2. • Orang difabel, miskin, dan
semacamnya seringkali
dipandang sebelah mata.
• Mengapa? Dianggap
merepotkan & kurang memberi
nilai tambah.
• Ada buku yg memotret sikap
sinis publik: Orang miskin
dilarang sakit dan orang miskin
dilarang sekolah.
3. Bartimeus vs orang banyak
• Pandangan PL: orang cacat,
kusta, menderita dan
miskin dikutuk Allah.
• Bartimeus yg buta justru
dimarahi ketika ia
menyerukan, “Yesus, Anak
Daud, kasihanilah aku!”
• Orang-orang malah
membutakan hati.
4. Yesus membuat berarti
• Yesus memanggil Bartimeus dan
permohonannya dikabulkan:
Bartimeus dapat melihat!
• Yesus menyembuhkan Bartimeus
dan membuatnya berarti!
• Bartimeus dari yg semula pasif,
menjadi aktif: Mengikuti Yesus dlm
perjalanan-Nya.
• Contoh kecil mak Yati, pemulung yg
berkurban 2 kambing di hari Idul
Adha (lihat di detik.com)
5. Godaan “membutakan” diri
•
• Susah melihat orang lain senang
dan senang melihat orang lain
susah.
• Diam dan tidak berbuat apa-apa
ketika orang lain menderita.
• Suka ngrasani tetapi tidak mau
berbuat untuk ikut ndandani.
6. Bulir-bulir permenungan
• Setiap orang sungguh berarti di
hadapan Allah. Apa yg telah kuperbuat
untuk menjadikan diriku dan orang lain
semakin berarti bagi banyak orang?
• Hal-hal apa saja yg telah kutanggalkan
untuk mengikuti Yesus dg sepenuh
hati?
• Sudahkah aku membuka mata hatiku
atau justru membutakan diri?