SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
BAB I
                            PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

        Krisis energi yang melanda dunia dewasa ini telah menarik
     perhatian para ahli untuk menemukan sumber-sumber energi baru
     yang lebih murah,yang tersedia dalam jumlah yang besar. Hal ini
     berkaitan dengan semakin banyak dan meningkatnya pemakaian
     penggunaan energi.

        Sumber energi yang sudah lazim dipergunakan adalah sumber
     energi minyak bumi, gas alam dan batubara, sedangkan sumber
     energi air, panas bumi, panas matahari dan nuklir maasih terus
     dikembangkan.

         Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa persedian sumber
     energi minyak bumi, gas alam dan batu bara sangat terbatas yang
     demikian apabila secara terus menerus kita gunakan sumber energi
     tersebut, maka suatu saat sumber energi tersebut akan habis,
     disamping kecenderungan melonjaknya harga sumber energi yang
     dimaksud.

        Factor inilah yang menjadi tantangan bagi para ilmuwan dan
     teknisi untuk menjauhkan diri dari ketergantungan terhadap minyak
     bumi,gas alam dan batubara.
Hal ini sangat penting diperhatikan, karena banyak kasus tersedianya
energi dengan harga murah telah mengakibatkan pemakaian yang tidak
effisien dan dibeberapa tempat menyebabkan terjadinya kerusakan
lingkungan (ekologi).

Dari penelitian - penelitian yang telah dilakukan dapatlah disimpulkan
bahwa salah satu sumber energi yang dapat memenuhi harapan
terhadap tantangan di atas adalah air, dimana air dipergunakan dengan
system- system dan peralatan – peralatan tertentu akan menghasilkan
energi dalam jumlah yang besar dengan biaya yang rendah dan
mempunyai dampak lingkungan ( ekologi ) yang minimal.
Dengan melihat latar belakang di atas, penulis penulis tertarik untuk
pemanfaatan energi yang relative kecil, seperti tinggi jatuh air yang
rendah serta debit air yang kecil untuk membangkitkan enargi listrik.
Maka untuk itu penulis mengangkat dan membahas dengan judul “
Hidro Power Mini “
1.2.Perumusan Masalah

    Perumusan masalah yang dapat dikemukakan
    sesuai dengan perancangan ini antara lain adalah
    sebagai berikut:

    1. Masih banyak masyarkat yang ada di pedesaan
    yang belum dapat menikmati penggunaan listrik
    baik itu sebagai penerangan maupun sebagai
    pembangkit tenaga lainnya.

    2. Sulitnya cara pendistribusian listrik ke daerah-
    daerah yang terpencil baik di karenakan lokasi
    maupun dari jarak sumber energy yang relative
    lebih jauh.

    3. Pemakaian tenaga motor bakar         yang
    menggunakan diesel maupun bensin sebagai
    pembangkit tenaga listrik akan mengakibatkan
    polusi terhadap lingkungan
1.3.Batasan Masalah

      Untuk membatasi permasalahan agar
    pembahasan Tugas Rancangan ini tidak terlalu
    meluas maka penulis mengambil batasan
    permasalahan sebagai berikut :

    1. Menghitung atau membahas aliran air sungai
    yang      di gunakan untuk menggerakkan turbin
    air.

    2. Menghitung bagian-bagian turbin air seperti poros,
       bantalan,pasak ataupun alat-alat lain pendukung
       turbin air.

    3. Konstruksi bangunan dan peralatan elektro tidak
       dijelaskan seecara mendetail.

    4. Menghitung konstruksi bangunan dan peralatan
    sipil tidak dijabarkan secara mendetail.
1.4. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan tugas rancangan ini
    adalah:

    1. Menghitung besarnya daya yang dapat dihasilkan
       dari debit air ataupun tinggi air jatuh yang ada.

    2. Dapat memilih jenis turbin air menurut jenis aliran
       ataupun ketinggian air jatuh.

    3. Dapat menyelesaikan cara-cara yang harus
    ditempuh untuk mencari alternatife lain selain
    pemakaian motor bakar sebagai pembangkit
    tenaga listrik.

    4. Agar masyarakat terpencil dapat menikmati
    energi listrik sebagai energy lampu penerangan
    maupun sumber energi yang lain yang
    membutuhkan energi listrik.
BAB II
                 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dan Perkembangan Turbin Air

     Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu,
     mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida
     ( energi potensial dan energi kinetis air ) menjadi energi
     mekanis atau sebaliknya.
     Berdasarkan pengertian diatas maka, mesin-mesin fluida dapat
     dibagi atas 2 ( dua ) golongan yaitu :

     Mesin-mesin tenaga ( penggerak ).
     mesin ini berfungsi untuk merubah energi fluida menjadi energi
     mekanis pada poros.
     misalnya : turbin air, Turbin uap, Turbin gas,Kincir air, kincir
     angin dan lainnya.

     Mesin-mesin kerja.
     Mesin ini berfungsi untuk mengubah energi mekanis pada
     poros menjadi energi fluida ( energi potensial dan energi kinetis
     ).
     Misalnya : Pompa, Kompresor, Blower, fan dan lain-lain.
Turbin air adalah suatu mesin yang menggunakan air
sebagai fluida kerja, yang dialirkan melalui pipa dari suatu tempat
yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah pada mana turbin
ditempatkan.

           Dalam hal demikian, air memiliki energi potensial
diwaktu mengalir didalam pipa, energi potensial air berangsur-
angsur berubah menjadi energi kinetis. Di dalam turbin air, energi
kinetis air diubah menjadi energi mekanis yang timbul pada
poros turbin ini merupakan suatu sumber tenaga atau daya
sehingga dapat menggerakkan peralatan-peralatan lain yang
sesuai dengan kebutuhan. Tetapi umumnya energi mekanis yang
timbul pada turbin ini dipakai untuk menggerakkan generator
listrik yang dikopel langsung dengan poros turbin.

          Secara umum suatu turbin air terdiri dari sebuah roda
gerak yang disebut runner ataupun rotor dengan sejumlah sudu-
sudu, vane atau blade ataupun bucket yang ditumpu pada
sekeliling roda gerak. Jadi energi yang dikandung air tersebut
mendorong atau menerpa sudu-sudu dari roda gerak atau runner
sehingga runner ikut berputar.
2.2. Pandangan Umum Turbin Air

          Ide penggunaan air sebagai sumber energi telah
dikenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lampau.
Energi hydroulik yang dirubah menjadi energi mekanis pertama
sekali dipergunakan di benua asia, yaitu di China dan India, yang
menggunakan roda-roda kincir yang dibuat dari kayu. Dari asia
pindah kemesir dari mesir terus berkembang ke negara-negara
eropa dan amerika.

           Leonardo Da Vinci ( 1452-1519 ) seorang seniman dari
Italia pertama sekali membuat lukisan kincir air. Sedangkan teori
matematisnya dilakukan oleh Galileo Galilei dan Descartes.
Kemudian Smearn dan Bossut pada tahun 1759 membuat
percobaan praktis menggunakan kincir air tersebut.

         Pada tahun 1836, Radien Becher berkebangsaan
jerman menulis buku yang pertama sekali menguraikan tentang
teori dan konstruksi kincir air. Selanjutnya seorang ilmuwan
swiss, Daniel Bernoulli ( 1700-1782 ) menulis buku tentang teori
konversi energi air menjadi energi-energi bentuk lain, dalam
bukunya yang terkenal dengan buku “ HYDRODYNAMICS “.
Teori Bernoulli ini digunakan secara praktis oleh
Segner ( jerman ) untuk membuat kincir air lebih maju dan
dilakukannya pada tahun 1750. Kemudian pada tahun
yang sama pula ( 1750 ), seorang ilmuwan yang berasal
dari Basle ( Switzerland ) yang bernama Leonard Euler
( 1707-1783 ) menguraikan teori tentang “ hydraulic
machine “, yang sekarang ini menjadi dasar ilmu ini.
         Pada tahun 1824, seorang ilmuwan prancis
bernama Burdin membuat sebuah kincir air radial dengan
sebuah mekanis pengarah yang dapat digunakan secara
praktis di lapangan, inilah yang pertama disebut turbin air.
         Pengembangan turbin air yang ditemukan oleh
Burdin ini dilanjutkan oleh muridnya Fourneyron ( 1827 )
dan untuk pertama sekali dibuat di amerika pada tahun
1843.
         Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh :
1. Heuschel-Jouvel ( Axial Flow Turbin ) tahun 1837.
2. Girard, Hawd dan Swain ( Inward Flow Turbin ) 1850.
3. James Bichens Francis ( Inward Flow Turbin ) 1865.
         Uraian di atas merupakan perkembangan turbin
reaksi, sedangkan untuk turbin impuls, dikembangkan
oleh J.Pelton pada tahun 1880 di Amerika dengan
membuat turbin yang menggunakan aliran tangensial.
Turbin ini dikenal dengan turbin pelton, dan sering juga
disebut Free Jet Turbine.
2.3. Type Turbin Air
      Turbin air dapat dibagi atas 2 ( dua) type yaitu :
         1. Impuls Turbin.
         2. Reaction Turbin.
2.3.1. Impulse Turbin.
         Pada turbin ini seluruh energi potensial di ubah
      menjadi energi kinetis didalam nozzle sebelum
      menerpa roda turbin, nozzle ini pasang pada ujung
      penstock. Air yang keluar dari nozzle memancar
      dengan kecepatan-kecepatan tinggi diarahkan pada
      sejumlah sudu-sudu ( bucket ) yang dipasang
      sekeliling roda turbin. Karena bentuk sudu-sudu
      yang sedemikian rupa, maka terjadi perubahan
      momentum dari fluida yang menyebabkan sudu-
      sudu akan menerima gaya dorong yang
      mengakibatkan roda turbin akan berputar. Setelah
      air mendorong sudu-sudu tersebut air jatuh ke tail
      race ( air buangan ), jadi roda turbin berputar di atas
      permukaan air.untuk menjaga percikan air serta
      membawa air keluar dari turbin ke tail race, maka
      sekeliling runner ( roda gerak/putar ) dipasang
      rumah turbin ( casing ).
         Casing yang di pasang pada turbin ini tidak
      mempunyai fungsi hydraulic, hanya berfungsi
      sebagai mengarahkan air jatuh ke tail race dan juga
      berfungsi sebagai pengaman turbin.
Yang termasuk dalam turbin ini ( Turbin Impulse )
adalah antara lain :
1. Pelton Wheel.
2. Turgo Impulse Wheel.
3. Crossflow Turbin
4. Girard Turbin.
5. Banki Turbin.
6. Jonal turbin.
        Turbin pelton adalah salah satu jenis turbin impuls
yang lazim digunakan di lapangan dan sangat cocok
untuk head yang sangat tinggi ( 1000 ft ).




                Gambar.2.1. Turbin Pelton
Rotor turbin pelton ini dilengkapi dengan bucket
yang di pasang pada sekeliling disc. Bucket ini akan
menerima tumbukan pancaran air dari nozzel sehingga
bucket akan bergerak. Sebuah jarum ( speed rod )
dipasang pada nozzel untuk mengatur jumlah aliran air
yaitu dengan memutar hand wheel sehingga jarum akan
bergerak maju atau mundur.
        Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d
300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin
impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle
membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin
turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan
biaya perawatan.




        Gambar 2.2. Sudu turbin Turgo dan nozle
Crossflow Turbin salah satu jenis turbin impuls ini
juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang
merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang
memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec
dan head antara 1 s/d 200 m.




                Gambar 2.3. Turbin Crossflow
Turbin Crossflow menggunakan nozle yang
sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin
dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi
kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih
rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan
turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel.




               Gambar 2.4. Turbin Crossflow
2.3.2. Reaction Turbin.

        Pada turbin ini aliran air yang mempunyai energi
     potensial dan kinetis pada saluran masuk ( penstock
     dan spiral casing ) langsung di alirkan pada sudu-
     sudu ( bucket ) yang terpasang pada roda turbin
     ( runner ). Pada saat ini energi yang dimiliki oleh air
     di ubah menjadi gaya tangensial pada roda turbin.

        Turbin ini bekerja atas dasar gabungan dari
     kecepatan air dan tekanan yaitu, perbedaan tekanan
     air pada inlet turbin dan outlet turbine. Pada turbin ini
     sudu-sudu gerak ( runner ) berada di dalam air, dan
     draft tube digunakan untuk mendapatkan effesiensi
     yang maksimal.

       Berdsarkan arah aliran air pada runner turbine,
     maka turbin reaksi dibagi atas :
        Radial Flow Turbin yaitu, arah aliran tegak lurus
                      terhadap sumbu rotasi runner.
        Axial Flow Turbine yaitu, arah aliran sejajar
                   dengan sunbu rotasi runner.
        Mixxed Flow Turbin yaitu, arah aliran sebagian
                   arah axial dan sebagian arah radial.
Turbin francis adalah satu jenis mixed flow
turbine, yang dipakai untuk head yang menengah. Turbin
francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin
dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian
masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.
Rumah siput ( scorol casing ) berfungsi untuk menahan
sebagian besar dari bahan tekanan hydroulik yang
diterima turbin. Turbin Francis menggunakan sudu
pengara, sudu-sudu pengarah ( guide vane ) dipasang
disekeliling luar runner dan mengatur daya yang keluar
( output ) turbin dengan mengubah ubah bukaannya
sesuai dengan perubahan beban melalui suatu
mekanisme pengatur.




               Gambar 2.5. Sketsa Turbin Francis
Gambar 2.6. Turbin Francis
   Keterangan gambar ;

    1. Generator Rotor
    2. Generator Stator
    3. Turbine Shaft
    4. Runner
    5. Turbine Head Cover
    6. Stay Ring Discharge Ring
    7. Supporting Cone
    8. Guide Vane
    9. Operating Ring
    10. Guide Vane Servomotor
    11. Lower Guide Bearing
    12. Thrust Bearing
    13. Upper Guide Bearing
    14. Spiral Case
    15. Draft Tube Cone
Turbin Kaplan termasuk jenis axial jenis flow
turbine, dimana sudu-sudu ( blade ) turbin ini dapat
berputar ( adjust table runner ). Turbin ini dipakai untuk
head yang rendah pengaturan posisi blade pada turbin
Kaplan sangat menguntungkan pada kondisi kapasitas
aliran yang bervariasi dan head yang rendah.




                 Gambar.2.7. Turbin Kaplan
2.4. Pembangkit Tenaga Air

         Air merupakan sumber energi yang murah dan
relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi
potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang
diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air
dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi
mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air
banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau
turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau
aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak
dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum,
penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19
turbin air mulai dikembangkan.

       Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu
sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air.
Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah
beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan
muka air keluar dari kincir air/turbin air.
Instalasi perancangan turbin air dapat dilihat pada
gambar berikut :




                   Gambar.2.8. Instalasi Turbin air
Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air
adalah merupakan energi potensial air yaitu :
      E =      mgh……….. (a)
dengan
       m = adalah massa air
       h = adalah head (m)
                                        m
       g = adalah percepatan gravitasi  s 2 
                                         

Daya merupakan energi tiap satuan waktu         E ,   sehingga
                                                 
                                                t 
persamaan (a) dapat dinyatakan sebagai :
         E  m
           = gh
         t  t
                                          E
Dengan mensubsitusikan P terhadap  t  dan
mensubsitusikan ρQ terhadap  m  maka 
                                     
                                       :
                             
                                   t 
         P =ρQgh           ……….. (b)
dengan
P = adalah daya (watt)       m3 
Q = adalah kapasitas aliran  s 
                             
                                   
ρ   = adalah densitas air  kg 
                           3
                          m 
Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat
diperoleh dari aliran air datar. Dalam hal ini energi yang
tersedia merupakan energi kinetic.
        1                  ……….. (c)
  E = mv 2
        2

dengan :
                                m
v = adalah kecepatan aliran air  s 
                                 
Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut :
        1
   P = ρ 2  Qv          ……….. (d)
        2


atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = Av
maka
      1
    P=      ρ 3
             Av
      2
                        ……….. (e)
dengan :

A adalah luas penampang aliran air ( m )
                                      2
Untuk menghitung daya yang di bangkitkan turbin
dapat di perhatikan pada gambar berkut :
Daya yang dibangkitkan oleh turbin sebesar :

           P = ρ .g .Q.H ……….( watt )

       jadi dalam daya Kw ( kilowatt ) adalah :
               ρ .g.Q.H
           P = 1000 (kw)

dimana :  P = daya yang dibangkitkan turbin ( kw )
          ρ rapat massa air ( 1000 Kg/m3 )
            =
          g = percepatan gravitasi ( 9,81 m/dtk2 )
          Q = kapasitas aliran air ( m3/dtk )
          H = head effektif ( m )
       Daya yang sebenarnya adalah :
               ρ g .Q.H
                .
                         η
                         . t
          P = 1000

maka,                    η
          P = 9,81.Q.H. t ( kw )
dengan η = efisiensi turbin.
        t
2.5. Putaran Spesifik Turbin

         Kecepatan spesifik turbin adalah kecepatan turbin
model atau turbin bentuk sama, tetapi skalanya berlainan
yang bekerja pada satu-satuan head dan satuan debit air
yang menghasilkan satu-satuan daya. Penentuan spesifik
ini berguna untuk membandingkan semua jenis turbin air
pada basis yang sama.

        Kecepatan spesifik dapat didefenisikan sebagai
jumlah putaran permenit pada masa suatu runner tertentu
akan berputar sehingga dihasilkan satu-satuan daya untuk
satu-satuan head.

         Jika kecepatan aliran air dinyatakan dengan V
maka ;
         V = 2 gh dengan H = head ( tinggi jatuh air ).
Substitusi persamaan Putaran Spesifik Turbin : ( rpm )

                n       N 
           ns = 1 / 2         
               H       H 3/ 2 

             n N
         ns =                ………( rpm )
             H 5/ 4

Dimana : n s =Putaran spesifik ( rpm )
         n=   Kecepatan putaran turbin ( rpm )
         N =  Daya turbin ( Hp )
         H =  Head efektif ( m )

       Persamaan ini digunakan untuk menghitung
kecepatan spesifik turbin. Kecepatan spesifik sangat
menentukan terhadap type turbin yang direncanakan.
Tabel.1. Berikut menunjukan jenis – jenis turbin sesuai dengan kecepatan spesifik


masing – masing Turbin.



                                  Putaran Spesifik Turbin ( rpm )
      Jenis Turbin
                                       British                     Metric


       Pelton Turbin                   2 – 10                     10 – 40

       Francis Turbin                10 – 130                    40 – 550

       Kaplan Turbin                 82 – 247                  350 - 1050
BAB III
                PERENCANAAN TURBIN AIR

         Sebagaimana dapat dipahami pada sebelumnya,
daya yang dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan
debit air; oleh karena itu berhasilnya pembangkitan
tenaga air tergantung dari pada usaha untuk
mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara
efektif dan ekonomis. Pada umumnya debit yang besar
membutuhkan fasilitas dan ukuran yang besar.

         Sehingga di dalam perencanaan turbin pemilihan
lokasi ( site location ) merupakan suatu kegiatan study
dan penyelidikan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
ataupun pada irigasi tertentu untuk memilih satu atau
beberapa lokasi/tempat, dimana potensi air yang ada
pada lokasi tersebut dapat dimanfaatkan menjadi daerah
pembangkit tenaga air.
3.1. Daya Generator.

          Daya output dari suatu generator AC adalah daya
yang direncanakan atau daya yang efektif ( kw ), daya
reaktif ( kVAR ) dan daya yang semu ( kVA ) yaitu
tegangan pada saat ini adalah nol dan merupakan harga
electromotor force ( EMF ) maksimum.

         Maka sesuai dengan spesifikasi tugas yang
direncanakan dalam perencanaan dari pada turbin air
yaitu, untuk menggerakkan sebuah generator 600 kVA.
Sehingga daya output generator adalah :

Dari persamaan dapat diperoleh daya nyata ( kW ) yaitu :
Daya nyata ( kW ) = Daya semu ( kVA ) x factor daya
dengan factor daya (cos o) = 0,8

Maka, Ng        = 600 . 0,8
      Ng        = 480 kW

Sehingga daya output generator adalah 480 kW.
3.2. Daya Turbin.

          Turbin yang direncanakan digunakan untuk
menggerakkan generator dengan kapasitas 600 kVA dan
tinggi jatuh air ( head ) 30 meter.

         Data di atas akan ditentukan daya yang
dibangkitkan turbin dan kapasitas aliran air penggerak
turbin yang dibutuhkan. Besarnya daya yang diperlukan
untuk menggerakkan generator dapat dihitung menurut
persamaan.

        Ng      = 9,8 η t .η g .Q.H ( kW )…………( a )

        NT      = 9,8 ηt .Q.H      ( kW ).………..( b )

Subsitusi persamaan ( b ) ke persamaan ( a ) didapat :

        Ng      =     ηg .N T      ( kW ) .………( c )

Akibat adanya transmisi antara poros turbin dan poros
generator maka persamaan ( c ) menjadi :
                    ηg .ηtr .N T
        Ng      =                  ( kW )
Sehingga,
                        Ng
       NT      =                ( kW )
                     η. tr
                      g η

Dimana :
       NT      = daya turbin
       Ng      = daya generator = 480 kW
       ηg      = effesiensi generator = 0,9
       ηtr     = effisiensi transmisi kopling flens = 0,95

maka daya turbin :
                       480
       NT      =     0,9.0,95

              = 561,40 kW
              = 763,50 Hp
       NT     = 764 Hp
dengan 1 kW = 1,36 Hp.
Sehingga daya yang dibangkitkan turbin adalah 764 Hp.
3.3. Head Effektif.

         Berdasarkan spesifikasi tugas yang direncanakan
dalam pemanfaatan sumber air yang dapat dialirkan ke
suatu lokasi tersebut terdapat perbedaaan ketinggian
dengan aliran sumber air yang diharapkan. Akibat
perbedaan ketinggian ( head ) 30 meter, sebagai
penggerak sudu-sudu turbin dimana roda sudu-sudu
turbin tersebut ditempatkan didepan dari saluran air yang
langsung menerpa sudu-sudu turbin.

          Saluran air yang menerpa sudu-sudu turbin maka,
losses yang terjadi adalah akibat dari panjangnya jarak
saluran untuk menerpa sudu dan juga diakibatkan
besarnya sudu pengarah air jatuh. Jadi untuk
membangkitkan turbin tersebut yang berguna adalah head
effektif.

         Besarnya head effektif dapat diperoleh dengan
mengurangi tinggi jatuh air total ( head total ) dengan
kehilangan tinggi pada saluran air ( head losses ).
Persamaan-persamaan tersebut dapat ditulis sebagai
berikut : Head effektif = head actual – Head losses,
dengan, Head actual = 30 meter.
Didalam perencanaan ini ketinggian jatuh air
( head ) yang dapat dimanfaatkan adalah yang
mempunyai head sebesar 30 meter, maka besarnya head
losses sebesar :
                   1
         Hls    = 3 . Hact, dengan Hact = 30 meter
                     1
                 =   3   . 30 m

                 = 10 meter

Ketinggian jatuh air effektip ( Heff ) adalah :

        Heff     = Hact - Hls
                 = 30 m – 10 m
                 = 20 meter
3.4. Kapasitas Aliran Air

        Besarnya kapasitas aliran air yang mengalir ke
turbin dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :

                            γ.ηt .Q.H eff
                NT      =                   ( Hp )
                                 75
dimana :
                NT      = daya turbin = 764 Hp
                γ       = berat jenis air = 1000 kg/m3
                ηt      = effesiensi turbin = 0,9
                Q       = kapasitas aliran ( m3/dtk )
                Heff    = head effektif = 20 ( m )
maka :                       75.N T
                Q       =   γ t .H eff
                             η
                             .                ( m3/dtk )
                               75.764
                        =    1000.0,9.20

                       = 3,18 m3/dtk
Jadi besarnya kapasitas aliran air adalah 3,18 m3/dtk
3.5. Perencanaan Instalasi Pipa Pesat ( Penstock )

        Pipa pesat ( penstock ) adalah saluran yang
     digunakan untuk mengalirkan air untuk mengalirkan
     air dari sumber air ( head race water ) ke rumah
     turbin. Berdasarkan type konstruksinya maka.

     Maka,pipa pesat ( penstock ) dibagi atas :
1.   Concrete Penstock.
2.   Fiberglass or Plastik Penstock.
3.   Steel Penstock.
4.   Wood Stave Pipe.

        Steel penstock lazim di pakai dan digunakan
     karena pembuatannya mudah,kekuatannya yang
     tinggi sehingga tahan lama dan diproduksi dalam
     ukuran – ukuran yang bervariasi. Dalam
     perencanaan ini dpilih steel penstock.

     Instalasi pipa yang direncanakan ;
h1   = tinggi air masuk di bawah head race 6 m.
h3   = tinggi sisi air keluar di atas tail race 1,5 m.
L1   = panjang pipa dari reservoir atas 7 m.
Secara trigonometri dapat dihitung panjang L2 :

        L2      = H −h1 −h3 dengan sudut θ = 30
                      sin θ
                  30m − 6m − 1,5m
              =      sin 30
              = 45 m
Sehingga panjang pipa pesat ( penstock ) keseluruhan
adalah :

        L       = L1 + L2 + L3
                = ( 7 m + 45 m + 5 m )
                = 57 m
3.6. Diameter Pipa Pesat

        Besarnya diameter pipa pesat ( penstock )
dihitung dengan mempergunakan persamaan rumus :


               Q      = 0,3968 . π .D 8 / 3 .S 1 / 2
                              n      4
dimana :       n      = koefisien kekasaran saluran,
                        besarnya tergantung dari bahan
                        pipa.
                      = 0,012 ( bahan pipa baja las )
               Q      = kapasitas aliran air.
               D      = diameter pipa pesat
( penstock )
               S      = slope of hydraulic gradient.
                            H ls
dengan,        S      =      L
jika,           Hls     = head losses = 10 m
                L       = panjang pipa pesat 57 m
                            10m
maka,           S       =
                            57 m
                        = 0,175m
Sehingga persamaan diatas dapat diperoleh besarnya
diameter pipa pesat ( penstock ) :
                            0,3968 π
                3,18    =      . .(0,175)1 / 2 .D 8 / 3
                          0.012 4
                             3,18
                D8/3    =
                            10,85

                D       = 0,293 m
Dari diameter pipa pesat (penstock) dipilih standart pipa
ASA B.36. 10-1939, maka ukuran tersebut adalah :

        Schedule 40.    Diameter luar ( do ) = 24”
                        Diameter dalam ( di ) = 23,313”
                        Tebal pipa ( t ) = 0,687”
3.7. Kecepatan Aliran Air.

        Besarnya kecepatan aliran air didalam pipa
diperoleh dari perhitungan berikut ;

                             Q
               V       =
                         π / 4 .D 2
dengan,        Q       = kapsitas aliran = 3,18 m3
               D       = diameter dalam pipa = 23,313”
                       = 0,592 m
                             3,18m 3
maka,          V       =
                         π / 4.(0,592) 2
                       = 11,55 m/dtk
3.8. Putaran Turbin

        Kecepatan poros dari pada turbin dibatasi, dan
berkisar antara ( 125 – 750 ) rpm. Putaran turbin dapat
ditentukan berdasarkan persamaan dari speed ratio
sebagai berikut :
               πD.n
                .
                        = 0,8 2.g.H eff
                 60

seadangkan ;                60.0,8 2.g.H eff
                D.n     =
dimana,
                                   π

                D       = diameter masuk sisi runner
                n       = putaran runner ( roda turbin )
                g       = percepatan gravitasi ( 9,81
m/det2 )
               Heff   = tinggi jatuh effektif ( 20 m )
maka dapat diperoleh ; 60.0,8 2.9,81.20m
               D.n    =
                                3,14
                        = 304
Untuk harga-harga “n” selanjutnya, besarnya D1 akan dapat
ditabelkan berikut ini :
        Table .2. Hubungan Putaran Turbin dengan Diameter Runner
Sisi Masuk.


      Putaran Turbin                    Diameter Runner
         n = rpm                            D1 = m

         125                                   3,59
         225                                   1,99
         300                                   1,50
         350                                   1,28
         400                                   1,12
         500                                   0,90
         550                                   0,82
         600                                   0,75
         650                                   0,69
         700                                   0,64
         750                                   0,60
Putaran turbin berkisar antara 125 – 750 rpm
maka dengan memilih putaran “n” didapat diameter D1
akan tertentu. Misalnya untuk n = 125 rpm.
Maka didapat ;
                           304m
                D1      =
                          125rpm
                          = 2,43 m
         Dari table di atas dapat dilihat untuk putaran
turbin yang lebih kecil maka, diameter runner akan lebih
besar, sedangkan pada putaran yang besar akan kecil.

        Maka perencanaan ini dipilih yang sesuai atau
mendekati dengan diameter aliran dari pada pipa pesat
(penstock).
Sehingga dipilih :
                   - Putaran Turbin ( n )  = 225 rpm
                   - Diameter Runner ( D1 ) = 20 mm
3.9. Putaran Generator Turbin

        Dalam hal ini, putaran generator turbin adalah
merupakan fungsi hubungan daripada frekuwensi dengan
jumlah pasang kutub dari generator itu sendiri. Sedangkan
frekwensi yang umumnya dipakai di Indonesia adalah 50
hz maka dalam bentuk persamaan dapat di tulis :

                         120. f
               Ng      =   P

dengan,        Ng      = kecepatan putar generator
               f       = frekwensi, hz
               P       = jumlah pasang kutub generator
Kecepatan putar generator untuk beberapa kondisi dapat dilihat pada
table .3. berikut;

  Jumlah Kutub                50 ( Hz )             60 ( Hz )
        6                      1.000                 1.200
        8                       750                   900
       10                       600                   720
       12                       500                   600
       14                       429                   514
       16                       375                   450
       18                       333                   400
       20                       300                   360
       24                       250                   300
       28                       214                   257
       32                       188                   225
       36                       167                   200
       40                       150                   180
       48                       125                   150
       56                       107                   129
       64                        94                   113
       72                        83                   100
Dari table di atas terlihat bahwa makin banyak
jumlah kutub makin rendah putaran generator, sebaiknya
jumlah kutub sedikit putaran generator makin tinggi.
         Putaran generator perlu dipertimbangkan didalam
pemilihan sebagai berikut ;
         1.Jika Putaran Tinggi :
Jumlah kutub sedikit, maka generator akan semakin
    ringan/kecil dan lebih kompak dan ekonomis.
Turbin akan lebih kecil.
Jika turbin dan generator kecil maka, pembuatannya
akan lebih mudah namun membutuhkan bahan material
yang lebih kuat.
         2.Jika Putaran Rendah ;
jumlah kutub banyak maka, generator akan lebih berat
dan tidak ekonomis.
Turbin dan generator relative besar, maka pasangan
kutub akan lebih banyak.
Gaya centrifugal yang timbul kecil.
         Dimana poros turbin dikopel langsung memakai
kopling flens tempa maka dipilih ;
Kecepatan putar generator ( ng ) = 750 rpm.
Jumlah pasang kutub ( P ) = 4 pasang ( 8 buah ).
3.10. Putaran Spesifik Turbin

        Dari persamaan ( 10 ) dapat diperoleh :

                          n  NT
                ns      =                  ( rpm )
                           H 5/ 4

dari analisa sebelumnya telah didapat :

                NT      = daya turbin = 764 Hp
                H       = Tinggi jatuh effektif = 20 m
                n       = putaran turbin = 225 rpm

                            225rpm 764 Hp
maka,           ns      =
                                 ( 20) 5 / 4

                        = 145,13 rpm ( metric )

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalIffa M.Nisa
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)Yohanes Sangkang
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMarfizal Marfizal
 
Turbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarTurbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarKhairul Fadli
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalWicah
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel PresentationDimas Setyawan
 
Permasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uapPermasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uapErna Pratiwi
 

Was ist angesagt? (20)

Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Turbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajarTurbin air mesin fluida ajar
Turbin air mesin fluida ajar
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Tabel uap
Tabel uapTabel uap
Tabel uap
 
Siklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi KasusSiklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi Kasus
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Pompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajarPompa mesin fluida ajar
Pompa mesin fluida ajar
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
ppt Turbin Uap
ppt Turbin Uapppt Turbin Uap
ppt Turbin Uap
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Motor diesel Presentation
Motor diesel PresentationMotor diesel Presentation
Motor diesel Presentation
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Turbin gas
Turbin gas Turbin gas
Turbin gas
 
Permasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uapPermasalahan umum pada turbin uap
Permasalahan umum pada turbin uap
 

Ähnlich wie Energi Air Mini

MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIAMAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIARidha Faturachmi
 
turbin-air.ppt
turbin-air.pptturbin-air.ppt
turbin-air.pptJalilBrek1
 
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIRFisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIRAdinda Gifary
 
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennya
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennyaJenis turbin dan nozzle beserta komponennya
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennyaNur Ilham
 
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangelaEnergi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangelaFISIKAUKI
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Siti Farida
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energiHamid Abdillah
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan TurbinYahya Ynh
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxAditandrii
 
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_teBab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_teEnDra Susilo
 
Perencanaan sistem mekanik pltmh
Perencanaan sistem mekanik pltmhPerencanaan sistem mekanik pltmh
Perencanaan sistem mekanik pltmhBurhanFazzry1
 
Softskill imamteguh
Softskill imamteguhSoftskill imamteguh
Softskill imamteguhI'am Santoso
 

Ähnlich wie Energi Air Mini (20)

Poer poin ank sma
Poer poin ank smaPoer poin ank sma
Poer poin ank sma
 
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIAMAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
MAKALAH TURBIN AIR. UTILITAS 1 TEKNIK KIMIA
 
turbin-air.ppt
turbin-air.pptturbin-air.ppt
turbin-air.ppt
 
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIRFisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
Fisika Terapan (Prakarya) : PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
 
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennya
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennyaJenis turbin dan nozzle beserta komponennya
Jenis turbin dan nozzle beserta komponennya
 
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangelaEnergi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
 
Turbin air
Turbin airTurbin air
Turbin air
 
Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
 
Turbin air gunawan
Turbin air gunawanTurbin air gunawan
Turbin air gunawan
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi
 
Picohydro
PicohydroPicohydro
Picohydro
 
Plta
PltaPlta
Plta
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
Laporan Turbin
Laporan TurbinLaporan Turbin
Laporan Turbin
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
 
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_teBab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
 
PLTA
PLTAPLTA
PLTA
 
Ekonomi teknik
Ekonomi teknikEkonomi teknik
Ekonomi teknik
 
Perencanaan sistem mekanik pltmh
Perencanaan sistem mekanik pltmhPerencanaan sistem mekanik pltmh
Perencanaan sistem mekanik pltmh
 
Softskill imamteguh
Softskill imamteguhSoftskill imamteguh
Softskill imamteguh
 

Mehr von Khairul Fadli

hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganhubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganKhairul Fadli
 
Mesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasMesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasKhairul Fadli
 
Gold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehGold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehKhairul Fadli
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Khairul Fadli
 
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanUu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanKhairul Fadli
 
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisProgram pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisKhairul Fadli
 
Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Khairul Fadli
 
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasiPengendalian organisasi
Pengendalian organisasiKhairul Fadli
 
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuWakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuKhairul Fadli
 
Kepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKhairul Fadli
 

Mehr von Khairul Fadli (20)

hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkunganhubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
hubungan organisasi untuk pengembangan karakter dengan teknologi lingkungan
 
Mesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emasMesin pengolahan emas
Mesin pengolahan emas
 
Gold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla acehGold mining kr woyla aceh
Gold mining kr woyla aceh
 
Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan Teknik management pemeliharaan
Teknik management pemeliharaan
 
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaanUu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
Uu no. 13 th 2003 ttg ketenagakerjaan
 
Feed mill
Feed millFeed mill
Feed mill
 
Milling
MillingMilling
Milling
 
Grinding mill
Grinding millGrinding mill
Grinding mill
 
Kudaan5
Kudaan5Kudaan5
Kudaan5
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Kuda-kudaan
Kuda-kudaanKuda-kudaan
Kuda-kudaan
 
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnisProgram pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
Program pembentukan jasa layanan pengembangan bisnis
 
Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04Blue print panas bumi april04
Blue print panas bumi april04
 
Atap baja ringan
Atap baja ringanAtap baja ringan
Atap baja ringan
 
Pengendalian organisasi
Pengendalian organisasiPengendalian organisasi
Pengendalian organisasi
 
Doktrinasi satu
Doktrinasi satuDoktrinasi satu
Doktrinasi satu
 
Doktrinasi satu
Doktrinasi satuDoktrinasi satu
Doktrinasi satu
 
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktuWakt unya bangun dan mem bangung waktu
Wakt unya bangun dan mem bangung waktu
 
Kepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajarKepemimpinan bahan ajar
Kepemimpinan bahan ajar
 

Kürzlich hochgeladen

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

Energi Air Mini

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang melanda dunia dewasa ini telah menarik perhatian para ahli untuk menemukan sumber-sumber energi baru yang lebih murah,yang tersedia dalam jumlah yang besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyak dan meningkatnya pemakaian penggunaan energi. Sumber energi yang sudah lazim dipergunakan adalah sumber energi minyak bumi, gas alam dan batubara, sedangkan sumber energi air, panas bumi, panas matahari dan nuklir maasih terus dikembangkan. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa persedian sumber energi minyak bumi, gas alam dan batu bara sangat terbatas yang demikian apabila secara terus menerus kita gunakan sumber energi tersebut, maka suatu saat sumber energi tersebut akan habis, disamping kecenderungan melonjaknya harga sumber energi yang dimaksud. Factor inilah yang menjadi tantangan bagi para ilmuwan dan teknisi untuk menjauhkan diri dari ketergantungan terhadap minyak bumi,gas alam dan batubara.
  • 2. Hal ini sangat penting diperhatikan, karena banyak kasus tersedianya energi dengan harga murah telah mengakibatkan pemakaian yang tidak effisien dan dibeberapa tempat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan (ekologi). Dari penelitian - penelitian yang telah dilakukan dapatlah disimpulkan bahwa salah satu sumber energi yang dapat memenuhi harapan terhadap tantangan di atas adalah air, dimana air dipergunakan dengan system- system dan peralatan – peralatan tertentu akan menghasilkan energi dalam jumlah yang besar dengan biaya yang rendah dan mempunyai dampak lingkungan ( ekologi ) yang minimal. Dengan melihat latar belakang di atas, penulis penulis tertarik untuk pemanfaatan energi yang relative kecil, seperti tinggi jatuh air yang rendah serta debit air yang kecil untuk membangkitkan enargi listrik. Maka untuk itu penulis mengangkat dan membahas dengan judul “ Hidro Power Mini “
  • 3. 1.2.Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat dikemukakan sesuai dengan perancangan ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Masih banyak masyarkat yang ada di pedesaan yang belum dapat menikmati penggunaan listrik baik itu sebagai penerangan maupun sebagai pembangkit tenaga lainnya. 2. Sulitnya cara pendistribusian listrik ke daerah- daerah yang terpencil baik di karenakan lokasi maupun dari jarak sumber energy yang relative lebih jauh. 3. Pemakaian tenaga motor bakar yang menggunakan diesel maupun bensin sebagai pembangkit tenaga listrik akan mengakibatkan polusi terhadap lingkungan
  • 4. 1.3.Batasan Masalah Untuk membatasi permasalahan agar pembahasan Tugas Rancangan ini tidak terlalu meluas maka penulis mengambil batasan permasalahan sebagai berikut : 1. Menghitung atau membahas aliran air sungai yang di gunakan untuk menggerakkan turbin air. 2. Menghitung bagian-bagian turbin air seperti poros, bantalan,pasak ataupun alat-alat lain pendukung turbin air. 3. Konstruksi bangunan dan peralatan elektro tidak dijelaskan seecara mendetail. 4. Menghitung konstruksi bangunan dan peralatan sipil tidak dijabarkan secara mendetail.
  • 5. 1.4. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan tugas rancangan ini adalah: 1. Menghitung besarnya daya yang dapat dihasilkan dari debit air ataupun tinggi air jatuh yang ada. 2. Dapat memilih jenis turbin air menurut jenis aliran ataupun ketinggian air jatuh. 3. Dapat menyelesaikan cara-cara yang harus ditempuh untuk mencari alternatife lain selain pemakaian motor bakar sebagai pembangkit tenaga listrik. 4. Agar masyarakat terpencil dapat menikmati energi listrik sebagai energy lampu penerangan maupun sumber energi yang lain yang membutuhkan energi listrik.
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Dan Perkembangan Turbin Air Turbin air termasuk dalam kelompok mesin-mesin fluida yaitu, mesin-mesin yang berfungsi untuk merubah energi fluida ( energi potensial dan energi kinetis air ) menjadi energi mekanis atau sebaliknya. Berdasarkan pengertian diatas maka, mesin-mesin fluida dapat dibagi atas 2 ( dua ) golongan yaitu : Mesin-mesin tenaga ( penggerak ). mesin ini berfungsi untuk merubah energi fluida menjadi energi mekanis pada poros. misalnya : turbin air, Turbin uap, Turbin gas,Kincir air, kincir angin dan lainnya. Mesin-mesin kerja. Mesin ini berfungsi untuk mengubah energi mekanis pada poros menjadi energi fluida ( energi potensial dan energi kinetis ). Misalnya : Pompa, Kompresor, Blower, fan dan lain-lain.
  • 7. Turbin air adalah suatu mesin yang menggunakan air sebagai fluida kerja, yang dialirkan melalui pipa dari suatu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah pada mana turbin ditempatkan. Dalam hal demikian, air memiliki energi potensial diwaktu mengalir didalam pipa, energi potensial air berangsur- angsur berubah menjadi energi kinetis. Di dalam turbin air, energi kinetis air diubah menjadi energi mekanis yang timbul pada poros turbin ini merupakan suatu sumber tenaga atau daya sehingga dapat menggerakkan peralatan-peralatan lain yang sesuai dengan kebutuhan. Tetapi umumnya energi mekanis yang timbul pada turbin ini dipakai untuk menggerakkan generator listrik yang dikopel langsung dengan poros turbin. Secara umum suatu turbin air terdiri dari sebuah roda gerak yang disebut runner ataupun rotor dengan sejumlah sudu- sudu, vane atau blade ataupun bucket yang ditumpu pada sekeliling roda gerak. Jadi energi yang dikandung air tersebut mendorong atau menerpa sudu-sudu dari roda gerak atau runner sehingga runner ikut berputar.
  • 8. 2.2. Pandangan Umum Turbin Air Ide penggunaan air sebagai sumber energi telah dikenal sejak lebih dari 2000 tahun yang lampau. Energi hydroulik yang dirubah menjadi energi mekanis pertama sekali dipergunakan di benua asia, yaitu di China dan India, yang menggunakan roda-roda kincir yang dibuat dari kayu. Dari asia pindah kemesir dari mesir terus berkembang ke negara-negara eropa dan amerika. Leonardo Da Vinci ( 1452-1519 ) seorang seniman dari Italia pertama sekali membuat lukisan kincir air. Sedangkan teori matematisnya dilakukan oleh Galileo Galilei dan Descartes. Kemudian Smearn dan Bossut pada tahun 1759 membuat percobaan praktis menggunakan kincir air tersebut. Pada tahun 1836, Radien Becher berkebangsaan jerman menulis buku yang pertama sekali menguraikan tentang teori dan konstruksi kincir air. Selanjutnya seorang ilmuwan swiss, Daniel Bernoulli ( 1700-1782 ) menulis buku tentang teori konversi energi air menjadi energi-energi bentuk lain, dalam bukunya yang terkenal dengan buku “ HYDRODYNAMICS “.
  • 9. Teori Bernoulli ini digunakan secara praktis oleh Segner ( jerman ) untuk membuat kincir air lebih maju dan dilakukannya pada tahun 1750. Kemudian pada tahun yang sama pula ( 1750 ), seorang ilmuwan yang berasal dari Basle ( Switzerland ) yang bernama Leonard Euler ( 1707-1783 ) menguraikan teori tentang “ hydraulic machine “, yang sekarang ini menjadi dasar ilmu ini. Pada tahun 1824, seorang ilmuwan prancis bernama Burdin membuat sebuah kincir air radial dengan sebuah mekanis pengarah yang dapat digunakan secara praktis di lapangan, inilah yang pertama disebut turbin air. Pengembangan turbin air yang ditemukan oleh Burdin ini dilanjutkan oleh muridnya Fourneyron ( 1827 ) dan untuk pertama sekali dibuat di amerika pada tahun 1843. Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh : 1. Heuschel-Jouvel ( Axial Flow Turbin ) tahun 1837. 2. Girard, Hawd dan Swain ( Inward Flow Turbin ) 1850. 3. James Bichens Francis ( Inward Flow Turbin ) 1865. Uraian di atas merupakan perkembangan turbin reaksi, sedangkan untuk turbin impuls, dikembangkan oleh J.Pelton pada tahun 1880 di Amerika dengan membuat turbin yang menggunakan aliran tangensial. Turbin ini dikenal dengan turbin pelton, dan sering juga disebut Free Jet Turbine.
  • 10. 2.3. Type Turbin Air Turbin air dapat dibagi atas 2 ( dua) type yaitu : 1. Impuls Turbin. 2. Reaction Turbin. 2.3.1. Impulse Turbin. Pada turbin ini seluruh energi potensial di ubah menjadi energi kinetis didalam nozzle sebelum menerpa roda turbin, nozzle ini pasang pada ujung penstock. Air yang keluar dari nozzle memancar dengan kecepatan-kecepatan tinggi diarahkan pada sejumlah sudu-sudu ( bucket ) yang dipasang sekeliling roda turbin. Karena bentuk sudu-sudu yang sedemikian rupa, maka terjadi perubahan momentum dari fluida yang menyebabkan sudu- sudu akan menerima gaya dorong yang mengakibatkan roda turbin akan berputar. Setelah air mendorong sudu-sudu tersebut air jatuh ke tail race ( air buangan ), jadi roda turbin berputar di atas permukaan air.untuk menjaga percikan air serta membawa air keluar dari turbin ke tail race, maka sekeliling runner ( roda gerak/putar ) dipasang rumah turbin ( casing ). Casing yang di pasang pada turbin ini tidak mempunyai fungsi hydraulic, hanya berfungsi sebagai mengarahkan air jatuh ke tail race dan juga berfungsi sebagai pengaman turbin.
  • 11. Yang termasuk dalam turbin ini ( Turbin Impulse ) adalah antara lain : 1. Pelton Wheel. 2. Turgo Impulse Wheel. 3. Crossflow Turbin 4. Girard Turbin. 5. Banki Turbin. 6. Jonal turbin. Turbin pelton adalah salah satu jenis turbin impuls yang lazim digunakan di lapangan dan sangat cocok untuk head yang sangat tinggi ( 1000 ft ). Gambar.2.1. Turbin Pelton
  • 12. Rotor turbin pelton ini dilengkapi dengan bucket yang di pasang pada sekeliling disc. Bucket ini akan menerima tumbukan pancaran air dari nozzel sehingga bucket akan bergerak. Sebuah jarum ( speed rod ) dipasang pada nozzel untuk mengatur jumlah aliran air yaitu dengan memutar hand wheel sehingga jarum akan bergerak maju atau mundur. Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan. Gambar 2.2. Sudu turbin Turgo dan nozle
  • 13. Crossflow Turbin salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m. Gambar 2.3. Turbin Crossflow
  • 14. Turbin Crossflow menggunakan nozle yang sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. Gambar 2.4. Turbin Crossflow
  • 15. 2.3.2. Reaction Turbin. Pada turbin ini aliran air yang mempunyai energi potensial dan kinetis pada saluran masuk ( penstock dan spiral casing ) langsung di alirkan pada sudu- sudu ( bucket ) yang terpasang pada roda turbin ( runner ). Pada saat ini energi yang dimiliki oleh air di ubah menjadi gaya tangensial pada roda turbin. Turbin ini bekerja atas dasar gabungan dari kecepatan air dan tekanan yaitu, perbedaan tekanan air pada inlet turbin dan outlet turbine. Pada turbin ini sudu-sudu gerak ( runner ) berada di dalam air, dan draft tube digunakan untuk mendapatkan effesiensi yang maksimal. Berdsarkan arah aliran air pada runner turbine, maka turbin reaksi dibagi atas : Radial Flow Turbin yaitu, arah aliran tegak lurus terhadap sumbu rotasi runner. Axial Flow Turbine yaitu, arah aliran sejajar dengan sunbu rotasi runner. Mixxed Flow Turbin yaitu, arah aliran sebagian arah axial dan sebagian arah radial.
  • 16. Turbin francis adalah satu jenis mixed flow turbine, yang dipakai untuk head yang menengah. Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Rumah siput ( scorol casing ) berfungsi untuk menahan sebagian besar dari bahan tekanan hydroulik yang diterima turbin. Turbin Francis menggunakan sudu pengara, sudu-sudu pengarah ( guide vane ) dipasang disekeliling luar runner dan mengatur daya yang keluar ( output ) turbin dengan mengubah ubah bukaannya sesuai dengan perubahan beban melalui suatu mekanisme pengatur. Gambar 2.5. Sketsa Turbin Francis
  • 18. Keterangan gambar ; 1. Generator Rotor 2. Generator Stator 3. Turbine Shaft 4. Runner 5. Turbine Head Cover 6. Stay Ring Discharge Ring 7. Supporting Cone 8. Guide Vane 9. Operating Ring 10. Guide Vane Servomotor 11. Lower Guide Bearing 12. Thrust Bearing 13. Upper Guide Bearing 14. Spiral Case 15. Draft Tube Cone
  • 19. Turbin Kaplan termasuk jenis axial jenis flow turbine, dimana sudu-sudu ( blade ) turbin ini dapat berputar ( adjust table runner ). Turbin ini dipakai untuk head yang rendah pengaturan posisi blade pada turbin Kaplan sangat menguntungkan pada kondisi kapasitas aliran yang bervariasi dan head yang rendah. Gambar.2.7. Turbin Kaplan
  • 20. 2.4. Pembangkit Tenaga Air Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai dikembangkan. Besarnya tenaga air yang tersedia dari suatu sumber air bergantung pada besarnya head dan debit air. Dalam hubungan dengan reservoir air maka head adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air.
  • 21. Instalasi perancangan turbin air dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar.2.8. Instalasi Turbin air
  • 22. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial air yaitu : E = mgh……….. (a) dengan m = adalah massa air h = adalah head (m) m g = adalah percepatan gravitasi  s 2    Daya merupakan energi tiap satuan waktu E , sehingga   t  persamaan (a) dapat dinyatakan sebagai : E m = gh t t E Dengan mensubsitusikan P terhadap  t  dan mensubsitusikan ρQ terhadap  m  maka   :   t  P =ρQgh ……….. (b) dengan P = adalah daya (watt)  m3  Q = adalah kapasitas aliran  s      ρ = adalah densitas air  kg   3 m 
  • 23. Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar. Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetic. 1 ……….. (c) E = mv 2 2 dengan : m v = adalah kecepatan aliran air  s    Daya air yang tersedia dinyatakan sebagai berikut : 1 P = ρ 2 Qv ……….. (d) 2 atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = Av maka 1 P= ρ 3 Av 2 ……….. (e) dengan : A adalah luas penampang aliran air ( m ) 2
  • 24. Untuk menghitung daya yang di bangkitkan turbin dapat di perhatikan pada gambar berkut :
  • 25. Daya yang dibangkitkan oleh turbin sebesar : P = ρ .g .Q.H ……….( watt ) jadi dalam daya Kw ( kilowatt ) adalah : ρ .g.Q.H P = 1000 (kw) dimana : P = daya yang dibangkitkan turbin ( kw ) ρ rapat massa air ( 1000 Kg/m3 ) = g = percepatan gravitasi ( 9,81 m/dtk2 ) Q = kapasitas aliran air ( m3/dtk ) H = head effektif ( m ) Daya yang sebenarnya adalah : ρ g .Q.H . η . t P = 1000 maka, η P = 9,81.Q.H. t ( kw ) dengan η = efisiensi turbin. t
  • 26. 2.5. Putaran Spesifik Turbin Kecepatan spesifik turbin adalah kecepatan turbin model atau turbin bentuk sama, tetapi skalanya berlainan yang bekerja pada satu-satuan head dan satuan debit air yang menghasilkan satu-satuan daya. Penentuan spesifik ini berguna untuk membandingkan semua jenis turbin air pada basis yang sama. Kecepatan spesifik dapat didefenisikan sebagai jumlah putaran permenit pada masa suatu runner tertentu akan berputar sehingga dihasilkan satu-satuan daya untuk satu-satuan head. Jika kecepatan aliran air dinyatakan dengan V maka ; V = 2 gh dengan H = head ( tinggi jatuh air ).
  • 27. Substitusi persamaan Putaran Spesifik Turbin : ( rpm )  n   N  ns = 1 / 2   H  H 3/ 2  n N ns = ………( rpm ) H 5/ 4 Dimana : n s =Putaran spesifik ( rpm ) n= Kecepatan putaran turbin ( rpm ) N = Daya turbin ( Hp ) H = Head efektif ( m ) Persamaan ini digunakan untuk menghitung kecepatan spesifik turbin. Kecepatan spesifik sangat menentukan terhadap type turbin yang direncanakan.
  • 28. Tabel.1. Berikut menunjukan jenis – jenis turbin sesuai dengan kecepatan spesifik masing – masing Turbin. Putaran Spesifik Turbin ( rpm ) Jenis Turbin British Metric Pelton Turbin 2 – 10 10 – 40 Francis Turbin 10 – 130 40 – 550 Kaplan Turbin 82 – 247 350 - 1050
  • 29. BAB III PERENCANAAN TURBIN AIR Sebagaimana dapat dipahami pada sebelumnya, daya yang dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air; oleh karena itu berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung dari pada usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh air dan debit yang besar secara efektif dan ekonomis. Pada umumnya debit yang besar membutuhkan fasilitas dan ukuran yang besar. Sehingga di dalam perencanaan turbin pemilihan lokasi ( site location ) merupakan suatu kegiatan study dan penyelidikan pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) ataupun pada irigasi tertentu untuk memilih satu atau beberapa lokasi/tempat, dimana potensi air yang ada pada lokasi tersebut dapat dimanfaatkan menjadi daerah pembangkit tenaga air.
  • 30. 3.1. Daya Generator. Daya output dari suatu generator AC adalah daya yang direncanakan atau daya yang efektif ( kw ), daya reaktif ( kVAR ) dan daya yang semu ( kVA ) yaitu tegangan pada saat ini adalah nol dan merupakan harga electromotor force ( EMF ) maksimum. Maka sesuai dengan spesifikasi tugas yang direncanakan dalam perencanaan dari pada turbin air yaitu, untuk menggerakkan sebuah generator 600 kVA. Sehingga daya output generator adalah : Dari persamaan dapat diperoleh daya nyata ( kW ) yaitu : Daya nyata ( kW ) = Daya semu ( kVA ) x factor daya dengan factor daya (cos o) = 0,8 Maka, Ng = 600 . 0,8 Ng = 480 kW Sehingga daya output generator adalah 480 kW.
  • 31. 3.2. Daya Turbin. Turbin yang direncanakan digunakan untuk menggerakkan generator dengan kapasitas 600 kVA dan tinggi jatuh air ( head ) 30 meter. Data di atas akan ditentukan daya yang dibangkitkan turbin dan kapasitas aliran air penggerak turbin yang dibutuhkan. Besarnya daya yang diperlukan untuk menggerakkan generator dapat dihitung menurut persamaan. Ng = 9,8 η t .η g .Q.H ( kW )…………( a ) NT = 9,8 ηt .Q.H ( kW ).………..( b ) Subsitusi persamaan ( b ) ke persamaan ( a ) didapat : Ng = ηg .N T ( kW ) .………( c ) Akibat adanya transmisi antara poros turbin dan poros generator maka persamaan ( c ) menjadi : ηg .ηtr .N T Ng = ( kW )
  • 32. Sehingga, Ng NT = ( kW ) η. tr g η Dimana : NT = daya turbin Ng = daya generator = 480 kW ηg = effesiensi generator = 0,9 ηtr = effisiensi transmisi kopling flens = 0,95 maka daya turbin : 480 NT = 0,9.0,95 = 561,40 kW = 763,50 Hp NT = 764 Hp dengan 1 kW = 1,36 Hp. Sehingga daya yang dibangkitkan turbin adalah 764 Hp.
  • 33. 3.3. Head Effektif. Berdasarkan spesifikasi tugas yang direncanakan dalam pemanfaatan sumber air yang dapat dialirkan ke suatu lokasi tersebut terdapat perbedaaan ketinggian dengan aliran sumber air yang diharapkan. Akibat perbedaan ketinggian ( head ) 30 meter, sebagai penggerak sudu-sudu turbin dimana roda sudu-sudu turbin tersebut ditempatkan didepan dari saluran air yang langsung menerpa sudu-sudu turbin. Saluran air yang menerpa sudu-sudu turbin maka, losses yang terjadi adalah akibat dari panjangnya jarak saluran untuk menerpa sudu dan juga diakibatkan besarnya sudu pengarah air jatuh. Jadi untuk membangkitkan turbin tersebut yang berguna adalah head effektif. Besarnya head effektif dapat diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh air total ( head total ) dengan kehilangan tinggi pada saluran air ( head losses ). Persamaan-persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Head effektif = head actual – Head losses, dengan, Head actual = 30 meter.
  • 34. Didalam perencanaan ini ketinggian jatuh air ( head ) yang dapat dimanfaatkan adalah yang mempunyai head sebesar 30 meter, maka besarnya head losses sebesar : 1 Hls = 3 . Hact, dengan Hact = 30 meter 1 = 3 . 30 m = 10 meter Ketinggian jatuh air effektip ( Heff ) adalah : Heff = Hact - Hls = 30 m – 10 m = 20 meter
  • 35. 3.4. Kapasitas Aliran Air Besarnya kapasitas aliran air yang mengalir ke turbin dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : γ.ηt .Q.H eff NT = ( Hp ) 75 dimana : NT = daya turbin = 764 Hp γ = berat jenis air = 1000 kg/m3 ηt = effesiensi turbin = 0,9 Q = kapasitas aliran ( m3/dtk ) Heff = head effektif = 20 ( m ) maka : 75.N T Q = γ t .H eff η . ( m3/dtk ) 75.764 = 1000.0,9.20 = 3,18 m3/dtk Jadi besarnya kapasitas aliran air adalah 3,18 m3/dtk
  • 36. 3.5. Perencanaan Instalasi Pipa Pesat ( Penstock ) Pipa pesat ( penstock ) adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air untuk mengalirkan air dari sumber air ( head race water ) ke rumah turbin. Berdasarkan type konstruksinya maka. Maka,pipa pesat ( penstock ) dibagi atas : 1. Concrete Penstock. 2. Fiberglass or Plastik Penstock. 3. Steel Penstock. 4. Wood Stave Pipe. Steel penstock lazim di pakai dan digunakan karena pembuatannya mudah,kekuatannya yang tinggi sehingga tahan lama dan diproduksi dalam ukuran – ukuran yang bervariasi. Dalam perencanaan ini dpilih steel penstock. Instalasi pipa yang direncanakan ; h1 = tinggi air masuk di bawah head race 6 m. h3 = tinggi sisi air keluar di atas tail race 1,5 m. L1 = panjang pipa dari reservoir atas 7 m.
  • 37. Secara trigonometri dapat dihitung panjang L2 : L2 = H −h1 −h3 dengan sudut θ = 30 sin θ 30m − 6m − 1,5m = sin 30 = 45 m Sehingga panjang pipa pesat ( penstock ) keseluruhan adalah : L = L1 + L2 + L3 = ( 7 m + 45 m + 5 m ) = 57 m
  • 38. 3.6. Diameter Pipa Pesat Besarnya diameter pipa pesat ( penstock ) dihitung dengan mempergunakan persamaan rumus : Q = 0,3968 . π .D 8 / 3 .S 1 / 2 n 4 dimana : n = koefisien kekasaran saluran, besarnya tergantung dari bahan pipa. = 0,012 ( bahan pipa baja las ) Q = kapasitas aliran air. D = diameter pipa pesat ( penstock ) S = slope of hydraulic gradient. H ls dengan, S = L
  • 39. jika, Hls = head losses = 10 m L = panjang pipa pesat 57 m 10m maka, S = 57 m = 0,175m Sehingga persamaan diatas dapat diperoleh besarnya diameter pipa pesat ( penstock ) : 0,3968 π 3,18 = . .(0,175)1 / 2 .D 8 / 3 0.012 4 3,18 D8/3 = 10,85 D = 0,293 m Dari diameter pipa pesat (penstock) dipilih standart pipa ASA B.36. 10-1939, maka ukuran tersebut adalah : Schedule 40. Diameter luar ( do ) = 24” Diameter dalam ( di ) = 23,313” Tebal pipa ( t ) = 0,687”
  • 40. 3.7. Kecepatan Aliran Air. Besarnya kecepatan aliran air didalam pipa diperoleh dari perhitungan berikut ; Q V = π / 4 .D 2 dengan, Q = kapsitas aliran = 3,18 m3 D = diameter dalam pipa = 23,313” = 0,592 m 3,18m 3 maka, V = π / 4.(0,592) 2 = 11,55 m/dtk
  • 41. 3.8. Putaran Turbin Kecepatan poros dari pada turbin dibatasi, dan berkisar antara ( 125 – 750 ) rpm. Putaran turbin dapat ditentukan berdasarkan persamaan dari speed ratio sebagai berikut : πD.n . = 0,8 2.g.H eff 60 seadangkan ; 60.0,8 2.g.H eff D.n = dimana, π D = diameter masuk sisi runner n = putaran runner ( roda turbin ) g = percepatan gravitasi ( 9,81 m/det2 ) Heff = tinggi jatuh effektif ( 20 m ) maka dapat diperoleh ; 60.0,8 2.9,81.20m D.n = 3,14 = 304
  • 42. Untuk harga-harga “n” selanjutnya, besarnya D1 akan dapat ditabelkan berikut ini : Table .2. Hubungan Putaran Turbin dengan Diameter Runner Sisi Masuk. Putaran Turbin Diameter Runner n = rpm D1 = m 125 3,59 225 1,99 300 1,50 350 1,28 400 1,12 500 0,90 550 0,82 600 0,75 650 0,69 700 0,64 750 0,60
  • 43. Putaran turbin berkisar antara 125 – 750 rpm maka dengan memilih putaran “n” didapat diameter D1 akan tertentu. Misalnya untuk n = 125 rpm. Maka didapat ; 304m D1 = 125rpm = 2,43 m Dari table di atas dapat dilihat untuk putaran turbin yang lebih kecil maka, diameter runner akan lebih besar, sedangkan pada putaran yang besar akan kecil. Maka perencanaan ini dipilih yang sesuai atau mendekati dengan diameter aliran dari pada pipa pesat (penstock). Sehingga dipilih : - Putaran Turbin ( n ) = 225 rpm - Diameter Runner ( D1 ) = 20 mm
  • 44. 3.9. Putaran Generator Turbin Dalam hal ini, putaran generator turbin adalah merupakan fungsi hubungan daripada frekuwensi dengan jumlah pasang kutub dari generator itu sendiri. Sedangkan frekwensi yang umumnya dipakai di Indonesia adalah 50 hz maka dalam bentuk persamaan dapat di tulis : 120. f Ng = P dengan, Ng = kecepatan putar generator f = frekwensi, hz P = jumlah pasang kutub generator
  • 45. Kecepatan putar generator untuk beberapa kondisi dapat dilihat pada table .3. berikut; Jumlah Kutub 50 ( Hz ) 60 ( Hz ) 6 1.000 1.200 8 750 900 10 600 720 12 500 600 14 429 514 16 375 450 18 333 400 20 300 360 24 250 300 28 214 257 32 188 225 36 167 200 40 150 180 48 125 150 56 107 129 64 94 113 72 83 100
  • 46. Dari table di atas terlihat bahwa makin banyak jumlah kutub makin rendah putaran generator, sebaiknya jumlah kutub sedikit putaran generator makin tinggi. Putaran generator perlu dipertimbangkan didalam pemilihan sebagai berikut ; 1.Jika Putaran Tinggi : Jumlah kutub sedikit, maka generator akan semakin ringan/kecil dan lebih kompak dan ekonomis. Turbin akan lebih kecil. Jika turbin dan generator kecil maka, pembuatannya akan lebih mudah namun membutuhkan bahan material yang lebih kuat. 2.Jika Putaran Rendah ; jumlah kutub banyak maka, generator akan lebih berat dan tidak ekonomis. Turbin dan generator relative besar, maka pasangan kutub akan lebih banyak. Gaya centrifugal yang timbul kecil. Dimana poros turbin dikopel langsung memakai kopling flens tempa maka dipilih ; Kecepatan putar generator ( ng ) = 750 rpm. Jumlah pasang kutub ( P ) = 4 pasang ( 8 buah ).
  • 47. 3.10. Putaran Spesifik Turbin Dari persamaan ( 10 ) dapat diperoleh : n NT ns = ( rpm ) H 5/ 4 dari analisa sebelumnya telah didapat : NT = daya turbin = 764 Hp H = Tinggi jatuh effektif = 20 m n = putaran turbin = 225 rpm 225rpm 764 Hp maka, ns = ( 20) 5 / 4 = 145,13 rpm ( metric )