MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
1. By: Kartika Aji Lukitasari
(135020201111085)
KUALITAS SEBAGAI
ALTERNATIF PENINGKATAN
DAYA SAING
2. Faktor Penentu Persaingan
Pertumbuhan industri
Biaya tetap / nilai tambah
Kelebihan kapasitas intermiten
Diferensiasi produk
Identitas merek
Biaya beralih pemasok
Konsentrasi dan keseimbangan
Kompleksitas informasi
Ragam pesaing
Corporate stakes
Hambatan keluar
3. Perintang Masuk
Skala ekonomis
Diferensiasi produk
Identitas merek
Biaya beralih pemasok
Kebutuhan modal
Akses ke dalam jaringan distribusi
Keunggulan biaya absolut berupa: kurva
pengalaman, akses ke sumber input yang
diperlukan, desain produk berbiaya murah
Kebijakan pemerintah
Expected retaliation
4. Faktor Penentu Kekuatan
Pemasok
Diferensiasi input
Biaya beralih pemasok dari pemasok dan
perusahaan dalam industri
Adanya input subtitusi
Konsentrasi pemasok
Pentingnya volume penjualan bagi pemasok
Biaya relatif terhadap pembelian total dalam
industri
Dampak input terhadap pembelian total dalam
industri
Ancaman integrasi ke depan relatif terhadap
5. Faktor Penentu Kekuatan PembeliA. Penentu Posisi
Bergaining Power Pembeli B. Kepekaan Harga
Konsentrasi pembeli
dibandingkan dengan
konsentrasi perusahaan
Volume pembeli
Biaya beralih pemasok
dari pembeli relatif
terhadap biaya beralih
pemasok dari perusahaan
Informasi pembeli
Kemampuan melakukan
integrasi balik
Produk subtitusi
Harga / total pembelian
Diferensiasi produk
Identitas merek
Dampak atas kualitas /
kinerja
Laba pembeli
Insentif pengambil
keputusan
6. Dasar Alasan Pokok Kerangka
Manajemen Kualitas
1. Orientasi Pemasaran
2. Orientasi Internal
Perusahaan
Perusahaan berusaha
memenuhi semaksimal
mungkin kebutuhan dan
persyaratan yang
ditetapkan pelanggan.
Di samping itu,
perusahaan juga
berupaya meningkatkan
pangsa pasar efisiensi,
serta produktivitas.
Perusahaan berusaha
menghindari losses,
spills, waste, dan scrap.
Selain itu juga
diusahakan adanya
maksimalisasi usaha
karyawan,
penghematan energi
sdm, dan
pengidentifikasian
peluang pemecahan
7. Manfaat Kualitas yang Superior
Loyalitas pelanggan yang lebih besar
Pangsa pasar yang lebih besar
Harga saham yang lebih tinggi
Harga yang lebih tinggi
Produktivitas yang lebih besar
9. Komponen Penunjang Daya
Saing
Standar hidup Gross National Product
(GNP).
Investasi persentase GNP yang masuk
dalam berbagai bidang.
Produktivitas manufaktur jumlah output yang
dihasilkan setiap karyawan sektor manufaktur.
Perdagangan pertumbuhan ekspor & surplus
perdagangan.
10. Faktor Pendukung Daya Saing
Kebijakan Industri, dalam bentuk:
a. Investasi litbang
b. Perluasan sektor industri
c. Alih teknologi
d. Ekspor industri
e. Reformasi & investasi pendidikan
f. Insentif pajak
11. Teknologi, contohnya:
a. Assembly robots
b. CNC Machine Tools
c. Flexible Manufacturing Cells
d. Computer Aided Design (CAD)
e. Automated Inspection
f. Material Handling Robots
g. Automated Warehouse Equipment
12. Peningkatan Sumber Daya Manusia, dalam
bentuk:
a. Kerjasama antar perusahaan, tenaga kerja &
pemerintah.
b. Pendidikan & pelatihan berkualitas tinggi.
c. keterlibatan & pemberdayaan karyawan.
d. kepemimpinan dalam setiap level.
e. Kerjasama tim
13. Budaya Kualitas Sebagai Penunjang
Daya Saing
Budaya kualitas adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif
bagi pembentukan dan perbaikan kualitas secara
terus menerus
Karakteristik umum:
Prilaku sesuai slogan
Memperhatikan saran
Melibatkan karyawan
Memberikan pelatihan dan pendidikan
Sistem penghargaan dan promosi didasarkan
kualitas.
Rekan kerja dianggap pelanggan
14. Mekanisme Perubahan Budaya
Fokus Budaya Tradisional Budaya kualitas
1. Rencana Anggaran jangka
pendek
Isu-isu strategis masa
depan
2. Organisasi Hierarkis Partisipasi
3. Pengendalian Laporan varian Ukuran & informasi
kualitas utk. Self control
4. Komunikasi Top- down Bottom-up & Top-Down
5. Keputusan Manajemen krisis Perubahan terencana
6. Manajemen
fungsional
Parochial, kompetitif Cross-function,
Integratif
7. Manajemen kualitas Fixing / one-shot
manufacturing
Berkelanjutan
16. Standar ISO-9000
Tipe Nama Deskripsi
Pedoman -ISO 9000 (1987)
-ISO 9000-2
(prospektif)
-ISO 9000-3 (1991)
-ISO 8402 (1986)
-Pedoman untuk
pemilihan dan
penggunaan standar
-Pedoman penerapan
ISO 9001, ISO 9002, dan
ISO 9003
-Pedoman dalam
penerapan ISO 9001
untuk pengembangan,
penawaran, dan
pemeliharaan perangkat
lunak
-perbendaharaan istilah
kualitas
Unsur-unsur -ISO 9004 (1987) -pedoman
17. Tipe Nama Deskripsi
Sistem kualitas
(model
kontraktual)
-ISO 9001 (1987)
-ISO 9002 (1987)
-ISO 9003 (1987)
-model untuk jaminan
kualitas dalam
desain/pengembangan,
produksi, instalasi, dan
pelayanan jasa
-model utnuk jaminan
kualitas dalam produksi
dan instalasi
-model untuk jaminan
kualitas dalam inspeksi
akhir dan pengujian
Pedoman bagi
sistem kualitas
audit
-ISO 10011-1
(1990)
-ISO 10011-2
(1991)
-bagian 1: Auditing
-Bagian 2:
Kriteriakualifikasi bagi
auditor sistem kualitas
-bagian 3: manajemen
18. Kemitraan dengan Internal
Pembentukan kemitraan internal dapat dilakukan
pada tiga tingkatan, yaitu:
Kemitraan anatara manajemen dengan
karyawan
Kemitraan antar tim
Kemitraan antar karyawan
19. Kemitraan dengan Pemasok
Syarat yang perlu dipenuhi dalam menjalin
kemitraan dengan pemasok:
Personil pemasok harus berinteraksi dengan
orang yang benar2 menggunakan produnya
The price-only approach dalam negoisasi
antara pembeli dan pemasok harus dihilangkan
Pemasok menerapkan Just In Time
Saling bertukar informasi
20. Kemitraan dengan Pelanggan dan
dengan Pesaing Potensial
Alasan perlunya membentuk kemitraan dengan
pelanggan adalah untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan dan daya saing perusahaan.
Pada prinsipnya tujuan dari dijalinnya kemitraan
dengan pesaing potensial juga untuk
meningkatkan daya saing. Jaringan
pemanufakturan merupakan suatu kelompok
perusahaan kecil dan menengah yang bekerja
sama (meliputi produksi, pendidikan dan
pelatihan,pemasaran, pengembangan produk,
transfer teknologi, dan pembelian) sehingga dapat
meningkatkan kualitas, produktivitas, dan daya
saing mereka.