Dokumen tersebut membahas perbandingan antara filsafat pragmatisme dan Kekristenan dalam konteks pendidikan. Pragmatisme meyakini bahwa kebenaran bersifat relatif dan didasarkan pada pengalaman, sedangkan Kekristenan mengajarkan kebenaran mutlak berdasarkan Firman Tuhan. Dokumen tersebut juga membahas implikasi masing-masing filsafat terhadap kurikulum, peran guru, dan siswa.
2. Prinsip Pragmatisme
• Berasal dari kata Yunani "Pragmatikos"
yang berarti kegiatan, kerja, praktis
yang dilakukan.
• Pragmatisme merupakan penyelesaian
praktis bagi masalah.
• Kebenaran adalah sesuatu yang
praktis dan berdaya guna, serba relatif
sebenarnya mengabsolutkan
kerelatifan.
• Pragmatis meyakini bahwa realitas
yang terus berubah.
• Murid akan belajar dengan baik
melalui pemikiran, pengalaman, dan
penerapan untuk menyelesaikan
masalah.
3. Perbandingan Filsafat dan nilai
Pragmatisme
• Kebenaran adalah apa
yang berguna dan berhasil.
• Tidak ada kebenaran
mutlak, “tidak ada
kebenaran yang tidak
berubah.”
• Kebenaran berkaitan
dengan hal yang nampak,
nyata dan teramati.
• Realitas tentang
kebenaran, kenyataan,
kebaikan dan keburukan
adalah relatif, semuanya
harus dibuktikan berdasar
pengalaman manusia.
Kekristenan
• Kebenaran adalah Firman
Tuhan (Yoh. 17:17)
• Terdapat kebenaran
mutlak, “Firman Tuhan
kekal, mutlak dan
absolut”(Yoh. 6:68)
• Kebenaran berkaitan
Firman yang telah menjadi
daging (Yoh. 1:14)
• Realitas tentang
kebenaran, kenyataan,
kebaikan dan keburukan
adalah mutlak, iman akan
kebenaran dan
keselamatan (Kol. 1:15-17)
4. Pragmatisme dalam Kurikulum
Isi kurikulum
• Berisi kegiatan, pengalaman dan
pelajaran yang berguna untuk
kebutuhan siswa, yang memenuhi
harapan untuk masa depan
kehidupan mereka.
• Menentang prinsip membekali dan
menanamkan ilmu pada anak.
• Mendorong pemikiran original.
• Kebebasan untuk mengembangkan
sikap sosial dan perilaku dengan
tujuan yang diingini.
5. Filsafat dalam Kurikulum
Pengajaran dan Pengalaman belajar
• Pengajaran di Sekolah cenderung menggunakan metode
pembelajaran berbasis proyek, karena aktif dan dinamis.
• Anak belajar melalui kegiatan dan pengalaman mereka sendiri.
• Guru hanya membimbing dan menunjukkan apabila seseorang
siswa membutuhkan bantuan.
• Mereka meyakini learning by doing.
• Mementingkan aktivitas anak dengan menempatkan mereka pada
kegiatan aktivitas anak.
6. Pengaruh filsafat pada
Kurikulum
• Karakteristik utama pragmatisme dalam
pendidikan bahwa pendidikan adalah
penerapan pengalaman pribadi, praktis.
• Subjek yang diajarkan harus berguna
dan merupakan pengalaman realistis
bagi murid.
• Kurikulum harus memasukkan kegiatan
yang diperlukan, panggilan dan
pengalaman.
• Mempersiapkan murid untuk
kehidupan orang dewasa melalui
kegiatan kelompok dengan eksplorasi
dan pengalaman
7. Filsafat pragmatisme
• Metafisika
Filsafat pragmatis meyakini bahwa realitas terus berubah dan
kita belajar dengan baik melalui penerapan pengalaman dan
pikiran kita untuk masalah, yang muncul
• Epistemologi
Pengetahuan adalah hal yang unik untuk individu. Tergantung
mereka untuk mengidentifikasi apa yang penting dan relevan
baginya
8. Tujuan pendidikan
dalam pragmatisme
• Tidak ada tujuan khusus yang dapat
ditentukan sebelumnya dan berlaku baik
dan benar untuk semua anak sepanjang
waktu, tempat dan situasi. Tujuannya
memandu anak sesuai dengan minat,
bakat dan kemampuan di bidang
akademik agar mereka tumbuh dan
mengembangkan cara-cara untuk
mencapai kehidupan yang lebih bahagia.
• Memberi panduan pada anak sesuai
dengan minat, bakat, dan kemampuan di
bidang akademik agar mereka dapat
tumbuh dan mengembangkan cara
untuk mencapai kehidupan yang lebih
berhasil dan menyenangkan.
9. William James
(1842-1910)
• William James adalah ahli filsafat Harvard
University menentang strukturalisme yang
menyatakan pengetahuan tidak
mewujudkan kesatuan lahiriah.
Ia menyatakan bahwa pengetahuan adalah
suatu transaksional bersumber dari
pengalaman murni seseorang.
• Pengalaman murni adalah perubahan yang
terus dari kehidupan manusia dan akan
menjadi bahan refleksi manusia pada
selanjutnya, “reality is the sum total of what
we experienced” Pengetahuan terkait
dengan pengalaman seseorang dengan
dunia lingkungannya.
• Menolak adanya kebenaran yang mutlak,
tetap dan berlaku umum. Menurut James
kebenaran selalu berubah dan diperbaharui
oleh pengalaman yang dialami seseorang.
William James menyebutnya dengan
fungsionalisme Ekperimentalisme atau
instrumentalisme.
10. William James
Idea become true just
so far as they help us
to get into satisfactory
relations with other
parts of our
experience
“
”
11. Charles Sanders Peirce
(1839-1914)
• C.S. Peirce merupakan salah satu
murid dari William James. Dia
memberikan aksentuasi pragmatisme
dalam relativisme dan kontribusi
pragmatisme berbentuk a priori truth.
• Dia adalah pendiri pragmatisme
Amerika dijuluki: Peirce
"pragmaticism" untuk membedakan
pandangan-pandangannya dari orang
lain yang berlabel "pragmatisme"
lainnya. Peirce adalah seorang ahli
teori logika, bahasa, komunikasi, dan
teori umum tanda-tanda ("semiotic").
• Pierce adalah seorang ahli logika dan
matematikawan yang luar biasa
produktif. Dia juga menyusun teori
pengembang sistem, evolusi psiko-
fisik dan metafisika monistik.
12. Charles S.
Peirce
The essence of belief
is the establishment of
a habit; and different
belief are
distinguished by the
different modes of
acion to which they
give rise.
“
”
13. • John Dewey adalah ahli filsafat, ahli
pendidikan dan bapak aliran
progresivisme, termasuk juga dalam aliran
pragmatism Filsafat pendidikannya
mempengaruhi dunia pendidikan
modern.
• Meraih gelar PhD. dari John Hopkin
University pada tahun 1884. Dewey
professor padaChicago University dan
Columbia University . Ia mendapatkan
Tahun 1905 John Dewey menjadi
presiden American Philosophical
Association.
• Mengembangkan filsafat
instrumentalisme dengan mengabungkan
pragmatisme dengan doktrin-doktrin
materialistik. Menulis 36 judul seperti The
School and Society, Democracy and
Education, Experience and Education. Dia
juga menulis 815 artikel filsafat dan
John Dewey
(1859-1952)
14. John Dewey
Education is not an
affair of telling and
being told, but an
active an
constructive process
“
15. Peran Guru
Pragmatisme
• Guru berperan sebagai seorang teman dan
memandu anak-anak.
• Guru tahu minat siswa dan memahami kondisi
perubahan masyarakat
• Guru menempatkan masalah yang menarik siswa
untuk dihadapi dan diharapkan siswa dapat
menyelesaikannya.
• Bertindak sebagai fasilitator dan membantu siswa
panduan ke arah yang benar.
• Pragmatisme meyakini disiplin sosial berdasarkan
minat anak, kegiatan, dan rasa tanggung jawab
sosial serta menolak penegakan disiplin.
Kekristenan
• Guru adalah guru yang berotoritas sebagai
penatalayan Allah
• Guru mempersiapkan anak bagi kehidupan
• Guru memberikan solusi atas masalah yang
dihadapi berkaitan memulihkan gambar dan rupa
Allah yang rusak akibat dosa
• Bertindak sebagai guru, in loco parentis sebagai
perwakilan orang tua di sekolah.
• Melatih kedisiplinan, memuridkan
16. Keselarasan
Pragmatisme dengan
Kurikulum
• Kurikulum sebagai pengalaman
murid.
• Semua tentang pengalaman yang
akan dimiliki para siswa Pendidikan
merupakan rekonstruksi pengalaman
terus menerus
• Pendidikan sebagai proses
pertumbuhan dalam aktivitas
pendidikan
• Pendidikan adalah proses sosial
17. • Alkitab menyatakan kemenangan atas siasat dari orang-orang
yang tidak mengenal Allah, dan menaklukannya pada Kristus,
kemenangan akan worldview sekuler
Alkitab dalam bagian-bagian firman Tuhan menyatakan agar kita memiliki worldview Kristen agar tidak
tersesat. “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan
palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus” (Kol. 2:8). “Tetapi
kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu
waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum,
dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam
pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan
sampai selama-lamanya” (2 Pet. 3:17-18).
“Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh
keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus.
(2 Kor 10:5)”
18. Aspek-aspek filsafat dengan
Kekristenan
“Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorang pun
yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6).
Metafisika – jalan.
Epistemologi – kebenaran.
Aksiologi – hidup.
Analogi filsafat Kristen
19. Konteks penggunaan
• Di Amerika Serikat belum sangat lazim digunakan dalam
sistem sekolah disana.
• Sebagian besar filsafat pragmatisme terkait erat dengan
filsafat progresivisme, Beberapa turunannya mirip dengan
progresivisme
• Untuk pengajaran tentang kebenaran, keteladanan karakter
kristiani, pengetahuan dasar, kemampuan dasar, metode ini
tak dapat digunakan.
20. Peran siswa
• Dalam pragmatisme murid
membutuhkan pengalaman agar
pembelajaran nyata bagi mereka.
• Kaum pragmatis percaya bahwa murid
harus menerapkan pengetahuan
mereka dalam situasi nyata melalui
keingintahuan dan eksperimen.
• Mempersiapkan murid untuk menjadi
warga negara yang baik dan dapat
menghidupi keseharian dan masa
depan mereka.
• Pragmatisme tidak saja berkaitan
pendidikan, tetapi tentang komunitas
masyarakat.
21. Penutup
• Filsafat ini bertentangan dengan kekristenan, karena
tujuan pembelajarannya pragmatisme hanya
mendapatkan pengalaman nyata dari kehidupan aktual.
• Penggunaan praksis “pragmatisme” dalam subjek
pelajaran tertentu masih dapat digunakan walau terbatas
dan waktu yang relatif singkat, misalnya dalam beberapa
program misalnya penggunaan metode discovery
learning, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran. (di
tebus dalam kasih Tuhan)
• Filsafat Sekolah Kristen harus menggunakan filsafat
pendidikan Kristen sesuai kebenaran Firman Tuhan