Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
02, sm, istiqmal fajar d, hapzi ali, vision and company mission, longterm objective, corporate culture, corporate governance, the agency theory, universitas mercu buana, 2019
1. Vision and Company Mission, Longterm objective,
Corporate Culture, Corporate Governance, The Agency
Theory
Vision and Company Mission
Menurut Wibisono (2006), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan
cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin
dicapai di masa depan. Dengan kata lain, visi dapat dikatakan sebagai
pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan
hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.
Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah
organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Visi Perusahaan (strategic architecture) :
• Visi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan kondisi perusahaan di
masa yang akan dating
• Visi merupakan cita-cita perusahaan
• Visi adalah pernyataan yang menjawab pertanyaan where we are going?
Visi dapat disusun dengan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:
• Bisnis apa yang kita jalankan saat ini?
• Bisnis apa yang ingin kita jalankan?
• Apa yang diinginkan pelanggan kita?
• Harapan apa yang dimiliki stakeholders
• Siapa yang akan menjadi pesaing kita di masa yang akan datang?
• Siapa partner kita (suplier/distributor)
• Bagaimana teknologi berpengaruh terhadap industri kita?
Karakteristik Visi yang efektif :
1. Dapat dibayangkan
2. Menarik
3. Realistis dan dapat dicapai
4. Jelas
5. Fleksibel dalam perubahan lingkungan
6. Mudah dipahami
Misi Perusahaan :
1. menjelaskan kegunaan dan alasan mengapa suatu perusahaan ada.
2. Biasanya memberikan gambaran yang jelas tentang cirri pokok produk yang
ditawarkan dan tekhnologi yang digunakan oleh perusahaan.
3. kebutuhan konsumen yang hendak dipenuhi & konsumen yang hendak dituju,
2. serta karakter, pasar dimana perusahaan akan bersaing, komitmen terhadap
karyawan, filosofi diri serta citra perusahaan yang diharapkan dari
masyarakat.
Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut.
Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh
perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada
dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus
dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam
operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil
kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju
serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.
3 Aspek utama yg dibutuhkan seorang manajer dalam menyusun misi
organisasi :
1. Memahami tentang bisnis apa yg sebenarnya dilakukan organisasi.
2. Menentukan saat yg tepat untuk merubah atau menetapkan misi organisasi.
3. Mampu mengkomunikasikan misi secara jelas
8 Karakteristik yg dapat dipakai sbg pertimbangan dalam penyusunan misi
perusahaan:
1. Pelanggan
2. Produk/Jasa
3. Pasar
4. Tekhnologi
5. Komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan atau stabilitas
6. Konsep perusahaan
7. Komitmen terhadap image masyarakat
8. Komitmen terhadap karyawan
Longterm ObjectivesLongterm Objectives merupakan tujuan jangka panjang
dalam menggambarkan hasil - hasil yang diinginkan setelah melakukan
berbagai strategi, biasanya dengan jangka waktu 2 sampai 5 tahun.
Objektif harusnya bersifat kuantitatif, dapat diukur, dipahami,
challenging, hierarchical, namun dapat dicapai dan kongruen diantara unit
unit dalam organisasi – objektif harus terasosiasi pula dengan timeline.
Contoh objektif: pertumbuhan penjualan, social responsibility.
Objektif yang dibangun dengan jelas memiliki banyak benefit seperti:
adanya arah, sinergi, pembuatan prioritas, mengurangi ketidakpastian dan
3. konflik, serta mengalokasikan lebih baik sumber daya dan desain pekerjaan.
Objektiflah yang menjadi standar untuk evaluasi, termasuk managerial
performance.
Objektif jangka panjang diperlukan untuk setiap level dalam organissasi,
korporat, divisi dan fungsional
Corporate Culture
Corporate Culture Merupakan sistem nilai organisasi dan kumpulan
pedomannya.
Nilai-nilai prinsip sering terlihat dalam hubungannya dengan misi atau
visi perusahaan.
• Budaya dicerminkan oleh kebijakan dan tindakan manajemen
• Budaya dan nilai-nilai sangat dipengaruhi oleh manaajemen atas
Budaya Perusahaan (Corporate Culture):
1. Nilai Utama : Integritas
2. Semangat Perusahaan : Maju terus, Realistis dan invatif
3. Karaketer : Displin dan Komitmen Sosial
4. Gaya : Tuhan akan membantu orang yang membantu diri mereka sendiri
5. Kesuksesan : Ketekunan
Tujuan Budaya Perusahaan :
1. Sosialisasi Organisasional = Formal dan Informal
2. Kesesuaian Tingkah Laku = nilai dan kepercayaan, serta budaya yang baik
Corporate Governance
Corporate Governance merupakan struktur dan mekanisme yang mengatur
pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai ekonomi jangka
panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku
kepentingan. Penerapan prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dapat berkontribusi dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pemahaman ini
mendasari komitmen PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) untuk
senantiasa menegakkan penerapan GCG (Good Corporate Governance) dalam
setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya.
Pelaksanaan prinsip GCG didasarkan pada Peraturan Menteri BUMN No.
Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Praktik Good
Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
menyebutkan ketentuan serta pedoman pelaksanaan GCG di Perusahaan.
Penjabaran landasan pelaksanaan GCG tersebut juga diperjelas dalam
Anggaran Dasar Perusahaan, pedoman-pedoman dan berdasarkan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
4. Pilar Tata Kelola Perusahaan :
1. Dapat dipertanggungjawabkan
• Pastikan bahwa manajemen bertanggung jawab kepada Dewan
• Pastikan bahwa Dewan bertanggung jawab kepada pemegang
2. Adil
• Melindungi hak-hak Pemegang Saham
• Perlakukan semua pemegang saham termasuk minoritas, secara adil
• Memberikan ganti rugi yang efektif untuk pelanggaran
3. Transparan
• Memastikan pengungkapan yang tepat waktu dan akurat tentang semua
masalah material, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan
tata kelola perusahaan
4. Mandiri
• Prosedur dan struktur tersedia untuk meminimalkan, atau menghindari
konflik kepentingan
• Direktur dan Penasihat Independen yaitu bebas dari pengaruh orang lain
Agency Theory
Agency theory menurut para ahli. Watts & Zimmerman (1990) menyatakan
laporan keuangan sebagai angka-angka akuntansi yang diharapkan dapat
meminimalkankon"lik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. #ana$emen
laba pada akuisisi dapatditelusuri dari pengembangan.
Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan basis teori yang mendasari
praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar
dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori
organisasi.
Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang yaitu
manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut "Nexus of contract".
Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua
individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai
diasumsikan hanya bertindak terhadap hasil keuangan perusahaan sebagai
peningkat investasi, sedangkan agendiasumsikan sebagai penerima kepuasan
yang berupa kompensasi keuangan beserta syarat-syaratnya.
Terdspat tiga masalah utama dalam hubungan agensi, yaitu :
1. Kontrol pemegang saham kepada manajer
2. Biaya yang menyertai hubungan agensi
3. Menghindari dan meminimalisasi biaya agensi
5. Daftar Pustaka:
1. Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation,
Implementation and Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013
2. Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS), Strategic Management; Concepts
and Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2008
3. Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management; Competitiveness and
Globalization, West Publishing Company, St. Paul, 2009
4. Stephen Robbins dan Mary Coulter, 2009.
http://c_dewi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17622/Menentukan+
%26+Menetapkan+Arah+Perusahaan.pdf
5. Wibisono, 2006. http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_4l.docx
6. Prasetyo, 2004. http://web.unair.ac.id/admin/file/f_20025_4l.docx
7. Drucker, 2000.
http://c_dewi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17622/Menentukan+
%26+Menetapkan+Arah+Perusahaan.pdf
8.
http://smf-indonesia.co.id/korporasi/tata-kelola-perusahaan-yang-baik
/