1. Dokumen tersebut membahas 10 penyebab utama mengabaikan amal sunnah yang dapat menyebabkan berkurangnya iman dan amal shaleh, di antaranya lalai terhadap kebutuhan akan amal-amal tersebut, terlalu banyak tugas dan pekerjaan sehingga menunda-nunda, serta menyaksikan panutan dalam kondisi pengabaian.
2. • Kemaksiatan berapapun kecilnya adalah berbahaya, bukankah Nabi
SAW bersabda: “Apabila seorang hamba berbuat dosa, maka
diberikan noda hitam dalam hatinya.” Maka janganlah melihat
kecilnya sebuah maksiat, tapi lihat kepada siapa maksiat itu
diarahkan?!
• Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra
bahwa makna hajrul-qur’an (meninggalkan al-Qur’an) dalam surat
al-Furqan bukan hanya berarti tidak membaca, melainkan juga tidak
mau menghafal & mengamalkan al-Qur’an. Maka saat ditimpa
musibah berat, jangan sedih, mungkin sedemikian banyaklah dosa
kita.
• Tapi kita tak perlu putus asa, karena jika bertaubat insya Allah akan
dihapus dosa tersebut oleh Allah SWT, sebagaimana kata para ulama
: La Kaba’ir ma’al Istighfar, wala Shagha’ir ma’al Istimrar.
1. Terkotori oleh
kemaksiatan
3. • Dalam Kitab at-Tauhid, Imam Ibnul Qayyim
menyebutkan bahwa pintu masuk syetan yang terakhir
adalah pintu ini, setelah pintu murtad, pintu syirik, pintu
bid’ah, pintu kufur, pintu maksiat dan pintu makruh.
2. Berlebih-lebihan dalam
hal yang mubah
4. • Dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 34 [1] disebutkan
tentang demikian banyaknya limpahan nikmat-Nya pada
diri kita. Juga surat QS al-Kautsar [2]. Maka nikmat
RABB-mu yang mana lagi yang akan kamu dustakan
(dengan tidak bersyukur/beribadah)?
• Sampai-sampai kita masuk jannah-pun karena nikmat-
Nya dan bukan karena amal kita (HR Bukhari Muslim).
3. Tidak sadar akan nilai
nikmat Allah
5. • Di antara manfaat istighfar adalah menambah kekuatan
fisik, rizki, dsb [3].NUH : 10-13
• Jika ingin diingat-Nya maka kita dulu harus ingat pada-
Nya (Fadzkuruni adzkurkum…).
• Fenomena yang ada di antaranya ialah banyak menyia-
nyiakan waktu, menunda-nunda atau bahkan sampai tak
tahu apa yang akan dikerjakan lagi.
4. Lalai terhadap kebutuhan
kita terhadap amal-amal
tersebut
6. • Di antara amal yang paling dicintai Allah adalah yang
kontinyu walau sedikit.
• Nabi SAW, jika ada waktu istirahat maka istirahat beliau
SAW adalah melakukan shalat (Arihna ya Bilal bish
Shalat…).
5. Lemahnya pemahaman
yang benar tentang hakikat
pahala yang berlipatganda.
7. • Allah mengingatkan kita untuk senantiasa
mempersiapkan bekal untuk setelah mati [4].
• Kata Ali ra: “Shalatlah kalian seperti shalatnya seorang
yang akan meninggalkan dunia.”
• Pesan Abubakar pada Aisyah ra: “… dan jika aku sudah
meninggal, maka kafanilah aku dengan kain yang paling
murah, karena ia hanya akan menjadi wadah nanah &
darah…”
6. Melupakan kematian &
apa yang menanti
setelahnya
8. • Dicela oleh Allah SWT.
• Nabi SAW saat turun surat Hud, Waqi’ah, An Naba’ &
Takwir sampai beruban rambutnya.
7. Mengira amalnya sudah
cukup
9. • Maka harus tawazun, ingat kisah Salman & Abu Dzar ra.
• Nabi SAW membagi waktunya dalam 3 bagian: 1/3 untuk
Rabb-nya, 1/3 untuk keluarganya & 1/3 untuk ummatnya.
8. Terlalu banyak tugas &
pekerjaan
10. • Sabda nabi SAW: “Persiapkanlah yang 5 sebelum datang
yang 5: Masa mudamu sebelum masa tuamu, masa
sehatmu sebelum masa sakitmu, masa luangmu sebelum
masa sibukmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu
dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
• Orang yang kuat menurut Umar ra adalah orang
bersegera dalam setiap amal.
9. Ditunda-tunda &
dinanti-nanti
11. • Imam Ghazali menyebutkan bahwa salah satu dosa kecil
yang bisa menjadi dosa besar adalah dosa kecil yang
dilakukan oleh ulama, karena dapat mengakibatkan ditiru
orang lain.
• Oleh karenanya maka Nabi SAW demikian menekankan
disiplin pada keluarganya (Fathimah ra, Ali ra, Hasan &
Husein ra) sebelum orang lain.
10. Menyaksikan sebagian
panutan dalam kondisi
pengabaian