Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari normal. Terdapat berbagai jenis anemia seperti defisiensi besi, megaloblastik, dan hipoplastik, yang dapat memengaruhi kehamilan dan hasil konsepsi dengan berbagai komplikasi seperti keguguran dan kematian janin. Anemia dapat disebabkan oleh faktor seperti kurangnya asupan zat besi dan vitamin serta kehilangan darah
1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit
dalam darah kurang dari nilai standar (normal).
Ukuran hemoglobin normal
- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram Tingkat pada anemia
- Kadar Hb 10 gram – 8 gram disebut anemia ringan.
- Kadar Hb 8 gram – 5 gram disebut anemia sedang.
- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Penyebab anemia umumnya adalah :
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diet.
- Malabsorpsi
- Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.
- Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
B. Frekuensi
Frekuensi kehamilan cukup tinggi, yaitu 10 – 20%.
Frekuensi anemia dalam kehamilam di Indonesia.
Hoo Swie Tjiong (1962) : 18,5%.
Njo Tiong tiat dan Poerwo Soedarmo (1975): 16,1% pada Wulan I dan 49,9% pada
triwulan II.
C. Pengaruh Anemia terhadap kehamilan persalinan dan nifas
1. Keguguran
2. Partus prematurus
3. Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah.
4. Atonia uteri dan menyebabkan pendarahan
5. Syok
6. Afibrinogemia dan hipofrinogenemia.
7. Infeksi Intrapartum dan dalam nifas.
8. Bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%) terjadi payah jantung, yang bukan saja
menyulitkan kehamilan dan persalinan, bahkan bisa fatal.
D. Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
Bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah :
1. Kematian mudigah (Keguguran).
2. Kematian janin dalam kandungan.
3. Kematian janin waktu lahir (stillbirth),
2. 4. Kematian perinatal tinggi,
5. Prematuritas.
6. Dapat terjadi cacat-bawaan.
7. Cadangan besi kurang.
E. Klasifikasi anemiaa dalam kehamilan
1. Anemia defisiensi besi (62,3%)
2. Anemia megaloblastik (29,0%)
3. Anemia hipoplastik (8,0%)
4. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)
1. Anemia defisiensi besi
Anemiaa jenis ini biasanya berbentuk ormositik dan hipokromik serta paling banyak
dijumpainya. Penyebabnya telah dibicarakan diatas sebagai penyebab anemiaa umumnya.
Pengobatan :
Keperluan zat besi untuk wanita non-hamil, hamil, dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah :
FNB Amerika Serikat (1958) = 12 Mg – 15 mg – 15 mg.
LIPI Indonesia (1968)= 12 mg – 17 mg – 17 mg.
2. Anemia megaloblastik
Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Penyebabnya adalah kekurangan asam folik,
jarang sekali akibat karena kekurangan Vitamin B12. biasanya karena malnutrisi dan infeksi
yang kronik.
Pengobatan :
Asam tolik 15 – 30 / hari.
Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari.
Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari.
Pada kasus berat dan pengobatan oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi
darah.
3. Anemia hipoplasti
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru. Untuk
diagnosis diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan.
Darah tepi lengkap.
Pemeriksaan fungsi sternal.
Pemeriksaan retikulosif, dan lain-lain.
3. Terapi dengan obat-obatan dan memuaskan, mungkin pengobatan yang paling baik yaitu tranfusi
darah, yang perlu sering diulang.
4. Anemia hemolitik
Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari perbuatannya ini
dapat disebankan oleh :
a. Faktor intra korpuskuler: dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, tala semia, anemia sel
sickle (sabit), hemoglobinopati C, D, G, H, I, dan paraksimal hokturnal hemoglobinuria.
b. Faktor ekstra korpuskuler: disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat logam, dan dapat beserta
obat-obatan, leukimia, penyakit hodgkin, dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Etiologi
1. Meningkatnya kebutuhan Fe atau hematopoiesis: pertumbuhan cepat pada bayi dan remaja,
kehamilan, terapi eritropoietin.
2. Kehilangan Fe: hilangnya darah secara akut/kronik, menstruasi, donasi darah, phlebotomy
sebagai pengobatan untuk polisitemia vera.
3. Turunnya pengambilan atau absorbsi besi: diet yang tidak adekuat, malabsorbsi karena
penyakit (diare, Crohn’s disease), pembedahan (gastrektomi), inflamasi akut/kronik.
Faktor Risiko
1. Diet rendah Fe
Sering pada vegan, gangguan makan, food insecurity
2. Pertumbuhan yang cepat
- Remaja / masa pertumbuhan
- Kehamilan: karena turunnya volume darah, pertumbuhan fetal dan plasental
- Kehamilan berulang
3. Kehilangan darah
Pada menstruasi, gangguan saluran pencernaan, pembedahan, dan donor darah
4. Kondisi sosial ekonomi yang tidak memadai
5. Rasial
4. Sering pada Afrika-Amerika dan Meksiko-Amerika
6. Perdarahan setelah melahirkan
Klasifikasi
I. Keseimbangan negatif besi.
Fe tidak mencukupi karena tingginya kebutuhan atau pengeluaran (kehilangan darah, kehamilan,
pertumbuhan cepat, faktor makanan).
II. Eritropoiesis defisiensi besi.
Fe tidak tersedia dalam tubuh, penyediaan Fe untuk eritropoiesis terganggu, belum timbul
anemia secara laboratorik.
III. Anemia defisiensi besi.
Fe tidak tersedia dalam tubuh, terdapat anemia secara laboratorik (eritrosit hipokromia,
mikrositosis, target cell, pencil cell)