Dokumen tersebut membahas tentang eliminasi fekal atau proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa feses, yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis, psikologis, dan gaya hidup. Proses normalnya melibatkan gerakan peristaltik usus besar untuk mendorong feses ke rektum sebelum dikeluarkan melalui anus. Gangguan eliminasi dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti konstipasi dan diare.
2. • Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh berupa bowel (feses).
• Pola defekasi sangat bersifat individual,
bervariasi
• Jumlah feses yang dikelurkan juga bervariasi
pada setiap orang.
• Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi
usus penting untuk fungsi tubuh yang normal.
• Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan
masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh
yang lain.
3.
4. Aspek Fisiologis
• Defekasi adalah proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
dan flatus yang berasal dari saluran
pencernaan melalui anus.
• Ketika gelombang peristaltik mendorong feses
ke dalam kolon sigmoid dan rektum, saraf
sensoris dalam rektum dirangsang dan
individu menjadi sadar terhadap kebutuhan
untuk defekasi.
5.
6. reflek defekasi parasimpatis
adanya feses dalam rektum yang
merangsang saraf rektum, ke spinal cord.
merangsang ke kolon
desenden,kemudian ke sigmoid ,lalu ke
rektum dengan gerakan peristaltik
akhirnya terjadi relaksasi sfingter
interna, maka terjadilah proses defekasi
saat sfingter interna berelaksasi
7. Faktor Gaya hidup
Fisiologis Obat-obatan
Anestesi dan
Usia pembedahan
Diet Nyeri
Asupan Prosedur
cairan diagnostik
Aktivitas dll
8. Faktor Psikologis
mengalami kecemasan,
ketakutan,
marah,
muncul respons stres
→ memungkinkan tubuh membuat
pertahanan.
9. Pemeriksaan diagnostik saluran
gastrointestinal meliputi:
teknik visualisasi struktur
gastrointestinal yang dapat
dilakukan melalui pendekatan
langsung maupun tidak
langsung.
10. Metode Mempertahankan
Eliminasi Normal
Perhatikan makanan yang kita
makan
Cukupi pemenuhan cairan tubuh
Jaga aktivitas, jangan beraktivitas
terlalu keras, dan jangan pula
banyak berdiam diri serta berolah
raga dengan teratur
Perhatikan psikologi diri, hindari hal-
hal yang akan mungkin
menyebabkan stres dan kecemasan
11. Tindakan untuk Mempertahankan
Eliminasi Normal
Untuk mempertahankan eliminasi normal, kita harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
eliminasi fekal.
Sehingga kita bisa melakukan
tindakan antisipasi yang diperlukan
untuk mempertahakankan pola
eliminasi normal.
12. Faktor yang Meningkatkan Eliminasi Faktor yang Merusak Eliminasi
• Lingkungan yang bebas stress • Stress emosional (ansietas/depresi)
• Kemampuan untuk mengikuti pola • Gagal mencetuskan refleks, kurang
defekasi pribadi, privasi waktu atau kurang privasi
• Diet tinggi serat • Diet tinggi lemak, tinggi karbohidrat
• Asupan cairan normal (jus buah, air • Asupan cairan berkurang
hangat)
• Olahraga (berjalan) • Imobilitas
• Kemampuan untuk mengambil • Tidak mampu jongkok akibat
posisi jongkok imobilitas, usia lanjut, deformitas
musculoskeletal, nyeri dan nyeri
selama defekasi
• Diberikan laksatif dan katartik • Penggunaan analgesic narkotik,
secara tepat antibiotic, dan anestesis umum,
serta penggunaan katartik yang
berlebihan
15. a. Frekuensi buang air b. Keadaan feses
besar pada bayi • warna hitam atau
sebanyak 4–6 kali merah
sehari, sedangkan • berbau tidak
orang dewasa sedap
adalah 2 – 3 kali per
hari dengan jumlah • konsistensi cair
rata-rata • bentuk kecil
pembuangan per seperti pensil
hari adalah 150 gr • terdapat darah
16. a. Konstipasi berhubungan b. Diare berhubungan
dengan: dengan:
• defek persarafan, • melabsorpsi atau
kelemahan pelvis, inflamasi akibat
imobilitas akibat penyakit infeksi atau
cedera akibat medulla gastritis, kulkus, dll
spinalis, dan CVA • peningkatan peristaltik
• nyeri akibat hemoroid akibat peningkatan
• menurunya peristaltik metabolisme
akibat stress • stres psikololgis
17. c. Inkontinensia usus
berhubungan dengan:
d. Kurangnya volume
• gangguan sfingter rectal cairan berhubungan
akibat cedera rectum dengan:
atau tindakan
• pengluaran cairan
pembedahan
yang berlebihan
• distensi rectum akiibat (diare)
konstipasi kronis
• ketidakmampuan
mengenal atau
merespons proses
defekasi akibat depresi
atau kerusakan kognitif
18. Rencana tindakan :
• Kaji perubahan faktor yang
mempengaruhi masalah
Tujuan : eliminasi
• Mempertahankan asupan • Kurangi faktor yang
makanan dan minuman mempengaruhi terjadinya
cukup masalah seperti konstipasi
• Mempertahankan akibat nyeri dan
kebiasaan defikasi secara inkontenensia usus
teratur • Jelaskan mengenai eliminasi
• Mempertahankan defikasi yang normal kepada pasien
secara normal • Bantu defikasi secara manual
• Mencegah gangguan • Bantu latihan buang air besar
integritas kulit • Pertahankan asupan
makanan dan minuman
19. • Memberikan gliserin
• Menyiapkan feses untuk merangsang
untuk bahan peristaltik usus
pemeriksaan sehingga pasien dapat
• Menolong buang air buang air besar
besar dengan • Mengeluarkan feses
menggunakan dengan jari
pispot
• Kolaborasi dengan
ahli gizi
20. Evaluasi terhadap kebutuhan eliminasi
dapat dinilai dengan adanya kemampuan
dalam :
• Memahami cara eliminasi yang normal
• Mempertahankan defektasi secara
normal yang ditunjukan dengan
kemampuan pasien dalam mengontrol
defektasi tanpa bantuan obat atau
enema, berpartisipasi dalam program
latihan secara teratur, defikasi tanpa
mengedan
• Mempertahankan rasa nyaman yang
ditunjukan dengan kenyamanan dalam
kemampuan defikasi, tidak terjadi
bleeding, tidak terjadi inflamasi dan lain-
lain
21. • Mempertahankan integritas kulit yang
ditunjukan dengan keringnya area
perianal, tidak ada inflamasi atau
ekskoriasi, keringnya kulit sekitar stoma
dan lain-lain
• Melakukan latihan secara teratur, seperti
rentang gerak atau aktifitas lain (jalan,
berdiri, dll)
• Mempertahankan asupan makanan dan
minuman yang cukup, dapat ditunjukan
dengan adanya kemampuan dalam
merencanakan pola makan, seperti
makan dengan tinggi atau rendah serat
(tergantung dari tendensi
diare/konstipasi serta mampu minum
2000–3000 ml)