Dokumen tersebut merangkum tentang gerabah di dua sentra produksi gerabah di DIY, yaitu Kasongan dan Pundong. Kedua sentra tersebut saling terkait dalam hal penyediaan bahan baku tanah liat dan penggunaan motif gerabah yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Teknik pembuatan gerabah di sana masih menggunakan peralatan sederhana seperti roda putar.
3. SEKILAS GERABAH DI KASONGAN DAN
PUNDONG
Kasongan dan Pundong merupakan sentra
produksi gerabah di Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Secara Administratif kedua wilayah
tersebut terletak di Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keadaan alam kedua wilayah tersebut
berada pada daerah di dekat aliran
sungai (Sungai Opak) sehingga potensi
tanah liat di daerah tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan gerabah.
4.
5. GERABAH DI KASONGAN
Pembuatan gerabah di Kasongan menjadi salah satu fokus mata
pencaharian penduduk di Desa Kasongan, Bantul, DIY.
Gerabah sendiri merupakan sebuah tradisi yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi yang lain. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya warga di Desa Kasongan yang membuat dan bermata
pencaharian sebagai pembuat gerabah.
Gerabah lebih dikenal masyarakat dengan sebutan secara
tradisional. Sebagai contoh “kendi, gentong, pengaron dan
sebagainya”.
Meskipun begitu gerabah di Kasongan telah memiliki banyak
variasi, variasi ini disebabkan karena adanya selera peminat
gerabah yang berbeda. Hal ini menuntut para pengrajin gerabah
mengembangkan teknik dan pola hias mereka sesuai dengan
tuntutan pasar.
Bahan dasar pembuat gerabah ini berasal dari tanah di tepian
aliran sungai yang membentang di tengah Desa Kasongan
(Sungai Opak). Jadi pada dasarnya pembuatan gerabah di
Kasongan menunjukkan pemanfaatan SDA oleh masyarakatnya.
6. CARA PEMBUATAN GERABAH DI KASONGAN
Gerabah dibuat dengan bahan dasar tanah liat (tanah di
tepian sungai atau tanah aluvial). Tanah ini selanjutnya di ayak
dan dibersihkan.
Tanah liat yang sudah bersih dicampur dengan pasir halus
dengan perbandingan 1:2 (pasir=1 dan tanah=2). Pasir ini
berfungsi untuk membentuk gerabah menjadi mudah
dibentuk, mudah keras dan cepat kering.
Tanah liat yang sudah dicampur dengan pasir selanjutnya
dibentuk menjadi gerabah sesuai dengan pesanan
(dicungkil, ditambah, digores atau hanya dihaluskan)
Gerabah selanjutnya di angin – anginkan sampai setengah
kering (kurang lebih satu minggu) kemudian baru dijemur di
terik matahari selama 1 – 2 hari.
Gerabah selanjutnya dibakar. Jika perlu gerabah selanjutnya
diberi warna.
7. TEKNIK PEMBUATAN GERABAH DI KASONGAN
Teknik roda putar, teknik ini digunakan untuk
membentuk badan gerabah supaya tekstur
permukaan badan gerabah lebih halus. Teknik ini
menghasilkan gerabah polos.
Teknik gores, teknik ini menggunakan alat gores
sederhana untuk menghasilkan motif garis.
Teknik tambah, teknik ini memberikan tambahan
tanah liat sebagai motif timbul.
Teknik pukul, teknik ini menggunakan alat
semacam paku untuk menghasilkan luka pada
bagian gerabah sehingga membuat motif titik- titik
pada gerabah.
8. PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
MEMBUAT GERABAH DI KASONGAN
Alat utama yang digunakan untuk membuat
gerabah di Kasongan adalah “Roda Putar”. Meja
putar yang digunakan berupa roda putar lambat
dengan bentuk pendek (kira-kira 20 cm) dan roda
putar cepat yang bentuknya agak tinggi (kira-kira
50 cm)
Alat yang digunakan lainnya berupa alat untuk
pembakaran dan pembuatan pola
hias, diantaranya: alat cungkil, alat gores, alat
untuk menghaluskan, minyak untuk merapikan dan
menghaluskan dan tungku untuk membakar.
Jadi pada dasarnya pembuatan gerabah di
Kasongan masih menggunakan alat – alat
sederhana dan dibuat sendiri.
9. POLA HIAS GERABAH DI KASONGAN
Gerabah di Kasongan memiliki variasi yang unik. Bentuk
modern memang terlihat dalam bentuk – bentuk gerabah di
sini, tetapi meskipun begitu bentuk gerabah tradisional masih
terlihat di sana.
Pola hias ini juga memperlihatkan kemampuan pembuatnya
dan teknik pembuatannya.
Pola hias ini tidak tergantung pada pola hias pembuatnya
(ekspresi estetika dari pembuatnya) tetapi tergantung pada
pesanan atau permintaan pasar. Hal ini mempengaruhi pola hias
gerabah ini terus berkembang dan bervariasi setiap tahunnya
karena permintaan pasar tidak hanya bersifat lokal tetapi juga
mancanegara.
12. GERABAH DI PUNDONG
Daerah Jetis merupakan salah satu daerah sentra pembuatan gerabah
yang terletak di Bantul.
Pembuatan gerabah sudah menjadi tradisi atau turun temurun dari
nenek moyang.
Pembuatan gerabah sejak tahun 1950-an, yaitu membuat gerabah
“siti ireng” yang berupa celengan, keren, cobek, anglo, dll.
Kegiatan pembuatan gerabah sekarang sudah mengalami
perkembangan, baik dari segi cara pembuatan, motif, bentuk yang
beraneka ragam,
Di desa Jetis merupakan daerah mitra bisnis desa kasongan. Hal ini di
sebabkan karena hampir seluruh penduduk desa jetis berprofesi
sebagai pembuat gerabah.
Tanah liat yang digunakan oleh penduduk jetis untuk bahan baku
merupakan tanah liat yang sudah olahan yang dibeli dari Kasongan.
13. BENTUK DAN MOTIF
Untuk masalah bentuk dan motif, sekarang ini
tergantung dari permintaan pasar.
Hasil gerabah didesa ini merupakan sebagian
besar pesanan dari Kasongan.
Motif yang kita jumpai di salah satu warga Jetis
adalah motif bunga, kura-kura
Bentuknya sangat bermacam-macam
15. TEKNIK PEMBUATAN GERABAH
Teknik roda putar yaitu pembentukan gerabah yang
dilakukan dengan bantuan roda yang berputar.
Gerabah yang dibuat menggunakan teknik ini
cenderung lebih rapi dan permukaannya lebih
halus.
Teknik cetak yaitu teknik pembentukan gerabah
dengan menggunakan cetakan. Teknik ini
digunakan untuk membuat gerabah dalam jumlah
yang banyak dan waktu yang singkat. Gerabah
yang dihasilkan masih perlu dirapikan lagi karena
hasil cetakan masih kurang rapi.
16. PERALATAN PEMBUATAN GERABAH
Peralatan yang digunakan pada umumnya berupa roda
putar.
Roda putar adalah alat yang berbentuk lingkaran seperti
roda dengan poros sehingga dapat diputar.
Peralatan untuk menghias biasa dibuat sendiri sesuai
dengan kebutuhannya. Biasanya berupa kawat yang
dilekukkan.
18. KESIMPULAN
Kedua sentra gerabah, yaitu gerabah Kasongan
dan gerabah Pundong memiliki keterkaitan dalam
hal penyediaan bahan dasar (tanah liat) dan
penggunaan motif yang diterapkan di kedua sentra
gerabah ini juga berdasar permintaan pasar.