SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 69
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
NEXT
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2016
Yayan Sudrajat, S.E., M. Pd.
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN
BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN
BAB IV KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN
BAB V PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN
BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGI DARIPADA PENDIDIKAN
BAB VII TINJAUAN PSIKOLOGIS DARIPADA PENDIDIKAN DI INDONESIA
BAB VIII SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN
BAB XI FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUAN
A. Manusia Pendidikan
B. Dressur dan Pendidikan
C. Hakekat Manusia
1. Manusia Sebagai Makhluk Raga dan Jiwa
2. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
3. Manusia Sebagai Makhluk Pribadi dan Makhluk Tuhan
D. Konsekuensi Pendidikan Terhadap Manusia
1. Manusia Sebagai Makhluk Raga Jiwa
2. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
3. Ditinjau Dari Monodilaisme Pribadi dan Makhluk Ciptaan Tuhan
E. Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
F. Pembawaan
1. Pembawaan dan Lingkungan
2. Pembawaan dan Keturunan
3. Pembawaan dan Bakat
4. Lingkungan (Environment)
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Manusia dan Pendidikan
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang muncul
sejak adanya manusia.
Manusia itu adalah sesuatu yang ada yang penuh potensi untuk
berkembang terus, merealisasikan diri, menyempurnakan wujud
adanya sebagai manusia.
Dalam menyempurnakan diri ini disamping dipengaruhi unsur-
unsur yang datang dari luar juga daya-daya yang datang dari
individu (daya eksogin dan endogin).
Di antara sekian banyak pengaruh atau daya dari luar diri
manusia yang disengaja dan menguntungkan itu tidak lain adalah
pendidikan.
Hanya manusialah yang memerlukan pendidikan sedangkan
selain manusia tidak memerlukan pendidikan.
Dressur dan Pendidikan
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Dressur tidak dapat disamakan dengan pendidikan. Dengan kata lain:
“pendidikan” yang dilakukan terhadap binatang berlainan dengan pendidikan
yang dilakukan terhadap manusia.
Dalam beberapa hal memang ada persamaannya. Persamaan itu umumnya
terletak pada pertumbuhan biologis saja, yaitu yang berhubungan dengan
perkembangan jasmaniah.
Sedangkan pada manusia haruslah diperhitungkan pula perkembangan hidup
psikisnya.
Binatang adalah makhluk alam yang tidak berkebudayaan.
Manusia masuk bilangan alam, tetapi juga termasuk bilangan kebudayaan.
Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi daripada binatang.
Dengan demikian maka manusia adalah makhluk yang berbudi, berpikir dan
manusia adalah anggota dari persekutuan masyarakat
Hakekat Manusia
Menurut Prof. Noto Nagoro bahwa manusia adalah monodualisme.
•Manusia sebagai makhluk yang memiliki Raga dan Jiwa
•Manusia mempunyai unsur raga dan jiwa yang merupakan kesatuan
•Dengan adanya unsur raga ini, manusia mempunyai sifat-sifat sebagaimana halnya
makhluk yang lain dan benda-benda yang lain pula yang mempunyai raga
•Perbedaan hewan dan manusia disebabkan manusia memiliki jiwa yang terdiri dari
unsur-unsur cipta, rasa, dan karsa.
•Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
•Manusia sebagai makhluk individu dan sosial artinya bahwa manusia tidak pernah
hidup sendiri-sendiri, melainkan juga hidup berkelompok
•Manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan
•Manusia sebagai makhluk Pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Hal ini
mengandung arti bahwa manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat
berkembang untuk selanjutnya dapat merencanakan sesuatu, membudayakan alam
semesta/mengolah alam lingkungan untuk kepentingan manusia
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Konsekuensi Pendidikan Terhadap Manusia
•Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme,
maka pendidikan akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah dipenuhinya secara
selaras dan seimbang
Manusia sebagai
makhluk raga dan jiwa
•Pendidikan akan memberikan petunjuk/pengarahan agar di dalam
hidup manusia perlu dipenuhi kebutuhan individunya tanpa
mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya kebutuhan
kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan dirinya sendiri.
Manusia sebagai
makhluk individu dan
sosial
•Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa-apa
yang direncanakan ataupun yang dicita-citakan tidak sepenuhnya
berkat usaha manusia itu sendiri tetapi Tuhan ikut
menentukannya.
Ditinjau dari
monodualisme pribadi
berdiri sendiri dan
makhluk ciptaan Tuhan
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
Dimensi-dimensi hakikat manusia yang secara singkat
terdiri dari tujuh macam, yaitu:
1. Pertama: manusia sebagai makhluk yang
berdimensi raga dan berdimensi jiwa. Jiwa terdiri dari tiga
hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa.
2. Kedua, manusia sebagai makhluk yang berdimensi
individu dan berdimensi sosial.
3. Ketiga: manusia sebagai makhluk yang berdimensi pribadi
dan makhluk Tuhan.
Mengembangkan dimensi manusia secara utuh dilakukan
dengan jalan memberikan perlakukan terhadap ke tujuh
dimensi manusia secara merata dan proporsional.
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
Pembawaan
Bagaimanakah hubungan antara pembawaan dan lingkungan, keturunan,
dan bakat?
1. Pembawaan dan Lingkungan
a. Aliran Nativism
b. Aliran Empirisme
c. Aliran Konvergensi
2. Pembawaan dan Keturunan
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel
benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya.
Keturunan adalah sifat-sifat yang ada pada seseorang yang
diwariskan, (jadi ada persamaannya dengan orang yang
mewariskannya) dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang satu
kepada generasi yang lain yang berikutnya
3. Pembawaan dan Bakat
4. Lingkungan (environment)
BACK NEXT
BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
BAB II
PENGERTIAN PENDIDIKAN
A. Istilah Pendidikan
B. Arti Pendidikan
• 1. Pengertian Pendidikan Menurut MJ Langeveld
• 2. Pengertian Pendidikan Crow and Crow
• 3. Pengertian Pendidikan Cryns
• 4. Pengertian Pendidikan Jhon Dewey
• 5. Menurut Buku”High Eucation For American Democrazy” Yang Dikutip M.
Noor Syam
• 6. Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantoro
C. Dasar Pendidikan di Indonesia
• 1. Pokok – Pokok isi Pendidikan Di Indonesia
• 2. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Praktek Pendidikan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB I PENDAHULUAN
Istilah Pendidikan
Ada dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan
paedagogiek. Paedagogie berarti pendidikan, sedangkan paedagogiek artinya ilmu
pendidikan.
Menurut Carter V Good dalam Dictionary of Education yang dikutip oleh
Noor Syam (1980) dijelaskan sebagai berikut :
1. Pedagogy
1) the art, practice, or profession of teaching.
2) the systemimatized learning or intructointion concerning principles and me-
thods of -teaching and of student control and guidance; largely replaced by
the term education. ( 7 : 387)
2. Juga menurut Carter, Education berarti
1) proses perkembangan pribadi
2) proses sosial
3) profesional cources
4) seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/ dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
BACK NEXT
BAB II PENGERTIANMAIN MENU
Arti Pendidikan
Pengertian Pendidikan menurut MJ Langeveld
• Pendidikan diartikan sebagai: pemberian pembimbingan dan pertolongan rohani
dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukan
Pengertian Pendidikan menurut Crow and Crow
• Pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan
(insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang
Pengertian Pendidikan menurut Cryns
• Mendidik adalah pertolongan yang diberikan oleh siapa saja yang bertanggung
jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat dewasa
Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey
• Pendidikan adalah suatu proses pengalaman, setiap manusia menempuh kehidupan,
baik fisik maupun rohani
BACK NEXT
BAB II PENGERTIANMAIN MENU
Dasar Pendidikan di Indonesia
BACK NEXT
BAB II PENGERTIANMAIN MENU
Pendidikan di Indonesia berdasarkan Falsafah
Pancasila sebab Pancasila selain sebagai
dasar negara Indonesia,.sebagai landasan,
sekaligus merupakan Dasar dan tujuan bagi
semua bidang kegiatan bangsa Indonesia,
termasuk kegiatan pendidikan di Indonesia.
Pokok-pokok isi pendidikan di Indonesia
Nilai Pancasila, hendaknya dijabarkan dan menjiwai isi pendidikan
dalam arti menjadi program dari berbagai jenis dan tingkat
pendidikan.
Keseluruhan isi pendidikan harus ditransformasikan secara
simultan kepada anak didik demi terbentuknya pribadi-pribadi
Pancasila.
BACK NEXT
BAB II PENGERTIANMAIN MENU
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan Pendidikan
a. Kegunaannya bagi bangsa Indonesia dan
umat manusia.
b. Perkembangannya secara horisontal
(lingkungan dan masyarakat sekelilingnya)
dan perkembangan secara vertikal (demi
pengembangan itu sendiri).
c. Kegunaannya bagi pembangunan daerah dan
nasional serta dalam hubungannya dengan
penciptaan lapangan kerja. Lestarinya nilai-
nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia.
BACK NEXT
BAB II PENGERTIANMAIN MENU
BAB III
MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN
BACK NEXT
MAIN MENU BAB II PENGERTIAN
•Teori Pendidikan Sistematis
•Ilmu Pendidikan Praktis
•Ilmu Pendidikan Historis
•Ilmu Pendidikan Komparatif
•Ilmu Pendidikan Sosial
•Ilmu Pendidikan Nasional
1.Teori Pendidikan Sistematis
Ilmu pendidikan sistematis juga disebut ilmu pendidikan
teoritis, adalah ilmu pendidikan yang menguraikan masalah teori-
teori yang digunakan sebagai landasan melaksanakan pendidikan.
Jadi ilmu pendidikan teoritis merupakan konsep-konsep tentang
teori yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanaka
pendidikan.
2. Ilmu Pendidikan Praktis
Jika ilmu teoritis menjawab pertanyaan mengapa usaha
tertentu harus dilaksanakan, maka ilmu pendidikan praktismen
jawab pertanyaan bagaimana sesuatu usaha itu harus
dilaksanakan. Katakanlah yang menjadi persoalan ialah pendidikan
moral. Dalam persoalan ini, ilmu pendidikan teoritis berusaha
menjawab pertanyaan mengapa anak harus mendapat pendidikan
moral? Dengan kata lain, mengapa harus dilakukan pendidikan
moral? Sedangkan ilmu pendidikan praktis, mempersoalkan,
bagaimana pendidikan moral itu dilaksanakan.
BACK NEXT
BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
3. Ilmu Pendidikan Historis
Usaha-usaha pendidikan itu telah terdapat semenjak
dahulu kala. Usaha-usaha ini berjalan terus menerus sampai
sekarang. Perkembangan usaha-usaha pendidikan ini sangat
perlu diketahui dan dikaji untuk dicari manfaatnya bagi usaha
pendidikan dimasa sekarang. Pengkajian atau studi tentang
usaha-usaha pendidikan dimasa lampau itu, dilakukan oleh
ilmu pendidikan historis.
4. Ilmu Pendidikan Komparatif
Setiap negara di dunia ini pasti melaksanakan usaha-
usaha pendidikan. Uraian tentang usaha-usaha pendidikan
yang terdapat di negara-negara di dunia ini dihipun dalam ilmu
pendidikan komparatif. Jadi tugas ilmu pendidikan komparatif
itu adalah melaksanakan komparatif antara usaha-usaha
pendidikan yang terdapat di negara atau negara-negara lain.
BACK NEXT
BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
5. Ilmu Pendidikan Sosial
Pendidikan Sosial itu adalah suatu usaha membimbing
seorang individu agar dapat hidup serasi dengan masyarakatnya
dan dapat mengambil atau melaksanakan usaha-usaha demi
kemajuannya itu. Seperti diktahui, setiap individu itu
mempunyai dua aspek, yaitu aspek individu dan aspek sosial,
maka ilmu pendidikan sosial inilah yang memperhatikan aspek
sosialnya itu.
6. Ilmu Pendidikan Nasional
Adapun definisinya adalah pendidikan yang dilakukan
oleh sesuatu bangsa dan demi kepentingan kebangsaan itu
sendiri. Uraian tentang pendidikan nasional, diberikan di dalam
ilmu pendidikan nasional, Uraian itu biasanya meliputi masalah
:Filsafatnya, Dasar dan tujuannya, Administrasi dan
pendidikannya, Organisasi sekolah serta Sejarahnya
BACK NEXT
BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
BAB IV
KOMPONEN-KOMPONEN
PENDIDIKAN
BACK NEXT
MAIN MENU BAB III MACAM ILMU
Anak Didik
Pendidik
Tujuan Pendidikan
Alat Pendidikan
Lingkungan Pendidikan
Pendidikan Sebagai Sistem
Anak Didik
• Anak (manusia) pada hakekatnya memiliki
kebebasan yang terbatas.
• Anak pada hakekatnya adalah makhluk yang
memerlukan pendidikan.
• Anak-anak pada usia awal
• Dusta Anak
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Pendidik
• Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab
memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai
kedewasaaannya.
• Syarat-syarat sebagai Pendidik
a.Pengetahuan
b.Guru harus sabar dan rela berkorban
c.Guru harus mempunyai Perbawa (Gezag)terhadap anak-anak
d.Guru hendaklah orang yang penggembira
e.Kesusilaan dan Dedikasi
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Tujuan Pendidikan
• Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nila-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, indah, untuk kehidupan.
• Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang
sifatnya abstrak.
• Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan
kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu,
waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu.
• Tujuan pendidikan di Indonesia dirumuskan berlandaskan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
• Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang Pendidikan dan
Pengajaran No.4 Tahun 1950 jo. No. 12/1954
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Alat Pendidikan
• Yang termasuk alat pendidikan/faktor pendidikan itu termasuk
segala sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan.
• dalam memilih alat-alat pendidikan manakah yang baik dan sesuai,
haruslah memperhatikan empat syarat-syarat yang berikut:
a. Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan alat itu.
b. Siapa (pendidik) yang menggunakan alat itu.
c. Anak (si terdididik) yang mana yang dikenai alat itu.
d. Bagaimana menggunakan alat itu.
• Adapun alat-alat pendidikan yang sangat penting yang akan
dibicarakan dalam bab ini ialah: pembiasaan dan pengawasan,
perintah dan larangan, ganjaran dan hukuman.
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Lingkungan Pendidikan
1. Pentingnya Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga
2. Kedudukan Orang Dewasa dalam Keluarga
3. Peranan Anggota Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
4. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pendidikan Anak
5. Petunjuk-petunjuk Penting bagi Pendidikan dan Lingkungan
Keluarga
6. Masyarakat dan Pendidikan
7. Peranan Sekolah dalam Masyarakat
8. Pendidikan Sebagai Sistem
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Sistem mencakup hal-hal sebagai berikut :
– Sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur.
– Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berpengaruh
– Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan
secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu
mencapai tujuan sistem.
BACK NEXT
BAB IV KOMPONENMAIN MENU
Pendidikan Sebagai Sistem
BAB V
PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
• Sifat-Sifat Manusia
• Di Pandang Dari Segi Umurnya, Pergaulan Dapat Di Bedakan
Menjadi Tiga Macam
• Dalam Setiap Pergaulan Itu Di Sengaja Atau Tidak
• Disengaja Menjadikan Pengaruh Mempengaruhi
Pergaulan Pendidikan
• Kewibawaan dan Ketakutan
• Kewibawaan dan Pendidikan
Kewibawaan (Gezag) Dalam Pendidikan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IV KOMPONEN
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
 Sifat-Sifat Manusia
• Bahwa manusia itu makhluk yang berdiri sendiri tetapi
sekaligus juga makhluk yang bergantung pada Tuhan
• Bahwa manusia itu makhluk badani, tetapi sekaligus juga
makhluk rohani
• Bahwa manusia adalah makhluk yang individual tetapi juga
sekaligus adalah makhluk sosial.
 Dipandang dari segi umurnya, pergaulan dapat dibedakan,
menjadi tiga macam yaitu :
• Antara orang tua dengan orang tua
• Antara orang tua dengan anak
• Antara anak dengan anak
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
 Di dalam setiap pergaulan itu disengaja atau tidak
disengaja terjadilah pengaruh mempengaruhi :
• Orang tua yang satu mempengaruhi orang tua lain
• Orang tua mempengaruhi anak, tetapi sebaliknya juga anak
mempengaruhi orang tua
• Anak yang satu mempengaruhi anak yang lain
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
Pergaulan dan Pendidikan
1. Kewibawaan dan Ketakutan
a. Kepatuhan yang dihasilkan oleh rasa takut adalah kepatuhan yang terpaksa,
suatu kepatuhan yang tidak secara suka rela. Ini adalah kepatuhan palsu
b. Kepatuhan yang dihasilkan oleh kewibawaan, adalah kepatuhan yang suka rela,
tanpa rasa terpaksa. Ini adalah kepatuhan sejati. Bahasa Jawa : nungkul
karonoraris
c. Faedah Pergaulan
2. Kewibawaan dalam Pendidikan
Kewibawaan atau gezag, adalah suatu daya pengaruh yang terdapat pada
seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan suka
rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya
Kewibawaan itu ada dua macam, yaitu:
a. Kewibawaan lahir, adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahir.
Pakaian yang rapih, lengkap, badan atau perawakan yang segar, dapat
menimbulkan kewibawaan lahir
b. Kewibawaan batin, adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin
seseorang
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
Gezag batin lebih dibutuhkan oleh para pendidik di
dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, apabila
pendidik itu:
• menunjukkan rasa cintanya kepada anak didik
• menunjukkan di dalam tingkah lakunya, bahwa dia menjadi
pendukung norma yang sungguh-sungguh, yaitu norma yang
hendak ditanamkan kepada anak didiknya
• menunjukkan bahwa pendidik adalah orang yang punya
kelebihan dari pada anak didik
• menunjukkan bahwa segala tindakan pendidikannya adalah
bukan demi dirinya sendiri, melainkan demi anak didiknya itu
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
Agar supaya kewibawaan yang dimiliki itu tidak goyah
maka hendaknya pendidik itu selalu:
• Bersedia memberikan alasan yang mudah diterima anak
mengapa dia menghendaki anak didiknya begini, mengapa dia
menasihati anak didiknya sendiri begitu, mengapa ia melarang
anak didiknya berbuat demikian, dan lain sebagainya
• Pendidik selalu menunjukkan sikap demi anak didik
• Pendidik harus bersikap sabar
• Semakin bertambah umur anak didik, kebebasan harus
semakin diberikan kepada anak-anak didik itu
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
Kewibawaan (Gesag) dalam
Pendidik
• Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang
“perkataannya” mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain,
berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang itu
• Adapun kewibawaan orang tua itu bersifat ganda:
– Kewibawaan Pendidikan
– Orang tua merupakan kepala dari suatu keluarga
• Kewibawaan guru atau pendidik lainnya, yang karena jabatan, juga bersifat
dua, yaitu :
– Kewibawaan Pendidikan
– Kewibawaan Memerintah
BACK NEXT
BAB V PERGAULANMAIN MENU
Penggunaan kewibawaan pada pendidik harus berdasarkan faktor-faktor
berikut :
• Dalam menggunakan kewibawaan itu hendaklah didasarkan atas
perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadi
• Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak
atas inisiatif sendiri
• Pendidik hendaknya menjalankan kewibawaannya itu atas dasar cinta
kepada si anak
BACK NEXT
memperbandingkan perbawa dalam pendidikan ini dengan perbawa dalam
masyarakat orang dewasa.
• Kewajiban dan pelaksanaan kewibawaan dalam keluarga
• Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan itu harus bersandarkan
perwujudan norma-norma dalam diri si pendidik sendiri
• Negara dapat tetap berjalan baik selama warga negaranya hidup sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di negara
itu
BAB V PERGAULANMAIN MENU
BAB VI
TINJAUAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
A. Pendidikan dan Masyarakat
B. Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat
C. Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan
Indonesia
D. Pendidikan dan Kelestarian Pancasila
E. Pendidikan dan Kesejaheraan Masyakat
BACK NEXT
MAIN MENU BAB V PERGAULAN
Pendidikan dan Masyarakat
Hal ini perlu disadari bahwa hidup di dalam masyarakat itu tidak
mudah. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah:
1. Bahwa di dalam masyarakat terdapat tata kehidupan yang
beraneka ragam.
2. Bahwa kepentingan antara idividu yang satu tidak sama
dengan kepentingan individu yang lain,
3. Bahwa masyarakat itu sendiri selalu mengalami
perkembangan-perkembangan
BACK NEXT
BAB VI TINJAUANMAIN MENU
Pendidikan dan Pembangunan
Masyarakat
Anggota masyarakat itu biasanya digolongkan menjadi
dua, yaitu:
a) Yang bersikap statis, yaitu orang yang selalu ingin
mempertahankan yang lama saja
b) Yang menghendaki adanya hal-hal yang baru, yang
maju Mereka yang demikian adalah mereka yang
kreatif dinamis
BACK NEXT
BAB VI TINJAUANMAIN MENU
Pendidikan dan Kesadaran
Kebangsaan Indonesia
Pendidikan Indonesia harus mengkorbankan
semangat kebangsaan, menanamkan kesadaran
kepada anak didiknya. Sebab apabila kesadaran
kebangsaan ini tidak ditumbuhkan, dipupuk dan
dikembangkan pada anak didik atau generasi muda
Indonesia, maka akan terulanglah tragedi nasional
yang amat memilukan, yaitu terpecahnya bangsa
Indonesia menjadi di bagian yang kecil-kecil lagi yang
berarti negara Republik Indonesia hancur.
BACK NEXT
BAB VI TINJAUANMAIN MENU
Pendidikan dan Kelestarian
Pancasila
Pancasila itu merupakan pandangan hidup yang asli dari bumi
Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
Demikianlah, maka Pancasila itu merupakan jiwa, pribadi, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia
Dalam hal ini anak didik perlu diperkenalkan nilai-nilai Pancasila
untuk dihayatidan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan masyarakatpun Pancasila perlu
diperkenalkan kepada seluruh warga masyarakat melalui
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan untuk diketahui, dihayati
dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari
BACK NEXT
MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
Pendidikan dan Kesejahteraan
Masyarakat
• Tujuan Pendidikan di Indonesia
• Manusia susila diutamakan karena :
– Individu susila yang tidak dapat memajukan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsanya
– Individu yang cakap tetapi tidak susila itu dapat berbahaya bagi
bangsanya, bagi masyarakatnya. Sebab kecakapan yang dimiliki itu
dapat digunakan untuk menjalankan kejahatan terhadap bangsanya,
masyarakatnya : memeras, membantai
• Pendidikan manusia seutuhnya
– Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang
– Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar
nilai (yang menghayati dan yakin akan citacita dan tujuan hidupnya)
BACK NEXT
MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
BAB VII
TINJAUAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan
Manusia
1. Lingkungan fisik
2. Lingkungan sosial
B. Proses Pendidikan Autoaktivitas
1. Motivasi Internal
2. Motivasi Eksternal
BACK NEXT
MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
Hukum Dasar Perkembangan
Kejiwaan Manusia
• Lingkungan manusia itu terdiri dari :
1) Lingkungan Fisik
2) Lingkungan Sosial
• Keunikan atau kekhasan manusia/anak itu terbentuk oleh tiga
faktor antara lain:
1) Keturunan (heredity)
2) Lingkungan (environtment)
3) Diri (self)
4) Keturunan (heredity)
BACK NEXT
BAB VII PSIKOLOGIS
PENDIDIKANDI INDONESIA
MAIN MENU
Proses Pendidikan Autoaktivitas
1. Motivasi
Fungsi motivasi dalam proses pendidikan ialah membangkitkan
dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas pendidikan
2. Motivasi Internal
Yang paling ideal ialah bahwa terdapat motivasi secara internal
pada diri anak didik dalam mengikuti kegiatan pendidikan
3. Motivasi Eksternal
Motivasi internal intensitasnya lebih kuat dan lebih tahan lama
dari pada motivasi eksternal, agar supaya anak didik dapat aktif
mengikuti kegiatan pendidikan
BACK NEXT
BAB VII PSIKOLOGIS
PENDIDIKANDI INDONESIA
MAIN MENU
BAB VIII
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Pendidikan Indonesia di Masa Kerajaan
B. Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Bangsa Barat
1. Selama VOC (1602-1799) Inggris, Hindia Belanda, Selama 250 Tahun
2. Politik Etis : Ere Schuld (Hutang Budi)
3. Budi Utomo
4. Jenis-Jenis Sekolah
5. Muhammadiyah 1912
6. Kristiani
7. Taman Siswa
8. Sekolah Kerja
9. Kongres Pendidikan Normal
C. Pendidikan di Indonesia Zaman Jajahan Jepang
D. Zaman Kemerdekaan
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB VII PSIKOLOGIS
PENDIDIKANDI INDONESIA
Pendidikan Indonesia Di Masa Kerajaan
Pendidikan di masa kerajaan dimulia dari kerajaan Sriwijaya.
Pada kerajaan Mataram kuno yang terletak/berpusat di Jawa
Tengah, aktivitas pendidikannya:
– Menterjemahkan buku-buku agama Budha
– Menterjemahkan buku-buku lain ke bahasa Jawa kuno,
umpamanya Ramayana.
– Perguruan tinggi di masa Kerajaan Mataram kuno sudah
meliputi: Fakultas Agama, Fakultas Sastra, Fakultas
Bangunan/teknik Bangunan
BACK NEXT
BAB VIII SEJARAH
PENDIDIKANDI INDONESIA
MAIN MENU
Pendidikan Indonesia Di Masa Penjajahan Bangsa
Barat: 350 Tahun
1. Selama VOC (1602 – 1799), Inggris, Hindia Belanda : selama 250 tahun, pendidikan
untuk rakyat Nusantara sangat terlantar
2. Politik Etis : Ere Schuld (Hutang Budi), Setelah adanya tanam paksa (Cultur stelsel :
1830). Belanda menjadi kaya raya
3. Budi Utomo: BO, 1908, Budi Utomo didirikan atas dorongan kesadaran berbangsa dan
kepentingan bangsa Indonesia, tokohnya : Dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Sutomo
4. Jenis-Jenis Sekolah, Semenjak tahun 1908 terdapat perubahan-perubahan didalam
penyelenggaraan sekolah
5. Muhammadiyah: 1912, KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah
yang berpusat di Yogyakarta
6. Kristiani, Katholik: Sekolah Misi : Oleh pastur Van Lith di Muntilan, Kristen : Sekolah
Zending
7. Taman Siswa: 3 Juli 1922
8. Sekolah Kerja: Kayu Tanam/Sumatera Barat
9. Konggres Pendidikan Nasional, Pada tahun 1938 atas usul Ki Hajar Dewantoro
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB VIII SEJARAH
PENDIDIKANDI INDONESIA
Pendidikan Di Indonesia Zaman Jajahan Jepang
(1942 – 1945)
Pendidikan zaman Jepang bertambah parah. Tujuan pendidikan bukan untuk
memajukan bangsa Indonesia, Tetapi mendidik anak-anak untuk dapat
menunjang kepentingan perang Jepang melawan Sekutu
– Kelemahan pendidikan zaman Jepang
• Kerja bakti : kinrohosi; cari iles-iles : nama jarak cari besi tua
• Bahasa Inggris dilarang : pengetahuan sempit
• Latihan kemiliteran/baris-berbaris : kyoren
– Keuntungan:
• Sekolah Rakyat 6 tahun
• Bahasa Indonesia : bahasa pengantar
• Senam pagi : taiso
• Peta : Pembela Tanah Air
• Gotong Royong
BACK NEXT
BAB V PSIKOLOGIS
PENDIDIKANDI INDONESIA
MAIN MENU
Zaman Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan. Hari proklamasi ini
merupakan hari Kelahiran bangsa Indonesia yang sebenarnya
Dasarnya:
• UUD yang digunakan adalah UUD 1945, yang terdiri dari 37
pasal. Pasal yang berkaitan dengan pendidikan adalah pasal
31 yang terdiri dari dua ayat :
a) ayat 1: Tiap warga negara berhak menerima
pendidikan dan pengajaran
b) ayat 2: Pemerintah berusaha menyelenggarakan
suatu pendidikan nasional yang diatur oleh undang-
undang
BACK NEXT
BAB V PSIKOLOGIS
PENDIDIKANDI INDONESIA
MAIN MENU
BAB IX
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
A. Pendahuluan
B. Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup
C. Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup
D. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
E. Konsep Pendidikan Seumur Hidup
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB VIII SEJARAH
PENDIDIKANDI INDONESIA
Pendahuluan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh
individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk
“instruktion”, studi dan “learning” di setiap kesempatan sepanjang hidup
mereka
Dikatakan oleh Silva, 1973, “Pendidikan seumur hidup berkenaan
dengan prinsip perngorganisasian yang akhirnya memungkinkan
pendidikan untuk melakukan fungsinya”.
Dalam garis-garis Besar Haluan Negara dikatakan : Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat.
Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup
 Sebagaimana dikatakan di depan sesuai apa yang tercantum dalam GBHN
“bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam
lingkungan rumah tangga
 Sedangkan menurut Philip. H. Combs Pendidikan seumur hidup meliputi :
 Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang berlangsung dalam kehidupan
sehari-hari
 Pendidikan formal, merupakan pendidikan yang berlangsung dengan teratur
 Pendidikan Non formal, yaitu merupakan pendidikan yang berlangsung secara
teratur, disengaja, tetapi tidak mengikuti peraturan dan persyaratan yang ketat
 Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH. secara garis besar, tahapan pendidikan yang
diterima manusia selama hidupnya adalah dengan tahapan sebagai berikut :
 Pendidikan dalam Keluarga
 Pendidikan di sekolah
 Pendidikan di masyarakat
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Peranan subyek manusia untuk mendidik dan
mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban
kodrati manusia
2. Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan
3. Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup
sejak dari kandungan sampai akhir hayat
4. Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep
terlambat belajar karena sudah tua
5. Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai
integral atau merupakan totalitas kehidupan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan
manusia seutuhnya. Didasarkan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Secara filosofis, hakekat kodrat martabat manusia itu
merupakan kesatuan integral potensi-potensi essensialnya
sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk susila
b. Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan
kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah
maupun sosial budaya
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
1) Keadilan
2) Faktor-faktor Sosial
3) Perubahan Teknologi
4) Faktor Vokational / pekerjaan
5) Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
6) Kebutuhan anak-anak awal
7) Implikasi dari pendidikan seumur hidup
BAB X
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN
A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan
B. Kecenderungan Globalisasi
C. Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap
Masa Depan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Perkiraan Masyarakat Masa Depan
 Di dalam penjelasan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa,
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin
perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang
bersangkutan”
 Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik
umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan.
 Beberapa di antaranya yang dibahas selanjutnya adalah
(1) kecenderungan globalisasi yang makin kuat,
(2) perkembangan IPTEK yang makin cepat,
(3) perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan
(4) kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam
berbagai segi kehidupan manusia
BACK NEXT
MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN &
PERUBAHAN JAMAN
Kecenderungan Globalisasi
Beberapa kecenderungan globalisasi dari bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan
hidup, dan pendidikan adalah sebagai berikut:
 Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat,
utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti
komputer dan satelit
 Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi
global tanpa mengenal batas-batas negara
 Bidang lingkungan hidup yang telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi
 Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya-budaya nusantara
 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
 Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan cepat
 Peningkatan Layanan Profesional
BACK NEXT
MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN &
PERUBAHAN JAMAN
Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi
Terhadap Masa Depan
1) Tuntutan bagi manusia masa depan, serta
 Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi
 Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat
 Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara
 Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat
manusia
2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan
perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan
kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan
 Perubahan Nilai dan Sikap
 Pengembangan Kebudayaan
 Pengembangan Sarana Pendidikan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN &
PERUBAHAN JAMAN
BAB XI
FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Filsafat
B. Filsafat Dan Ilmu
C. Filsafat Sebagai Metode Berpikir
D. Filsafat Pendidikan
BACK NEXT
MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN &
PERUBAHAN JAMAN
Pengertian Filsafat
• Pengertian fisafat ditinjau secara etimologis
Ditinjau secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dan Sophia
yang artinya cinta kebijaksanaan
• Pengertian Filsafat secara essensial
Filsafat adalah cara berpikir consepsionil rationil, radical comprehensive
yang disusun secara sistematis dann dapat dipertanggung jawabkan untuk
mendapatkan kebenaran yang essensial
• Filsafat ditinjau dari tugas dan gunanya
Secara teoritis filsafat itu adalah memberikan penerangan secara
menyeluruh dan radikal sehingga sampai pada kenyataan yang terakhir
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB XI FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Makna Filsafat dan peranannya dalam pengetahuan manusia
 Asal mula timbulnya istilah filsafat
Menurut Cicero, penulis Romawi (106 – 43 SM), yang pertama-tama memakai kata
filsafat adalah Pitagoras sekitar abad ke 5 sebelum masehi
 Tinjauan terhadap pandangan yang salah
1. Pandangan Pesimistis
Golongan yang menganggap bahwa orang biasa tak mampu berfilsafat,
agaknya terlalu berlebih-lebihan dalam menafsirkan makna filsafat
2. Pandangan Apathis
Kebalikan dari pandangan pesimistis, yang menganggap filsafat sebagai
sesuatu yang terlalu tinggi atau terlalu jauh dari jangkauan kemampuan manusia
biasa adalah pandangan apathies yang merendahkan nilai filsafat sebagai
sesuatu yang tak berguna, tak berarti dan atau tak bernilai bagi hidup dan
kehidupan manusia
3. Pandangan Negatif
Berfilsafat hanya mengabdikan diri pada akal, agaknya mereka melupakan
tentang arti kebenaran, yakni cocoknya pengetahuan akal dengan halnya, jadi
berfilsafat itu merupakan salah satu dari aktifitas berpikir yang berusaha
menyesuaikan atau mencocokkan pengetahuan akal dengan halnya
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB XI FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Filsafat dan Ilmu
 Hubungan filsafat dan science ditinjau dari obyeknya
a) Obyek Materia
b) Obyek Forma
c) Filsafat dan Science bila kita bandingkan berdasarkan obyek material
dan obyek forma
 Filsafat dan Science ditinjau dari proses spesialisasi
a) Filsafat tidak hanya melukiskan benda-benda itu sebagaimana
seharusnya tetapi filsafat melukiskan benda-benda itu sampai ke
konvensi yang terakhir
b) Filosof berkewajiban untuk menyusun hasil-hasil dari science dari
suatu sistem dan untuk mempelajari dasar-dasar dari science
c) Filsafat ingin menjawab pertanyaan tentang apakah ia sebenarnya,
Dari mana asalnya dan akan kemana perginya
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB XI FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Filsafat Sebagai Metode Berpikir
 Berpikir bagi manusia
Berpikir itu berbeda dengan pikiran. Adapun batas-batas perbedaan
adalah :
Berpikir : aktivitas jiwa yang disebut pikiran untuk menentukan hubungan
atau sangkut paut antara pengetahuan-pengetahuan dan atau masalah
yang dihadapi
Pikiran : kemampuan jiwa untuk menentukan hubungan antara
pengetahuan-pengetahuan dan atau sangkut paut masalah yang dihadapi
 Hasil proses berpikir
a. Pengertian atau konsep
b. Pendapat/Keputusan
c. Kesimpulan/Pemikiran
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB XI FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Continuous.....
 Bentuk-bentuk berpikir
a) Berpikir secara pengalaman (Routine thinking)
b) Berpikir secara ingatan (Representative thinking)
c) Berpikir Reproduktif
d) Berpikir kreatif
e) Berpikir rationil
 Aspek-aspek peranan berpikir dalam kehidupan manusia
a) Aspek ekonomis
b) Aspek Kulturil (kebudayaan)
c) Aspek Peradaban
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB X FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Continuous.....
 Faedah dan Bahaya Berpikir
Ditinjau dari segi faedahnya antara lain :
• Dengan berpikir terciptalah ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia
• Berpikir memberikan tuntunan kepada manusia dalam usahanya mencari
jalan yang benar dan baik
• Berpikir dapat memberikan penyelesaian dalam usaha memecahkan
persoalan hidup
Adapun bahayanya antara lain adalah :
• Karena berpikir ditemukan jalan kearah perbuatan yang sesat
• Dengan berpikir dibuatlah alasan-alasan untuk membenarkan perbuatan
yang sesat
• Dengan berpikir dapat menimbulkan rasa bahwa akal itu dapat
mengetahui segala-galanya.
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB X FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
1Filsafat Pendidikan
1. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan Normatif
 Sebagai ilmu pengetahuan normatif
 Sebagai ilmu pengetahuan praktis
 Sesuai dengan kenyataan di atas ilmu pendidikan erat hubungannya
dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan normatif lainnya
 Ilmu Pengetahuan yang dapat dimasukkan ke dalam ilmu
pengetahuan normatif
 Bahwa agama, filsafat dengan cabangnya serta istilah yang
equivalent lainnya, menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup yang
akan menentukan dasar dan tujuan pendidikan manusia
 Bahwa dalam perumusan tujuan-tujuan altimit dan proksimit
pendidikan akan ditetapkan hakekat dan sifat hakekat manusia dan
segi-segi pendidikan yang akan dibina dan dikembangkan melalui
proses pendidikan
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB XI FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
 Bahwa sistem pendidikan atau science of education bertugas
merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan, teknik-teknik dan
atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran
 Isi moral pendidikan atau tujuan intermidift adalah berisi perumusan
norma-norma atau nilai spiritual ethis
 Bahwa wajar setiap manusia memiliki filsafat hidup atau kaidah-
kaidah berpikir dan pikiran tentang kehidupan dan penghidupannya
 Filsafat Pendidikan sebagai suatu lapangan studi bertugas
merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan;
hakekat dan sifat hakekat manusia, hakekat dan segi-segi
pendidikan; isi moral pendidikan; sistem pendidikan yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi
pengajarannya; pola-pola alkulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat
BACK NEXT
MAIN MENU
BAB X FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Continuous.....
2. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan
 Progesivisme
 Ciri-Ciri Utama
 Pandangan Mengenai Nilai
 Pandangan Tentang Belajar
 Pandangan Mengenai Kurikulum
 Esensialisme
 Ciri-ciri Utama
 Pandangan Mengenai Nilai
 Pandangan Mengenai Belajar
 Pandangan Mengenai Kurikulum
 Perenialisme
 Ciri-ciri Utama
 Pandangan Mengenai Nilai
 Pandangan Mengenai Belajar
 Pandangan Mengenai Kurikulum
BACK
MAIN MENU
BAB X FILSAFAT &
FILSAFAT PENDIDIAKAN
Finish
TERIMA KASIH
Finish Finish
MAIN MENU
Yayan Sudrajat, S.E., M. Pd.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

PPKn simbol-simbol Pancasila
PPKn simbol-simbol PancasilaPPKn simbol-simbol Pancasila
PPKn simbol-simbol Pancasila
WIDIYAH02ASTUTIK
 
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptxPaparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
JeffriIndriyanto2
 
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Irwan Hasan
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Septi Ratnasari
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Emirita Reta
 
Prinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembanganPrinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembangan
evi07
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Ady Setiawan
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikan
Alizar Ali
 

Was ist angesagt? (20)

PPKn simbol-simbol Pancasila
PPKn simbol-simbol PancasilaPPKn simbol-simbol Pancasila
PPKn simbol-simbol Pancasila
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptxPaparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1 (1).pptx
 
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk BudayaManusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia Sebagai Makhluk Budaya
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
PROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKANPROFESI PENDIDIKAN
PROFESI PENDIDIKAN
 
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Landasan filosofis pendidikan
Landasan filosofis pendidikanLandasan filosofis pendidikan
Landasan filosofis pendidikan
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
 
Prinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembanganPrinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembangan
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptxImplementasi Kurikulum Merdeka.pptx
Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
Pancasila sebagai Sistem Nilai
Pancasila sebagai Sistem NilaiPancasila sebagai Sistem Nilai
Pancasila sebagai Sistem Nilai
 
Desain pembelajaran
Desain pembelajaranDesain pembelajaran
Desain pembelajaran
 
dimensi manusia
dimensi manusiadimensi manusia
dimensi manusia
 
Faktor pendidikan
Faktor pendidikanFaktor pendidikan
Faktor pendidikan
 

Ähnlich wie Pengantar ilmu pendidikan

hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
febrywenny
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
Rahma Al-Zaisah
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
Rizmanz Rizky
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Apnia Siterman Antung
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
fery_antini
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dina
herdina18
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Adhi Panjie Gumilang
 
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
MANUSIA DAN PENDIDIKANMANUSIA DAN PENDIDIKAN
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Istiqomah .
 

Ähnlich wie Pengantar ilmu pendidikan (20)

Portofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar PendidikanPortofolio Pengantar Pendidikan
Portofolio Pengantar Pendidikan
 
Makalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikanMakalah hakikat pendidikan
Makalah hakikat pendidikan
 
Afdha hidayat pp
Afdha hidayat ppAfdha hidayat pp
Afdha hidayat pp
 
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban ManusiaHakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
Hakikat Pendidikan dan Perkembangan Peradaban Manusia
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Sosbud epy
Sosbud epySosbud epy
Sosbud epy
 
22222
2222222222
22222
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
 
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikanProses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
Proses hidup dan kehidupan sebagai dasar filsafat pendidikan
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pipKONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
KONSEPSI DAN ALIRAN KONVENSIONAL DALAM PENDIDIKAN  Bab vi dan bab vii pip
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok iiTugas pengantar pendidikan kelompok ii
Tugas pengantar pendidikan kelompok ii
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
Power point dina
Power point  dinaPower point  dina
Power point dina
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfAksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
 
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
MANUSIA DAN PENDIDIKANMANUSIA DAN PENDIDIKAN
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
 
Hakikat pendidikan
Hakikat pendidikanHakikat pendidikan
Hakikat pendidikan
 

Mehr von Iyan Sudrajat (14)

Kondisi fisik indonesia 8
Kondisi fisik indonesia 8Kondisi fisik indonesia 8
Kondisi fisik indonesia 8
 
Marketing plan
Marketing planMarketing plan
Marketing plan
 
Financial plann
Financial plannFinancial plann
Financial plann
 
Akan repotkah
Akan repotkahAkan repotkah
Akan repotkah
 
Akan repotkah
Akan repotkahAkan repotkah
Akan repotkah
 
Bentuk bentuk pasar
Bentuk bentuk pasarBentuk bentuk pasar
Bentuk bentuk pasar
 
Aspek hukum badan usaha
Aspek hukum badan usahaAspek hukum badan usaha
Aspek hukum badan usaha
 
Alasan mendirikan badan usaha
Alasan mendirikan badan usahaAlasan mendirikan badan usaha
Alasan mendirikan badan usaha
 
Perusahaan dan b u
Perusahaan dan b uPerusahaan dan b u
Perusahaan dan b u
 
Perusahaan dan b u
Perusahaan dan b uPerusahaan dan b u
Perusahaan dan b u
 
Perusahaan dan b u
Perusahaan dan b uPerusahaan dan b u
Perusahaan dan b u
 
Menyusun proposal usaha tm2
Menyusun proposal usaha tm2Menyusun proposal usaha tm2
Menyusun proposal usaha tm2
 
Menyusun proposal usaha tm2
Menyusun proposal usaha tm2Menyusun proposal usaha tm2
Menyusun proposal usaha tm2
 
Teori bisnis plan tm1
Teori bisnis plan tm1Teori bisnis plan tm1
Teori bisnis plan tm1
 

Kürzlich hochgeladen

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pengantar ilmu pendidikan

  • 1. PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN NEXT FAKULTAS BAHASA DAN SENI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA 2016 Yayan Sudrajat, S.E., M. Pd.
  • 2. PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN BAB IV KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN BAB V PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGI DARIPADA PENDIDIKAN BAB VII TINJAUAN PSIKOLOGIS DARIPADA PENDIDIKAN DI INDONESIA BAB VIII SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN BAB XI FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN BACK NEXT
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Manusia Pendidikan B. Dressur dan Pendidikan C. Hakekat Manusia 1. Manusia Sebagai Makhluk Raga dan Jiwa 2. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial 3. Manusia Sebagai Makhluk Pribadi dan Makhluk Tuhan D. Konsekuensi Pendidikan Terhadap Manusia 1. Manusia Sebagai Makhluk Raga Jiwa 2. Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial 3. Ditinjau Dari Monodilaisme Pribadi dan Makhluk Ciptaan Tuhan E. Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia F. Pembawaan 1. Pembawaan dan Lingkungan 2. Pembawaan dan Keturunan 3. Pembawaan dan Bakat 4. Lingkungan (Environment) BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
  • 4. Manusia dan Pendidikan BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang muncul sejak adanya manusia. Manusia itu adalah sesuatu yang ada yang penuh potensi untuk berkembang terus, merealisasikan diri, menyempurnakan wujud adanya sebagai manusia. Dalam menyempurnakan diri ini disamping dipengaruhi unsur- unsur yang datang dari luar juga daya-daya yang datang dari individu (daya eksogin dan endogin). Di antara sekian banyak pengaruh atau daya dari luar diri manusia yang disengaja dan menguntungkan itu tidak lain adalah pendidikan. Hanya manusialah yang memerlukan pendidikan sedangkan selain manusia tidak memerlukan pendidikan.
  • 5. Dressur dan Pendidikan BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU Dressur tidak dapat disamakan dengan pendidikan. Dengan kata lain: “pendidikan” yang dilakukan terhadap binatang berlainan dengan pendidikan yang dilakukan terhadap manusia. Dalam beberapa hal memang ada persamaannya. Persamaan itu umumnya terletak pada pertumbuhan biologis saja, yaitu yang berhubungan dengan perkembangan jasmaniah. Sedangkan pada manusia haruslah diperhitungkan pula perkembangan hidup psikisnya. Binatang adalah makhluk alam yang tidak berkebudayaan. Manusia masuk bilangan alam, tetapi juga termasuk bilangan kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang lebih tinggi daripada binatang. Dengan demikian maka manusia adalah makhluk yang berbudi, berpikir dan manusia adalah anggota dari persekutuan masyarakat
  • 6. Hakekat Manusia Menurut Prof. Noto Nagoro bahwa manusia adalah monodualisme. •Manusia sebagai makhluk yang memiliki Raga dan Jiwa •Manusia mempunyai unsur raga dan jiwa yang merupakan kesatuan •Dengan adanya unsur raga ini, manusia mempunyai sifat-sifat sebagaimana halnya makhluk yang lain dan benda-benda yang lain pula yang mempunyai raga •Perbedaan hewan dan manusia disebabkan manusia memiliki jiwa yang terdiri dari unsur-unsur cipta, rasa, dan karsa. •Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial •Manusia sebagai makhluk individu dan sosial artinya bahwa manusia tidak pernah hidup sendiri-sendiri, melainkan juga hidup berkelompok •Manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan •Manusia sebagai makhluk Pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Hal ini mengandung arti bahwa manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat berkembang untuk selanjutnya dapat merencanakan sesuatu, membudayakan alam semesta/mengolah alam lingkungan untuk kepentingan manusia BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
  • 7. Konsekuensi Pendidikan Terhadap Manusia •Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme, maka pendidikan akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan jasmaniah maupun kebutuhan rohaniah dipenuhinya secara selaras dan seimbang Manusia sebagai makhluk raga dan jiwa •Pendidikan akan memberikan petunjuk/pengarahan agar di dalam hidup manusia perlu dipenuhi kebutuhan individunya tanpa mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya kebutuhan kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan dirinya sendiri. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial •Pendidikan akan menyadarkan kepada manusia bahwa apa-apa yang direncanakan ataupun yang dicita-citakan tidak sepenuhnya berkat usaha manusia itu sendiri tetapi Tuhan ikut menentukannya. Ditinjau dari monodualisme pribadi berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
  • 8. Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia Dimensi-dimensi hakikat manusia yang secara singkat terdiri dari tujuh macam, yaitu: 1. Pertama: manusia sebagai makhluk yang berdimensi raga dan berdimensi jiwa. Jiwa terdiri dari tiga hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa. 2. Kedua, manusia sebagai makhluk yang berdimensi individu dan berdimensi sosial. 3. Ketiga: manusia sebagai makhluk yang berdimensi pribadi dan makhluk Tuhan. Mengembangkan dimensi manusia secara utuh dilakukan dengan jalan memberikan perlakukan terhadap ke tujuh dimensi manusia secara merata dan proporsional. BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
  • 9. Pembawaan Bagaimanakah hubungan antara pembawaan dan lingkungan, keturunan, dan bakat? 1. Pembawaan dan Lingkungan a. Aliran Nativism b. Aliran Empirisme c. Aliran Konvergensi 2. Pembawaan dan Keturunan Pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Keturunan adalah sifat-sifat yang ada pada seseorang yang diwariskan, (jadi ada persamaannya dengan orang yang mewariskannya) dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang satu kepada generasi yang lain yang berikutnya 3. Pembawaan dan Bakat 4. Lingkungan (environment) BACK NEXT BAB I PENDAHULUANMAIN MENU
  • 10. BAB II PENGERTIAN PENDIDIKAN A. Istilah Pendidikan B. Arti Pendidikan • 1. Pengertian Pendidikan Menurut MJ Langeveld • 2. Pengertian Pendidikan Crow and Crow • 3. Pengertian Pendidikan Cryns • 4. Pengertian Pendidikan Jhon Dewey • 5. Menurut Buku”High Eucation For American Democrazy” Yang Dikutip M. Noor Syam • 6. Pengertian Pendidikan Ki Hajar Dewantoro C. Dasar Pendidikan di Indonesia • 1. Pokok – Pokok isi Pendidikan Di Indonesia • 2. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Praktek Pendidikan BACK NEXT MAIN MENU BAB I PENDAHULUAN
  • 11. Istilah Pendidikan Ada dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie dan paedagogiek. Paedagogie berarti pendidikan, sedangkan paedagogiek artinya ilmu pendidikan. Menurut Carter V Good dalam Dictionary of Education yang dikutip oleh Noor Syam (1980) dijelaskan sebagai berikut : 1. Pedagogy 1) the art, practice, or profession of teaching. 2) the systemimatized learning or intructointion concerning principles and me- thods of -teaching and of student control and guidance; largely replaced by the term education. ( 7 : 387) 2. Juga menurut Carter, Education berarti 1) proses perkembangan pribadi 2) proses sosial 3) profesional cources 4) seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/ dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa. BACK NEXT BAB II PENGERTIANMAIN MENU
  • 12. Arti Pendidikan Pengertian Pendidikan menurut MJ Langeveld • Pendidikan diartikan sebagai: pemberian pembimbingan dan pertolongan rohani dari orang dewasa kepada mereka yang masih memerlukan Pengertian Pendidikan menurut Crow and Crow • Pendidikan adalah proses pengalaman yang memberikan pengertian, pandangan (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkan ia berkembang Pengertian Pendidikan menurut Cryns • Mendidik adalah pertolongan yang diberikan oleh siapa saja yang bertanggung jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ke tingkat dewasa Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey • Pendidikan adalah suatu proses pengalaman, setiap manusia menempuh kehidupan, baik fisik maupun rohani BACK NEXT BAB II PENGERTIANMAIN MENU
  • 13. Dasar Pendidikan di Indonesia BACK NEXT BAB II PENGERTIANMAIN MENU Pendidikan di Indonesia berdasarkan Falsafah Pancasila sebab Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia,.sebagai landasan, sekaligus merupakan Dasar dan tujuan bagi semua bidang kegiatan bangsa Indonesia, termasuk kegiatan pendidikan di Indonesia.
  • 14. Pokok-pokok isi pendidikan di Indonesia Nilai Pancasila, hendaknya dijabarkan dan menjiwai isi pendidikan dalam arti menjadi program dari berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Keseluruhan isi pendidikan harus ditransformasikan secara simultan kepada anak didik demi terbentuknya pribadi-pribadi Pancasila. BACK NEXT BAB II PENGERTIANMAIN MENU
  • 15. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Pendidikan a. Kegunaannya bagi bangsa Indonesia dan umat manusia. b. Perkembangannya secara horisontal (lingkungan dan masyarakat sekelilingnya) dan perkembangan secara vertikal (demi pengembangan itu sendiri). c. Kegunaannya bagi pembangunan daerah dan nasional serta dalam hubungannya dengan penciptaan lapangan kerja. Lestarinya nilai- nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia. BACK NEXT BAB II PENGERTIANMAIN MENU
  • 16. BAB III MACAM-MACAM ILMU PENDIDIKAN BACK NEXT MAIN MENU BAB II PENGERTIAN •Teori Pendidikan Sistematis •Ilmu Pendidikan Praktis •Ilmu Pendidikan Historis •Ilmu Pendidikan Komparatif •Ilmu Pendidikan Sosial •Ilmu Pendidikan Nasional
  • 17. 1.Teori Pendidikan Sistematis Ilmu pendidikan sistematis juga disebut ilmu pendidikan teoritis, adalah ilmu pendidikan yang menguraikan masalah teori- teori yang digunakan sebagai landasan melaksanakan pendidikan. Jadi ilmu pendidikan teoritis merupakan konsep-konsep tentang teori yang digunakan sebagai landasan dalam melaksanaka pendidikan. 2. Ilmu Pendidikan Praktis Jika ilmu teoritis menjawab pertanyaan mengapa usaha tertentu harus dilaksanakan, maka ilmu pendidikan praktismen jawab pertanyaan bagaimana sesuatu usaha itu harus dilaksanakan. Katakanlah yang menjadi persoalan ialah pendidikan moral. Dalam persoalan ini, ilmu pendidikan teoritis berusaha menjawab pertanyaan mengapa anak harus mendapat pendidikan moral? Dengan kata lain, mengapa harus dilakukan pendidikan moral? Sedangkan ilmu pendidikan praktis, mempersoalkan, bagaimana pendidikan moral itu dilaksanakan. BACK NEXT BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
  • 18. 3. Ilmu Pendidikan Historis Usaha-usaha pendidikan itu telah terdapat semenjak dahulu kala. Usaha-usaha ini berjalan terus menerus sampai sekarang. Perkembangan usaha-usaha pendidikan ini sangat perlu diketahui dan dikaji untuk dicari manfaatnya bagi usaha pendidikan dimasa sekarang. Pengkajian atau studi tentang usaha-usaha pendidikan dimasa lampau itu, dilakukan oleh ilmu pendidikan historis. 4. Ilmu Pendidikan Komparatif Setiap negara di dunia ini pasti melaksanakan usaha- usaha pendidikan. Uraian tentang usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara-negara di dunia ini dihipun dalam ilmu pendidikan komparatif. Jadi tugas ilmu pendidikan komparatif itu adalah melaksanakan komparatif antara usaha-usaha pendidikan yang terdapat di negara atau negara-negara lain. BACK NEXT BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
  • 19. 5. Ilmu Pendidikan Sosial Pendidikan Sosial itu adalah suatu usaha membimbing seorang individu agar dapat hidup serasi dengan masyarakatnya dan dapat mengambil atau melaksanakan usaha-usaha demi kemajuannya itu. Seperti diktahui, setiap individu itu mempunyai dua aspek, yaitu aspek individu dan aspek sosial, maka ilmu pendidikan sosial inilah yang memperhatikan aspek sosialnya itu. 6. Ilmu Pendidikan Nasional Adapun definisinya adalah pendidikan yang dilakukan oleh sesuatu bangsa dan demi kepentingan kebangsaan itu sendiri. Uraian tentang pendidikan nasional, diberikan di dalam ilmu pendidikan nasional, Uraian itu biasanya meliputi masalah :Filsafatnya, Dasar dan tujuannya, Administrasi dan pendidikannya, Organisasi sekolah serta Sejarahnya BACK NEXT BAB III MACAM ILMUMAIN MENU
  • 20. BAB IV KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN BACK NEXT MAIN MENU BAB III MACAM ILMU Anak Didik Pendidik Tujuan Pendidikan Alat Pendidikan Lingkungan Pendidikan Pendidikan Sebagai Sistem
  • 21. Anak Didik • Anak (manusia) pada hakekatnya memiliki kebebasan yang terbatas. • Anak pada hakekatnya adalah makhluk yang memerlukan pendidikan. • Anak-anak pada usia awal • Dusta Anak BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU
  • 22. Pendidik • Pengertian Pendidik Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar dapat mencapai kedewasaaannya. • Syarat-syarat sebagai Pendidik a.Pengetahuan b.Guru harus sabar dan rela berkorban c.Guru harus mempunyai Perbawa (Gezag)terhadap anak-anak d.Guru hendaklah orang yang penggembira e.Kesusilaan dan Dedikasi BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU
  • 23. Tujuan Pendidikan • Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nila-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, indah, untuk kehidupan. • Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. • Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. • Tujuan pendidikan di Indonesia dirumuskan berlandaskan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. • Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang Pendidikan dan Pengajaran No.4 Tahun 1950 jo. No. 12/1954 BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU
  • 24. Alat Pendidikan • Yang termasuk alat pendidikan/faktor pendidikan itu termasuk segala sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan. • dalam memilih alat-alat pendidikan manakah yang baik dan sesuai, haruslah memperhatikan empat syarat-syarat yang berikut: a. Tujuan apakah yang hendak dicapai dengan alat itu. b. Siapa (pendidik) yang menggunakan alat itu. c. Anak (si terdididik) yang mana yang dikenai alat itu. d. Bagaimana menggunakan alat itu. • Adapun alat-alat pendidikan yang sangat penting yang akan dibicarakan dalam bab ini ialah: pembiasaan dan pengawasan, perintah dan larangan, ganjaran dan hukuman. BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU
  • 25. Lingkungan Pendidikan 1. Pentingnya Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga 2. Kedudukan Orang Dewasa dalam Keluarga 3. Peranan Anggota Keluarga Terhadap Pendidikan Anak 4. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pendidikan Anak 5. Petunjuk-petunjuk Penting bagi Pendidikan dan Lingkungan Keluarga 6. Masyarakat dan Pendidikan 7. Peranan Sekolah dalam Masyarakat 8. Pendidikan Sebagai Sistem BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU
  • 26. Sistem mencakup hal-hal sebagai berikut : – Sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur. – Kesatuan tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh – Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan sistem. BACK NEXT BAB IV KOMPONENMAIN MENU Pendidikan Sebagai Sistem
  • 27. BAB V PERGAULAN DAN KEWIBAWAAN Manusia Sebagai Makhluk Sosial • Sifat-Sifat Manusia • Di Pandang Dari Segi Umurnya, Pergaulan Dapat Di Bedakan Menjadi Tiga Macam • Dalam Setiap Pergaulan Itu Di Sengaja Atau Tidak • Disengaja Menjadikan Pengaruh Mempengaruhi Pergaulan Pendidikan • Kewibawaan dan Ketakutan • Kewibawaan dan Pendidikan Kewibawaan (Gezag) Dalam Pendidikan BACK NEXT MAIN MENU BAB IV KOMPONEN
  • 28. Manusia Sebagai Makhluk Sosial  Sifat-Sifat Manusia • Bahwa manusia itu makhluk yang berdiri sendiri tetapi sekaligus juga makhluk yang bergantung pada Tuhan • Bahwa manusia itu makhluk badani, tetapi sekaligus juga makhluk rohani • Bahwa manusia adalah makhluk yang individual tetapi juga sekaligus adalah makhluk sosial.  Dipandang dari segi umurnya, pergaulan dapat dibedakan, menjadi tiga macam yaitu : • Antara orang tua dengan orang tua • Antara orang tua dengan anak • Antara anak dengan anak BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 29.  Di dalam setiap pergaulan itu disengaja atau tidak disengaja terjadilah pengaruh mempengaruhi : • Orang tua yang satu mempengaruhi orang tua lain • Orang tua mempengaruhi anak, tetapi sebaliknya juga anak mempengaruhi orang tua • Anak yang satu mempengaruhi anak yang lain BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 30. Pergaulan dan Pendidikan 1. Kewibawaan dan Ketakutan a. Kepatuhan yang dihasilkan oleh rasa takut adalah kepatuhan yang terpaksa, suatu kepatuhan yang tidak secara suka rela. Ini adalah kepatuhan palsu b. Kepatuhan yang dihasilkan oleh kewibawaan, adalah kepatuhan yang suka rela, tanpa rasa terpaksa. Ini adalah kepatuhan sejati. Bahasa Jawa : nungkul karonoraris c. Faedah Pergaulan 2. Kewibawaan dalam Pendidikan Kewibawaan atau gezag, adalah suatu daya pengaruh yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan suka rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya Kewibawaan itu ada dua macam, yaitu: a. Kewibawaan lahir, adalah kewibawaan yang timbul karena kesan-kesan lahir. Pakaian yang rapih, lengkap, badan atau perawakan yang segar, dapat menimbulkan kewibawaan lahir b. Kewibawaan batin, adalah kewibawaan yang didukung oleh keadaan batin seseorang BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 31. Gezag batin lebih dibutuhkan oleh para pendidik di dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, apabila pendidik itu: • menunjukkan rasa cintanya kepada anak didik • menunjukkan di dalam tingkah lakunya, bahwa dia menjadi pendukung norma yang sungguh-sungguh, yaitu norma yang hendak ditanamkan kepada anak didiknya • menunjukkan bahwa pendidik adalah orang yang punya kelebihan dari pada anak didik • menunjukkan bahwa segala tindakan pendidikannya adalah bukan demi dirinya sendiri, melainkan demi anak didiknya itu BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 32. Agar supaya kewibawaan yang dimiliki itu tidak goyah maka hendaknya pendidik itu selalu: • Bersedia memberikan alasan yang mudah diterima anak mengapa dia menghendaki anak didiknya begini, mengapa dia menasihati anak didiknya sendiri begitu, mengapa ia melarang anak didiknya berbuat demikian, dan lain sebagainya • Pendidik selalu menunjukkan sikap demi anak didik • Pendidik harus bersikap sabar • Semakin bertambah umur anak didik, kebebasan harus semakin diberikan kepada anak-anak didik itu BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 33. Kewibawaan (Gesag) dalam Pendidik • Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang “perkataannya” mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang itu • Adapun kewibawaan orang tua itu bersifat ganda: – Kewibawaan Pendidikan – Orang tua merupakan kepala dari suatu keluarga • Kewibawaan guru atau pendidik lainnya, yang karena jabatan, juga bersifat dua, yaitu : – Kewibawaan Pendidikan – Kewibawaan Memerintah BACK NEXT BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 34. Penggunaan kewibawaan pada pendidik harus berdasarkan faktor-faktor berikut : • Dalam menggunakan kewibawaan itu hendaklah didasarkan atas perkembangan anak itu sendiri sebagai pribadi • Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif sendiri • Pendidik hendaknya menjalankan kewibawaannya itu atas dasar cinta kepada si anak BACK NEXT memperbandingkan perbawa dalam pendidikan ini dengan perbawa dalam masyarakat orang dewasa. • Kewajiban dan pelaksanaan kewibawaan dalam keluarga • Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan itu harus bersandarkan perwujudan norma-norma dalam diri si pendidik sendiri • Negara dapat tetap berjalan baik selama warga negaranya hidup sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku di negara itu BAB V PERGAULANMAIN MENU
  • 35. BAB VI TINJAUAN SOSIOLOGIS PENDIDIKAN A. Pendidikan dan Masyarakat B. Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat C. Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan Indonesia D. Pendidikan dan Kelestarian Pancasila E. Pendidikan dan Kesejaheraan Masyakat BACK NEXT MAIN MENU BAB V PERGAULAN
  • 36. Pendidikan dan Masyarakat Hal ini perlu disadari bahwa hidup di dalam masyarakat itu tidak mudah. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah: 1. Bahwa di dalam masyarakat terdapat tata kehidupan yang beraneka ragam. 2. Bahwa kepentingan antara idividu yang satu tidak sama dengan kepentingan individu yang lain, 3. Bahwa masyarakat itu sendiri selalu mengalami perkembangan-perkembangan BACK NEXT BAB VI TINJAUANMAIN MENU
  • 37. Pendidikan dan Pembangunan Masyarakat Anggota masyarakat itu biasanya digolongkan menjadi dua, yaitu: a) Yang bersikap statis, yaitu orang yang selalu ingin mempertahankan yang lama saja b) Yang menghendaki adanya hal-hal yang baru, yang maju Mereka yang demikian adalah mereka yang kreatif dinamis BACK NEXT BAB VI TINJAUANMAIN MENU
  • 38. Pendidikan dan Kesadaran Kebangsaan Indonesia Pendidikan Indonesia harus mengkorbankan semangat kebangsaan, menanamkan kesadaran kepada anak didiknya. Sebab apabila kesadaran kebangsaan ini tidak ditumbuhkan, dipupuk dan dikembangkan pada anak didik atau generasi muda Indonesia, maka akan terulanglah tragedi nasional yang amat memilukan, yaitu terpecahnya bangsa Indonesia menjadi di bagian yang kecil-kecil lagi yang berarti negara Republik Indonesia hancur. BACK NEXT BAB VI TINJAUANMAIN MENU
  • 39. Pendidikan dan Kelestarian Pancasila Pancasila itu merupakan pandangan hidup yang asli dari bumi Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Demikianlah, maka Pancasila itu merupakan jiwa, pribadi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia Dalam hal ini anak didik perlu diperkenalkan nilai-nilai Pancasila untuk dihayatidan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan masyarakatpun Pancasila perlu diperkenalkan kepada seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan untuk diketahui, dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari BACK NEXT MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
  • 40. Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat • Tujuan Pendidikan di Indonesia • Manusia susila diutamakan karena : – Individu susila yang tidak dapat memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsanya – Individu yang cakap tetapi tidak susila itu dapat berbahaya bagi bangsanya, bagi masyarakatnya. Sebab kecakapan yang dimiliki itu dapat digunakan untuk menjalankan kejahatan terhadap bangsanya, masyarakatnya : memeras, membantai • Pendidikan manusia seutuhnya – Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang – Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai (yang menghayati dan yakin akan citacita dan tujuan hidupnya) BACK NEXT MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
  • 41. BAB VII TINJAUAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan Manusia 1. Lingkungan fisik 2. Lingkungan sosial B. Proses Pendidikan Autoaktivitas 1. Motivasi Internal 2. Motivasi Eksternal BACK NEXT MAIN MENU BAB VI TINJAUAN
  • 42. Hukum Dasar Perkembangan Kejiwaan Manusia • Lingkungan manusia itu terdiri dari : 1) Lingkungan Fisik 2) Lingkungan Sosial • Keunikan atau kekhasan manusia/anak itu terbentuk oleh tiga faktor antara lain: 1) Keturunan (heredity) 2) Lingkungan (environtment) 3) Diri (self) 4) Keturunan (heredity) BACK NEXT BAB VII PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU
  • 43. Proses Pendidikan Autoaktivitas 1. Motivasi Fungsi motivasi dalam proses pendidikan ialah membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas pendidikan 2. Motivasi Internal Yang paling ideal ialah bahwa terdapat motivasi secara internal pada diri anak didik dalam mengikuti kegiatan pendidikan 3. Motivasi Eksternal Motivasi internal intensitasnya lebih kuat dan lebih tahan lama dari pada motivasi eksternal, agar supaya anak didik dapat aktif mengikuti kegiatan pendidikan BACK NEXT BAB VII PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU
  • 44. BAB VIII SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA A. Pendidikan Indonesia di Masa Kerajaan B. Pendidikan Indonesia di Masa Penjajahan Bangsa Barat 1. Selama VOC (1602-1799) Inggris, Hindia Belanda, Selama 250 Tahun 2. Politik Etis : Ere Schuld (Hutang Budi) 3. Budi Utomo 4. Jenis-Jenis Sekolah 5. Muhammadiyah 1912 6. Kristiani 7. Taman Siswa 8. Sekolah Kerja 9. Kongres Pendidikan Normal C. Pendidikan di Indonesia Zaman Jajahan Jepang D. Zaman Kemerdekaan BACK NEXT MAIN MENU BAB VII PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA
  • 45. Pendidikan Indonesia Di Masa Kerajaan Pendidikan di masa kerajaan dimulia dari kerajaan Sriwijaya. Pada kerajaan Mataram kuno yang terletak/berpusat di Jawa Tengah, aktivitas pendidikannya: – Menterjemahkan buku-buku agama Budha – Menterjemahkan buku-buku lain ke bahasa Jawa kuno, umpamanya Ramayana. – Perguruan tinggi di masa Kerajaan Mataram kuno sudah meliputi: Fakultas Agama, Fakultas Sastra, Fakultas Bangunan/teknik Bangunan BACK NEXT BAB VIII SEJARAH PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU
  • 46. Pendidikan Indonesia Di Masa Penjajahan Bangsa Barat: 350 Tahun 1. Selama VOC (1602 – 1799), Inggris, Hindia Belanda : selama 250 tahun, pendidikan untuk rakyat Nusantara sangat terlantar 2. Politik Etis : Ere Schuld (Hutang Budi), Setelah adanya tanam paksa (Cultur stelsel : 1830). Belanda menjadi kaya raya 3. Budi Utomo: BO, 1908, Budi Utomo didirikan atas dorongan kesadaran berbangsa dan kepentingan bangsa Indonesia, tokohnya : Dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Sutomo 4. Jenis-Jenis Sekolah, Semenjak tahun 1908 terdapat perubahan-perubahan didalam penyelenggaraan sekolah 5. Muhammadiyah: 1912, KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah yang berpusat di Yogyakarta 6. Kristiani, Katholik: Sekolah Misi : Oleh pastur Van Lith di Muntilan, Kristen : Sekolah Zending 7. Taman Siswa: 3 Juli 1922 8. Sekolah Kerja: Kayu Tanam/Sumatera Barat 9. Konggres Pendidikan Nasional, Pada tahun 1938 atas usul Ki Hajar Dewantoro BACK NEXT MAIN MENU BAB VIII SEJARAH PENDIDIKANDI INDONESIA
  • 47. Pendidikan Di Indonesia Zaman Jajahan Jepang (1942 – 1945) Pendidikan zaman Jepang bertambah parah. Tujuan pendidikan bukan untuk memajukan bangsa Indonesia, Tetapi mendidik anak-anak untuk dapat menunjang kepentingan perang Jepang melawan Sekutu – Kelemahan pendidikan zaman Jepang • Kerja bakti : kinrohosi; cari iles-iles : nama jarak cari besi tua • Bahasa Inggris dilarang : pengetahuan sempit • Latihan kemiliteran/baris-berbaris : kyoren – Keuntungan: • Sekolah Rakyat 6 tahun • Bahasa Indonesia : bahasa pengantar • Senam pagi : taiso • Peta : Pembela Tanah Air • Gotong Royong BACK NEXT BAB V PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU
  • 48. Zaman Kemerdekaan Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Hari proklamasi ini merupakan hari Kelahiran bangsa Indonesia yang sebenarnya Dasarnya: • UUD yang digunakan adalah UUD 1945, yang terdiri dari 37 pasal. Pasal yang berkaitan dengan pendidikan adalah pasal 31 yang terdiri dari dua ayat : a) ayat 1: Tiap warga negara berhak menerima pendidikan dan pengajaran b) ayat 2: Pemerintah berusaha menyelenggarakan suatu pendidikan nasional yang diatur oleh undang- undang BACK NEXT BAB V PSIKOLOGIS PENDIDIKANDI INDONESIA MAIN MENU
  • 49. BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP A. Pendahuluan B. Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup C. Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup D. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup E. Konsep Pendidikan Seumur Hidup BACK NEXT MAIN MENU BAB VIII SEJARAH PENDIDIKANDI INDONESIA
  • 50. Pendahuluan BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP Pendidikan seumur hidup didasarkan pada konsep bahwa seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisir untuk “instruktion”, studi dan “learning” di setiap kesempatan sepanjang hidup mereka Dikatakan oleh Silva, 1973, “Pendidikan seumur hidup berkenaan dengan prinsip perngorganisasian yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukan fungsinya”. Dalam garis-garis Besar Haluan Negara dikatakan : Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.
  • 51. Macam-Macam Pendidikan Seumur Hidup  Sebagaimana dikatakan di depan sesuai apa yang tercantum dalam GBHN “bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga  Sedangkan menurut Philip. H. Combs Pendidikan seumur hidup meliputi :  Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari  Pendidikan formal, merupakan pendidikan yang berlangsung dengan teratur  Pendidikan Non formal, yaitu merupakan pendidikan yang berlangsung secara teratur, disengaja, tetapi tidak mengikuti peraturan dan persyaratan yang ketat  Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH. secara garis besar, tahapan pendidikan yang diterima manusia selama hidupnya adalah dengan tahapan sebagai berikut :  Pendidikan dalam Keluarga  Pendidikan di sekolah  Pendidikan di masyarakat BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
  • 52. Prinsip Dasar Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Peranan subyek manusia untuk mendidik dan mengembangkan diri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia 2. Lembaga penanggung jawab adalah tri pusat pendidikan 3. Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dari kandungan sampai akhir hayat 4. Belajar tidak ada batas waktu, sehingga tidak ada konsep terlambat belajar karena sudah tua 5. Belajar atau mendidik diri adalah proses alamiah sebagai integral atau merupakan totalitas kehidupan BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
  • 53. Tujuan Pendidikan Seumur Hidup Pendidikan seumur hidup dimaksudkan sebagai pendidikan manusia seutuhnya. Didasarkan alasan-alasan sebagai berikut: a. Secara filosofis, hakekat kodrat martabat manusia itu merupakan kesatuan integral potensi-potensi essensialnya sebagai makhluk pribadi, sosial, dan makhluk susila b. Secara psikofisik realitasnya pribadi manusia itu merupakan kesatuan dan berada dalam suatu lingkungan, baik alamiah maupun sosial budaya BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
  • 54. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP 1) Keadilan 2) Faktor-faktor Sosial 3) Perubahan Teknologi 4) Faktor Vokational / pekerjaan 5) Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa 6) Kebutuhan anak-anak awal 7) Implikasi dari pendidikan seumur hidup
  • 55. BAB X PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN JAMAN A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan B. Kecenderungan Globalisasi C. Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap Masa Depan BACK NEXT MAIN MENU BAB IX PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
  • 56. Perkiraan Masyarakat Masa Depan  Di dalam penjelasan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan”  Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan.  Beberapa di antaranya yang dibahas selanjutnya adalah (1) kecenderungan globalisasi yang makin kuat, (2) perkembangan IPTEK yang makin cepat, (3) perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan (4) kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan manusia BACK NEXT MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN
  • 57. Kecenderungan Globalisasi Beberapa kecenderungan globalisasi dari bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan adalah sebagai berikut:  Bidang IPTEK yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit  Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara  Bidang lingkungan hidup yang telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi  Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa, termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara  Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)  Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan cepat  Peningkatan Layanan Profesional BACK NEXT MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN
  • 58. Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Terhadap Masa Depan 1) Tuntutan bagi manusia masa depan, serta  Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara  Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia 2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan nilai dan sikap sebagai manusia modern, pengembangan kehidupan dan kebudayaan, serta pengembangan sarana pendidikan  Perubahan Nilai dan Sikap  Pengembangan Kebudayaan  Pengembangan Sarana Pendidikan BACK NEXT MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN
  • 59. BAB XI FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN A. Pengertian Filsafat B. Filsafat Dan Ilmu C. Filsafat Sebagai Metode Berpikir D. Filsafat Pendidikan BACK NEXT MAIN MENU BAB X PENDIDIKAN & PERUBAHAN JAMAN
  • 60. Pengertian Filsafat • Pengertian fisafat ditinjau secara etimologis Ditinjau secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dan Sophia yang artinya cinta kebijaksanaan • Pengertian Filsafat secara essensial Filsafat adalah cara berpikir consepsionil rationil, radical comprehensive yang disusun secara sistematis dann dapat dipertanggung jawabkan untuk mendapatkan kebenaran yang essensial • Filsafat ditinjau dari tugas dan gunanya Secara teoritis filsafat itu adalah memberikan penerangan secara menyeluruh dan radikal sehingga sampai pada kenyataan yang terakhir BACK NEXT MAIN MENU BAB XI FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN
  • 61. Makna Filsafat dan peranannya dalam pengetahuan manusia  Asal mula timbulnya istilah filsafat Menurut Cicero, penulis Romawi (106 – 43 SM), yang pertama-tama memakai kata filsafat adalah Pitagoras sekitar abad ke 5 sebelum masehi  Tinjauan terhadap pandangan yang salah 1. Pandangan Pesimistis Golongan yang menganggap bahwa orang biasa tak mampu berfilsafat, agaknya terlalu berlebih-lebihan dalam menafsirkan makna filsafat 2. Pandangan Apathis Kebalikan dari pandangan pesimistis, yang menganggap filsafat sebagai sesuatu yang terlalu tinggi atau terlalu jauh dari jangkauan kemampuan manusia biasa adalah pandangan apathies yang merendahkan nilai filsafat sebagai sesuatu yang tak berguna, tak berarti dan atau tak bernilai bagi hidup dan kehidupan manusia 3. Pandangan Negatif Berfilsafat hanya mengabdikan diri pada akal, agaknya mereka melupakan tentang arti kebenaran, yakni cocoknya pengetahuan akal dengan halnya, jadi berfilsafat itu merupakan salah satu dari aktifitas berpikir yang berusaha menyesuaikan atau mencocokkan pengetahuan akal dengan halnya BACK NEXT MAIN MENU BAB XI FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN
  • 62. Filsafat dan Ilmu  Hubungan filsafat dan science ditinjau dari obyeknya a) Obyek Materia b) Obyek Forma c) Filsafat dan Science bila kita bandingkan berdasarkan obyek material dan obyek forma  Filsafat dan Science ditinjau dari proses spesialisasi a) Filsafat tidak hanya melukiskan benda-benda itu sebagaimana seharusnya tetapi filsafat melukiskan benda-benda itu sampai ke konvensi yang terakhir b) Filosof berkewajiban untuk menyusun hasil-hasil dari science dari suatu sistem dan untuk mempelajari dasar-dasar dari science c) Filsafat ingin menjawab pertanyaan tentang apakah ia sebenarnya, Dari mana asalnya dan akan kemana perginya BACK NEXT MAIN MENU BAB XI FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN
  • 63. Filsafat Sebagai Metode Berpikir  Berpikir bagi manusia Berpikir itu berbeda dengan pikiran. Adapun batas-batas perbedaan adalah : Berpikir : aktivitas jiwa yang disebut pikiran untuk menentukan hubungan atau sangkut paut antara pengetahuan-pengetahuan dan atau masalah yang dihadapi Pikiran : kemampuan jiwa untuk menentukan hubungan antara pengetahuan-pengetahuan dan atau sangkut paut masalah yang dihadapi  Hasil proses berpikir a. Pengertian atau konsep b. Pendapat/Keputusan c. Kesimpulan/Pemikiran BACK NEXT MAIN MENU BAB XI FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN Continuous.....
  • 64.  Bentuk-bentuk berpikir a) Berpikir secara pengalaman (Routine thinking) b) Berpikir secara ingatan (Representative thinking) c) Berpikir Reproduktif d) Berpikir kreatif e) Berpikir rationil  Aspek-aspek peranan berpikir dalam kehidupan manusia a) Aspek ekonomis b) Aspek Kulturil (kebudayaan) c) Aspek Peradaban BACK NEXT MAIN MENU BAB X FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN Continuous.....
  • 65.  Faedah dan Bahaya Berpikir Ditinjau dari segi faedahnya antara lain : • Dengan berpikir terciptalah ilmu-ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia • Berpikir memberikan tuntunan kepada manusia dalam usahanya mencari jalan yang benar dan baik • Berpikir dapat memberikan penyelesaian dalam usaha memecahkan persoalan hidup Adapun bahayanya antara lain adalah : • Karena berpikir ditemukan jalan kearah perbuatan yang sesat • Dengan berpikir dibuatlah alasan-alasan untuk membenarkan perbuatan yang sesat • Dengan berpikir dapat menimbulkan rasa bahwa akal itu dapat mengetahui segala-galanya. BACK NEXT MAIN MENU BAB X FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN
  • 66. 1Filsafat Pendidikan 1. Ilmu Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan Normatif  Sebagai ilmu pengetahuan normatif  Sebagai ilmu pengetahuan praktis  Sesuai dengan kenyataan di atas ilmu pendidikan erat hubungannya dengan ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan normatif lainnya  Ilmu Pengetahuan yang dapat dimasukkan ke dalam ilmu pengetahuan normatif  Bahwa agama, filsafat dengan cabangnya serta istilah yang equivalent lainnya, menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup yang akan menentukan dasar dan tujuan pendidikan manusia  Bahwa dalam perumusan tujuan-tujuan altimit dan proksimit pendidikan akan ditetapkan hakekat dan sifat hakekat manusia dan segi-segi pendidikan yang akan dibina dan dikembangkan melalui proses pendidikan BACK NEXT MAIN MENU BAB XI FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN
  • 67.  Bahwa sistem pendidikan atau science of education bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan, teknik-teknik dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran  Isi moral pendidikan atau tujuan intermidift adalah berisi perumusan norma-norma atau nilai spiritual ethis  Bahwa wajar setiap manusia memiliki filsafat hidup atau kaidah- kaidah berpikir dan pikiran tentang kehidupan dan penghidupannya  Filsafat Pendidikan sebagai suatu lapangan studi bertugas merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan; hakekat dan sifat hakekat manusia, hakekat dan segi-segi pendidikan; isi moral pendidikan; sistem pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi pengajarannya; pola-pola alkulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat BACK NEXT MAIN MENU BAB X FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN Continuous.....
  • 68. 2. Aliran – Aliran Filsafat Pendidikan  Progesivisme  Ciri-Ciri Utama  Pandangan Mengenai Nilai  Pandangan Tentang Belajar  Pandangan Mengenai Kurikulum  Esensialisme  Ciri-ciri Utama  Pandangan Mengenai Nilai  Pandangan Mengenai Belajar  Pandangan Mengenai Kurikulum  Perenialisme  Ciri-ciri Utama  Pandangan Mengenai Nilai  Pandangan Mengenai Belajar  Pandangan Mengenai Kurikulum BACK MAIN MENU BAB X FILSAFAT & FILSAFAT PENDIDIAKAN Finish
  • 69. TERIMA KASIH Finish Finish MAIN MENU Yayan Sudrajat, S.E., M. Pd.