Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma di dalam maupun permukaan bumi dan dibedakan menjadi batuan beku dalam, luar, dan korok berdasarkan lokasi pembentukannya. Batuan plutonis pula terbentuk jauh di dalam bumi dengan tekstur holokristalin.
2. PENGERTIAN.
Kata geologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2
kata :
GEO
: yang berarti “Bumi”, dan
LOGOS : yang berarti “Ilmu / pengetahuan”
Secara umum geologi mempelajari tentang gejala-gejala
yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi,
keberadaan bumi serta fenomena yang berkaitan dengan
pembentukan dan gejala-gejala yang ada di alam.
Yang dimaksud dengan keberadaan yaitu ; proses
terbentuknya, susunan, manusia, hewan, binatang, serta
fungsi dan peranannya.
3. CABANG ILMU GEOLOGI.
Ilmu geologi dapat dibagi atas :
-. Geologi Fisik ; secara khusus mempelajari sifat fisik (bentuk,
ukuran, warna, kekerasan dsb) dari batuan.
-. Geologi Dinamik ; mempelajari tentang kenampakan
roman muka bumi serta gejala dan penyebab perubahan
tersebut.
-. Geologi Struktur ; mempelajari tentang susunan bumi serta
hubungannya baik dari segi pembentukannya maupun
faktor yang menyebabkan perubahan struktur tersebut.
-. Geologi Pertambangan ; mempelajari tentang kandungan
mineral atau bahan-bahan tambang yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan tertentu.
4. CABANG ILMU GEOLOGI.
-. Geologi Minyak ; mempelajari adanya kemungkinan bahan fosil
yang dapat digunakan untuk bahan bakar (sumber energi)
minyak dan gas bumi.
-. Geologi Teknik ; mempelajari tentang sifat mekanik dari tanah
dan batuan yang dimanfaatkan untuk rekayasa teknik sipil.
-. Petrologi (petros = karang/batuan) ; mempelajari tentang sifat
serta ganesha batuan yang ada dibumi dan manfaatnya.
-. Mineralogi ; mempelajari tentang ciri dan sifat (fisik, kimia dan
mekanik) dari mineral yang terdapat dibumi serta dampaknya
terhadap sifat dan ciri tanah.
-. Vulkanologi (vulcano = gunung api) ; mempelajari tentang
sifat, ciri serta proses pembentukan gunung berapi serta
dampaknya.
5. CABANG ILMU GEOLOGI.
-. Seismologi (seismik = getaran) ; mempelajari sifat dan gerakan
kerak bumi berupa gempa bumi serta dampaknya terhadap
susunan dan bentuk kerak bumi.
-. Stratigrafi (stratum = tingkat/lapisan) ; mempelajari tentang
sifat, posisi, maupun proses terjadinya perlapisan batuan.
-. Palaeontologi (Palaios=purba, ontos=makhluk) ; memepelajari
tentang fosil-fosil binatang dan tumbuhan.
-. Geofisika ; mempelajari tentang sifat-sifat fisik batuan.
-. Geokimia ; mempelajari tentang penyusunan bumi dilihat dari
aspek kimia seperti kelarutan ataupun karakteristik unsur-unsur
penyusunnya.
-. Dll.
6. TEORI PEMBENTUKAN
BUMI.
Thales (624-547 SM). Bumi terdiri atas air, api, bumi dan udara.
Bumi merupakan benda alam semesta yang sudah ada dam
merupakan penyusun alam semesta, serta ia beranggapan bumi
adalah benda terapung yang berada diatas air.
Anaximander (585-528 SM). Bumi terdiri atas air, api, bumi dan
udara ditambah dengan “Apeiron” (unsur yang saling
bertentangan) ; panas-dingin dan basah-kering. Alam semesta
terbentuk karena adanya pemampatan (kondensasi) sebagian
dari udara yang di ikuti dengan pendinginan. Bumi seperti piring
yang didukung oleh udara sehingga dapat bergerak.
Kepipihannya itu membantu ia tetap melayang.
7. TEORI PEMBENTUKAN
BUMI.
Phytagoras (abad VI), bumi berbentuk bulat dan berjalan
diangkasa.
Demokritus (460-370 SM), atom sebagai substansi material yang
memungkinkan terbentuknya struktur dan keteraturan alam
semesta.
Copernicus (1473-1543), HELIOCENTRIS dimana matahari
merupakan pusat peredaran dari benda-benda angkasa.
Galilei Galileo (1564-1642), ia berpendapat bahwa alam terbentuk
dari partikel atom dan bergerak bebas di alam raya.
Isaac Newton (1643-1723), teorinya mirip dengan Galileo, tetapi ia
dapat membuktikannya dengan teori kosmologinya.
8. TEORI PEMBENTUKAN
BUMI.
Albert Einstein (1879-1955), ia menetapkan dasar ilmu kosmologi
dimana meliputi aspek ; Ruang (space), Waktu (time), Gerak (motion),
Jarak bintang (magnitute), Gaya (force), Materi (matter), perubahan
(Change), Interaksi (interaction), Bilangan (number), Kualitas (Quality),
dan Kausalitas (caussity).
Piere Simon Marquis de Lapplace (1749-1827), bumi terbentuk dari
adanya kabut berupa gas yang mendekati satu sama lain, sehingga
pada saat mendekat terjadilah pusaran pada inti kabut. Perputarannya
semakin lama semakin besar disertai dengan kenaikan suhu serta
meningkatnya gesakan antara masa kabut. Pada kondisi suhu
maksimum terjadi reaksi nuklir, dimana terjadi perubahan dari unsur
sederhana menjadi unsur yang lebih kompleks. Penurunan suhu diiringi
dengan berhentinya reaksi nuklir dan terbentuklah susunan jagad raya
seperti yang ada sekarang.
9. SUSUNAN MATERI BUMI.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu ;
I. Kerak bumi (Crush).
lapisan ini terletak paling atas dengan tebal rata-rata antara
10-50 Km, bermateri padat dan terdiri atas lapisan yang bersifat
Granitis dan Basaltik.
A. Lapisan Granitis.
Lapisan ini terdiri atas batu Granit dan menempati posisi terluar
pada bumi. Tebalnya + 10-15 Km dng kecepatan gelombang 6,5
Km/det.
B. Lapisan Basaltik.
Tersusun atas lapisan batu Basalt yang bersifat basa, dengan
tebal + 30-50 Km dng kec. Gelombang 6,5 Km/ det. bagian atas
dan 8 Km/ det. di bagian bawah.
10. SUSUNAN MATERI BUMI.
II. Selimut (Mantle).
Lapisan ini terletak dibawah lapisan kerak bumi, yang terbagi atas
3 bagian yaitu ; lithosfer, astenosfer dam mesosfer.
A. Lithosfer (lithos = batu & fera = sekeliling/lapisan).
Lapisan paling luar dari selimut bumi adalah lithosfer, terdiri dari
material padat dengan tebal + 50-100 Km.
B. Astenosfer.
Lapisan ini berada dibawah lithosfer dengan wujud agak kental
dengan tebal + 100-400 Km. batuannya lebih panas sehingga
1-10 % melebur.pada lapisan ini sintesa batuan dan mineral
terbentuk.
11. SUSUNAN MATERI BUMI.
C. Mesosfer.
Berwujud padat dengan tebal 2400-2750 Km, tersusun atas mineral
Peridotit dan Pallasit (campuran mineral batuan basa dan besi)dengan
density 3,0-8,0.
III. Inti (Core).
Lapisan ini dibedakan atas 2 lapisan yaitu ; Inti luar (Outer Core) dan inti
dalam (Inner Core).
A. Inti luar (outer core).
Lapisan ini diduga berwujud cair karena tidak dapat dilalui oleh
gelombang sekunder, tebalnya + 2160 Km.
B. Inti dalam (inner core).
Diduga berwujud padat, tersusun atas mineral besi atau NiFe, tebalnya
sekitar 1320 Km.
13. UNSUR MATERI BUMI.
Komposisi unsur/elemenpenyusun bumi meliputi :
NO
UNSUR
% BERAT
% VOLUME
1
Oksigen (O)
46,6
93,8
2
Silikon (Si)
27,7
0,9
3
Alumunium (Al)
8,1
0,5
4
Besi/ ferrum (Fe)
5,0
0,4
5
Kalsium (Ca)
3,6
1,0
6
Sodium / Natrium (Na)
2,8
1,3
7
Potassium / Kalium (K)
2,6
1,8
8
Magnesium (Mg)
2,1
8,3
9
Unsur lainnya
1,5
-
100,0
100,0
TOTAL
14. UNSUR MATERI BUMI.
Mineral.
Mineral a/d bahan padat anorganik yang terbentuk di alam
secara alami, bersifat homogen, memiliki sifat fisik dan kimia
tertentu. Ex ;
-. Kaolin.
2KAlSi2O8 + 2H2CO3 + 9H2O
Al2Si2O5(OH) + 4H4SiO4 + 2HCO3-
-. Apatit, Ca5(PO4)3 Cl,OH,F.
-. Plagioklas, (Ca,Na)(Al,Si) AlSi2 O8.
-. Talk, Mg3Si4O10(OH)2.
-. Biotit, K(Mg,Fe)3 (AlSi3O10) (OH)2.
-. Hornblende, NaCa2 (Mg,Fe,Al)5 (Si,Al8O22) (OH)2.
15. UNSUR MATERI BUMI.
Mineral mempunyai beberapa sifat antara lain ;
a). Sifat fisik meliputi :
-. Bentuk kristal ; Reguler, tetragonal, ortorhombik, monoklin,
triklin, heksagonal dan rombohedral.
-. Belahan dan pecahan ; (pecahan = Concoidal, Hackly, uneven,
dan even) & (Belahan = perfect, good, distinck, indistinck, dan
imprefect).
-. Berat jenis (density) ; berat relatif suatu mineral yang diukur
terhadap berat air.
BJ = W / (W-W1) dengan ;
W = berat kering mineral diudara,
W1 = berat mineral didalam air.
16. UNSUR MATERI BUMI.
-. Kekerasan, digunakan
Skala Mosh :
-. Kilap ; Metallic, sub
metallic, adamantin,
vitreous, resineous,
greasy, pearly, silky dan
earthly.
-. Warna mineral.
kekerasan
Skala
Mineral
Paling
Lunak
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Talk
Gipsum
Kalsit
Fluorit
Apatit
Ortoklas
Kuarsa
Topaz
Korundum
Intan
Paling
keras
17. UNSUR MATERI BUMI.
b). Sifat kimia, yang lebih berhubungan dengan kandungan
mineral, struktur atom, dan rumus kimia serta reaksinya dengan
senyawa kimia. (ex ; belerang).
19. UNSUR MATERI BUMI.
Batuan.
-. Batuan a/d kumpulan beberapa mineral yang membentuk kerak
bumi dan memiliki sifat fisik, mekanik dan kimia tertentu.
-. Batuan memiliki komposisi yang tersusun atas mineral yang
berbeda beda bergantung pada ganesha pembentukannya.
-. Batuan secara garis besar dapat dibagi atas 3 bagian besar, yaitu
:
a). Batuan Beku ( Igneus Rock ),
b). Batuan Sedimen ( Sedimentary Rock ), dan
c). Batuan Metamorf ( metamorphic Rock ).
20. UNSUR MATERI BUMI.
Presentase batuan di permukaan bumi ;
batuan kristal (%)
kontinen
Ekstrusi
Intrusi
metamorf
sedimen
Asia
9
12
5
74
Afrika
4
16
22
58
Amerika Utara
11
6
31
52
Amerika Selatan
11
2
25
62
Eropa
3
7
3
87
Australia
8
11
11
70
22. BATUAN BEKU (IGNEOUS
ROCK).
Batuan beku (igneus rock) berasal dari bahasa latin ; “Inis” yang
berarti “api”.
Batuan beku terbentuk dari hasil pembekuan materi kental yang
berasal dari dalam bumi (magma).
Batuan beku terbagi atas 2 yaitu ;
a). Batuan beku dalam (intrusi),
b). Batuan beku luar (ekstrusi / vulkanis), dan
c). Batuan beku plutonis.
Selain itu ada juga yang disebut batuan beku korok/sela, karena
magma membeku pada celah-celah/rekahan kerak bumi
ataupun di dalam pipa-pipa gunung berapi.
23. BATUAN BEKU (IGNEOUS
ROCK).
A.
B.
C.
Batuan beku dalam (intrusi).
Magma yang membeku sebelum sampai ke permukaan bumi.
Mempunyai kristal besar (Fanerik) dan bersifat basa-ultra basa.
Batuan beku luar (ekstrusi).
Magma yang membeku di permukaan bumi dengan proses
yang lebih cepat. Mempunyai kristal halus (afanitik) disebabkan
oleh pembekuan yang relatif cepat dan bersifat asam.
Batuan beku korok / sela / gang (Hypobisal).
Tersusun atas kristal kasar dan halus (Porfiritik), bersifat asambasa (intermediet). Kadang juga disebut Hypo-Abisik.
24. BATUAN BEKU (IGNEOUS
ROCK).
D. Batuan plutonis.
Batuan yang terbentuk jauh di dalam bumi (+ 15-50
Km), terbentuk dekat dengan astenosfer, bertekstur Holokristalin
(semua komposisi disusun oleh kristal sempurna).
menurut bentuknya, batuan plutonis dibagi atas ;
a). Plutonik Tabular. Biasanya terletak dengan muka bumi dan
berukuran kecil, bersifat concordant/selaras dengan lapisan
batuan disekitarnya untuk SILL dan discordant untuk DIKE.
b). Plutonik Masif. Ukurannya lebih dalam dengan ukuran lebih
besar. Misalnya ; Lakolit (Yunani ; Lakko = cadangan
air), concordant, berbentuk dome. Batholit (Yunani ; Bathos =
dalam), discordant, luasnya 100 Km2, berstruktur granitis, kristal
teratur.
29. By ; Illizarov Randev
BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCKS)
30. BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCK).
Batuan sedimen merupakan hasil sedimentasi dan litifikasi
(pembatuan) dari semua batuan
(beku, sedimen, metamorf) yang ada, akibat proses
pelapukan.
Jadi asal batuan sudah ada, kemudian mengalami
pelapukan, tererosi, tertransportasi dan terendapkan serta
mengalami proses litifikasi.
Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen
dapat dibagi menjadi ;
a). Sedimen Klastik (terrigenous / deditrus), dan
b). Sedimen Non klastik, yang terdiri atas :
-. Sedimen kimia, dan
-. Sedimen organik.
32. BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCK).
A. Sedimen Klastik.
-. Terdiri atas kumpulan fragmen, matriks, dan semen.
-. Penamaanya berdasarkan ukuran butirnya :
UKURAN (mm)
> 256
64 – 256
4 – 64
2–4
1/16 – 2
1/256 – 1/16
< 1/256
PENAMAAN
Boulder (bongkah)
CONTOH
Bongkah konglomerat
Kerakal konglomerat
Cobble (kerakal)
Pebble (kerikil)
Kerikil konglomerat
Granule (pasir kasar)
Batu pasir kasar
Batu pasir
Batu lanau
Batu lempung
Batu pasir halus
Batu lanau
Batu lempung
34. BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCK).
Batuan piroklastik (Pyro=api) yaitu
batuan yang materialnya berasal
dari letusan gunung api.
Berdasarkan ukurannya dapat
dibagi atas :
Ex : aglomerat, bereksi volkanik
da tufa.
Tufa
NAMA
BOM
DIAMETER
(MM)
> 32
LAPILI
4 - 32
ABU
<4
35. BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCK).
B. Sedimen Non-klastik.
I. Sedimen Kimia.
Batuan sedimen kimia terjadi akibat proses penguapan
(evaporasi), konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang
sudah jenuh. Seperti ; gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan
karbonat (CaCO3).
Gypsum
Anhidrit
36. BATUAN SEDIMEN
(SEDIMENTARY ROCK).
II. Sedimen Organik.
Batuan sedimen organik berasal dari akumulasi dari flora
dan fauna yang telah mati, seperti ;
Gamping
Diatomea
Radiolarit
39. BATUAN METAMORF
(METAMORPHIC ROCK).
Batuan Metamorf (meta=perubahan) merupakan batuan
beku, sedimen maupun batuan metamorf itu sendiri yang telah
mengalami perubahan.
Perubahannya tidak hanya secara fisik tetapi juga susunan
kimianya yang disebabkan oleh tekanan yang tinggi
Statis/pembobotan dan dinamis/tektonik), temperatur dan aliran
panas baik cair maupun gas.
Batuan metamorf dapat dibagi atas ;
a). Metamorfik termal/geotermal (kontak), terjadi akibat
pengaruh suhu yang tinggi akibat adanya aktifitas magma.
Misalnya ; Marmer.
40. BATUAN METAMORF
(METAMORPHIC ROCK).
b). Metamorfik dinamo, terjadi akibat tekanan yang kuat dalam
waktu yang lama. Misalnya ; batu sabak yang berasal dari
lempung.
c. Metamorfik Dinamo Thermal, terjadi akibat penambahan
tekanan dan kenaikan temperatur. Misalnya ;
Gneis, Turmalin, skis.
d). Metamorfik Metasomatik, terjadi akibat percampuran magma
batuan lebur dengan magma asal.
Gneis
Skis mika