Dokumen tersebut membahas komitmen pemerintah dalam Deklarasi Politik 2011 untuk HIV/AIDS terkait dengan akses pengobatan, khususnya:
1) Mengakui pentingnya obat-obatan yang terjangkau dan memperluas fleksibilitas hak kekayaan intelektual
2) Berkomitmen untuk meningkatkan akses 15 juta orang terhadap pengobatan ARV pada 2015
3) Mengurangi ko-infeksi dengan tuberkolosis dan hepatitis melalui integr
1. Vol. 2, December 2011
in focus
Perspektive M asy araka t Sipil terhadap Perte muan Tingkat Tin ggi HIV dan AIDS 2011
Dipublikasikan oleh APCASO dengan kerjasama dengan International Treatment Preparedness Coalition (ITPC)
Deklarasi Politik untuk HIV dan AIDS 2011 telah
diadopsi oleh 193 anggota Majelis Umum PBB
melalui resolusi PBB bernomer 65/227, hadir setelah
peristiwa sejarah 10 tahun yang lalu dimana
AKSES KE dimulainya sesi khusus PBB untuk HIV dan AIDS.
Deklarasi politik ini secara bersama-sama telah
memobilisasi negara anggota PBB untuk
PENGOBATAN berkomitment menetapkan target yang harus
dikerjakan demi mengupayakan 15 juta orang hidup
dengan HIV dan AIDS bisa mendapatkan akses terapi
obat ARV di tahun 2015. Ini adalah target yang tegas
HIV terkait dengan pengobatan, memberikan ruang bagi
komunitas untuk meminta akuntabilitas dari setiap
negara anggota PBB.
Pemerintah telah berkomitment untuk memperbaiki
& ketersediaan dan akses pengobatan HIV melalui
penyediaan regimen pengobatan yang berkualitas
baik, efektif, berkurang kadar racunnya bagi tubuh
dan dalam sediaan yang sederhana serta diagnosa
Deklarasi HIV yang sederhana dan berbiaya terjangkau,
perbaikan penyedia layanan kesehatan dan strategi
merawat pasien. Ini mencakup upaya khusus
terhadap penduduk di pedesaan dan komunitas yang
Politik 2011 paling berisiko terinfeksi HIV dan AIDS.
Percepatan akses pengobatan ini seperti yang
diartikulasikan dalam Strategi Pengobatan 2.0 yang
untuk dimiliki UNAIDS yang didasarkan dalam 5 pilar:
• Pilar 1 – Optimasi regimen obat
• Pilar 2 – Menyediakan tempat layanan untuk
HIV/AIDS •
diagnosa HIV dan test-test lainnya.
Pilar 3 – Berhenti memandang faktor biaya
sebagai penghalang.
• Pilar 4 – Adopsi sistem pemberian perawatan
HIV
• Pilar 5 – Memperkuat mobilisasi komunitas.
2. secara singkat
Dari 105 pasal yang ada, 13 pasal didedikasikan untuk mengurangi kesakitan dan kematian terkait AIDS dibawah
judul Dukungan, Perawatan dan Pengobatan (pasal 35,36,65 sampai dengan 76).
· Pasal 35 dan 36 mengakui pentingnya obat-obatan yang terjangkau dalam meningkatkan akses, dan lebih
lanjut mengakui bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi kesehatan warganya sambil
menyeimbangkan hak kekayaan intelektual yang serius membatasi perdagangan yang sah dari obat
generik.
· Pasal 65 berjanji untuk mengintensifkan upaya yang akan membantu meningkatkan harapan hidup dan
kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV (ODHA).
· Pasal 66 berkomitmen untuk tujuan akses universal terhadap pengobatan antiretroviral berdasarkan
Strategi Pengobatan HIV yang di keluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)a dengan target
mendapatkan 15 juta dari 18 juta orang yang membutuhkan pengobatan ARV pada tahun 2015.
· Tujuan untuk menjangkau 15 juta penduduk (83%) ke dalam akses pengobatan ini sedikit lebih tinggi
dibanding target akses universal yang telah meleset dicapai di tahun 2010 yang sejumlah 80%. Tidak jelas
apakah target ini baru akan dipenuhi mengingat krisis pendanaan termasuk pembatalan terbaru dari
ronde11 dari pendanaan Global Fund dan penurunan yang signifikan dalam anggaran PEPFAR. Kedua
program bantuan ini secara bersama-sama pada tahun 2009 telah mendukung pengobatan hampir 4 juta
b
orang . Sayangnya, pemotongan sumber daya ini berlangsung pada saat bukti ilmiah menunjukkan bahwa
investasi yang signifikan dalam pengobatan dapat mengubah arah epidemi.
Membedah pasal kunci
Komitment untuk obat-obatan yang terjangkau Organization (WIPO), United Nations Industrial
(pasal 35, 36, 71, 72, 74) Development Organization (UNIDO), United Nations
Development Program (UNDP), Konferensi PBB mengenai
Paragraf 35 dan 36 dari Deklarasi Politik ini menyadari Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Kesehatan
kebutuhan akan obat-obatan yang terjangkau dan
Dunia (WHO) turut memberikan bantuan teknis dan
pengurangan biaya agar lebih terjangkau bagi diagnostik,
pengobatan untuk infeksi oportunistik, dan sistem pembangunan kapasitas terkait hak kekayaan intelektual
perawatan kesehatan pengiriman. Untuk aspek kepada pemerintah guna menjamin peningkatan akses
pelaksanaan, pemerintah berkomitmen untuk terhadap obat-obatan HIV dan pengobatan.
menghilangkan hambatan perdagangan dalam upaya
Farmasi, sesuai pasal 74, dihimbau untuk mengambil
untuk membuat lebih terjangkaunya biaya pencegahan
langkah untuk memastikan ketepatan waktu produksi dan
HIV dan produk perawatan, diagnosis, obat-obatan, dan
pengiriman yang terjangkau, berkualitas baik dan obat-
produk farmasi lain, termasuk melalui perubahan hukum
dan peraturan nasional dan perjanjian perdagangan obatan antiretroviral yang efektif untuk mempertahankan
global. Pasal 21 dan sub seksinya ada di pasal 72 dan 74 sebuah sistem distribusi nasional yang efisien. Sayangnya
menyampaikan pesan akan peran dari Hak Atas Kekayaan artikulasi bahasa dalam seksi ini, meski dicatat lebih baik
Intelektual tekait dengan aspek perdagangan dan dibanding Deklarasi Politik tahun 2006, tetap masih lemah
Deklarasi Doha dan juga peran dari pelaku multilateral dibanding ancaman terbesar dalam mengupayakan
diadnosa dan obat yang lebih terjangkau yaitu penurunan
swasta, pemerintahan nasional dan farmasi.
harga, khususnya bagi obat lini pertama yang terbaru dan
Pasal-pasal di atas adalah perluasan Deklarasi Politik 2006 obat lini ke dua, sementara itu dicatat bahwa harga tetap
dan secara khusus juga mencatat bahwa ketentuan hak tinggi yang disebabkan oleh diberlakukannya hak
kepemilikan dalam perjanjian perdagangan intelektual perdagangan bagi obatan-obatan versi paten.
(disebut sebagai TRIPS-plus) seharusnya tidak merusak
fleksibilitas TRIPS sebagaimana ditegaskan dalam (pasal 69,
Deklarasi Doha yang bertujuan untuk melindungi Komitment untuk mengurangi Ko-Infeksi
75 dan 76)
kepentingan kesehatan masyarakat dan akses ke obat-
obatan penting dengan harga terjangkau.
Fokus dari tiga pasal (69, 75 dan 76) adalah memperbaiki
Pasal-pasal ini juga meminta agar organisasi internasional akses ke layanan dan pengobatan bagi ko-infeksi penyakit
yang relevan seperti World Intellectual Property tubercolosis dan hepatitis C. Pasal 69 berkomitment
2 Infocus
Vol. 2, December 2011
3. untuk mengintegrasikan layanan bagi tubercolosis dan
hepatitis termasuk di dalamnya adalah akses bagi layanan
Memahami Konsep Kunci1
kesehatan dasar yang berkualitas dan terjangkau yang
sifatnya komprehensive dan mendukung aspek fisik, Generik
Generik adalah tiruan identik (bioequivalent) dari paten. Obat
spiritual, psikososial, sosial-ekonomi dan aspek hukum
generik persis sama dengan obat paten di dalam dosis, bentuk,
dari orang yang hidup dengan HIV. keamanan, kekuatan, kualitas, karakteristik penampilan dan
penggunaannya. Satu-satunya perbedaan antara obat generik dan
Pasal-pasal ini mempunyai peran untuk mengatasi obat paten adalah harganya. Perusahaan pembuat obat generik tidak
kebutuhan pengobatan bagi komunitas rentan seperti harus mengeluarkan investasi untuk penelitian dan uji coba obat.
pengguna narkotika, pekerja seks, narapidana dan lelaki seks Mereka membuat obat yang telah ada sebelumnya dan mengetahui
lelaki lainnya. Pasal 75 berkomitment untuk memperluas komposisi dari obat tersebut sehingga mereka mampu menjual obat
upaya memerangi tuberkolosis sebagai pemicu kematian tersebut dengan harga yang lebih rendah.
tertinggi pada ODHA dan berkomitment untuk mengurangi
Obat generik adalah alasan utama sehingga harga obat-obatan HIV
kematian akibat tuberkolosis sampai 50% melalui inisiatif
bisa terjangkau dan terjangkau oleh lebih dari 6 juta manusia saat ini.
seperti Global Plan to Stop TB 2011-2015. Penelitian terbaru dari International AIDS Society mencatat bahwa
90% obat-obatan HIV yang di danai donor adalah obat generik.
“Kita sekarang tahu bahwa jika Anda memperlakukan Apapun perluasan akses pengobatan akan bergantung pada obat-
seseorang yang hidup dengan HIV secara efektif, Anda obatan generik yang terjangkau.
mengurangi risiko penularan pada pasangan sampai
dengan 96 persen.. Sementara dunia sedang Paten dan TRIPS
memperluas metode pencegahan yang paling efektif, Paten terhadap obat memberikan hak eksklusif kepada perusahaan
jumlah infeksi baru akan turun, dan itu akan mungkin farmasi untuk mencegah pihak lainnya membuat, menggunakan,
untuk mengobati lebih banyak orang daripada yang menjual atau mengimport produk tersebut. Berdasarkan TRIPS, hak
terinfeksi setiap tahun. Jadi, bukan mundur dari tahun paten ini akan berlaku selama 20 tahun.
ke tahun, kita akan, untuk pertama kalinya, maju dari
pandemi. Kami akan berada di jalan untuk Tahun 2005, hukum kekayaan intelektual diperkenalkan kepada
mewujudkan generasi bebas AIDS.” sistem perdagangan internasional. Hukum ini dikenal dengan nama
-- Hillary Clinton dalam pidatonya “Creating an AIDS-Free Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS). Hukum
Generation”, National Institutes of Health, November 2011 ini melindungi hak dari perusahaan farmasi untuk mematenkan obat
temuannya dan melarang perusahaan obat generik untuk
memproduksi obat-obatan paten ini. Karena perjanjian TRIPS ini
Pasal 76 berkomitment untuk mengurangi tingkat ko- membawa dampak besar pada industri obat generik maka negara
infeksi HIV dengan hepatitis b dan c melalui perluasan berkembang (seperti India) diberikan waktu selama 10 tahun untuk
akses kepada vaksinasi hepatitis b serta perbaikan mengikuti hukum ini.
diagnosa dan pengobatan bagi hepatitis C. Pasal-pasal ini
sayangnya gagal untuk menyoroti mahalnya harga TRIPS+
diagnosa dan pengobatan bagi tuberkolosis dan hepatitis TRIPS+ adalah setiap persyaratan yang menawarkan hak
yang mana kemudian menjadi penghalang utama untuk eksklusif kepada produk pencetus serta melampaui apa yang
telah disepakati dalam perjanjian TRIPS.
perluasan akses kepada pengobatan.
Hal yang paling fatal dalam TRIPS+ ini adalah “data exclusivity” yang
Komitment kepada anak (pasal 59 ayat 1, 68) mana memberikan hak kepada perusahaan pencetus suatu jangka
waktu tertentu (hingga 5 – 10 tahun) untuk melindungi data sehingga
Di pasal 68, ada komitment untuk memperbaiki diagnosis versi generik tidak dapat dipasarkan. Selama ekslusivitas ini berlaku,
produsen obat generik harus memasukkan faktor keamanan dan
pada bayi dan akses ke perawatan termasuk akses untuk
kemanjuran obat sendiri yang mana mewajibkan mereka untuk
profilaksis dan pengobatan untuk infeksi oportunistik.
mengulangi uji klinis sendiri dan menunda pembuatan obat generik.
Kewajiban ini luas dan mencakup dukungan keuangan,
sosial dan moral untuk anak dan remaja melalui keluarga Contoh lain dari TRIPS+ mencakup perpanjangan masa paten atau
mereka dan wali hukum serta bertujuan untuk membuat produk menjadi sulit ditiru dengan menutup akses
mempromosikan suatu transisi yang mulus dari pediatrik informasi kepada formulasi dan proses pembuatan serta dapat
ke pengobatan dewasa muda. mengajukan kembali paten sehingga melampaui masa berlaku paten
sesuai persyaratan dalam TRIPS selama 20 tahun. Langkah-langkah
Ketidakhadiran mencolok dari teks ini adalah tidak lain dalam TRIPS+ juga mencakup pembatasan penerbitan Lisensi
menyebutkan secara spesifik Panduan WHO untuk Perempuan Wajib yang sebenarnya dibolehkan demi kepentingan kesehatan
masyakarakat yang mana hal ini melanggar ketentuan Deklarasi
Positif HIV yang hamil dan menyusui. Pasal 59 ayat 1 dibawah
Doha; membatasi pendaftaran obat generik jika produsen pembuat
pasal pencegahan hanya menyebutkan ini sebagai point obat tersebut berada di bawah paten; dan prosedur administratif
sampingan dimana perempuan dalam usia reproduksi harus lainnya terkait pengajuan paten. Ketentuan-ketentuan TRIPS+ ini
mempunyai akses ke pengobatan yang efektif termasuk kerap kali dimasukkan dalam negosiasi perdagangan bebas bilateral
termasuk pengobatan profilaksis bagi bayinya. ataupun regional dan perjanjian internasional lain. Hal ini
mengundang implikasi serius dan kemungkinan bencana bukan hanya
bagi perluasan akses pengobatan HIV tapi juga bagi obat-obatan
------------------------------------------------------------------- esensial lainnya.
a
Muka 4
b
http://www.theglobalfund.org/en/mediacenter/
pressreleases/PEPFAR_and_The_Global_Fund_colla 1
borate_to_treat_3.7_million_living_with-HIV/AIDS/ ITPC, Facsheet nomer 4
4. Menggunakan Dekla rasi P ol itik.
Deklarasi Politik 2011 mempunyai agenda yang ambisius. Mencapai target dan komitment yang
terkandung dalam 105 pasal akan membutuhkan tidak hanya sumberdaya namun juga keterlibatan
dari populasi kunci dan masyarakat sipil serta mitra pembangunan internasional di dalam pendekatan
multi sektoral. Sebagai penandatangan dokumen ini, negara anggota PBB oleh karenanya mempunyai
kewajiban untuk menjaga akuntabilitasnya akan komitment yang telah mereka buat.
Sehubungan dengan akses pengobatan, berikut pesan kunci kami:
· Penuhi janji pengobatan bagi 15 juta orang di tahun 2015.
· Mengobati Tuberkolosis, Hepatitis C dan Hepatitis B.
· Adopsi dan Implementasikan Panduan WHO untuk Pengobatan.
· Jangan ada FTA di Region.
Panduan WHO untuk Pengobatan
Di tahun 2010, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) International Treatment Preparadness Coalition (ITPC)
memperbaharui Panduan bagi Terapi Antiretroviral adalah sebuah jejaring global dari organisasi komunitas,
guna mengobati infeksi HIV di kalangan orang LSM Lokal, peneliti dan aktivis yang mendedikasikan kerja
dewasa, remaja, ibu hamil dan menyusui, anak-anak untuk pengobatan dan layanan kesehatan bagi orang
dengan HIV yang efektif, terjangkau dan berkualitas. Misi
dan bayi. Point utama yang perlu dicatat dari revisi
ITPC adalah untuk memungkinkan masyarakat yang
ini adalah: membutuhkan untuk mengakses pengobatan.
1. Memulai pengobatan bagi orang dengan HIV ITPC berkomitmen untuk memperkuat pengetahuan
yang mempunyai CD4 350 dan kurang. Bagi masyarakat dalam semua aspek manajemen HIV dan
perempuan terinfeksi HIV dengan CD4 diatas infeksi terkait; terlibat dan mendukung masyarakat dalam
350, pengobatan ARV dimulai disaat minggu ke upaya advokasi, dan mengembangkan dan memperkuat
14 kehamilan. kapasitas individu, komunitas dan jaringan.
2. Hentikan penggunaan regimen terapi yang
mengandung d4T (stavudine) International Treatment Preparedness Coalition
3. Pastikan penggantian regimen EFV (Efavirenz) Sekretariat-Bangkok
51/2 lantai 3 Ruam Rudee Gedung III, Soi Ruam Rudee,
dengan jenis Nevirapine atau Lopinavir bagi
Ploenchit Rd, Lumpini, Pathumwan, Bangkok 10330, Thailand
perempuan terinfeksi HIV yang sedang Telp: +66-2 2557477-8, Faks: +66-2 2557479
merencanakan kehamilan atau telah hamil dan www.itpcglobal.org
menggunakan EFV dalam terapinya.
4. Pengobatan Profilaksis yang tepat bagi bayi Asia Pacific Council of AIDS Organisasi Service (APCASO)
sampai dengan 6 minggu. adalah jaringan masyarakat sipil dari organisasi berbasis non-
5. Test Viral Load teratur untuk deteksi dini pemerintah (LSM) dan masyarakat (CBO) yang menyediakan
kegagalan terapi. layanan HIV dan AIDS dalam wilayah Asia dan Pasifik.
APCASO mendukung dan mempromosikan peran CBO dan LSM
Ditulis oleh Dr Sarah Zaidi, Direktur Eksekutif, ITPC dalam respon mereka terhadap HIV dan AIDS, terutama
Copyedited oleh Moi Lee Liow, APCASO mereka yang mewakili ¬ senting masyarakat yang paling
Desain dan lay-out oleh RD Marte, APCASO terkena dampak pandemi, yaitu orang yang hidup dengan HIV,
Penterjemah: Aditya Wardhana, Indonesian AIDS Coalition pekerja seks, pengguna napza, lelaki yang berhubungan seks
dengan laki-laki , transgender orang, populasi migran dan
Dengan dukungan dana dari UNAIDS dan AusAID melalui AFAO mobile, kaum muda dan wanita.
Bahan ini dapat direproduksi atau diterjemahkan untuk Asia Pacific Council of AIDS Service Organizations (APCASO)
tujuan non-komersial dengan pengakuan kepada APCASO 16-3 Jalan 13/48A, Sentul Boulevard, Off Jalan Sentul,
sebagai pihak pembuat. 51000 Kuala Lumpur, Malaysia
Telp: +60-3 40449666, Faks: +60-3 40449615
4
www.apcaso.org
Infocus
Vol. 2, December 2011