1. Jorlin Pakpahan
Soenardi D.
Kosasih Adivcara
Alwi Nurdin
Maimun Bachrun
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
2. Deskripsi Singkat
Mata pendidikan dan pelatihan ini membahas
pengertian tentang dasar-dasar kepemimpinan yang
efektif, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional
(emotional quotient-EQ), kecerdasan spiritual
(Spiritual Quotient-SQ) yang mempengaruhi
kepemimpinan, serta penerapannya.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu
menjelaskan penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan
dalam organisasi secara efektif dan efisien dengan
memberdayakan EQ dan SQ.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
4. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:
Menjelaskan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang efektif.
Menguraikan gaya kepemimpinan.
Menjelaskan pengertian, manfaat, dan teknik meningkatkan EQ
dan SQ.
Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif dan efisien.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
5. Pokok Bahasan
1. Prinsip Dasar Kepemimpinan yang efektif.
2. Pendekatan gaya kepemimpinan.
3. Pengertian dan kegunaan emosi.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
6. 1. Pengertian dan Peranan Pemimpin
Pengertian Kepemimpinan I
b. Robert Schuller (1988):
“Kekuatan yang menyeleksi mimpi dan menetapkan tujuan
yang akan dicapai. Kekuatan yang menggerakkan perjuangan/
kegiatan menuju sukses. Setiap orang memiliki potensi,
namun tidak semua orang menyadari”
e. Cattell (1973)
Orang yang menciptakan perubahan paling efektif di dalam
kelompoknya, menempati peran sentral atau posisi dominan,
dan pengaruh di dalam kelompok”.
h. Glenn (1992)
Bersumber dari keunggulan manusia, kualitas manusia yang
mampu menciptakan orang biasa mencapai hasil yang luar
biasa”.
7. Pengertian Kepemimpinan II
c. Hemhiel & Coons (1957)
“Perilaku seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas
suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama
(Shared Goal)’”
f. Rauch & Behling (1984)
“Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan”.
i. Jacobs & Jacques (1990)
“Sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti)
terhadap suatu usaha kolektif, dan yang mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk
mencapai sasaran”.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
8. Kata-kata Kunci Definisi Kepemimpinan
Menurut:
-Schuller - Hemhiel & Coons
-Cattel - Rauch & Behling
-Glenn - Jacobs & Jacques
Terkait pada individu, yaitu:
Kekuatan seleksi/menetapkan pencapaian tujuan;
Menciptakan perubahan yang paling efektif;
Keunggulan/kualitas manusia.
Perilaku individu memimpin aktivitas;
Kemampuan mempengaruhi aktivitas kelompok;
Seni (art), kesenggupan (ability), teknik.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
9. Atribut yang melekat pada Kepemimpinan
3. Vitalitas dan Stamina
4. Inteligensia
5. Kemauan menerima tanggung jawab.
6. Memahami kebutuhan orang lain.
7. Kompetensi.
8. Terampil berurusan dengan orang lain.
9. Ingin berhasil.
10. Kemampuan memotivasi.
11. Keberanian/keteguhan/ketahanan.
12. Kemampuan memenangkan kepercayaan.
13. Kemampuan manajemen, mengambil keputusan dan
menetapkan prioritas.
14. Adaptasi
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
10. Siapakah Pemimpin itu ?
Hemhiel & Coons
“Seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk
alasannya”.
Winardi
“Seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan
atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok
yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah
pencapaian sasaran-sasaran tertentu”.
Hakiki Seorang Pemimpin:
“Mampu memberdayakan Sumber Daya Manusia dan sumber daya
lain dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
11. Peranan pemimpin (I)
1. Hennry Mintzberg
Kewenangan dan Status Formal
Peranan Mengambil
Peranan Inter Personal Peranan Infornasional Keputusan
Figurehead: Pemantau: Entrepreuner
Hadir dalam Mengikuti proses Ide/gagasan baru,
upacara kegiatan unit inovasi.
Leader: kerjanya. Disturbance Handler:
Penggerak/Pembim Disseminator: Atasi kesulitan.
bing Menyebarluaskan ResourceAllocator:
Liaison: Mengatur semua
informasi.
Penghubung/Kerjas Spokesman: sumber daya
ama Negotiator
Juru bicara/satu Sebagai wakil
pintu menghadapi pihak
luar.
12. Peranan Pemimpin (II)
2. H.G. Hicks And C.R. Gullet:
Adil-Arbitrating
Memberi sugesti – suggesting
Mendukung tercapainya tujuan-supplying obyectives
Katalisator-catalysing
Menciptakan rasa aman-providing
Wakil Organisasi-Representing
Sumber Inspirasi-Inspiring
Bersikap menghargai -praising
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
13. Tugas Pokok Pemimpin (Stoner-Mintzberg)
3. Managers work with another people
4. Managers are responsible and accountable
5. Managers balance competing goals and set priority
6. Managers must think analytically and conseptually
7. Managers are mediators
8. Managers are politcians and diplomat
9. Managers make difficult decision
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
14. 1. Kepemimpinan Yang Efektif
(Stophen R Covey: The Principle Centered Leadership)
Berikan seseorang ikan, maka anda telah memberinya makan
sehari-hari.
Ajari dia memancing ikan, maka anda memberinya makan
seumur hidup
Kalimat di atas merupakan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
yang efektif/berprinsip.
Prinsip merupakan bagian dari kondisi, kesadaran, dan suara
hati.
Prinsip muncul dalam bentuk ide, nilai, norma, dan ajaran.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
15. Ciri-Ciri Memimpin Yang Berprinsip (Stephen R.
Covey-1997)
2. Selalu belajar – secara berkelanjutan belajar pengalaman dan pelatihan.
3. Berorientasi pada pelayanan-pelayanan prima.
4. Mempercayai orang lain – untuk motivasi bawahan
5. Memancarkan energi positif-sanggup bekerja tahan banting.
6. Hidup seimbang-seimbang hidup dunia-akhirat.
7. Melihat hidup sebagai petualangan-mampu menikmati hidup dengan
segala konsekuensinya
8. Sinergik-bekerjasama saling menguntungkan.
9. Selalu berlatih memperbaharui diri, melalui:
• Pemahaman/perluas wawasan materi;
• Mengajarkan materi pada orang lain;
• Menerapkan prinsip-prinsip dan pemantauan hasil.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
16. Hambatan Yang Dihadapi Pemimpin Berprinsip
• Hambatan berupa kebiasaan buruk:
Selera dan nafsu;
Kesombongan dan kepura-puraan;
Aspirasi dan ambisius
• Upaya mengatasi:
Semangat, disiplin dan latihan berkelanjutan (dasar
pengambilan keputusan)
Melatih daya emosional dengan cara berlatih mendengarkan/
kendali diri.
Pembenahan diri menyangkut aspek pengetahuan, sikap,
keterampilan.
Motto: jangan mengandalkan kekuasaan.
17. Tujuh Kebiasaan Orang Yg Sangat Efektif
(The seven habits of Highly Effective People)
Oleh: Stephen R. Covey)
• Jadilah proaktif
• Mulai dengan akhir dalam pikiran.
• Didahulukan yang harus di dahulukan
• Menang-menang
• Berusaha mengerti terlebih dahulu…. Baru
dimengerti
• Wujudkan sinergi
• Asahkan selalu gergaji anda
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
18. Tiga Pilar Utama
Penyangga Efektifitas Kepemimpinan
Legitimasi Kepribadian
Legalitas Sistem-Nilai
Acceptabilitas Amanah
Etis Karisma
Kompetensi
Integritas
Teknik Motivasi Kredibilitas
Teknik mengambil
keputusan
Teknik memimpin rapat
Teknik berkomunikasi
Teknik berbegoisasi
Teknik mengelola konflik
Teknik mengelola stress
Teknik menjual
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
19. Pendekatan Gaya
Kepemimpinan
3. Pendekatan teori sifat (Traits Theory)
4. Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory)
5. Pendekatan situasional
6. Kepemimpinan visioner
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
20. 1. Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin,
studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik
pemimpin yang berhasil (ciri-ciri pribadi)
Menurut Stogdill (1948)
Pemim yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki:
Capacity : cerdas, mampu bicara, waspada.
Achivement: gelar sarjana, pengetahuan, prestasi O.R.
Responsibility: bertanggung jawab.
Status: Kedudukan sosial/ekonomi, ketenaran.
Participation: aktif, pandai bergaul/bekerjasama, humoris.
Menurut Keirsey
Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal:
Perbedaan keinginan
Setiap orang mempunyai: motif, doronga, tujuan dan kebutuhan yang
berbeda.
Perbedaan Persepsi
Setiap orang memiliki: pemahaman dan cara berpikir yang berbeda.
21. 2. Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin dengan individu, kelompok
dengan organisasi.
a. Teori Dua Dimensi a. Teori Tiga Faktor
Oleh Holpin dan Winer (1957) Oleh Getzel dan Guba (1957)
Perilaku pemimpin cenderung Perilaku pemimpin cenderung
mengarah pada: mengarah pada:
• Dimensi Konsiderasi • Normatif
• Dimensi Inisiasi • Personal
• Transaksional
a. Teori Empat Faktor a. Teori Tiga Dimensi
Oleh Lipham dan Rankin (1982) Oleh Reddin, membagi tiga pola dasar perilaku
Perilaku pemimpin cenderung pemimpin, yaitu:
mengarah pada: Orientasi tugas (Task Oriented=TO)
• Struktural Orientasi hubungan Kerja (Relationship
• Fasilitator Oriented=RO
• Supportif Orientasi Hasil (Effectiveness Oriented = E)
• Partisipatif
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
22. Tokoh Menonjol Teori Perilaku (W.J.
Reddin: The 3-D Theory)
Tiga Pola Dasar Perilaku Kepemimpinan :
2. Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task Oriented/TO)
Kode: TO + ; RO-; E-
4. Perilaku yang berorientasi pada hubungan kerjasama/kemanusiaan
(Relationship Oriented/Ro)
Kode : TO-; Ro+; E-
6. Perilaku yang berorientasi pada Hasil (Effectiveness Oriented/E)
Kode: To-; RO-; E+
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
23. Delapan Gaya Kepemimpinan Reddin
No Gaya Kepemimpinan *) To Ro E
1 The Desester - - -
2 The Bureaucrat - - +
3 The Missionary - + -
4 The Developer - + +
5 The Autocrat + - -
6 The Benevolent Autocrat + - +
7 The Compromiser + + -
8 The Executive + + +
*) Gaya Kepemimpinan mana yang lebih efektif, dan mana
yang kurang efektif
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
24. Ciri-Ciri Umum Gaya Kepemimimpinan Reddin
Yang Kurang Efektif Yang Lebih Efektif
1. The Deserter 1. The Bureacratif
• Negatif/agresif/hasut/licik • Taat aturan main
• Pura-pura setuju • Terikat masa lalu
• Tidak bertanggung jawab • Tidak kembangkan bawahan
2. The Missionary 2. The Developer
• Pendirian selalu berubah • Percaya kepada orang lain
• Menghindari bentrokan • Pergaulan luas
• Ingin hasil yang baik • Memajukan orang lain
3. The Autocraf 3. The Benevolent Autocrat
• Bawahan harus • Membuat orang lain tanpa
diperintah/hanya melak-sanakan membuat kecil hati orang yang
tugas. bersangkutan .
• Bawahan sebagian dari mesin. • Sulit bergaul dengan bawahan.
4. The Compromiser 4. The Executive
• Bekerja tidak tuntas/tidak • Selalu tentukan standar/prestasi
sungguh-sungguh • Motivator kerja bersama.
• Tidak harap prestasi tinggi • Partisipasi/kerjasama
• Rencana Kerja adalah
kompromi
25. • Pendekatan Situasional (Hersey & Blanchard-1982)
Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin
dengan individu, kelompok dengan organisasi.
Pengantar:
Sebagai reaksi terhadap teori sifat dan teori perilaku.
Pemimpin adalah produk situasi.
Pemimpin harus mampu mendiagnosa situasi.
Pemimpin harus mampu mengubah perilaku sesuai dengan situasi
dan kondisi.
Bawahan diperlakukan sesuai kematangannya/maturity
Variabel situasi tergantung pada:
Antara lain:
Kualitas orang yang memimpin.
Kualitas orang yang dipimpin.
Jenis pekerjaan, waktu, tempat, lingkungan, teman sekerja.
Tujuan yang ingin dicapai.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
26. Karakteristik Perilaku Dasar (Kepemimpinan Situasional)
G.3 G.2
Partisipatif Konsultatif/Selling
R-Tugas T-Tugas
T-Tantangan R-Hubungan
G.4 G.1
Delegatif Direktif/Telling
R-Tugas T-Tugas
T-Hubungan R-Hubungan
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
27. Tipe Kepemimpinan Situasional
G.2 Tipe Konsultatif
G.3 Tipe Partisipatif Komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah makin PM-masukan bottom-up
ditingkatkan.
didengarkan
Bawahan diperhatikan dan PK-tetap berada di tangan atasan.
dianggap cakap.
G.1 Tipe Derektif
PM dan PK berimbang
Komunikasi cenderung satu arah
G.4 Tipe Delegatif
dari atasan (perintah)
PM didiskusikan bersama.
Peran bawahan dibatasi.
PK dan langkah tindak diserahkan
PM dan PK-merupakan tanggung
kepada bawahan.
jawab atasan.
Bawahan dianggap cakap dan
dipercaya.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
28. Tingkat Kematangan Bawahan (Maturity)
Keterkaitan antara kemauan dan kemampuan
Tipe
Kepemimpinan
No Maturity Penjelasan Situasional
1. K-1 Tidak mau dan tidak Direktif/Telling
mampu (Instruktif)
2. K-2 Mau tetapi tidak mampu Konsultatif/selling
3. K-3 Tidak mau tetapi mampu Partisipasi
4. K-4 Mau dan mampu Delegasi
29. Situational Leadership
(Hersey & Blancard)
Belum
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
30. 1. Kepemimpinan Visioner
Perlukah kepemimpinan visioner dalam era
perubahan/pembaharuan/reformasi ini
Apakah yang dimaksu dengan perubahan
Bagaimana sosok pimpinan visioner itu
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
31. Pengertian Perubahan
Suatu proses transformasi ke arah terwujudnya keadaan baru dengan
kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (W.
Sumidjo-1999)
Latar Belakang Terjadinya Perubahan
Krisis Poleksosbud
Konsep landasan untuk masa depan sudah tidak sesuai.
Rumusan pendekatan keberhasilan yang lama dianggap sudah tidak
efektif
Perlu teori/praktek manajemen baru sebagai pengganti yang sudah
usang.
Perlu solusi-solusi baru.
Perlu pembentukan baru organisasi birokrasi pemerintah/swasta
Faktor internal dan eksternal
32. Faktor lain yang mempengaruhi perubahan
Faktor Internal
Visi dan misi/value tidak sama
Kerangka/alur strategi tidak jelas.
Lemahnya keterpaduan antara visi dan sistem
Gaya pimpinan tidak sesuai dengan visi
Lemahnya kompetensi dan integritas
Faktor Eksternal
Aspek Sospolkam
Aspek Kebudayaan/Kultur
Aspek Iptek
Aspek Peraturan Perundang-undangan
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
33. Peran/Profil Pemimpin Visioner
(Menyangkut hal-hal strategis)
Memperbaiki Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lain
(meningkatkan kualitas dan hasil)
Menemukan dan mencari sebab kegagalan Sumber Daya Manusia, serta
membantu bawahan bekerja baik.
Menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kepemimpinan yang
inovatif, diklat bawahan.
Peran seorang pemimpin visioner, adalah:
Direction Setter
Change Agent
Spokes person
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
34. Komitmen Perilaku Kepemimpinan Visioner
(James M. Kouzes & Barry Z. Posmer
4. Memimpin untuk masa depan. (memiliki visi yang tercermin dalam
sikap dan perilaku pemimpin)
5. Mencari peluang yang menantang (tidak menyenangi status Qua, dan
menyenangi “adventuring:
6. Berani mencoba dan siap menanggung resiko (calculated risk)
7. Menciptakan iklim kerja organisasi (keterbukaan, kerjasama, peluang
interaksi, memberikan reward and punishment).
8. Membangun dan mengembangkan mitra kerja
9. Menampilkan keteladanan.
10. Merencanakan keberhasilan bertahap.
11. Menghargai peran setiap individu.
12. Membangun “Job Satisfaction”/mensyukuri setiap keberhasilan.
35. Pokok Bahasan III
Pengertian dan Kegunaan Emosi
4. Pengertian dan Peranan Emosi
5. Ciri Pemimpin yang cerdas secara emosi
6. Teknik meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)
7. Kecerdasan spiritual (spritual Quotient-SQ)
Pengertian SQ
Kaitan IQ, EQ, dan SQ.
Tanda-tanda SQ yang telah berkembang.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
36. Pengertian dan Peranan Emosi
Emosi (Oxford English Dictionary)
“Setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan
mental yang hebat dan meluap-luap”.
•Emosi Positif, contoh:
-Cinta: mabuk kepayang, percaya, hormat, kasmaran, dan seterusnya.
•Emosi Negatif, contoh:
-Amarah: beringas, benci, jengkel, kesal hati, mengamuk, dan seterusnya
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
37. Peranan Emosi
3. Sebagai “energi pengaktif”, untuk nilai etika.
Empati, integritas, kepercayaan, keuletan.
4. Membangkitkan intuisi rasa ingin tahu.
Antisipasi masa depan yang tidak menentu,
dan
Merencanakan langkah tindakan.
5. Membantu IQ memecahkan permasalahan yang
sulit melalui pemikiran kreatif.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
38. Kecerdasan Emosional
Definisi
Salovey & Mayer-1990
Kualitas emosi yang penting bagi suatu keberhasilan, antara lain dapat
berupa:
•Empati, kesetiakawanan
•Mengungkapkan dan memahami perasaan.
•Mengendalikan amarah.
•Kemandirian, ketekunan, sikap hormat.
David Goleman-1997
“Kemampuan mengelola perasaan sehingga terekspresikan dengan tepat
dan efektif yang memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar
menuju sasaran bersama”.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
39. Manfaat Kecerdasan Emosional
3. Membantu IQ untuk pemecahan masalah.
4. Meningkatkan kinerja intelektual.
5. Membantu mengenali diri sendiri.
6. Menjaga keseimbangan kebutuhan pribadi dan kebutuhan
orang lain.
7. Membantu pimpinan mengemban perannya.
8. Melakukan komunikasi dengan jujur dan terbuka.
9. Menjalin team-work yang efektif dan sinergis
10. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
40. 2. Ciri-Ciri Pemimpin Yang Cerdas Emosi
c. Mampu menyadari diri sendiri
- Tahu kekuatan/kelemahan diri
e. Mampu mengendalikan diri.
- Dapat mengelola emosi secara efektif.
g. Memotivasi diri dengan efektif.
- Selalu memanfaatkan kesempatan dan optimis
i. Memiliki kepekaan terhadap orang lain.
- Mampu membina hubungan (persuasi, sibergi, kolaborasi,
katalisator perubahan).
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
41. 1. Teknik Meningkatkan IQ
c. Kenali emosi anda
d. Terimalah perasaan emosi anda
e. Kembangkan kesadaran emosi anda
- Memotivasi diri sendiri
g. Pahami lingkungan dari orang lain.
h. Penghayatan
i. Implementasi
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
42. • Kecerdasan Spiritual (Spiritual
Quotient-SQ)
Pengantar
1900
IQ merupakan satu-satunya yang menjamin keberhasilan seseorang.
Semakin tinggi IQ semakin tinggi kecerdasan seseorang.
1996
EQ merupakan kecerdasan lain yang juga menentukan keberhasilan
seseorang (Dabiel Goleman)
2000
Penelitian Zohar dan Marshall menunjukkan pentingnya SQ
SQ sebagai kecerdasan tertinggi yang memfungsikan IQ dan EQ.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
43. Apakah yang dimaksud dengan Kecerdasan
Spiritual
3. Ahli Syaraf U.S Rama Chandran (California University) menemukan “God
Spot”, dalam otak manusia, yang menjadi “Pusat Spiritual”.
5. Kecerdasan spiritual (SQ), adalah “kecerdasan untuk memahami dan
memecahkan persoalan “makna”, dan “nilai”
Kecerdasan untuk menenpatkan prilaku dan hidup dalam konteks kehidupan
yang lebih kaya dan lebih luas, sehingga mampu menempatkan kehidupan
seseorang menjadi bermakna dan bernilai. (Danah Zohar dan Ian Marshall)
8. Bentuk SQ yang mudah dipahami adalah “Nurani”.
9. SQ berperan penting menggerakkan dan mengarahkan IQ dan EQ.
10. Beberapa pertanyaan yang hanya bisa di jawab SQ:
• Kenapa saya ada, dan untuk apa saya ada ?
• Adakah kehidupan setelah kematian ?
• Kenapa saya melakukan itu, dan berhasil.
11. Kecerdasan spiritual, menuntun seseorang:
• Bersikap toleran
• Mampu menghadapi penderitaan dan memanfaatkannya.
• Mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang negatif.
• Menolong seseorang tanpa pamrih.
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p
44. Aplikasi IQ, EQ, dan SQ Dalam Kepemimpinan
• Kecerdasan Intelegensi (IQ) dapat menghasilkan gagasan atau ide yang brilian, dan
rencana yang bagus, tetapi realisasi dari gagasan/ide, dan keterlaksanaan rencana yang
bagus tersebut, sangat kuat dipengaruhi oleh Kecerdasan Emosiaonal (EQ), dan apakah
prosesnya dan gasilnya mengandung nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, sangat kuat
dipengaruhi kecerdasan spritual (SQ).
• Kecerdasan emosi (EQ) dapat mendorong kecerdasan intelegensi )IQ) menganalisis
masalah, dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah secara kreatif, dan dengan
menggunakan kecerdasan spiritual dalam proses pengambilan keputusan, akan diperoleh
keputusan yang terbaik.
• Ketidakmampuan mengelola emosi (dalam keadaan “Emosional”), dapat merusak
kecerdasan intelegensi. Dan pada saat EQ dan IQ terganggu, maka kecerdasan spiritual
(SQ) akan sulit berperan secara efektif. (karena itu jangan mengambil keputusan pada saat
emosional.
• Kecerdasan intelegensi (IQ) mampu menjelaskan bahwa KKN itu tidak baik, tetapi hanya
dengan kecerdasan spiritual (SQ) seseorang mampu mengendalikan (mengelola)
emosinya, sehingga emosi tidak mencari kepuasan dengan cara yang tidak sehat.
• Biasakanlah mendengar dan memperhatikan suara nurani/kata hati (mengelola SQ), maka
anda akan mendapatkan kepuasan emosional (EQ yang paling bernilai dan paling
berharga, dari segala hasil kecerdasan intelegensi (IQ) yang anda miliki.
45. Sinergi: IQ, EQ, dan SQ
Dalam Kepemimpinan
SQ
Pemimpin
Efektif
IQ EQ
46. Tanda-Tanda SQ yang telah berkembang dengan
baik
3. Mampu bersikap fleksibel: adaptif secara spontan dan aktif.
4. Tingkat kesadaran diri yang tinggi
5. Kemampuan untuk memanfaatkan dan menghadapi
penderitaan.
6. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.
7. Kilas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
LAB PRODUKSI MEDIA PENDIDIKAN PUSDIKLAT PEGAWAI DEPDIKNAS 2004
p. h p