SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
PRINSIP-PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI SISWA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK X
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1. DESSYLIA ASKARANI (06081181320017)
2. RATMI QORI (060811813200
3. TERIYA MEI ANDIKA (06081181320020)
4. YUMAN AGISTIA (06081281320019)
DOSEN PENGAMPU: MERYANSUMAYEKA, S.Pd., M. Sc.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TA 2015-2016
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia berpengaruh untuk menentukan kecerdasan anak bangsa.
Dalam hal ini, pendidikan harus mampu membantu mengembangkan kemampuan
intelek dan kemampuan dalam mengatasi masalah dalam diri seorang anak agar dapat
melaksanakan fungsinya sebagai warga negara yang baik. Seperti yang telah
tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU tersebut tentu
perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya
komponen bimbingan. Sebab, saat ini begitu banyak permasalahan siswa (peserta
didik) yang secara efektif dapat diseselesaikan melalui bimbingan. Kegiatan
bimbingan yang terdapat disekolah biasanya dikenal dengan sebutan Bimbingan dan
Konseling atau BK. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal
yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
(1) Masalah perkembangan individu,
(2) Masalah perbedaan individual,
(3) Masalah kebutuhan individu,
(4) Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
(5) Masalah belajar.
Salah satu upaya bimbingan konseling disekolah ialah adanya suatu layanan
bimbingan konseling bagi siswa yang bertujuan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar disekolah, baik dalam hal pribadi maupun dalam
berinteraksi sosial terhadap lingkungan sekolahnya. Selain itu, layanan bimbingan
konseling bagi siswa juga memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar terlaksananya
layanan tersebut dilingkungan sekolah.
Perlunya suatu prinsip dalam melaksanakan layanan bimbingan konselin, maka
dalam makalah ini penulis akan membahas sedikit mengenai prinsip-prinsip layanan
bimbingan konseling bagi siswa disekolah.
1Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang SistemPendidikan Nasional.
3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling?
1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling bagi siswa?
1.2.3 Bagaimana peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling?
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 untuk mengetahui pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling.
1.3.2 untuk mengetahui macam-macam prinsip-prinsip layanan bimbingan
konseling bagi siswa.
1.3.3 untuk mengetahui peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling
disekolah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling.
Kata prinsip berasal dari asal kata “PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan
suatu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula
itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang
terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan (Hallen,
2002: 63). Prinsip layanan bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok – pokok
dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang
harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling dan dapat juga
dijadikan sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti
dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa disekolah.
Prayitno mengatakan : “Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”.
Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip layanan
bimbingan dan konseling merupakan suatu landasan teoritik yang mendasari pelaksanaan
suatu layanan bimbingan konseling, agar layanan tersebut dapat terlaksana dan terarah
dengan baik.
2.2 Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling Bagi Siswa.
Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan amat baik mengingat sekolah memilki kondisi dasar yang menuntut
adanya pelayanan terlaksana. Namun harapan bertumbuhnya pelayanan bimbingan dan
konseling masih tetap berupa harapan, karena keberadaannya di sekolah masih belum
dikehendaki. Dalam kaitan ini, Belkin (1975) menegaskan enam prinsip untuk
menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah, yaitu:
1. Konselor harus memulai kariernya dengan program kerja yang jelas, dan memiliki
kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut, serta memberikan
kesempatan kepada seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program-
program yang hendak dijalankan.
2. Konselor harus selalu bersikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan
hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa.
3. Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor
profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata.
4. Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa.
5. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-
siswa yang mengalami masalah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional.
5
6. Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberika
perhatian yang peka terhadap kebutuhan harapan, dan kecemasan-kecemasannya.
Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997:
219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah
sumber, sebagai berikut:
1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya
adalah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek
kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan
tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara
yang sesuai atau tepat.
2. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh
karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik-
teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu.
3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang
yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri.
4. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai banyak
inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang
dibimbing.
5. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila
ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (guru bimbingan).
Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain
yang lebih ahli.
6. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan
identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing.
7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan
kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan sekolahnya.
8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program
pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena
usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan
dalam mencapai tujuan pendidikan.
9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin
oleh seorang petugas/guru yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang
bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas-
petugas/guru lain yang terlibat.
10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan
penilaian secara teratur/berkesinambungan. Maksud penilaian ini untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program
6
bimbingan. Prinsip ini, sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling
nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting
artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan
program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219).
2.3 Peranan Guru Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Implementasi kegiatan Bimbingan Konseling sangat menentukan keberhasilan
proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas (bagi sekolah tanpa guru
bimbingan) dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling sangat penting dalam
rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Menurut Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam
kegiatan Bimbingan Konseling, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.
4. Direktor, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana
anak didiknya berhasil atau tidak.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah bagi siswa sangat berpengaruh pada
perkembangan pendidikan anak bangsa. Oleh karena itu, prinsip bimbingan konseling
disekolah menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional
yang sadar akan profesinya, dan mampu menerjemahkan ke dalam program dan
hubungan dengan sejawat dan personal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan
keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap problematika disekolah, dan mampu
bekerja sama serta membina hubungan yang harmonis-dinamis dengan kepala sekolah.
3.2 Saran
Supaya prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling disekolah dapat
terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan seorang konselor/guru yang profesional dan
memiliki kemampuan yang terdidik hingga mampu membimbing siswa dengan segenap
problematikanya, serta adanya kemauan atau rasa peduli seorang konselor/guru terhadap
kondisi siswa dan lingkungan sekolahnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Ima Kusuma. 2008. Efektivitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Belajar
Siswa. [Online], (https://nugardhy.files.wordpress.com/.../makalah-layanan-bimbingan-
konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).
Dwi, Sella. 2014. Prinsip-Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling. [Online],
(https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/prinsip-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-
konseling-2/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).
Fauzi, Imron. 2008. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling[Online],
(https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-%E2%80%93-prinsip-bimbingan-
dan-konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015).
Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta.
Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Rineka Cipta : Jakarta.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Rineka Cipta: Jakarta.
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Pendidikan Nasional.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Komunikasi efektif kepala sekolah
Komunikasi efektif kepala sekolahKomunikasi efektif kepala sekolah
Komunikasi efektif kepala sekolah
Agus Nuryana
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Mara Sutan Siregar
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Bang Mohtar
 
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
Fito Arsena
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
Nur Arifaizal Basri
 
4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling
komisariatimmbpp
 

Was ist angesagt? (20)

Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdfManajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
Manajemen bimbingan dan konseling di smpn 20 kerinci;pdf
 
Komunikasi efektif kepala sekolah
Komunikasi efektif kepala sekolahKomunikasi efektif kepala sekolah
Komunikasi efektif kepala sekolah
 
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELINGMAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  BIMBINGAN KONSELING
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING
 
Tugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konselingTugas makalah bimbingan dan konseling
Tugas makalah bimbingan dan konseling
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOREKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR
 
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bpMakalah prinsip bp dan kode etik guru bp
Makalah prinsip bp dan kode etik guru bp
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
Tugas 4
Tugas 4Tugas 4
Tugas 4
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
 
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
Materi Bk DiSekolah Dsar Pertemuan 2 (bimbingan dan konseling di sekolah dasar)
 
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR (REFRENSI)
 
Isu penampilan guru
Isu penampilan guruIsu penampilan guru
Isu penampilan guru
 
Kps3014 penasihatan murid (kumpulan magga)
Kps3014 penasihatan murid (kumpulan magga)Kps3014 penasihatan murid (kumpulan magga)
Kps3014 penasihatan murid (kumpulan magga)
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
 
pkg umum3
pkg umum3pkg umum3
pkg umum3
 
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
56583907 tugasan-3-isu-guru-ponteng
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
 
4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling4. tujuan bimbingan dan konseling
4. tujuan bimbingan dan konseling
 

Ähnlich wie Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptxPrinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Bundajaisy
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
Nilna Ma'Rifah
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
EndangSulistiawaty
 

Ähnlich wie Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa (20)

Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptxPrinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
Prinsip-prinsip kerja profesional BK.pptx
 
Prog kerja
Prog kerjaProg kerja
Prog kerja
 
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konselingPrinsip-prinsip bimbingan konseling
Prinsip-prinsip bimbingan konseling
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling  MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling MATAKULIAH BIMBINGAN KONSELING STAIN SAL...
 
Bimbingan Konseling
Bimbingan KonselingBimbingan Konseling
Bimbingan Konseling
 
Makalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konselingMakalah bimbingan konseling
Makalah bimbingan konseling
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
Bk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatanBk dan layanan peminatan
Bk dan layanan peminatan
 
BK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan PeminatanBK dan Layanan Peminatan
BK dan Layanan Peminatan
 
Model dan pola layanan
Model dan pola layananModel dan pola layanan
Model dan pola layanan
 
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
Bimbingan dan konseling_diperbaiki_lagi_ya[1]
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
9_Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum Merdeka.pptx
 
New Microsoft Power Point Presentation
New Microsoft Power Point PresentationNew Microsoft Power Point Presentation
New Microsoft Power Point Presentation
 
New Microsoft Power Point Presentation
New Microsoft Power Point PresentationNew Microsoft Power Point Presentation
New Microsoft Power Point Presentation
 
manajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulummanajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulum
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docxPROGRAM BK  SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
PROGRAM BK SD ISLAM NURUL FATAH BONTANG (1) (1).docx
 
KEL. 2.pptx
KEL. 2.pptxKEL. 2.pptx
KEL. 2.pptx
 

Mehr von iskawia

Makalah ict2
Makalah ict2Makalah ict2
Makalah ict2
iskawia
 
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajarMakalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
iskawia
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
iskawia
 
Makalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaranMakalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaran
iskawia
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
iskawia
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
iskawia
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
iskawia
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
iskawia
 
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
iskawia
 
Model peembelajaran
Model peembelajaranModel peembelajaran
Model peembelajaran
iskawia
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
iskawia
 
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
iskawia
 
6 tanggung jawab_guru_disekolah2
6 tanggung jawab_guru_disekolah26 tanggung jawab_guru_disekolah2
6 tanggung jawab_guru_disekolah2
iskawia
 
Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)
iskawia
 
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
iskawia
 
Makalah tugas guru
Makalah tugas guruMakalah tugas guru
Makalah tugas guru
iskawia
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
iskawia
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
iskawia
 
Kode Etik Guru
Kode Etik GuruKode Etik Guru
Kode Etik Guru
iskawia
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolah
iskawia
 

Mehr von iskawia (20)

Makalah ict2
Makalah ict2Makalah ict2
Makalah ict2
 
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajarMakalah jenis jenis_sumber_belajar
Makalah jenis jenis_sumber_belajar
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
 
Makalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaranMakalah strategi pembelajaran
Makalah strategi pembelajaran
 
Makalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaranMakalah media pembelajaran
Makalah media pembelajaran
 
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaranPemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
Pemanfaatan ict sebagai_sumber_belajar_dalam_pembelajaran
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertamaMakalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama
 
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
Contoh hypothetical learning_trajectory_hlt_
 
Model peembelajaran
Model peembelajaranModel peembelajaran
Model peembelajaran
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah (1)
 
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
Fungsi administrasi pendidikan_dan_komponen_administrasi_pendidikan_mengengah3
 
6 tanggung jawab_guru_disekolah2
6 tanggung jawab_guru_disekolah26 tanggung jawab_guru_disekolah2
6 tanggung jawab_guru_disekolah2
 
Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)Hak guru profesional (1)
Hak guru profesional (1)
 
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
Kelompok10 kewajibab pendidik_profesional2
 
Makalah tugas guru
Makalah tugas guruMakalah tugas guru
Makalah tugas guru
 
Konsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konselingKonsep dasar bimbingan_konseling
Konsep dasar bimbingan_konseling
 
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
6 makalah tanggung_jawab_guru_di_sekolah
 
Kode Etik Guru
Kode Etik GuruKode Etik Guru
Kode Etik Guru
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolah
 

Kürzlich hochgeladen

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Prinsip prinsip layanan_bk_bagi_siswa

  • 1. PRINSIP-PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BAGI SISWA DISUSUN OLEH: KELOMPOK X NAMA ANGGOTA KELOMPOK: 1. DESSYLIA ASKARANI (06081181320017) 2. RATMI QORI (060811813200 3. TERIYA MEI ANDIKA (06081181320020) 4. YUMAN AGISTIA (06081281320019) DOSEN PENGAMPU: MERYANSUMAYEKA, S.Pd., M. Sc. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TA 2015-2016
  • 2. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia berpengaruh untuk menentukan kecerdasan anak bangsa. Dalam hal ini, pendidikan harus mampu membantu mengembangkan kemampuan intelek dan kemampuan dalam mengatasi masalah dalam diri seorang anak agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai warga negara yang baik. Seperti yang telah tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU tersebut tentu perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya komponen bimbingan. Sebab, saat ini begitu banyak permasalahan siswa (peserta didik) yang secara efektif dapat diseselesaikan melalui bimbingan. Kegiatan bimbingan yang terdapat disekolah biasanya dikenal dengan sebutan Bimbingan dan Konseling atau BK. Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni: (1) Masalah perkembangan individu, (2) Masalah perbedaan individual, (3) Masalah kebutuhan individu, (4) Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan (5) Masalah belajar. Salah satu upaya bimbingan konseling disekolah ialah adanya suatu layanan bimbingan konseling bagi siswa yang bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar disekolah, baik dalam hal pribadi maupun dalam berinteraksi sosial terhadap lingkungan sekolahnya. Selain itu, layanan bimbingan konseling bagi siswa juga memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar terlaksananya layanan tersebut dilingkungan sekolah. Perlunya suatu prinsip dalam melaksanakan layanan bimbingan konselin, maka dalam makalah ini penulis akan membahas sedikit mengenai prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling bagi siswa disekolah. 1Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang SistemPendidikan Nasional.
  • 3. 3 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut: 1.2.1 Apa pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling? 1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling bagi siswa? 1.2.3 Bagaimana peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling? 1.3 Tujuan Pembahasan Adapun tujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1.3.1 untuk mengetahui pengertian prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling. 1.3.2 untuk mengetahui macam-macam prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling bagi siswa. 1.3.3 untuk mengetahui peranan guru terhadap layanan bimbingan konseling disekolah.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling. Kata prinsip berasal dari asal kata “PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan suatu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan (Hallen, 2002: 63). Prinsip layanan bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan konseling dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa disekolah. Prayitno mengatakan : “Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”. Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu landasan teoritik yang mendasari pelaksanaan suatu layanan bimbingan konseling, agar layanan tersebut dapat terlaksana dan terarah dengan baik. 2.2 Prinsip-Prinsip Layanan Bimbingan Konseling Bagi Siswa. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah memilki kondisi dasar yang menuntut adanya pelayanan terlaksana. Namun harapan bertumbuhnya pelayanan bimbingan dan konseling masih tetap berupa harapan, karena keberadaannya di sekolah masih belum dikehendaki. Dalam kaitan ini, Belkin (1975) menegaskan enam prinsip untuk menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu: 1. Konselor harus memulai kariernya dengan program kerja yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut, serta memberikan kesempatan kepada seluruh personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program- program yang hendak dijalankan. 2. Konselor harus selalu bersikap profesional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa. 3. Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam kegiatan nyata. 4. Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa. 5. Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa- siswa yang mengalami masalah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional.
  • 5. 5 6. Konselor harus mampu bekerjasama secara efektif dengan kepala sekolah, memberika perhatian yang peka terhadap kebutuhan harapan, dan kecemasan-kecemasannya. Prinsip merupakan paduan hasil kegiatan teoretik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Prayitno, 1997: 219). Berikut ini prinsip-prinsip bimbingan konseling yang diramu dari sejumlah sumber, sebagai berikut: 1. Sikap dan tingkah laku seseorang sebagai pencerminan dari segala kejiwaannya adalah unik dan khas. Keunikan ini memberikan ciri atau merupakan aspek kepribadian seseorang. Prinsip bimbingan adalah memperhatikan keunikan, sikap dan tingkah laku seseorang, dalam memberikan layanan perlu menggunakan cara-cara yang sesuai atau tepat. 2. Tiap individu mempunyai perbedaan serta mempunyai berbagai kebutuhan. Oleh karenanya dalam memberikan bimbingan agar dapat efektif perlu memilih teknik- teknik yang sesuai dengan perbedaan dan berbagai kebutuhan individu. 3. Bimbingan pada prinsipnya diarahkan pada suatu bantuan yang pada akhirnya orang yang dibantu mampu menghadapi dan mengatasi kesulitannya sendiri. 4. Dalam suatu proses bimbingan orang yang dibimbing harus aktif , mempunyai banyak inisiatif. Sehingga proses bimbingan pada prinsipnya berpusat pada orang yang dibimbing. 5. Prinsip referal atau pelimpahan dalam bimbingan perlu dilakukan. Ini terjadi apabila ternyata masalah yang timbul tidak dapat diselesaikan oleh sekolah (guru bimbingan). Untuk menangani masalah tersebut perlu diserahkan kepada petugas atau lembaga lain yang lebih ahli. 6. Pada tahap awal dalam bimbingan pada prinsipnya dimulai dengan kegiatan identifikasi kebutuhan dan kesulitan-kesulitan yang dialami individu yang dibimbing. 7. Proses bimbingan pada prinsipnya dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan yang dibimbing serta kondisi lingkungan sekolahnya. 8. Program bimbingan dan konseling di sekolah harus sejalan dengan program pendidikan pada sekolah yang bersangkutan. Hal ini merupakan keharusan karena usaha bimbingan mempunyai peran untuk memperlancar jalannya proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. 9. Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah hendaklah dipimpin oleh seorang petugas/guru yang benar-benar memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. Di samping itu ia mempunyai kesanggupan bekerja sama dengan petugas- petugas/guru lain yang terlibat. 10. Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur/berkesinambungan. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program
  • 6. 6 bimbingan. Prinsip ini, sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling (Prayitno, 1997:219). 2.3 Peranan Guru Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Implementasi kegiatan Bimbingan Konseling sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas (bagi sekolah tanpa guru bimbingan) dalam pelaksanaan kegiatan Bimbingan Konseling sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Menurut Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan Bimbingan Konseling, yaitu: 1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. 2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. 3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. 4. Direktor, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar. 6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan. 7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar- mengajar. 8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
  • 7. 7 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pelayanan bimbingan konseling di sekolah bagi siswa sangat berpengaruh pada perkembangan pendidikan anak bangsa. Oleh karena itu, prinsip bimbingan konseling disekolah menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan pelayanan bimbingan dan konseling disekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor profesional yang sadar akan profesinya, dan mampu menerjemahkan ke dalam program dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap problematika disekolah, dan mampu bekerja sama serta membina hubungan yang harmonis-dinamis dengan kepala sekolah. 3.2 Saran Supaya prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan baik, maka dibutuhkan seorang konselor/guru yang profesional dan memiliki kemampuan yang terdidik hingga mampu membimbing siswa dengan segenap problematikanya, serta adanya kemauan atau rasa peduli seorang konselor/guru terhadap kondisi siswa dan lingkungan sekolahnya.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Dewi, Ima Kusuma. 2008. Efektivitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Belajar Siswa. [Online], (https://nugardhy.files.wordpress.com/.../makalah-layanan-bimbingan- konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015). Dwi, Sella. 2014. Prinsip-Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling. [Online], (https://selladwi.wordpress.com/2014/01/16/prinsip-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan- konseling-2/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015). Fauzi, Imron. 2008. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling[Online], (https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/15/prinsip-%E2%80%93-prinsip-bimbingan- dan-konseling/, diakses pada tanggal 08 Pebruari 2015). Hallen, 2002. Bimbingan dan Konseling. Liputan Press : Jakarta. Prayitno dan Erman Amfi. 1995. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Rineka Cipta : Jakarta. Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2007. Profesi Keguruan. Rineka Cipta: Jakarta. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Pendidikan Nasional.