Virus adalah organisme mikroskopis yang hidup sebagai parasit di dalam sel inang. Virus terdiri atas genom berupa DNA atau RNA yang dibungkus oleh kapsid protein. Virus hanya dapat berkembang biak di dalam sel inang dengan cara memanfaatkan mesin sel untuk mereplikasi genom dan komponennya. Virus dapat menginfeksi sel manusia, hewan, maupun tumbuhan dan menyebabkan berbagai penyakit.
4. Pengertian virus
Virus merupakan organisme mikroskopis, yang
hidup obligat parasit di dalam tubuh makhluk
hidup. Virus memiliki bentuk seperti benda mati,
tetapi memiliki sifat seperti makhluk hidup. Oleh
karena itu, virus tidak dimasukkan dalam kerajaan
tersendiri. Sebagian besar virus memiliki sifat
yang membahayakan bagi tumbuhan, hewan, dan
manusia, walaupun ada virus yang dapat
bermanfaat bagi manusia.
5. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan
di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang
diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun
protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
6. Sejarah Virus
Menurut para ahli biologi, virus merupakan
organisme peralihan antara makhluk hidup dan
benda mati. Dikatakan peralihan karena virus
mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya
mempunyai DNA (asam deoksiribonukleat) dan
dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki
ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki
protoplasma dan dapat dikristalkan.
7. Penemu virus
Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892)
pada tanaman tembakau, dilanjutkan M.
Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897)
menemukan dan memisahkan virus penyebab
penyakit mulut dan kaki (food and mouth
diseases), Reed (1900) berhasil menemukan virus
penyebab kuning (yellow fever), Twort dan Herelle
(1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley
(1935) berhasil mengkristalkan virus mosaik pada
tembakau. Pengetahuan tentang virus terus
berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang
mempelajari virus disebut virology.
8. Ciri-ciri Virus
• Tidak berbentuk sel, karena tidak mempunyai protoplasma, dinding
sel, sitoplasma, dan nukleus.
• Dapat digolongkan sebagai benda mati, karena dapat dikristalkan
dan tidak mempunyai protoplasma.
• Dapat digolongkan benda hidup, karena atau memiliki kemampuan
metabolisme, reproduksi, dan memiliki asam nukleat.
• Hanya dapat berkembang biak di dalam sel yang hidup.
• Organisme subrenik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
• Virus berasal dari bahasa latin venom yang berarti cairan yang
beracun.
• Bersifat parasit.
9. Struktur virus
Untuk mengetahui struktur virus secara umum kita gunakan bakteriofage
(virus T), strukturnya terdiri dari:
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit
protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer.
Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari
rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus
sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
10. c. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja.
Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi
genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi
yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus
T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu
di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor
virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau
serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai
ekor.
11. Perkembangbiakan virus
• Fase Adsorbsi (fase penempelan)
• Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
Daur litik • Fase Sintesis (pembentukan)
• Fase Asemblin (perakitan)
• Fase Litik (pemecahan sel inang)
• Fase Penggabungan
Daur • Fase Pembelahan
• Fase Sintesis
lisogenik • Fase Perakitan
• Fase Litik
12. Daur Litik
1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus
mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang
pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti
(DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri
dan berfungsi lagi.
3. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus,
sehingga terbentuklah bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya
itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali
DNA virus.
4. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus
sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri
dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
13.
14. Daur Lisogenik
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA
bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri
yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri
terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA
bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA
masuk ke dalam akan membentuk virus baru
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas
dari inang akan mencari inang baru
17. Bakteriofag
Bakteriofag adalah kalompok virus yang
menyerang sel bakteri. Bakteriofag dapat
bereplikasi melalui jalur lisis atau lisogen.
Contoh bakteriofag adalah bakteriofag T4
yang menyerang bakteri Eschericia coli, dan
bakteriofag lambda. Bakteriofag digunakan
untuk penelitian rekayasa genetika.
18. Virus hewan
Kelompok virus ini menyerang manusia dan
hewan. Penyakit yang disebabkannya, antara
lain, influenza, polio, hepatitis, serta penyakit
kuku dan mulut pada ternak. Virus hewan
mengandung DNA atau RNA.
19. Contoh virus hewan dan penyakit yang
ditimbulkannya.
• Virus DNA
• Poxvirus, penyebab penyakit cacar
• Herpesvirus, penyebab penyakit herpes
• Virus RNA Orthomyxovirus, penyebab influenza
• Paramyxovirus, penyebab campak
• Togavirus, penyebab demam berdarah (dengue)
• Rhabdovirus, penyebab rabies
• Picornavirus, penyebab polio
20. Virus tumbuhan
Umumnya virus tanaman adalah virus RNA.
Serangan virus pada tanaman dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen. Gejala
infeksi yang dapat dilihat, antara lain adalah
bercak-bercak pada daun, buah berukuran
kecil dengan bentuk yang tidak normal,
pembentukan tumor pada akar, dan
perubahan warna pada bunga.
21. Contoh virus tumbuhan
Virus RNA Virus DNA
Potaxvirus, menyerang Geminivirus, menyerang
tanaman kentang tanaman jagung
Tobamovirus, Caulimovirus, menyerang
menyerang tembakau kembang kol
Clostevirus, menyerang
tanaman bit
Cucumovirus,
menyerang tanaman
mentimun
22. Peranan virus bagi manusia
Virus yang menguntungkan
• Virus yang menyerang bakteri patogen
• Beberapa virus digunakan untuk membuat vaksin
• Virus sebagai alat diagnosis
• Virus penghasil antitoksin
Virus sebagai penyebab penyakit
• Ebola
• Influenza
• Cacar air
• Campak
• Gondong
• Polio
• Herpes
• Hepatitis
• AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
23. Media penularan virus
Media penularan virus HIV
• Ditularkan antara manusia melalui hubungan
seksual
• Ditularkan melalui alat suntik
• Jarum akupuntur, tato atau tindik yang dipakai
orang yang terinfeksi HIV.
• Ibu hamil yang mengidap HIV dapat menularkan
virus HIV kepada janin yang dikandungnya.
• Transfusi darah yang mengandung HIV juga dapat
menularkan virus HIV.
24. Proses penularan virus
Penularan virus
HIV
Inveksi HIV dalam
Viroid dan prion
sel darah putih
25. Penularan virus HIV
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus HIV akan
menyerang sel darah putih T₄ (sel yang berperan dalam
system pertahanan tubuh). Di dalam sel darah putih
itu, HIV memperbanyak diri sambil terbawa aliran
darah kemudian sampai ke kelenjar bening, limfa, dan
sumsum tulang belakang. Dalam organ tersebut virus
memperbanyak diri selama 8-10 tahun hingga organ
tersebut mengalami kerusakan. Kemudian system
pertahanan tubuh penderita menurun drastis sehingga
penderita hanya dapat menunggu kematiannya.
26. Inveksi HIV dalam sel darah putih
• Virus HIV menyerang sel T yang berperan dalam kekebalan tubuh.
• Virus masuk sel bakteri dan menanggalkan lapisan protein.
• Virus melepas materi genetika RNA.
• RNA merubah menjadi RNA.
• DNA bercampur dalam sel T, kemudian DNA memerintahkan untuk
membuat lebih banyak lagi RNA.
• Perubahan RNA memerintahkan untuk membuat lebih banyak lagi
RNA.
• Virus HIV beru keluar dari sel, membunuhnya, dan kemudian
menginfeksi sel T lain. Kekebalan tubuh melemah.
27. Viroid dan Prion
Viroid merupakan molekul kecil dari RNA melingkar
dalam keadaan telanjang tanpa kapsid dan
mempunyai kemempuan untuk menginfeksi
tanaman. Viroid yang masuk ke dalam sel tanaman
akan bereplikasi dan akan menyebabkan kesalahan
pada system pengatur dan pengontrol pertumbuhan
tanaman, yang gejalanya ditunjukan dengan
pertumbuhan abnormal dan pertumbuhan yang
terhambat. Penyakit yang disebabkan oleh viroid ini
telah memusnahkan 10 juta tanaman kelapa di
Filipina.
28. Prion adalah molekul protein penginfeksi yang
bersifat patogen dan dapat dipindahkan ke sel
inang lainnya. Menurut hipotesis prion merupakan
bentuk yang salah lipat dari suatu protein yang
terdapat di sel otak. Ketika prion memasuki sel
yang mempunyai protein normal maka prion akan
mengubah protein normal menjadi protein versi
prion. Prion telah terbukti sebagai penyebab
penyakit degenerasi otak seperti scarpie pada
domba, sapi gila dan cruetzfeldt-jacob pada
manusia
29. Pencegahan terhadap virus
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
terhadap serangan virus adalah dengan
pemberian vaksin. Vaksin adalah suatu zat
yang mengandung mikroorganisme patogen
yang sudah dilemahkan. Pemberian vaksin
memberikan kekebalan secara aktiv.
30. Contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang
disebabkan oleh virus sebagai berikut:
– OPV (Oral Polio Vacciene) atau vaksin polio.
– Vaksin rabies.
– Vaksin hepatitis B.
– Vaksin influenza.
– Vaksin cacar
– Vaksin MMR (Measles, Mups, Rubella) untuk
cacar, gondong dan campak.