Seri kajian minhajul muslim bab 1 pasal 1, bab akidah pasal beriman pada alloh
1. 1 | S E R I K A J I A N M I N H A J U L M U S L I M
BAB SATU : AKIDAH
PASAL PERTAMA : BERIMAN KEPADA ALLAH
PASAL KEDUA : BERIMAN KEPADA RUBUBIYAH ALLAH
PASAL KETIGA : BERIMAN KEPADA ULUHIYAH ALLAH
PASAL KEEMPAT : BERIMAN KEPADA NAMA-NAMA DAN SIFAT-SIFAT ALLAH
PASAL KELIMA : BERIMAN KEPADA PARA MALAIKAT
PASAL KEENAM : BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
PASAL KETUJUH : BERIMAN KEPADA AL QURAN AL KARIM
PASAL KEDELAPAN : BERIMAN KEPADA PARA RASUL
PASAL KESEPULUH : BERIMAN KEPADA KERASULAN MUHAMMAD SAW
PASAL KESEBELAS : BERIMAN KEPADA HARI AKHIR
PASAL KEDUABELAS : AZAB DAN NIKMAT KUBUR
PASAL KETIGABELAS : TAUHID IBADAH
PASAL KEEMPATBELAS : APA ITU WASILAH
PASAL KELIMABELAS : MENGENAL WALI ALLAH DAN WALI SETAN
PASAL KEENAMBELAS : BERIMAN AKAN WAJIBNYA BERAMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR
PASA KETUJUHBELAS : BERIMAN AKAN WAJIBNYA MENCINTAI PARA SHAHABAT DAN
KEUTAMAAN MEREKA, SERTA PARA SALAFUSHALIH
PASAL PERTAMA : BERIMAN KEPADA ALLAH
• Pasal yang paling tinggi kedudukannya dan paling mulia nilainya. Sebab seluruh kehidupan muslim berpusar
disitu dan terbentuk karenanya
• Ia menjadi dasar segala prinsip dalam sistem umum kehidupan muslim
• Makna beriman kepada Allah adalah menyakini wujud Allah, dan bahwa Dialah Pencipta langit dan bumi, Rabb
semesta alam. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia (Allah). Dan menyakini bahwa Dia bersifat
dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari segala kekurangan.
• Makna iman kepada Allah yang pertama adalah mengenal betapa pentingnya menyadari eksistensi Allah
dalam kehidupan, karena ini menjadi titik awal mentauhidkan Allah karena menyadari akan kebesaran Allah.
• Seorang mukmin harus meyakini benar bahwa Allah itu mawjud (ada) sekalipun ia tidak dapat melihat dan
tidak mendengarnya, karena sesuatu yang ada tidak mesti dapat dilihat dan didengar tapi juga bisa dirasakan
pengaruhnya.
Dengan apa kita membuktikan akan eksistensi Allah (wujudullah)?
1. Bukti Syara' (Naqliy).
a. Bukti syara’ tentang wujud Allah SWT bahwa seluruh kitab langit berbicara tentang itu. Seluruh hukum
yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-
kitab tersebut datang dari Rabb yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluk-Nya.
Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan
kitab-kitab tersebut merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari Robb yang Maha Kuasa
untuk mewujudkan apa yang diberitakan itu.Allah sendiri memberitakan tentang wujudNya,
RububiyahNya, Asma dan SifatNya dalam kitab sucinya;
}إنربكمالالذيخلقالسمواتوالرضفيستة،أيامثماستوىعلىالعرشيغشيالليلالنهاريطلبهاً حثيثوالشمسوالقمروالنجومسخراتسمسسأمرهسبأل
لهالخلق،والمرتباركالبًّ ر{العالمين:]العراف54[
وقولهلمانادىنبيهموسىعليهالسلمبشاطئالوادياليمنفيالبقعةالمباركةمن:الشجرة}ياموسىإنيأناالبُّ ر{العالمين:]القصص30،[
:وقوله}إننيأناَاللإلهإلأنافاعبدنيوأقمالصلة{لذكري]:طسه14[
وقولهفيتعظيم،نفسهوذكرأسمائه:وصفاته}هوالالذيلإلهإلهوعالمالغيبوالشهادةهوالرحمنالرحيمهوالالسذيلإلسهإلهسوالملسكالقسدوس
السلمالمؤمنالمهيمنالعزيزالجبار،المتكبرسبحانالعما،يشركونهوسسالسالقسالخسارئسالبسورسالمصسهسلسماءسالسسنىسالحسسبحسيسسهسلساسمسيسفسمواتسالس
Majelis Ta’lim Roudhotul Ilmi
2. 2 | S E R I K A J I A N M I N H A J U L M U S L I M
والضرضوهوالعزيز{الحكيم]الحشر[،وقولهفيالثناءعلى}الحمد :نفسهلضرب،العالمينالرحمنالرحيممالكيوم{الدين]الفاتحة[،وقولهفيخطابنا
نحننَّ }إ :المسلمينهذهأمتكمأمةواحدةوأناضربكمفاعبدون]:النبياء92[،وفي}وأنا :-المؤمنون -آيةضربكموقوله {فاتقونفيفففالفأبطفوىفدعفودفوجضرب
،سواهأوإلهغيرهفيالسمواتأوفيالضرض}قل :قولهلوكانفيهماآلهةإلاللفسدتافسبحانالضربالعرشعما{يصفون:]النبياء22[
Berita dari lebih 124.000 nabi dan rasul yang diutus Allah yang mustahil menyampaikan kedustaan.
Kepercayaan dan keyakinan milyaran manusia tentang hal ini. Juga berita yang disampaikan oleh jutaan ulama
tentang wujud Allah.
2. Bukti Akal. Adalah proses terjadinya semua makhluk sesuai dengan sunnatullah, bahwa semua makhluk yang
terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk menciptakan
dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan
sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan dirinya sendiri. Sebelum wujudnya tampak,
berarti tidak ada. Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan karena setiap yang diciptakan pasti
membutuhkan pencipta.
Adanya makhluk-makhluk itu di atas undang-undang yang indah, tersusun rapi, dan saling terkait dengan erat
antara sebab musababnya dan antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak
keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena setiap sesuatu yang ada secara kebetulan, pada
awalnya pasti tidak teratur. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan diri sendiri, dan tidak tercipta secara
kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam. Allah
SWT menyebutkan dalil aqli dan dalil qath`i dalam surat Ath-Thuur :
مْ خ أَاوقُلِخُ۟نْ خ مِرِ يْ خغَءٍ أ ىْ خ شَمْ خ أَمُهُنَ قوُلِخَ لْ خٱٰ
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu ataukah mereka yang menciptakan ( diri mereka sendiri )?” (QS :
Ath-Thuur/52 : 35 )
Dari ayat di atas tampak bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan
dirinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah Allah SWT.
Ketika Jubair bin Muth`im mendengar dari Rasulullah yang tengah membaca surat Ath-Thuur dan sampai ke
ayat ayat ini :
مْ خ أَاوقُلِخُ۟نْ خ مِرِ يْ خغَءٍ أ ىْ خ شَمْ خ أَمُهُنَ قوُلِخَ لْ خٱٰ)35مْ خ أَ (اوقُلَخَ۟تِ وَمَ سَّ ٱلٰ ٰضَ ضرْ خ لْ خَ وٱَۚبلَلَّنَ نوُقِيوُ)36مْ خ أَ (مْ خ هُ دَعنِنُ ئِازَ خَٓكَ بِّكضرَمْ خ أَمُهُنَ روُ طِ يْ خص َمُ لْ خٱۣ)37)
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ,ataukah mereka yang menciptakan ( diri mereka sendiri )?
Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu ?. Sebenarnya mereka tidak meyakini ( apa yang
mereka katakan ). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Robbmu atau mereka yang berkuasa?” (QS.
Ath-Thuur/52 : 35-37 ),
ia yang tatkala itu masih musyrik berkata , “hatiku hampir saja terbang. Itulah permulaan menetapnya
keimanan dalam hatiku.”(HR.Al Bukhari)
Dalam hal ini kami ingin memberikan satu contoh. Kalau ada seorang berkata kepada anda tentang istana yang
dibangun, yang dikelilingi kebun-kebun, dialiri sungai-sungai, dialasi oleh hamparan karpet, dan dihiasi dengan
berbagai hiasan pokok dan penyempurna, lalu orang itu mengatakan kepada anda bahwa istana dengan segala
kesempurnaannya ini tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara kebetulan tanpa pencipta, pasti anda
tidak akan mempercayainya, dan menganggap perkataan itu dusta dan dungu. Kini kami bertanya kepada
anda, masih mungkinkah alam semesta yang luas ini beserta apa-apa yang ada di dalamnya tercipta dengan
sendirinya atau tercipta secara kebetulan?!
Adanya firman Allah yang selalu dibaca dan dihayati menjadi bukti akan wujud Allah, karena mustahil
pembicaraan tanpa adanya pembicara.
Majelis Ta’lim Roudhotul Ilmi
3. 3 | S E R I K A J I A N M I N H A J U L M U S L I M
3. Bukti Fitrah. Adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih
dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya
terdapat sesuatu yang dapat memalingkannya. Fitrah ini merupakan pembawaan manusia sejak lahir, sebab
ketika manusia berada di alam rahim, ia mengakui Allah sebagi rabb (Tuhan)nya. Allah SWT berfirman :
ذْ أ إِْذوَذَخَ أَكَ بُّكرَنمِْذ ۢىنِْذبَ ٓمَدَءداَمنِْذمْ أ هِْذ رِْذ هروُرو ظُرومْ أ هُرو تَيََّترِّي ذُرومْ أ هُرو دَهَ شْ أ أَوَىلَعَ ٰٓمْ أ هِْذ سِْذ فُروأفنَتُرو سْ أ لَأَمْ أ كُرو بِّيرَ بِْذۖدالروُرواقَ۟ىلَبَ ٰۛافنَدْ أ هِْذ شَٓۛأ نَدالروُروروقُروتَ۟مَروْ أ يَةِْذ مَيَ قِْذلْ أٱٰفناََّتإِْذنْ أ عَ ناََّتكُروذداَهَ ٰنَ ليِْذفِْذغَ ٰ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)", (QS. Al-A'raf : 172)
Ayat ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. :
ماَنْ أ مِْذدٍ اروْ أ لُروروْ أ مَلََّت داِْذدُرولَروْ أ يُرولىَعَةِْذرَ طْ أ فِْذلْ أدا،هُروروداَ بَأَفَهِْذ فنِدداْذَروِّي هَ يُرووْ أ داَهِْذ فنِرداْذَ صِّي نَيُرووْ أ داَهِْذ فنِساْذَ جِّي مَ يُرو
"Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau
Majusi” ( HR. Al Bukhari )
4. Bukti Indera. Ini dapat dibagi menjadi dua :
a. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya do’a orang-orang yang berdo’a serta pertolongan-
Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapat musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang
wujud Allah SWT. Allah berfirman :
حاًا فنروُرووَذْ أ إِْذىدَفناَٰمنِْذلُرو بْ أقَناَبْ أجَ تَسْ أ فٱَهُرو لَۥهُرونَ يْ أجََّت نَفَٰهُرو لَهْ أ أَوَۥنَ مِْذبِْذ رْ أ كَ لْ أٱمِْذظيِْذ عَ لْ أٱ
“ Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika ia berdo’a, dan kami memperkenankan do’anya, lalu kami
selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.” (QS. Al- Anbiya/21 : 76)
Firman Allah lagi : ذْ أ إِْذ نَ ثروُرويغِْذ تَسْ أ تَمْ أ كُرو بََّترَبَ جاَ تَسْ أ فٱَمْ أ كُرو لَ
(ingatlah), Ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu …” (QS. Al-
Anfal/8 : 9)
Dalam hadits, Anas bin Malik ra. berkata : ”Pernah seorang badui datang pada hari jum’at, pada waktu itu Nabi
SAW tengah berkhotbah. Lelaki itu berkata : ”Hai Rasulullah harta benda kami sudah habis, seluruh warga
sudah kelaparan, oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah SWT untuk mengatasi kesulitan kami “. Rasulullah
lalu mengangkat kedua tangannya dan berdo’a. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan gunung-
gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya. Pada jum’at yang kedua,
orang badui atau orang lain berdiri dan berkata: ”Hai Rasul Allah bangunan kami hancur dan harta bendapun
tenggelam, do’akanlah akan kami ini (agar selamat) kepada Allah”. Rasulullah lalu mengangkat kedua
tangannya, seraya berdo’a : “Ya Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan
sebagai bencana bagi kami”. Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat, kecuali menjadi terang
(tanpa hujan).” (HR. Al-Bukhari)
b. Tanda-tanda para nabi yang disebut mukjizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang
merupakan bukti yang jelas tentang wujud yang mengutus para nabi tersebut, yaitu Allah SWT, karena hal-
hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para
rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya,
Majelis Ta’lim Roudhotul Ilmi
4. 4 | S E R I K A J I A N M I N H A J U L M U S L I M
lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi
seperti gunung-gunung yang bergulung.
Allah berfirman :
انَيْحَ وْ أَفَٓىلَإِ ٰىسَ موُٰٓنِ أَر بِ ضْ ٱكَ صاَ عَ بّرَ حْ بَلْٱۖقَ لَفَفٱنَنَ كاَ فَلُّ كُقٍرْ فِۢدِوْ طَّ كٱلَمِظيِ عَ لْٱ
“Lalu Kami wahyukan kepada Musa : ”Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan
tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar”. (QS. Asy- Syu’ara/26 : 63)
Contoh kedua adalah mukjizat nabi Isa As ketika menghidupkan orang orang yang sudah mati; lalu
mengeluarkannya dari kubur dengan izin Allah. Firman Allah menceritakan perkataan nabi Isa as. :
ي يِحْ أُوَتىَوْ مَ لْانِ ذْ إِبِللَِّ ا “…..dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah…” (QS. Ali Imran/3 : 49)
Firman-Nya lagi : ذْ إِوَجُ رِ خْ تُتىَوْ مَ لْان يِذْ إِبببِ “…dan (ingatlah)ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya
(menjadi hidup)dengan ijin-Ku….”(QS. Al-Maidah/5 : 110)
Contoh ketiga adalah mukjizat nabi Muhammad ketika kaum Quraisy meminta tanda atau mukjizat. Beliau
mengisyaratkan pada bulan, lalu terbelahlah bulan itu menjadi dua, dan orang-orang dapat menyaksikan.
Allah SWT berfirman tentang hal ini : تِ بَرَ تَقْاةُ عَ ساَّ القَّ شَ نْواَرُ مَ قَلْانْ إِوَ .واْ رَ يَةً ي يَآَضواُ رِ عْ يُلواُقوُيَوَرٌ م حْ سِرٌّ مِ تَببسْ مُ “ Telah dekat
(datangnya) saat (kiamat) dan telah terbelah pula bulan. Dan jika melihat suatu tanda (mukjizat), mereka
berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” (QS. Al-Qomar/54 :1-2)
Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan oleh indera kita itu adalah bukti pasti wujud-Nya.
LALU MENGAPA MASIH ADA SEBAGIAN MANUSIA YANG INGKAR? KARENA SYAHWAT (FASIQ, SOMBONG,
DZALIM, DUSTA, BANYAK DOSA) DAN SYUBHAT (BODOH, RAGU-RAGU, MENYIMPANG, LALAI)
Majelis Ta’lim Roudhotul Ilmi