Kota Tangerang Selatan terletak di timur Propinsi Banten dengan luas wilayah 147,19 km2. Kota ini dibatasi oleh Kota Tangerang di utara, Provinsi DKI Jakarta di timur, Kota Depok dan Kabupaten Bogor di selatan, serta Kabupaten Tangerang di barat. Secara administratif Kota Tangerang Selatan terdiri atas 7 kecamatan, 49 kelurahan, dan 5 desa.
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
Profil Kota Tangerang Selatan
1.
2. Profil Kota Tangerang Selatan i
Profil Kota Tangerang Selatan
Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Tahun 2010
3. Profil Kota Tangerang Selatan ii
Profil Kota Tangerang Selatan
Naskah:
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan
Penyunting:
Sub Bidang Data dan Statistik Bidang Penelitian dan Pengembangan
Diterbitkan oleh:
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan
Tahun:
2010
Cetakan:
Ketiga
Ukuran buku:
6,5” x 8,5”
Jumlah Halaman:
78 + viii halaman
Tidak dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
sejauh untuk kepentingan non komersial dan dalam jumlah yang
terbatas
5. Profil Kota Tangerang Selatan iv
SAMBUTAN
PENJABAT WALIKOTA
TANGERANG SELATAN
Kota Tangerang Selatan dibentuk dengan tujuan meningkatkan
pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta
dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Agar dapat
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat, dibutuhkan informasi
mengenai kebutuhan serta potensi yang ada di masyarakat dalam menyambut
Hari Jadi Kedua Kota Tangerang Selatan.
Buku “Profil Kota Tangerang Selatan” ini diharapkan menjadi salah satu
sumber informasi mengenai gambaran dan potensi Kota Tangerang Selatan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran atas
penyusunan buku ini, saya menghaturkan terima kasih dan teruslah berkreasi
dan berprestasi. Semoga Allah Swt. selalu memberkahi kita semua.
Penjabat Walikota Tangerang Selatan
H. Eutik Suarta, S.H.
6. Profil Kota Tangerang Selatan v
SAMBUTAN
Sekretaris Daerah
Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk
pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26
November 2008. Sebagai daerah otonom yang baru berusia dua tahun,
dibutuhkan gambaran Kota Tangerang Selatan sebagai dasar dalam penyusunan
kebijakan.
Buku “Profil Kota Tangerang Selatan” ini merupakan buku yang
memaparkan gambaran umum perwilayahan, kependudukan, sosial, budaya,
ekonomi dan kelengkapan infrastruktur Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya
gambaran tersebut akan dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat
dikembangkan bagi pembangunan Kota.
Semoga buku ini dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan
Kota Tangerang Selatan di masa mendatang.
Sekretaris Daerah
Kota Tangerang Selatan
Drs. Dudung E Diredja, M.Si.
NIP. 19550615 198112 1 001
7. Profil Kota Tangerang Selatan vi
KATA PENGANTAR
Kepala Bappeda
Kota Tangerang Selatan
Data dan informasi merupakan hal yang sangat penting sebagai dasar dalam
proses perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah maupun proses pengambilan
keputusan oleh para pemangku kepentingan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Tangerang Selatan menyusun “Profil Kota Tangerang Selatan” ini
dengan harapan buku ini menjadi salah satu sumber informasi dalam proses
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Kota Tangerang Selatan yang dalam
pelaksanaannya menggunakan motto membangun Kota Tangerang Selatan sebagai
liveable city.
Selain itu, BAPPEDA juga telah membangun situs internet dengan alamat
www.bappeda.tangerangselatankota.go.id Pihak-pihak yang bermaksud memberikan
pertanyaan atau masukan seputar perencanaan pembangunan bisa juga mengirimkan
surat elektronik (email) ke bappedatangsel@gmail.com.
Kami menyadari bahwa pemaparan dalam buku ini belum memuaskan semua
pihak. Oleh karena itu, kami memohon masukan dari semua pihak yang peduli terhadap
pembangunan Kota Tangerang Selatan untuk perbaikan di masa mendatang.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kota Tangerang Selatan
Ir. Eddy A.N. Malonda, M.T.
NIP. 19601003 198803 1 004
8. Profil Kota Tangerang Selatan vii
DAFTAR ISI
Peta Kota Tangerang Selatan ...................................................................... iii
Sambutan Penjabat Walikota Tangerang Selatan ...................................... iv
Sambutan Sekretaris Daerah Tangerang Selatan ....................................... v
Kata Pengantar Kepala Bappeda Kota Tangerang Selatan ......................... vi
Daftar Isi ...................................................................................................... vii
Bab 1. Pendahuluan ............................................................................... 1
Bab 2. Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan ........................... 4
Bab 3. Sosial Budaya ............................................................................... 17
Bab 4. Infrastruktur dan Permukiman .................................................... 36
Bab 5. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup ................................. 46
Bab 6. Ekonomi dan Keuangan ............................................................. 53
Bab 7. Potensi Daerah ............................................................................ 71
Bab 8. Penutup........................................................................................ 78
Sumber-sumber .......................................................................................... viii
9. Profil Kota Tangerang Selatan viii
Sumber-Sumber
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang.
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan.
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga
Berencana Kota Tangerang Selatan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang.
Bagian Pengelola Teknologi Informasi Sekretariat Daerah Kota Tangerang Selatan.
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangerang Selatan.
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang Selatan.
Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Tangerang Selatan.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan.
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Tangerang Selatan.
Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf.
Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2009. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Tangerang, 2009.
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan. Dinas Tata Ruang
Kabupaten Tangerang, 2008.
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 59 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun
2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan.
Seluruh Kecamatan di Wilayah Kota Tangerang Selatan. 2010.
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan di Propinsi Banten.
10. Profil Kota Tangerang Selatan 1
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada
akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten tertanggal 26 November
2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam
bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan
kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah +
1.159,05 km2 dan jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan
belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek
rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota
Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat memberikan gambaran Kota Tangerang Selatan dari berbagai sisi
dibutuhkan dokumen yang memuat di antaranya gambaran umum perwilayahan,
kependudukan, sosial, budaya, ekonomi dan kelengkapan infrastruktur. Dengan adanya
gambaran tersebut akan dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat
dikembangkan bagi pembangunan Kota. Profil Kota Tangerang Selatan ini diharapkan
11. Profil Kota Tangerang Selatan 2
dapat menjadi salah satu referensi bagi para pihak, termasuk Pemerintah Kota
sendiri maupun masyarakat Kota Tangerang Selatan dan para pakar pembangunan
maupun para penanam modal dan calon penanam modal dalam pengambilan
kebijakan atau keputusan lain.
Penyusunan dokumen bab per bab dilakukan dengan mengumpulkan data dari
berbagai instansi, memilah data yang tersedia sesuai subjek, analisis data tersebut
serta penarasian beberapa data dan analisisnya. Data yang dikumpulkan dalam
dokumen ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari berbagai instansi, di
antaranya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang, Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) Kabupaten Tangerang, SKPD Kota Tangerang Selatan
serta dari berbagai dokumen lain yang telah lebih dulu tersusun. Materi yang tersaji
dalam buku ini disesuaikan dengan ketersediaan data. Beberapa jenis data tersedia
hingga tahun 2008, 2009 dan 2010, namun ada juga data yang tersedia hanya untuk
tahun 2006 karena merupakan hasil studi yang dilakukan pada tahun tersebut. Oleh
karenanya, penyajian uraian disesuaikan dengan ketersediaan data yang ada.
Tujuan
Penyusunan Profil Kota Tangerang Selatan bertujuan untuk memberikan
gambaran kondisi Kota Tangerang Selatan dari berbagai sisi, di antaranya gambaran
umum perwilayahan, kependudukan, sosial, budaya, ekonomi dan kelengkapan
infrastruktur sehingga dapat diketahui permasalahan serta potensi yang dapat
dikembangkan bagi pembangunan Kota.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang dan tujuan penyusunan
profil serta sistematika penulisan laporan.
12. Profil Kota Tangerang Selatan 3
BAB 2 : Gambaran Umum Wilayah dan Pemerintahan. Bab ini berisi
kondisi geografis, keadaan iklim, pemerintahan, dan kependudukan.
BAB 3 : Sosial Budaya. Bab ini berisi gambaran pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan sosial dan agama.
BAB 4 : Infrastruktur dan Permukiman. Bab ini berisi gambaran kondisi
perumahan dan permukiman, transportasi, energi dan
telekomunikasi, dan utilitas lainnya.
BAB 5 : Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Bab ini berisi
gambaran penggunaan lahan dan lingkungan hidup, pertanian serta
peternakan.
BAB 6 : Industri, Perdagangan dan Koperasi. Bab ini berisi gambaran
kondisi industri, perdagangan, koperasi dan lembaga keuangan.
BAB 7 : Ekonomi dan Keuangan. Bab ini berisi gambaran produk
domestik regional bruto, struktur ekonomi, keuangan daerah dan
ketenagakerjaan.
BAB 8 : Potensi Daerah. Bab ini berisi mengenai potensi investasi dan
potensi pariwisata.
BAB 9 : Penutup
13. Profil Kota Tangerang Selatan 4
Bab 2
Gambaran Umum Wilayah
dan Pemerintahan
Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada
titik koordinat 106˚38’ - 106˚47’ Bujur Timur dan 06˚13’30” - 06˚22’30” Lintang
Selatan dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh
sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719
Ha.
Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota
Tangerang
- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pasanggrahan
dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis
Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah
utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah
satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarata, selain itu juga sebagai daerah yang
14. Profil Kota Tangerang Selatan 5
menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, Kota
Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi
Banten dengan Provinsi Jawa Barat.
No Keterangan
1 Letak geografis Di sebelah timur Propinsi Banten
2 Luas Wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha
3 Batas-batas
- Sebelah Utara Kota Tangerang
- Sebelah Timur Provinsi DKI Jakarta
- Sebelah Selatan Kota Depok dan Kabupaten Bogor
- Sebelah Barat Kabupaten Tangerang
4 Wilayah Pemerintahan
- Kecamatan 7 Kecamatan
- Kelurahan 49 Kelurahan
- Desa 5 Desa
Sumber:
- Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008
Tabel 2.1
Potensi Fisik Dasar
Kota Tangerang Selatan
Potensi Fisik Dasar
- Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW
Kota Tangerang Selatan (2008)
15. Profil Kota Tangerang Selatan 6
Gambar 2.1 Wilayah Kota Tangerang
Selatan
(Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
16. Profil Kota Tangerang Selatan 7
Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 2.2. Kecamatan
dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30%
dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas
paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480 Ha atau 10,06%.
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
Persentase terhadap
luas kota (%)
1 Serpong 2.404 16,33%
2 Serpong Utara 1.784 12,12%
3 Ciputat 1.838 12,49%
4 Ciputat Timur 1.543 10,48%
5 Pamulang 2.682 18,22%
6 Pondok Aren 2.988 20,30%
7 Setu 1.480 10,06%
Kota Tangerang Selatan 14.719 100,00%
Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Topografi (Ketinggian dan Kemiringan)
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah,
dimana sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki topografi yang
relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah
antara 0 – 25 m dpl.
Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, kecamatan Ciputat
Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong
Utara.
17. Profil Kota Tangerang Selatan 8
2. Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan
Setu.
Geologi dan Jenis Tanah
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa
kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara
Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat
Timur. Kondisi geologi Kota Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium,
yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis
batuan ini mempunyai kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai
sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota
Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang
Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara
umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya
makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat
non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan
Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat
dengan Sungai Cisadane.
Keadaan Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I
Tangerang pada tahun 2009, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara,
kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan
angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,74 - 32,68°C, temperatur
maksimum tertinggi pada bulan September yaitu 34,50°C dan temperatur minimum
18. Profil Kota Tangerang Selatan 9
terendah pada bulan Februari yaitu 22,90°C. Rata-rata kelembaban udara dan
intensitas matahari sekitar 79,0 % dan 53,8 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan Januari, yaitu 359mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun
adalah 166,7mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Januari dengan hari hujan sebanyak
19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 5,3 Km/jam dan kecepatan
maksimum rata-rata 35,8 Km/jam.
Minimum Maksimum Rata-rata
1 Januari 23,80 30,40 26,70
2 Februari 23,50 30,80 26,60
3 Maret 23,70 33,00 27,50
4 April 23,90 32,80 27,90
5 Mei 24,20 32,70 27,80
6 Juni 24,00 32,90 27,90
7 Juli 22,90 32,80 27,30
8 Agustus 23,20 33,10 27,70
9 September 23,60 34,50 28,50
10 Oktober 24,10 34,00 28,40
11 Nopember 24,10 32,90 27,80
12 Desember 23,90 32,20 27,70
Rata-rata 23,74 32,68 27,65
Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009
Tabel 2.3
Temperatur Udara Maksimum dan Minimum
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
2009
Bulan
Temperatur (°C)
19. Profil Kota Tangerang Selatan 10
Kelembaban Udara (%) Intensitas Matahari (%)
1 Januari 84 31
2 Februari 84 22
3 Maret 81 62
4 April 82 43
5 Mei 82 47
6 Juni 79 60
7 Juli 75 64
8 Agustus 75 83
9 September 72 77
10 Oktober 74 69
11 Nopember 79 45
12 Desember 81 42
Rata-rata 79,0 53,8
Tabel 2.4
Kelembaban Udara dan Intensitas Matahari
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
2009
Bulan
Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009
Curah Hujan (mm) Hari Hujan (Hari)
1 Januari 359,0 19
2 Februari 252,8 18
3 Maret 211,1 14
4 April 305,2 14
5 Mei 196,5 13
6 Juni 129,1 8
7 Juli 21,3 4
8 Agustus 15,4 1
9 September 36,8 3
10 Oktober 38,7 6
11 Nopember 247,2 18
12 Desember 187,7 13
Rata-rata 166,7 10,9
Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009
Tabel 2.5
Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
2009
Bulan
20. Profil Kota Tangerang Selatan 11
Kecepatan Rata- Arah Kecepatan Maksimum Arah
1 Januari 6 W 30 NW
2 Februari 7 W 40 W
3 Maret 5 W 50 W
4 April 5 N 30 N
5 Mei 4 N 30 E
6 Juni 6 N 49 N
7 Juli 5 N 35 E
8 Agustus 5 N 40 N
9 September 5 N 35 NE
10 Oktober 5 N 30 NE
11 Nopember 7 W 30 W
12 Desember 4 W 30 N
Rata-rata 5,3 35,8
Sumber : Stasiun Geofisika Klas I Tangerang - BMKG, 2009
Tabel 2.6
Rata-rata Kecepatan Angin
di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
2009
Bulan
Kecepatan Angin
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, Kota Tangerang Selatan
mempunyai perangkat daerah antara lain kecamatan yang terdiri dari beberapa
desa/kelurahan. Kota Tangerang Selatan terdiri dari 7 (tujuh kecamatan) dengan
kelurahan sebanyak 49 (empat puluh sembilan) dan desa sebanyak 5 (lima). Rukun
warga (RW) sebanyak 718 dan Rukun Tetangga sebanyak 3.409. Kecamatan dengan
jumlah kelurahan/desa terbanyak adalah Pondok Aren dengan 11 kelurahan.
21. Profil Kota Tangerang Selatan 12
No Kecamatan
Jumlah
Kelurahan
Jumlah Desa
Jumlah Rukun
Warga (RW)
Jumlah Rukun
Tetangga (RT)
1 Serpong 9 - 101 412
2 Serpong Utara 7 - 89 378
3 Ciputat 7 - 158 508
4 Ciputat Timur 6 - 77 427
5 Pamulang 8 - 151 768
6 Pondok Aren 11 - 107 734
7 Setu 1 5 35 182
49 5 718 3.409
Sumber : Hasil Pelaporan Kecamatan-kecamatan di Tangerang Selatan 2010
Tabel 2.7
Jumlah Kelurahan dan Desa per Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010
Jumlah
Organisasi Perangkat Daerah
Sejak dibentuknya Pemerintah Kota Tangerang Selatan, susunan organisasi
pemerintahan daerah sudah mengalami dua kali perubahan. Berdasarkan Peraturan
Walikota Nomor 01 Tahun 2009 sebagaimana telah diubah melalui Peraturan
Walikota Nomor 7 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Nomor 59 Tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan, Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Tangerang Selatan terdiri dari
Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan, Inspektorat Kota, Satuan Polisi Pamong
Praja, 6 badan, 13 dinas, 2 kantor, 7 kecamatan, dan 49 kelurahan.
22. Profil Kota Tangerang Selatan 13
No. SKPD
1 Sekretariat Daerah
2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
3 Dinas Pendidikan
4 Dinas Binamarga dan Pengairan
5 Dinas Pertanian dan Perikanan
6 Dinas Kesehatan
7 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
9 Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil
10 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
11 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakanan
12 Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata
13 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
14 Dinas Tata Ruang, Bangunan dan Permukiman
15 Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
16 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
17 Inspektorat Kota
18 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
19 Badan Lingkungan Hidup
20 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
21 Satuan Polisi Pamong Praja
22 Badan Kepegawaian Daerah
23 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
24 Badan Pemadam Kebakaran
25 Kantor Arsip Daerah
26 Kecamatan Serpong
27 Kecamatan Serpong Utara
28 Kecamatan Pondok Aren
29 Kecamatan Ciputat
30 Kecamatan Ciputat Timur
31 Kecamatan Pamulang
32 Kecamatan Setu
Tabel 2.8
Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Pemerintah Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Sumber: Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 59 tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
23. Profil Kota Tangerang Selatan 14
Kependudukan
Jumlah penduduk merupakan aset bagi suatu daerah yang mempunyai peran
cukup besar dalam penentuan percepatan pembangunan daerah apabila didukung
dengan kualitas yang baik. Penduduk mempunyai dua peranan dalam bidang ekonomi
yaitu sebagai produsen dan konsumen. Perkembangan penduduk suatu daerah
ditentukan oleh tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk tahun 2010 oleh BPS
Kabupaten Tangerang, jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan adalah 1.303.569
jiwa pada tahun 2010. Penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 658.701 jiwa
sedangkan perempuan 644.868 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,15, yang
menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah
perempuan (Tabel 2.9).
No Kecamatan Laki-laki Perempuan
Jumlah
Penduduk
Rasio Jenis
Kelamin
1 Serpong 68.129 69.269 137.398 98,35
2 Serpong Utara 62.889 63.402 126.291 99,19
3 Setu 33.260 31.725 64.985 104,84
4 Pamulang 146.141 142.370 288.511 102,65
5 Ciputat 99.387 96.513 195.900 102,98
6 Ciputat Timur 93.057 90.273 183.330 103,08
7 Pondok Aren 155.838 151.316 307.154 102,99
658.701 644.868 1.303.569 102,15
586.313 577.170 1.163.483 101,58
543.671 532.631 1.076.302 102,07
2009
2008
Sumber: Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk Tahun
2010 (BPS, 2010)
Jumlah
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
2010
24. Profil Kota Tangerang Selatan 15
Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai 8.856
orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 11.881
orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu 4.391
orang/Km2.
Kepadatan penduduk yang tinggi disebabkan kecenderungan peningkatan
jumlah penduduk dari waktu ke waktu, yang bukan hanya disebabkan oleh
pertambahan secara alamiah, tetapi juga tidak terlepas dari kecenderungan
masuknya para migran yang disebabkan oleh daya tarik Kota Tangerang Selatan
seperti banyaknya perumahan-perumahan baru yang dibangun sebagai daerah yang
berbatasan langsung dengan Kota Jakarta dan menjadi limpahan penduduk dari Kota
Jakarta. Hal tersebut akan menyebabkan dibutuhkannya ruang yang memadai dengan
lapangan kerja baru untuk mengimbangi pertambahan tenaga kerja.
No Kecamatan
Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
(Km2)
Kepadatan
(Orang/Km2)
1 Serpong 137.398 24,04 5.715
2 Serpong Utara 126.291 17,84 7.079
3 Setu 64.985 14,8 4.391
4 Pamulang 288.511 26,82 10.757
5 Ciputat 195.900 18,38 10.658
6 Ciputat Timur 183.330 15,43 11.881
7 Pondok Aren 307.154 29,88 10.280
1.303.569 147,19 8.856
1.163.483 147,19 7.9052009
Sumber : Angka tahun 2010 adalah data hasil sementara Sensus Penduduk
Tahun 2010 (BPS, 2010)
Jumlah
Tabel 2.10
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
2010
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2010
menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 30 –
34 tahun (10,34%) dan 25 -29 tahun (10,27%) sedangkan kelompok umur dengan
jumlah penduduk terkecil adalah 0-64, yaitu sebesar 2,16%.
25. Profil Kota Tangerang Selatan 16
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Karena ada
ketidakcocokan antara jumlah total penduduk dari hasil sementara Sensus Penduduk
Tahun 2010 yang digunakan sebagai acuan, angka yang digunakan adalah angka
persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke dalam semua
kelompok data.
No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
Jumlah
Penduduk
1 0 - 4 2,48% 2,28% 4,76%
2 5 - 9 4,19% 3,91% 8,10%
3 10 - 14 4,62% 4,30% 8,92%
4 15 - 19 4,46% 4,19% 8,65%
5 20 - 24 4,41% 4,39% 8,80%
6 25 - 29 5,04% 5,24% 10,27%
7 30 - 34 5,06% 5,28% 10,34%
8 35 - 39 4,79% 4,85% 9,64%
9 40 - 44 4,40% 4,18% 8,58%
10 45 - 49 3,60% 3,53% 7,13%
11 50 - 54 2,96% 2,68% 5,63%
12 55 - 59 2,12% 1,62% 3,74%
13 60 - 64 1,19% 0,97% 2,16%
14 ≥ 65 1,62% 1,67% 3,28%
50,92% 49,08% 100,00%
Sumber : Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, 2010
Jumlah
Tabel 2.11
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Tangerang Selatan
Hingga Oktober 2010
26. Profil Kota Tangerang Selatan 17
Bab 3
Sosial Budaya
Indikator makro pembangunan di antaranya adalah Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) yang menjadi ukuran pembangunan dalam pemenuhan tiga unsur,
yaitu peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam
kegiatan produktif. IPM Kota Tangerang Selatan tahun 2009, berdasarkan
perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, adalah sebesar 75,01 meningkat
dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar 74,82. Angka tersebut merupakan
angka tertinggi kabupaten/kota di Provinsi Banten dan termasuk ke dalam kategori
“menengah atas”.
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam hal peningkatan
kualitas manusia. Indikator pendidikan yaitu angka melek huruf (AMH) dan rata-rata
lama sekolah (RLS) digunakan sebagai variabel dalam menghitung indeks
pembangunan manusia (IPM) selain indikator kesehatan dan indikator ekonomi.
AMH Kota Tangerang Selatan tahun 2009 berdasarkan perhitungan sementara BPS
adalah sebesar 98,14% (meningkat dari angka perbaikan tahun 2008 yang sebesar
98,12%) sedangkan RLS tahun 2009 sebesar 9,95 tahun (meningkat dari angka
perbaikan tahun 2008 yang sebesar 9,94 tahun).
27. Profil Kota Tangerang Selatan 18
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2008
menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendidikan SLTA berjumlah paling
besar yaitu 32,62%. Penduduk dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi juga
cukup tinggi, yaitu 14,50%.
No. Keterangan Persentase
1 Tidak/Belum Sekolah 12,07%
2 Belum Tamat SD/Sederajat 9,78%
3 Tamat SD/Sederajat 16,01%
4 SLTP/Sederajat 15,01%
5 SLTA/Sederajat 32,62%
6 Diploma I/II 1,11%
7 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 3,97%
8 Diploma IV/Strata I 8,70%
9 Strata II 0,67%
10 Strata III 0,06%
T O T A L 100,00%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
Tabel 3.1
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kota Tangerang Selatan
Per Oktober 2010
Dilihat dari sisi prasarana, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan. Jumlah
total unit sekolah adalah sebesar 1.098 unit dengan rincian 242 sekolah negeri dan
856 sekolah swasta. Ruang kelas rusak sekolah negeri mencapai 442 ruang dari total
ruang kelas SD negeri sebanyak 2.003 ruang atau 22,1%. Ruang kelas rusak sekolah
swasta mencapai 410 ruang dari total ruang kelas yang sebanyak 2.906 ruang atau
14,1%.
Kualitas pelayanan pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari sisi
kompetensi pendidik, masih banyak guru yang belum tersertifikasi. Guru berstatus
PNS baru 36,4% yang sudah tersertifikasi sedangkan guru yang bukan PNS baru
28. Profil Kota Tangerang Selatan 19
6,8%. Selain itu, dari sisi sarana belajar, masih banyak sekolah yang belum memiliki
perpustakaan dan laboratorium. Karena itu peningkatan kompetensi guru baik
tingkat dasar maupun tingkat menengah serta penyediaan sarana belajar masih harus
diprioritaskan.
Jumlah
Persentas
e
Jumlah
Persent
ase
Jumlah
Persent
ase
Negeri 242 1.561 77,9% 281 14,0% 161 8,0% 2.003 91
1 TK*) - - - - - - - - -
2 RA/BA*) - - - - - - - - -
3 SD 207 1.039 71,3% 264 18,1% 154 10,6% 1.457 34
4 MI 2 23 88,5% 3 11,5% - 0,0% 26 n.a.
5 SMP 17 296 94,3% 12 3,8% 6 1,9% 314 48
6 SMPT - - - - - - - - -
7 MTs 1 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
8 SMA 11 197 100,0% - 0,0% - 0,0% 197 -
9 MA 2 6 66,7% 2 22,2% 1 11,1% 9 9
10 SMK 2 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Rusak Ringan Rusak Berat
Jumlah Sekolah dan Kondisi Ruang Kelas
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009/2010
No.
Jenis
Sekolah
Jumlah
Sekolah
Kondisi Ruang Kelas
Jumlah
Ruang Kelas
Bukan Milik
Baik
Tabel 3.2
29. Profil Kota Tangerang Selatan 20
Jumlah
Persent
ase
Jumlah
Persent
ase
Jumlah
Persent
ase
Swasta 856 2.496 85,9% 381 13,1% 29 1,0% 2.906 43
1 TK*) 369 - - - - - - - -
2 RA/BA*) 90 - - - - - - - -
3 SD 108 717 94,8% 29 3,8% 10 1,3% 756 n.a.
4 MI 59 405 93,3% 25 5,8% 4 0,9% 434 n.a.
5 SMP 91 585 97,0% 13 2,2% 5 0,8% 603 34
6 SMPT - - - - - - - - -
7 MTs 36 150 95,5% 6 3,8% 1 0,6% 157 -
8 SMA 37 297 49,7% 297 49,7% 3 0,5% 597 n.a.
9 MA 14 46 95,8% 2 4,2% - 0,0% 48 n.a.
10 SMK 52 296 95,2% 9 2,9% 6 1,9% 311 9
Jumlah 1.098 4.057 82,6% 662 13,5% 190 3,9% 4.909 134
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, 2010
(Lanjutan)
No.
Jenis
Sekolah
Jumlah
Sekolah
Kondisi Ruang Kelas
Jumlah
Ruang Kelas
Bukan Milik
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Dilihat dari sisi pendidikan tinggi, di Kota Tangerang Selatan terdapat 14 unit
perguruan tinggi/akademi di antaranya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN), Institut Teknologi Indonesia
(ITI), Swiss Germany University (SGU) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta
(UMJ).
Kesehatan
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat tercermin dari tingkat
kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator pembangunan manusia.
30. Profil Kota Tangerang Selatan 21
Salah satu indikator kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH) yang
menunjukkan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas menurut umur. Indikator ini dalam perhitungannya
didapatkan dari Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). Kedua
angka ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan balita dan kesehatan reproduksi
ibu. Pelayanan kesehatan dan sarana prasarana kesehatan terkait hal tersebut
merupakan hal yang penting.
Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten tangerang, AHH Kota
Tangerang Selatan tahun 2009 adalah sebesar 68,43, hal ini mengindikasikan bahwa
penduduk Kota Tangerang Selatan rata-rata bisa mencapai usia 68,43 tahun.
Selain indikator makro tesebut, kondisi kesehatan masyarakat juga di
antaranya dapat dilihat dari keadaan gizi balita, kondisi kesehatan ibu, kesehatan
keluarga miskin, dan kesehatan orang lanjut usia. Dilihat dari keadaan gizi balita,
masih ada balita dengan status gizi buruk yang tentunya harus mendapat perhatian
khusus dari Pemerintah Daerah. Dari 46.833 orang balita yang ditimbang, sebesar
89,85% dalam keadaan gizi baik, 0,55% gizi buruk, 8,14% gizi kurang dan 1,46% gizi
lebih.
2009
Baik Buruk Kurang Lebih Baik Buruk Kurang Lebih
1 Serpong 6.878 6.460 27 341 50 100,00% 93,92% 0,39% 4,96% 0,73%
2 Serpong Utara 4.227 3.614 10 557 46 100,00% 85,50% 0,24% 13,18% 1,09%
3 Setu 3.700 3.348 47 282 23 100,00% 90,49% 1,27% 7,62% 0,62%
4 Pamulang 13.226 11.866 60 977 323 100,00% 89,72% 0,45% 7,39% 2,44%
5 Ciputat 6.675 6.098 28 451 98 100,00% 91,36% 0,42% 6,76% 1,47%
6 Ciputat Timur 7.183 6.459 61 546 117 100,00% 89,92% 0,85% 7,60% 1,63%
7 Pondok Aren 4.944 4.235 25 657 27 100,00% 85,66% 0,51% 13,29% 0,55%
Kota Tangerang Selatan 46.833 42.080 258 3.811 684 100,00% 89,85% 0,55% 8,14% 1,46%
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.4
Jumlah dan Persentase Keadaan Gizi Balita Yang Ditimbang Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
No. Kecamatan
Jumlah
Balita
(Orang)
Keadaan Gizi (Orang) Jumlah
Balita
(Orang)
Keadaan Gizi (%)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang didasarkan
dari data seluruh Puskesmas, pada tahun 2009 jumlah ibu hamil adalah sebesar
31. Profil Kota Tangerang Selatan 22
27.984 orang, ibu bersalin sebesar 25.706 orang, ibu dalam masa nifas sebesar
35.319 dan ibu menyusui sebesar 15.377 orang. Terdapat cukup banyak rumah sakit
bersalin dan praktek bidan swasta serta sudah ada pelayanan Pelatihan Obstetri
Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas Ciputat, namun belum ada pusat
pelayanan kesehatan ibu ataupun unit pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas yang
lengkap dengan cakupan yang besar yang dibutuhkan terutama untuk melayani ibu
hamil dari kalangan masyarakat miskin. Hal ini menjadi penting karena kesehatan ibu
merupakan salah satu unsur penentu angka harapan hidup.
Masih cukup banyak keluarga miskin yang membutuhkan bantuan dari segi
kesehatan. Menurut catatan Dinas kesehatan, masih ada 15,27% dari jumlah
penduduk yang seharusnya tercakup dalam program jaminan kesehatan. Dari
199.111 orang, yang masuk dalam kuota Jamkesmas adalah sebanyak 126.466 orang.
Sisanya, yaitu sebanyak 72.645 orang, masuk dalam program Jamkesda. Lansia yang
memerlukan bantuan pelayanan kesehatan berjumlah 57.826 orang. Pelayanan
kesehatan bagi kaum marjinal tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih.
Hamil Bersalin Nifas Menyusui Terlatih
Tidak
Terlatih
1 Serpong 2.284 2.203 2.203 2.135 1.973 43.191 21.127 15 -
2 Serpong Utara 1.879 1.879 1.879 356 1.463 1.879 1.879 6 -
3 Setu 1.149 1.147 1.147 861 1.147 1.147 16.799 13 -
4 Pamulang 5.271 5.271 5.271 5.051 5.051 5.271 5.271 16 -
5 Ciputat 3.774 2.573 2.599 2.564 3.209 24.582 25.129 10 5
6 Ciputat Timur 3.939 3.760 3.347 3.340 3.618 3.939 3.939 - -
7 Pondok Aren 9.688 8.873 8.873 1.070 7.583 44.067 26.703 19 1
Kota Tangerang Selatan 27.984 25.706 25.319 15.377 24.044 124.076 100.847 79 6
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tahun 2009
Tabel 3.4
Data Terkait Kesehatan Ibu menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Dukun Bayi
No Puskesmas
Neonatus
0 - 28 hari
Ibu Sasaran
WUS
(Wanita
Usia Subur)
Sasaran
PUS
(Pasangan
Usia Subur)
32. Profil Kota Tangerang Selatan 23
Jumlah
KK
Jumlah
Jiwa
Jumlah
KK
Jumlah
Jiwa
Jumlah
KK
Jumlah
Jiwa
1 Serpong 3.637 10.954 1.074 3.608 4.711 14.562 137.398 10,60%
2 Serpong Utara 2.835 8.717 2.872 9.114 5.707 17.831 126.291 14,12%
3 Setu 6.124 18.214 481 2.559 6.605 20.773 64.985 31,97%
4 Pamulang 8.424 27.352 4.771 18.602 13.195 45.954 288.511 15,93%
5 Ciputat 5.848 19.840 1.231 6.093 7.079 25.933 195.900 13,24%
6 Ciputat Timur 3.848 14.089 690 2.577 4.538 16.666 183.330 9,09%
7 Pondok Aren 10.441 27.300 7.557 30.092 17.998 57.392 307.154 18,69%
Kota Tangerang Selatan 41.157 126.466 18.676 72.645 59.833 199.111 1.303.569 15,27%
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2010
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk
Berkaitan Dengan Program Jamkesmas dan Jamkesda Tahun 2010
No Kecamatan
Kuota Jamkesmas Non Kuota Total
Jumlah
Penduduk
Persenta
se
45 - 59 Thn ≥ 60 Thn Jumlah
1 Serpong 6.685 3.460 10.145
2 Serpong Utara 4.103 2.083 6.186
3 Setu 1.532 558 2.090
4 Pamulang 1.676 1.492 3.168
5 Ciputat 2.731 1.856 4.587
6 Ciputat Timur 18.272 8.259 26.531
7 Pondok Aren 4.249 870 5.119
Kota Tangerang Selatan 39.248 18.578 57.826
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.6
Jumlah Lansia Sasaran di Wilayah Puskesmas dan Panti menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No Puskesmas
Sasaran Lansia di Wilayah Puskesmas & Panti
33. Profil Kota Tangerang Selatan 24
Keberadaan fasilitas kesehatan sangatlah diperlukan dalam rangka pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang
Selatan pada tahun 2009 di antaranya Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan
Posyandu. Jumlah total Posyandu berjumlah 771 unit yang terdiri dari Posyandu
Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri dengan 3.492 orang kader aktif. Selain itu
juga terdapat 100 Posbindu dengan 424 orang kader aktif.
Jumlah rumah sakit ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 14 unit, salah
satu di antaranya rumah sakit yang berada di Kecamatan Pamulang diresmikan
menjadi Rumah Sakit Umum Daerah pada tahun 2010, sedangkan 13 unit lainnya
masih dimiliki oleh pihak swasta, dan sampai saat ini di Kecamatan Setu bahkan
belum terdapat rumah sakit. Rumah sakit di Kota Tangerang Selatan ada yang
bertaraf internasional seperti Rumah Sakit Internasional Bintaro, Omni Hospital di
Serpong Utara dan Eka Hospital. Keberadaan rumah sakit swasta memang mengikuti
“urban core” yang ada dan berkembang dan umumnya untuk melayani warga
perumahan yang termasuk golongan menengah ke atas. Dengan diresmikannya
Rumah Sakit Umum Daerah As Sholihin pada awal 2010 diharapkan dapat melayani
warga perumahan golongan menengah ke bawah karena RSUD tersebut melayani
Jamkesmas dan Jamkesda. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) biasa berjumlah
10 unit, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) 1 unit dengan 14 tempat
tidur, Puskesmas Pembantu 11 unit dan Puskesmas Keliling 10 unit. Selain itu juga
terdapat Balai Pengobatan, Praktek Dokter dan Rumah Bersalin.
34. Profil Kota Tangerang Selatan 25
Serpong
Serpong
Utara
Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Setu
1 Rumah Sakit 3 2 1 2 3 3 - 14
2 Puskesmas 1 1 1 3 1 2 1 10
3 Puskesmas Pembantu 2 1 1 2 1 2 2 11
4 Tempat tidur Puskesmas Perawatan - - 14 - - - - 14
5 Balai Pengobatan Swasta 30 22 44 14 31 24 11 176
6 Praktek Dokter Umum Swasta 113 131 167 71 93 65 20 660
7 Praktek Dokter Gigi Swasta 42 46 81 28 36 28 6 267
8 Praktek Dokter Spesialis 6 26 31 11 30 8 - 112
9 Praktek Bidan Swasta 40 29 80 48 41 22 16 276
10 Laboratorium Klinik Swasta 1 3 7 7 5 6 1 30
11 Optik 2 - 9 5 15 9 2 42
12 Apotik 6 5 10 9 25 18 2 75
13 Toko Obat Berijin 2 - - 2 1 - 1 6
14 Industri Kecil Obat Tradisional 8 - 17 16 - 7 - 48
15 Rumah Bersalin Swasta 2 1 4 6 9 10 1 33
16 Pengobatan Tradisional 4 8 4 5 2 7 1 31
17 Puskesmas Keliling 1 1 1 3 1 2 1 10
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.7
Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Kecamatan Kota
Tangerang
Selatan
JenisNo.
Dokter
Umum
Dokter
Gigi
Dokter
Spesialis
Bidan Perawat Ahli Gizi
Ahli
Sanitasi
Ahli Kesehatan
Masyarakat
Apoteker
Dukun
Beranak
Mantri
Perawat
Gigi
Jumlah
1 Serpong 2 4 0 21 3 1 1 0 1 15 0 5 53
2 Serpong Utara 3 3 0 14 7 0 1 2 0 0 0 0 30
3 Setu 1 0 13 2 0 0 0 0 13 3 3 0 35
4 Pamulang 4 3 0 16 10 1 1 0 1 8 0 0 44
5 Ciputat 12 6 0 23 8 2 0 0 1 14 2 2 70
6 Ciputat Timur 3 1 0 17 11 0 0 0 0 0 0 0 32
7 Pondok Aren 8 7 0 31 19 1 2 0 1 11 3 1 84
Kota Tangerang Selatan 33 24 13 124 58 5 5 2 17 51 8 8 348
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
No Puskesmas
Tenaga Kesehatan
Tabel 3.8
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
35. Profil Kota Tangerang Selatan 26
1 Serpong 10 12 42 10 74 16
2 Serpong Utara 17 22 24 5 68 9
3 Setu - 40 - - 40 3
4 Pamulang 31 46 38 16 131 25
5 Ciputat 15 83 62 5 165 19
6 Ciputat Timur 5 69 34 10 118 12
7 Pondok Aren 26 64 78 7 175 16
Kota Tangerang Selatan 104 336 278 53 771 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.9
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No Puskesmas
Posyandu
Posbindu
Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah
Sarana kesehatan merupakan sarana sosial yang sangat penting dalam
pembangunan manusia yang sehat. Oleh karena itu pembangunan dalam bidang
kesehatan antara lain dilakukan pada pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan
serta pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat
diantaranya dilakukan dengan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
bagi keluarga miskin dan pelayanan kesehatan bagi balita melalui Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu). Selain itu Pemerintah Kota Tangerang Selatan merencanakan
penambahan Rumah Sakit Umum, Puskesmas Baru, Pustu, Poskesdes dan
penambahan mobil ambulans.
Penyakit menular masih menjadi permasalahan yang harus mendapatkan
perhatian serius. Penyakit menular yang tercatat oleh Dinas Kesehatan di antaranya
demam berdarah, filariasis, tuberculosis, HIV/ AIDS, Pneumonia, infeksi menular
seksual (IMS), diare, kusta, difteri dan campak. Penyakit dengan angka kejadian
tertinggi di tahun 2009 adalah diare dengan 7.379 kejadian yang mengalami
penurunan sebesar 29,94% dibandingkan tahun 2008 kemudian disusul Tuberculosis
dengan 1.360 kejadian yang mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan
36. Profil Kota Tangerang Selatan 27
tahun sebelumnya. Penyakit menular lain dengan angka kejadian yang besar adalah
Pneumonia (1.072 kejadian) dan demam berdarah (359 kejadian). Kejadian HIV/
AIDS yang tercatat di Puskesmas adalah sebanyak 14 kejadian, yaitu di Pamulang,
Ciputat, Ciputat Timur dan Pondok Aren, namun angka yang sesungguhnya diduga
jauh lebih besar karena banyak pasien yang diduga berobat di rumah sakit lain di luar
Tangerang Selatan serta fenomena gunung es yang biasanya terjadi pada penyakit ini.
No. Nama Penyakit Serpong
Serpong
Utara
Setu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Jumlah
1 DHF 36 2 7 - 68 177 69 359
2 Filariasis - - 3 122 6 - 113 244
3 TB 76 - 363 102 247 347 225 1.360
4 HIV Aids - - - 4 3 1 6 14
5 Pneumonia - - - 336 202 123 411 1.072
6 IMS 27 - 105 - 154 5 - 291
7 Diare 1.067 45 306 834 1.887 161 3.079 7.379
8 Kusta 6 - 2 9 10 1 16 44
9 Difteri - - - - - - 1 1
10 Campak - 1 2 - - 22 - 25
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.10
Angka Kejadian Penyakit
Di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga
Dalam rangka menekan pertambahan jumlah penduduk, pemerintah
mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) bagi para Pasangan Usia Subur
(PUS). Jumlah peserta KB aktif adalah 67.937 orang dari 154.721 orang yang
termasuk kelompok PUS sedangkan peserta KB baru adalah 13.136 orang. Petugas
Keluarga Berencana berjumlah petugas KB sebanyak 74 orang yang terdiri dari 30
orang dokter dan 54 orang bidan.
37. Profil Kota Tangerang Selatan 28
Serpong
Serpong
Utara
Setu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
MKJP
IUD 157 42 176 11.060 736 175 682 13.028
MOP 0
MOW 23 18 89 730 99 140 413 1.512
IMP 162 63 285 371 70 29 271 1.251
Jumlah 342 123 550 12.161 905 344 1.366 15.791
Non MKJP
Suntik 1.075 372 2.023 25.939 2.970 276 3.163 35.818
Pil 613 184 1.535 8.368 1.940 1.310 1.641 15.591
Kondom 37 18 280 153 57 52 116 713
Ovag 24 24
Jumlah 1.725 574 3.838 34.484 4.967 1.638 4.920 52.146
Total Peserta KB Aktif 2.067 697 4.388 46.645 5.872 1.982 6.286 67.937
Total Pasangan Usia Subur 21.180 15.851 8.241 10.023 28.375 32.784 38.267 154.721
Persentase 9,76% 4,40% 53,25% 465,38% 20,69% 6,05% 16,43% 43,91%
Kota
Tangerang
Selatan
Metode
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.11
Jumlah Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Kecamatan
38. Profil Kota Tangerang Selatan 29
Serpong
Serpong
Utara
Setu Pamulang Ciputat Ciputat Timur Pondok Aren
PPM MKJP 80 71 48 154 97 106 116 672
MKJP
IUD 69 22 36 761 22 176 361 1.447
MOP -
MOW 8 15 10 45 21 119 218
IMP 92 51 70 48 7 32 141 441
Jumlah 169 88 116 854 29 229 621 2.106
Pencapaian 211,25% 123,94% 241,67% 554,55% 29,90% 216,04% 535,34% 313,39%
PPM Non MKJP 1.039 848 318 1.477 1.167 1.227 1.231 7.307
Non MKJP
Suntik 583 283 303 5.539 617 436 672 8.433
Pil 212 130 190 1.340 84 192 211 2.359
Kondom 25 11 101 1 26 17 57 238
Ovag -
Jumlah 820 424 594 6.880 727 645 940 11.030
Pencapaian 29,66% 18,54% 74,34% 170,04% 26,49% 23,58% 34,17% 60,85%
Total PPM 1.119 919 366 1.631 1.264 1.333 1.347 7.979
Total Peserta KB Baru 989 512 710 7.734 756 874 1.561 13.136
Total Pencapaian 88,38% 55,71% 193,99% 474,19% 59,81% 65,57% 115,89% 164,63%
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.12
Jumlah Peserta KB Baru Berdasarkan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) Menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Kecamatan
Kota Tangerang
Selatan
Metode
No. Kecamatan Dokter Bidan Jumlah
1 Serpong 1 15 16
2 Serpong Utara 2 7 9
3 Setu 3 4 7
4 Pamulang 4 5 9
5 Ciputat 6 11 17
6 Ciputat Timur 4 12 16
7 Pondok Aren - - -
Kota Tangerang Selatan 20 54 74
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.13
Jumlah Petugas Keluarga Berencana Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
39. Profil Kota Tangerang Selatan 30
No. Kecamatan PPKBD
Sub
PPKBD
Kelompok
Akseptor
Kelompok
BKB
Kelompok
UPPKS
Kelompok
BKR
Kelompok
BKL
1 Serpong 9 44 96 2 1 - -
2 Serpong Utara 6 24 13 1 2 1 -
3 Setu 7 36 - 2 6 1 1
4 Pamulang 6 53 - - 12 2 1
5 Ciputat 9 75 4 - 11 1 1
6 Ciputat Timur 7 7 6 1 7 1
7 Pondok Aren 11 21 - 1 12 2 1
Kota Tangerang Selatan 55 260 119 7 51 8 4
Keterangan:
- PPKBD : Petugas Pembina Keluarga Berencana Desa
- BKB : Bina Keluarga Balita
- UPPKS : Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
- BKR : Bina Keluarga Remaja
- BKL : Bina Keluarga Lansia
Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota
Tangerang Selatan, 2009
Tabel 3.14
Jumlah Institusi Masyarakat dalam Kegiatan Keluarga Berencana menurut Kecamatan
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Panti sosial yang terdapat di Kota Tangerang Selatan adalah panti asuhan anak
terlantar sejumlah 18 panti, panti sosial lanjut usia sejumlah 5 panti, dan panti sosial
penyandang cacat sejumlah 1 panti. Potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial di
antaranya adalah organisasi sosial masyarakat, karang taruna dan panti sosial.
Penyandang masalah kesejahteraan sosial masih banyak dan beragam jenis
permasalahannya. Dari enam belas jenis permasalahan, penyandang yang paling
banyak adalah fakir miskin, penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni, mantan
narapidana, dan perempuan rawan sosial. Ada yang memang permasalahan khas
daerah perkotaan seperti anak jalanan dan pengemis namun ada juga yang bukan.
Penduduk di daerah rawan bencana yang paling banyak adalah di Ciputat Timur. Hal
tersebut terkait dengan bencana jebolnya tanggul Situ Gintung yang terjadi pada 27
Maret 2009.
40. Profil Kota Tangerang Selatan 31
No. Kecamatan
Panti Sosial
Anak Terlantar
Panti Sosial
Lanjut Usia
Panti Sosial
Penyandang
Cacat
TOTAL
1 Serpong 1 - - 1
2 Serpong Utara - - - -
3 Setu 1 1 - 2
4 Pamulang 5 1 - 6
5 Ciputat 5 1 - 6
6 Ciputat Timur - 1 - 1
7 Pondok Aren 6 1 1 8
Kota Tangerang Selatan 18 5 1 24
Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2010
di Kota Tangerang Selatan
Jumlah Panti Sosial Menurut Jenis Berdasarkan Kecamatan
Tabel 3.16
No Jenis Serpong
Serpong
Utara
Setu Pamulang Ciputat
Ciputat
Timur
Pondok
Aren
Kota
Tangerang
Selatan
1 Balita Terlantar 283 5 - 12 4 1 - 305
2 Anak Terlantar 92 - 21 - 31 1 - 145
3 Anak Nakal 36 17 5 85 92 33 31 299
4 Anak Jalanan 18 4 64 68 34 - 2 190
5 Anak 5-21 th Korban Kekerasan - - - 12 - 1 - 13
6 Wanita 22-59 th Korban Kekerasan - - - - 18 - - 18
7 Wanita Rawan Sosial 200 103 136 1 52 31 5 528
8 Lansia >60 th Terlantar 91 5 127 - 68 1 6 298
9 Penyandang Cacat 69 44 54 81 36 48 63 395
10 Mantan Napi 63 12 10 456 97 26 11 675
11 Pengemis 12 - - 27 39 - - 78
12 Gelandangan 2 - 17 - 6 - 1 26
13 Eks Korban NAPZA 34 7 3 16 168 51 22 301
14 Penduduk di daerah Rawan Bencana Alam 4 2 18 8 10 150 3 195
15 Keluarga Fakir Miskin 3.040 1.895 3.089 107 5.877 2.918 5.698 22.624
16 Penduduk Yang Tinggal di Rumah Tidak
Layak Huni
317 53 174 6 254 1.576 130 2.510
Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2010
Tabel 3.17
Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
41. Profil Kota Tangerang Selatan 32
Organisasi
Sosial
Masyarakat
Karang
Taruna
Panti Sosial LSM
1 Serpong 380 9 8 340
2 Serpong Utara 14 6 4 -
3 Setu 14 9 3 3
4 Pamulang 172 9 28 81
5 Ciputat 90 27 20 16
6 Ciputat Timur 90 27 20 16
7 Pondok Aren 29 21 11 19
789 108 94 475
Sumber: Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2009
Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.18
Jumlah Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
No Kecamatan
Potensi dan Sumberdaya Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan validasi data Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilakukan oleh
BPS pada tahun 2008, jumlah rumah tangga penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT)
di Kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 19.104 RT. Jumlah penerima paling
banyak di Pamulang yaitu sebanyak 5.963 rumah tangga, sedangkan paling sedikit di
Ciputat Timur yaitu sebanyak 1.685 rumah tangga.
Menurut hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (2008) yang
memverifikasi hasil sensus BLT tahun 2005, terjadi penurunan jumlah RTS menjadi
16.303 RT dengan jumlah kepala dan anggota rumah tangga 58.093 orang atau 4,89%
jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008. Persentase tersebut
lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase di Kabupaten Tangerang (dengan 36
kecamatan) yang sebesar 19,18% (687.797 orang jumlah kepala dan anggota RTS
dari 3.585.269 orang penduduk) dengan jumlah rumah tangga sasaran sebanyak
189.236 RTS.
Di Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan menempati posisi kedua setelah
Kota Cilegon dalam hal persentase penduduk miskin (RTS) yang paling sedikit.
42. Profil Kota Tangerang Selatan 33
Jika dilihat per kecamatan, persentase jumlah kepala dan anggota rumah
tangga RTS tertinggi adalah di Setu dengan 10,93% dan yang terendah adalah di
Ciputat Timur dengan 2,44%.
No Kecamatan
Rumah Tangga
Penerima BLT
Rumah Tangga
Sasaran PPLS
'08
Kepala &
Anggota
RTS PPLS
'08
Jumlah
Penduduk
Persentase RTS
Terhadap Jumlah
Penduduk
1 Serpong 2.463 2.420 5.317 102.733 5,18%
2 Serpong Utara 1.742 1.590 5.453 79.234 6,88%
3 Setu 1.993 1.817 6.313 57.758 10,93%
4 Pamulang 5.963 5.299 18.119 254.085 7,13%
5 Ciputat 2.438 1.848 6.086 165.559 3,68%
6 Ciputat Timur 1.685 918 4.003 164.207 2,44%
7 Pondok Aren 2.820 2.411 7.353 252.726 2,91%
19.104 16.303 52.644 1.076.302 4,89%
Sumber:
- Bappeda Kabupaten Tangerang (2008)
- Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008, BPS Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Kota Tangerang Selatan
Tabel 3.19
Jumlah Rumah Tangga
Hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial 2008 Menurut Kecamatan
Agama
Berdasarkan komposisi penduduk menurut agama yang dipeluk, sebagian
besar penduduk memeluk agama Islam yaitu sebanyak 90,14%. Penduduk selebihnya
memeluk agama Kristen (5,25%), Katholik (3,36%), Budha (0,92%), Hindu (0,26%),
Konghucu (0,03%) dan lainnya (0,03%). Komposisi penduduk berdasarkan agama
yang dipeluk adalah berdasarkan pencatatan pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil.
43. Profil Kota Tangerang Selatan 34
Sarana peribadatan yang tersedia untuk para pemeluk agama adalah mesjid
sebanyak 436 buah, langgar/mushola 968 buah, gereja 42 buah, vihara/kuil 7 buah.
No. Keterangan Persentase
1 Islam 90,14%
2 Kristen 5,25%
3 Katholik 3,36%
4 Hindu 0,26%
5 Budha 0,92%
6 Konghucu 0,03%
7 Penganut Kepercayaan 0,00%
8 Lainnya 0,03%
T O T A L 100,00%
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2010
Tabel 3.20
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Yang Dipeluk
Kota Tangerang Selatan
Per Oktober 2010
No Kecamatan Mesjid
Langgar /
Mushola
Gereja Vihara / Kuil
1 Serpong 41 130 6 2
2 Serpong Utara 40 112 3 0
3 Setu 26 65 0 0
4 Pamulang 108 156 26 3
5 Ciputat 71 150 1 2
6 Ciputat Timur 62 149 0 0
7 Pondok Aren 88 206 6 0
Kota Tangerang Selatan 436 968 42 7
Tabel 3.21
Jumlah Fasilitas Peribadatan Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang
Dalam Angka 2009
44. Profil Kota Tangerang Selatan 35
Cagar Budaya
Bangunan cagar budaya dan mempunyai nilai sejarah di antaranya adalah
bangunan peristiwa lengkong di BSD, tugu pernyataan rakyat Serpong di
Perempatan Cisauk dan rumah tua peninggalan Belanda di Cilenggang. Bangunan lain
yang mempunyai nilai budaya adalah rumah-rumah adat perpaduan budaya Cina dan
Betawi seperti di daerah Maruga Ciputat dan rumah adat betawi yang banyak
dijumpai di daerah Parigi dan Jombang.
45. Profil Kota Tangerang Selatan 36
Bab 4
Infrastruktur dan
Permukiman
Transportasi
Jalan merupakan salah satu infrastruktur terpenting sebagai salah satu faktor
daya tarik investasi di suatu daerah. Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan
Pengairan Kota Tangerang Selatan, panjang total jalan di Kota Tangerang Selatan
adalah 683,60 Km dengan rincian jalan negara 9,16 Km, jalan provinsi 48,90 Km,
jalan kota 137,78 Km dan jalan desa dan lingkungan 487,78 Km.
Menurut Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, jumlah terminal
yang ada di Kota Tangerang Selatan ada 2 buah yaitu Terminal Pondok Cabe dan
Terminal BSD. Terminal Pondok Cabe adalah terminal tipe C yang terletak di
Ciputat Timur dengan luas sekitar 2 Hektar. Saat ini terminal tersebut tidak
dimanfaatkan dan dalam kondisi tidak terurus. Terminal BSD juga merupakan
terminal tipe C yang terletak di Serpong dengan luas sekitar 300 m2.
Karena keterbatasan jumlah terminal tersebut, kendaraan angkutan umum
lebih banyak parkir di pinggir jalan untuk menunggu atau menaikturunkan
penumpang yang biasanya berlokasi di sekitar pasar, stasiun, kompleks perumahan
dan persimpangan jalan. Kondisi ini menimbulkan kemacetan di banyak ruas jalan.
Titik rawan kemacetan terdapat pada 60 titik yang umumnya terdapat pada sekitar
46. Profil Kota Tangerang Selatan 37
persimpangan jalan atau pasar. Titik-titik ini tersebar di seluruh kecamatan dan
terbanyak berada di Pondok Aren, Serpong Utara dan Ciputat.
No. Nama Ruas Jalan Panjang (Km)
A Jalan Negara
1 Jl. RE Martadinata – Dewi Sartika - Juanda 9,16
Total Jalan Negara 9,16
B Jalan Provinsi
1 Jl. Serua Dukuh – Jombang 1,13
2 Jl. Aria Putra (Ciputat – Serua Dukuh) 3,38
3 Jl. Jombang Raya 3,08
4 Jl. Serpong – Kadusirung 2,03
5 Jl. Puspiptek 4,40
6 Jl. Pamulang Raya 1,16
7 Jl. Cabe Raya – Pondok Cabe Raya 6,98
8 Jl. Pondok Kacang 2,96
9 Jl. Raya Parigi 2,36
10 Jl. Pahlawan Seribu 7,95
11 Jl. Serpong Raya 7,05
12 Jl. Serpong – Kadu Sirung 6,42
Total Jalan Provinsi 48,90
C Jalan Kota
1 Jl. Pondok Ranji-Kp. Sawah 1,70
2 Jl. Ciputat-Pondok Betung 6,50
3 Jl. Pondok Aren-Pondok Betung 5,00
4 Jl. Ciputat Kp. Sawah-Serua 6,00
5 Jl. Serua Dukuh-Cilenggang 5,30
6 Jl. Cilenggang-Pasar Jengkol 7,20
7 Jl. Tanah Merah Wetan-Ds.Gempol 2,80
8 Jl. Cilenggang-Serpong 1,30
9 Jl. Rempoa-Mabad-Batas DKI 3,00
10 Jl. Pondok Pucung-Kp. Sawah 4,50
11 Jl. Legoso-Pd. Cabe Ilir 2,50
12 Jl. Legoso-Cireundeu 4,00
13 Jl. Jurang Mangu-Kreo 3,90
14 Jl. Pondok Jaya (Pondok Belimbing)-Pondok Jengkol 2,00
15 Jl. Lengkong Gudang-Jombang 6,50
16 Jl. Buaran-Pondok Kacang 2,00
17 Jl. Rawa Buntu-Ciater 2,70
18 Jl. Meruga-Pondok Benda 4,46
Tabel 4.1
Ruas dan Panjang Jalan Kota Tangerang Selatan
47. Profil Kota Tangerang Selatan 38
No. Nama Ruas Jalan Panjang (Km)
19 Jl. Kedaung-Bambu Apus Barat (Pamulang Barat) 1,30
20 Jl. Pasar Situ Gintung-Cireunda 2,60
21 Jl. Cireudeu-Pd. Cabe Udik/Bts DKI 2,00
22 Jl. Surya Kencana-Reni Jaya 1,60
23 Jl. Cirumpak-Kandayakan-Gagawarung 6,60
24 Jl. Lengkong Gudang-Lengkong Gudang Timur 1,00
25 Jl. Bambu Apus-Depag 2,98
26 Jl. Pd. Cabe Ilir-Cinere 2,53
27 Jl. Akasia 0,88
28 Jl. Cemara 0,47
29 Jl. Sasak Tinggi-Kedaung 1,29
30 Jl. Lingkungan Desa-Sawah Baru 1,15
31 Jl. Sukadamai 0,89
32 Jl. Sukabakti 0,91
33 Jl. Tarumanagara 1,94
34 Jl. Jombang-Tegal Rotan 2,19
35 Jl. Al-Amanah-Gontari Jami Al-Islamiyah 1,42
36 Jl. Bale Desa-SMPN II 1,76
37 Jl. Ds. Jr. Mangu 1,58
38 Jl. Perigi-Lengkong Wetan 3,73
39 Jl. Kp. Kelapa- PLN 1,02
40 Jl. Rawa Buntu-Kp. Sawah-Ciater 2,65
41 Jl. Ds. Buaran Timur-Ciater Satu 1,18
42 Jl. Kp. Jelupang 1,93
43 Jl. Kp. Kodam 3,10
44 Jl. Masuk TPA Cipeucang 0,43
45 Jl. Cilenggang-Dadap 0,71
46 Jl. Bhayangkara 3,26
47 Jl. RM. Mansyur (Pakuja) 1,21
48 Jl. Pondok Jagung 1,43
49 Jl. Pondok Benda-Serua 3,48
50 Jl. Ds. Cempaka Putih-Ds. Rempoa 1,90
51 Jl. Pondok Pucung-Pondok Kacang 5,30
Total Jalan Kota 137,78
D Jalan Desa dan Jalan Lingkungan 487,76
683,60
Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010
(Lanjutan)
Jumlah Total
48. Profil Kota Tangerang Selatan 39
KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN
1. Gading Serpong
2. PT. Pratama Serpong
3. Putaran PT. Pratama
4. Pertigaan arah Pusdiklantas
5. Bundaran Alam Sutera
6. Pertigaan RS. Asshobirin
7. Putaran RS. Asshobirin
8. Putaran Les Belles
9. Putaran WTC
10. Putaran Melati Mas depan Giant
11. Pertigaan Paku Jaya
1. Traffic Light German Center
2. Pertigaan Taman Tekno
3. Pasar Serpong
4. Pertigaan Cisauk
1. Bundaran Taman Tekno
2. Perempatan Muncul
3. Perempatan Victor
1. Depan Kantor Walikota
2. Bundaran Pamulang
3. Pertigaan Reni
4. Perempatan Gaplek
5. Pertigaan Pamulang 2
6. Pertigaan Villa Dago
7. Depan Pamulang Square
8. Pertigaan UT
9. Pondok Cabe 6
10. Pertigaan Kedaung
1. Fly Over Ciputat
2. Pertigaan Sasak Tinggi
3. Pertigaan Coca Cola
4. Putaran Cimanggis
5. Perempatan Duren
SERPONG
SETU
PAMULANG
CIPUTAT
Tabel 4.2
Titik Rawan Kemacetan Kota Tangerang Selatan
Tahun 2010
SERPONG UTARA
49. Profil Kota Tangerang Selatan 40
KECAMATAN NO TITIK KEMACETAN
6. Pertigaan Kampung Sawah / Masjid Al-Qopur
7. Pertigaan Maruga
8. Pertigaan Kp. Utan
9. Pertigaan Tanah Tinggal
10. Pasar Jombang
11. Pertigaan Sarua
1. Pertigaan Kp. Gunung
2. Pertigaan Gintung
3. Putaran UIN
4. Pertigaan Legoso
5. Pertigaan Sendratek
6. Pertigaan UMJ
1. Pertigaan Jurang Mangu Barat
2. Bundaran Bintaro
3. Pertigaan Lia
4. Bundaran British
5. Perempatan Traffic Light Zodiak
6. Pertigaan Masjid Al – Qopur
7. Pertigaan Sekolah Pembangunan
8. Pondok Betung
9. Pertigaan Mitra 10
10. Pertigaan Gopli
11. Perempatan Traffic Light Bintaro Plaza
12. Pertigaan Mandor Miro
13. Tegal Rotan Jembatan Tol
14. Tegal Rotan Pertigaan
15. Perempatan Bonia
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang
Selatan, 2010
CIPUTAT
(Lanjutan)
CIPUTAT TIMUR
PONDOK AREN
TOTAL
Stasiun kereta rel listrik (KRL) berjumlah 5 buah dan tersebar di beberapa
kecamatan, yaitu Serpong (Stasiun Pasar Serpong dan Stasiun Rawa Buntu), Pondok
Aren (Stasiun Jurangmangu), Ciputat (Stasiun Sudimara) dan Ciputat Timur (Stasiun
Pondok Ranji). Kereta rel listrik yang melintas adalah KRL penumpang dan kereta
api barang.
50. Profil Kota Tangerang Selatan 41
Moda angkutan KRL ini banyak dipilih warga Kota Tangerang Selatan yang
beraktivitas di Jakarta karena berbagai pertimbangan yaitu cepat, murah atau
memang lokasi stasiun yang berdekatan dengan tempat kerja mereka. Jumlah
penglaju yang cukup besar membutuhkan sarana / moda transportasi massal yang
cepat, nyaman dan murah yang dapat menarik para penglaju untuk menggunakannya
sehingga mereka tidak menggunakan kendaraan, terutama mobil, pribadi yang
kemudian diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan tingkat polusi udara. Kereta
rel listrik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan mengingat jaringan
rel listrik tepat berada di tengah Kota Tangerang Selatan.
Menurut hasil studi Sistem Transportasi Commuter tahun 2006, jika dilihat
dari pilihan moda angkutan, kereta api baru mencapai 5% sebagai moda transportasi
yang dipilih masyarakat. Namun demikian, jumlah penumpang kereta diduga semakin
meningkat dengan semakin meningkatnya kualitas pelayanan dan kapasitas KRL dan
meningkatnya tingkat kemacetan jalan. Perencanaan jaringan rel KRL sudah harus
mulai dirancang dengan memperhatikan titik-titik lokasi perumahan dalam
penentuan lokasi stasiun-stasiunnya dan perencanaan sistem transportasi secara
keseluruhan yang menggabungkan berbagai model transportasi sehingga menjadi
moda yang semakin banyak dipilih masyarakat.
No. Nama Stasiun Kereta Rel Listrik Kelurahan/Desa Kecamatan
1 Stasiun Serpong Serpong Serpong
2 Stasiun Rawabuntu Rawabuntu Serpong
3 Stasiun Sudimara Jombang Ciputat
4 Stasiun Jurangmangu Pondok Jaya & Sawah Baru Pondok Aren
5 Stasiun Pondok Ranji Pondok Ranji Ciputat Timur
Sumber:
- Jakarta Jabotabek Street Atlas and Index CD-ROM 2005/2006, Gunther W. Holtorf
- Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Banten - Tahun 2010
Tabel 4.3
Stasiun Kereta Rel Listrik di Kota Tangerang Selatan
51. Profil Kota Tangerang Selatan 42
Gambar 4.1. Rel kereta dan titik-titik
lokasi stasiun kereta di Kota
Tangerang Selatan pada tahun 2008
(Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan
RTRW Kota Tangerang Selatan, 2008)
52. Profil Kota Tangerang Selatan 43
Tabel 4.4
Perjalanan Orang
Menurut Moda Angkutan Tahun 2006
No. Moda Angkutan
Perjalanan Orang
per Hari
Komposisi
Pilihan
1 Bus 29% 20%
2 Mobil/Sepeda Motor 32% 40%
3 Angkutan Kota 37% 35%
4 Kereta Api 2% 5%
Jumlah 100% 100%
Sumber: Studi Sistem Transportasi Commuter Tahun 2006 dalam
Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Energi dan Telekomunikasi
Selain prasarana transportasi, prasarana dan sarana terkait energi dan
telekomunikasi juga sangat penting. Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga kantor
pelayanan PLN, yaitu di Serpong, Ciputat dan Pamulang. Gardu listrik berjumlah 61
unit dengan 195.352 sambungan listrik. Di setiap kecamatan terdapat lebih dari
15.000 sambungan listrik kecuali di Setu yang hanya berjumlah 9.686 sambungan.
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) banyak dijumpai di kawasan
pusat keramaian dan jalan-jalan utama. Di Kota Tangerang Selatan terdapat 52 SPBU
yang tersebar di seluruh kecamatan. Serpong dan Pamulang adalah kecamatan
dengan jumlah SPBU terbanyak yaitu 12 dan 13 unit SPBU. Sedangkan Setu dan
Pondok Aren hanya memiliki masing-masing 2 dan 3 unit saja.
Terkait dengan telekomunikasi, terdpat kantor Telkom sejumlah 5 buah dan
tersebar di 5 kecamatan. Menara telekomunikasi berjumlah 258 unit sedangkan
sambungan telepon berjumlah 108.529 sambungan. Sambungan telepon paling
banyak terdapat di Pamulang dengan 26.447 sambungan sedangkan paling sedikit
53. Profil Kota Tangerang Selatan 44
terdapat di Setu dengan 5.381 sambungan. Cukup banyak terdapat warung internet
di Tangerang Selatan yaitu sebanyak 138 buah.
Gardu
Listrik
Kantor
PLN
Sambungan
Listrik
SPBU
Menara
Telkom *)
Kantor
Telkom
Sambungan
Telepon
Warnet
*)
1 Serpong 14 1 18.508 12 48 - 10.282 16
2 Serpong Utara 4 - 15.165 6 24 1 8.425 10
3 Ciputat 10 1 28.375 7 40 1 15.764 24
4 Ciputat Timur 11 - 28.944 9 32 - 16.080 17
5 Pamulang 10 1 47.604 13 52 1 26.447 56
6 Pondok Aren 8 - 47.070 3 50 1 26.150 8
7 Setu 4 - 9.686 2 12 1 5.381 7
61 3 195.352 52 258 5 108.529 138
Keterangan: *) Data Tahun 2010
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, 2010
Kota Tangerang Selatan
Tabel 4.5
Sebaran Prasarana dan Sarana Terkait Energi dan Telekomunikasi
Menara Telekomunikasi dan Kantor Telkom
di Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Energi Telekomunikasi
Utilitas
Terkait dengan pengelolaan limbah baik limbah padat (sampah) maupun
limbah cair, terdapat 5 unit water treatment plant (WTP) yang tersebar di Serpong,
Serpong Utara dan Pondok Aren. Selain itu juga terdapat lebih dari 200 tempat
pembuangan sementara (TPS) yang sebagian besarnya menurut Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman adalah TPS liar. Jumlah tersebut belum mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. Dengan standar kota metropolitan,
tingkat timbulan sampah diasumsikan sebanyak 2,5 – 3 liter /orang/hari, maka
timbulan sampah pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk 1.303.569 jiwa
mencapai ±3.258,92 – 4.562,49 m3 sampah/hari.
Di masa mendatang perlu dikembangkan pengelolaan sampah berbasis
masyarakat (PSBM). Paradigma pengolahan sampah yang telah berubah dari
“mengumpulkan, mengangkut dan membuang” menjadi “mengurangi, menggunakan
54. Profil Kota Tangerang Selatan 45
kembali, mendaur ulang, memulihkan” atau “reduce, reuse, recycle, recover” menuntuk
keterlibatan masyarakat yang lebih besar dalam pengelolaan sampah.
Dalam hal pelayanan air bersih, PDAM Kabupaten Tangerang berperan dalam
pelayanan bagi pabrik/industri. Wilayah pelayanan PDAM belum mencakup seluruh
wilayah kota. Di bagian selatan kota belum ada jaringan perpipaan. Di daerah
perumahan, pelayanan air bersih diberikan oleh pihak pengembang melalui pompa
deepwell, yang berarti masih menggunakan air tanah. Demikian juga masyarakat yang
tinggal di kawasan bukan perumahan yang menggunakan pompa air untuk
mendapatkan air bersih dengan sumber dari air tanah. Tingkat kedalaman air
semakin berubah menjadi semakin dalam untuk mendapatkan air bersih melalui
pemasangan pompa yang menunjukkan turunnya permukaan air tanah.
Ada dua makam pahlawan yang terdapat di Pondok Aren dan Setu, yaitu
Taman Makam Pahlawan Seribu di dekat kawasan industri Taman Tekno di
Kecamatan Setu dan Taman Makam Bahagia di Parigi Kecamatan Pondok Aren.
Tempat pemakaman umum (TPU) berjumlah 26 unit dengan jumlah terbanyak
terdapat di Ciputat yaitu sebanyak 6 unit. Di Serpong Utara dan Pondok Aren
masing-masing hanya terdapat 2 unit TPU.
Jumlah Luas
1 Serpong - 5 5,6
2 Serpong Utara - 2 2,5
3 Ciputat - 6 10,6
4 Ciputat Timur - 3 4,5
5 Pamulang - 5 5,0
6 Pondok Aren 1 2 4,0
7 Setu 1 3 3,5
Kota Tangerang Selatan 2 26 35,7
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Tabel 4.6
Makam Pahlawan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU)
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
No Kecamatan Makam
Pahlawan
TPU
55. Profil Kota Tangerang Selatan 46
Bab 5
Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Kota Tangerang Selatan sebagian besar adalah untuk
perumahan dan permukiman yaitu seluas 9.941,41 Ha atau 67,54% dari 14.719 Ha.
Sawah ladang dan kebun menempati posisi kedua terluas dengan 2.794,41 Ha atau
18,99%. Penggunaan lahan paling kecil adalah untuk pasir dan galian yaitu seluas
15,27 Ha atau 0,1% yang terdapat di Setu.
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas (%)
1 Perumahan dan permukiman 9.941,41 67,54%
2 Industri / Kawasan Industri 167,61 1,14%
3 Perdagangan dan jasa 487,08 3,31%
4 Sawah, ladang, dan kebun 2.794,41 18,99%
5 Semak belukar dan rerumputan 366,48 2,49%
6 Pasir dan galian 15,27 0,10%
7 Situ dan danau / tambak / kolam 137,43 0,93%
8 Tanah kosong 809,31 5,50%
14.719 100,00%
Tabel 5.1
Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008
Jumlah
Sumber : Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
56. Profil Kota Tangerang Selatan 47
Gambar 5.1. Penggunaan Lahan di
Kota Tangerang Selatan pada tahun
2008
(Sumber : Kompilasi Data untuk
Penyusunan RTRW Kota Tangerang
Selatan, 2008)
57. Profil Kota Tangerang Selatan 48
Di Kota Tangerang Selatan terdapat tiga pengembang perumahan skala besar
yaitu Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro dan Alam Sutera. Hingga tahun 2010,
terdapat 193 kawasan perumahan baik yang berdiri sendiri atau berupa klaster dari
lingkup kawasan perumahan skala besar.
Pertanian dan Peternakan
Jenis komoditas pertanian yang diproduksi antara lain adalah padi sawah,
tanaman palawija, buah-buahan dan tanaman hias. Komoditas tanaman hias banyak
terdapat di tiga kecamatan yaitu Serpong, Pamulang dan Setu.
Berbagai jenis ternak terdapat di Kota Tangerang Selatan dengan populasi
yang beraneka ragam. Menurut Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang
Selatan, ada beberapa jenis ternak yang dipelihara di masyarakat. Ternak besar
terdiri dari sapi, kerbau dan kuda dengan didominasi oleh sapi potong dengan
populasi 4.102 ekor yang tersebar di semua kecamatan. Ternak kecil yang dipelihara
adalah domba, kambing dan babi dan dinominasi kambing dengan populasi sebesar
14.763 ekor. Unggas terdiri dari itik dan ayam.
No Jenis Serpong
Serpong
Utara
Pondok
Aren
Ciputat
Ciputat
Timur
Pamulang Setu
Kota Tangerang
Selatan
1 Kerbau 13 10 49 188 42 206 46 554
2 Sapi Potong 92 17 400 326 147 2.947 173 4.102
3 Sapi Perah - - - - - - - -
4 Kuda - - - - 1 8 - 9
5 Domba 140 61 349 764 205 1.573 65 3.157
6 Kambing 418 529 5.999 1.944 661 1.113 4.099 14.763
7 Babi - - - - - - 36 36
8 Itik - - 2.805 22.589 139 19.131 1.539 46.203
9 Ayam
- Oleh Pengusaha Ayam Ras - - 13.000 80.000 - - - 93.000
- Oleh Masyarakat 98.256 758.941 261.500 224.300 N.A. 69.300 56.000 1.468.297
Sumber: Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, 2010
Tabel 5.2
Populasi Ternak Menurut Kecamatan
di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
59. Profil Kota Tangerang Selatan 50
Di Kota Tangerang Selatan terdapat 9 situ, yang tersebar di 5 kecamatan.
Situ-situ tersebut adalah Situ Pondok Jagung / Rawa Kutup, Situ Parigi, Situ Bungur,
Situ Kayu Antap, Situ Rompong, Situ Gintung, Situ Legoso, Situ Pamulang / Pondok
Benda, dan Situ Ciledug / Kedaung. Secara umum, situ-situ tersebut mengalami
penyusutan air dan pendangkalan pada bagian tepi yang terutama disebabkan oleh
sedimentasi. Situ Gintung saat ini tidak berfungsi akibat jebolnya tanggul pada akhir
Maret 2009.
No Nama Situ Kecamatan
Luas Situ
(Ha)
Kapasitas (m3) Status/ Kewenangan
1 Situ Parigi Pondok Aren 5,25 10.500 Pusat/ Provinsi
2 Situ Bungur Ciputat 3,25 6.500 Pusat/ Provinsi
3 Situ Kayu Antap Ciputat 1,63 3.260 Bermasalah
4 Situ Rompong Ciputat Timur 1,74 3.480 Pusat/ Provinsi
5 Situ Legoso Ciputat 4,00 8.000 Hilang
6 Situ Gintung Ciputat Timur 21,49 42.980 Dalam proses
revitalisasi
7 Situ Pamulang Pamulang 25,32 50.640 Pusat/ Provinsi
8 Situ Ciledug Pamulang 31,44 62.880 Pusat/ Provinsi
9 Situ Pondok Jagung Serpong Utara 7,95 15.900 Pusat/ Provinsi
Kota Tangerang Selatan 102,07 204.140
Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan, 2009
Tahun 2009
Situ di Kota Tangerang Selatan
Tabel 5.4
60. Profil Kota Tangerang Selatan 51
Potensi Bencana
Bencana banjir merupakan masalah yang harus dihadapi oleh penduduk yang
bahkan di lokasi tertentu harus dihadapi secara rutin. Lokasi rawan banjir terdapat
di sepanjang beberapa sungai yang mengalir di Kota Tangerang Selatan. Titik-titik
lokasi rawan banjir di beberapa Kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5.
Potensi bencana limpasan air dari situ seperti yang pernah terjadi dengan Situ
Gintung akibat jebolnya tanggul juga masih ada, karena terdapat beberapa situ yang
permukaannya lebih tinggi dibandingkan wilayah permukiman.
No Lokasi Banjir Penyebab Banjir Kelurahan Kecamatan
1 Perum Puri Bintaro Indah Luapan sekunder Ciledug Jombang Ciputat
2 Perum Ciputat Baru Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat
3 Perum Graha Permai Luapan kali Ciputat Sawah Ciputat
4 Perum Sarua Indah Luapan saluran sekunder Ciledug Serua Ciputat
5 Perum Sarua Makmur Luapan saluran sekunder Ciledug Serua Ciputat
6 Perum Pondok Hijau Luapan kali Ciputat Cempaka Putih Ciputat Timur
7 Perum Cirendeu Permai Luapan kali Pesanggrahan Cirendeu Ciputat Timur
8 Perum Inhutani Luapan kali Ciputat Cipayung Pamulang
9 Bukit Pamulang Indah (BPI) Luapan kali BPI Pamulang Barat Pamulang
10 Perum Cipayung Mas Luapan kali Ciputat Pondok Cabe Udik Pamulang
11 Perum Jurang Mangu Timur Penyumbatan sampah, karena adanya
lintasan kabel
Jurang Mangu Barat Pondok Aren
12 Perum Taman Mangu Indah Penyempitan kali Ciputat, tingginya
debit air
Jurang Mangu Barat &
Pondok Aren
Pondok Aren
13 Mekarsari RT 10, 13, 14, 15 Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren
14 Perum Wadas Sari Drainase buruk Pondok Betung Pondok Aren
15 Perum SEKNEG Luapan kali Angke Pondok Kacang Barat Pondok Aren
16 Perum Kacang Prima Jembatan terlalu rendah dan
menyempit
Pondok Kacang Timur Pondok Aren
17 Perum Villa Bintaro Regensi Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren
18 Perum Pondok Mahartha Luapan kali Sarua Pondok Kacang Timur Pondok Aren
19 KM 03 Tol Bintaro - Serpong Penyumbatan saluran pembuang
drainase tol
Tol Serpong-Bintaro Pondok Aren
20 Kali Ciater (jembatan 3) Aliran air terhalan jembatan &
pendangkalan
Lengkong Wetan &
Lengkkong Karya
Serpong Utara
21 Perum Duta Bintaro Penyempitan kali Pondok Jagung Paku Jaya Serpong Utara
22 Depan PUSDIKLANTAS Gorong-gorong saluran terlalu kecil Pondok Jagung Timur Serpong Utara
23 Saluran Cipeucang Penyempitan & luapan kali CipeucangKedemangan & SerpongSetu
Sumber: Dinas Bina Marga & Pengairan Kota Tangerang Selatan, 2010
Lokasi Rawan Banjir
di Kota Tangerang Selatan
Tabel 5.5
61. Profil Kota Tangerang Selatan 52
Bencana Situ Gintung
Situ Gintung terletak di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur dengan luas
21,49 Ha. Sebelum terjadi bencana, situ telah mengalami pendangkalan pada
bagian tepi.
Bencana jebolnya tanggul Situ Gintung terjadi pada hari Jumat tanggal 27 Maret
2009. Bencana terjadi akibat hujan lebat yang berlangsung lama dengan curah
hujan yang tinggi di bagian hulu. Selain itu, retakan-retakan pada tubuh tanggul
sebelum terjadi bencana dan adanya limpasan air pada mercu tanggul yang
meresap ke dalam tubuh tanggul. Bagian tanggul yang jebol adalah selebar ± 65 m,
yang diikuti dengan gerakan tanah (longsoran).
Bencana tersebut masih meninggalkan akibat yang harus ditanggulangi. Areal yang
terkena dampak adalah seluas 13,3 Ha yang meliputi 2 kampung yaitu Kampung
Gintung dan Kampung Poncol yang terletak di kota Tangerang Selatan serta
sebagian wilayah DKI Jakarta. Korban jiwa pada peristiwa tersebut mencapai 81
orang dan 3 orang belum ditemukan, sedangkan 337 anak usia sekolah turut
menjadi korban. Jumlah rumah tangga (RT) yang menjadi korban adalah sebanyak
316 RT atau 915 orang yang tersebar di 8 wilayah RT dan 3 RW. Jumlah rumah yang
terendam dan rusak adalah sebanyak 195 unit.
Penanganan bencana yang telah dilakukan meliputi penyediaan hunian sementara,
penyaluran bantuan bagi korban bencana, pelayanan psikososial bagi korban
bencana di trauma center, penataan kawasan termasuk penataan ruang,
pembangunan tanggul dan penataan saluran. Pembangunan tanggul dilakukan oleh
Departemen Pekerjaan Umum dan direncanakan dilaksanakan pada Desember
2009 hingga Desember 2010. Proses pembebasan tanah telah mulai dilakukan
dengan penyepakatan harga pembebasan lahan. Selain itu juga direncanakan
penyediaan permukiman berupa pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) bagi
para korban.
62. Profil Kota Tangerang Selatan 53
Bab 6
Ekonomi dan Keuangan
Industri, Perdagangan dan Jasa
Industri bukan merupakan sektor utama yang menggerakkan perekonomian
Kota Tangerang Selatan. Namun demikian, perannya masih lebih besar dibandingkan
dengan sektor primer seperti sektor pertanian. Berdasarkan data Penanaman Modal
Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terdapat beberapa jenis
industri dan yang terbanyak adalah industri kertas, percetakan dan penerbitan dan
industri alat elektronika dan komponennya, alat listrik dan komponennya masing-
masing sebanyak 8 unit perusahaan. Nilai investasi PMA lebih besar dibandingkan
dengan PMDN. Nilai PMDN adalah sekitar dua ratus milyar rupiah sedangkan PMA
lebih dari 24 trilyun rupiah.
Sektor perdagangan dan jasa memberikan kontribusi yang besar bagi
perekonomian Kota Tangerang Selatan. Kegiatan perdagangan dan jasa tersebar
hampir di seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Namun, yang paling menonjol
adalah kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang koridor jalan-jalan utama seperti
Jalan Raya Serpong, Jalan Raya Ceger, Jalan Raya Bintaro Utama – Jalan kesehatan,
Jalan Raya Pondok Betung - Jalan Raya WR Supratman, Jalan Raya Pamulang –
Ciputat, Jalan Raya Pamulang – Pondok Cabe dan Jalan Raya Ir. H. Juanda (Ciputat
Raya).
63. Profil Kota Tangerang Selatan 54
Fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern
maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, kompleks ruko dan minimart. Pasar
tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintah daerah adalah sebanyak 6 unit,
yaitu Pasar Ciputat, Pasar Ciputat Permai, Pasar Jombang, Pasar Bintaro Sektor 2,
Pasar Serpong, dan Pasar Gedung Hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali Pasar Gedung
Hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah
25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima.
Koperasi
Koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan
(Kopkar), koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi serba usaha (KSU), dan Koperasi
Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara
keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.
Rupiah Dolar AS
PMA 81 1.006.204.368.500 2.578.913.377,00
PMDN 13 210.130.276.000 -
J U M L A H 94 1.216.334.644.500 2.578.913.377,00
Tabel 6.1
Jumlah Investasi
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
Tahun 2009
Status Jumlah Perusahaan
Investasi
64. Profil Kota Tangerang Selatan 55
NO JENIS INDUSTRI/PERDAGANGAN/JASA JUMLAH PERSENTASE
1 Industri kulit, tas, sepatu, alas kaki dan aksesorisnya 4 4,26%
2 Industri plastik dan karet 2 2,13%
3 Industri garment 2 2,13%
4 Industri tekstil 0 0,00%
5 Industri kertas, percetakan dan penerbitan 8 8,51%
6 Industri kendaraan bermotor dan komponeNnya 3 3,19%
7 Industri alat angkut dan transportasi 0 0,00%
8 Industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi 4 4,26%
9 Industri alat elektronika dan komponennya, alat
listrik dan komponennya
8 8,51%
10 Industri kayu, cat dan perekat 1 1,06%
11 Industri kaca dan keramik 2 2,13%
12 Industri metal logam dan mesin 4 4,26%
13 Industri makanan 0 0,00%
14 Industri alat bahan bangunan dan konstruksi 7 7,45%
15 Perdagangan eksport import, jasa dan distributor 26 27,66%
16 Lainnya 23 24,47%
94 100,00%
Tabel 6.2
Jumlah Jenis Industri/Perdagangan/Jasa
Tahun 2009
TOTAL
pada Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri
65. Profil Kota Tangerang Selatan 56
Pasar
Modern
Pasar
Tradisional
Bank BPR
KUD /
Koperasi
Kompleks
Ruko
Minimart
1 Serpong 2 1 21 0 0 10 8
2 Serpong Utara 1 0 4 1 0 5 3
3 Ciputat 1 0 5 2 0 4 13
4 Ciputat Timur 1 1 9 0 0 15 13
5 Pamulang 1 2 9 0 1 20 23
6 Pondok Aren 1 2 12 0 0 6 4
7 Setu 1 2 1 1 0 0 7
8 8 61 4 1 60 71
Sumber: Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)
Kota Tangerang Selatan
Tabel 6.3
Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa
di Kota Tangerang Selatan
No Kecamatan
Sebaran
No Nama Pasar Lokasi Kondisi
Komoditi Yg
Dijual
Jumlah
Kios
Jumlah
Los
Pedagang
Kaki Lima
Luas Areal
(M2)
Status
Tanah
Ket.
1 Pasar Ciputat Kec.
Ciputat
Cukup
Baik
Sembako,
sandang,
1.136 386 608 5.670 Milik
Pemkab
3 Lantai
2 Pasar
Jombang
Kec.
Ciputat
Kurang
Baik
Sembako,
sandang,
perhiasan
195 21 188 6.095 Milik
Pemkab
2 Lantai
3 Pasar Ciputat
Permai
Kec.
Ciputat
Kurang
Baik
Sembako 12 40 366 1.000 Milik
Pemkab
2 Lantai
4 Pasar Bintaro
Sektor 2
Kec.
Pondok
Kurang
Baik
Sembako,
sandang
23 95 8 830 Milik
Pemkab
Sedang
dibangun
5 Pasar Serpong Kec.
Serpong
Baik Sembako,
sandang,
600 323 625 8.730 Milik
Pemkab
Dibangun
2007
6 Pasar Gedung
Hijau
Kec.
Serpong
Kurang
Baik
Sembako -- 10 -- 3.396 Milik
Pemkab
Tidak
digunakan
JUMLAH 1.966 875 1.795 25.721
Tabel 6.4
Pasar Tradisional Di Tanah Milik Pemerintah
Di Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
Sumber: PD Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang 2009 dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Tangerang Selatan, 2010
66. Profil Kota Tangerang Selatan 57
No Kecamatan Jumlah Koperasi Jumlah Anggota Keterangan
1 Ciputat Kopkar, KSP,
2 Ciputat Timur KSU, KPRI
3 Serpong Kopkar, KSP,
4 Serpong Utara KSU, KPRI
5 Setu 26 650 Kopkar, KSP,
6 Pamulang 69 1.518 KSU, KPRI
7 Pondok Aren 46 1.380 Kopkar, KSP, KSU,
KPRI
JUMLAH 330 24.553
Sumber : Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Tangerang Selatan, 2009
Tabel 6.5
Koperasi Kota Tangerang Selatan
Tahun 2009
113 9.605
76 11.400
Perkembangan PDRB
Pada tahun 2009, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga (adh) berlaku Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp.10.127.849,79 Juta
sedangkan PDRB adh konstan adalah sebesar Rp.4.947.866,89 Juta. Angka-angka
tersebut meningkat dari total PDRB adh berlaku pada tahun 2008 yang sebesar
Rp.8.931.176,87 Juta dan PDRB adh konstan yang sebesar Rp.4.560.506,50 Juta.
Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun
2009, berdasarkan PDRB adh konstan, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah
sebesar 8,5%. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2009 terutama didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel,
restoran dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan yang tumbuh sangat
signifikan. Secara keseluruhan, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan
menunjukkan pertumbuhan positif.
67. Profil Kota Tangerang Selatan 58
Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2009 mencapai 1.111.405
orang, PDRB per kapita adh berlaku adalah sebesar Rp.9,112 Juta sedangkan PDRB
per kapita adh konstan adalah Rp. 4,451 Juta, meningkat dari angka pada tahun 2008
yang sebesar Rp. 4,262 Juta. Jika dilihat per kecamatan, total PDRB adh berlaku
terbesar adalah di Ciputat Timur, yaitu sebesar Rp. 2.894.871 juta dan yang terkecil
adalah di Setu dengan nilai Rp.356.451 juta. Namun, jika dilihat dari PDRB per kapita
yang paling besar ternyata Serpong Utara dengan Rp.19.627.704,06 dan yang
terkecil adalah Pondok Aren dengan Rp.4.376.738,75.
2 0 0 8*) 2 0 0 9**)
Laju
Pertumbuhan
a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta Rp) 8.931.176,87 10.127.849,79
b. PDRB atas dasar harga konstan 2000 (Juta Rp) 4.560.506,50 4.947.866,89 8,5%
c. Jumlah penduduk pertengahan tahun (Jiwa) 1.069.873 1.111.405 3,9%
d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku (Rp) 8.347.888,32 9.112.654,51
e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan
2000 (Rp)
4.262.663,19 4.451.902,67
4,4%
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Tahun 2008 - 2009
Kota Tangerang Selatan
Angka Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Per Kapita
Tabel 6.6
URAIAN
68. Profil Kota Tangerang Selatan 59
No. LAPANGAN USAHA 2 0 0 8*) 2 0 0 9**)
1 Pertanian, Peternakan, Perkebunan Dan Perikanan 80.553,93 85.852,88
2 Pertambangan Dan Penggalian 2.000,84 2.329,84
3 Industri Pengolahan 1.523.643,32 1.597.109,90
4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 333.727,13 353.223,41
5 Bangunan 612.900,47 727.978,59
6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 2.764.649,33 3.169.264,08
7 Pengangkutan Dan Komunikasi 1.243.504,52 1.480.574,95
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.121.421,73 1.284.263,73
9 Jasa-Jasa 1.248.775,60 1.427.252,42
Produk Domestik Regional Bruto 8.931.176,87 10.127.849,79
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Tabel 6.7
Produk Domestik Regional Bruto A.D.H. Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008 - 2009 (Juta Rupiah)
Jumlah Penduduk
Pertengahan Tahun 2009
(Orang)
PDRB per kapita
(Rupiah)
Juta Rupiah Persen
Setu 356.451,41 3,52% 62.871 5.669.568,07
Serpong 2.112.765,32 20,86% 107.642 19.627.704,06
Pamulang 1.279.511,79 12,63% 259.298 4.934.522,39
Ciputat 880.430,94 8,69% 170.018 5.178.457,20
Ciputat Timur 2.894.870,57 28,58% 169.079 17.121.408,16
Pondok Aren 1.129.006,02 11,15% 257.956 4.376.738,75
Serpong Utara 1.474.813,74 14,56% 84.541 17.444.952,65
Jumlah 10.127.849,79 100,00% 1.111.405 74.353.351,28
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2010
Tabel 6.8
Produk Domestik Regional Bruto
A.D.H. Berlaku Menurut Kecamatan
Tahun 2009
Kecamatan
Jumlah
69. Profil Kota Tangerang Selatan 60
Struktur Ekonomi
Berdasarkan data sementara PDRB tahun 2009 adh berlaku,
struktur ekonomi Kota Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier,
yaitu pengangkutan dan komunikasi; perdagangan hotel dan restoran; jasa-
jasa; dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi
hampir 72,68%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air
bersih; dan konstruksi) memberikan kontribusi 26,45%, dan sektor primer
(pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi
kurang dari 0,87%. Jika dilihat kecenderungan tahun 2008 dan tahun 2009,
meskipun seluruh sektor menunjukan peningkatan, sektor tersier
meningkat kontribusinya sedangkan sektor primer dan sekunder menurun
kontribusinya.
Gambar 6.1. Grafik persentase peranan sektoral terhadap pembentukan
PDRB Kota Tangerang Selatan adh Berlaku Tahun 2009
70. Profil Kota Tangerang Selatan 61
KELOMPOK SEKTOR 2 0 0 8*) 2 0 0 9**) Laju Pertumbuhan
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. PRIMER 82.554,77 88.182,72
2. SEKUNDER 2.470.270,92 2.678.311,90
3. TERSIER 6.378.351,18 7.361.355,17
T O T A L 8.931.176,87 10.127.849,79
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
1. PRIMER 48.014,87 48.929,67 1,9%
2. SEKUNDER 1.344.374,74 1.408.820,54 4,8%
3. TERSIER 3.168.116,88 3.490.116,68 10,2%
T O T A L 4.560.506,50 4.947.866,89
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Tabel 6.9
Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Kelompok Sektor
Kota Tangerang Selatan
Ketenagakerjaan
Letak Kota Tangerang Selatan yang berdekatan dengan ibu kota negara
menyebabkan perekonomian berjalan dengan cepat dan oleh karenanya banyak
tersedia lapangan kerja yang merupakan daya tarik bagi para penduduk daerah lain
untuk bermigrasi ke Kota Tangerang Selatan.
Berdasarkan perhitungan sementara BPS Kabupaten Tangerang, angkatan
kerja adalah sebesar 62,61% dari keseluruhan penduduk usia 15 tahun ke atas
dengan penduduk yang bekerja sebesar 55,81% sedangkan pengangguran sebesar
6,8%. Berdasarkan sebaran penyerapan tenaga kerja pada sektor lapangan usaha,
sebagian besar tenaga kerja diserap oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran
yaitu sebesar 45,46%, sektor industri 18,50%, sektor jasa-jasa 12,74% dan sektor
pengangkutan & komunikasi 11,22%. Sektor-sektor lain dengan penyerapan tenaga
71. Profil Kota Tangerang Selatan 62
kerja kurang dari 10% adalah sektor pertanian 1,40%, bangunan dan konstruksi
sebesar 9,55%, sektor bank, persewaan & jasa perusahaan 0,74% , sektor listrik, gas
& air bersih 0,26% dan sektor pertambangan & penggalian 0,13%.
No. Lapangan Usaha Distribusi (%)
1 Pertanian 1,40%
2 Pertambangan & Penggalian 0,13%
3 Industri Pengolahan 18,50%
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,26%
5 Bangunan / Konstruksi 9,55%
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 45,46%
7 Pengangkutan & Komunikasi 11,22%
8 Bank, persewaan & jasa perusahaan 0,74%
9 Jasa-jasa 12,74%
100,00%
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, 2009
Jumlah
Tabel 6.10
Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi
Tahun 2008
Kota Tangerang Selatan
Keuangan Daerah
Pada tahun 2009, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah menyusun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang berisi rencana pendapatan, belanja
serta pembiayaan daerah.
APBD 2009
Pendapatan
Dalam APBD Tahun Anggaran 2009, pendapatan daerah hanya berasal dari
lain-lain pendapatan daerah yang sah, yaitu dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak
dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi
72. Profil Kota Tangerang Selatan 63
atau pemerintah daerah lainnya. Hal tersebut disebabkan pendapatan asli daerah,
baik pajak maupun retribusi, masih masuk ke dalam pendapatan daerah Pemerintah
Kabupaten Tangerang. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan dana
perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum
maupun dana alokasi khusus, karena peraturan mengenai dana perimbangan
ditetapkan sebelum ditetapkannya Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten. Dalam perkembangannya,
pendapatan asli daerah sudah dapat diterima langsung oleh Pemerintah Kota
Tangerang Selatan, tidak lagi seperti asumsi awal yang harus masuk ke dalam kas
Pemerintah Kabupaten Tangerang.
Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009, total pendapatan daerah
Kota Tangerang Selatan direncanakan sebesar Rp.191.699.005.762,00 yang berasal
dari pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah. PAD berasal dari pajak, retribusi daerah dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besar target PAD adalah sebesar
Rp.25.367.150.025,00 yang berasal dari pajak sebesar Rp.15.397.425.025,00,
retribusi Rp.9.219.725.000,00 dan lain-lain PAD yang sah Rp.750.000.000,00.
Dana Perimbangan. Kota Tangerang Selatan juga belum mendapatkan
dana perimbangan baik berupa bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi
umum maupun dana alokasi khusus, oleh karenanya target capaian untuk dana
perimbangan adalah nol.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Lain-lain pendapatan
daerah yang sah berasal dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi dan
pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah
daerah lainnya. Pendapatan hibah sebesar Rp.15.000.000.000,00, bagi hasil pajak dari
provinsi dan pemerintah daerah lainnya sebesar Rp.131.331.855.737,00 dan bantuan
73. Profil Kota Tangerang Selatan 64
keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya sebesar
Rp.20.000.000.000,00.
Pendapatan hibah seluruhnya berasal dari Pemerintah Kabupaten
Tangerang, sedangkan bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah
lainnya adalah bantuan dana dari Pemerintah Propinsi Banten sebesar
Rp.5.000.000.000,00. Besar hibah dan bantuan keuangan tersebut sesuai dengan
yang ditetapkan dalam UU No. 51 Tahun 2008. Selain itu, Pemerintah Propinsi
Banten juga memberikan bantuan khusus pendidikan (specific grant) sebesar Rp.
Rp.15.000.000.000,00.
Belanja
Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar
Rp.191.698.355.762,00 yang dialokasikan untuk belanja seluruh SKPD Kota
Tangerang Selatan.
Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar
Rp.137.997.533.096,00 dengan rincian belanja pegawai sebesar 25.439.759.820,00,
belanja barang dan jasa Rp.67.035.480.416,00 dan belanja modal
Rp.45.522.292.860,00.
Belanja Tidak Langsung. Tahun 2009, belanja tidak langsung
dialokasikan sebesar Rp.53.700.822.666,00. Dari jumlah tersebut, sebesar
Rp.37.999.149.862,20 merupakan belanja pegawai; Rp.9.783.787.000,00 merupakan
belanja hibah yang diperuntukkan bagi Bantuan Operasional Pendidikan Daerah dan
untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp.4.917.885.803,80 merupakan
belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan; dan Rp.1.000.000.000,00 merupakan belanja tidak terduga. Tidak
ada rencana alokasi untuk belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil dan
belanja bantuan keuangan.
74. Profil Kota Tangerang Selatan 65
Pembiayaan
Dari segi pembiayaan, tidak ada kebijakan untuk mendapatkan penerimaan
maupun melakukan pengeluaran pembiayaan. Belum ada sisa lebih perhitungan
anggaran daerah tahun 2008, pencairan dana cadangan, serta penerimaan piutang
daerah karena Perubahan APBD Tahun Anggaran 2009 merupakan perubahan dari
rencana penganggaran pertama yang disusun Pemerintah Kota Tangerang Selatan
yaitu APBD Tahun Anggaran 2009. Selain itu, juga belum ada rencana penerimaan
pembiayaan dari penerimaan pinjaman daerah dan obligasi daerah. Tidak ada
rencana pengeluaran daerah, baik dari pembentukan dana cadangan, penyertaan
modal (investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.
Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada
Tabel 6.11.
75. Profil Kota Tangerang Selatan 66
Rp %
PENDAPATAN 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73
PENDAPATAN ASLI DAERAH 0,00 25.367.150.025,00 25.367.150.025,00 100,00
HASIL PAJAK DAERAH 0,00 15.397.425.025,00 15.397.425.025,00 100,00
HASIL RETRIBUSI DAERAH 0,00 9.219.725.000,00 9.219.725.000,00 100,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI
DAERAH YANG SAH
0,00 750.000.000,00 750.000.000,00 100,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
162.832.859.180,00 166.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,15
PENDAPATAN HIBAH 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00 0,00 0,00
DANA BAGI HASIL PAJAK DARI
PROVINSI DAN PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
127.832.859.180,00 131.331.855.737,00 3.498.996.557,00 2,74
BANTUAN KEUANGAN DARI
PROVINSI ATAU PEMERINTAH
DAERAH LAINNYA
20.000.000.000,00 20.000.000.000,00 0,00 0,00
Jumlah Pendapatan 162.832.859.180,00 191.699.005.762,00 28.866.146.582,00 17,73
BELANJA 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73
BELANJA TIDAK LANGSUNG 59.083.451.280,00 53.700.822.666,00 (5.382.628.614,00) (9,11)
BELANJA PEGAWAI 43.159.187.441,20 37.999.149.862,20 (5.160.037.579,00) (11,96)
BELANJA HIBAH 8.853.787.000,00 9.783.787.000,00 930.000.000,00 10,50
BELANJA BANTUAN SOSIAL 6.070.476.838,80 4.917.885.803,80 (1.152.591.035,00) (18,99)
BELANJA TIDAK TERDUGA 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 0,00 0,00
BELANJA LANGSUNG 103.749.407.900,00 137.997.533.096,00 34.248.125.196,00 33,01
BELANJA PEGAWAI 19.516.960.620,00 25.439.759.820,00 5.922.799.200,00 30,35
BELANJA BARANG DAN JASA 54.015.653.457,00 67.035.480.416,00 13.019.826.959,00 24,10
BELANJA MODAL 30.216.793.823,00 45.522.292.860,00 15.305.499.037,00 50,65
Jumlah Belanja 162.832.859.180,00 191.698.355.762,00 28.865.496.582,00 17,73
Surplus / (Defisit) (0,00) 650.000,00 650.000,00
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 0,00 0,00 0,00 0,00
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
0,00 0,00 0,00 0,00
Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan
0,00 0,00 0,00 0,00
Pembiayaan Netto 0,00 0,00 0,00 0,00
SISA LEBIH PERHITUNGAN
ANGGARAN (SiLPA) TAHUN
BERKENAAN
(0,00) 650.000,00 (650.000,00)
Uraian
Sebelum
Perubahan
Setelah
Perubahan
Bertambah /(Berkurang)
Tabel 6.11
Tahun 2009
Ringkasan Perubahan APBD Kota Tangerang Selatan
76. Profil Kota Tangerang Selatan 67
APBD 2010
Pendapatan
Dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2010, pendapatan daerah berasal
dari pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Target PAD adalah sebesar Rp.110.366.185.000,- yang berasal dari
pajak, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Besar dana
perimbangan Kota Tangerang Selatan adalah Rp.458.282.516.311,745,- yang berasal
dari bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum sebesar dan dana
alokasi khusus. Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah sebesar
Rp.226.790.716.257,- berasal dari pendapatan hibah, bagi hasil pajak dari provinsi
dan pemerintah daerah lainnya, dan bantuan keuangan dari provinsi atau
pemerintah daerah lainnya.
Belanja
Besar alokasi belanja Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar
Rp.830.239.232.361,74 yang dialokasikan untuk belanja langsung dan tidak langsung
Kota Tangerang Selatan.
Belanja Langsung. Belanja langsung dialokasikan sebesar
Rp.410.463.883.477,- dengan rincian belanja pegawai sebesar Rp.72.022.136.200,-
belanja barang dan jasa Rp.156.107.932.537,- dan belanja modal Rp.182.333.814.740.
Belanja Tidak Langsung. Belanja tidak langsung dialokasikan sebesar Rp.
419.775.348.884,743,-. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 331.653.400.290,743,-
merupakan belanja pegawai; Rp.70.736.948.594,- merupakan belanja hibah yang
diperuntukkan bagi Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Tangerang Selatan dan
untuk badan / lembaga / organisasi kemasyarakatan; Rp. 4.785.000.000,-merupakan
belanja bantuan sosial yang dialokasikan untuk bantuan sosial organisasi
77. Profil Kota Tangerang Selatan 68
kemasyarakatan; Rp. 11.600.000.000,- merupakan belanja bagi hasil dan belanja
bantuan keuangan; dan Rp. 1.000.000.00,- merupakan belanja tidak terduga. Tidak
ada rencana alokasi untuk belanja bunga dan belanja subsidi.
Pembiayaan
Besar penerimaan pembiayaan adalah Rp. 34.799.814.793,- yang seluruhnya
berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah tahun 2009. Tidak ada rencana
pengeluaran daerah, baik dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal
(investasi), pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.
Ringkasan pendapatan, belanja dan pembiayaan selengkapnya tertera pada
Tabel 7.8.
78. Profil Kota Tangerang Selatan 69
SEBELUM
PERUBAHAN
SETELAH
PERUBAHAN
(Rp) %
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah 88.002.147.993,00 110.366.185.000,00 22.364.037.007,00 25,41
Hasil Pajak Daerah 59.000.147.993,00 75.200.000.000,00 16.199.852.007,00 27,46
Hasil Retribusi Daerah 26.002.000.000,00 32.166.185.000,00 6.164.185.000,00 23,71
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 0,00 0,00
Dana Perimbangan 395.414.035.000,00 458.282.516.311,75 62.868.481.311,75 15,90
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi
Hasil Bukan Pajak
184.500.000.000,00 217.483.434.111,75 32.983.434.111,75 17,88
Dana Alokasi Umum 198.973.435.000,00 228.858.482.200,00 29.885.047.200,00 15,02
Dana Alokasi Khusus 11.940.600.000,00 11.940.600.000,00 0,00 0,00
Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah
180.340.767.587,00 226.790.716.257,00 46.449.948.670,00 25,76
Hibah 21.000.000.000,00 27.233.035.000,00 6.233.035.000,00 29,68
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
140.607.732.587,00 152.891.371.163,00 12.283.638.576,00 8,74
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
0,00 34.166.310.094,00 34.166.310.094,00 100,00
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
18.733.035.000,00 12.500.000.000,00 (6.233.035.000,00) (33,27)
Tabel 6.12
RINGKASAN PERUBAHAN APBD
TAHUN ANGGARAN 2010
URAIAN
JUMLAH (Rp) BERTAMBAH /
(BERKURANG)
79. Profil Kota Tangerang Selatan 70
SEBELUM
PERUBAHAN
SETELAH
PERUBAHAN
(Rp) %
BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung 360.018.076.126,57 419.775.348.884,74 59.757.272.758,17 16,60
Belanja Pegawai 296.173.763.241,57 331.653.400.290,74 35.479.637.049,17 11,98
Belanja Hibah 45.050.000.000,00 70.736.948.594,00 25.686.948.594,00 57,02
Belanja Bantuan Sosial 5.110.000.000,00 4.785.000.000,00 (325.000.000,00) (6,36)
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi /
Kabupaten / Kota dan
Pemerintahan Desa
5.000.000.000,00 11.600.000.000,00 6.600.000.000,00 132,00
Belanja Tidak Terduga 8.684.312.885,00 1.000.000.000,00 (7.684.312.885,00) (88,48)
Belanja Langsung 326.315.706.512,00 410.463.883.477,00 84.148.176.965,00 25,79
Belanja Pegawai 61.411.511.500,00 72.022.136.200,00 10.610.624.700,00 17,28
Belanja Barang dan Jasa 122.254.044.941,00 156.107.932.537,00 33.853.887.596,00 27,69
Belanja Modal 142.650.150.071,00 182.333.814.740,00 39.683.664.669,00 27,82
JUMLAH BELANJA DAERAH 686.333.782.638,57 830.239.232.361,74 143.905.449.723,17 20,97
SURPLUS/(DEFISIT) (22.576.832.058,57) (34.799.814.793,00) (12.222.982.734,43) 54,14
PEMBIAYAAN DAERAH
Penerimaan Pembiayaan
Daerah
22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan Daerah
22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14
Pembiayaan Netto 22.576.832.058,57 34.799.814.793,00 12.222.982.734,43 54,14
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN
BERKENAAN (SILPA)
0,00 0,00 0,00 100,00
URAIAN
JUMLAH (Rp)
BERTAMBAH /
(BERKURANG)