SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
I 
PENDAHULUAN 
Ilmu Lingkungan sebagai ilmu yang interdisipliner bermaksud mengukur 
dan menilai perubahan atau dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem. 
Tujuannya adalah agar dapat mengelola keberlangsungan kehidupan yang ada, 
terutama dalam dunia peternakan. Bagaimana manusia sebagai bagian yang tidak 
terpisahkan dari ekosistem/lingkungannya dapat mengupayakan keberlangsungan 
hidup makhluk dalam lingkungannya. Sebagai peternak, maka objeknya adalah 
hewan ternak. Kami kelompok 10 mendapat bagian membahas Respon Populasi 
Babi Terhadap Tekanan Lingkungan. 
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana 
respon populasi ternak babi pada tekanan lingkungan, terutama cekaman panas. 
Respon populasi yang kami amati, terbatas pada berbagai akibat yang berhubungan 
dengan produksi pada babi. Selain itu faktor-faktor apa saja yang dapat 
menyebabkan tekanan/stres pada ternak babi.
2 
II 
PEMBAHASAN 
Babi (Sus sp.) adalah hewan bermoncong panjang, omnivora, dan 
diternakkan sebagai penghasil daging. Babi akan menghasilkan produksi yang baik 
bila berada dalam kondisi nyaman. Nyaman dalam arti ternak babi dapat 
melangsungkan hidupnya tanpa berpengaruh pada produksi yang diharapkan 
peternak. Karena saat ternak tidak merasa nyaman, maka akan terjadi perubahan 
status faal yang dapat diamati peternak. Ini menjadi indikator dalam mendeteksi 
produksi ternak yang menurun. 
Bahasan yang kami tuliskan berasal dari berbagai jurnal, sehingga dapat 
dipertanggungjawabkan keabsahannya, dengan asumsi ternak babi yang dipelihara 
dalam proses penelitian jurnal dianggap sama dengan babi yang diternakkan di 
Indonesia. Terkecuali hal tersebut, perlu juga dipertimbangkan berbagai faktor 
internal yang dapat mempengaruhi ketahanan ternak babi terhadap lingkungan 
seperti bangsa (breed), tingkat adaptasi, daya aklimatisasi (penyesuaian dengan 
iklim) dan status gizi. 
Pembahasan pertama adalah mengenai pengaruh langsung temperatur yang 
tinggi terhadap ternak babi. Pada temperatur berapa babi masih dapat bertahan 
hidup dan seberapa lama ternak babi dapat hidup pada suhu tersebut? Jawaban 
pertanyaan ini dijawab oleh penelitian yang dilaksanakan G.I. Christison dan 
kolega. Mereka menguji seekor babi dengan bobot badan 25 kg untuk diekspos pada 
lingkungan bertemperatur 38°C selama 5 jam 15 menit. Suhu rektal babi awal 
adalah 39,1°C naik menjadi 42,8°C. 30 menit kemudian suhu lingkungan dinaikkan 
hingga 44,8°C. Setelah mencapai puncak suhu tadi, suhu diturunkan sedikit (±5°C),
3 
namun ternak babi tersebut mati 20 menit kemudian (Christison, 1968). Hal ini 
menunjukkan bahwa satu tekanan lingkungan yang ekstrim saja, yaitu cekaman 
panas sudah dapat membunuh seekor babi. 
Masih dari penelitian Christison di atas, 5 menit setelah kematian (post 
mortem), diambil cuplikan darah babi tersebut dan didapat hasil keasaman darah 
mencapai pH 7,37 menunjukkan darah menjadi lebih asam dari kondisi pH 
normalnya 7,46. Asam laktat (menunjukkan hasil sisa metabolisme) sebanyak 99 
mg/100 mL darah, padahal normalnya hanya 11 mg/100 mL. Hal ini menunjukkan 
terjadinya metabolisme yang tinggi, padahal ternak tidak melakukan kegiatan aktif 
apapun. Artinya dalam keadaan diam pada kondisi tertekan panas, tubuh akan 
bekerja lebih keras hanya untuk mempertahankan suhu tubuh saja (homeostasis). 
Apalagi bila dalam kondisi harus berproduksi, maka produksi dipastikan tidak akan 
optimal. 
Berbeda dengan temperatur, kelembaban terlihat tidak terlalu 
mempengaruhi kehidupan ternak babi. Pernyataan ini didapat dari penelitian S.R. 
Morrison dan kolega pada 1969. Mereka menguji tiga kelompok babi, dimana 
masing-masing kelompok dipelihara dalam kandang dengan lingkungan yang 
terkendali selama 14 minggu. Kelembaban adalah presentasi air yang terdapat 
dalam udara. Terdapat tiga tingkat perlakuan yaitu kelembaban pada temperatur 
22°C, 28°C dan 33°C. Sedangkan parameter produksi yang diamati adalah 
konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan (PBB). Semakin tinggi temperatur, 
begitu juga kelembaban. Efek pada efisiensi pakan, temperatur kulit dan temperatur 
kulit tidak berpengaruh signifikan, artinya kelembaban hanya memiliki efek kecil 
pada pertumbuhan babi (Morrison, 1969).
4 
Kedua penelitian diatas dilakukan di benua yang memiliki 4 musim, 
bagaimana apabila dilakukan di negara tropis yang hanya memiliki dua musim? 
A.F. Fraser pada tahun 1970 meneliti kehidupan ternak babi di Jamaika. Hasilnya 
menunjukkan bahwa ternak babi didapat rentan terhadap cekaman panas di negeri 
yang hangat. Tekanan yang dilakukan adalah temperatur lingkungan yang tinggi, 
penyinaran matahari, menghasilkan pertumbuhan babi lebih rendah dibandingkan 
jenis babi yang sama apabila dipelihara di negara sub-tropis (Fraser, 1970). 
Penelitian selanjutnya mengamati efek cekaman panas terhadap 
sekelompok ternak babi, terutama yang diukur adalah tingkat imun. McGlone dan 
kolega mengevaluasi 48 ekor babi lokal yang dibagi tiga kelompok yang 
ditempatkan di tiga kandang terpisah. Semua kandang diawasi kamera CCTV untuk 
3 hari pertama. Perlakuan temperatur yang digunakan adalah 24°C (kontrol) dan 
33°C (cekaman panas). Parameter status sosial yang diamati adalah tingkah 
agonistik (menyerang, berkelahi) individu. Parameter tingkat imun/kekebalan yang 
diamati adalah kadar limfosit (zat darah yang menyerang benda asing dalam tubuh) 
yang diambil pada setiap minggu perlakuan. 
Suhu lebih tinggi merangsang ternak menjadi lebih agresif (McGlone, 
1994). Hasil penelitian McGLone menunjukkan bahwa kekebalan dan sistem imun 
berhubungan. Ternak babi yang berinisiatif menyerang (agresif) memiliki kadar 
limfosit yang lebih tinggi daripada kelompok babi yang kurang dominan 
(subordinat). Bahkan terdapat peningkatan neutrofil, penanda penurunan produksi 
antibodi, pada ternak babi subordinat. Artinya immunosupresi memang terjadi saat 
peningkatan suhu lingkungan, terlebih pada ternak babi yang kalah dominan. 
Penelitian Mullan dan kolega pada 2003 menunjukkan akibat cekaman 
panas terhadap produksi susu pada ternak babi betina pada masa laktasi/menyusui.
5 
Temperatur kandang yang melebihi ECT (Evaporative Critical Temperature/ 
Temperatur Penguapan Kritis) dari babi betina periode laktasi menyebabkan 
berkurangnya Food intake (konsumsi pakan), pengeluaran air susu, performa 
reproduksi dan tingkat pertumbuhan anak babi. Hal ini diperkuat dengan bukti 
berupa penurunan penyerapan oksigen yang berkurang dari normal pada suhu 18°C 
sebanyak 523 mL/menit menjadi 411 mL/menit pada suhu 28°C. Penurunan 
produksi yang terjadi adalah sebesar 25%, penurunan 40% konsumsi pakan. Maka 
didapat solusi untuk mempertahankan produksi laktasi adalah dengan mengurangi 
produksi panas yang dihasilkan ternak melalui manipulasi pakan, yaitu 
pengurangan serat dan lemak yang notabene menghasilkan panas lebih saat dicerna. 
Alternatif lainnya adalah dengan memperluas area kulit yang basah untuk 
mengurangi produksi panas pada ternak babi. Cara sederhananya adalah dengan 
menyiram/membasahi kulit babi secara berkala. 
Sejauh ini pembahasan dapat dirangkum sebagai berikut: 
Suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian cepat pada ternak babi. 
Tidak seperti yang banyak diprediksi, ternyata kelembaban tidak terlalu 
berpengaruh menimbulkan stres pada ternak babi. Iklim Tropis lebih rentan 
menyebabkan stres bagi babi dibanding iklim subtropis. Perbedaan ukuran tubuh 
menjadikan strata sosial diantara para babi, menyebabkan penurunan kekebalan 
tubuh/imun pada ternak babi yang lebih kecil. Temperatur tinggi juga merangsang 
ternak menjadi lebih agresif/agonistik. Temperatur tinggi menyebabkan penurunan 
produksi susu, panting (pernafasan cepat) dan pertumbuhan anak babi yang lambat 
di awal. Sejauh ini ilmu lingkungan dapat memberi solusi, diantaranya adalah 
melalui pendinginan temperatur kandang, penyiraman dan modifikasi pakan untuk 
menyeimbangkan nutrisi ransum. Karena hal tersebut tidak berdampak buruk bagi 
lingkungan, tidak menimbulkan residu dan minim efek samping.
6 
III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Berbagai respon populasi ternak babi pada tekanan lingkungan, terutama 
cekaman panas terlihat pada perubahan yang terjadi pada parameter: pertambahan 
bobot badan, konsumsi pakan, produksi susu, sifat agonistik, status imun dan daya 
hidup/viabilitas. 
Faktor lingkungan diluar manajemen yang dapat menyebabkan stres pada 
ternak babi adalah temperatur tinggi, paparan sinar matahari, strata sosial ternak, 
ketidakseimbangan nutrisi pakan.
7 
DAFTAR PUSTAKA 
Christison, G.I. dan Heidenreich, C.J. 1968. Heat Death in A Pig. 
International Journal of Biometeorology, Volume 12, hal. 365-367. 
Fraser, A.F. 1970. Studies on Heat Stress in Pigs in a Tropical 
Environment. Tropical Animal Health and Production, Volume 2 
halaman 76-86. 
McGlone, J., Morrowtesch, L., Johnson, L. Salak. 1994. Heat and Social 
Stress Effects on Pig Immune Measures. American Society of 
Animal Science Journal, Volume 72 halaman 259-269. 
Morrison, S.R., Heitman Jr, H., dan Bond, T.EE. Effect of Humidity on 
Swine St Temperatures Above Optimum. International Journal of 
Biometeorology, Volume 13, hal. 135-139. 
Mullan, B.P., Black, J.L., Lorrschy, M.L., dan Giles, L.R. 2003. Lactation 
in The Sow During Heat Stress. Livestock Production Science 
Journal, halaman 153-170.
8 
MAKALAH ILMU LINGKUNGAN 
Respon Ternak Babi 
Terhadap Cekaman Panas 
Oleh 
Kelompok 10 
Kelas D 
• Jajat Rohmana 200110110030 
• Muhammad Alfin 200110110183 
• Ogie Ramadhani 200110110207 
• Bayu Sitompul 200110110268 
• Fajar Rizki AK 200110110273 
Fakultas Peternakan 
Universitas Padjadjaran 
2014

Weitere ähnliche Inhalte

Andere mochten auch

Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengahMicrosoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Fitrah Plur
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
jackruto
 
Recursos EstilíSticos
Recursos EstilíSticosRecursos EstilíSticos
Recursos EstilíSticos
maitpra
 
Recursos retóricos
Recursos retóricosRecursos retóricos
Recursos retóricos
HectorCejudo
 

Andere mochten auch (9)

TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABITEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
TEKNIK BUDIDAYA TERNAK BABI
 
Babi
BabiBabi
Babi
 
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYARMANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
MANAJEMEN PERKAWINAN PADA BABI DI CV. ADHI FARM KARANGANYAR
 
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan GlobalPerubahan Iklim dan Pemanasan Global
Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
 
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengahMicrosoft word   makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
Microsoft word makalah kebudayaan kependudukan kalimantan tengah
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
 
6.1 tekanan udara (sains tingkatan 2)
6.1 tekanan udara (sains tingkatan 2)6.1 tekanan udara (sains tingkatan 2)
6.1 tekanan udara (sains tingkatan 2)
 
Recursos EstilíSticos
Recursos EstilíSticosRecursos EstilíSticos
Recursos EstilíSticos
 
Recursos retóricos
Recursos retóricosRecursos retóricos
Recursos retóricos
 

Ähnlich wie Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan

RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
Repository Ipb
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
Asfar Syafar
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
Adhy Laupada
 
Teknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingTeknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedaging
sujononasa
 
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptxAhmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
ssuser644d59
 

Ähnlich wie Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan (20)

MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWANMAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
MAKALAH TERMOGULASI PADA HEWAN
 
ektoderm dan endoderm
ektoderm dan endodermektoderm dan endoderm
ektoderm dan endoderm
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
Makalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasiMakalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasi
 
termoregulasi
termoregulasitermoregulasi
termoregulasi
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Laporan 8 suhu
Laporan 8 suhuLaporan 8 suhu
Laporan 8 suhu
 
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdfTERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
TERMOREGULASI-TERMOREGULASI-TERMOREGULASI.pdf
 
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
 
Teknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broilerTeknis budidaya ayam broiler
Teknis budidaya ayam broiler
 
Suhu tubuh siskka sik
Suhu  tubuh siskka sikSuhu  tubuh siskka sik
Suhu tubuh siskka sik
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Heat Stress Ayam Broiler
Heat Stress Ayam BroilerHeat Stress Ayam Broiler
Heat Stress Ayam Broiler
 
Laporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasisLaporan praktikum biologi homeostasis
Laporan praktikum biologi homeostasis
 
Teknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedagingTeknis budidaya ayam pedaging
Teknis budidaya ayam pedaging
 
Triploidisasi
TriploidisasiTriploidisasi
Triploidisasi
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptxAhmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
Ahmad Masykur_Bionomika_Cekaman panas dan strategi menguranginya.pptx
 
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
 

Mehr von Jajat Rohmana

Mehr von Jajat Rohmana (18)

Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
 
Analisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing PerahAnalisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Nilai Pemuliaan
Nilai PemuliaanNilai Pemuliaan
Nilai Pemuliaan
 
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis TercemarPakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
 
Teknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator PanasTeknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator Panas
 
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada TernakSejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
 
Jurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-SiwiJurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
 
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
 
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
 
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangPemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
 
Tepung Biji Jagung
Tepung Biji JagungTepung Biji Jagung
Tepung Biji Jagung
 
Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
 
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit CicalengkaMagang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
 
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAYSapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
 
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet aAlel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
 

Kürzlich hochgeladen

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Kürzlich hochgeladen (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan

  • 1. I PENDAHULUAN Ilmu Lingkungan sebagai ilmu yang interdisipliner bermaksud mengukur dan menilai perubahan atau dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem. Tujuannya adalah agar dapat mengelola keberlangsungan kehidupan yang ada, terutama dalam dunia peternakan. Bagaimana manusia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ekosistem/lingkungannya dapat mengupayakan keberlangsungan hidup makhluk dalam lingkungannya. Sebagai peternak, maka objeknya adalah hewan ternak. Kami kelompok 10 mendapat bagian membahas Respon Populasi Babi Terhadap Tekanan Lingkungan. Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon populasi ternak babi pada tekanan lingkungan, terutama cekaman panas. Respon populasi yang kami amati, terbatas pada berbagai akibat yang berhubungan dengan produksi pada babi. Selain itu faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan tekanan/stres pada ternak babi.
  • 2. 2 II PEMBAHASAN Babi (Sus sp.) adalah hewan bermoncong panjang, omnivora, dan diternakkan sebagai penghasil daging. Babi akan menghasilkan produksi yang baik bila berada dalam kondisi nyaman. Nyaman dalam arti ternak babi dapat melangsungkan hidupnya tanpa berpengaruh pada produksi yang diharapkan peternak. Karena saat ternak tidak merasa nyaman, maka akan terjadi perubahan status faal yang dapat diamati peternak. Ini menjadi indikator dalam mendeteksi produksi ternak yang menurun. Bahasan yang kami tuliskan berasal dari berbagai jurnal, sehingga dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya, dengan asumsi ternak babi yang dipelihara dalam proses penelitian jurnal dianggap sama dengan babi yang diternakkan di Indonesia. Terkecuali hal tersebut, perlu juga dipertimbangkan berbagai faktor internal yang dapat mempengaruhi ketahanan ternak babi terhadap lingkungan seperti bangsa (breed), tingkat adaptasi, daya aklimatisasi (penyesuaian dengan iklim) dan status gizi. Pembahasan pertama adalah mengenai pengaruh langsung temperatur yang tinggi terhadap ternak babi. Pada temperatur berapa babi masih dapat bertahan hidup dan seberapa lama ternak babi dapat hidup pada suhu tersebut? Jawaban pertanyaan ini dijawab oleh penelitian yang dilaksanakan G.I. Christison dan kolega. Mereka menguji seekor babi dengan bobot badan 25 kg untuk diekspos pada lingkungan bertemperatur 38°C selama 5 jam 15 menit. Suhu rektal babi awal adalah 39,1°C naik menjadi 42,8°C. 30 menit kemudian suhu lingkungan dinaikkan hingga 44,8°C. Setelah mencapai puncak suhu tadi, suhu diturunkan sedikit (±5°C),
  • 3. 3 namun ternak babi tersebut mati 20 menit kemudian (Christison, 1968). Hal ini menunjukkan bahwa satu tekanan lingkungan yang ekstrim saja, yaitu cekaman panas sudah dapat membunuh seekor babi. Masih dari penelitian Christison di atas, 5 menit setelah kematian (post mortem), diambil cuplikan darah babi tersebut dan didapat hasil keasaman darah mencapai pH 7,37 menunjukkan darah menjadi lebih asam dari kondisi pH normalnya 7,46. Asam laktat (menunjukkan hasil sisa metabolisme) sebanyak 99 mg/100 mL darah, padahal normalnya hanya 11 mg/100 mL. Hal ini menunjukkan terjadinya metabolisme yang tinggi, padahal ternak tidak melakukan kegiatan aktif apapun. Artinya dalam keadaan diam pada kondisi tertekan panas, tubuh akan bekerja lebih keras hanya untuk mempertahankan suhu tubuh saja (homeostasis). Apalagi bila dalam kondisi harus berproduksi, maka produksi dipastikan tidak akan optimal. Berbeda dengan temperatur, kelembaban terlihat tidak terlalu mempengaruhi kehidupan ternak babi. Pernyataan ini didapat dari penelitian S.R. Morrison dan kolega pada 1969. Mereka menguji tiga kelompok babi, dimana masing-masing kelompok dipelihara dalam kandang dengan lingkungan yang terkendali selama 14 minggu. Kelembaban adalah presentasi air yang terdapat dalam udara. Terdapat tiga tingkat perlakuan yaitu kelembaban pada temperatur 22°C, 28°C dan 33°C. Sedangkan parameter produksi yang diamati adalah konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan (PBB). Semakin tinggi temperatur, begitu juga kelembaban. Efek pada efisiensi pakan, temperatur kulit dan temperatur kulit tidak berpengaruh signifikan, artinya kelembaban hanya memiliki efek kecil pada pertumbuhan babi (Morrison, 1969).
  • 4. 4 Kedua penelitian diatas dilakukan di benua yang memiliki 4 musim, bagaimana apabila dilakukan di negara tropis yang hanya memiliki dua musim? A.F. Fraser pada tahun 1970 meneliti kehidupan ternak babi di Jamaika. Hasilnya menunjukkan bahwa ternak babi didapat rentan terhadap cekaman panas di negeri yang hangat. Tekanan yang dilakukan adalah temperatur lingkungan yang tinggi, penyinaran matahari, menghasilkan pertumbuhan babi lebih rendah dibandingkan jenis babi yang sama apabila dipelihara di negara sub-tropis (Fraser, 1970). Penelitian selanjutnya mengamati efek cekaman panas terhadap sekelompok ternak babi, terutama yang diukur adalah tingkat imun. McGlone dan kolega mengevaluasi 48 ekor babi lokal yang dibagi tiga kelompok yang ditempatkan di tiga kandang terpisah. Semua kandang diawasi kamera CCTV untuk 3 hari pertama. Perlakuan temperatur yang digunakan adalah 24°C (kontrol) dan 33°C (cekaman panas). Parameter status sosial yang diamati adalah tingkah agonistik (menyerang, berkelahi) individu. Parameter tingkat imun/kekebalan yang diamati adalah kadar limfosit (zat darah yang menyerang benda asing dalam tubuh) yang diambil pada setiap minggu perlakuan. Suhu lebih tinggi merangsang ternak menjadi lebih agresif (McGlone, 1994). Hasil penelitian McGLone menunjukkan bahwa kekebalan dan sistem imun berhubungan. Ternak babi yang berinisiatif menyerang (agresif) memiliki kadar limfosit yang lebih tinggi daripada kelompok babi yang kurang dominan (subordinat). Bahkan terdapat peningkatan neutrofil, penanda penurunan produksi antibodi, pada ternak babi subordinat. Artinya immunosupresi memang terjadi saat peningkatan suhu lingkungan, terlebih pada ternak babi yang kalah dominan. Penelitian Mullan dan kolega pada 2003 menunjukkan akibat cekaman panas terhadap produksi susu pada ternak babi betina pada masa laktasi/menyusui.
  • 5. 5 Temperatur kandang yang melebihi ECT (Evaporative Critical Temperature/ Temperatur Penguapan Kritis) dari babi betina periode laktasi menyebabkan berkurangnya Food intake (konsumsi pakan), pengeluaran air susu, performa reproduksi dan tingkat pertumbuhan anak babi. Hal ini diperkuat dengan bukti berupa penurunan penyerapan oksigen yang berkurang dari normal pada suhu 18°C sebanyak 523 mL/menit menjadi 411 mL/menit pada suhu 28°C. Penurunan produksi yang terjadi adalah sebesar 25%, penurunan 40% konsumsi pakan. Maka didapat solusi untuk mempertahankan produksi laktasi adalah dengan mengurangi produksi panas yang dihasilkan ternak melalui manipulasi pakan, yaitu pengurangan serat dan lemak yang notabene menghasilkan panas lebih saat dicerna. Alternatif lainnya adalah dengan memperluas area kulit yang basah untuk mengurangi produksi panas pada ternak babi. Cara sederhananya adalah dengan menyiram/membasahi kulit babi secara berkala. Sejauh ini pembahasan dapat dirangkum sebagai berikut: Suhu terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian cepat pada ternak babi. Tidak seperti yang banyak diprediksi, ternyata kelembaban tidak terlalu berpengaruh menimbulkan stres pada ternak babi. Iklim Tropis lebih rentan menyebabkan stres bagi babi dibanding iklim subtropis. Perbedaan ukuran tubuh menjadikan strata sosial diantara para babi, menyebabkan penurunan kekebalan tubuh/imun pada ternak babi yang lebih kecil. Temperatur tinggi juga merangsang ternak menjadi lebih agresif/agonistik. Temperatur tinggi menyebabkan penurunan produksi susu, panting (pernafasan cepat) dan pertumbuhan anak babi yang lambat di awal. Sejauh ini ilmu lingkungan dapat memberi solusi, diantaranya adalah melalui pendinginan temperatur kandang, penyiraman dan modifikasi pakan untuk menyeimbangkan nutrisi ransum. Karena hal tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan, tidak menimbulkan residu dan minim efek samping.
  • 6. 6 III PENUTUP Kesimpulan Berbagai respon populasi ternak babi pada tekanan lingkungan, terutama cekaman panas terlihat pada perubahan yang terjadi pada parameter: pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, produksi susu, sifat agonistik, status imun dan daya hidup/viabilitas. Faktor lingkungan diluar manajemen yang dapat menyebabkan stres pada ternak babi adalah temperatur tinggi, paparan sinar matahari, strata sosial ternak, ketidakseimbangan nutrisi pakan.
  • 7. 7 DAFTAR PUSTAKA Christison, G.I. dan Heidenreich, C.J. 1968. Heat Death in A Pig. International Journal of Biometeorology, Volume 12, hal. 365-367. Fraser, A.F. 1970. Studies on Heat Stress in Pigs in a Tropical Environment. Tropical Animal Health and Production, Volume 2 halaman 76-86. McGlone, J., Morrowtesch, L., Johnson, L. Salak. 1994. Heat and Social Stress Effects on Pig Immune Measures. American Society of Animal Science Journal, Volume 72 halaman 259-269. Morrison, S.R., Heitman Jr, H., dan Bond, T.EE. Effect of Humidity on Swine St Temperatures Above Optimum. International Journal of Biometeorology, Volume 13, hal. 135-139. Mullan, B.P., Black, J.L., Lorrschy, M.L., dan Giles, L.R. 2003. Lactation in The Sow During Heat Stress. Livestock Production Science Journal, halaman 153-170.
  • 8. 8 MAKALAH ILMU LINGKUNGAN Respon Ternak Babi Terhadap Cekaman Panas Oleh Kelompok 10 Kelas D • Jajat Rohmana 200110110030 • Muhammad Alfin 200110110183 • Ogie Ramadhani 200110110207 • Bayu Sitompul 200110110268 • Fajar Rizki AK 200110110273 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2014