SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

INSTALASI MOTOR LISTRIK
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
Peraturan instalasi listrik yang digunakan sebagai pedoman adalah :
AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalasties) yang diterbitkan
sebagai Norma N2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian N2004 ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada
tahun 1964 sebagai Norma Indonesia N16 yang kemudian dikenal sebagai PUIL
(Peraturan Umum Instalasi Listrik) 1964 (PUIL pertama)’
PUIL yang kedua adalah PUIL 1977 yang mengacu standar IEC (International
Electrotechnical Commission)
Sedangkan PUIL yang ketiga adalah PUIL 1987.
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987
yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri
No.24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999.
PUIL ini mengacu pada standar IEC, NEC (National Electric Code), VDE (Verband
Deutscher Electrotechniker) dan SAA (Standards Assosiation Australia).
PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 ini merupakan revisi dari PUIL 1987 SNI 04-225-1987
yang dirumuskan oleh panitia revisi PUIL, dan ditetapkan sebagai Standar Nasional
Indonesia.
Dengan terbitnya PUIL 2000 ini, maka PUIL 1987, 1977 dan 1964 menjadi tidak berlaku.
A. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar pengusahaan
instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari
bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung
serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.
B. Ruang Lingkup
1.2.1.1 Persyaratan Umum Instalasi listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi
listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V dan
tegangan menengah sampai 35 kV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan,

SMK TUREN – HERI

halaman 1 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

pemasangan,

pemeriksaan

dan

pengujian,

pelayanan,

pemeliharaan

maupun

pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait.
Instalasi Listrik
 Instalasi listrik dipergunakan untuk menyalurkan tenaga listrik ke alat-alat yang
memerlukan tenaga listrik, misalnya lampu, motor-motor listrik, alat pemanas seperti
kompor listrik, setrika listrik, pemanggang roti dan lain-lain.
Instalasi listrik ini memakai perlengkapan misalnya : kawat penghantar, pengaman lebur,
kotak pembagi, dan lain-lain. Perlengkapan listrik ini ditempatkan dalam ruangan.
Keadaan ruangan itu tergantung pada tempat dan keperluan kerja. Untuk itu semua ada
syarat-syarat instalasi listrik baik untuk tegangan tinggi maupun tegangan rendah.
MACAM-MACAM INSTALASI LISTRIK
Menurut arus listrik yang disalurkan
 Instalasi arus searah
 Instalasi arus bolak-balik
Menurut pemakaian tenaga listrik
 Instalasi penerangan (cahaya)
 Instalasi tenaga
Menurut tegangan yang dipergunakan
 Instalasi tegangan tinggi
 Instalasi tegangan rendah
SYARAT-SYARAT INSTALASI LISTRIK
 Syarat ekonomis
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi
itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin.
 Syarat keamanan
Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan
sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan
terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya
gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih dan sebagainya.

SMK TUREN – HERI

halaman 2 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

 Syarat keandalan
Kelangsungan pemberian / pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin
secara baik.
Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut :
nama pembuat
 tegangan pengenal
 arus beban pengenal
 daya pengenal
 frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik
 putaran per menit pengenal
 suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal
 kelas isolasi
 tegangan kerja dan arus beban penuh
 sekunder untuk motor induksi rotor lilit
 jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah
 daur kerja.
Motor
•

Pemakaian motor listrik biasanya sudah menjadi satu kesatuan dengan peralatan
mekanikal lainnya yang berfungsi sebagai penggerak seperti : pompa, Fan,Kompressor
dan lain-lain.

•

Hal yang utama didalam pelaksanaan pemasangan motor yang berkaitan dengan
instalasi listrik adalah cara penyambungan diterminal motor. .

SMK TUREN – HERI

halaman 3 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Rumus untuk motor gerakan lurus, misal askalator, krane dll
p.v

P = 75.η ( Hp )

p.v

P = 102.η

KW )

P = daya motor
P = besar beban yang bergerak ( Kg )
V = kecepatan beban yang bergerak ( m/det )
η = efisiensi dari mesin
Rumus untuk motor gwrakan berputar, misal mesin giling, gerinda dll
M .n

P = 746.η ( Hp )

M .n

P = 975.η

KW )

P = daya motor
M = momen putar beban ( Kg.m )
n = putaran beban ( rpm )
η = efisiensi dari mesin
Rumus untuk motor kipas / fan,
v. p

P = 75.η ( Hp )

v. p

P = 102.η

KW )

P = daya motor
v = volume udara ( m3/detik )
p = tekanan udara ( kg/m2 )
η = efisiensi dari mesin
Rumus penyesuaian momen puter / torsi,

SMK TUREN – HERI

halaman 4 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

M = 975

P
( KW )
n

P = daya motor ( KW )
M = momen putar motor ( Kg m )
n = putaran motor ( rpm )
Penyesuaian dengan macam kerja ( duty ) dari mesin :
Continous rating symbol DB / S1
Short time rating symbol KB / S2
Intermittent rating symbol AB
Continous operation with intermittent loading symbol SAB
Continous operation with Short time loading symbol OKB

RUMUS – RUMUS MOTOR LISTRIK
Untuk motor satu fasa
Pin = V.I.cos ϕ ( KW )

η = Pout
Pin

Pout
In = V . cos ϕη
.

Dimana :
Pin

= daya masukan motor ( KW )

Pout = daya keluaran motor ( KW )
V

= tegangan kerja motor ( Volt )

Cos ϕ = factor daya motor

η

= efisiensi motor ( % )η

Untuk motor tiga fasa
Pin =

3.

V.I.cos ϕ ( KW )

η = Pout
Pin

In =

Pout
3.V . cos ϕη
.

Dimana :
Pin

= daya masukan motor ( KW )

Pout = daya keluaran motor ( KW )
V

= tegangan kerja motor ( Volt )

Cos ϕ = factor daya motor

η

= efisiensi motor ( % )

Dimana :
Bila sumber PLN 380/220V,sedang tegangan motor 3 phase adalah
220 / 380 V, maka motor dihubungkan bintang pada teg 380 V

SMK TUREN – HERI

halaman 5 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Rangkaian instalasi motor listrik

Pengaman hubung-pendek
Sirkit motor

Sarana pemutus

Kendali

Pengaman beban lebih
(Motor berputar)

SMK TUREN – HERI

M

Motor

halaman 6 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Sirkit Motor
5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA
kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang
berlebihan.
5.5.3.2 Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai
KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 25 % dari arus beban
penuh motor yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah
yang mempunyai arus beban penuh tertinggi.
Proteksi beban lebih
5.5.4.1 Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban
lebih atau sebagai akibat motor tidak dapat diasut.
Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama,
akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
5.5.4.3 Gawai proteksi beban lebih tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada
nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh.
Dalam pada itu waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih
lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada
beban penuh.
5.5.4.7 Gawai proteksi beban lebih, yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau peranti
bermotor dihubungkan, harus mempunyai waktu utnda yang memungkinkan motor
diasut dan mencapai putaran penuh.

SMK TUREN – HERI

halaman 7 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

5.5.4.8 Gawai proteksi beban lebih yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah jatuh
karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan untuk
motor yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diulang asut secara
otomatis, tidak boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan
kecelakaan.
Proteksi hubung pendek sirkit motor
Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi
5.5.5.2.1 Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi arus hubung pendek harus dipilih
sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai kendali, dan
motor, tetap diproteksi terhadap arus hubung pendek.
5.5.5.2.2

Untuk sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal, nilai pengenal atau setelan
proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan dalam
Tabel 5.5.2.

5.5.5.2.3

Untuk sirkit akhir yang menyuplai beberapa motor, nilai pengenal atau setelan
proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai terbesar dihitung menurut
Tabel 5.5.2. untuk masing-masing motor, ditambah dengan jumlah arus beban
penuh motor lain dalam sirkit akhir itu.

Tabel 5.5-2 Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai
proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek

Jenis Motor
motor sangkar deng stater
bintang/delta,DOL
motor sangkar /serempak
deng stater
outotransformer
motor rotor lilit / slipring

Setelan tertinggi untuk
pemutus tenaga

Setelan tertinggi untuk
pemutus tenaga

250 %

400%

200 %

400 %

150 %

400 %

Proteksi hubung pendek sirkit cabang

SMK TUREN – HERI

halaman 8 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

5.5.6.1

Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri dari penghantar
dengan ukuran berdasarkan 5.5.3.2 harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih yang
tidak melebihi nilai pengenal atau setelan gawai proteksi sirkit akhir motor yang
tertinggi berdasarkan 5.5.5.2.3, ditambah dengan jumlah arus beban penuh semua
motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut.

a.

Penghantar
Penghantar adalah bahan yang bersifat menyalurkan arus listrik. Bahan yang
digunakan untuk instalasi tegangan rendah adalah tembaga yang mempunyai daya
hantar tinggi.
Sedangkan penghantar berisolasi adalah bahan yang bersifat menyalurkan arus listrik
baik yang berbentuk pejal maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan
isolasi dan membentuk satu kesatuan.
Penggabungan satu atau lebih inti-inti umumnya dilengkapi dengan selubung
pelindung. Dengan demikian ada 3 hal pokok dari penghantar yang berisolasi, yaitu:
1.

Konduktor atau penghantar, merupakan media untuk menyalurkan arus listrik.

2.

Isolasi merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir.

3.

pelindung luar yang akan memberikan perlindungan terhadap kerusakan

mekanik, pengaruh bahan kimia, elektrolisis dan api.
Penghantar yang digunakan dalam instalasi sangat beraneka ragam, lain dari itu
berhubungan dengan bahan-bahan plastik untuk isolasi masih terus berkembang,
dengan demikian peretambahan jenis kabel selalu ada.
b.

Jenis Penghantar
Untuk kabel tenaga biasa digunakan kabel jenis:
a.

NYY, yaitu instalasi industri didalam gedung maupun dia alam asal tanah
diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan
mekanis.

b.

NYFGbY, kabel NYFGbY 3 x 120 mm 18/30 KV, artinya kabel tiga inti
berpenghantar tembaga dengan masing-masing luas penghantar 120 mm 2
berbentuk sektor serabut, pelindung dalam dari PVC, berperisai baja dan armatur
dari pipa baja, pelindung luar dari PVC, tegangan nomianal penghantar fasa
dengan netral 18 KV dan tegangan antar fasa 30 KV.

c.

Menentukan KHA Penghantar

SMK TUREN – HERI

halaman 9 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diijinkan dan
sejumlah panas yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar
yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada.
Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA
kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan penghantar yang cukup ukurannya
d.

Menentukan Penampang Penghantar
Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi ditentukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1. Kemampuan hantar arus
2. Kondisi suhu
3. Susut tegangan
4. Sifat lingkungan
5. Kemungkinan perluasan
Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus
yang mengalir melaluinya, yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk penghantar aktif saluran utama, sirkuit akhir harus terdiri atas penghantar
dengan penampang dan bahan yang sama, penghantar aktif dengan isolasi berbeda
dapat digunakan dengan ketentuan bahwa KHA penghantar yang mempunyai bahan
isolasi yang terendah mutunya digunakan sebagai dasar perhitungan untuk semua
penghantar.
Untuk penghantar netral mempunayi KHA sebagai berikut:
a.

Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan
penghantar fasa (PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77).

b.

Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan
arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal
(PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3 hal 109).

Bila saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban diantara penghantar fasa
dan netral, maka penampang dari penghantar netral harus tidak kurang dari ½
penampang fasa bbila penghantar fasa mempunyai penampang sama atau lebih dari 25
mm2.

SMK TUREN – HERI

halaman 10 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 11 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

NYMHYMedium Heavy
Thermoplastic Flexible Cable
Conductor:Flexible
CopperInsulation:Extruded PVCOuter
Sheath:
350V/500V

Rated Voltage
Application

For indoor location connection or
portable application
Construction and Characteristics

No. of Cores
Size Range

SPLN 42-6-2:1992
SNI 04-3234:1992

2

3

4

0.75 to 2.5
mm²

0.75 to 2.5
mm²

0.75 to 2.5
mm²

Identification of
Cores

Twin-cores

5
0.75 to 2.5
mm²

Light blue, black
System I

Green/yellow, light blue, black

System O

Light blue, yellow, black

Fourcores

System I

Green/yellow, light blue,
yellow, black

System O

Other colors are
available on request

Threecores

Light blue, red, yellow, black

Five-cores

Heri Sungkowo, SST

a.

Green/yellow, light blue, red,
yellow, black

71

Arus Nominal Beban
Dalam menentukan luas penampang penghnatar harus sedemikian rupa sehingga
penghantar tersebut dapat menyalurkan tenaga listrik secara aman dan efisien, dan
supaya penghantar dapat menyalurkan energi secara maksimal maka harus
diperhatikan kemampuan hantar arusnya.
Untuk beban 1 fasa
In =

S
V

Untuk beban 3 fasa
In =

S
3.V

Dimana S = daya semu (VA)
V = tegangan (V)
Setelah diketahui maka selanjutnya dapat melihat tabel pada PUIL untuk
menyesuaikan besar arus.
b.

Rugi Tegangan

SMK TUREN – HERI

halaman 12 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Rugi tegangan adalah tegangan yang hilang pada penghantar berupa panas. Rugi
tegangan yang diijinkan tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan yang ada (PUIL
2000 ayat 4.2.3.1).
Dari 5 % tersebut dibagi mennjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1.

Rugi tegangan dari jala-jala KWh meter 0,5 %.

2.

Rugi tegangan dari KWh meter ke peralatan pemakai atau rangkaian
penerangan 1,5 %.

3.

Rugi tegangan dari KWh meter ke motor-motor atau rangkian daya 3 %.

(Sumber: Muhaimmin, Instalasi Listrik 1, Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik, Bandung, 1995).
Untuk menghitung rugi tegangan pada satu penghantar adalah:
(1Ø)

V=

(3Ø)

V=

2.L.I
X .A
3.L.I
X .A

Dimana, V = drop tegangan (Volt)
L = panjang kabel (meter)
I = arus (ampere)
X = hantaran jenis (m/Ωmm2)
A = luas penampangn penghantar
Jika dipersentasikan, maka didapat persamaan:
V=

V .100%
V

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa untuk suatu rangkaian yang bersifat
resistif pada besaran arus tertentu, semakin panjang konduktor maka akan
semakin besar drop tegangan yang dihasilkan, demikian juga jika penampang
penghantar terlalu kecil maka rugi tegangannya akan semakin besar.
c.

Perhitungan Pengaman
Berdasarkan PUIL 1987 ayat 4.1.2.C.2, bahwa semua pengaman seperti pemutus
daya dan pengaman lebur, arus yang melewati pengaman tersebut tidak boleh
melebihi KHA penghantar ditempat yang dilindungi kecuali tidak terdapat
pemutus daya yang mempunyai arus nominal sama dengan KHA penghantar.

SMK TUREN – HERI

halaman 13 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Gawai untuk proteksi terhadap arus beban lebih dan arus hubung pedek harus
sanggup memutuskan setiap arus lebih dan mencakup arus hubung pendek pada
titik tempat gawai proteksi dipasang (PUIL 2000 ayat 4.2.7.2.2).
Untuk semua jenis pengaman lebur yang elemennya dapat diganti, arus nominal
lebur tidak boleh lebih besar dari KHA penghantar yang dilindunginya. Gawai
proteksi khusus terhadap arus lebih harus mampu memutus setiap arus beban
lebih, tetapi dapat mempunyai kemampuan memutus lebih rendah daripada arus
hubung pendek (PUIL 2000 ayat 4.2.7.2.3).
Sedangkan untuk elemen leburnya yang tidak boleh lebih besar dari KHA
penghantar yang dilindunginya kecuali bila tidak ada pengaman lebur standar
yang sama dengan KHA penghantar.
Untuk beban 1 fasa;
In =

S
V

Setelah mengetahui arus nominalnya maka selanjutnya arus nominal tersebut
dikalikian dengan faktor pengaman yaitu 1,25 atau 1,5.
Untuk beban 3 fasa, beban motor atau peralatan;
In =

S
3.V

Setelah mengetahui arus nominalnya maka selanjutnya arus nominal tersebut
dikalikan dengan faktor pengaman.
Tabel 1*)
Nilai nominal/setelan Tertinggi Gawai Pengaman Sirkit Motor terhadap Hubung
Pendek.
Pemutus Daya
250 %

Pengaman Lebur
400 %

Jenis
Pengasutan Y/Δ,

200 %

400 %

DOL, Reaktor
Pengasutan auto
tranformator,

150 %

400 %

reaktansi tinggi
Untuk arus searah ,

rotor lilit
*) LIPI, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
e. Macam-macam Pengaman

SMK TUREN – HERI

halaman 14 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Tujuan tindakan pengamanan pada instalasi listrik adalah untuk melindungi manusia atau
peralatan yang tersambung pada instalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat dari
keadaan yang tidak normal.
Guna pengamanan adalah untuk mendeteksi gangguan yang terjadi pada rangkaian listrik
dan untuk memutuskan bagian rangkaian yang mengalami gangguan itu.
Pemutus rangkaian itu juga dimaksudkan untuk membatasi arus yang berlebihan dan
membatasi dampak busur api yang disebabkan oleh gangguan.
Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk:
a. Mengamankan hantaran, peralatan listrik dan motor listrik terhadap beban lebih.
b. Pengaman terhadap hubung singkat antar fasa atau antara fasa dengan netral dan
terhadap hubung singkat dalam peralatan atau motor listrik.
c. Pengaman terhadap hubung singkat dengan badan mesin
Macam-macamnya:
A.

Air Circuit Breaker (ACB)
Air Circuit Breaker memiliki ketahanan thermis yang tinggi sehingga dapat menjamin
kontinuitas pelayanan sumber daya listrik. Karena pada saat terjadi gangguan, alat ini
akan menunda pemutusan sebelum semua pemutus tenaga disisi bawahnya terputus
(tripp). Sehingga jika gangguan tersebut hanya terjadi pada satu titik, maka hanya
pemutus tenaga pada daerah itu sajalah yang terputus (tripp).
ACB adalah pengendali yang secara otomatis dapat memutuskan rangkaian secara
seketika apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Karena karakteristik
perilakunya baik sekali dan berkapasitas pemutusan arus besar dibandingkan dengan
saklar pisau dan sekering, ACB ini luas dipergunakan sebagai pemutus daya untuk
papan distribusi dan kendali dari peralatan elektrik suatu bangunan, perkakas mesin,
mesin industri dll.

B.

Miniature Circuit Breaker (MCB).
MCB adalah salah satu bentuk circuit breaker yang dilengkapi dengan pengaman
thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga dilengkapi dengan
pengaman magnetis untuk arus lebih atau arus hubung singkat.
Gambar 2.7. Kontruksi MCB dan Pengawatannya *)

SMK TUREN – HERI

halaman 15 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

*) Harten, P.Van, “ Instalasi Listrik Arus Kuat I “, Cetakan Ke-Empat,
CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1980, hlm 212.
a.

Otomat – L
Pada otomat jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan dengan meningkatnya
suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, maka elemen dwi logamnya
akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arus diputuskan oleh
pengman elektomagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In –
6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsung
dalam waktu 0,2 sekon.

b.

Otomat – H
Secara thermis jenis ini sama dengan otomat - L, hanya pengaman
elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, kalau arusnya sama
dengan 2,5 In – 3 In untuk arus bolak-balik atau 4 In untuk arus searah, jenis
otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus
gangguan yang rendahpun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi
gangguan tanah bagian-bagian yang terdiri dari logam tidak akan bertegangan.

c.

Otomat – G
Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil
untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian
akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan bangsal pabrik. Pengaman
elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In–11 In untuk arus bolak-balik atau
pada 14 In untuk arus searah. Kotak-kontak saklarnya dan ruang pemadam

SMK TUREN – HERI

halaman 16 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

busur apinya memiliki kontruksi khusus. Karena itu jenis otomat ini dapat
memutuskan arus hubuing singkat yang besar yaitu hingga 1500 A.
Gambar 2.8. Karakteristik MCB type L, H, G*)

*) Muhaimin, Instalasi Listrik 1, Bandung.
C.

Moulded Case Circuit breakers (MCCB)
MCCB adalah salah satu bentuk circuit breaker yang dilengkapi dengan pengaman
thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga dilengkapi dengan
pengaman magnetis untuk arus lebih atau arus hubung singkat, dan biasanya
dipakai pada pemutusan beban tenaga.

D.

Limit Swicth
Limit switch merupakan salah satu jenis saklar yang bekerja karena adanya
sentuhan atau gesekan. Biasanya limit switch ini digunakan atau ditempatkan
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan benda yang bersangkutan. Jarak benda
dengan limit switch harus diperhatikan agar benda tersebut dapat tersentuh
limit switch.
Limit switch mempunyai beberapa bagian antara lain pengungkit dan roda
penjulang yang merupakan bagian mekanik yang akan menggerakkan lengan
pengungkit dan diteruskan pada bergeraknya suatu kontak baik menutup atau
membuka. Dan perpindahan posisi kontak ini menandakan bahwa limit switch
bekerja.
Pada limit switch juga terdapat dua macam jenis limit switch yang dibagi
berdasarkan posisi kontak pada saat keadaan normal yaitu limit switch NO
(normally open) dan limit switch NC (normally close). Pada push button NO,
dalam keadaan normal kontaknya berada dalam keadaan terbuka atau tidak

SMK TUREN – HERI

halaman 17 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

saling terhubung sehingga berfungsi sebagai penghubung rangkaian listrik jika
limit switch tersebut mendapat tekanan atau gesekan. Sedangkan push button
NC pada keadaan normal kontaknya berada dalam posisi tertutup atau saling
terhubung sehingga berfungsi sebagai pemutus rangakain listrik jika limit
switch tersebut mendapat tekanan atau gesekan. Jika tekanan atau gesekan
tersebut dilepaskan dari limit switch maka kontak limit switch tersebut akan
kembali pada posisi normalnya.
Gambar 2.9. Konstruksi Limit Switch

E.

Relay Pengaman

Relay merupakan peralatan listrik yang memiliki fungsi sama dengan kontaktor yaitu
mengendalikan satu rangkaian atau lebih. Perbedaannya bahwa kontaktor biasanya
digunakan untuk arus yang besar sedangkan relay tidak. Relay tidak memiliki kontak
utama karena tidak dirancang untuk berhubungan dengan arus besar melainkan
dirancang sebagai pemutus dan penghubung rangkaian kontrol.
Gambar 2.10. Konstruksi Relay dan Simbol

SMK TUREN – HERI

halaman 18 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Relay memiliki dua macam kontak yaitu kontak NO (normally open) artinya dalam
keadaan normal kontaknya berada dalam keadaan terbuka (open)atau tidak saling
terhubung sehingga berfungsi sebagai penghubung rangkaian listrik jika relay tersebut
mendapat sumber dan NC (normally close) pada keadaan normal kontaknya berada
dalam posisi tertutup (close) atau saling terhubung sehingga berfungsi sebagai
pemutus rangakain listrik jika relay tersebut mendapat sumber.
Relay pengaman juga merupakan sebuah alat yang bertugas menerima, mendeteksi
besaran tertentu untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respon)
atas besaran yang dideteksi. Perintah yang dikeluarkan berupa besaran listrik ditujukan
kepada trip coil, pemutus tenaga (CB) atau kepada alat-alat seperti alarm atau lampu.
Adapun tujuan dari penerapan relay pengaman adalah:
1.

Mengamankan peralatan pada sistem akibat adanya kondisi
abnormal.

2.

Cepat melokalisir bagian yang terganggu menjadi sekecil mungkin.

3.

Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

4.

Dapat memberikan keandalan ynag tinggi dalam penyaluran tenaga
listrik.

Karena relay merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu sistem tenaga, maka
untuk menjamin keandalan dari sistem tenag yang bersangkutan, relay harus
memenuhi persyaratan sebgai berikut:
1. Cepat Bereaksi.
2.

Seleksi

3. Sensitif
4. Handal

SMK TUREN – HERI

halaman 19 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

5. Ekonomis
Berikut ini akan dibahas mengenai perbedaan WATT dengan VA (Volt Ampere).
Untuk system 1 phase :
Daya Nyata ( P ) = VL-N. I. Cos ϕ ( WATT )
Daya Semu ( S ) = VL-N. I ( VA )
Daya Reaktif (Q) = VL-N.I Sin ϕ ( VAR )
Untuk system 3 phase
Daya Nyata ( P ) = √ 3 VL-L. I. Cos ϕ ( WATT )
Daya Semu ( S ) = √ 3 VL-L. I ( VA )
Daya Reaktif (Q) = √ 3 VL-L .I Sin ϕ ( VAR )
atau
Daya Nyata ( P ) = 3 VL-N. I. Cos ϕ ( WATT )
Daya Semu ( S ) = 3 VL-N. I ( VA )
Daya Reaktif (Q) = 3 VL-N .I Sin ϕ ( VAR )
Catatan :
VL-L = Tegangan antara line-line = 380 V
VL-N = Tegangan antara line-Netral = 220 V
I = Arus ( Ampere )
Cos ϕ = Faktor daya dari beban (berkisar antara 0 - 1)
Sebagai contoh suatu pompa air bersih yang digerakkan oleh motor 3 phase 18.5 KW.
380 volt, Cos ϕ = 0.85.
Maka berapa besar arus yang dibutuhkannya dapat dihitung sebagai berikut : 1 KW = 1000 W
P3 φ = √ 3.VL-L . I . Cos ϕ
18.500 = √ 3. 380. I . 0,85
I = 18.500

= 32,97 ≈ 33 A .

√ 3. 380. I . 0,85
Jadi arus yang dibutuhkannya = 33 A untuk masing-masing phase.
Contoh : Instalasi Motor listrik
SMK TUREN – HERI

halaman 20 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Sirkit cabang motor dengan tegangan kerja 220 /380 V menyuplai motor berikut :
a).Motor sangkar dengan pengasutan bintang segitiga, arus pengenal beban penuh 42 A.
b).Motor serempat dengan pengasutan autotransformator, arus pengenal beban penuh 54 A.
c).Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A.
Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus sirkit.
a).KHA penghantar sirkit cabang.
b).Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang.
c).Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh satu
saluran utama yang juga menyplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban penuh 68 A.
Penyelesaian : (lihat Gambar 5.5-2)
a).Menurut 5.5.3.2 KHA tidak boleh kurang dari 42 A + 54 A + 1,25 x 68 A = 181 A.
b).Menurut 5.5.6.1, setelan maksimum gawai proteksi masing-masing motor adalah sebagai
berikut :
1). motor sangkar :

250 % x 42 A = 105 A

2). motor serempak :

200 % x 54 A = 108 A

3). motor rotor lilit :

150 % x 68 A = 102 A

Menurut 5.5.4.3 setelan maksimum gawai proteksi sirkit cabang terhadap hubung pendek
tidak boleh melebihi : 108 A + 42 A + 68 A = 218 A
c). Setelan maksimum gawai proteksi hubung pendek masing-masing sirkit cabang adalah 218
A dan 150 % x 68 A
Setelan gawai proteksi hubung pendek saluran utama tidak boleh melebihi 218 A + 68 A =
286 A.
Kendali
 5.5.7.1

Yang dimaksud dengan kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik,

yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk
juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor.
 5.5.7.3.1

Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang

dikendalikannya. Untuk motor arus bolak balik kendali harus mampu memutuskan
arus motor yang macet.
5.5.7.7 Sirkit kendali
 5.5.7.7.1

Sirkit kendali harus diatur sedemikian rupa sehingga akan terputus dari

semua sumber suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka. Sarana pemutus
boleh terdiri atas dua gawai, satu diantaranya memutuskan hubungan motor dan

SMK TUREN – HERI

halaman 21 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

kendali dari sumber suplai daya untuk motor, dan yang lain memutuskan hubungan
sirkit kendali dari suplai dayanya.
Sarana pemutus
 5.5.8.1 Motor harus dilengkapi dengan sarana pemutus, yakni gawai yang
memutuskan hubungan motor dan kendali dari sirkit sumber dayanya.

 5.5.8.3.3

Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang-

kurangnya 115 persen dari arus beban penuh motor.
 5.5.8.3.4

Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor

dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 %
dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh.
KONTAKTOR
Kontaktor adalah gawai (alat) untuk menghubungkan dan memutuskan sirkit listrik dengan
menggunakan tenaga elektromagnet untuk menutup dan membuka kontak-kontaknya

Kelebihan Kontaktor
•

Dapat menghubungkan sirkit listrik pada arus yang besar dan tegangan yang tinggi
dengan menggunakan tegangan yang rendah dan arus yang kecil di dalam
kumparannya (aman bagi operator).

•

Dapat dioperasikan dari jarak jauh (remote).

•

Dapat dioperasikan secara otomatis.

SMK TUREN – HERI

halaman 22 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

•

Memiliki kinerja yang handal.

Konstruksi
Bagian utama kontaktor :
•

kumparan (coil) diletakkan pada kaki tengah inti

•

inti magnet tetap

•

inti magnet bergerak atau jangkar penggerak (moving armature atau plunger) yang
memegang lengan-lengan kontak.

Konstruksi kontaktor

Inti
magnet dan koil

SMK TUREN – HERI

halaman 23 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Shading coil
•

Pada kaki-kaki luar inti magnet ini terdapat lilitan yang dihubung pendek seperti
cincin yang disebut kumparan magnet bayangan (magnet shading coils). Lilitan
(cincin) ini akan menahan jangkar dari sistem magnet supaya tidak bergetar atau
mendengung.

Cara Kerja Kontaktor
•

Jika arus mengalir melalui kumparan, inti besi dimagnetkan sehingga akan menarik
jangkar penggerak yang memegang lengan-lengan kontak. Kontak gerak digerakkan
menuju kontak stasioner (kontak yang diam). Kontak dihubungkan seri dengan alat
yang dikendalikan, sehingga beban dihubungkan dengan sumber tegangan ketika
kumparan diberi energi (coil energized).

SMK TUREN – HERI

halaman 24 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

•

Jika arus kumparan magnet diputuskan, magnet akan kehilangan gaya tariknya
sehingga jangkar dilepas kembali ke posisi semula oleh pegas, sehingga kontaknya
kembali ke posisi normal.

Coil Kontaktor AC
•

Tegangan nominal (Un) : 12, 20, 24, 32, 42, 48, 110, 120, 127, 208, 220, 230, 240,
256, 277, 380,400, 415, 440, 480, 500, 575, 600 dan 660 volt-ac.

•

Spesifikasi

•

Konsumsi rata-rata

7 - 22 VA

•

Operating range

0,8 - 1,1 Un

Coil Kontaktor DC
•

Tegangan nominal (Un) : 12, 20, 24, 32, 42, 48, 60, 72, 96, 100, 110, 125, 155, 174,
200, 220, 250, 305, 348, 440, 543, dan 600 volt-dc.

•

Spesifikasi

•

Konsumsi rata-rata

9W

•

Operating range

0,8-1,1 Un

•

0,7-1,25 Un

•

0,85-1,1 Un

11W

22 W

Kontak Utama (Main Contact)
•

Kontak utama digunakan pada sirkit utama atau sirkit daya (power circuit), yaitu untuk
menghubungkan dan memutuskan sumber daya dengan beban.

•

Oleh karena itu kontak-kontak utama biasanya terbuat dari oksida cadmium-perak
sehingga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan tahan terhadap percikan bunga
api.

•

Jumlah kontak utama pada suatu kontaktor dinyatakan dengan jumlah kutub (pole).
biasanya terdiri dari tiga kontak (3-pole) atau empat kontak (4-pole).

Kontak Bantu (Auxiliary Contacts)
•

Sedangkan kontak bantu dipersiapkan untuk melengkapi atau membantu kerja sirkit
kontrol, misalnya untuk mengunci kontaktor magnet itu sendiri maupun untuk
keperluan lain seperti sistem kerja berurutan, interlock dan sebagainya atau sebagai
kontak sinyal pada peralatan kontrol.

•

Kontak-kontak ini terdiri dari kontak NO (normally open) atau normal membuka dan
kontak NC (normally closed) atau normal menutup.

SMK TUREN – HERI

halaman 25 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

•

Simbol wiring kontak utama, kontak Bantu dan koil

Coil Kontaktor

SMK TUREN – HERI

halaman 26 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Simbol dan tanda koil

A1

A1

KA2

KM1

(a)
Kontaktor utama

KT1

KA1
A2

A2

(b)
Kontaktor bantu

A1

A1

A2

A2

(c) ON delay
Kontaktor bantu dengan timer

(d)OFF delay

Pemilihan Kontaktor
Kontaktor dinilai berdasarkan :
·

jenis suplainya (AC/DC)

·

jenis bebannya (kategori penggunaan)

·

kapasitas beban : (A), (kW), (HP)

·

tegangan kerja (volt)

·

jumlah kontak penghubung/pemutus

·

frekuensi catu (suplai)

·

umur elektrik (jumlah operasi)

Pemilihan Katagori Kontaktor
Kategori penggunaan : AC 1
•

Karakteristik kerja : Beban resistif atau sedikit induktif (cos ϕ ≥ 0,95), Ue ≤ 440 V

SMK TUREN – HERI

halaman 27 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

•

Jenis aplikasi : Pemanas, distribusi

•

Karakteristik listrik
- Menghubung : 1,5 x arus nominal beban
- Memutus : 1 x arus nominal beban

Kategori penggunaan : AC 3
•

Karakteristik kerja : Motor rotor sangkar
Starting, switching off selama running

•

Jenis aplikasi : Motor rotor sangkar standar
Lift escalator, conveyor, compresor, pompa, mixer, air condition, dsb.

•

Karakteristik listrik
- Menghubung : 6 x arus nominal motor
- Memutus : 1 x arus nominal motor

Kategori penggunaan : AC 2
•

Karakteristik kerja : Untuk motor slip-ring
inching, plugging, reversing

•

Jenis aplikasi : Crane, penggerak khusus pada mesin processing dan produksi

•

Karakteristik listrik
- Penutupan : 2,5 x arus nominal motor
- Pembukaan : 2,5 x arus nominal motor

Kategori penggunaan : AC 4
•

Karakteristik kerja : Motor rotor sangkar
Starting, plugging, inching (jogging)

•

Jenis aplikasi : Mesin printing, mesin penarik kawat, mesin tool dengan inching, alat
pengangkat (hoist).

•

Karakteristik listrik :
- Menghubung : 6 x arus nominal
- Memutus : 6 x arus nominal

SMK TUREN – HERI

halaman 28 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Gambar komponen kontaktor

SMK TUREN – HERI

halaman 29 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

MOTOR OVERLOAD

SMK TUREN – HERI

halaman 30 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

3.1

Pengaman Beban Lebih
•

Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban
lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga
kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi
kontrolnya, tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya).

Thermal overload relay
•

Relai ini mengamankan motor dari :

•

· Beban lebih

•

· Kegagalan pengasutan

•

· Putusnya salah satu fase (untuk motor tiga fase)

SMK TUREN – HERI

halaman 31 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Penyetelan (Setting) Relai
Buka tutup (cover) transparan 1 untuk penyetelan (setting) dan pengaturan (control).
Ø Setel arus pemutusan dengan memutar sekrup pengatur (dial) 2 ke posisi yang
dikehendaki (sesuai dengan arus nominal dalam ampere).
Ø Tutup kembali cover transparan dan gunakan kawat ∅ < 2 mm masukkan pada lobang
pengunci 3 untuk mengunci cover. Dalam posisi tertutup cover mengunci penyetelan.

Konstruksi TOR
1⇒ tutup (cover) transparan
2⇒ sekrup pengatur (dial)
setelan arus trip
3⇒ lubang pengunci tutup
(cover)
4⇒ selektor reset
5⇒ tombol stop
6⇒ lubang tes trip
7⇒ indikator trip

SMK TUREN – HERI

halaman 32 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Pemilihan Reset Manual
• Setelah cover diangkat (dibuka), pemilihan reset manual atau otomatis dapat dilakukan
dengan memutar selector RESET (tombol biru) 4 :
• Untuk reset manual, tombol biru diputar ke kiri

Pemilihan Reset Otomatis
• Untuk reset otomatis, tombol biru ditekan dan diputar ke kanan.
• Reset otomatis digunakan pada sistem kontrol tiga kawat.

SMK TUREN – HERI

halaman 33 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Fungsi Reset
• Relai beban lebih ini dilengkapi dengan trip indicator 7 untuk memberi petunjuk jika
relai dalam kondisi trip. Untuk membedakan kerja trip dengan kerja stop.
• Penyetelan kembali (reset) secara manual dilakukan dengan menekan tombol RESET
biru.
Fungsi Stop
• Relai ini juga dilengkapi dengan tombol stop.
• Fungsi stop dilakukan dengan menekan tombol STOP warna merah.
• Penekanan tombol stop akan membuka kontak N/C (95-96), tidak berpengaruh
terhadap kontak N/O (97-98). [Perbedaan antara fungsi stop dan fungsi trip test].

SMK TUREN – HERI

halaman 34 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Pengunci Tombol Stop
Jika tombol ini tidak digunakan, tombol stop dapat dikunci dengan menggunakan alat
pengunci clip “U” (ref.:LA7 D901).

Tes Trip

•
•
o
o

Fungsi trip dapat dites dengan menekan tombol TEST warna merah 6 dengan
menggunakan obeng kecil.
Pengoperasian tombol TEST mengakibatkan relay trip dan :
Membuka kontak NC dan menutup kontak NO
Mengaktifkan indikator trip 7.

SMK TUREN – HERI

halaman 35 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Tes Trip
• Fungsi trip dapat dites dengan menekan tombol TEST warna merah 6 dengan
menggunakan obeng kecil.
• Pengoperasian tombol TEST mengakibatkan relay trip dan :
o Membuka kontak NC dan menutup kontak NO
o Mengaktifkan indikator trip 7.

SMK TUREN – HERI

halaman 36 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 37 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 38 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 39 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

GV2-RT (1)

SMK TUREN – HERI

halaman 40 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

(2)

(3)

SMK TUREN – HERI

halaman 41 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 42 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 43 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 44 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 45 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 46 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 47 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 48 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 49 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 50 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

SMK TUREN – HERI

halaman 51 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Uji Tahanan Isolasi
Tujuan Pelajaran :
Menjelaskan cara menggunakan tester tahanan isolasi (Megger) dan alasan penggunaannya.

Kriteria Penilaian
 Memilih skala yang benar untuk suatu. tugas test khusus.
 Menjelaskan syarat-syarat pengukuran minimum untuk pengujian (test) tahanan isolasi
yang dikeluarkan oleh NEC.
 Melaksanakan test dengan menggunakan tester tahanan isolasi.
 Mengoperasikan tester tahanan isolasi analog dan digital.

Pendahuluan
Bila jaringan instalasi daya listrik pertama kali dipasang, jaringan instalasi tersebut harus
diperiksa sebelum dihubungkan ke sumber catu daya. Salah satunya adalah test tahanan
isolasi antara konduktor-konduktor.
Tester tahanan isolasi adalah sebuah peralatan yang dapat menggunakan 500 V DC atau 1000
V DC pada sebuah rangkaian dan menunjukkan pembacaan tahanan rangkaian yang
bersangkutan. Karena nilai maksimum yang diizinkan adalah 2 M Ohm, maka nilai ini
menunjukkan skala menengah (mid-scale). Untuk membuat peralatan ini menjadi serbaguna,
biasanya dilengkapi dengan fungsi ohmmeter untuk mengukur tahanan rendah.

Dua metode untuk mendapatkan tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh tester isolasi adalah:
1.
Dengan sebuah generator yang diengkol dengan tangan, dimana anda memutar engkol
yang mernutar generator yang terpasang di dalarn tester. Lihat Gambar 1.
2. Dengan alat ukur elektronik yang diberi power dengan baterai yang disebut inverter.
Lihat Gambar 2.

SMK TUREN – HERI

halaman 52 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Gambar 2

Skala jenis yang dioperasikan dengan baterai

Karena jaringan kawat dan peralatan listrik biasanya bekerja pada tegangan 220 volt sampai
earth atau lebih, jaringan penghantar dan peralatan tersebut harus diperiksa dengan suatu alat
yang menghasilkan tegangan dua kali lebih besar daripada tegangan kerja.
Jika tegangan kerja rangkaian sampai 220 volt (sampai earth), tegangan uji 500 volt harus
diberikan oleh meter. Jika tegangan kerja rangkaian melebihi 220 volt (sampai earth),
tegangan uji sebesar 1000 volts DC akan diperlukan.
Peringatan
Jangan menyentuh lead uji (test lead) selama melakukan pengujian (testing). Tegangan tinggi
dapat menyebabkan pengguna terkena kejutan listrik.
Catatan: Sebelum menggunakan meter untuk tujuan test:

SMK TUREN – HERI

halaman 53 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

1. Setel saklar fungsi (function switch) ke setelan yang benar (500 V DC).
2. Sambung test lead satu sama lain
3. Tekan tombol uji (atau putar engkol)
4. Catatan pembacaan skala - harus menunjuk nol ohm. Lihat Gambar 3.
5. Buka test lead
6. Tekan kembali tombol uji (atau putar engkol)
7. Catat pembacaan skala - harus tak terhingga. Lihat Gambar 4.

Tester Tahanan Isolasi (disingkat IR) dibuat dengan merek :Clipsal, Kyoritsu, Megger dan
banyak lagi merek lainnya.
Karakteristik utama masing-masing instrumen atau. peralatan ini adalah:
• Range Ohm yang biasanya 0 sampai 100 Ohm digunakan untuk testing atau pengujian
kontinuitas (tahanan

SMK TUREN – HERI

bumi) dan sebagainya - skala bawah.

halaman 54 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

• Range tegangan tinggi (minimum 500 V DC) megohm range yang biasanya 0 sampai oo
(tak terhingga) digunakan untuk testing Tahanan Isolasi (skala atas).
Instrumen tersebut di atas diberi power dari bateral. Baterai tersebut perlu diperiksa apakah
dalam kondisi muatan yang baik. Beberapa instrumen tua berbentuk generator engkol tangan
DC berukuran kecil.
Bila menggunakan tester IR, anda harus selalu:
1 . memeriksa susunan (layout) skala instrumen tersebut,
(a) tempat skala Ohm, atas atau bawah
(b) apakah instrumen membaca dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri
(c) apakah skala tidak terbatas digunakan pada kedua skala, Ohm dan megOhm.
2.
beberapa instrumen dilengkapi dengan lampu untuk menunjukkan apakah instrumen
tersebut ditempatkan pada sebuah catu yang sudah diberi power.
3. Indikator kondisi baterai.
Persyaratan Test
Wiring code (ketentuan mengenai perkawatan) menetapkan bahwa isolasi untuk peralatan dan
kawat harus diuji sebelum dihubungkan ke catu daya.
Catatan:
Pada test pertama, pastikan selalu bahwa instalasi sedang mati, yaitu sudah
terisolasi dari catu daya (power supply).
Tujuan test ini adalah untuk memastikan bahwa isolasi kawat dan peralatan tidak bocor ke
ground. Ini juga memastikan bahwa arus bocor ke ground dipertahankan pada batas
minimum, yang mengurangi resiko kejutan listrik atau cetusan api (sparking) ke ground yang
dapat,menyebabkan kebakaran.
Isolasi minimum ke ground untuk semua konduktor menuju ground adalah dua megOhm (2
MOhm). Lihat Gambar 5.

SMK TUREN – HERI

halaman 55 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3
Keterangan:

Acceptable range = Range yang dapat diterima
Not acceptable range = Range yang tidak dapat diterima
Minimum value = Nilai (besaran) minimum

Tugas
Catat semua (tiga) besaran isolasi yang ditunjukkan di bawah ini dan nyatakan apakah mereka
akan lulus atau gagal jika menjalani test isolasi.

Jawaban a : ………………………
Jawaban b : ………………………
Jawaban c : ………………………

Test 1 Tahanan Isolasi Peralatan
Cara melakukannya:
• meter disetel pada skala megohm
• isolasi peralatan dari jaringan kawat. yang terpasang.
• hidupkan saklar kontrol peralatan
• tempatkan short sementara. (temporary short) pada. semua terminal yang hidup
• Hubungkan satu lead pada meter ke earth pada peralatan
• hubungkan lead yang lain pada meter ke terminal hidup yang disambung dan bacalah
hasil penunjukannya.
Hasil yang diharapkan: Tidak kurang dari 2 MOhm (2 juta Ohm).
Contoh: test tahanan isolasi untuk motor

Test 2 Tahanan lsolasi penghantar / Kawat

SMK TUREN – HERI

halaman 56 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Cara melakukannya - Instalasi keseluruhan:
 Meter berada pada Skala megohm
 Semua alat pelindung masuk/hidup
 Semua saklar rangkaian harus hidup
Busway, motor and peralatan lain yang mengkonsumsi arus harus dimatikan pada saklar
isolasi atau dilepas (hubungannya) dari kawat yang terpasang.
 Lepaskan ground dari batang netral (neutral bar)
 Hubungkan satu lead pada meter ke ground utama (main ground)
Hubungkan lead yang lain pada meter ke sambungan ujung netral dan aktif utama pemakai.
Hasil yang diharapkan -,menurut ketentuan perkawatan (wiring code):
Tahanan isolasi harus tidak kurang dari 2 Mega Ohm(2 juta Ohm).
Contoh: Alasan pengujian (test): Untuk memastikan bahwa tahanan isolasi konduktor cukup
tinggi untuk mencegah arus bocor ke ground.

Pengukuran elektroda pentanahan

SMK TUREN – HERI

halaman 57 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

A-1. JENIS TANAH :
Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagi atas :
1). Tanah rawa,
2). Tanah liat dan tanah ladang,
3). Pasir basah,
4). Krikil basah,
5). Pasir dan kerikil kering ,
6). Tanah berbatu.
A-2. TAHANAN JENIS (RHO) TANAH :

Masing – masing jenis tanah

mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang

berbeda-beda dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam
table dibawah ini, merupakan nilai tipikal.

SMK TUREN – HERI

halaman 58 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

A-3. TAHANAN PEMBUMIAN :
Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan
keadaan tanah serta ukuran dan susunan elektrode.
Dari Tabel Tahanan Pembumian pada tahanan jenis (rho-1) = 100 ohm- meter
dibawah ini, menunjukkan nilai rata – rata tahanan elektrode bumi, untuk panjang
tertentu.

SMK TUREN – HERI

halaman 59 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Tabel Luas penampang minimum elektroda pentanahan.
Bahan
berlapis
seng dengan proses
pe-manasan

No.

Bahan
jenis
elektroda

1.

Pita baja 100 mm2
Elektroda Pita tebal minimum 3
mm hantaran pilin
95
mm2(bukan
kawat halus)

2.

3.

Elektroda
batang

Elektroda
pelat

Baja
berlapis
tembaga

Tembaga

50 mm2

Pita tembaga 50
mm2
tebal
minimum 2 mm
Hantaran pilin 35
mm2
(bukan
kawat halus)

Pipa baja 1”
Baja
Baja profil :
berdiameter 15
L 65 x 65 x 7
mm di lapisi
T 6 x 50 x 3
tembaga setebal
Atau batang lain 2,5 mm
yang setaraf
Plat besi tebal 3 mm
Pelat
tembaga
2
luas 0,5 m sampai 1
tebal 2 mm luas
m2
0,5 m2 sampai 1
m2

Untuk tahanan jenis tanah lain (Q), maka besar tahanan pentanahan
adalah perkalian nilai diatas dengan rumus :
Q / Q1 = Q / 100
Bila untuk tahanan jenis tanah yang lain (Q), maka besar tahanan pentanahan
adalah perkalian nilai pada tabel 5 di atas dengan Q/Q1 atau sama dengan Q/100.
Contoh : pada pasir basah yang tahanan jenisnya 200 ohm meter dengan memakai
elektroda batang sepanjang 5 m maka besar tahanan pentanahannya = 200/100 x 20
= 40 ohm.

SMK TUREN – HERI

halaman 60 dari 61
INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3

Contoh gambar rekapitulasi daya

SMK TUREN – HERI

halaman 61 dari 61

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KVGARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
Buck Boost Converter
Buck Boost ConverterBuck Boost Converter
Buck Boost Converter
 
K3 listrik ppt
K3 listrik pptK3 listrik ppt
K3 listrik ppt
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH ( JTR)
 
Motor ac-sinkron
Motor ac-sinkronMotor ac-sinkron
Motor ac-sinkron
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Simbol simbol listrik1
Simbol   simbol listrik1Simbol   simbol listrik1
Simbol simbol listrik1
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
Jobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikJobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrik
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
Trafo system training
Trafo system trainingTrafo system training
Trafo system training
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 

Ähnlich wie IML MOTOR

TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASA
TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASATERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASA
TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASAfauzanican91
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikarifin456
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrikyunusku7
 
Dasar Kelistrikan.pptx
Dasar Kelistrikan.pptxDasar Kelistrikan.pptx
Dasar Kelistrikan.pptxssuser5d2927
 
Somar integra industry case pfizer compressor
Somar integra industry case   pfizer compressor Somar integra industry case   pfizer compressor
Somar integra industry case pfizer compressor Sherly Saerang
 
Presentasi induction Motor brand ABB IE2
Presentasi induction Motor brand ABB IE2Presentasi induction Motor brand ABB IE2
Presentasi induction Motor brand ABB IE2DedyKurniawan691994
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTioMarlina1
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx404notfound10
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motor
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motorCatatan aplikasi efisiensi dan keandalan motor
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motorPT. Siwali Swantika
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)mohamad abror
 
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptx
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptxperencanaan panael Motor listrik. PM.pptx
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptxDareiTriIrdaSolihin1
 
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsi
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsimotor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsi
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsip41202300073
 
Sistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSyahrul Saleh
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxHarriPurnomo2
 
Presentasi 5 P3M 12
Presentasi 5 P3M 12Presentasi 5 P3M 12
Presentasi 5 P3M 12Edi Sutanto
 

Ähnlich wie IML MOTOR (20)

TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASA
TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASATERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASA
TERMINOLOGI MOTOR LISTRIK AC DAN DC TIGA FASA & 1 FASA
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Motor listrik
Motor listrikMotor listrik
Motor listrik
 
Dasar Kelistrikan.pptx
Dasar Kelistrikan.pptxDasar Kelistrikan.pptx
Dasar Kelistrikan.pptx
 
Somar integra industry case pfizer compressor
Somar integra industry case   pfizer compressor Somar integra industry case   pfizer compressor
Somar integra industry case pfizer compressor
 
Presentasi induction Motor brand ABB IE2
Presentasi induction Motor brand ABB IE2Presentasi induction Motor brand ABB IE2
Presentasi induction Motor brand ABB IE2
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin InduksiTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptxTeknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
Teknik Tenaga Listrik_Mesin Induksi-Kelompok 5-Eks2022.pptx
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motor
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motorCatatan aplikasi efisiensi dan keandalan motor
Catatan aplikasi efisiensi dan keandalan motor
 
Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)Kelistrikan(motor listrik)
Kelistrikan(motor listrik)
 
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptx
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptxperencanaan panael Motor listrik. PM.pptx
perencanaan panael Motor listrik. PM.pptx
 
Materi Seminar Hasil.pptx
Materi Seminar Hasil.pptxMateri Seminar Hasil.pptx
Materi Seminar Hasil.pptx
 
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsi
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsimotor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsi
motor ac sinkron terkait dengan definisi, cara kerja, fungsi
 
Sistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi ElektrikSistem Propulsi Elektrik
Sistem Propulsi Elektrik
 
Inverter
InverterInverter
Inverter
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
 
Presentasi 5 P3M 12
Presentasi 5 P3M 12Presentasi 5 P3M 12
Presentasi 5 P3M 12
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 

Mehr von Indra S Wahyudi

Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...Indra S Wahyudi
 
Power system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applicationsPower system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applicationsIndra S Wahyudi
 
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systemsImpact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systemsIndra S Wahyudi
 
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power system
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power systemvsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power system
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power systemIndra S Wahyudi
 
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modelingCircuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modelingIndra S Wahyudi
 
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaTeknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaIndra S Wahyudi
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiIndra S Wahyudi
 
petunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiahpetunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiahIndra S Wahyudi
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga faseIndra S Wahyudi
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga faseIndra S Wahyudi
 
Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu faseIndra S Wahyudi
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikIndra S Wahyudi
 

Mehr von Indra S Wahyudi (16)

Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
 
Power system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applicationsPower system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applications
 
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systemsImpact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
 
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power system
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power systemvsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power system
vsc hvdc fuzzy controller for improving the stability of acdc power system
 
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modelingCircuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
 
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaTeknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
 
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggiDasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
Dasar pembangkit dan pengukuran teknik tegangan tinggi
 
petunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiahpetunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiah
 
teknik tenaga listrik
teknik tenaga listrikteknik tenaga listrik
teknik tenaga listrik
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
 
Unit 5 daya ac
Unit 5  daya acUnit 5  daya ac
Unit 5 daya ac
 
Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu fase
 
Unit 3 dasar listrik ac
Unit 3  dasar listrik acUnit 3  dasar listrik ac
Unit 3 dasar listrik ac
 
Unit 2 rangkaian dc
Unit 2  rangkaian dcUnit 2  rangkaian dc
Unit 2 rangkaian dc
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
 

Kürzlich hochgeladen

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

IML MOTOR

  • 1. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 INSTALASI MOTOR LISTRIK Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) Peraturan instalasi listrik yang digunakan sebagai pedoman adalah : AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalasties) yang diterbitkan sebagai Norma N2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian N2004 ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia N16 yang kemudian dikenal sebagai PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) 1964 (PUIL pertama)’ PUIL yang kedua adalah PUIL 1977 yang mengacu standar IEC (International Electrotechnical Commission) Sedangkan PUIL yang ketiga adalah PUIL 1987. PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri No.24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999. PUIL ini mengacu pada standar IEC, NEC (National Electric Code), VDE (Verband Deutscher Electrotechniker) dan SAA (Standards Assosiation Australia). PUIL 2000 SNI 04-0225-2000 ini merupakan revisi dari PUIL 1987 SNI 04-225-1987 yang dirumuskan oleh panitia revisi PUIL, dan ditetapkan sebagai Standar Nasional Indonesia. Dengan terbitnya PUIL 2000 ini, maka PUIL 1987, 1977 dan 1964 menjadi tidak berlaku. A. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan. B. Ruang Lingkup 1.2.1.1 Persyaratan Umum Instalasi listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik sampai dengan 1000 V, arus searah 1500 V dan tegangan menengah sampai 35 kV dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan, SMK TUREN – HERI halaman 1 dari 61
  • 2. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan memperhatikan ketentuan yang terkait. Instalasi Listrik  Instalasi listrik dipergunakan untuk menyalurkan tenaga listrik ke alat-alat yang memerlukan tenaga listrik, misalnya lampu, motor-motor listrik, alat pemanas seperti kompor listrik, setrika listrik, pemanggang roti dan lain-lain. Instalasi listrik ini memakai perlengkapan misalnya : kawat penghantar, pengaman lebur, kotak pembagi, dan lain-lain. Perlengkapan listrik ini ditempatkan dalam ruangan. Keadaan ruangan itu tergantung pada tempat dan keperluan kerja. Untuk itu semua ada syarat-syarat instalasi listrik baik untuk tegangan tinggi maupun tegangan rendah. MACAM-MACAM INSTALASI LISTRIK Menurut arus listrik yang disalurkan  Instalasi arus searah  Instalasi arus bolak-balik Menurut pemakaian tenaga listrik  Instalasi penerangan (cahaya)  Instalasi tenaga Menurut tegangan yang dipergunakan  Instalasi tegangan tinggi  Instalasi tegangan rendah SYARAT-SYARAT INSTALASI LISTRIK  Syarat ekonomis Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu, ongkos pemasangan dan ongkos pemeliharaannya semurah mungkin.  Syarat keamanan Instalsi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-benda di sekitarnya dari kerusakan akibat adanya gangguan seperti hubung pendek, beban lebih, tegangan lebih dan sebagainya. SMK TUREN – HERI halaman 2 dari 61
  • 3. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3  Syarat keandalan Kelangsungan pemberian / pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut : nama pembuat  tegangan pengenal  arus beban pengenal  daya pengenal  frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik  putaran per menit pengenal  suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal  kelas isolasi  tegangan kerja dan arus beban penuh  sekunder untuk motor induksi rotor lilit  jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah  daur kerja. Motor • Pemakaian motor listrik biasanya sudah menjadi satu kesatuan dengan peralatan mekanikal lainnya yang berfungsi sebagai penggerak seperti : pompa, Fan,Kompressor dan lain-lain. • Hal yang utama didalam pelaksanaan pemasangan motor yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah cara penyambungan diterminal motor. . SMK TUREN – HERI halaman 3 dari 61
  • 4. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Rumus untuk motor gerakan lurus, misal askalator, krane dll p.v P = 75.η ( Hp ) p.v P = 102.η KW ) P = daya motor P = besar beban yang bergerak ( Kg ) V = kecepatan beban yang bergerak ( m/det ) η = efisiensi dari mesin Rumus untuk motor gwrakan berputar, misal mesin giling, gerinda dll M .n P = 746.η ( Hp ) M .n P = 975.η KW ) P = daya motor M = momen putar beban ( Kg.m ) n = putaran beban ( rpm ) η = efisiensi dari mesin Rumus untuk motor kipas / fan, v. p P = 75.η ( Hp ) v. p P = 102.η KW ) P = daya motor v = volume udara ( m3/detik ) p = tekanan udara ( kg/m2 ) η = efisiensi dari mesin Rumus penyesuaian momen puter / torsi, SMK TUREN – HERI halaman 4 dari 61
  • 5. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 M = 975 P ( KW ) n P = daya motor ( KW ) M = momen putar motor ( Kg m ) n = putaran motor ( rpm ) Penyesuaian dengan macam kerja ( duty ) dari mesin : Continous rating symbol DB / S1 Short time rating symbol KB / S2 Intermittent rating symbol AB Continous operation with intermittent loading symbol SAB Continous operation with Short time loading symbol OKB RUMUS – RUMUS MOTOR LISTRIK Untuk motor satu fasa Pin = V.I.cos ϕ ( KW ) η = Pout Pin Pout In = V . cos ϕη . Dimana : Pin = daya masukan motor ( KW ) Pout = daya keluaran motor ( KW ) V = tegangan kerja motor ( Volt ) Cos ϕ = factor daya motor η = efisiensi motor ( % )η Untuk motor tiga fasa Pin = 3. V.I.cos ϕ ( KW ) η = Pout Pin In = Pout 3.V . cos ϕη . Dimana : Pin = daya masukan motor ( KW ) Pout = daya keluaran motor ( KW ) V = tegangan kerja motor ( Volt ) Cos ϕ = factor daya motor η = efisiensi motor ( % ) Dimana : Bila sumber PLN 380/220V,sedang tegangan motor 3 phase adalah 220 / 380 V, maka motor dihubungkan bintang pada teg 380 V SMK TUREN – HERI halaman 5 dari 61
  • 6. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Rangkaian instalasi motor listrik Pengaman hubung-pendek Sirkit motor Sarana pemutus Kendali Pengaman beban lebih (Motor berputar) SMK TUREN – HERI M Motor halaman 6 dari 61
  • 7. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Sirkit Motor 5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang berlebihan. 5.5.3.2 Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah 25 % dari arus beban penuh motor yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah yang mempunyai arus beban penuh tertinggi. Proteksi beban lebih 5.5.4.1 Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tidak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut. 5.5.4.3 Gawai proteksi beban lebih tidak boleh mempunyai nilai pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh. Dalam pada itu waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh. 5.5.4.7 Gawai proteksi beban lebih, yang melindungi sirkit akhir tempat motor atau peranti bermotor dihubungkan, harus mempunyai waktu utnda yang memungkinkan motor diasut dan mencapai putaran penuh. SMK TUREN – HERI halaman 7 dari 61
  • 8. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 5.5.4.8 Gawai proteksi beban lebih yang dapat mengulang asut secara otomatis setelah jatuh karena arus lebih, tidak boleh dipasang, kecuali bila hal itu diperbolehkan untuk motor yang diproteksi. Motor yang setelah berhenti dapat diulang asut secara otomatis, tidak boleh dipasang bila ulang asut otomatis itu dapat mengakibatkan kecelakaan. Proteksi hubung pendek sirkit motor Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi 5.5.5.2.1 Nilai pengenal atau setelan gawai proteksi arus hubung pendek harus dipilih sehingga motor dapat diasut, sedangkan penghantar sirkit akhir, gawai kendali, dan motor, tetap diproteksi terhadap arus hubung pendek. 5.5.5.2.2 Untuk sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal, nilai pengenal atau setelan proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai yang bersangkutan dalam Tabel 5.5.2. 5.5.5.2.3 Untuk sirkit akhir yang menyuplai beberapa motor, nilai pengenal atau setelan proteksi arus hubung pendek tidak boleh melebihi nilai terbesar dihitung menurut Tabel 5.5.2. untuk masing-masing motor, ditambah dengan jumlah arus beban penuh motor lain dalam sirkit akhir itu. Tabel 5.5-2 Nilai pengenal atau setelan tertinggi gawai proteksi sirkit motor terhadap hubung pendek Jenis Motor motor sangkar deng stater bintang/delta,DOL motor sangkar /serempak deng stater outotransformer motor rotor lilit / slipring Setelan tertinggi untuk pemutus tenaga Setelan tertinggi untuk pemutus tenaga 250 % 400% 200 % 400 % 150 % 400 % Proteksi hubung pendek sirkit cabang SMK TUREN – HERI halaman 8 dari 61
  • 9. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 5.5.6.1 Suatu sirkit cabang yang menyuplai beberapa motor dan terdiri dari penghantar dengan ukuran berdasarkan 5.5.3.2 harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih yang tidak melebihi nilai pengenal atau setelan gawai proteksi sirkit akhir motor yang tertinggi berdasarkan 5.5.5.2.3, ditambah dengan jumlah arus beban penuh semua motor lain yang disuplai oleh sirkit tersebut. a. Penghantar Penghantar adalah bahan yang bersifat menyalurkan arus listrik. Bahan yang digunakan untuk instalasi tegangan rendah adalah tembaga yang mempunyai daya hantar tinggi. Sedangkan penghantar berisolasi adalah bahan yang bersifat menyalurkan arus listrik baik yang berbentuk pejal maupun serabut yang masing-masing dilengkapi dengan isolasi dan membentuk satu kesatuan. Penggabungan satu atau lebih inti-inti umumnya dilengkapi dengan selubung pelindung. Dengan demikian ada 3 hal pokok dari penghantar yang berisolasi, yaitu: 1. Konduktor atau penghantar, merupakan media untuk menyalurkan arus listrik. 2. Isolasi merupakan bahan dielektrik untuk mengisolir. 3. pelindung luar yang akan memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanik, pengaruh bahan kimia, elektrolisis dan api. Penghantar yang digunakan dalam instalasi sangat beraneka ragam, lain dari itu berhubungan dengan bahan-bahan plastik untuk isolasi masih terus berkembang, dengan demikian peretambahan jenis kabel selalu ada. b. Jenis Penghantar Untuk kabel tenaga biasa digunakan kabel jenis: a. NYY, yaitu instalasi industri didalam gedung maupun dia alam asal tanah diberi perlindungan secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis. b. NYFGbY, kabel NYFGbY 3 x 120 mm 18/30 KV, artinya kabel tiga inti berpenghantar tembaga dengan masing-masing luas penghantar 120 mm 2 berbentuk sektor serabut, pelindung dalam dari PVC, berperisai baja dan armatur dari pipa baja, pelindung luar dari PVC, tegangan nomianal penghantar fasa dengan netral 18 KV dan tegangan antar fasa 30 KV. c. Menentukan KHA Penghantar SMK TUREN – HERI halaman 9 dari 61
  • 10. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Kemampuan hantar arus dipengaruhi oleh suhu penghantar yang diijinkan dan sejumlah panas yang dipindahkan. Kemampuan hantar arus dari suatu penghantar yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasi penghantar yang ada. Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan penghantar yang cukup ukurannya d. Menentukan Penampang Penghantar Luas penampang dan jenis penghantar yang dipasang dalam suatu instalasi ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: 1. Kemampuan hantar arus 2. Kondisi suhu 3. Susut tegangan 4. Sifat lingkungan 5. Kemungkinan perluasan Semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang mengalir melaluinya, yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk penghantar aktif saluran utama, sirkuit akhir harus terdiri atas penghantar dengan penampang dan bahan yang sama, penghantar aktif dengan isolasi berbeda dapat digunakan dengan ketentuan bahwa KHA penghantar yang mempunyai bahan isolasi yang terendah mutunya digunakan sebagai dasar perhitungan untuk semua penghantar. Untuk penghantar netral mempunayi KHA sebagai berikut: a. Penghantar netral saluran dua kawat harus mempunyai KHA sama dengan penghantar fasa (PUIL 2000 ayat 3.16.2.2 hal 77). b. Penghantar netral saluran banyak harus mempunyai KHA sesuai dengan arus maksimum yang mungkin timbul dalam keadaan tidak seimbang yang normal (PUIL 2000 ayat 4.2.2.2.3 hal 109). Bila saluran fasa banyak melayani sebagian besar dari beban diantara penghantar fasa dan netral, maka penampang dari penghantar netral harus tidak kurang dari ½ penampang fasa bbila penghantar fasa mempunyai penampang sama atau lebih dari 25 mm2. SMK TUREN – HERI halaman 10 dari 61
  • 11. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 11 dari 61
  • 12. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 NYMHYMedium Heavy Thermoplastic Flexible Cable Conductor:Flexible CopperInsulation:Extruded PVCOuter Sheath: 350V/500V Rated Voltage Application For indoor location connection or portable application Construction and Characteristics No. of Cores Size Range SPLN 42-6-2:1992 SNI 04-3234:1992 2 3 4 0.75 to 2.5 mm² 0.75 to 2.5 mm² 0.75 to 2.5 mm² Identification of Cores Twin-cores 5 0.75 to 2.5 mm² Light blue, black System I Green/yellow, light blue, black System O Light blue, yellow, black Fourcores System I Green/yellow, light blue, yellow, black System O Other colors are available on request Threecores Light blue, red, yellow, black Five-cores Heri Sungkowo, SST a. Green/yellow, light blue, red, yellow, black 71 Arus Nominal Beban Dalam menentukan luas penampang penghnatar harus sedemikian rupa sehingga penghantar tersebut dapat menyalurkan tenaga listrik secara aman dan efisien, dan supaya penghantar dapat menyalurkan energi secara maksimal maka harus diperhatikan kemampuan hantar arusnya. Untuk beban 1 fasa In = S V Untuk beban 3 fasa In = S 3.V Dimana S = daya semu (VA) V = tegangan (V) Setelah diketahui maka selanjutnya dapat melihat tabel pada PUIL untuk menyesuaikan besar arus. b. Rugi Tegangan SMK TUREN – HERI halaman 12 dari 61
  • 13. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Rugi tegangan adalah tegangan yang hilang pada penghantar berupa panas. Rugi tegangan yang diijinkan tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan yang ada (PUIL 2000 ayat 4.2.3.1). Dari 5 % tersebut dibagi mennjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Rugi tegangan dari jala-jala KWh meter 0,5 %. 2. Rugi tegangan dari KWh meter ke peralatan pemakai atau rangkaian penerangan 1,5 %. 3. Rugi tegangan dari KWh meter ke motor-motor atau rangkian daya 3 %. (Sumber: Muhaimmin, Instalasi Listrik 1, Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik, Bandung, 1995). Untuk menghitung rugi tegangan pada satu penghantar adalah: (1Ø) V= (3Ø) V= 2.L.I X .A 3.L.I X .A Dimana, V = drop tegangan (Volt) L = panjang kabel (meter) I = arus (ampere) X = hantaran jenis (m/Ωmm2) A = luas penampangn penghantar Jika dipersentasikan, maka didapat persamaan: V= V .100% V Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa untuk suatu rangkaian yang bersifat resistif pada besaran arus tertentu, semakin panjang konduktor maka akan semakin besar drop tegangan yang dihasilkan, demikian juga jika penampang penghantar terlalu kecil maka rugi tegangannya akan semakin besar. c. Perhitungan Pengaman Berdasarkan PUIL 1987 ayat 4.1.2.C.2, bahwa semua pengaman seperti pemutus daya dan pengaman lebur, arus yang melewati pengaman tersebut tidak boleh melebihi KHA penghantar ditempat yang dilindungi kecuali tidak terdapat pemutus daya yang mempunyai arus nominal sama dengan KHA penghantar. SMK TUREN – HERI halaman 13 dari 61
  • 14. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Gawai untuk proteksi terhadap arus beban lebih dan arus hubung pedek harus sanggup memutuskan setiap arus lebih dan mencakup arus hubung pendek pada titik tempat gawai proteksi dipasang (PUIL 2000 ayat 4.2.7.2.2). Untuk semua jenis pengaman lebur yang elemennya dapat diganti, arus nominal lebur tidak boleh lebih besar dari KHA penghantar yang dilindunginya. Gawai proteksi khusus terhadap arus lebih harus mampu memutus setiap arus beban lebih, tetapi dapat mempunyai kemampuan memutus lebih rendah daripada arus hubung pendek (PUIL 2000 ayat 4.2.7.2.3). Sedangkan untuk elemen leburnya yang tidak boleh lebih besar dari KHA penghantar yang dilindunginya kecuali bila tidak ada pengaman lebur standar yang sama dengan KHA penghantar. Untuk beban 1 fasa; In = S V Setelah mengetahui arus nominalnya maka selanjutnya arus nominal tersebut dikalikian dengan faktor pengaman yaitu 1,25 atau 1,5. Untuk beban 3 fasa, beban motor atau peralatan; In = S 3.V Setelah mengetahui arus nominalnya maka selanjutnya arus nominal tersebut dikalikan dengan faktor pengaman. Tabel 1*) Nilai nominal/setelan Tertinggi Gawai Pengaman Sirkit Motor terhadap Hubung Pendek. Pemutus Daya 250 % Pengaman Lebur 400 % Jenis Pengasutan Y/Δ, 200 % 400 % DOL, Reaktor Pengasutan auto tranformator, 150 % 400 % reaktansi tinggi Untuk arus searah , rotor lilit *) LIPI, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000). e. Macam-macam Pengaman SMK TUREN – HERI halaman 14 dari 61
  • 15. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Tujuan tindakan pengamanan pada instalasi listrik adalah untuk melindungi manusia atau peralatan yang tersambung pada instalasi itu jika terjadi arus gangguan akibat dari keadaan yang tidak normal. Guna pengamanan adalah untuk mendeteksi gangguan yang terjadi pada rangkaian listrik dan untuk memutuskan bagian rangkaian yang mengalami gangguan itu. Pemutus rangkaian itu juga dimaksudkan untuk membatasi arus yang berlebihan dan membatasi dampak busur api yang disebabkan oleh gangguan. Alat-alat pengaman ini umumnya digunakan untuk: a. Mengamankan hantaran, peralatan listrik dan motor listrik terhadap beban lebih. b. Pengaman terhadap hubung singkat antar fasa atau antara fasa dengan netral dan terhadap hubung singkat dalam peralatan atau motor listrik. c. Pengaman terhadap hubung singkat dengan badan mesin Macam-macamnya: A. Air Circuit Breaker (ACB) Air Circuit Breaker memiliki ketahanan thermis yang tinggi sehingga dapat menjamin kontinuitas pelayanan sumber daya listrik. Karena pada saat terjadi gangguan, alat ini akan menunda pemutusan sebelum semua pemutus tenaga disisi bawahnya terputus (tripp). Sehingga jika gangguan tersebut hanya terjadi pada satu titik, maka hanya pemutus tenaga pada daerah itu sajalah yang terputus (tripp). ACB adalah pengendali yang secara otomatis dapat memutuskan rangkaian secara seketika apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Karena karakteristik perilakunya baik sekali dan berkapasitas pemutusan arus besar dibandingkan dengan saklar pisau dan sekering, ACB ini luas dipergunakan sebagai pemutus daya untuk papan distribusi dan kendali dari peralatan elektrik suatu bangunan, perkakas mesin, mesin industri dll. B. Miniature Circuit Breaker (MCB). MCB adalah salah satu bentuk circuit breaker yang dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga dilengkapi dengan pengaman magnetis untuk arus lebih atau arus hubung singkat. Gambar 2.7. Kontruksi MCB dan Pengawatannya *) SMK TUREN – HERI halaman 15 dari 61
  • 16. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 *) Harten, P.Van, “ Instalasi Listrik Arus Kuat I “, Cetakan Ke-Empat, CV. Trimitra Mandiri, Jakarta, 1980, hlm 212. a. Otomat – L Pada otomat jenis ini pengaman thermisnya disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantarannya melebihi suatu nilai tertentu, maka elemen dwi logamnya akan memutuskan arusnya. Kalau terjadi hubung singkat, arus diputuskan oleh pengman elektomagnetiknya. Untuk arus bolak-balik yang sama dengan 4 In – 6 In dan arus searah yang sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsung dalam waktu 0,2 sekon. b. Otomat – H Secara thermis jenis ini sama dengan otomat - L, hanya pengaman elektromagnetiknya memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, kalau arusnya sama dengan 2,5 In – 3 In untuk arus bolak-balik atau 4 In untuk arus searah, jenis otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada instalasi rumah, arus gangguan yang rendahpun harus diputuskan dengan cepat. Jadi kalau terjadi gangguan tanah bagian-bagian yang terdiri dari logam tidak akan bertegangan. c. Otomat – G Jenis otomat ini digunakan untuk mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan juga rangkaian akhir besar untuk penerangan, misalnya penerangan bangsal pabrik. Pengaman elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In–11 In untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk arus searah. Kotak-kontak saklarnya dan ruang pemadam SMK TUREN – HERI halaman 16 dari 61
  • 17. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 busur apinya memiliki kontruksi khusus. Karena itu jenis otomat ini dapat memutuskan arus hubuing singkat yang besar yaitu hingga 1500 A. Gambar 2.8. Karakteristik MCB type L, H, G*) *) Muhaimin, Instalasi Listrik 1, Bandung. C. Moulded Case Circuit breakers (MCCB) MCCB adalah salah satu bentuk circuit breaker yang dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) sebagai pengaman beban lebih dan juga dilengkapi dengan pengaman magnetis untuk arus lebih atau arus hubung singkat, dan biasanya dipakai pada pemutusan beban tenaga. D. Limit Swicth Limit switch merupakan salah satu jenis saklar yang bekerja karena adanya sentuhan atau gesekan. Biasanya limit switch ini digunakan atau ditempatkan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan benda yang bersangkutan. Jarak benda dengan limit switch harus diperhatikan agar benda tersebut dapat tersentuh limit switch. Limit switch mempunyai beberapa bagian antara lain pengungkit dan roda penjulang yang merupakan bagian mekanik yang akan menggerakkan lengan pengungkit dan diteruskan pada bergeraknya suatu kontak baik menutup atau membuka. Dan perpindahan posisi kontak ini menandakan bahwa limit switch bekerja. Pada limit switch juga terdapat dua macam jenis limit switch yang dibagi berdasarkan posisi kontak pada saat keadaan normal yaitu limit switch NO (normally open) dan limit switch NC (normally close). Pada push button NO, dalam keadaan normal kontaknya berada dalam keadaan terbuka atau tidak SMK TUREN – HERI halaman 17 dari 61
  • 18. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 saling terhubung sehingga berfungsi sebagai penghubung rangkaian listrik jika limit switch tersebut mendapat tekanan atau gesekan. Sedangkan push button NC pada keadaan normal kontaknya berada dalam posisi tertutup atau saling terhubung sehingga berfungsi sebagai pemutus rangakain listrik jika limit switch tersebut mendapat tekanan atau gesekan. Jika tekanan atau gesekan tersebut dilepaskan dari limit switch maka kontak limit switch tersebut akan kembali pada posisi normalnya. Gambar 2.9. Konstruksi Limit Switch E. Relay Pengaman Relay merupakan peralatan listrik yang memiliki fungsi sama dengan kontaktor yaitu mengendalikan satu rangkaian atau lebih. Perbedaannya bahwa kontaktor biasanya digunakan untuk arus yang besar sedangkan relay tidak. Relay tidak memiliki kontak utama karena tidak dirancang untuk berhubungan dengan arus besar melainkan dirancang sebagai pemutus dan penghubung rangkaian kontrol. Gambar 2.10. Konstruksi Relay dan Simbol SMK TUREN – HERI halaman 18 dari 61
  • 19. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Relay memiliki dua macam kontak yaitu kontak NO (normally open) artinya dalam keadaan normal kontaknya berada dalam keadaan terbuka (open)atau tidak saling terhubung sehingga berfungsi sebagai penghubung rangkaian listrik jika relay tersebut mendapat sumber dan NC (normally close) pada keadaan normal kontaknya berada dalam posisi tertutup (close) atau saling terhubung sehingga berfungsi sebagai pemutus rangakain listrik jika relay tersebut mendapat sumber. Relay pengaman juga merupakan sebuah alat yang bertugas menerima, mendeteksi besaran tertentu untuk kemudian mengeluarkan perintah sebagai tanggapan (respon) atas besaran yang dideteksi. Perintah yang dikeluarkan berupa besaran listrik ditujukan kepada trip coil, pemutus tenaga (CB) atau kepada alat-alat seperti alarm atau lampu. Adapun tujuan dari penerapan relay pengaman adalah: 1. Mengamankan peralatan pada sistem akibat adanya kondisi abnormal. 2. Cepat melokalisir bagian yang terganggu menjadi sekecil mungkin. 3. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. 4. Dapat memberikan keandalan ynag tinggi dalam penyaluran tenaga listrik. Karena relay merupakan kunci kelangsungan kerja dari suatu sistem tenaga, maka untuk menjamin keandalan dari sistem tenag yang bersangkutan, relay harus memenuhi persyaratan sebgai berikut: 1. Cepat Bereaksi. 2. Seleksi 3. Sensitif 4. Handal SMK TUREN – HERI halaman 19 dari 61
  • 20. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 5. Ekonomis Berikut ini akan dibahas mengenai perbedaan WATT dengan VA (Volt Ampere). Untuk system 1 phase : Daya Nyata ( P ) = VL-N. I. Cos ϕ ( WATT ) Daya Semu ( S ) = VL-N. I ( VA ) Daya Reaktif (Q) = VL-N.I Sin ϕ ( VAR ) Untuk system 3 phase Daya Nyata ( P ) = √ 3 VL-L. I. Cos ϕ ( WATT ) Daya Semu ( S ) = √ 3 VL-L. I ( VA ) Daya Reaktif (Q) = √ 3 VL-L .I Sin ϕ ( VAR ) atau Daya Nyata ( P ) = 3 VL-N. I. Cos ϕ ( WATT ) Daya Semu ( S ) = 3 VL-N. I ( VA ) Daya Reaktif (Q) = 3 VL-N .I Sin ϕ ( VAR ) Catatan : VL-L = Tegangan antara line-line = 380 V VL-N = Tegangan antara line-Netral = 220 V I = Arus ( Ampere ) Cos ϕ = Faktor daya dari beban (berkisar antara 0 - 1) Sebagai contoh suatu pompa air bersih yang digerakkan oleh motor 3 phase 18.5 KW. 380 volt, Cos ϕ = 0.85. Maka berapa besar arus yang dibutuhkannya dapat dihitung sebagai berikut : 1 KW = 1000 W P3 φ = √ 3.VL-L . I . Cos ϕ 18.500 = √ 3. 380. I . 0,85 I = 18.500 = 32,97 ≈ 33 A . √ 3. 380. I . 0,85 Jadi arus yang dibutuhkannya = 33 A untuk masing-masing phase. Contoh : Instalasi Motor listrik SMK TUREN – HERI halaman 20 dari 61
  • 21. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Sirkit cabang motor dengan tegangan kerja 220 /380 V menyuplai motor berikut : a).Motor sangkar dengan pengasutan bintang segitiga, arus pengenal beban penuh 42 A. b).Motor serempat dengan pengasutan autotransformator, arus pengenal beban penuh 54 A. c).Motor rotor lilit, arus pengenal beban penuh 68 A. Masing-masing motor diproteksi terhadap hubung pendek dengan pemutus sirkit. a).KHA penghantar sirkit cabang. b).Setelan proteksi hubung pendek sirkit cabang. c).Setelan proteksi saluran utama dari hubung pendek bila sirkit cabang itu disuplai oleh satu saluran utama yang juga menyplai motor rotor lilit dengan arus pengenal beban penuh 68 A. Penyelesaian : (lihat Gambar 5.5-2) a).Menurut 5.5.3.2 KHA tidak boleh kurang dari 42 A + 54 A + 1,25 x 68 A = 181 A. b).Menurut 5.5.6.1, setelan maksimum gawai proteksi masing-masing motor adalah sebagai berikut : 1). motor sangkar : 250 % x 42 A = 105 A 2). motor serempak : 200 % x 54 A = 108 A 3). motor rotor lilit : 150 % x 68 A = 102 A Menurut 5.5.4.3 setelan maksimum gawai proteksi sirkit cabang terhadap hubung pendek tidak boleh melebihi : 108 A + 42 A + 68 A = 218 A c). Setelan maksimum gawai proteksi hubung pendek masing-masing sirkit cabang adalah 218 A dan 150 % x 68 A Setelan gawai proteksi hubung pendek saluran utama tidak boleh melebihi 218 A + 68 A = 286 A. Kendali  5.5.7.1 Yang dimaksud dengan kendali ialah sarana yang mengatur tenaga listrik, yang dialirkan ke motor dengan cara yang sudah ditentukan. Di dalamnya termasuk juga sarana yang biasa digunakan untuk mengasut dan menghentikan motor.  5.5.7.3.1 Tiap kendali harus mampu mengasut dan menghentikan motor yang dikendalikannya. Untuk motor arus bolak balik kendali harus mampu memutuskan arus motor yang macet. 5.5.7.7 Sirkit kendali  5.5.7.7.1 Sirkit kendali harus diatur sedemikian rupa sehingga akan terputus dari semua sumber suplai, jika sarana pemutus dalam keadaan terbuka. Sarana pemutus boleh terdiri atas dua gawai, satu diantaranya memutuskan hubungan motor dan SMK TUREN – HERI halaman 21 dari 61
  • 22. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 kendali dari sumber suplai daya untuk motor, dan yang lain memutuskan hubungan sirkit kendali dari suplai dayanya. Sarana pemutus  5.5.8.1 Motor harus dilengkapi dengan sarana pemutus, yakni gawai yang memutuskan hubungan motor dan kendali dari sirkit sumber dayanya.   5.5.8.3.3 Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang- kurangnya 115 persen dari arus beban penuh motor.  5.5.8.3.4 Sarana pemutus yang melayani beberapa motor atau melayani motor dan beban lainnya, harus mempunyai kemampuan arus sekurang-kurangnya 115 % dari jumlah arus beban pada keadaan beban penuh. KONTAKTOR Kontaktor adalah gawai (alat) untuk menghubungkan dan memutuskan sirkit listrik dengan menggunakan tenaga elektromagnet untuk menutup dan membuka kontak-kontaknya Kelebihan Kontaktor • Dapat menghubungkan sirkit listrik pada arus yang besar dan tegangan yang tinggi dengan menggunakan tegangan yang rendah dan arus yang kecil di dalam kumparannya (aman bagi operator). • Dapat dioperasikan dari jarak jauh (remote). • Dapat dioperasikan secara otomatis. SMK TUREN – HERI halaman 22 dari 61
  • 23. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 • Memiliki kinerja yang handal. Konstruksi Bagian utama kontaktor : • kumparan (coil) diletakkan pada kaki tengah inti • inti magnet tetap • inti magnet bergerak atau jangkar penggerak (moving armature atau plunger) yang memegang lengan-lengan kontak. Konstruksi kontaktor Inti magnet dan koil SMK TUREN – HERI halaman 23 dari 61
  • 24. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Shading coil • Pada kaki-kaki luar inti magnet ini terdapat lilitan yang dihubung pendek seperti cincin yang disebut kumparan magnet bayangan (magnet shading coils). Lilitan (cincin) ini akan menahan jangkar dari sistem magnet supaya tidak bergetar atau mendengung. Cara Kerja Kontaktor • Jika arus mengalir melalui kumparan, inti besi dimagnetkan sehingga akan menarik jangkar penggerak yang memegang lengan-lengan kontak. Kontak gerak digerakkan menuju kontak stasioner (kontak yang diam). Kontak dihubungkan seri dengan alat yang dikendalikan, sehingga beban dihubungkan dengan sumber tegangan ketika kumparan diberi energi (coil energized). SMK TUREN – HERI halaman 24 dari 61
  • 25. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 • Jika arus kumparan magnet diputuskan, magnet akan kehilangan gaya tariknya sehingga jangkar dilepas kembali ke posisi semula oleh pegas, sehingga kontaknya kembali ke posisi normal. Coil Kontaktor AC • Tegangan nominal (Un) : 12, 20, 24, 32, 42, 48, 110, 120, 127, 208, 220, 230, 240, 256, 277, 380,400, 415, 440, 480, 500, 575, 600 dan 660 volt-ac. • Spesifikasi • Konsumsi rata-rata 7 - 22 VA • Operating range 0,8 - 1,1 Un Coil Kontaktor DC • Tegangan nominal (Un) : 12, 20, 24, 32, 42, 48, 60, 72, 96, 100, 110, 125, 155, 174, 200, 220, 250, 305, 348, 440, 543, dan 600 volt-dc. • Spesifikasi • Konsumsi rata-rata 9W • Operating range 0,8-1,1 Un • 0,7-1,25 Un • 0,85-1,1 Un 11W 22 W Kontak Utama (Main Contact) • Kontak utama digunakan pada sirkit utama atau sirkit daya (power circuit), yaitu untuk menghubungkan dan memutuskan sumber daya dengan beban. • Oleh karena itu kontak-kontak utama biasanya terbuat dari oksida cadmium-perak sehingga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan tahan terhadap percikan bunga api. • Jumlah kontak utama pada suatu kontaktor dinyatakan dengan jumlah kutub (pole). biasanya terdiri dari tiga kontak (3-pole) atau empat kontak (4-pole). Kontak Bantu (Auxiliary Contacts) • Sedangkan kontak bantu dipersiapkan untuk melengkapi atau membantu kerja sirkit kontrol, misalnya untuk mengunci kontaktor magnet itu sendiri maupun untuk keperluan lain seperti sistem kerja berurutan, interlock dan sebagainya atau sebagai kontak sinyal pada peralatan kontrol. • Kontak-kontak ini terdiri dari kontak NO (normally open) atau normal membuka dan kontak NC (normally closed) atau normal menutup. SMK TUREN – HERI halaman 25 dari 61
  • 26. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 • Simbol wiring kontak utama, kontak Bantu dan koil Coil Kontaktor SMK TUREN – HERI halaman 26 dari 61
  • 27. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Simbol dan tanda koil A1 A1 KA2 KM1 (a) Kontaktor utama KT1 KA1 A2 A2 (b) Kontaktor bantu A1 A1 A2 A2 (c) ON delay Kontaktor bantu dengan timer (d)OFF delay Pemilihan Kontaktor Kontaktor dinilai berdasarkan : · jenis suplainya (AC/DC) · jenis bebannya (kategori penggunaan) · kapasitas beban : (A), (kW), (HP) · tegangan kerja (volt) · jumlah kontak penghubung/pemutus · frekuensi catu (suplai) · umur elektrik (jumlah operasi) Pemilihan Katagori Kontaktor Kategori penggunaan : AC 1 • Karakteristik kerja : Beban resistif atau sedikit induktif (cos ϕ ≥ 0,95), Ue ≤ 440 V SMK TUREN – HERI halaman 27 dari 61
  • 28. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 • Jenis aplikasi : Pemanas, distribusi • Karakteristik listrik - Menghubung : 1,5 x arus nominal beban - Memutus : 1 x arus nominal beban Kategori penggunaan : AC 3 • Karakteristik kerja : Motor rotor sangkar Starting, switching off selama running • Jenis aplikasi : Motor rotor sangkar standar Lift escalator, conveyor, compresor, pompa, mixer, air condition, dsb. • Karakteristik listrik - Menghubung : 6 x arus nominal motor - Memutus : 1 x arus nominal motor Kategori penggunaan : AC 2 • Karakteristik kerja : Untuk motor slip-ring inching, plugging, reversing • Jenis aplikasi : Crane, penggerak khusus pada mesin processing dan produksi • Karakteristik listrik - Penutupan : 2,5 x arus nominal motor - Pembukaan : 2,5 x arus nominal motor Kategori penggunaan : AC 4 • Karakteristik kerja : Motor rotor sangkar Starting, plugging, inching (jogging) • Jenis aplikasi : Mesin printing, mesin penarik kawat, mesin tool dengan inching, alat pengangkat (hoist). • Karakteristik listrik : - Menghubung : 6 x arus nominal - Memutus : 6 x arus nominal SMK TUREN – HERI halaman 28 dari 61
  • 29. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Gambar komponen kontaktor SMK TUREN – HERI halaman 29 dari 61
  • 30. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 MOTOR OVERLOAD SMK TUREN – HERI halaman 30 dari 61
  • 31. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 3.1 Pengaman Beban Lebih • Pengaman beban lebih memproteksi motor dari kerusakan karena terjadinya beban lebih dengan memutuskan suplai ke koil kontaktor (melalui kontak NC nya), sehingga kontaktor terbuka dan motor berhenti (proteksi dilakukan dengan melalui fungsi kontrolnya, tidak ada pemutusan daya langsung pada pengaman beban lebihnya). Thermal overload relay • Relai ini mengamankan motor dari : • · Beban lebih • · Kegagalan pengasutan • · Putusnya salah satu fase (untuk motor tiga fase) SMK TUREN – HERI halaman 31 dari 61
  • 32. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Penyetelan (Setting) Relai Buka tutup (cover) transparan 1 untuk penyetelan (setting) dan pengaturan (control). Ø Setel arus pemutusan dengan memutar sekrup pengatur (dial) 2 ke posisi yang dikehendaki (sesuai dengan arus nominal dalam ampere). Ø Tutup kembali cover transparan dan gunakan kawat ∅ < 2 mm masukkan pada lobang pengunci 3 untuk mengunci cover. Dalam posisi tertutup cover mengunci penyetelan. Konstruksi TOR 1⇒ tutup (cover) transparan 2⇒ sekrup pengatur (dial) setelan arus trip 3⇒ lubang pengunci tutup (cover) 4⇒ selektor reset 5⇒ tombol stop 6⇒ lubang tes trip 7⇒ indikator trip SMK TUREN – HERI halaman 32 dari 61
  • 33. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Pemilihan Reset Manual • Setelah cover diangkat (dibuka), pemilihan reset manual atau otomatis dapat dilakukan dengan memutar selector RESET (tombol biru) 4 : • Untuk reset manual, tombol biru diputar ke kiri Pemilihan Reset Otomatis • Untuk reset otomatis, tombol biru ditekan dan diputar ke kanan. • Reset otomatis digunakan pada sistem kontrol tiga kawat. SMK TUREN – HERI halaman 33 dari 61
  • 34. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Fungsi Reset • Relai beban lebih ini dilengkapi dengan trip indicator 7 untuk memberi petunjuk jika relai dalam kondisi trip. Untuk membedakan kerja trip dengan kerja stop. • Penyetelan kembali (reset) secara manual dilakukan dengan menekan tombol RESET biru. Fungsi Stop • Relai ini juga dilengkapi dengan tombol stop. • Fungsi stop dilakukan dengan menekan tombol STOP warna merah. • Penekanan tombol stop akan membuka kontak N/C (95-96), tidak berpengaruh terhadap kontak N/O (97-98). [Perbedaan antara fungsi stop dan fungsi trip test]. SMK TUREN – HERI halaman 34 dari 61
  • 35. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Pengunci Tombol Stop Jika tombol ini tidak digunakan, tombol stop dapat dikunci dengan menggunakan alat pengunci clip “U” (ref.:LA7 D901). Tes Trip • • o o Fungsi trip dapat dites dengan menekan tombol TEST warna merah 6 dengan menggunakan obeng kecil. Pengoperasian tombol TEST mengakibatkan relay trip dan : Membuka kontak NC dan menutup kontak NO Mengaktifkan indikator trip 7. SMK TUREN – HERI halaman 35 dari 61
  • 36. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Tes Trip • Fungsi trip dapat dites dengan menekan tombol TEST warna merah 6 dengan menggunakan obeng kecil. • Pengoperasian tombol TEST mengakibatkan relay trip dan : o Membuka kontak NC dan menutup kontak NO o Mengaktifkan indikator trip 7. SMK TUREN – HERI halaman 36 dari 61
  • 37. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 37 dari 61
  • 38. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 38 dari 61
  • 39. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 39 dari 61
  • 40. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 GV2-RT (1) SMK TUREN – HERI halaman 40 dari 61
  • 41. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 (2) (3) SMK TUREN – HERI halaman 41 dari 61
  • 42. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 42 dari 61
  • 43. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 43 dari 61
  • 44. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 44 dari 61
  • 45. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 45 dari 61
  • 46. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 46 dari 61
  • 47. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 47 dari 61
  • 48. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 48 dari 61
  • 49. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 49 dari 61
  • 50. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 50 dari 61
  • 51. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 SMK TUREN – HERI halaman 51 dari 61
  • 52. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Uji Tahanan Isolasi Tujuan Pelajaran : Menjelaskan cara menggunakan tester tahanan isolasi (Megger) dan alasan penggunaannya. Kriteria Penilaian  Memilih skala yang benar untuk suatu. tugas test khusus.  Menjelaskan syarat-syarat pengukuran minimum untuk pengujian (test) tahanan isolasi yang dikeluarkan oleh NEC.  Melaksanakan test dengan menggunakan tester tahanan isolasi.  Mengoperasikan tester tahanan isolasi analog dan digital. Pendahuluan Bila jaringan instalasi daya listrik pertama kali dipasang, jaringan instalasi tersebut harus diperiksa sebelum dihubungkan ke sumber catu daya. Salah satunya adalah test tahanan isolasi antara konduktor-konduktor. Tester tahanan isolasi adalah sebuah peralatan yang dapat menggunakan 500 V DC atau 1000 V DC pada sebuah rangkaian dan menunjukkan pembacaan tahanan rangkaian yang bersangkutan. Karena nilai maksimum yang diizinkan adalah 2 M Ohm, maka nilai ini menunjukkan skala menengah (mid-scale). Untuk membuat peralatan ini menjadi serbaguna, biasanya dilengkapi dengan fungsi ohmmeter untuk mengukur tahanan rendah. Dua metode untuk mendapatkan tegangan tinggi yang dibutuhkan oleh tester isolasi adalah: 1. Dengan sebuah generator yang diengkol dengan tangan, dimana anda memutar engkol yang mernutar generator yang terpasang di dalarn tester. Lihat Gambar 1. 2. Dengan alat ukur elektronik yang diberi power dengan baterai yang disebut inverter. Lihat Gambar 2. SMK TUREN – HERI halaman 52 dari 61
  • 53. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Gambar 2 Skala jenis yang dioperasikan dengan baterai Karena jaringan kawat dan peralatan listrik biasanya bekerja pada tegangan 220 volt sampai earth atau lebih, jaringan penghantar dan peralatan tersebut harus diperiksa dengan suatu alat yang menghasilkan tegangan dua kali lebih besar daripada tegangan kerja. Jika tegangan kerja rangkaian sampai 220 volt (sampai earth), tegangan uji 500 volt harus diberikan oleh meter. Jika tegangan kerja rangkaian melebihi 220 volt (sampai earth), tegangan uji sebesar 1000 volts DC akan diperlukan. Peringatan Jangan menyentuh lead uji (test lead) selama melakukan pengujian (testing). Tegangan tinggi dapat menyebabkan pengguna terkena kejutan listrik. Catatan: Sebelum menggunakan meter untuk tujuan test: SMK TUREN – HERI halaman 53 dari 61
  • 54. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 1. Setel saklar fungsi (function switch) ke setelan yang benar (500 V DC). 2. Sambung test lead satu sama lain 3. Tekan tombol uji (atau putar engkol) 4. Catatan pembacaan skala - harus menunjuk nol ohm. Lihat Gambar 3. 5. Buka test lead 6. Tekan kembali tombol uji (atau putar engkol) 7. Catat pembacaan skala - harus tak terhingga. Lihat Gambar 4. Tester Tahanan Isolasi (disingkat IR) dibuat dengan merek :Clipsal, Kyoritsu, Megger dan banyak lagi merek lainnya. Karakteristik utama masing-masing instrumen atau. peralatan ini adalah: • Range Ohm yang biasanya 0 sampai 100 Ohm digunakan untuk testing atau pengujian kontinuitas (tahanan SMK TUREN – HERI bumi) dan sebagainya - skala bawah. halaman 54 dari 61
  • 55. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 • Range tegangan tinggi (minimum 500 V DC) megohm range yang biasanya 0 sampai oo (tak terhingga) digunakan untuk testing Tahanan Isolasi (skala atas). Instrumen tersebut di atas diberi power dari bateral. Baterai tersebut perlu diperiksa apakah dalam kondisi muatan yang baik. Beberapa instrumen tua berbentuk generator engkol tangan DC berukuran kecil. Bila menggunakan tester IR, anda harus selalu: 1 . memeriksa susunan (layout) skala instrumen tersebut, (a) tempat skala Ohm, atas atau bawah (b) apakah instrumen membaca dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri (c) apakah skala tidak terbatas digunakan pada kedua skala, Ohm dan megOhm. 2. beberapa instrumen dilengkapi dengan lampu untuk menunjukkan apakah instrumen tersebut ditempatkan pada sebuah catu yang sudah diberi power. 3. Indikator kondisi baterai. Persyaratan Test Wiring code (ketentuan mengenai perkawatan) menetapkan bahwa isolasi untuk peralatan dan kawat harus diuji sebelum dihubungkan ke catu daya. Catatan: Pada test pertama, pastikan selalu bahwa instalasi sedang mati, yaitu sudah terisolasi dari catu daya (power supply). Tujuan test ini adalah untuk memastikan bahwa isolasi kawat dan peralatan tidak bocor ke ground. Ini juga memastikan bahwa arus bocor ke ground dipertahankan pada batas minimum, yang mengurangi resiko kejutan listrik atau cetusan api (sparking) ke ground yang dapat,menyebabkan kebakaran. Isolasi minimum ke ground untuk semua konduktor menuju ground adalah dua megOhm (2 MOhm). Lihat Gambar 5. SMK TUREN – HERI halaman 55 dari 61
  • 56. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Keterangan: Acceptable range = Range yang dapat diterima Not acceptable range = Range yang tidak dapat diterima Minimum value = Nilai (besaran) minimum Tugas Catat semua (tiga) besaran isolasi yang ditunjukkan di bawah ini dan nyatakan apakah mereka akan lulus atau gagal jika menjalani test isolasi. Jawaban a : ……………………… Jawaban b : ……………………… Jawaban c : ……………………… Test 1 Tahanan Isolasi Peralatan Cara melakukannya: • meter disetel pada skala megohm • isolasi peralatan dari jaringan kawat. yang terpasang. • hidupkan saklar kontrol peralatan • tempatkan short sementara. (temporary short) pada. semua terminal yang hidup • Hubungkan satu lead pada meter ke earth pada peralatan • hubungkan lead yang lain pada meter ke terminal hidup yang disambung dan bacalah hasil penunjukannya. Hasil yang diharapkan: Tidak kurang dari 2 MOhm (2 juta Ohm). Contoh: test tahanan isolasi untuk motor Test 2 Tahanan lsolasi penghantar / Kawat SMK TUREN – HERI halaman 56 dari 61
  • 57. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Cara melakukannya - Instalasi keseluruhan:  Meter berada pada Skala megohm  Semua alat pelindung masuk/hidup  Semua saklar rangkaian harus hidup Busway, motor and peralatan lain yang mengkonsumsi arus harus dimatikan pada saklar isolasi atau dilepas (hubungannya) dari kawat yang terpasang.  Lepaskan ground dari batang netral (neutral bar)  Hubungkan satu lead pada meter ke ground utama (main ground) Hubungkan lead yang lain pada meter ke sambungan ujung netral dan aktif utama pemakai. Hasil yang diharapkan -,menurut ketentuan perkawatan (wiring code): Tahanan isolasi harus tidak kurang dari 2 Mega Ohm(2 juta Ohm). Contoh: Alasan pengujian (test): Untuk memastikan bahwa tahanan isolasi konduktor cukup tinggi untuk mencegah arus bocor ke ground. Pengukuran elektroda pentanahan SMK TUREN – HERI halaman 57 dari 61
  • 58. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 A-1. JENIS TANAH : Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagi atas : 1). Tanah rawa, 2). Tanah liat dan tanah ladang, 3). Pasir basah, 4). Krikil basah, 5). Pasir dan kerikil kering , 6). Tanah berbatu. A-2. TAHANAN JENIS (RHO) TANAH : Masing – masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam table dibawah ini, merupakan nilai tipikal. SMK TUREN – HERI halaman 58 dari 61
  • 59. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 A-3. TAHANAN PEMBUMIAN : Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan keadaan tanah serta ukuran dan susunan elektrode. Dari Tabel Tahanan Pembumian pada tahanan jenis (rho-1) = 100 ohm- meter dibawah ini, menunjukkan nilai rata – rata tahanan elektrode bumi, untuk panjang tertentu. SMK TUREN – HERI halaman 59 dari 61
  • 60. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Tabel Luas penampang minimum elektroda pentanahan. Bahan berlapis seng dengan proses pe-manasan No. Bahan jenis elektroda 1. Pita baja 100 mm2 Elektroda Pita tebal minimum 3 mm hantaran pilin 95 mm2(bukan kawat halus) 2. 3. Elektroda batang Elektroda pelat Baja berlapis tembaga Tembaga 50 mm2 Pita tembaga 50 mm2 tebal minimum 2 mm Hantaran pilin 35 mm2 (bukan kawat halus) Pipa baja 1” Baja Baja profil : berdiameter 15 L 65 x 65 x 7 mm di lapisi T 6 x 50 x 3 tembaga setebal Atau batang lain 2,5 mm yang setaraf Plat besi tebal 3 mm Pelat tembaga 2 luas 0,5 m sampai 1 tebal 2 mm luas m2 0,5 m2 sampai 1 m2 Untuk tahanan jenis tanah lain (Q), maka besar tahanan pentanahan adalah perkalian nilai diatas dengan rumus : Q / Q1 = Q / 100 Bila untuk tahanan jenis tanah yang lain (Q), maka besar tahanan pentanahan adalah perkalian nilai pada tabel 5 di atas dengan Q/Q1 atau sama dengan Q/100. Contoh : pada pasir basah yang tahanan jenisnya 200 ohm meter dengan memakai elektroda batang sepanjang 5 m maka besar tahanan pentanahannya = 200/100 x 20 = 40 ohm. SMK TUREN – HERI halaman 60 dari 61
  • 61. INSTALASI MOTOR LISTRIK – IML 3 Contoh gambar rekapitulasi daya SMK TUREN – HERI halaman 61 dari 61