2. LATAR BELAKANG KEBIJAKAN
1. K3 masihbelummendapatkan perhatianyang memadai semuapihak
2. Kecelakaan kerjayang terjadi relative masihtinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masihbersifat parsialdan belum menyentuhaspek
manajemen
4. Relatif rendahnyakomitment pimpinanperusahaandalamhal K3
5. Kualitas tenagakerjaberkorelasidengan kesadaran atas K3
6. Tuntutanglobaldalamperlindungan tenaga kerjayangditerapkan olehkomunitas
perlindungan hak buruh internasional
7. DesakanLSM internasional dalamhal hak tenagakerjauntukmendapatkan
perlindungan
3. K3 masih belum mendapatkan
perhatian yang
memadai semua pihak:
8. Masalah K3 masihbelummenjadi prioritasprogram
9. Tidakada yang mengangkat masalahK3 menjadi issue nasional baiksecarapolitis
maupun sosial
10. Masalahkecelakaan kerjamasihdilihat dari aspekekonomi,dan tidakpernahdilihat
dari pendekatanmoral
11. Tenagakerjamasihditempatkan sebagai faktorproduksi dalamperusahaan, belum
dirtempatkan sebagai mitrausaha
12. Alokasi anggaran perusahaan untukmasalahK3 relatif kecil
4. 4
LATAR BELAKANG
Kita bekerja dalam industri dengan resiko tinggi dan insiden terus
terjadi………
BP Texas City
Buncefiel
Bitumen Depot
Explosion at Marine Terminal
Train Derailment,
Major Spill
OklahomaTank
Fire
5. 5
ESKALASI KORBAN INSIDEN ADALAH AKIBAT DARI BURUKNYA
PERHATIAN TERHADAP TINDAKAN YANG UNSAFE DAN NEAR MISS
1
Fatal
30
Major
(LWCs dan RWCs)
300
Recordable Injuries
3,000
Near Misses or First aid
30,000 Hazards
• Unsafe Acts
• Employee-Created Unsafe Conditions
Tragedi kebakaran Fin-
Fan di FOC-1 Cilacap, 4
orang korban meninggal
(semua pekerja
pemeliharaan). Terjadi
pada tanggal 9 Maret 2008
Tragedi kebakaran Wax
Plant di UP.V, bulan
Agustus 2006
Tragedi kebakaran 7 bh
Tanki di UP.IV, bulan 24
Oktober 1995
Tangan terputus
oleh sebuah
Mincer
Crane terbalik di
Teluk BPP
Kaki tersiram steam
pada T/A 2006
Tangan terbakar
terkena ledakan
charger HP
6. Sejarah Kebijakan SMK3
• Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara
eksplisit merupakan pelaksanaan K3
secara sistem
• SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui
Permenaker No. 05/Men/1996
• Di Internasional perkembangan sistem
manajemen K3 mulai berkembang
melalui ILO Guidline Tahun 2001
• Ohsas dikembangkan pada tahun 2001
7. • SMK3 ditegaskan kembali dalam UU
13 tahun 2003 pasal 87
• Dan mengamanatkan pedoman
penerapan melalui Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan SMK3 (12 April
2012)
12. Pengertian
Pasal 1
• SMK3
bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
13. Pengertian
Pasal 1
• K3
segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja
14. Pengertian
Pasal 1
• Audit SMK3
pemeriksaan secara sistematis dan
independen terhadap pemenuhan
kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan
dilaksanakan dalam penerapan
SMK3 di perusahaan.
15. TUJUAN PENERAPAN SMK3
Pasal 2
a. meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau
serikat pekerja/serikat buruh; serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman,
nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
16. • Wajib bagi perusahaan:
– mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100
(seratus) orang; atau
– mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi (high risk).
• Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Dalam menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan
perUU, konvensi atau standar internasional
Pasal 5
17. Komitmen
Organisasi K3
P2K3
Panitia
Pembina K3
UU No.1/1970
Ketua
(Pengurus/Pengusaha)
Sekretaris
(Ahli K3 Umum)
Anggota
(Perwakilan Pekerja)
Permenaker
04/MEN/1987
Permenaker
02/MEN/1992
Disnaker
Setempat
18. Penanggung Jawab K3
Ahli K3 Umum
Dokter
Perusahaan
Regu Kebakaran
Operator Pesawat
UapOperator Pesawat
Angkat & Angkut
Paramedis
Permenaker 02/MEN/1992
Permenaker 01/MEN/1976
Kepmenaker 186/MEN/1999
Permenaker 01/MEN/1988
Permenaker
01/MEN/1989
Permenaker 01/MEN/1979
19. Sanksi Administratif
Pasal 190 UU No 13
Tahun 2003
(1) Pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi
administratif
(2) Sanksi administratif berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
produksi;
h. pencabutan ijin.
20. MANFAAT
Manfaat dari Penerapan SMK3 berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja.
• Bagi Perusahaan:
1. Mengetahui pemenuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan dibidang
K3
2. Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan manajemen dalam rangka
meningkatkan kinerja SMK3
3. Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta kekurangan dari penerapan
SMK3
4. Mengetahui kinerja K3 di perusahaan
5. Meningkatkan image perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan daya
saing perusahaan
21. 6. Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tenaga kerja mengenai K3
yang juga akan meningkatkan produktivitas perusahaan
7. Terpantaunya bahaya dan risiko di perusahaan
8. Penanganan berkesinambungan terhadap risiko yang ada diperusahaan
9. Mencegah kerugian yang lebih besar kepada perusahaan
10. Pengakuan terhadap kinerja K3 diperusahaan atas pelaksanaan SMK3
22. • Bagi Pemerintah:
1. Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga kerja di bidang K3
2. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image bangsa di forum
internasional
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang sekaligus akan meningkatkan
produktifitas kerja/nasional
4. Mengetahui tingkat penerapan terhadap peraturan perundangan