1. PELAPORAN YANG DISEGMEN DAN
PENENTUAN HARGA POKOK
PENDEKATAN KONTRIBUSI
By: Kartika Aji Lukitasari
(135020201111085)
2. Pelaporan yang Disegmen
Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian
atau setiap aktivitas organisasi yang mengakibatkan
manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian
atau aktivitas organisasi tersebut.
Contoh:
– daerah penjualan,
– divisi produksi,
– departemen produksi,
– dan jenis produk.
3. Konsep Alokasi Dasar
• Dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke
berbagai segmen organisasi menurut pendekatan kontribusi
yaitu:
1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap).
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara
langsung ke segmen yang bersangkutan atau tidak.
• Pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan
untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
• Menurut pendekatan kontribusi, biaya tidak pernah
dibebankan semuanya ke segmen organisasi.
4. Penjualan dan Contribution Margin
• Untuk dapat menyajikan laporan yang disegmen, perlu
menyelenggarakan catatan penjualan berdasarkan
masing-masing segmen maupun keseluruhan
organisasi. Setelah mengkurangkan biaya variabel yang
bersangkutan, selanjutnya bilangan contribution
margin dihitung untuk setiap segmen.
• Contribution margin berguna untuk menentukan akibat
kenaikan dan penurunan volume penjualan terhadap
penghasilan netto. Dengan mengalikan bilangan
contribution margin satuan pada perubahan satuan
yang terjual.
5. Arti Penting Biaya Tetap
• Menurut pendekatan kontribusi,
pengelompokkan biaya tetap ke dalam satu
kelompok menyoroti kenyataan bahwa
penghasilan netto hanya timbul setelah biaya
tetap tertutup.
• Setelah biaya tetap tertutup, penghasilan neto
akan bertambah sebesar contribution margin
yang dihasilkan dari setiap satuan tambahan yang
terjual.
• Bertujuan untuk perencanaan.
6. Direct Cost dan Common Fixed Cost
• Direct Fixed Costs: Biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung
pada segemen tertentu dan yang timbul karena adanya
segmen.
• Common Fixed Costs: Biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan
langsung pada setiap segmen tertentu tetapi timbul karena
aktivitas operasi keseluruhan.
Perbedaan Direct Cost dan Commond Fixed Cost:
– Apabila biaya dengan jelas dan secara fisik tanpa
ditelusuri ke satuan produk atau segmen organisasional
lainnya, maka biaya tersebut merupakan direct cost bagi
segmen tersebut.
– Apabila biaya harus dialokasikan agar dapat dibebankan
ke satuan produk atau segemn organisasional lainnya,
maka biaya tersebut merupakan direct (common) cost bagi
segmen tersebut.
7. Segmen Margin
• Segmen margin diperoleh dengan mengurangi direct
fixed costs segmen dari contribution margin segmen
bersangkutan. Segmen margin menunjukan margin
yang tersedia setelah segmen menutup seluruh direct
costsnya yang dapat digunakan untuk menutup
common costs organisasi dan selanjutnya
menghasilkan keuntungan.
8. Perubahan Rincian Penjualan Total
Perusahaan dapat menunjukan penjualan total yang disegmen
menurut 3 cara berbeda :
• Disegmen menurut divisi
• Disegmen menurut lini produk tanpa memperhatikan divisi yang
menjual produk
• Disegmen menurut daerah penjualan
Pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan untuk
melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Beberapa
cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profitabilitas meliputi :
• Per divisi
• Per lini produk
• Per daerah penjualan
• Per daerah desa
• Per operasi dalam negeri dan luar negeri
9. Direct Costing dan Absorption Costing
Direct Costing
• Biaya tersebut akan meliputi : bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan bagian variable overhead pabrik.
• Biaya periode dan dibebankan keseluruhannya pada pendapatan setiap
periode persis sama seperti biaya penjualan dan administratif.
• Istilah direct cost sesungguhnya istilah yang tidak cocok.
• Istilah yang lebih akurat bagi metode penentuan harga pokok adalah
variable costing karena metode ini memusatkan pada gagasan bahwa
hanya biaya variable saja yang harus ditambahkan pada harga pokok
produksi.
Absorption Costing
• Memperlakukan seluruh biaya produksi sebagai biaya produk
• Harga pokok satuan produk terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead variable maupun overhead tetap.
10. Perbandingan Absorption Costing
dengan Direct Costing
Absorption costing
• Biaya overhead tetap dijadikan satu
kesatuan tunggal, dan ditambahkan
pada harga pokok satuan yang
diproduksi.
• Oleh karena laporan laba rugi
menurut pendekatan absorption
costs tidak membedakan antara
biaya variable dengan biaya tetap,
maka laporan laba rugi menurut
pendekatan absorption costing
tidak sesuai dengan perhitungan
BVL, yang telah kita tekankan
sebagai perhitungan yang penting
bagi perencanaan dan
pengendalian.
Direct costing
• Menurut, biaya overhead tetap tak
dimasukan sebagai bagian harga
pokok satuan yang diproduksi tetapi
diperhitungkan menjadi biaya
semuanya sebgai biaya periode,
bersama – sama dengan biaya
penjualan dan administratif.
• Pendektan direct costing untuk
penentuan harga pokok satuan
produk sangan sesuai dengan
pendekatan kontribusi untuk
penyusunan laba rugi, karena kedua
konsep ini didasarkan pada gagasan
pengklasifikasian biaya menurut pola
perilaku biaya.
11. Definisi Aktiva
• Harga pokok merupakan aktiva apabila dapat dibuktikan bahwa harga
pokok itu mempunyai potensial jasa di masa mendatang yang dapat
diidentifikasi.
Analisis Biaya Volume Laba dan Absorption Cost
• Apabila pendekatan absorption costing mempunyai kelemahan, maka
kelemahannya itu terletak pada ketidakmampuannya menyesuaikan
secara baik analisis biaya volume laba dibawah kondisi tertentu.
Pelaporan Eksternal dan Pajak Penghasilan
• Untuk pelaporan ekternal atas laporan keuangan, perusahaan dituntut
menentukan harga pokok satuan produk dengan metode absorption
costing.
• Demikian juga, metode absorption costing harus digunakan dalam
penyusunan surat pemberitahuan (SPT PAJAK).
• Kesimpulannya, pendekatan kontribusi terbatas pada kegunaan
internal manajer perusahaan
12. Keuntungan Pendekatan Kontribusi
• Data hubungan biaya-volume-laba yang dicari untuk tujuan perencanaan laba
dengan segera dapat diperoleh dari laporan akuntansi reguler.
• Keuntungan selama suatu periode tidak dipengaruhi oleh perubahan
penyerapan biaya tetap akibat penambahan dan atau pengurangan
persediaan.
• Laporan HPProduksi dan laporan R/L dalam bentuk direct cost mengikuti
pikiran manajemen secara lebih baik dibanding laporan HPProduksi dan
laporan R/L dalam bentuk absorption cost.
• Pengaruh biaya tetap terhadap keuntugnan dititikberatkan oleh karena jumlah
total biaya tetap selama suatu periode akan tampak dalam laporan R/L.
• Bilangan marginal income relatif mempermudah menilai produk, daerah
penjualan, kelompok langganan, dan segmen lain dari suatu bisnis tanpa
mengakibatkan kekaburan.
• Direct costing berkaitan dengan beberapa rencana pengendalian biaya yang
berlaku .
• Direct cost merupakan konsep HPPersediaan yang sesuai sekali dengan
pengeluaran dari kantong saat ini yang diperlukan untuk membuat barang.
13. BIAYA STANDARD, BIAYA BERSAMA
DAN SISTEM BIAYA VARIABEL
By: Kartika Aji Lukitasari
(135020201111085)
14. Biaya Standard
Biaya yang telah ditetapkan(standard) untuk membuat satu unit
produk.
Tiap biaya langsung (bahan baku, tenaga kerja dan overhead) memiliki
biaya standarnya masing-masing.
• Bahan baku langsung:
adalah jumlah bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu
unit dengan harga seharusnya.
• Tenaga kerja langsung:
adalah setiap jam kerja dan tarif upah yang dibutuhkan untuk
memproduksi 1 unit barang.
• Overhead:
ditentukan oleh tingkat overhead untuk tiap komponen (bahan
baku, tenaga kerja langsung)
15. Variance accounts
• Adalah selisih antara biaya standard (standard
costs) dengan biaya yang sesungguhnya
(actual costs) tiap periode.
• Contohnya: biaya standard TKL dalam sebulan
adalah $17.000. Namun biaya sebenarnya
adalah $20.000. Sehingga biaya 20.000 itu
masuk di sisi kredit dalam akun biaya TKL.
Sedangkan selisih 3.000 masuk pada akun
variasi TKL sisi debit
16. Kegunaan biaya standard
• Alat kontrol untuk melihat apakah seorang manager
departemen telah melakukan job desknya dengan
benar
• Alat pembuat keputusan biaya standard sering
digunakan untuk memperkirakan biaya diferensial yang
relevan dalam mengambil sebuah keputusan.
• More rational cost mencatat setiap biaya yang sama
terhadap produk yang secara fisik sama.
• Saving in recordkeeping tiap bahan baku yang
digunakan selama 1 bulan dapat dijumlahkan dan
dijadikan satu dalam akun persediaan bahan baku.
17. Joint products
• Joint products adalah dua atau lebih produk
yang dihasilkan dari satu bahan baku yang
dihasilkan dalam sekali proses.
• Dalam joint products terdapat split off point
yaitu memisahkan tiap produk akhir dengan
biaya tiap prosesnya
18. Split off point
• Sales value method Proporsi nilai penjualan
akhir produk dikurangi dengan biaya produksi
dan biaya pemasaran tiap produk.
• Weight method Membgi proporsi berat
tiap bahan baku yang digunakan hingga
produk selesai.
19. By product
• Perusahaan mencoba memproduksi beberapa
produk menggunakan proporsi sehingga
perusahaan mengklasifikasikan produk
menjadi produk utama dan sampingan.
• Yang menjadi dasar klasifikasi adalah jumlah
bahan baku yang dipakai.
20. Validitas dari Full Costs
Dalam full cost, objektivitas nya tidak bisa diukur dengan
tepat jika beberapa item biaya bersifat tidak langsung
(indirect). Sebab-sebabnya adalah:
– modal, produk dan periode biaya
– Pengukuran direct cost
– Perbedaan antara direct dan indirect cost
– Metode pengalokasian
– Pemilihan aktivitas pengukuran
– Memperkirakan volume barang
– Pengaplikasian cost center
21. SISTEM BIAYA VARIABEL
• Sistem yang menjadikan biaya variabel
produksi sebagai biaya persediaan produksi
dan biaya tetap sebagai biaya periode.
22. Perbedaan Variabel Costing dengan
Full Costing
• Biaya overhead tetap tidak dihitung tiap unit
produksi(HPP). Namun diberlakukan sebagai
period costs.
• Variasi overhead akan jarang terjadi karena
penganggaran overhead yang minimum
• Memisahkan biaya variabel dan biaya tetap
suatu produksi.
• Laporan pendapatan terkait langsung dengan
volume penjualan.