSES TERBUKA TERHADAP KONTEN LOKAL
DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL
Oleh:
Vika A. Kovariansi*
Abstrak
Akses terbuka (open accesss) terhadap konten lokal (local content) dalam sebuah repositori melalui perpustakaan
digital telah memberikan banyak keuntungan. Baik bagi peneliti, bagi institusi, masyarakat umum, bagi pelajar atau
mahasiswa, dan bahkan bagi perpustakaan itu sendiri. Tulisan ini berusaha menjabarkan beberapa keuntungan dan
manfaat dari sebuah akses terbuka yang dirangkum dari berbagai sumber agar lebih mudah dipahami oleh seluruh
kalangan akademisi pada khususnya.
Banyaknya kasus plagiasi oleh peneliti dan klaim
sebuah kekayaan ilmiah bangsa ini oleh bangsa
lain disebabkan salah satunya oleh tidak
terbukanya akses informasi mengenai local
content yang dimiliki oleh seseorang, lembaga,
atau Negara, sehingga tidak dikenalnya sebuah
budaya, penelitian atau pun kekayaan ilmiah yang
kita miliki. Selain tidak terbuka, konten lokal itu
pun tidak atau jarang dipublikasikan sehingga
mempermudahkan pihak-pihak lain untuk meng-
klaim kekayaan tersebut sebagai hasil karya
miliknya.
Konten lokal (Local content) dapat dikatakan
sebuah warisan, harta, bahkan sebuah bentuk
kekayaan yang dimiliki oleh sebuah bangsa. Dapat
pula merupakan hasil karya intelektual ilmiah dari
sebuah lembaga penelitian atau institusi
pendidikan seperti perguruan tinggi.
Beberapa alasan mengapa keterbukaan local
content ini dirasa sangat penting:
1. Anti-plagiasi. Tidak seperti yang
diperkirakan pada awalnya,
mempublikasikan local content secara full
text justru akan menekan upaya
plasgiarisme, karena seseorang tidak akan
begitu berani untuk menjiplak karya
ilmiah orang lain yang telah
terpublikasikan dan terakses secara luas,
yang tentunya lebih mudah untuk dikenal
oleh banyak orang. Akses publik
memungkinkan terbentuknya kontrol
publik secara otomatis. Setiap usaha
plagiasi yang dilakukan akan lebih cepat
ditemukan dan dibuktikan.
2. Mencegah duplikasi penelitian. Berbeda
dengan usaha plagiasi yang sejak awal
jelas-jelas berniat untuk menjiplak karya
orang lain, terjadinya duplikasi penelitian
disebabkan justru ketidaksengajaan
seorang penulis karena minimnya akses
terhadap informasi yang terbuka
mengenai penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis-penulis
sebelumnya. Dengan dibukanya akses full-
text, terutama penelitian yang bersifat
local content, duplikasi penelitian
semacam itu, dapat dihindari.
3. Media promosi. Terbukanya akses local
content akan menjadi sebuah media
promosi tersendiri bagi penulis atau pun
institusi yang bersangkutan. Banyak orang
yang makin mengenal karya-karya kita,
yang mungkin mengundang kita untuk
menjadi pembicara atau bahkan
melakukan kolaborasi dengan kita.
Page | 1
*) Staf Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB),
kovariansi@gmail.com
2. 4. Meningkatkan ranking Webometric. Di
mana sebuah institusi pendidikan tinggi
dapat terlihat keberadaannya di dalam
dunia Web, dan mempromosikan
publikasi dengan akses terbuka dari hasil-
hasil penelitian yang dilakukan. Semakin
banyak akses informasi yang dibuka,
semakin banyak orang akan mengakses
website kita, dan semakin naik pula
peringkat Webometrics kita di jajaran
universitas lainnya di dunia. Saat ini, ITB
masuk ke dalam peringkat 815 dunia, dan
peringkat 74 di Asia.
(http://www.webometrics.info)
5. Meningkatkan Citation Analysis dari
sebuah karya/tulisan. Banyaknya akses
terhadap suatu karya penelitian,
memungkinkan penulis lain untuk
“mengutip” (citing) tulisan kita. Semakin
banyak yang mengutip dan menjadikan
tulisan kita sebagai referensi mereka,
maka dapat dikatakan bahwa tulisan kita
tersebut sebagai tulisan yang bagus dan
berkualitas. Terutama untuk para dosen
pengajara ataupun akademisi lainnya,
citation analysis ini berguna menaikkan
pamornya di mata akademisi dunia
lainnya. (http://scholar.google.com)
Keuntungan “Open Access”
Menurut Open Access Scholarly Information
Sourcebook (www.openoasis.org) ada beberapa
keuntungan dalam penyebaran karya penelitian
dalam bentuk akses terbuka terutama bagi
penulis atau peneliti, bagi institusi, bagi
perpustakaan atau pusat informasi, dan
publik/umum, bahkan pelajar dan mahasiswa.
Bagi Penulis/Peneliti
Keuntungan Open Access bagi penulis dan peneliti
di antaranya meningkatkan visibilitas, tingkat
pemanfaatan, dan tingkat dampak (impacts).
Dampak yang dimaksud tentunya berkaitan
dengan dampak sitasi (Citation impacts).
Beberapa studi telah menunjukkan adanya
peningkatan “citation” karena open access
tersebut, dan indikator peningkatan tersebut
tersusun dari beberapa elemen seperti:
1. Download (usage) Advantage (DA), artikel
terbuka yang diunduh secara signifikan,
dan download advatage ini dapat
memprediksi banyaknya jumlah kutipan
yang didapat.
2. Competitive Advantage (CA), artikel yang
tersedia secara terbuka relatif lebih
mudah diakses dan dikutip lebih banyak.
3. Accessibility Advantage (AA), berasal dari
pengguna dari institusi yang tidak
memiliki akses terhadapa artikel
berlangganan, sehingga semua artikel
yang dapat mereka akses memiliki AA ini.
4. Quality Advantage (QA), adalah
keuntungan dari kutipan (cite) yang
dimiliki oleh artikel berkualitas tinggi
dibanding artikel yang berkualitas rendah.
5. Quality Bias (QB), merupakan
kecenderungan penulis untuk melakukan
pengarsipan mandiri atas artikel yang
lebih baik jika mereka berada dalam posisi
selektif.
6. Early Access Advantage (EAA), merupakan
keuntungan kutipan (cite) yang dinikmati
oleh artikel dengan akses terbuka, bahkan
dalam tahapan pra-cetak.
Tentunya, tidak serta merta seluruh keuntungan
ini didapat saat membuka akses pada suatu
artikel. QB dan CA adalah keuntungan sementara
dan akan hilang saat sebuah artikel memiliki akses
terbuka, namun AA akan terus memberikan
dampak kepada seluruh artikel, dan QA akan
meningkatkan kualitas dari artikel tersebut.
Bagi Institusi Penelitian atau Pendidikan
Page | 2
*) Staf Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB),
kovariansi@gmail.com
3. Kentungan terbesar bagi sebuah institusi dengan
adanya akses terbuka ini, antara lain:
Meningkatkan visibilitas dan ketersediaan
di web
Meningkatkan dampak dari suatu
penelitian
Koleksi dengan akses terbuka yang
dikemas di dalam repostori akan
membentuk sebuah arsip penelitian yang
lengkap dari sebuah institusi dengan
bentuk yang mudah diakses
Menyediakan sarana bagi institusi untuk
mengelola program penelitian dengan
lebih efektif
Menyediakan sarana bagi institusi untuk
mengukur dan mengevaluasi program-
program penelitian
Koleksi akses terbuka merupakan sarana
pameran hasil aktivitas penelitian dan
menjadi alat promosi dan pemasaran
strategis dari institusi yang bersangkutan
Banyak studi yang telah menunjukkan bahwa
keberadaan repositori (dalam bentuk
perpustakaan digital atau repositori institusi) yang
menampilkan artikel konten lokal dengan tautan
langsung (direct download) telah memberikan
dampak langsung terhadap jumlah artikel
penelitian yang dikutip (cite)8
.
Bagi perpustakaan atau pusat informasi
Perpustakaan saat ini menghadapi kendala dalam
pengadaan jurnal elektronik terutama dalam hal
pendanaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa biaya
berlangganan jurnal elektronik semakin lama
semakin tinggi, khususnya jurnal yang bersubjek
teknologi dan kedokteran. Pada akhirnya,
perpustakaan dengan dana terbatas, terpaksa
melanggan jurnal yang berharga lebih murah atau
terpaksa menghentikan langgan dan mengalihkan
pendanaan ke hal yang lainnya.
Kondisi telah membuat para pustakawan menjadi
garda terdepan dalam menyuarakan akses
terbuka (open access). DI beberapa belahan
dunia, perpustakaan mendukung akses terbuka
dengan membuat kesepakatan bersama dan
penandatangan petisi. Beberapa cara yang telah
dilakukan melalui institusi oleh perpustakaan,
antara lain:
Memberikan sosialisasi kepada civitas
akademika dan pengelola institusi
pendidikan
Membangun repositori digital atau
perpustakaan digital
Mendukung jurnal berbasis akses terbuka
(open access journals)
Repositori dengan akses terbuka merupakan
koleksi digital yang akan membuat konten
tersedia secara gratis di internet. Sebagian besar
repositori dilakukan oleh institusi pendidikan
tinggi. Sebagian dari repositori tersebut
dinamakan repositori institusi (institutional
repository), yang mengumpulkan hasil-hasil
penelitian dari seluruh civitas akademika dan
mendukung pelestarian jangka panjang dari hasil
karya intelektual institusi tersebut.
Bagi masyarakat umum
Dalam UU no. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik, masyarakat
memiliki hak untuk berpartisipasi dan mengawasi
jalannya tata kelola pemerintahan (Good
Governance). Terutama informasi yang berkaitan
dengan pendanaan, salah satunya pendanaan
untuk pendidikan dan penelitian.
Perarturan ini akan lebih optimal dampaknya
dengan adanya kebijakan yang mengharuskan
hasil penelitian yang didanai pemerintah,
diterbitkan dalam jurnal ilmiah, dan tersedia
secara bebas dan umum.
Page | 3
*) Staf Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB),
kovariansi@gmail.com
4. Bagi pelajar dan mahasiswa
Seringkali pelajar dan mahasiswa diharuskan
melakukan riset dalam pengerjaan tugas mereka,
namun kendala utama yang dimiliki mereka
adalah sulitnya akses terhadap sumber-sumber
informasi yang valid dan kompeten. Mereka tidak
memiliki akses karena sebagian besar dari artikel
yang dibutuhkan hanya dapat diperoleh melalui
sistem berlangganan, sedangkan untuk
berlangganan sebuah jurnal tersebut memerlukan
biaya kurang lebih $20.000. Meski beberapa
perpustakaan perguruan tinggi telah mampu
melanggankan beberapa jurnal, tetap saja tidak
mampu memenuhi seluruh kebutuhan siswanya.
Solusi alternatif akan kondisi ini adalah open
access (akses terbuka).
Karenanya secara singkat, keuntungan open
access untuk pelajar/mahasiswa di antaranya10
:
1. Memudahkan pengerjaan tugas
sekolah/kuliah, dengan akses terbuka,
penelitian dapat ditemukan dan diakses
tanpa ada penghalang dari segi biaya,
yang berarti pula kemajuan ilmu
pengetahuan dan penemuan akan
berjalan lebih cepat.
2. Semua orang memiliki akses, di mana pun
dan kapan pun, tidak terbatas lokasi
akses.
3. Akses terbuka secara tidak langsung telah
menambahkan sumber-sumber ilmiah
secara gratis yang terakses secara global
dan terjamin kualitasnya oleh proses
“peer-reviewed”
4. Visibilitas yang lebih baik untuk beasiswa,
terlebih lagi untuk pelajar atau mahasiswa
yang hendak melanjutkan studi, dan akses
terbuka memberikan sarana untuk
menpublikasikan karya ilmiah dan mudah
ditelusur dan dikenali oleh peneliti atau
akademisi lainnya.
Page | 4
*) Staf Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB),
kovariansi@gmail.com
5. Referensi
1) Open Access Scholarly Information
Sourcebook. http://www.openoasis.org
2) http://www.webometrics.info
3) Kurtz, Michael J. (2004). Restrictive access
policies cut readership of electronic
research.
http://opcit.eprints.org/feb19oa/kurtz.pd
f
4) Harnad, Stevan and Brody, Tim. (2004).
Comparing the impact of Open Access
(OA) vs. Non-OA articles in the same
journals. D-Lib Magazine, June 2004, 10
(6), 1082-9873.
http://www.dlib.org/dlib/june04/harnad/
06harnad.html
5) Swan, Alma (2010) The Open Access
citation advantage: Studies and results to
date.
http://eprints.ecs.soton.ac.uk/268516/
6) Brody, Tim, Harnad, Stevan and Carr,
Les (2006). Earlier Web Usage Statistics as
Predictors of Later Citation Impact.Journal
of the American Association for
Information Science and Technology
(JASIST), 57, (8), 1060-1072.
http://eprints.soton.ac.uk/260713/
7) Harnad, Stevan. (2008). Confirmation bias
and the open access advantage: some
methodological suggestions for the Davis
citation study.
http://eprints.soton.ac.uk/266600/1/davi
snew.html
8) SPARC (2008). The Right to Research: The
student guide to opening access to
research.
http://www.arl.org/sparc/bm~doc/rr2008
_pages.pdf
9) Swan, Alma and Carr,
Leslie (2008) Institutions, their
repositories and the Web. Serials
Review, 34, (1).
http://eprints.soton.ac.uk/264965/
Page | 5
*) Staf Perpustakaan Institut Teknologi Bandung (ITB),
kovariansi@gmail.com