SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
Di Indonesia
Anggaran berbasin kinerja (ABK) diatur dalam UU no.17 tahun 2013
Dilaksanakan bertahap dari thn 2005
Pelaksanaannya dicover dengan aplikasi RKA KL yang sudah dijalankan oleh semua
kementerian/lembaga di Indonesia
….???? Apakah kinerja sudah menjadi basis penyusunan anggaran.
Penyusunan sekedar
1. Nama program dan
2. Kegiatan & sub kegiatan
Namun substansi ukuran kinerja dan penyusunannnya nampaknya belum sesuai dengan
prinsip-prinsip penganggaran kinerja.
1. Njlimet
2. Tidak fleksibel yang menghambat
3. Tidak memberikan kebebasan dalam mengelola sumber daya
ABK adalah sistem: perencanaan, penganggaran, evaluasi berfokus pada keterkaitan
antara hasil yang diinginkan.
Penganggaran yang baik selalu dimulai dari perencanaan yang baik, tetapi
perencanaan yang baik tidak selalu diajalankan dengan baik.
Penganggaran yang baik seharusnya dimulai dari perencanaan kinerja, baik dari level
nasional maupun level instansi, yang berisi komitmen, dijabarkan dalam program dan
kegiatan yang ingin dilaksanakan.
Kemudian disusunlah anggaran berdasarkan program dan kegiatan dan dilakukan
pembahasan dengan otoritas anggaran.
TETAPI!!! Dalam prakteknya masih banyak dijumpai kelemahan-kelemahan.
RKP: meski pemerintah memiliki RKP, tetapi RKP merupakan kompilasi usulan program
kementerian/lembaga dengan indicator beragam yang membuat bappenas
kebingungan dalam merumuskan indikator kinerja nasional
Dalam RKP tidak dijelaskan:
 Kinerja yang spesifik dan terukur dari program-program
 Siapa saja instansi yang bertanggung-jawab
 Bagaimana kontribusi masing-masing instansi
Meskipun dalam RKP tercantum sasaran program, tetapi dirumuskan dalam Bahasa
langit dan muluk tidak jelas bagaimana mengukurnya dan berapa capaian targetnya.
 Ketidakjelasan perencanaan kinerja pada lvl nasional mempengaruhi renja masing-
masing kementrian/lembaga
 Penamaan program terpengaruh versi lama, tidak mencerminkan core business
 Banyak nama program yang bersifat generik.
 Untuk program yang sama tiap instansi mendifinisikan sendiri-sendiri apa sasaran
programnya, sehingga menyulitkan perumusan ukuran kinerja nasional
 Program pemerintah dan kementrian belum terstruktur dengan baik sehingga sulit
dipetakan keterkaitannya
 Formulir RKA Kl tidak mendorong kementerian/lembaga untuk menyatakan
kinerjanya, baik kinerja hasil maupun keluaran (output)
 Formulir RKA KL mengharuskan perhitungan detil anggaran per kegiatan, sub
kegiatan, jenis belanja, mata nggaran sehingga terkesan kaku dan rinci
 Informasi mengenai hasil program/output sangat minim apalagi mengenai targetnya.
 Indikator suatu program hanya dinyatakan secara kualitatif dan naratif (tanpa
target) sementara indicator untuk keluaran tidak ada.
 Hanya muncul indicator keluaran secara rinci per sub-sub kegiatan
 Dalam formulir 1.5 kementerian hanya diminta membuat perhitungan pada input
dengan mengalikan volume kegiatan dengan harga satuannya. Sehingga RKAKL
menjadi dokumen perhitungan aritmatis anggaran.
 Sehingga sulit untuk berharap RKAKL sekarag bisa memenuhi kriteria SMART
(specific, measurable, achievable, relevan, time bound). Bila tidak dilakukan
perubahan pola perencanaan kinerja dan penyempurnaan format RKAKL
 Kondisi-kondisi di atas diperparah dengan
 Tidak adanya standar biaya.
 Standar pelayanan minimal
 Standar biaya yang sekarang hanya berorientasi pada input seperti (uang lauk pauk
perhari, honor, dll)
 Kementerian juga kesulitan menyusuna standar biaya khusus untuk program-
program dan kegiatan-kegiatan. Karean
 Tidak adanya database dan
 Sistem pencatatan dan akuntansi kurang baik.
Tidak adanya standar biaya membuat efisiensi suatu program sulit di ukur
Sedangkan terkait dengan SPM hanya baru ada 7 kementerian yang memilikinya.
Yang lebih menyedihkan adalah…!!!
Pembahasan anggaran antara
DPR, Pemerintah, Kementerian/Lembaga
Tidak Mengacu Pada Anggaran Berbasis Kinerja
Diantara faktor penyebabnya adalah:
 Keterbatasan kemampuan anggota DPR
 Ketimpangan informasi (Renja & Lakip tidak sampai, format RKAKL)
Sudah banyak negara-negara lain yang sudah menganut penganggaran berbasis
kinerja.
Salah satu negara yang paling maju dalam penerapan anggaran ini adalah Australia.
 Melakukan integrasi sistem akuntansi dan penganggarannya dan merestrukturisasi
keduanya dengan orientasi pada outcome.
Pemerintah Australia mengembangkan outcome-output approach dimana
Pemerintah menentukan platform kebijakan dan prioritas yang ingin dicapai
Kemudian ini menjadi rukujan bagi menteri utk merumuskan outcome
Dan bagi unit kerja di bawahnya mengembangkan output untuk mendukung
Outcome tersebut
 Banyak juga dari unit kerja menggunakan pendekatan balance scorecard dalam
merumuskan outcome/output agar tercapai keselarasan kebijakan dengan
outcome/output yang akan dihasilkan.
 Selain itu pemerintah austrlia juga:
Konsultasi ektensif antara pihak-pihak terkait
1. Government Outcome Statement
2. Angency Output
Stakeholder Grup pelanggan
 Selain itu dalam dokumen anggarannya:
 Terlihat jelas alokasi anggaran
 Terpetakan dan terstruktur
 Terdapat indicator spesifik dan terukur (outcome diukur dengan ukuran efektivitas
sedangkan output diukur dengan tiga hal: 1. kuantitas, 2. kualitas, 3. harga)
 Pembahasan di parlemen dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja yang
ditergetkan .
 Appropriasi anggaran didasarkan pada outcome yang dihasilkan
Output Outcome

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranLucky Maharani Safitri
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikAnggun Jayanti
 
Ruang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranRuang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranDadik Hardian
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkKerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkDadang Solihin
 
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?Umi Hanik
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaJuwarto Tulungagung
 
Ppt budgeting akuntansi manajemen
Ppt budgeting akuntansi manajemenPpt budgeting akuntansi manajemen
Ppt budgeting akuntansi manajemenToni Suprianto
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaraniyonZ
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahfarums
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...Syukriy Abdullah
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemAirlangga University , Indonesia
 
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1Ines Marianne
 

Was ist angesagt? (20)

Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaranKonsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
Konsep anggaran dan pendekatan penyusunan anggaran
 
Bab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publikBab5 akuntansi sektor publik
Bab5 akuntansi sektor publik
 
Anggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerjaAnggaran berbasisi kinerja
Anggaran berbasisi kinerja
 
Ruang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup AnggaranRuang Lingkup Anggaran
Ruang Lingkup Anggaran
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure FrameworkKerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah MTEF: Medium Term Expenditure Framework
 
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
Evaluasi Kinerja Untuk Menyelamatkan Instansi Pemerintah, keniscayaankah?
 
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis KinerjaTeori Anggaran Berbasis Kinerja
Teori Anggaran Berbasis Kinerja
 
anggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public managementanggaran tradisional versus new public management
anggaran tradisional versus new public management
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
 
Ppt budgeting
Ppt budgetingPpt budgeting
Ppt budgeting
 
Ppt budgeting akuntansi manajemen
Ppt budgeting akuntansi manajemenPpt budgeting akuntansi manajemen
Ppt budgeting akuntansi manajemen
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Penyusunan Anggaran
Penyusunan AnggaranPenyusunan Anggaran
Penyusunan Anggaran
 
Jenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintahJenis jenis anggaran pemerintah
Jenis jenis anggaran pemerintah
 
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
 
4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja4 penganggaran-berbasis-kinerja
4 penganggaran-berbasis-kinerja
 
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting systemPlanning programming budgeting system and zero budgeting system
Planning programming budgeting system and zero budgeting system
 
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1
Perencanaan dan penganggaran perusahaan 1
 
Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis KinerjaPenganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja
 

Ähnlich wie ABK Indonesia

Panduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalPanduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalUswatan Niswati
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)PEMPROP JABAR
 
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Randy Wrihatnolo
 
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Dadang Solihin
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAdi Aja
 
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke Depan
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke DepanMonitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke Depan
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke DepanDadang Solihin
 
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014PSEKP - UGM
 
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.ppt
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.pptmateri-karo-ortala-lakip-bandung-050812.ppt
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.pptSolin123
 
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-book
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-bookFaqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-book
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-bookMohammad Subhan
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifDadang Solihin
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakipWitra Apdhi Almash
 
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptSIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptPorimataPutri
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerSai Jawa Tengah
 

Ähnlich wie ABK Indonesia (20)

Redesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintahRedesign sistem penganggaran pemerintah
Redesign sistem penganggaran pemerintah
 
Panduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 finalPanduan lakip agustus 2011 final
Panduan lakip agustus 2011 final
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Reseach Brief Critical Review SAKIP
Reseach Brief Critical Review SAKIPReseach Brief Critical Review SAKIP
Reseach Brief Critical Review SAKIP
 
Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)Tugas asp 4 c akt (1)
Tugas asp 4 c akt (1)
 
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
 
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (R...
 
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
Evaluasi Penyelenggaraan Manajemen Kinerja Pemerintahan: Tinjauan Kondisi Saa...
 
Analisa standar-biaya
Analisa standar-biayaAnalisa standar-biaya
Analisa standar-biaya
 
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke Depan
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke DepanMonitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke Depan
Monitoring dan Evaluasi: Tinjauan Kondisi Saat Ini dan Arah ke Depan
 
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
Prinsip Dasar Perencanaan Berbasis Hasil Prov Jawa Timur 211014
 
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.ppt
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.pptmateri-karo-ortala-lakip-bandung-050812.ppt
materi-karo-ortala-lakip-bandung-050812.ppt
 
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-book
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-bookFaqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-book
Faqs frequently asked questions reformasi birokrasi-e-book
 
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang EfektifSistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
Sistem Monitoring Kinerja Kebijakan Program dan Kegiatan yang Efektif
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptxPENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
PENGANGGARAN KESEHATAN.pptx
 
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip
8. (analisa 4) pengujian penerapan e lakip
 
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.pptSIKLUS APBN dan APBD.ppt
SIKLUS APBN dan APBD.ppt
 
Modul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satkerModul manajemen akuntansi satker
Modul manajemen akuntansi satker
 

Mehr von DGT

Martin luther king jr
Martin luther king jrMartin luther king jr
Martin luther king jrDGT
 
Management Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda IndonesiaManagement Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda IndonesiaDGT
 
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...DGT
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMDGT
 
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTUREtheory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE DGT
 
ISO 27002
ISO 27002ISO 27002
ISO 27002DGT
 
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...DGT
 
Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17DGT
 
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)DGT
 
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)DGT
 
Pembelian pesawat kepresidenan
Pembelian pesawat kepresidenanPembelian pesawat kepresidenan
Pembelian pesawat kepresidenanDGT
 
Timeline kasus korupsi di jepang
Timeline kasus korupsi di jepangTimeline kasus korupsi di jepang
Timeline kasus korupsi di jepangDGT
 
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSDGT
 
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSDGT
 

Mehr von DGT (14)

Martin luther king jr
Martin luther king jrMartin luther king jr
Martin luther king jr
 
Management Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda IndonesiaManagement Control System Garuda Indonesia
Management Control System Garuda Indonesia
 
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...
Peran penting pengendalian, akuntabilitas, dan transparansi (Manajemen Keuang...
 
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAMURGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
URGENSI NERACA SUMBER DAYA ALAM
 
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTUREtheory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
theory of the firm : MANAGERIAL BEHAVIOR, AGENCY COST & OWNERSHIP STRUCTURE
 
ISO 27002
ISO 27002ISO 27002
ISO 27002
 
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic C...
 
Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17Environmental cost management hansen mowen ch.17
Environmental cost management hansen mowen ch.17
 
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
loan to value ratio (LTVR) , BI POLICY (konsep)
 
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)
LOAN TO VALUE RATIO BI (GENERASI II)
 
Pembelian pesawat kepresidenan
Pembelian pesawat kepresidenanPembelian pesawat kepresidenan
Pembelian pesawat kepresidenan
 
Timeline kasus korupsi di jepang
Timeline kasus korupsi di jepangTimeline kasus korupsi di jepang
Timeline kasus korupsi di jepang
 
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
 
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORE CARD for PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
 

Kürzlich hochgeladen

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 

Kürzlich hochgeladen (15)

Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 

ABK Indonesia

  • 2. Anggaran berbasin kinerja (ABK) diatur dalam UU no.17 tahun 2013 Dilaksanakan bertahap dari thn 2005 Pelaksanaannya dicover dengan aplikasi RKA KL yang sudah dijalankan oleh semua kementerian/lembaga di Indonesia ….???? Apakah kinerja sudah menjadi basis penyusunan anggaran. Penyusunan sekedar 1. Nama program dan 2. Kegiatan & sub kegiatan
  • 3. Namun substansi ukuran kinerja dan penyusunannnya nampaknya belum sesuai dengan prinsip-prinsip penganggaran kinerja. 1. Njlimet 2. Tidak fleksibel yang menghambat 3. Tidak memberikan kebebasan dalam mengelola sumber daya ABK adalah sistem: perencanaan, penganggaran, evaluasi berfokus pada keterkaitan antara hasil yang diinginkan.
  • 4. Penganggaran yang baik selalu dimulai dari perencanaan yang baik, tetapi perencanaan yang baik tidak selalu diajalankan dengan baik. Penganggaran yang baik seharusnya dimulai dari perencanaan kinerja, baik dari level nasional maupun level instansi, yang berisi komitmen, dijabarkan dalam program dan kegiatan yang ingin dilaksanakan. Kemudian disusunlah anggaran berdasarkan program dan kegiatan dan dilakukan pembahasan dengan otoritas anggaran. TETAPI!!! Dalam prakteknya masih banyak dijumpai kelemahan-kelemahan.
  • 5. RKP: meski pemerintah memiliki RKP, tetapi RKP merupakan kompilasi usulan program kementerian/lembaga dengan indicator beragam yang membuat bappenas kebingungan dalam merumuskan indikator kinerja nasional Dalam RKP tidak dijelaskan:  Kinerja yang spesifik dan terukur dari program-program  Siapa saja instansi yang bertanggung-jawab  Bagaimana kontribusi masing-masing instansi Meskipun dalam RKP tercantum sasaran program, tetapi dirumuskan dalam Bahasa langit dan muluk tidak jelas bagaimana mengukurnya dan berapa capaian targetnya.
  • 6.  Ketidakjelasan perencanaan kinerja pada lvl nasional mempengaruhi renja masing- masing kementrian/lembaga  Penamaan program terpengaruh versi lama, tidak mencerminkan core business  Banyak nama program yang bersifat generik.  Untuk program yang sama tiap instansi mendifinisikan sendiri-sendiri apa sasaran programnya, sehingga menyulitkan perumusan ukuran kinerja nasional  Program pemerintah dan kementrian belum terstruktur dengan baik sehingga sulit dipetakan keterkaitannya
  • 7.  Formulir RKA Kl tidak mendorong kementerian/lembaga untuk menyatakan kinerjanya, baik kinerja hasil maupun keluaran (output)  Formulir RKA KL mengharuskan perhitungan detil anggaran per kegiatan, sub kegiatan, jenis belanja, mata nggaran sehingga terkesan kaku dan rinci  Informasi mengenai hasil program/output sangat minim apalagi mengenai targetnya.  Indikator suatu program hanya dinyatakan secara kualitatif dan naratif (tanpa target) sementara indicator untuk keluaran tidak ada.  Hanya muncul indicator keluaran secara rinci per sub-sub kegiatan  Dalam formulir 1.5 kementerian hanya diminta membuat perhitungan pada input dengan mengalikan volume kegiatan dengan harga satuannya. Sehingga RKAKL menjadi dokumen perhitungan aritmatis anggaran.
  • 8.  Sehingga sulit untuk berharap RKAKL sekarag bisa memenuhi kriteria SMART (specific, measurable, achievable, relevan, time bound). Bila tidak dilakukan perubahan pola perencanaan kinerja dan penyempurnaan format RKAKL  Kondisi-kondisi di atas diperparah dengan  Tidak adanya standar biaya.  Standar pelayanan minimal  Standar biaya yang sekarang hanya berorientasi pada input seperti (uang lauk pauk perhari, honor, dll)  Kementerian juga kesulitan menyusuna standar biaya khusus untuk program- program dan kegiatan-kegiatan. Karean  Tidak adanya database dan  Sistem pencatatan dan akuntansi kurang baik.
  • 9. Tidak adanya standar biaya membuat efisiensi suatu program sulit di ukur Sedangkan terkait dengan SPM hanya baru ada 7 kementerian yang memilikinya. Yang lebih menyedihkan adalah…!!! Pembahasan anggaran antara DPR, Pemerintah, Kementerian/Lembaga Tidak Mengacu Pada Anggaran Berbasis Kinerja Diantara faktor penyebabnya adalah:  Keterbatasan kemampuan anggota DPR  Ketimpangan informasi (Renja & Lakip tidak sampai, format RKAKL)
  • 10. Sudah banyak negara-negara lain yang sudah menganut penganggaran berbasis kinerja. Salah satu negara yang paling maju dalam penerapan anggaran ini adalah Australia.  Melakukan integrasi sistem akuntansi dan penganggarannya dan merestrukturisasi keduanya dengan orientasi pada outcome. Pemerintah Australia mengembangkan outcome-output approach dimana Pemerintah menentukan platform kebijakan dan prioritas yang ingin dicapai Kemudian ini menjadi rukujan bagi menteri utk merumuskan outcome Dan bagi unit kerja di bawahnya mengembangkan output untuk mendukung Outcome tersebut
  • 11.  Banyak juga dari unit kerja menggunakan pendekatan balance scorecard dalam merumuskan outcome/output agar tercapai keselarasan kebijakan dengan outcome/output yang akan dihasilkan.  Selain itu pemerintah austrlia juga: Konsultasi ektensif antara pihak-pihak terkait 1. Government Outcome Statement 2. Angency Output Stakeholder Grup pelanggan
  • 12.  Selain itu dalam dokumen anggarannya:  Terlihat jelas alokasi anggaran  Terpetakan dan terstruktur  Terdapat indicator spesifik dan terukur (outcome diukur dengan ukuran efektivitas sedangkan output diukur dengan tiga hal: 1. kuantitas, 2. kualitas, 3. harga)  Pembahasan di parlemen dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja yang ditergetkan .  Appropriasi anggaran didasarkan pada outcome yang dihasilkan Output Outcome