2. KESEHATAN ADALAH
HAK ASASI MANUSIA
Peningkatan Akses Masyarakat
terhadap
Layanan Kesehatan yang Berkualitas
UUD 1945
PENYEDIAAN
FASILITAS
PELAYANAN
KESEHATAN
PENINGKATAN KUANTITAS
& KUALITAS SDM
KESEHATAN
2
3. Visi
2025
3
“Mengangkat Indonesia menjadi negara
maju dan merupakan kekuatan 12 besar
dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia
pada tahun 2045 melalui pertumbuhan
ekonomi tinggi yang inklusif dan
berkelanjutan”
100 tahun
kemerdekaan
((Sumber:Sumber: Master Plan
Percepatan dan
Perluasan
Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011 – 2025 )
Pencapaian Visi 2025 dan 2045 memerlukan penyiapan generasi yang mampu
berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. Dan harus dimulai sekarang dan
generasi sekarang (PAUD)
Pencapaian Visi 2025 dan 2045 memerlukan penyiapan generasi yang mampu
berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. Dan harus dimulai sekarang dan
generasi sekarang (PAUD)
4. 4
RPJMN & Renstra 2010-2014RPJMN & Renstra 2010-2014
Keputusan Menkes RI No. HK.03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 - 2014
Prioritas pada
peningkatan AKSES &
KUALITAS pelayanan
kesehatan
Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan
9 Program Kementerian
Kesehatan RI
Prioritas Kemkes
melalui Reformasi
Kesehatan
8 Fokus Prioritas
Pembangunan
Kesehatan
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi,
balita dan KB
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular,
penyakit tidak menular dan
penyehatan lingkungan
4. Pemenuhan pengembangan SDM
Kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan,
keamanan, mutu, penggunaan obat
dan pengawasan obat dan makanan
6. Jamkesmas
7. Pemberdayaan masyarakat,
penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan
primer, sekunder dan tersier
1. Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK)
2. Penangananan Daerah
Bermasalah Kesehatan (PDBK)
3. Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas)
4. Pelayanan Kesehatan di Daerah
Tertinggal Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK)
5. Ketersediaan Obat
6. Reformasi Birokrasi
7. World Class Hospital
8. Saintifikasi Jamu
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Kementerian Kesehatan;
3. Program Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan;
4. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
5. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;
6. Program Pembinaan Upaya Kesehatan;
7. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan;
8. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
9. Program Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. INPRES NO 1 TAHUN 2010 TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN THN 2010
1. Persalinan dengan tenaga kesehatan
(target 84%)
2. Cakupan kunjungan kehamilan ke
empat (target 84%)
3. Yankes yang memberikan fasilitas
kesehatan
4. Kunjungan neonatal pertama (target
84%)
5. Semakin besar cakupan yankes bayi
6. Semakin besar cakupan yankes
balita target 78%
7. Semakin banyak jumlah pusk yang
mendapat bantuaan operasional
kesehatan dan melaksanakan lokmin
8. Puskesmas memberikan yankes
dasar bagi penduduk miskin
INPRES NO 3 TAHUN 2010 TENTANG
PROGRAM PEMBANGUNAN YANG
BERKEADILAN
1. Terlayaninya yankes anak terlantar di
panti asuhan
2. Meningkatnya status kesehatan anak
berhadapan dengan hukum di lapas
anak yang sudah diregistrasi oleh
kemenhuk Ham
3. Meningkatnya pembinaan kesehatan
pada anak dengan kecacatan di SLB
melalui program UKS
4. Persentase balita gizi buruk yang
mendapat perawatan
5. Persentase balita ditimbang berat
badannya (D/S)
6. Dirumuskan rancangan pemerintah
ttg pemberian ASI secara eksklusif
7. Persentase puskesmas rawat inap
yang mampu PONED
6. SPM Tahun 2015
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95%
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80%
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan 90%
4. Cakupan pelayanan nifas 90%
5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80%
6. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100%
7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin 100%
8. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/Kota 100%
9. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB, Cakupan
Desa/Kel mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam 100%
10.Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan Desa Siaga Aktif 80%
8. PEMERINTAH PROVINSI
SUMATERA BARAT
1.Mewujudkan tata kehidupan
masyarakat yang agamais dan
berbudaya berdasarkan “ Adat
Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah
2.Mewujudkan tatapemerintahan yang
baik, bersih dan Profesional
3.Mewujudkan SDM yang Cerdas,
Beriman, dan berkualitas tinggi
4.Mewujudkan ekonomi masyarakat
yang sejahtera, sehat, produktif,
berbasis kerakyatan, berdaya saing
regional dan global
5.Mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan
DINAS KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA
BARAT
1.Meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat Melalui Pemberdayaan
Masyarakat, Termasuk Swasta Dan
Masyarakat Madani
2.Melindungi Kesehatan Masyarakat
Dengan Menjamin Tersedianya
Upaya Kesehatan Yang Paripurna,
Merata, Bermutu Dan Berkeadilan.
3.Menjamin Ketersediaan Dan
Pemerataan Sumber Daya
Kesehatan.
4.Menciptakan Tatakelola
Kepemerintahan Yang Baik
9. 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana;
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti
penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan;
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
10. No SASARAN/INDIKATOR Satuan
TARGET SUMBAR
2011 2012 2013 2014 2015
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup % 71.12 71.48 71.84 72.20 72.56
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan per 100.000
KH 190 166 142 118 102
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi per 1.000
kelahiran hidup
per 1.000
KH 22 20 18 16 14
4. Angka Gizi Kurang (BB/TB) % 8,2 7,8 7,4 7,0 6,6
5 Penemuan kasus baru Tuberculosis % 55 60 70 80 90
6 Menurunnya kasus Malaria ( Annual Paracite
Index-API)
per 1000
pdd
2 2 1 1 1
7 Persentase ODHA yang diobati % 90 93 95 100 100
8 Meningkatnya cakupan immunisasi dasar
lengkap bayi usia 0-11 bulan
% 80 85 90 95 100
9 Persentase penduduk yang memiliki akses
air minum yang berkualitas
% 64 65 66 67 68
10 Persentase penduduk yang menggunakan
Jamban Sehat
% 67 70 73 74 75
11 Jaminan pemeliharaan kesehatan (total
coverage)
% 63,8 78,6 91,3 100 100
11. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
Pustu
(907)
Puskesmas
Perawatan
(90)
Puskesmas
non
perawatan
(164)
Poskesdes
(2379)
Rs swasta
(35)
RS (25)
17 kab kota sdh terlatih PPGD
Damasraya dan Mentawai (belum kelapangan)
Ambulan di Kab Kota 279 unit Puskel
Puskesmas DTPK 29 unit
Jumlah tempat tidur RS Pemerintah 3110 TT
Swasta 1696 TT jadi TT mencukupi utk jlh penduduk
12. Poverty & Hunger
CHLD HEALTH
Maternal Health
Comm. Diseases
ENVIRONMENT
Tujuan
34 per
1000 KH
Menurunnya
AKB menjadi
24 per 1000
KH
23 per
1000 KH
228 per
100.02200
KH
Menurunnya AKI
menjadi 118 per
100.000 kh
102 per
100.000 KH
18,4%
pada anak
balita
Menurunnya
prevalensi gizi-
kurang pada
anak balita
menjadi 15%.
18,8%
RPJMN 2010 – 2014
PEPRES No: 5/2010
CAPAIAN 2007 MDG 2015
MDGs 2015
13. Terdiri dari 8 goal/tujuan, 18 target dan 48 indikator untuk kurun
waktu 1990-2015
Goal 1 : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Goal 2 : Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Goal 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
Goal 4 : Menurunkan angka kematian anak
Goal 5 : Meningkatnya kesehatan ibu
Goal 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria serta penyakit
menular
lainnya
Goal 7 : Menjamin kelestarian Lingkungan
Goal 8 : Membangun kemitraan global untuk pembangunan
14. 14
14
TUJUAN 1 :
MENANGGULANGI KEMISKINAN
DAN KELAPARAN
TARGET 1 C :
MENURUNKAN HINGGA
SETENGAHNYA PROPORSI
PENDUDUK YANG MENDERITA
KELAPARAN DALAM
KURUN WAKTU 1990-2015
14
15.
16.
17. 17
17
TUJUAN :
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
TARGET 4A.
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN
BALITA (AKBA) HINGGA DUA PER
TIGA DALAM KURUN WAKTU 1990-
2015
Jumlah kematian Balita per 1.000
kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) per
1.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Neonatal per 1.000
kelahiran hidup
Persentase Anak Usia 1 Tahun yang
diimunisasi campak
17
21. Jumlah kematian ibu dan anak di
Sumatera Barat
Variabel 2010 2011 2012 2013(Agust)
Kematian ibu 86 129 104 61
Kematian
Neonatus 1-7
hr
415 378 643 480
Kematian
neonatus 8-
28 hr
383 129 116 77
Kematian 29
hr sd I th
117 183 252 181
Kematian 1 th
sd 5 tahun
105 89 102 94
26. Tiga TerlambatTiga Terlambat
1.1. Terlambat mengenal tanda bahayaTerlambat mengenal tanda bahaya
dan mengambil keputusandan mengambil keputusan
2.2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatanTerlambat mencapai fasilitas kesehatan
2.2. Terlambat mendapatkan pertolonganTerlambat mendapatkan pertolongan
di fasilitas kesehatandi fasilitas kesehatan
27. Empat TerlaluEmpat Terlalu
1.1. Terlalu muda punya anak (<20 th)Terlalu muda punya anak (<20 th)
2.2. Terlalu banyak melahirkan (>3 anak)Terlalu banyak melahirkan (>3 anak)
3.3. Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 th)Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 th)
4.4. Terlalu tua untuk mempunyaiTerlalu tua untuk mempunyai
anak (>35 th)anak (>35 th)
28. Kebijakan Teknis
Penurunan Angka Kematian Ibu, Bayi & Balita
1) Meningkatkan universal access & coverage
untuk pelayanan KIA termasuk KB
2) Intervensi prioritas untuk mengatasi penyebab
utama kematian ibu, bayi dan balita
3) Mendorong persalinan nakes di fasilitas
kesehatan
4) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
emergensi PONEK dan PONED
29. Lanjutan
5) Meningkatkan kualitas in service training & distribusi
tenaga kesehatan: bidan PTT, perawat, dokter PTT
(dr dg kewenangan tambahan), dokter spesialis
(tugas belajar, pengiriman residen, sister hospital)
6) Meningkatkan ketersediaan SD kesehatan: obat
program & BHP, sarana/alat PONED & PONEK
7) Menerapkan standar pelayanan kesehatan di
Poskesdes/Polindes, Pustu, Puskesmas dan RS.
8) Memberdayakan keluarga dam masyarakat dalam
KIA untuk meningkatkan health care seeking
30. Lanjutan
9) Pengaturan taskshifting dan perlindungan
hukum bagi tenaga kesehatan.
10)Peningkatan pemanfaatan pembiayaan
kesehatan yang ada melalui dana
dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Dana
Alokasi Khusus, Jamkesmas dan Jampersal
11)Penguatan jejaring KIA
12)Peningkatan kerja sama dengan organisasi
profesi, LSM, Perguruan Tinggi dan swasta
31. Kebijakan operasional
Intervensi kesehatan & gizi
untuk kelangsungan hidup
& pencegahan kecacatan :
Fe, asam folat, Zinc, vit K1 inj
Kesehatan Reproduksi
Yankes remaja
Pendidikan perilaku kesehatan & gizi,
pencegahan anemia pada anak usia sekolah
& remaja
Intervensi
kesehatan & gizi:
IMD & ASI Eksklusif
Pemantauan pertumbuhan
& perkembangan, Vit A &
tata laksana balita sakit
32. SELURUH KELUARGA
1. Mempraktekkan:
a.Pemberian ASI eksklusif
serta MP-ASI
b.Pemberian gizi seimbang
c.Pemeliharaan kesehatan
d.Pola asuh & stimulasi
perkembangan
e.Perlindungan anak
2. Memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
3. Menggunakan garam
beryodium
4. Memanfaatan pekarangan
5. Meningkatkan daya beli
KELUARGA MISKIN
6. Menerima bantuan pangan
darurat;
a. PMT balita, ibu hamil
b. Raskin
POSYANDU
• Penimbangan
balita (D)
• Konseling
• Suplementasi
gizi
• YANKES,
deteksi
intervensi dini
perkembangan
• PMT pemulihan
• Stimulasi fisik-
psikososial
Puskesmas
RS
Sehat, BB Naik (N),
perkembangan sesuai umur
BGM, Gizi buruk,
mslh perkembangan,
balita sakit
Gizi kurang,
BB Tidak
naik, perlu
stimulasi
comprehensive home care
KELUARGA MASYARAKAT dan
LINTAS SEKTOR
PELAYANAN
KESEHATAN
emua
Balita
Punya
Buku
KIA
/KMS
TFC, TPA, KB, BKB, Post PAUD
33. Integrasi Gizi & KIA
Pemeriksaan
kehamilan
Persalinan, nifas
& neonatal
Pelayanan bagi
bayi
Pelayanan
bagi balita
Pelayanan
bagi anak SD
Pelayanan bagi anak
SMP/A & remaja
•Fe & asam folat
•PMT ibu hamil
•TT ibuhamil
•IMD
•Vit K 1 inj
•Imunisasi Hep B
• ASI eksklusif
• Imunisasi
dasar lengkap
• Pemberian
makan
• Pemantauan
pertumbuhan &
perkembangan
• PMT
•Penjaringan
•BIAS
•UKS
•PMT
• Kespro
remaja/PKPR
• KIE: Gizi
HIV/AIDS,
NAPZA dll
• Fe
1000 hari pertama kehidupan
34. Mengembangkan Standard Pelayanan berdasar
Tempat Pelayanan & sistem rujukan
MasyarakatMasyarakat
Yankes Tk.1Yankes Tk.1
Yankes Tk.2Yankes Tk.2
Yankes Tk. 3Yankes Tk. 3
UK MasyarakatUK Masyarakat UK PeroranganUK Perorangan
Perawatan mandiriPerawatan mandiri
PuskesmasPuskesmas
Pustu, PoskesdesPustu, Poskesdes
Praktik swastaPraktik swasta
Dokter, BidanDokter, Bidan
RS Kab/ KotaRS Kab/ Kota
BKPM, BKMM, BKOMBKPM, BKMM, BKOM
Praktik SpesialisPraktik Spesialis
KlinikKlinik
RSUP/ RS PropinsiRSUP/ RS Propinsi
Praktik Spesialis KonsultanPraktik Spesialis Konsultan
UK Bersumberdaya MasyarakatUK Bersumberdaya Masyarakat
PuskesmasPuskesmas
Pustu, PoskesdesPustu, Poskesdes
Dinkes Kab/ KotaDinkes Kab/ Kota
BKPM, BKMM, BKOM, LabkesdaBKPM, BKMM, BKOM, Labkesda
Kemkes/ Dinkes PropinsiKemkes/ Dinkes Propinsi
Posyandu, DasawismaPosyandu, Dasawisma
PONED
PONEK
35. Siklus Perjalanan Alamiah Penyakit
• Hulu • Hilir
BOK JAMKESMAS
JAMPERSAL
GIZI &KIAGIZI &KIA -- P2PLP2PL – BUK– BUK - BINFAR- BINFAR
36. SASARAN KEGIATAN KIA
No SASARAN Kelompok umur
1. Bayi 0 tahun
2. batita 0- 2 tahun
3. Anak balita 1-4 tahun
4. balita 0-4 tahun
5. Pra sekolah 5-6 tahun
6. Anak kelas 1 SD 7 tahun
7. Anak usia SD 7-12 tahun
8. Ibu hamil
9. Ibu bersalin
37. continuum of care
throughout the lifecycle
-Peningkatan
kelangsungan hidup
- Peningkatan kualitas
hidup
- Peningkatan
perlindungan kesehatan
anak
continuum of care
throughout the lifecycle
-Peningkatan
kelangsungan hidup
- Peningkatan kualitas
hidup
- Peningkatan
perlindungan kesehatan
anak
8 INDIKATOR PROGRAM
Cakupan Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1)
Cakupan Kunjungan Neonatal
Lengkap (KN lengkap)
Cakupan Penanganan
Neonatal Komplikasi
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Bayi
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Anak Balita
Cakupan SD/MI, SMP, SMA dan
sederajat melaksanakan
penjaringan siswa kelas 1
% Kab/kota miliki min 4 pusk
mampu laksana PKPR
% Kab/kota miliki min 2 pusk
mampu tatalaksana kasus KtA
MDGS, RPJMN 2010-
2014
MDGS
MDGS, SPM
MDGS, RPJMN 2010-
2014 , SPM
MDGS, RPJMN 2010-
2014 , SPM
SPM BIDANG
KESEHATAN
SPM BIDANGPP&PA
38. PELAYANAN DALAM UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Saat lahir Hari ke-1 Hari ke-
3
8-28 hari Bayi 1 –
11 bulan
Anak
balita 1 –
4 tahun
Usia
Sekolah
6-8 th
Remaja
10-18 th
Anak
Khusus
1-18 th
Petugas:
•Manajem
en
Asfiksia
BBL/Resu
sitasi
•Pemeriks
aan
segera
setelah
lahir
•Inisiasi
menyusu
dini
•Cegah
hipotermi
•Cegah
infeksi
•Vit K1
injeksi
•Hep B 1
injeksi
•Penanga
nan gawat
darurat
•Rujukan
kasus
•AMP
Keluarga:
Buku KIA
Petugas:
• Kunj Neonatal
1
menggunakan
MTBM
• Konseling
perawatan
bayi baru lahir,
ASI eksklusif
• Vit K1 & Hep B
injeksi (utk
bayi lahir bkn
dg nakes)
• SHK
• Penanganan
dan rujukan
kasus
• AMP
Keluarga: Buku
KIA
Perawatan
neonatus
Petugas:
• Kunj
Neonata
l 2
menggu
nakan
MTBM
• Konselin
g
perawat
an bayi
baru
lahir,
ASI
eksklusif
• Penang
anan
dan
rujukan
kasus
• SHK
• AMP
Keluarga:
Buku KIA
Perawatan
neonatu
s
Petugas:
•Kunj
Neonatal 3
menggunaka
n MTBM
•Konseling
perawatan
bayi baru
lahir, ASI
eksklusif
•Penangana
n dan
rujukan
kasus
•AMP
Keluarga:
Buku KIA
Perawatan
neonatus
Petugas:
•Vaksinasi
lengkap
•Vit A 1 x
umur 6 bln
•MTBS
•SDIDTK
•AMP
•Penanganan
dan rujukan
kasus
•Pembinaan
posyandu
Keluarga:
Buku KIA,
ASI eksklusif
6 bln
ASI + MPASI
6 - 11 bulan
Perawatan &
stimulasi
tumbuh
kembang
Petugas:
• Vit A
setahun
2 kali
• MTBS
• SDIDTK
• AMP
• Penanga
nan dan
rujukan
kasus
• Pembina
an
posyand
u
• Pembina
an anak
prasekol
ah
Keluarga:
Buku KIA,
ASI
sampai
2 tahun
Makanan gizi
seimban
g
Perawatan &
stimulasi
tumbuh
kembang
Usaha
Kesehatan
Sekolah
-UKS TK/RA
-UKS SD/MI
-UKS
SMP/MTs
-UKS
SMA/MA
Pelayanan
Kesehatan
Peduli
Remaja
(PKPR)
-Kespro
Remaja
-Persiapan
Pra Nikah
Konseling/P
eer Konselor
Puskesmas
Mampu
menangani
kekerasan
terhadap
Ank
(KTA),ESKA
,trafiking
Pembinaan
kesehatn
anak oleh
Puskesmas
di Lapas,
SLB/Panti
Anak
Jalanan,
Pekerja
anak, Anak
di daerah
konflik/benc
ana/terpenci
L
39. MTBS(Manajemen Terpadu Balita Sakit)/
MTBM (Manajemen Terpadu bayi Muda)
Proses manajemen kasus disajikan dalam bentuk bagan
yang memperlihatkan langkah-langkah:
• Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit 2 bulan-5
tahun
• Menentukan tindakan dan memberi pengobatan
• Memberi konseling ibu
• Memberi pelayanan tindak lanjut
• Manajemen terpadu bayi muda 1 hari sampai 2 bulan
40. SETIAP BALITA DILAKUKAN PENDEKATAN MTBM
(MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA)
DAN BALITA SAKIT DILAKUKAN PENDEKATAN
MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT)
SETIAP BALITA DILAKUKAN PENDEKATAN MTBM
(MANAJEMEN TERPADU BALITA MUDA)
DAN BALITA SAKIT DILAKUKAN PENDEKATAN
MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT)
Kemungkinan yang didapatkan:
1. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat
atau Infeksi Bakteri
2. Diare
3. Ikterus (kuning pada bayi )
4. Kemungkinan Berat Badan Rendah
dan/Atau Masalah pemberian ASI
Kemungkinan yang didapatkan:
1. Batuk atau sukar bernafas,
2. Diare,
3. Demam kemungkinan Campak, Demam
Berdarah, Malaria
4. Masalah telinga
5. Status Gizi
6. Anemia
7. Status Imunisasi dan Vitamin A
8. Menilai Masalah/keluhan lain
MTBM
MTBS
0 – 2 BULAN0 – 2 BULAN
2 bln- 5 th2 bln- 5 th
41. Manajemen Terpadu Bayi Muda(1hr-2bln)
• Tanya pada ibu tentang masalah yang dihadapi bayi muda
• Memeriksa dan mengkalsifikasi bayi muda untuk:
Kemungkinan penyakit berat /infeksi bakteri, Ikterus, Diare,
kemungkinan berat rendah.
• menentukan status imunisasi
• Menilai masalah/keluhan lain pada bayi muda maupun ibu
• Menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada bayi
muda
• Melakukan konseling ibu
• Memberikan pelayanan tindak lanjut pada bayi muda
42. AUTOPSI VERBAL
• Autopsi verbal anak balita adalah
diagnosis kesakitan anak balita menjelang
kematian berdasar wawancara kepada ibu
atau pengasuh lain.
• Hasil yang diperoleh sangat dibutuhkan
untuk peningkatan derajat kesehatan anak
balita khususnya dan masyarakat pada
umumnya
43. TUJUAN
Umum :
• Mampu mengumpulkan informasi tentang
gejala pada anak balita menjelang kematian
melalui wawancara yang dilakukan antara 1-
6 bulan setelah kematian
• Mampu membuat klasifikasi penyakit yang
diderita anak balita menjelang kematiannya
44. Khusus :
• Menanyakan kepada ibu atau orang yang paling tahu
tentang permasalahan anak menjelang kematiannya
• Menanyakan kepada atau orang dekat tentang gejala utama
yaitu batuk dan/atau sukar bernapas, diare, muntah,
demam, malnutrisi/anemia, kematian neonatal dan
kecelakaan
• Jika gejala utama ditemukan : menanyakan lebih lanjut
gejala yang menyertai dalam kaitannya dengan gejala utama
yang ditemukan, mengklasifikasikan penyakit yang diderita
anak berdasarkan gejala yang ditemukan melalui
wawancara
46. Pelayanan Kesehatan Ibu
Puskesmas
Pemberdayaan Masayarakat :
• Kelas Ibu Hamil
• Penyuluhan
• Pembinaan UKBM
Manajemen :
• PWS KIA
• Bikor
Lokakarya Mini (LS)
Pelayanan keehatan :
• ANC terpadu
• Asuhan Persalinan Normal, MAK III
• Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
• Pelayanan KB (MKJP)
• PNC
Pembiayaan :
• Jamkesmas
• Jampersal
47. Pelayanan Kesehatan Ibu
Polindes,
Poskesdes,
Pustu
Pemberdayaan Masayarakat :
• P4K
• Kelas Ibu Hamil
• Penyuluhan
Manajemen :
• PWS KIA
Pelayanan kesehatan :
• ANC terpadu
• Deteksi dini risiko dan komplikasi kehamilan
• Asuhan Persalinan Normal, MAK III
• Pelayanan persiapan rujukan komplikasi
• Pelayanan KB
• PNC
Forum Masyarakat Desa
Pembiayaan :
• Jamkesmas
• Jampersal
48. UPAYA PENDEKATAN TERINTEGRASIUPAYA PENDEKATAN TERINTEGRASI
• Menerapkan pelayanan integratif dengan
pendekatan continuum of care dalam
pelayanan kesehatan yang berbasis:
– Siklus Hidup
– Perjalanan Alamiah Penyakit
– Sarana Pelayanan
48
49. 49
Kerangka Konsep Pelayanan Antenatal
Komprehensif dan Terpadu
Ibu hamil dengan
masalah gizi
Ibu hamil 4 T
Ibu hamil dgn
komplikasi
kebidanan
Ibu hamil SEHAT
Ibu hamil dengan
PTM
Ibu hamil dgn
penyakit menular
Ibu hamil dengan
gangguan jiwa
Persalinan aman
dan bersih
Rujukan penang
gizi dan tinjutnya
Perencanaan
p’salin aman di
faskes
Penanganan
komplikasi dan
rujukan
Rujukan penang
PM dan tinjutnya
Rujukan penang
PTM dan
tinjutnya
Rujukan penang
gg jiwa dan
tinjutnya
Bumil ANC
Poli KIA
Penanganan dan TinjutAnamnesa dan Pemeriksaan
52. 1. Identifikasi Ibu Hamil
• Ibu hamil tercatat di kohort
• Ibu hamil mempunyai buku KIA
53. 1. Timbang Berat
Badan dan ukur tinggi
badann
2. Ukur tekanan darah
4. Ukur tinggi
fundus uteri
3. Ukur Lingkar
Lengan Atas
5. Tentukan presentasi
janin dan denyut jajntung
janin (DJJ)
6. Tetanus Toxoid
7. Tablet zat besi (Fe)
8. Test Laboratorium
(rutin & khusus)
9. Tata Laksana Kasus
10. Temu wicara
(konseling)
2. Pemeriksaan dan Pemantauan
Antenatal
57. Kelas ibu
Merupakan penyuluhan kesehatan bagi ibu
hamil, Ibu bersalin, dan ibu balita dalam
bentuk tatap muka dalam kelas yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan dan perawatan bayi
58. Kelas Ibu Hamil
Materi
Kehamilan
Persalinan
Perawatan nifas
Perawatan BBL
Buku KIA
Format P4K
Stiker P4K
Meningkatkan pengetahuan
Mengubah sikap dan perilaku
Sarana belajar
kelompok
RS, RB, Puskesmas,
Polindes, Posyandu,
Desa, dll
Lembar Balik,
Pegangan Fasilitator,
Pedoman Pelaksanaan
Leaflet
Mendorong
Pencapaian K4
SASARA
N
*Bumil
*Suami
Paket
Kelas Ibu Hamil
59. Pengertian
• Kelas Ibu Hamil:
merupakan sarana belajar kelompok bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka, bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan bayi baru
lahir melalui praktek dengan menggunakan
Buku KIA
60. Tujuan
• Kelas Ibu Hamil bertujuan:
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap
dan perilaku ibu agar memahami tentang
menjaga kehamilan, persiapan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan bayi baru
lahir dengan menggunakan Buku KIA.
61. Manfaat
Bagi Ibu dan Keluarga :
1.Sarana untuk mendapat teman, dan bertanya
2.Memperoleh informasi penting
3.Membantu dalam menjalankan kehamilan,
menghadapi persalinan dan nifas dengan aman,
nyaman, sehat dan selamat
Bagi Petugas Kesehatan:Unt
1. Lebih mengetahui masalah kesehatan ibu hamil dan
keluarganya
2. Lebih dekat dengan ibu hamil, keluarganya serta
masyarakat
62. Konsep
Bahan Referensi:
Buku KIA adalah referensi utama yang di baca dan
dibahas dalam Kelas Ibu Hamil
Pendekatan dan Metode Belajar :
prinsip belajar orang dewasa relevan dan praktis
partisipatif interaktif disertai praktek, seperti:
ceramah, tanya jawab;
peragaan/praktek (posisi menyusui, senam hamil);
curah pendapat, penugasan dan simulasi
63. Konsep, lanjutan …
Materi Pembelajaran
Buku KIA, Stiker P4K, Format P4K, dan Alat Bantu
(lembar balik, peralatan KB, boneka bayi, dll)
Dari, oleh dan untuk masyarakat
Peran serta seluruh masyarakat di desa, tokoh agama,
tokoh masyarakat dan pemerhati masalah kesehatan ibu
dan anak
Pelaksanaan
bisa dilakukan di mana-mana:
RS, RB, Puskesmas, Polindes, Posyandu, Desa, dll
sesuai dengan situasi setempat
64. Indikator
INPUT PROSES OUTPUT
1. % Bumil punya
Buku KIA
2. % Pedoman dan
Modul Kelas Ibu
3. % petugas
kesehatan sebagai
fasilitator Kelas Ibu
Hamil
4. Tersedianya
angaran
pelaksanaan Kelas
ibu
1. % ibu hamil yang
mengikuti Kelas Ibu
Hamil
2. % suami /anggota
keluarga yang hadir
mengikuti Kelas Ibu
Hamil
3. % kader yang terlibat
dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil
4. % Fasilitator: yg
tmelaksanakan kelas ibu
1. Cakupan K1
2. Cakupan K4
3. % ibu/keluarga dengan
Perencanaan
Persalinan ol Nakes
4. % cakupan Kf
5. % cakupan Kn
66. KELAS IBU BALITA
adalah dimana para ibu yang mempunyai anak
berusia antara 0 sampai 5 tahun secara
bersama-sama belajar dengan panduan satu
atau beberapa orang fasilitator yang terlatih
menggunakan buku KIA
67. Kelas ibu balita
• Kelas ibu balita bukanlah program baru
merupakan kegiatan kelanjutan untuk
membahas buku KIA pada ibu balita, kegiatan
kelas ibu balita terintegrasi dengan kegiatan
lainnya yang ada di lapangan seperti PAUD,
BKB, Posyandu dll
• Kelas ibu balita dilaksanakan di Puskesmas,
Nagari, jorong, Posyandu, RS, PAUD
68. TUJUAN UMUM
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu, dengan
menggunakan buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang
balita yang optimal
TUJUAN KHUSUS :
1. Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara Eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya Imunisasi
pada bayi
3. Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan
gizi seimbang kepada balita
4. Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan
melaksanakan stimulasi perkembangan balita
5. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi
balita dan mencuci tangan yang benar
6. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit yang
terbanyak, cara pencegahan dan perawatan balita
69. DAMPAK KELAS IBU BALITADAMPAK KELAS IBU BALITA
• Terjadi peningkatan perubahan perilaku ibuTerjadi peningkatan perubahan perilaku ibu
terhadap kesehatan anak balitaterhadap kesehatan anak balita
• Ibu menyadari akan kebutuhan sertaIbu menyadari akan kebutuhan serta
kegunaan Buku KIA. Hal ini ditandai dengankegunaan Buku KIA. Hal ini ditandai dengan
selalu membawa Buku KIA pada kegiatan keselalu membawa Buku KIA pada kegiatan ke
pelayanan kesehatan dan menjaga bukupelayanan kesehatan dan menjaga buku
tersebut dengan baiktersebut dengan baik
Hasil FGD ,Universitas Andalas th2008
70. • Pendekatan cara belajar orang dewasa, sertaPendekatan cara belajar orang dewasa, serta
kegiatan praktek, sangat disenangi oleh ibu-ibukegiatan praktek, sangat disenangi oleh ibu-ibu
balita. Ibu balita dapat bertanya langsung kepadabalita. Ibu balita dapat bertanya langsung kepada
petugas ataupun berbagi pengalaman dengan ibu-petugas ataupun berbagi pengalaman dengan ibu-
ibu lainnya.ibu lainnya.
• Ibu dapat bertanya jika ada yang tidak dipahami atauIbu dapat bertanya jika ada yang tidak dipahami atau
dimengerti ketika membaca buku atau hal-hal yangdimengerti ketika membaca buku atau hal-hal yang
meragukan dalam menjalani atau mengikutimeragukan dalam menjalani atau mengikuti
perkembangan anak.perkembangan anak.
DAMPAK LANJUTAN….DAMPAK LANJUTAN….
Hasil FGD, Universitas Andalas th2008
71. • Penggunaan metode andragogyPenggunaan metode andragogy
memberikan dampak bagi petugasmemberikan dampak bagi petugas
kesehatan untuk terus belajar dankesehatan untuk terus belajar dan
bertambah pengetahuan tentangbertambah pengetahuan tentang
pengalaman praktis dari ibu-ibu balita.pengalaman praktis dari ibu-ibu balita.
DAMPAK LANJUTAN….DAMPAK LANJUTAN….
Hasil FGD, Universitas Andalas th2008
72. • Kegiatan kelas Ibu balita memberikanKegiatan kelas Ibu balita memberikan
dampak peningkatan cakupan programdampak peningkatan cakupan program
kesehatan seperti peningkatan kunjungankesehatan seperti peningkatan kunjungan
posyandu, peningkatan cakupan imunisasi,posyandu, peningkatan cakupan imunisasi,
cakupan vitamin A, peningkatan gizi balita dancakupan vitamin A, peningkatan gizi balita dan
lain-lain.lain-lain.
DAMPAK LANJUTAN….DAMPAK LANJUTAN….
Hasil FGD, Universitas Andalas th2008
73. • PeningkatanPeningkatan peran suami terhadap kesehatanperan suami terhadap kesehatan
istri dalam kehamilan maupun menjagaistri dalam kehamilan maupun menjaga
kesehatan. Karena ibu-ibu balita di daerahkesehatan. Karena ibu-ibu balita di daerah
Tanah Datar merupakan petani denganTanah Datar merupakan petani dengan
pekerjaan yang cukup berat.pekerjaan yang cukup berat.
• Penurunan kekerasan dalam rumah tanggaPenurunan kekerasan dalam rumah tangga
DAMPAK LANJUTAN….DAMPAK LANJUTAN….
Hasil FGD, Universitas Andalas th2008
74. • PeningkatanPeningkatan peran keluarga besar dalamperan keluarga besar dalam
kepedulian kesehatan balita, dengankepedulian kesehatan balita, dengan
terlibatnya ’nenek’ atau ’tante’ bahkanterlibatnya ’nenek’ atau ’tante’ bahkan
’bapak’ dalam kegiatan kelas ibu balita, jika’bapak’ dalam kegiatan kelas ibu balita, jika
ibu berhalangan datangibu berhalangan datang
• Pengambilan keputusan untuk kesehatan diriPengambilan keputusan untuk kesehatan diri
si ibu dan balita sudah ditentukan oleh ibusi ibu dan balita sudah ditentukan oleh ibu
sendiri.sendiri.
DAMPAK LANJUTAN….DAMPAK LANJUTAN….
Hasil FGD, Universitas Andalas th2008
75. BUKU KIA
Adalah buku catatan dan informasi tentang
kesehatan ibu dan anak yang merupakan
gabungan beberapa kartu kesehatan dan
kumpulan berbagai materi penyuluhan KIA
Digunakan oleh ibu dan kader untuk
mamantau kesehatan ibu dan anak serta
memeperoleh informasi tentang pelayanan
KIA
Bagi nakes: dpt dipakai sebagai standar
pelayanan, penyuluhan dan konseling
kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu &
anak dpt diberikan scr komprehensif &
berkesinambungan
76. Buku KIA
Buku KIA dibawa oleh ibu hamil dan balita ( dibawah 5 tahun)
Ke posyandu dan ke seluruh sarana kesehatan oleh ibu hamil/balita
Buku KIA berisikan:
1. Penjelasan tentang ibu hamil
2. Penjelasan tentang ibu bersalin
3. Penjelasan tentang ibu nifas
4. Penjelasan tentang bayi baru lahir
5. Surat keterangan lahir
6. Catatan pelayanan kesehatan ibu
7. Catatan pelayanan kesehatan balita
8. Catatn rujukan ke sarana kesehatan yang lebih tinggi
9. Catatan umpan balik rujukan
10.Kartu menuju sehat (KMS) untuk diisi ketika anak di timbang
11. Pemberian Vit.A
12.Anjuran pemberian ransangan perkembangan
13. dan nasihat pemberian makanCatatan penyakit
14.dan masalah perkembangan anak
15. Stiker P4K
Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat
:Penolong persalinan
:Pendamping persalinan
:Transportasi
:Calon pendonor darah
:Tempat persalinan
: - - 200Taksiran persalinan
:Nama Ibu
77. SASARAN:
1. Setiap Ibu Hamil
2. Setiap bayi dan Balita
BUKU KIA DI INDONESIA SBG ALAT
INTEGRASI YANKES TERMASUK KB &
GIZI
81. P4K
(program perencanaan persalinan & pencegahan
komplikasi)
Adalah:
Kegiatan dalam rangka peningkatan peran aktif
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
suatu persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil
Menggunakan stiker sebagai media notifikasi
sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi
baru lahir
82. Kegiatan P4K
• Melaksanakan pendataan ibu hamil
• Meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami dan keluarganya
tentang semua kehamilan beresiko, bahaya kehamilan, dan
persalinan
• Mengajak ibu hamil, suami, dan keluarganya melakukan
perencanaan untuk tempat persalinan, penolong persalinan,
persiapan transportasi, keuangan
• Membantu menyiapkan calon pendonor darah, memberi
informasi tentang persiapan pakaian bayi, dan ibu hamil
perencanaan KB Salin
83. Pelaksanaan P4K dalam Kesehatan Ibu dan Anak
bidan
Ibu, suami,
keluarga
Kader
P4K
dengan
STIKER
Dukun
P4K: Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Linakes
ANC
• notifikasi
• tabulin
• transport
• donor darah
•Pendamp persaln
•Kunj Neo & Nifas
•ASI Ekslf
• Kesepakatan ber-KB
Penanganan Komplikasi
kemitraan
KB
Peran Suami
Masyarakat
Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat
:Penolong persalinan
:Pendamping persalinan
:Transportasi
:Calon pendonor darah
:Tempat persalinan
: - - 200Taksiran persalinan
:Nama Ibu
84. STIKER P4K
Menuju Persalinan Yang Aman dan Selamat
:Penolong persalinan
:Pendamping persalinan
:Transportasi
:Calon pendonor darah
:Tempat persalinan
: - - 200Taksiran persalinan
:Nama Ibu
85. Kedudukan P4K dalam Desa Siaga
P4KBidan Ibu, suami,
keluarga
Kader,
dukun
Siap Antar Jaga:
• notifikasi
• tabulin
• transport
• donor darah
• salin + suami
• KN 1
• IMD & ASI Eks
Surveilans
Wabah/KLB
Bencana
SKPG/
Gizi
Stiker
PHBS
P4K AMANAT
PERSALINAN
DESA SIAGA
+
+
+
+
86. AUDIT MATERNAL PERINATAL
(AMP)
• AMP adalah Proses penelaahan bersama kasus kesakitan
dan kematian ibu dan perinatal serta tatalaksananya.
• Menggunakan berbagai informasi & pengalaman dari
kelompok terkait (keluarga, dukun, provider)
• Untuk mendapat input tentang intervensi yang tepat
dilakukan agar kesakitan & kematian dapat dicegah di masa
datang.
87. Audit Maternal Perinatal di Indonesia
• Telah dilaksanakan sejak tahun 1997, namun
implementasi dari kegiatan ini tidak diikuti dengan
perbaikan pada kesehatan maternal-perinatal
seperti yang diharapkan
• Evaluasi mengungkapkan bbrp masalah, a.l:
– Terjadi : Blaming, shaming, naming
– Pencatatan dan pelaporan yang belum lengkap
– Tindak-lanjut dari rekomendasi yang didapatkan
dari proses AMP, serta keterlibatan lintas sektoral
yang belum memadai
88. Tujuan AMP :
• Menentukan sebab dan faktor terkait dlm kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal (3 terlambat & 4 terlalu)
• Memastikan dimana dan mengapa berbagai sistem &
program gagal dalam mencegah kematian
• Menentukan jenis intervensi & pembinaan yang
diperlukan
89. Kemitraan Bidan dan Dukun
• Bidan melakukan kemitraan dengan dukun
• Pelayanan kehamilan dilakukan oleh bidan, Dukun tidak boleh
melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil
• Pertolongan persalinan oleh Bidan, Dukun tidak boleh
menolong persalinan
• Pelayanan terhadap ibu nifas tentang kesehatan ibu dilakukan
oleh bidan
• Pelayanan tali pusat dan perawatan bayi baru lahir dilakukan
oleh bidan
• Ada pembagian dana antara bidan dan dukun dari hasil
pelayanan persalinan yang diatur oleh pak Camat, walinagari,
Bidan dan dokter Puskesmas
90. RUMAH TUNGGU KELAHIRAN
• adalah suatu tempat atau ruangan yang berada
dekat fasilitas pelayanan kesehatan (rumah
sakit, Puskesmas, Poskesdes/Polindes), yang
dapat digunakan sebagai tempat tinggal
sementara bagi ibu hamil dan pendampingnya
(suami/kader/dukun atau keluarga) selama
beberapa hari saat menunggu persalinan tiba
hingga beberapa hari setelah melahirkan.
91.
92. PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
RS Pusat/Provinsi/Regional
RS Kab/Kota/Swasta
(PONEK)
Puskesmas, (PONED)
Dr/Bd Praktik Mandiri
Selfcare
Dinkes Prov
Dinkes Kab/Kota
Puskesmas
(Pustu, Bidan di Desa)
Poskesdes
Posyandu
(UKBM)
Upaya Kes MasyarakatUpaya Kes Masyarakat Upaya Kes PeroranganUpaya Kes Perorangan
Penguatan sistem rujukan dari tingkat masyarakat ke RS Kab/Kota
Perlu penguatan koordinasi dan kerja sama antara Dinkes Kab/Kota dan RS Kab/Kota
KADES-LURAH
B U P A T I
C A M A T
G U B
DESA SIAGA
RAKOR-LOKMIN
OTODA
UU 32-PP 19
93. Rumah Sakit
Ibu Hamil normal
Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC
akan bermasalah di persalinan
Masyarakat
DINKES
Bidang Kesga
dan Bidang Pelayanan
Data
Based
SIKDA
Kebijakan memperkuat tata kelola di tingkat
Kabupaten/Kota
Ibu Hamil bermasalah di persalinan
Tapi tidak terdeteksi di ANC
BOK, DAK, Jampersal,
Jamkesmas, Jamkesda, APBD ,
hibah
94. PEMANTAPAN SISTEM RUJUKAN BERJENJANG
RS. RUJUKAN REGIONAL
(TIMUR-TENGAH-BARAT)
PUSKESMAS
RS. RUJUKAN
WILAYAH
RS KAB / KOTA
M A S Y A R A K A T
A
B
D
C
PRIMER
SEKUNDER
TERTIER
QUARTERNAIR
ADINKES
ARSADA
PERSI
IDI
IDAI
POGI
IBI
PPNI
IAKMI
PAFI
Dll
Hinweis der Redaktion
Becoming also the Vision of Indonesia in the future
Para hadirin sekalian,
Millenium Development Goals merupakan kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun 2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan Millenium ini berupakan komitmen Pemerintah Republik Indonesia terhadap komitmen global yang secara konstitusional juga diakui dan disahkan serta dituangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2004–2025 dan saat ini telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 melalui Keputusan Presiden nomor 5 tahun 2010 yang baru saja disahkan pada bulan Januari lalu.
Dalam RPJMN Tahun 2010 – 2014 dalam bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama di dalamnya termasuk kesehatan disebutkan bahwa sasaran yang ditetapkan diantaranya adalah :
Meningkatnya Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun
Menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup
Menurunnya Angka Kematian Ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi 15%.
Dengan memperhatikan target ini, sangat jelas bahwa komitmen Pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia sangat besar dan perlu diupayakan baik oleh Kementerian Kesehatan selaku sektor yang bertanggungjawab maupun oleh berbagai pihak yang memiliki peran dan dapat memberikan kontribusi seperti lintas sektor dan organisasi profesi dan seminat.
Pembangunan Manusia merupakan pusat dari pembangunan dalam skala luas atau dikenal dengan human centered approach to development, hal ini juga tertuang dalam visi RPJP 2025 adalah Indonesia Yang Maju, Mandiri dan Adil. Pertumbuhan ekonomi bukan sebagai tujuan tetapi alat, manusia bukan sekedar hanya sebagai sumber daya tetapi sebagai tujuan akhir pembangunan.
Slide ini menunjukkan diagram Sistem Rujukan Upaya Kesehatan dengan penjelasan sebagai berikut:
Penguatan di tingkat puskesmas dan jaringannya dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu, anak, gizi dan reproduksi yang berkualitas dapat terlaksana apabila manajemen program kesehatan ibu dan reproduksi ditingkat yang lebih tinggi yaitu kabupaten/kota dan propinsi, juga diperbaiki. Demikian pula halnya dengan sistem rujukan, memperbaikinya juga harus dimulai dari tingkat masyarakat ke tingkat pelayanan kesehatan primer, dan seterusnya.
Penguatan Manajemen Program Kesehatan perlu juga ditunjang oleh adanya Manajemen program yang efektif, SDM yang kompeten, Fasilitas, sarana, obat dan alat kesehatan sesuai kebutuhan, Pembiayaan, dan Sistem informasi yang memadai.
Saat ini jumlah puskesmas PONED total se Indonesia sebanyak 1579, di Kepulauan Riau ada 18 puskesmas PONED. Sementara, Rumah sakit PONEK total sejumlah 505 RS dan di Kepulauan Riau ada 6 RS yang sudah mengikuti workshop PONEK.
Pelayanan kesehatan ibu di setiap tingkatan disesuaikan dengan kewenangan petugas :
Di tingkat desa : bidan di Poskesdes/Polindes, perawat di Pustu, khusus untuk pemberian kewenangan Perawat dalam pelayanan kebidanan melalui surat penugasan dari Kepala Doinas Kesehatan apabila di daerah tersebut tidak terdapat bidan atau dokter. Apabila sudah terdapat bidan atau dokter maka kewenangannya dicabut.
Di tingkat kecamatan (Puskesmas) oleh dokter, bidan, perawat atau Tim Poned pada Puskesmas PONED
Di tingkat rujukan yaitu Rumah Sakit Kab/Kota atau RS Mampu PONEK
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
-merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang
memerlukan intervensi selama kehamilannya
-pelayanan ini diberikan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, brersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat
-dalam konsep pelayanan antenatal terpadu, setiap ibu hamil harus diperiksa secara menyeluruh melalui anamnesa dan pemeriksaan (fisik
maupun penunjang) dan dilanjutkan dengan penanganan dan tindak lanjut sesuai hasil temuan
-mis. Seorang ibu hamil yang pada pemeriksaan ternyata LLA nya &lt;23,5 cm dirujuk ke Bagian Gizi untuk mendapatkan penanganan
(mis. PMT Bumil) serta tindak lanjutnya
Pada Pelayanan Antenatal Terpadu, ada beberapa program yang sudah diintegrasikan dalam Pelayanan Antenatal:
MNTE (Maternal Neonatal Tetanus Elimination) Eliminasi Tetanus pada Ibu dan BBL
Antisipasi Gizi dalam Kehamilan
Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
PMTCT (Prevention from Mother To Child Transmission) of HIV PencegahanPenularan HIV dari Ibu ke Bayi
Syphilis Congenital Elimination Eliminasi Sifilis Kongenital
Pencegahan Malaria dalam Kehamilan
Dan ada 1 program baru yang sedang dikembangkan oleh Pusat Intelegensia Kemenkes, yakni:
Peningkatan intelegensia janin dalam kehamilan (brain booster)
KELAS IBU HAMIL
-Merupakan sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka
-Tujuannya: meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang menjaga kehamilan, persiapan persalinan,
perawatan nifas, dan perawatan bayi baru lahir dengan menggunakan Buku KIA.
-Konsepnya:
1. Menggunakan Buku KIA sebagai referensi utama
2. Pendekatan belajar orang dewasa
3. Metode partisipatif interaktif disertai praktek
4. Materi pembelajaran Buku KIA, format P4K, stiker P4K, alat bantu (lembar balik, peralatan KB, boneka bayi, dll)
5. Dari, oleh dan untuk masyarakat
6. Pelaksanaan bisa dilakukan di mana-mana: RS, RB, Puskesmas, Polindes, Posyandu, Desa, dll, sesuai dengan situasi setempat
-Tahapannya:1. Pelatihan bagi Pelatih (ToT): bisa dilaksanakan di tingkat pusat maupun provinsi.
2. Pelatihan bagi calon fasilitator: dilaksanakan selama 2 hari atau on the job training
-Peserta: ibu hamil dengan umur kehamilan 20-32 minggu (masa persiapan persalinan atau perinatal awal),
suami atau keluarga diikutkan minimal 1 kali pertemuan
-Jumlah peserta: maksimal 10 orang setiap kelas
-Fasilitator: bidan atau petugas kesehatan yang mampu menjadi fasilitator Kelas Ibu Hamil sudah dilatih)
-Frekuensi pertemuan: 3 kali pertemuan atau sesuai hasil kesepakatan antara fasilitator dengan peserta
-Materi: disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi pokok (Buku KIA)
-Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil
-Waktu pertemuan: disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu/dan suami/keluarga, bisa pagi, atau sore hari.
Dengan Kelas Ibu Hamil, diharapkan akan meningkatkan cakupan Antenatal, khususnya K4