SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Vol. 2, December 2011




   in                     focus
 Perspektive M asy araka t Sipil terhadap Perte muan Tingkat Tin ggi HIV dan AIDS 2011
Dipublikasikan oleh APCASO dengan kerjasama dengan International Treatment Preparedness Coalition (ITPC)


                                                              Deklarasi Politik untuk HIV dan AIDS 2011 telah
                                                              diadopsi oleh 193 anggota Majelis Umum PBB
                                                              melalui resolusi PBB bernomer 65/227, hadir setelah
                                                              peristiwa sejarah 10 tahun yang lalu dimana
    AKSES KE                                                  dimulainya sesi khusus PBB untuk HIV dan AIDS.
                                                              Deklarasi politik ini secara bersama-sama telah
                                                              memobilisasi negara anggota PBB untuk

  PENGOBATAN                                                  berkomitment menetapkan target yang harus
                                                              dikerjakan demi mengupayakan 15 juta orang hidup
                                                              dengan HIV dan AIDS bisa mendapatkan akses terapi
                                                              obat ARV di tahun 2015. Ini adalah target yang tegas

      HIV                                                     terkait dengan pengobatan, memberikan ruang bagi
                                                              komunitas untuk meminta akuntabilitas dari setiap
                                                              negara anggota PBB.

                                                              Pemerintah telah berkomitment untuk memperbaiki
                        &                                     ketersediaan dan akses pengobatan HIV melalui
                                                              penyediaan regimen pengobatan yang berkualitas
                                                              baik, efektif, berkurang kadar racunnya bagi tubuh
                                                              dan dalam sediaan yang sederhana serta diagnosa

       Deklarasi                                              HIV yang sederhana dan berbiaya terjangkau,
                                                              perbaikan penyedia layanan kesehatan dan strategi
                                                              merawat pasien. Ini mencakup upaya khusus
                                                              terhadap penduduk di pedesaan dan komunitas yang

      Politik 2011                                            paling berisiko terinfeksi HIV dan AIDS.

                                                              Percepatan akses pengobatan ini seperti yang
                                                              diartikulasikan dalam Strategi Pengobatan 2.0 yang
         untuk                                                dimiliki UNAIDS yang didasarkan dalam 5 pilar:

                                                              •   Pilar 1 – Optimasi regimen obat
                                                              •   Pilar 2 – Menyediakan tempat layanan untuk

           HIV/AIDS                                           •
                                                                  diagnosa HIV dan test-test lainnya.
                                                                  Pilar 3 – Berhenti memandang faktor biaya
                                                                  sebagai penghalang.
                                                              •   Pilar 4 – Adopsi sistem pemberian perawatan
                                                                  HIV
                                                              •   Pilar 5 – Memperkuat mobilisasi komunitas.
secara singkat
        Dari 105 pasal yang ada, 13 pasal didedikasikan untuk mengurangi kesakitan dan kematian terkait AIDS dibawah
        judul Dukungan, Perawatan dan Pengobatan (pasal 35,36,65 sampai dengan 76).

               ·      Pasal 35 dan 36 mengakui pentingnya obat-obatan yang terjangkau dalam meningkatkan akses, dan lebih
                      lanjut mengakui bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi kesehatan warganya sambil
                      menyeimbangkan hak kekayaan intelektual yang serius membatasi perdagangan yang sah dari obat
                      generik.
               ·      Pasal 65 berjanji untuk mengintensifkan upaya yang akan membantu meningkatkan harapan hidup dan
                      kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV (ODHA).
               ·      Pasal 66 berkomitmen untuk tujuan akses universal terhadap pengobatan antiretroviral berdasarkan
                      Strategi Pengobatan HIV yang di keluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)a dengan target
                      mendapatkan 15 juta dari 18 juta orang yang membutuhkan pengobatan ARV pada tahun 2015.
               ·      Tujuan untuk menjangkau 15 juta penduduk (83%) ke dalam akses pengobatan ini sedikit lebih tinggi
                      dibanding target akses universal yang telah meleset dicapai di tahun 2010 yang sejumlah 80%. Tidak jelas
                      apakah target ini baru akan dipenuhi mengingat krisis pendanaan termasuk pembatalan terbaru dari
                      ronde11 dari pendanaan Global Fund dan penurunan yang signifikan dalam anggaran PEPFAR. Kedua
                      program bantuan ini secara bersama-sama pada tahun 2009 telah mendukung pengobatan hampir 4 juta
                            b
                      orang . Sayangnya, pemotongan sumber daya ini berlangsung pada saat bukti ilmiah menunjukkan bahwa
                      investasi yang signifikan dalam pengobatan dapat mengubah arah epidemi.



                                        Membedah pasal kunci
Komitment untuk obat-obatan yang terjangkau                             Organization (WIPO), United Nations Industrial
(pasal 35, 36, 71, 72, 74)                                              Development Organization (UNIDO), United Nations
                                                                        Development Program (UNDP), Konferensi PBB mengenai
Paragraf 35 dan 36 dari Deklarasi Politik ini menyadari                 Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Organisasi
                                                                        Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Kesehatan
kebutuhan akan obat-obatan yang terjangkau dan
                                                                        Dunia (WHO) turut memberikan bantuan teknis dan
pengurangan biaya agar lebih terjangkau bagi diagnostik,
pengobatan untuk infeksi oportunistik, dan sistem                       pembangunan kapasitas terkait hak kekayaan intelektual
perawatan kesehatan pengiriman. Untuk aspek                             kepada pemerintah guna menjamin peningkatan akses
pelaksanaan, pemerintah berkomitmen untuk                               terhadap obat-obatan HIV dan pengobatan.
menghilangkan hambatan perdagangan dalam upaya
                                                                        Farmasi, sesuai pasal 74, dihimbau untuk mengambil
untuk membuat lebih terjangkaunya biaya pencegahan
                                                                        langkah untuk memastikan ketepatan waktu produksi dan
HIV dan produk perawatan, diagnosis, obat-obatan, dan
                                                                        pengiriman yang terjangkau, berkualitas baik dan obat-
produk farmasi lain, termasuk melalui perubahan hukum
dan peraturan nasional dan perjanjian perdagangan                       obatan antiretroviral yang efektif untuk mempertahankan
global. Pasal 21 dan sub seksinya ada di pasal 72 dan 74                sebuah sistem distribusi nasional yang efisien. Sayangnya
menyampaikan pesan akan peran dari Hak Atas Kekayaan                    artikulasi bahasa dalam seksi ini, meski dicatat lebih baik
Intelektual tekait dengan aspek perdagangan dan                         dibanding Deklarasi Politik tahun 2006, tetap masih lemah
Deklarasi Doha dan juga peran dari pelaku multilateral                  dibanding ancaman terbesar dalam mengupayakan
                                                                        diadnosa dan obat yang lebih terjangkau yaitu penurunan
swasta, pemerintahan nasional dan farmasi.
                                                                        harga, khususnya bagi obat lini pertama yang terbaru dan
Pasal-pasal di atas adalah perluasan Deklarasi Politik 2006             obat lini ke dua, sementara itu dicatat bahwa harga tetap
dan secara khusus juga mencatat bahwa ketentuan hak                     tinggi yang disebabkan oleh diberlakukannya hak
kepemilikan dalam perjanjian perdagangan intelektual                    perdagangan bagi obatan-obatan versi paten.
(disebut sebagai TRIPS-plus) seharusnya tidak merusak
fleksibilitas TRIPS sebagaimana ditegaskan dalam                                                                            (pasal 69,
Deklarasi Doha yang bertujuan untuk melindungi                          Komitment untuk mengurangi Ko-Infeksi
                                                                        75 dan 76)
kepentingan kesehatan masyarakat dan akses ke obat-
obatan penting dengan harga terjangkau.
                                                                        Fokus dari tiga pasal (69, 75 dan 76) adalah memperbaiki
Pasal-pasal ini juga meminta agar organisasi internasional              akses ke layanan dan pengobatan bagi ko-infeksi penyakit
yang relevan seperti World Intellectual Property                        tubercolosis dan hepatitis C. Pasal 69 berkomitment




2             Infocus
              Vol. 2, December 2011
untuk mengintegrasikan layanan bagi tubercolosis dan
hepatitis termasuk di dalamnya adalah akses bagi layanan
                                                                          Memahami Konsep Kunci1
kesehatan dasar yang berkualitas dan terjangkau yang
sifatnya komprehensive dan mendukung aspek fisik,                         Generik
                                                                          Generik adalah tiruan identik (bioequivalent) dari paten. Obat
spiritual, psikososial, sosial-ekonomi dan aspek hukum
                                                                          generik persis sama dengan obat paten di dalam dosis, bentuk,
dari orang yang hidup dengan HIV.                                         keamanan, kekuatan, kualitas, karakteristik penampilan dan
                                                                          penggunaannya. Satu-satunya perbedaan antara obat generik dan
Pasal-pasal ini mempunyai peran untuk mengatasi                           obat paten adalah harganya. Perusahaan pembuat obat generik tidak
kebutuhan pengobatan bagi komunitas rentan seperti                        harus mengeluarkan investasi untuk penelitian dan uji coba obat.
pengguna narkotika, pekerja seks, narapidana dan lelaki seks              Mereka membuat obat yang telah ada sebelumnya dan mengetahui
lelaki lainnya. Pasal 75 berkomitment untuk memperluas                    komposisi dari obat tersebut sehingga mereka mampu menjual obat
upaya memerangi tuberkolosis sebagai pemicu kematian                      tersebut dengan harga yang lebih rendah.
tertinggi pada ODHA dan berkomitment untuk mengurangi
                                                                          Obat generik adalah alasan utama sehingga harga obat-obatan HIV
kematian akibat tuberkolosis sampai 50% melalui inisiatif
                                                                          bisa terjangkau dan terjangkau oleh lebih dari 6 juta manusia saat ini.
seperti Global Plan to Stop TB 2011-2015.                                 Penelitian terbaru dari International AIDS Society mencatat bahwa
                                                                          90% obat-obatan HIV yang di danai donor adalah obat generik.
    “Kita sekarang tahu bahwa jika Anda memperlakukan                     Apapun perluasan akses pengobatan akan bergantung pada obat-
    seseorang yang hidup dengan HIV secara efektif, Anda                  obatan generik yang terjangkau.
    mengurangi risiko penularan pada pasangan sampai
    dengan 96 persen.. Sementara dunia sedang                             Paten dan TRIPS
    memperluas metode pencegahan yang paling efektif,                     Paten terhadap obat memberikan hak eksklusif kepada perusahaan
    jumlah infeksi baru akan turun, dan itu akan mungkin                  farmasi untuk mencegah pihak lainnya membuat, menggunakan,
    untuk mengobati lebih banyak orang daripada yang                      menjual atau mengimport produk tersebut. Berdasarkan TRIPS, hak
    terinfeksi setiap tahun. Jadi, bukan mundur dari tahun                paten ini akan berlaku selama 20 tahun.
    ke tahun, kita akan, untuk pertama kalinya, maju dari
    pandemi. Kami akan berada di jalan untuk                              Tahun 2005, hukum kekayaan intelektual diperkenalkan kepada
    mewujudkan generasi bebas AIDS.”                                      sistem perdagangan internasional. Hukum ini dikenal dengan nama
              -- Hillary Clinton dalam pidatonya “Creating an AIDS-Free   Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS). Hukum
             Generation”, National Institutes of Health, November 2011    ini melindungi hak dari perusahaan farmasi untuk mematenkan obat
                                                                          temuannya dan melarang perusahaan obat generik untuk
                                                                          memproduksi obat-obatan paten ini. Karena perjanjian TRIPS ini
Pasal 76 berkomitment untuk mengurangi tingkat ko-                        membawa dampak besar pada industri obat generik maka negara
infeksi HIV dengan hepatitis b dan c melalui perluasan                    berkembang (seperti India) diberikan waktu selama 10 tahun untuk
akses kepada vaksinasi hepatitis b serta perbaikan                        mengikuti hukum ini.
diagnosa dan pengobatan bagi hepatitis C. Pasal-pasal ini
sayangnya gagal untuk menyoroti mahalnya harga                            TRIPS+
diagnosa dan pengobatan bagi tuberkolosis dan hepatitis                   TRIPS+ adalah setiap persyaratan yang menawarkan hak
yang mana kemudian menjadi penghalang utama untuk                         eksklusif kepada produk pencetus serta melampaui apa yang
                                                                          telah disepakati dalam perjanjian TRIPS.
perluasan akses kepada pengobatan.
                                                                          Hal yang paling fatal dalam TRIPS+ ini adalah “data exclusivity” yang
Komitment kepada anak (pasal 59 ayat 1, 68)                               mana memberikan hak kepada perusahaan pencetus suatu jangka
                                                                          waktu tertentu (hingga 5 – 10 tahun) untuk melindungi data sehingga
Di pasal 68, ada komitment untuk memperbaiki diagnosis                    versi generik tidak dapat dipasarkan. Selama ekslusivitas ini berlaku,
                                                                          produsen obat generik harus memasukkan faktor keamanan dan
pada bayi dan akses ke perawatan termasuk akses untuk
                                                                          kemanjuran obat sendiri yang mana mewajibkan mereka untuk
profilaksis dan pengobatan untuk infeksi oportunistik.
                                                                          mengulangi uji klinis sendiri dan menunda pembuatan obat generik.
Kewajiban ini luas dan mencakup dukungan keuangan,
sosial dan moral untuk anak dan remaja melalui keluarga                   Contoh lain dari TRIPS+ mencakup perpanjangan masa paten atau
mereka dan wali hukum serta bertujuan untuk                               membuat produk menjadi sulit ditiru dengan menutup akses
mempromosikan suatu transisi yang mulus dari pediatrik                    informasi kepada formulasi dan proses pembuatan serta dapat
ke pengobatan dewasa muda.                                                mengajukan kembali paten sehingga melampaui masa berlaku paten
                                                                          sesuai persyaratan dalam TRIPS selama 20 tahun. Langkah-langkah
Ketidakhadiran mencolok dari teks ini adalah tidak                        lain dalam TRIPS+ juga mencakup pembatasan penerbitan Lisensi
menyebutkan secara spesifik Panduan WHO untuk Perempuan                   Wajib yang sebenarnya dibolehkan demi kepentingan kesehatan
                                                                          masyakarakat yang mana hal ini melanggar ketentuan Deklarasi
Positif HIV yang hamil dan menyusui. Pasal 59 ayat 1 dibawah
                                                                          Doha; membatasi pendaftaran obat generik jika produsen pembuat
pasal pencegahan hanya menyebutkan ini sebagai point                      obat tersebut berada di bawah paten; dan prosedur administratif
sampingan dimana perempuan dalam usia reproduksi harus                    lainnya terkait pengajuan paten. Ketentuan-ketentuan TRIPS+ ini
mempunyai akses ke pengobatan yang efektif termasuk                       kerap kali dimasukkan dalam negosiasi perdagangan bebas bilateral
termasuk pengobatan profilaksis bagi bayinya.                             ataupun regional dan perjanjian internasional lain. Hal ini
                                                                          mengundang implikasi serius dan kemungkinan bencana bukan hanya
                                                                          bagi perluasan akses pengobatan HIV tapi juga bagi obat-obatan
-------------------------------------------------------------------       esensial lainnya.
a
  Muka 4
b
  http://www.theglobalfund.org/en/mediacenter/
pressreleases/PEPFAR_and_The_Global_Fund_colla                            1
borate_to_treat_3.7_million_living_with-HIV/AIDS/                             ITPC, Facsheet nomer 4
Menggunakan Dekla rasi P ol itik.
Deklarasi Politik 2011 mempunyai agenda yang ambisius. Mencapai target dan komitment yang
terkandung dalam 105 pasal akan membutuhkan tidak hanya sumberdaya namun juga keterlibatan
dari populasi kunci dan masyarakat sipil serta mitra pembangunan internasional di dalam pendekatan
multi sektoral. Sebagai penandatangan dokumen ini, negara anggota PBB oleh karenanya mempunyai
kewajiban untuk menjaga akuntabilitasnya akan komitment yang telah mereka buat.

Sehubungan dengan akses pengobatan, berikut pesan kunci kami:
   · Penuhi janji pengobatan bagi 15 juta orang di tahun 2015.
   · Mengobati Tuberkolosis, Hepatitis C dan Hepatitis B.
   · Adopsi dan Implementasikan Panduan WHO untuk Pengobatan.
   · Jangan ada FTA di Region.




Panduan WHO untuk Pengobatan
Di tahun 2010, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)            International Treatment Preparadness Coalition (ITPC)
memperbaharui Panduan bagi Terapi Antiretroviral           adalah sebuah jejaring global dari organisasi komunitas,
guna mengobati infeksi HIV di kalangan orang               LSM Lokal, peneliti dan aktivis yang mendedikasikan kerja
dewasa, remaja, ibu hamil dan menyusui, anak-anak          untuk pengobatan dan layanan kesehatan bagi orang
                                                           dengan HIV yang efektif, terjangkau dan berkualitas. Misi
dan bayi. Point utama yang perlu dicatat dari revisi
                                                           ITPC adalah untuk memungkinkan masyarakat yang
ini adalah:                                                membutuhkan untuk mengakses pengobatan.
1. Memulai pengobatan bagi orang dengan HIV                ITPC berkomitmen untuk memperkuat pengetahuan
     yang mempunyai CD4 350 dan kurang. Bagi               masyarakat dalam semua aspek manajemen HIV dan
     perempuan terinfeksi HIV dengan CD4 diatas            infeksi terkait; terlibat dan mendukung masyarakat dalam
     350, pengobatan ARV dimulai disaat minggu ke          upaya advokasi, dan mengembangkan dan memperkuat
     14 kehamilan.                                         kapasitas individu, komunitas dan jaringan.
2. Hentikan penggunaan regimen terapi yang
     mengandung d4T (stavudine)                            International Treatment Preparedness Coalition
3. Pastikan penggantian regimen EFV (Efavirenz)            Sekretariat-Bangkok
                                                           51/2 lantai 3 Ruam Rudee Gedung III, Soi Ruam Rudee,
     dengan jenis Nevirapine atau Lopinavir bagi
                                                           Ploenchit Rd, Lumpini, Pathumwan, Bangkok 10330, Thailand
     perempuan terinfeksi HIV yang sedang                  Telp: +66-2 2557477-8, Faks: +66-2 2557479
     merencanakan kehamilan atau telah hamil dan           www.itpcglobal.org
     menggunakan EFV dalam terapinya.
4. Pengobatan Profilaksis yang tepat bagi bayi             Asia Pacific Council of AIDS Organisasi Service (APCASO)
     sampai dengan 6 minggu.                               adalah jaringan masyarakat sipil dari organisasi berbasis non-
5. Test Viral Load teratur untuk deteksi dini              pemerintah (LSM) dan masyarakat (CBO) yang menyediakan
     kegagalan terapi.                                     layanan HIV dan AIDS dalam wilayah Asia dan Pasifik.

                                                           APCASO mendukung dan mempromosikan peran CBO dan LSM
Ditulis oleh Dr Sarah Zaidi, Direktur Eksekutif, ITPC      dalam respon mereka terhadap HIV dan AIDS, terutama
Copyedited oleh Moi Lee Liow, APCASO                       mereka yang mewakili ¬ senting masyarakat yang paling
Desain dan lay-out oleh RD Marte, APCASO                   terkena dampak pandemi, yaitu orang yang hidup dengan HIV,
Penterjemah: Aditya Wardhana, Indonesian AIDS Coalition    pekerja seks, pengguna napza, lelaki yang berhubungan seks
                                                           dengan laki-laki , transgender orang, populasi migran dan
Dengan dukungan dana dari UNAIDS dan AusAID melalui AFAO   mobile, kaum muda dan wanita.

Bahan ini dapat direproduksi atau diterjemahkan untuk      Asia Pacific Council of AIDS Service Organizations (APCASO)
tujuan non-komersial dengan pengakuan kepada APCASO        16-3 Jalan 13/48A, Sentul Boulevard, Off Jalan Sentul,
sebagai pihak pembuat.                                     51000 Kuala Lumpur, Malaysia
                                                           Telp: +60-3 40449666, Faks: +60-3 40449615


4
                                                           www.apcaso.org
         Infocus
         Vol. 2, December 2011

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Infocus Vol 2 Bahasa-Treatment access-0312

Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...pjj_kemenkes
 
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Tata Naipospos
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
 
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptxPAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptxTinoKashara1
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptcipta73
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.pptRakhmatul1
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copyMulti Irawati
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3DR Irene
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Mamang Bagiansah
 
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbPedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbrieogiq
 
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxKebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxSitiNurAsiahmuminin
 
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDS
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDSContinuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDS
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDSAhla Hulaila
 
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptx
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptxKELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptx
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptxshahrasyidd
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruDian Kurnia Rabbani
 
Millenium Development Goals
Millenium Development GoalsMillenium Development Goals
Millenium Development Goalspjj_kemenkes
 

Ähnlich wie Infocus Vol 2 Bahasa-Treatment access-0312 (20)

Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
 
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
Konsep Multisektor Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistensi Antimikroba ...
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
pengertian_PHC_1.ppt
pengertian_PHC_1.pptpengertian_PHC_1.ppt
pengertian_PHC_1.ppt
 
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptxPAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
PAPARAN DIREKTUR MUTU KEMKES RI.pptx
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
5.-MATERI-Prof-ENDANG-SUTISNA.ppt
 
Kb 2 phc
Kb 2 phcKb 2 phc
Kb 2 phc
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
Pedoman nasional penanggulangan tuberculosis cet 8 (2002)
 
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tbPedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
Pedoman%20nasional%20penanggulangan%20tb
 
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptxKebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang penanggulangan penyakit HIV.pptx
 
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDS
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDSContinuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDS
Continuum of Care dan Universal Precaution pada HIV/AIDS
 
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptx
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptxKELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptx
KELOMPOK 1 UMP - Pembermas, adv, networ.pptx
 
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan BaruBuku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
Buku Panduan Adaptasi Kebiasaan Baru
 
Millenium Development Goals
Millenium Development GoalsMillenium Development Goals
Millenium Development Goals
 
Hati Meradang Bahaya Menjelang
Hati Meradang Bahaya MenjelangHati Meradang Bahaya Menjelang
Hati Meradang Bahaya Menjelang
 

Mehr von Indonesia AIDS Coalition

5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft
5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft
5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draftIndonesia AIDS Coalition
 
3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief
3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief
3 investment-framework-summary-unaids-issues-briefIndonesia AIDS Coalition
 
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paperIndonesia AIDS Coalition
 
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-201111 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011Indonesia AIDS Coalition
 
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokalPerbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokalIndonesia AIDS Coalition
 
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaRumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaIndonesia AIDS Coalition
 
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012Indonesia AIDS Coalition
 

Mehr von Indonesia AIDS Coalition (20)

Cape Town Call to Action
Cape Town Call to ActionCape Town Call to Action
Cape Town Call to Action
 
13 tfm request-info_note_en1
13 tfm request-info_note_en113 tfm request-info_note_en1
13 tfm request-info_note_en1
 
12 r11 css-info_note_en1
12 r11 css-info_note_en112 r11 css-info_note_en1
12 r11 css-info_note_en1
 
9 core global-fund_strategy_en1
9 core global-fund_strategy_en19 core global-fund_strategy_en1
9 core global-fund_strategy_en1
 
8 if-qa
8 if-qa8 if-qa
8 if-qa
 
7 itpc-community-treatment-2.0-report
7 itpc-community-treatment-2.0-report7 itpc-community-treatment-2.0-report
7 itpc-community-treatment-2.0-report
 
6 discussion-paper-investment-framework
6 discussion-paper-investment-framework6 discussion-paper-investment-framework
6 discussion-paper-investment-framework
 
5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft
5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft
5 community-mobilization-and-if-programmatic-areas-draft
 
4 community-mobilization-and-the-if
4 community-mobilization-and-the-if4 community-mobilization-and-the-if
4 community-mobilization-and-the-if
 
3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief
3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief
3 investment-framework-summary-unaids-issues-brief
 
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper
2 supplementary-webappendix-if-lancet-paper
 
1 investment-framework-lancet-paper
1 investment-framework-lancet-paper1 investment-framework-lancet-paper
1 investment-framework-lancet-paper
 
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-201111 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011
11 community systems-strengthening_framework-updated-nov-2011
 
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokalPerbandingan harga obat arv generik import dan lokal
Perbandingan harga obat arv generik import dan lokal
 
Harga Eceren Tertinggi Obat generik
Harga Eceren Tertinggi Obat generikHarga Eceren Tertinggi Obat generik
Harga Eceren Tertinggi Obat generik
 
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh IndonesiaRumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
Rumah Sakit rujukan HIV dan AIDS di seluruh Indonesia
 
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012
Country Progress Report for UNGASS on AIDS 2012
 
Chai arv ceiling_pricelist_201105_english
Chai arv ceiling_pricelist_201105_englishChai arv ceiling_pricelist_201105_english
Chai arv ceiling_pricelist_201105_english
 
Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011
 
List Buku IAC
List Buku IACList Buku IAC
List Buku IAC
 

Kürzlich hochgeladen

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 

Infocus Vol 2 Bahasa-Treatment access-0312

  • 1. Vol. 2, December 2011 in focus Perspektive M asy araka t Sipil terhadap Perte muan Tingkat Tin ggi HIV dan AIDS 2011 Dipublikasikan oleh APCASO dengan kerjasama dengan International Treatment Preparedness Coalition (ITPC) Deklarasi Politik untuk HIV dan AIDS 2011 telah diadopsi oleh 193 anggota Majelis Umum PBB melalui resolusi PBB bernomer 65/227, hadir setelah peristiwa sejarah 10 tahun yang lalu dimana AKSES KE dimulainya sesi khusus PBB untuk HIV dan AIDS. Deklarasi politik ini secara bersama-sama telah memobilisasi negara anggota PBB untuk PENGOBATAN berkomitment menetapkan target yang harus dikerjakan demi mengupayakan 15 juta orang hidup dengan HIV dan AIDS bisa mendapatkan akses terapi obat ARV di tahun 2015. Ini adalah target yang tegas HIV terkait dengan pengobatan, memberikan ruang bagi komunitas untuk meminta akuntabilitas dari setiap negara anggota PBB. Pemerintah telah berkomitment untuk memperbaiki & ketersediaan dan akses pengobatan HIV melalui penyediaan regimen pengobatan yang berkualitas baik, efektif, berkurang kadar racunnya bagi tubuh dan dalam sediaan yang sederhana serta diagnosa Deklarasi HIV yang sederhana dan berbiaya terjangkau, perbaikan penyedia layanan kesehatan dan strategi merawat pasien. Ini mencakup upaya khusus terhadap penduduk di pedesaan dan komunitas yang Politik 2011 paling berisiko terinfeksi HIV dan AIDS. Percepatan akses pengobatan ini seperti yang diartikulasikan dalam Strategi Pengobatan 2.0 yang untuk dimiliki UNAIDS yang didasarkan dalam 5 pilar: • Pilar 1 – Optimasi regimen obat • Pilar 2 – Menyediakan tempat layanan untuk HIV/AIDS • diagnosa HIV dan test-test lainnya. Pilar 3 – Berhenti memandang faktor biaya sebagai penghalang. • Pilar 4 – Adopsi sistem pemberian perawatan HIV • Pilar 5 – Memperkuat mobilisasi komunitas.
  • 2. secara singkat Dari 105 pasal yang ada, 13 pasal didedikasikan untuk mengurangi kesakitan dan kematian terkait AIDS dibawah judul Dukungan, Perawatan dan Pengobatan (pasal 35,36,65 sampai dengan 76). · Pasal 35 dan 36 mengakui pentingnya obat-obatan yang terjangkau dalam meningkatkan akses, dan lebih lanjut mengakui bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi kesehatan warganya sambil menyeimbangkan hak kekayaan intelektual yang serius membatasi perdagangan yang sah dari obat generik. · Pasal 65 berjanji untuk mengintensifkan upaya yang akan membantu meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV (ODHA). · Pasal 66 berkomitmen untuk tujuan akses universal terhadap pengobatan antiretroviral berdasarkan Strategi Pengobatan HIV yang di keluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)a dengan target mendapatkan 15 juta dari 18 juta orang yang membutuhkan pengobatan ARV pada tahun 2015. · Tujuan untuk menjangkau 15 juta penduduk (83%) ke dalam akses pengobatan ini sedikit lebih tinggi dibanding target akses universal yang telah meleset dicapai di tahun 2010 yang sejumlah 80%. Tidak jelas apakah target ini baru akan dipenuhi mengingat krisis pendanaan termasuk pembatalan terbaru dari ronde11 dari pendanaan Global Fund dan penurunan yang signifikan dalam anggaran PEPFAR. Kedua program bantuan ini secara bersama-sama pada tahun 2009 telah mendukung pengobatan hampir 4 juta b orang . Sayangnya, pemotongan sumber daya ini berlangsung pada saat bukti ilmiah menunjukkan bahwa investasi yang signifikan dalam pengobatan dapat mengubah arah epidemi. Membedah pasal kunci Komitment untuk obat-obatan yang terjangkau Organization (WIPO), United Nations Industrial (pasal 35, 36, 71, 72, 74) Development Organization (UNIDO), United Nations Development Program (UNDP), Konferensi PBB mengenai Paragraf 35 dan 36 dari Deklarasi Politik ini menyadari Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Kesehatan kebutuhan akan obat-obatan yang terjangkau dan Dunia (WHO) turut memberikan bantuan teknis dan pengurangan biaya agar lebih terjangkau bagi diagnostik, pengobatan untuk infeksi oportunistik, dan sistem pembangunan kapasitas terkait hak kekayaan intelektual perawatan kesehatan pengiriman. Untuk aspek kepada pemerintah guna menjamin peningkatan akses pelaksanaan, pemerintah berkomitmen untuk terhadap obat-obatan HIV dan pengobatan. menghilangkan hambatan perdagangan dalam upaya Farmasi, sesuai pasal 74, dihimbau untuk mengambil untuk membuat lebih terjangkaunya biaya pencegahan langkah untuk memastikan ketepatan waktu produksi dan HIV dan produk perawatan, diagnosis, obat-obatan, dan pengiriman yang terjangkau, berkualitas baik dan obat- produk farmasi lain, termasuk melalui perubahan hukum dan peraturan nasional dan perjanjian perdagangan obatan antiretroviral yang efektif untuk mempertahankan global. Pasal 21 dan sub seksinya ada di pasal 72 dan 74 sebuah sistem distribusi nasional yang efisien. Sayangnya menyampaikan pesan akan peran dari Hak Atas Kekayaan artikulasi bahasa dalam seksi ini, meski dicatat lebih baik Intelektual tekait dengan aspek perdagangan dan dibanding Deklarasi Politik tahun 2006, tetap masih lemah Deklarasi Doha dan juga peran dari pelaku multilateral dibanding ancaman terbesar dalam mengupayakan diadnosa dan obat yang lebih terjangkau yaitu penurunan swasta, pemerintahan nasional dan farmasi. harga, khususnya bagi obat lini pertama yang terbaru dan Pasal-pasal di atas adalah perluasan Deklarasi Politik 2006 obat lini ke dua, sementara itu dicatat bahwa harga tetap dan secara khusus juga mencatat bahwa ketentuan hak tinggi yang disebabkan oleh diberlakukannya hak kepemilikan dalam perjanjian perdagangan intelektual perdagangan bagi obatan-obatan versi paten. (disebut sebagai TRIPS-plus) seharusnya tidak merusak fleksibilitas TRIPS sebagaimana ditegaskan dalam (pasal 69, Deklarasi Doha yang bertujuan untuk melindungi Komitment untuk mengurangi Ko-Infeksi 75 dan 76) kepentingan kesehatan masyarakat dan akses ke obat- obatan penting dengan harga terjangkau. Fokus dari tiga pasal (69, 75 dan 76) adalah memperbaiki Pasal-pasal ini juga meminta agar organisasi internasional akses ke layanan dan pengobatan bagi ko-infeksi penyakit yang relevan seperti World Intellectual Property tubercolosis dan hepatitis C. Pasal 69 berkomitment 2 Infocus Vol. 2, December 2011
  • 3. untuk mengintegrasikan layanan bagi tubercolosis dan hepatitis termasuk di dalamnya adalah akses bagi layanan Memahami Konsep Kunci1 kesehatan dasar yang berkualitas dan terjangkau yang sifatnya komprehensive dan mendukung aspek fisik, Generik Generik adalah tiruan identik (bioequivalent) dari paten. Obat spiritual, psikososial, sosial-ekonomi dan aspek hukum generik persis sama dengan obat paten di dalam dosis, bentuk, dari orang yang hidup dengan HIV. keamanan, kekuatan, kualitas, karakteristik penampilan dan penggunaannya. Satu-satunya perbedaan antara obat generik dan Pasal-pasal ini mempunyai peran untuk mengatasi obat paten adalah harganya. Perusahaan pembuat obat generik tidak kebutuhan pengobatan bagi komunitas rentan seperti harus mengeluarkan investasi untuk penelitian dan uji coba obat. pengguna narkotika, pekerja seks, narapidana dan lelaki seks Mereka membuat obat yang telah ada sebelumnya dan mengetahui lelaki lainnya. Pasal 75 berkomitment untuk memperluas komposisi dari obat tersebut sehingga mereka mampu menjual obat upaya memerangi tuberkolosis sebagai pemicu kematian tersebut dengan harga yang lebih rendah. tertinggi pada ODHA dan berkomitment untuk mengurangi Obat generik adalah alasan utama sehingga harga obat-obatan HIV kematian akibat tuberkolosis sampai 50% melalui inisiatif bisa terjangkau dan terjangkau oleh lebih dari 6 juta manusia saat ini. seperti Global Plan to Stop TB 2011-2015. Penelitian terbaru dari International AIDS Society mencatat bahwa 90% obat-obatan HIV yang di danai donor adalah obat generik. “Kita sekarang tahu bahwa jika Anda memperlakukan Apapun perluasan akses pengobatan akan bergantung pada obat- seseorang yang hidup dengan HIV secara efektif, Anda obatan generik yang terjangkau. mengurangi risiko penularan pada pasangan sampai dengan 96 persen.. Sementara dunia sedang Paten dan TRIPS memperluas metode pencegahan yang paling efektif, Paten terhadap obat memberikan hak eksklusif kepada perusahaan jumlah infeksi baru akan turun, dan itu akan mungkin farmasi untuk mencegah pihak lainnya membuat, menggunakan, untuk mengobati lebih banyak orang daripada yang menjual atau mengimport produk tersebut. Berdasarkan TRIPS, hak terinfeksi setiap tahun. Jadi, bukan mundur dari tahun paten ini akan berlaku selama 20 tahun. ke tahun, kita akan, untuk pertama kalinya, maju dari pandemi. Kami akan berada di jalan untuk Tahun 2005, hukum kekayaan intelektual diperkenalkan kepada mewujudkan generasi bebas AIDS.” sistem perdagangan internasional. Hukum ini dikenal dengan nama -- Hillary Clinton dalam pidatonya “Creating an AIDS-Free Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS). Hukum Generation”, National Institutes of Health, November 2011 ini melindungi hak dari perusahaan farmasi untuk mematenkan obat temuannya dan melarang perusahaan obat generik untuk memproduksi obat-obatan paten ini. Karena perjanjian TRIPS ini Pasal 76 berkomitment untuk mengurangi tingkat ko- membawa dampak besar pada industri obat generik maka negara infeksi HIV dengan hepatitis b dan c melalui perluasan berkembang (seperti India) diberikan waktu selama 10 tahun untuk akses kepada vaksinasi hepatitis b serta perbaikan mengikuti hukum ini. diagnosa dan pengobatan bagi hepatitis C. Pasal-pasal ini sayangnya gagal untuk menyoroti mahalnya harga TRIPS+ diagnosa dan pengobatan bagi tuberkolosis dan hepatitis TRIPS+ adalah setiap persyaratan yang menawarkan hak yang mana kemudian menjadi penghalang utama untuk eksklusif kepada produk pencetus serta melampaui apa yang telah disepakati dalam perjanjian TRIPS. perluasan akses kepada pengobatan. Hal yang paling fatal dalam TRIPS+ ini adalah “data exclusivity” yang Komitment kepada anak (pasal 59 ayat 1, 68) mana memberikan hak kepada perusahaan pencetus suatu jangka waktu tertentu (hingga 5 – 10 tahun) untuk melindungi data sehingga Di pasal 68, ada komitment untuk memperbaiki diagnosis versi generik tidak dapat dipasarkan. Selama ekslusivitas ini berlaku, produsen obat generik harus memasukkan faktor keamanan dan pada bayi dan akses ke perawatan termasuk akses untuk kemanjuran obat sendiri yang mana mewajibkan mereka untuk profilaksis dan pengobatan untuk infeksi oportunistik. mengulangi uji klinis sendiri dan menunda pembuatan obat generik. Kewajiban ini luas dan mencakup dukungan keuangan, sosial dan moral untuk anak dan remaja melalui keluarga Contoh lain dari TRIPS+ mencakup perpanjangan masa paten atau mereka dan wali hukum serta bertujuan untuk membuat produk menjadi sulit ditiru dengan menutup akses mempromosikan suatu transisi yang mulus dari pediatrik informasi kepada formulasi dan proses pembuatan serta dapat ke pengobatan dewasa muda. mengajukan kembali paten sehingga melampaui masa berlaku paten sesuai persyaratan dalam TRIPS selama 20 tahun. Langkah-langkah Ketidakhadiran mencolok dari teks ini adalah tidak lain dalam TRIPS+ juga mencakup pembatasan penerbitan Lisensi menyebutkan secara spesifik Panduan WHO untuk Perempuan Wajib yang sebenarnya dibolehkan demi kepentingan kesehatan masyakarakat yang mana hal ini melanggar ketentuan Deklarasi Positif HIV yang hamil dan menyusui. Pasal 59 ayat 1 dibawah Doha; membatasi pendaftaran obat generik jika produsen pembuat pasal pencegahan hanya menyebutkan ini sebagai point obat tersebut berada di bawah paten; dan prosedur administratif sampingan dimana perempuan dalam usia reproduksi harus lainnya terkait pengajuan paten. Ketentuan-ketentuan TRIPS+ ini mempunyai akses ke pengobatan yang efektif termasuk kerap kali dimasukkan dalam negosiasi perdagangan bebas bilateral termasuk pengobatan profilaksis bagi bayinya. ataupun regional dan perjanjian internasional lain. Hal ini mengundang implikasi serius dan kemungkinan bencana bukan hanya bagi perluasan akses pengobatan HIV tapi juga bagi obat-obatan ------------------------------------------------------------------- esensial lainnya. a Muka 4 b http://www.theglobalfund.org/en/mediacenter/ pressreleases/PEPFAR_and_The_Global_Fund_colla 1 borate_to_treat_3.7_million_living_with-HIV/AIDS/ ITPC, Facsheet nomer 4
  • 4. Menggunakan Dekla rasi P ol itik. Deklarasi Politik 2011 mempunyai agenda yang ambisius. Mencapai target dan komitment yang terkandung dalam 105 pasal akan membutuhkan tidak hanya sumberdaya namun juga keterlibatan dari populasi kunci dan masyarakat sipil serta mitra pembangunan internasional di dalam pendekatan multi sektoral. Sebagai penandatangan dokumen ini, negara anggota PBB oleh karenanya mempunyai kewajiban untuk menjaga akuntabilitasnya akan komitment yang telah mereka buat. Sehubungan dengan akses pengobatan, berikut pesan kunci kami: · Penuhi janji pengobatan bagi 15 juta orang di tahun 2015. · Mengobati Tuberkolosis, Hepatitis C dan Hepatitis B. · Adopsi dan Implementasikan Panduan WHO untuk Pengobatan. · Jangan ada FTA di Region. Panduan WHO untuk Pengobatan Di tahun 2010, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) International Treatment Preparadness Coalition (ITPC) memperbaharui Panduan bagi Terapi Antiretroviral adalah sebuah jejaring global dari organisasi komunitas, guna mengobati infeksi HIV di kalangan orang LSM Lokal, peneliti dan aktivis yang mendedikasikan kerja dewasa, remaja, ibu hamil dan menyusui, anak-anak untuk pengobatan dan layanan kesehatan bagi orang dengan HIV yang efektif, terjangkau dan berkualitas. Misi dan bayi. Point utama yang perlu dicatat dari revisi ITPC adalah untuk memungkinkan masyarakat yang ini adalah: membutuhkan untuk mengakses pengobatan. 1. Memulai pengobatan bagi orang dengan HIV ITPC berkomitmen untuk memperkuat pengetahuan yang mempunyai CD4 350 dan kurang. Bagi masyarakat dalam semua aspek manajemen HIV dan perempuan terinfeksi HIV dengan CD4 diatas infeksi terkait; terlibat dan mendukung masyarakat dalam 350, pengobatan ARV dimulai disaat minggu ke upaya advokasi, dan mengembangkan dan memperkuat 14 kehamilan. kapasitas individu, komunitas dan jaringan. 2. Hentikan penggunaan regimen terapi yang mengandung d4T (stavudine) International Treatment Preparedness Coalition 3. Pastikan penggantian regimen EFV (Efavirenz) Sekretariat-Bangkok 51/2 lantai 3 Ruam Rudee Gedung III, Soi Ruam Rudee, dengan jenis Nevirapine atau Lopinavir bagi Ploenchit Rd, Lumpini, Pathumwan, Bangkok 10330, Thailand perempuan terinfeksi HIV yang sedang Telp: +66-2 2557477-8, Faks: +66-2 2557479 merencanakan kehamilan atau telah hamil dan www.itpcglobal.org menggunakan EFV dalam terapinya. 4. Pengobatan Profilaksis yang tepat bagi bayi Asia Pacific Council of AIDS Organisasi Service (APCASO) sampai dengan 6 minggu. adalah jaringan masyarakat sipil dari organisasi berbasis non- 5. Test Viral Load teratur untuk deteksi dini pemerintah (LSM) dan masyarakat (CBO) yang menyediakan kegagalan terapi. layanan HIV dan AIDS dalam wilayah Asia dan Pasifik. APCASO mendukung dan mempromosikan peran CBO dan LSM Ditulis oleh Dr Sarah Zaidi, Direktur Eksekutif, ITPC dalam respon mereka terhadap HIV dan AIDS, terutama Copyedited oleh Moi Lee Liow, APCASO mereka yang mewakili ¬ senting masyarakat yang paling Desain dan lay-out oleh RD Marte, APCASO terkena dampak pandemi, yaitu orang yang hidup dengan HIV, Penterjemah: Aditya Wardhana, Indonesian AIDS Coalition pekerja seks, pengguna napza, lelaki yang berhubungan seks dengan laki-laki , transgender orang, populasi migran dan Dengan dukungan dana dari UNAIDS dan AusAID melalui AFAO mobile, kaum muda dan wanita. Bahan ini dapat direproduksi atau diterjemahkan untuk Asia Pacific Council of AIDS Service Organizations (APCASO) tujuan non-komersial dengan pengakuan kepada APCASO 16-3 Jalan 13/48A, Sentul Boulevard, Off Jalan Sentul, sebagai pihak pembuat. 51000 Kuala Lumpur, Malaysia Telp: +60-3 40449666, Faks: +60-3 40449615 4 www.apcaso.org Infocus Vol. 2, December 2011