Perkembangan fisik bayi berkaitan dengan perubahan ukuran tubuh dan susunan otot - lemak. Sementara itu asupan nutrisi yang memadahi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi.
2. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menganalisa perkembangan
fisik bayi usia 0 – 2 tahun
Materi:
1. Perubahan Ukuran Tubuh dan Susunan Otot –
Lemak
2. Perubahan Proporsi Tubuh
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Fisik Awal
4. Perkembangan Motorik
5. Keterampilan Motorik Sebagai Sistem Dinamis
3. Perubahan Ukuran Tubuh dan Susunan Otot – Lemak
Di akhir tahun pertama, tinggi bayi biasanya
sekitar 32 inci (50%) lebih besar daripada saat
lahir. Setelah 2 tahun, tingginya mengalami
kenaikan 36 inci (75%).
Di usia 5 bulan, berat badan lahir bertambah 2
kali lipat, sekitar 15 pon. Diusia 1 tahun,
bobotnya bertambah tiga kali lipat menjadi 22
pon, dan bertambah 4 kali lipat menjadi 30 pon
di usia 2 tahun.
Berk (2012)
4. Bayi dan balita mengalami sedikit lonjakan
pertumbuhan. Salah satu perubahan paling mencolok
adalah rupa montok bayi dipertengahan tahun
pertama.
Peningkatan awal pada lemak bayi, yang mencapai
puncaknya di sekitar 9 bulan. Lemak bayi ini
membantu bayi untuk mempertahankan suhu
tubuhnya. Sementara itu di tahun kedua, kebanyakan
balita bertubuh kurus, sebuah tren yang terus
berlanjut hingga masa kanak – kanak pertengahan.
Sebaliknya jaringan otot bertambah dengan sangat
lambat selama masa bayi dan baru mencapai
puncaknya di masa remaja
(Formon dan Nelson, 2002)
5. Anak – anak memiliki ukuran tubuh dan susunan otot
– lemak yang beragam.
Bayi perempuan sedikit lebih pendek dan lebih
ramping daripada anak laki-laki, dengan rasio lemak
lebih tinggi dari otot. Perbedaan ini bertahan hingga
masa kanak – kanak awal dan pertengahan, dan
semakin melebar di masa remaja
(Berk, 2001)
6. Perubahan Proporsi Tubuh
Berk (2012) mengemukakan ada 2 pola perubahan pertumbuhan, yaitu:
Tren sefalokaudal
Dari Bahasa latin cephalocaudal trend “kepala ke ekor”, artinya selama
periode pralahir, kepala berkembang lebih cepat daripada bagian bawah tubuh.
Saat lahir, kepala mengambil seperempat dari keseluruhan panjang tubuh,
sementara kaki hanya sepertiga. Pada usia 2 tahun, kepala hanya seperlima,
sementara kaki hampir separuh dari panjang tubuh.
Tren proksimodistal
Proximodistal trend, artinya pertumbuhan berlangsung secara harfiah, dari
“dekat ke jauh”, dari pusat tubuh ke luar. Pada periode pralahir, kepala, dada,
dan batang tumbuh pertama kali, kemudian lengan dan kaki, dan akhirnya
tangan dan kaki. Selama masa bayi dan kanak-kanak, lengan dan kaki terus
tumbuh sedikit mendahului tangan dan kaki.
7. Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Fisik
1. Keturunan
Bila pola makan dan kesehatan memadai, tinggi dan laju
pertumbuhan fisik sangat ditentukan oleh faktor
keturunan.
Susunan genetis juga mempengaruhi berat badan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Sorensen, Hoist, dan Stunkard dalam Berk, 2012),
didapatkan bahwa berat anak adopsi lebih erat
kaitannya dengan berat orangtua kandung daripada
berat orangtua angkat.
8. 2. Nutrisi
Nutrisi sangat penting bagi perkembangan selama dua
tahun pertama karena otak dan tubuh bayi berkembang
dengan pesat.kebutuhan energy bayi dua kali kebutuhan
orang dewasa. Sebanyak 25 % dari total asupan kalori
bayi diperuntukkan bagi pertumbuhan dan bayi
memerlukan tambahan kalori untuk terus
mengembangkan organ – organyang berfungsi baik
(Trahms dan Pipes dalam Berk 2012).
9.
10. Menurut American Academy of Pediatrics (2005), manfaat pemberian ASI,
yaitu:
1. Memberikan penyeimbangan yang benar antara lemak dan protein
2. Memastikan gizi sempurna
3. Membantu memastikan pertumbuhan fisik yang sehat
4. Melindungi dari banyak penyakit
5. Melindungi dari salah perkembangan rahang dan kerusakan gigi
6. Memastikan ketercernaan
7. Memuluskan peralihan ke makanan padat
World Health Organization menganjurkan bagi ibu yang tidak mengidap HIV
atau TBC untuk pemberian ASI selama 2 tahun, dengan tambahan makanan
padat di usia 6 bulan. Hal ini apabila dilaksanakan, maka akan mampu
menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa bayi setiap tahunnya. Data dari
WHO (2008) menyebutkan bahwa kecil sekali kemungkinan bayi ASI di
daerah – daerah miskin menderita kurang gizi dan 6 hingga 14 kali bertahan
hidup selama tahun pertama hidup. Pemberian ASI dapat memberikan
perlindungan dari infeksi pernapasan dan usus yang sangat mematikan bagi
anak – anak di negara – negara berkembang.
11. Gizi kurang Gizi
Baik
Gizi lebih
Penyakit
defisiensi
Sehat Obesitas
(Kegemukan)
Malnutrisi :
• gangguan pertumbuhan
• berkurangnya fungsi imun/resiko infeksi
• gangguan perkembangan kognitif / belajar
• gangguan produktivitas / kerja
12. 3. Malnutrisi
Marasmus, yaitu kondisi tersia tubuh akibat makanan kadar rendah dalam
semua nutrisi penting. Penyakit ini biasanya terlihat pada tahun pertama
hidup ketika ibu si bayi terlalu kurang gizi untuk bias menghasilkan cukup
ASI dan pemberian susu botol yang adekuat (tidak memadai). Bayinya yang
kelaparan menjadi sangat kurus dan beresiko meninggal dunia.
Kwashiorkor, yaitu malnutrisi yang disebabkan makanan tidak seimbang
dengan kadar protein sangat rendah. Penyakit ini menyerang saat masa
menyapih, antara usia 1 dan 3 tahun.
Malnutrisi ini dapat menganggu pertumbuhan serat saraf dan mielinasi
sehingga menimbulkan kemunduran permanen pada berat otak. Anak – anak
yang mengalami malnutrisi memiliki skor tes intelegensi rendah, menyebabkan
koordinasi motoric halus buruk, dan sulit memberikan perhatian
(Galler dalam Berk, 2012)
13. 4. Kesehatan Emosional
Kasih sayang tidak kalah pentingnya dengan pemberian nutrisi
pada anak. Kegagalan nonorganik untuk tumbuh subur
(nonorganic failure to thrive), yaitu sebuah gangguan
pertumbuhan akibat kurangnya kasih sayang orangtua, biasanya
terjadi di usia 18 bulan. Bayi yang mengidap gangguan ini
memperlihatkan semua tandan marasmus, yaitu tubuh tampak
kelelahan, menarik diri dan lesu. Namun demikian, masih belum
diketahui keberadaan penyebab organic (atau biologis) bagi
kegagalan pertumbuhan bayi
(Black dalam Berk, 2012)
14. Perkembangan Motorik
Perkembangan Motorik ada 2, yaitu
1. Perkembangan motorik kasar, yaitu mengacu pada
pengendalian tindakan yang membantu bayi
mengelilinggi lingkungan, seperti merangkak, berdiri,
dan berjalan.
2. Perkembangan motorik halus, yaitu berhubungan
dengan gerak lebih kecil, seperti menjangkau dan
mengenggam.
Pencapaian motorik bayi memiliki pengaruh kuat bagi
hubungan sosial mereka.
15. Tabel Kemmapuan Motorik 0-2 th
S
Keterampilan Motorik Usia Rata – Rata
Pencapaian
Rentang Usia 90 Persen Bayi
Memperoleh Keterampilan Tersebut
Saat tegak kepala lurus dan stabil 6 minggu 3 minggu – 4 bulan
Saat condong, menopang diri dengan kedua lengan 2 bulan 3 minggu – 4 bulan
Berguling dari samping ke belakang 2 bulan 3 minggu – 5 bulan
Memegang kubus 3 bulan, 3 minggu 2 – 7 bulan
Berguling dari belakang ke samping 4,5 bulan 2 – 7 bulan
Duduk sendiri 7 bulan 5 – 9 bulan
Merangkak 7 bulan 5 – 11 bulan
Mencoba berdiri 8 bulan 5 – 11 bulan
Bermain pat a –cake 9 bulan, 3 minggu 7 – 15 bulan
Berjalan 11 bulan, 3 minggu 10 -19 bulan
Membuat menara dari dua kubus 11 bulan, 3 minggu 10 – 19 bulan
Bersemangat membuat tulisan cakar ayam 14 bulan 10 – 19 tahun
Menaiki tangga dengan bantuan 16 bulan 12 – 23 bulan
Meloncat di tempat 23 bulan, 2 minggu 17 – 30 bulan
Berjalan berjinjit 25 bulan 16 – 30 bulan
16. Keterampilan Motorik Sebagai Sistem Dinamis
Teori sistem dinamis
perkembangan motorik, penguasaan keterampilan motorik melibatkan
perolehan sistem tindakan yang semakin kompleks. Ketika keterampilan
motorik bekerja sebagai sebuah sistem, kemampuan – kemampuan terpisah
bertemu dan bekerja sama untuk menghasilkan cara – cara yang lebih efektif
dalam mengeksplorasi dan mengendalikan lingkungan.
Misalnya:
Kendali kepala dan dada bagian atas bertemu dalam tindakan duduk dengan
dibantu
Berdiri, melangkah dan kendali postur tubuh tegak bersatu menjadi tindakan
berjalan.
Thelen dalam Berk (2012)
17. Keterampilan baru merupakan hasil gabungan dari
empat faktor, yaitu:
1. Perkembangan sistem syaraf pusat
2. Kemampuan gerak tubuh
3. Tujuan yang ada dalam benak si anak
4. Dukungan lingkungan bagi keterampilan tersebut.
Berk (2012)
18. Mangungsong,F. 2011.Psikologi dan Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus: Jilid kedua. Jakarta:LP3PS UI
Maslim, R.2002.Buku Saku: Diagnosis Gangguan Jiwa,
Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III.
Maulana,M.2008.Anak Autis: Mendidik Anak Autis dan
Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan
Sehat.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Piaget, J & Inhelder, B. Psikologi Anak: terjemahan:
Penerjemah Miftahul Jannah. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Robinson,P.W,Newby,T.J, Hill,R.D. 1993.Tingkah Laku
Negatif Anak. Arcan: Jakarta
Suzie The Trainer.2012.Panduan Praktis Pendidikan Anak
Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo
Tirtonegoro, S. 2001. Anak Supernormal dan Program
Pendidikannya. Jakarta: Bumi Aksara