SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
Downloaden Sie, um offline zu lesen
RINGKASAN EKSEKUTIF
RELEKSI KINERJA PROGRAM
INDONESIA MENGAJAR 2010-2015
Australian Aid—dikelola oleh the Palladium Group untuk Pemerintah Australia
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 i
Daftar Isi
Daftar Isi ..........................................................................................................................I
1. Pengantar..................................................................................................................1
2. Latar Belakang Dan Konteks ......................................................................................1
3. Logika Perubahan Program Indonesia Mengajar (Im) .................................................1
3.1. Tujuan Im ...........................................................................................................1
3.2. Tema Capaian Im................................................................................................2
4. Hasil Utama Refleksi Kinerja Im .................................................................................3
4.1. Aspek-Aspek Yang Menunjukkan Kinerja Yang Baik.............................................3
4.2. Aspek-Aspek Dengan Kinerja Yang Masih Belum Jelas.........................................4
4.3. Aspek-Aspek Yang Berpotensi Mengalami Peningkatan.......................................4
Catatan: Konsep ‘Adhocracy’ Adalah Kunci Untuk Memahami Kinerja Im...................6
5. Kemungkinan Pembelajaran Yang Dapat Diperoleh Dari Organisasi Lain ....................7
6. Aspek-Aspek Untuk Dipertimbangkan........................................................................7
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 1
1. Pengantar
Laporan ini dipersiapkan oleh Mark Fiorello dari PT SOLIDARITAS Consultindo Abadi (SOLIDARITAS),
yaitu seorang konsultan yang dipekerjakan oleh Education Partnership – Performance Oversight and
Monitoring unit (EP-POM), di mana EP-POM mewakili Departemen Luar Negeri dan Perdagangan
Australia (Department of Foreign Affairs and Trade - DFAT) untuk mendukung Indonesia Mengajar
(IM). Laporan ini meringkas hasil dari proses “analisis kinerja dan identifikasi pelajaran yang terkait
dari sejumlah badan/ organisasi yang dianggap relevan” (secara kumulatif disebut sebagai
“penugasan” atau “hasil kajian”).
Ringkasan Eksekutif ini utamanya ditujukan untuk menyajikan temuan-temuan pokok yang dijumpai
selama masa penugasan. Temuan tersebut, yang dipaparkan secara terperinci dalam laporan utama,
bertujuan untuk dipergunakan IM sebagai bahan acuan untuk mengembangkan dan
menyempurnakan strategi umumnya selama periode 2016-2020 dan ke depannya.
2. Latar Belakang dan Konteks
Selama 5 tahun keberadaan awalnya (dari tahun 2010-2015), IM telah mendapatkan banyak
pengetahuan dan pengalaman, yang telah digunakan IM untuk mengadaptasi dan meningkatkan
kinerjanya seiring waktu. Saat ini, ketika IM sedang berada dalam masa persiapan untuk memasuki
fase kedua dari keberadaannya (2016-2021), jajaran kepemimpinan IM merasa bahwa ada
serangkaian pertanyaan yang belum terjawab mengenai strategi dan kinerja organisasi. Dengan
dukungan dari DFAT – melalui EP-POM – antara bulan Februari dan April 2016, IM telah menjalankan
suatu proses yang difasilitasi untuk:
 Mengkaji, mengklarifikasi dan (bilamana diperlukan) mengembangkan lebih jauh ‘logika
perubahan’ IM,
 Melakukan refleksi (dan, sejauh mana memungkinkan, melakukan penilaian yang lebih
terstruktur) atas berbagai aspek strategi IM selama ini, dan
 Mengidentifikasi organisasi lain yang mungkin relevan bagi IM untuk dijadikan sumber
pembelajaran dan mengidentifikasi pembelajaran utama dari organisasi tersebut yang bisa
dimanfaatkan IM untuk memperbaiki efektifitas di masa mendatang.
3. Logika Perubahan Program Indonesia Mengajar (IM)
Salah satu fokus utama dari penugasan ini adalah untuk mengklarifikasi dan (jika dibutuhkan) lebih
jauh mengembangkan logika perubahan program IM. Hal ini telah dilaksanakan dengan cara
memperjelas (a) tujuan IM secara keseluruhan, (b) capaian yang diharapkan akan tercapai pada akhir
dari setiap fase, (c) “jalur perubahan” pokok bagi pencapaian hasil tersebut, dan (d) kegiatan pokok
yang akan dilaksanakan oleh IM untuk mengejar capaian yang diharapkan.
3.1. Tujuan IM
IM memiliki dua tujuan yang berbeda namun setara pentingnya.
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 2
Tujuan IM yang pertama adalah menyangkut pendidikan di Indonesia. IM memandang “bangsa
Indonesia yang hidup cerdas” sebagai tujuan besarnya, yang juga menjadi alasan yang mendasari
keberadaan organisasi IM sendiri. Tujuan pokok ini akan dicapai melalui pemenuhan dua tujuan
antara yakni: pendidikan dasar terselenggara secara efektif dan adanya ekosistem pendidikan di
setiap tempat dan setiap tingkatan yang kondusif dan dinamis.
Tujuan IM yang kedua menyangkut kepemimpinan. IM dibangun atas dasar kritik yang mendasar
terhadap kepemimpinan di Indonesia, yakni bahwa banyak pemimpin Indonesia tidak memiliki
pemahaman tentang kondisi di wilayah yang lebih terpencil dan di tingkat akar rumput, sehingga
mereka cenderung untuk membuat keputusan dan menjalankan kebijakan yang tidak selalu
memenuhi kepentingan wilayah terpencil tersebut dan juga bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Tujuan kedua dari keberadaan IM adalah agar pemimpin Indonesia memimpin dengan ‘cerdas’,
dimana “cerdas” termasuk menempatkan pada sudut pandang dan pemahaman yang peka terkait
bagaimana pemerintah (serta pihak lain) dapat berkontribusi kepada pembangunan Indonesia yang
merata. Tujuan antara terkait tujuan besar ini adalah agar pemimpin Indonesia memahami dan
peka terhadap realitas di Indonesia sampai ke bawah di tingkat akar rumput.
3.2. Tema Capaian IM
Penugasan ini telah mengidentifikasi empat “tema capaian” IM dan telah mengajukan “tema
capaian” kelima untuk ke depannya. Tema capaian tersebut dijabarkan dibawah ini:
Tema capaian ke-1 – penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah IM (“in service schools”)
Tema capaian ini menyangkut pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) oleh para kepala
sekolah, penerapan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa oleh para guru, dan partisipasi
aktif para orangtua siswa dalam pendidikan dan perkembangan anak mereka di sekolah. Siswa
diposisikan sebagai pintu masuk (entry point) untuk semua perubahan ini, karena perubahan positif
dalam hal semangat dan prestasi siswa memiliki potensi besar untuk menciptakan perhatian dan
motivasi untuk perubahan, baik kepada guru maupun kepada orangtua siswa.
Tema capaian ke-2 – peningkatan keterlibatan masyarakat di daerah-daerah IM
Tema capaian ini menyangkut anggota masyarakat baik di tingkat desa maupun kabupaten untuk
berpartisipasi lebih aktif dalam bidang pendidikan.
Tema capaian ke-3 – inisiatif lokal muncul dan berkembang di daerah
Tema capaian ini menyangkut keberadaan dan kegiatan para “penggerak” (istilah IM untuk para
aktor di tingkat lokal yang membantu dalam memimpin pengembangan dan pelaksanaan inisiatif
daerah), termasuk dalam menggalang dukungan anggota masyarakat dan mitra pengusaha. “Pegiat”
(istilah IM untuk para aktivis di luar daerah IM yang berpartisipasi dalam dan membantu mengelola
sejumlah inisiatif) memberikan dukungan yang penting terhadap pengembangan dan pelaksanaan
inisiatif-inisiatif di tingkat lokal.
Tema capaian ke-4 –Pemimpin masa depan berkembang
Tema capaian ini menyangkut sumbangan-sumbangan para alumni jaringan kerja IM (yaitu mantan
Pengajar Muda (PM), karyawan IM, dan para penggerak) melalui cara-cara yang menunjukkan
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 3
pemahaman dan kepekaan mereka tentang tingkat akar rumput, dan juga senantiasa
mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka.
Usulan tambahan tema capaian – identifikasi permasalahan sistemik dan pengembangan strategi
untuk mengatasi permasalahan tesebut
Tema capaian ini, yang diusulkan berdasarkan hasil dari pengkajian ini, menyangkut para pembuat
keputusan dan pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi kebijakan, agar mereka
memahami dan turut bertindak untuk mengatasi hambatan yang bersifat sistemik, untuk dapat
mencapai penyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif.
4. Hasil Utama Refleksi Kinerja IM
4.1. Aspek-aspek yang menunjukkan kinerja yang baik
Kajian ini telah mengidentifikasi beberapa aspekdari logika perubahan program IM, dimana bukti-
bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa capaian yang diharapkan memang sudah tercapai.
Beberapa bidang yang menunjukkan kinerja yang baik meliputi:
1. MENINGKATNYA PERHATIAN, SEMANGAT DAN MOMENTUM TERKAIT DENGAN PENDIDIKAN
DI SEKOLAH-SEKOLAH IM. Tampak jelas bahwa IM sangat efektif dalam membangun
momentum untuk perubahan yang positif, baik di tingkat sekolah maupun daerah. Momentum
ini dimulai di ruang kelas dari interaksi PM dengan siswa. Ada juga beberapa bukti lain yang
menguatkan dugaan bahwa karena guru dan orangtua siswa mengamati adanya perubahan
dalam siswa yang diajar oleh para PM, sebagian dari mereka juga sudah mulai menerapkan
perubahan dalam perilaku mereka sendiri. Perubahan ini juga disebabkan interaksi PM yang
positif dan mendukung, baik dengan guru lain maupun dengan para orangtua siswa.
2. LAHIRNYA BEBERAPA INISIATIF LOKAL BARU. Sejumlah inisiatif baru telah mencul di seluruh
jaringan IM, dan banyak diantaranya yang secara langsung atau tidak langsung menutup
kesenjangan kinerja pemerintah yang belum optimal dalam hal penyelenggaraan atau
pengelolaan pendidikan. Jumlah dan keberagaman inisiatif lokal ini menjadi indikator yang baik
untuk memperlihatkan bahwa IM telah menemukan suatu rumusan yang efektif untuk
menggagas hal yang berpotensi menghasilkan perubahan positif dalam pendidikan, serta untuk
melibatkan pihak non-pemerintah untuk menerjemahkan gagasan-gagasan tersebut menjadi
tindakan nyata.
3. MENYEDIAKAN PENGALAMAN AKAR RUMPUT YANG BERKESINAMBUNGAN BAGI PARA
PEMIMPIN DI MASA DEPAN. Tampak jelas bahwa pengabdian para PM selama satu tahun
meninggalkan kesan yang mendalam bagi diri mereka sendiri, dan kesan tersebut akan terus
memengaruhi selama masa produktif mereka. Kajian ini menemukan berbagai indikasi yang kuat
bahwa para alumni tetap berkomitmen kepada konsep IM dan banyak di antara mereka tetap
aktif terlibat dalam jaringan IM dengan berbagai cara: bukan hanya sekedar berpartisipasi dalam
IM dan menyumbang kepada inisiatif IM, namun juga mempertahankan komunikasi secara
informal dengan para alumni yang lain dan dengan para PM dan pihak lokal lainnya di sekolah,
komunitas, dan daerah di mana mereka telah mengajar sebelumnya.
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 4
4.2. Aspek-aspek dengan kinerja yang masih belum jelas
Selain beberapa aspek yang sudah memperlihatkan kinerja yang baik seperti tersebut di atas, kajian
ini juga mengidentifikasi dua aspek dimana kinerja IM penting, tapi belum jelas apakah cukup baik:
1. BERKAITAN DENGAN KEBERLANJUTAN PERUBAHAN DI TINGKAT LOKAL SETELAH IM TIDAK
HADIR LAGI SECARA FISIK. Salah satu pertanyaan penting, yang hingga saat ini belum terjawab,
adalah apakah perubahan perilaku IM yang telah berhasil didorong di antara para tokoh utama
di tingkat sekolah, komunitas dan daerah, akan tetap bertahan dalam jangka panjang, apabila
sudah tidak ada dorongan dan dukungan secara langsung dari para PM. Pertanyaan penting
kedua adalah, sampai sejauh mana inisiatif lokal yang telah dibentuk dalam periode tersebut
akan terus bertahan, menimbang kemungkinan terbatasnya sumber daya dan kapasitas yang
ada. Untuk selanjutnya, apakah IM mampu untuk terus memberikan dukungan secara efektif
terhadap inisiatif ini dari jarak jauh atau tidak, akan menjadi penentu utama keberhasilan IM
dalam mendorong perubahan di bidang pendidikan untuk jangka panjangnya.
2. BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN DI BIDANG PEMBELAJARAN SISWA. Hanya terdapat sedikit
bukti terkait sejauh mana peningkatan semangat dan perhatian terhadap pendidikan yang telah
diciptakan oleh IM telah/akan berhasil mencapai tujuan “penyediaan pendidikan yang lebih
efektif” dan “bangsa yang lebih cerdas”. Seperti diakui oleh pemimpin IM, sejauh mana PM dan
inisiatif lokal berkontribusi kepada perubahan yang positif dalam pencapaian pembelajaran,
hingga saat ini masih menjadi pertanyaan besar yang belum terjawab.
4.3. Aspek-aspek yang berpotensi mengalami peningkatan
Kajian ini juga mengidentifikasi beberapa aspek dengan potensi adanya peluang bagi IM untuk
meningkatkan kinerjanya di masa mendatang:
1. MENITIKBERATKAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN. Tujuan IM yang berkaitan dengan
pendidikan sangatlah luas dan bisa dianggap multi-tafsir. IM tampaknya belum mampu
menggunakan bahsa yang sama untuk membahas isu peningkatan pembelajaran, dan IM juga
tampaknya belum memiliki cara untuk mengungkap nilai strategis sebuah inisiatif, dalam
konteks potensi sebuah inisiatif dalam mengatasi masalah terkait hasil pembelajaran.
Pengumpulan data dan/atau pengenalan terhadap cara-cara yang sederhana untuk mengukur
hasil pembelajaran bisa menjadi salah satu solusi untuk menyalurkan energi positif yang
dihasilkan oleh IM terhadap beberapa sasaran yang lebih spesifik.
2. MENJELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN “EKOSISTEM PENDIDIKAN YANG KONDUSIF
DAN DINAMIS”, DAN MENIMBANG BAGAIMANA MENDUKUNG DAN MENDORONG
INTERVENSI TERKAIT PERUBAHAN POSITIF DALAM PEMERINTAHAN DI BIDANG PENDIDIKAN.
Kajian ini mengungkapkan sangat sedikit informasi yang memberikan indikasi bahwa IM sudah
memfokuskan upayanya untuk memerhatikan dan mengatasi permasalahan yang lebih sistemik,
seperti: korupsi yang telah mengakar, kurangnya dukungan dan pengawasan terhadap kepala
sekolah dan pengajar, atau permasalahan terkait pengelolaan sumber daya manusia, termasuk
di dalamnya politisasi birokrasi pendidikan dan kurangnya fokus pada kompetensi dasar para
pengajar dan kepala sekolah. Tanpa adanya upaya untuk mengatasi permasalahan yang
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 5
mendasar ini, maka intervensi IM di tingkat sekolah beresiko tinggi untuk gagal menghasilkan
perubahan yang berkelanjutan.
3. MENDORONG PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH SECARA SADAR DAN
KONSISTEN. Ada satu bagian logika perubahan program IM, dimana semua pihak mengakui
kinerja IM belum optimal, yakni yang berkaitan dengan kepala sekolah dan pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah di tingkat sekolah. Kajian ini tidak menemukan informasi bahwa IM
berdampak secara signifikan pada manajemen berbasis sekolah, atau pada perilaku kepala
sekolah. Pengalaman IM selama 5 tahun pertama menunjukkan bahwa strategi yang secara
umum cukup berhasil memengaruhi perilaku para pengajar (termasuk: memberikan informasi
dan contoh, menghubungkan para pengajar dengan pemikiran yang sama, membuka peluang
untuk pengembangan diri) ternyata tidak cocok bagi para kepala sekolah. Dibutuhkan suatu
pendekatan yang berbeda untuk memengaruhi agar para kepala sekolah menerapkan
manajemen berbasis sekolah.
4. PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN BAGI PARA PM, TERUTAMA TERKAIT KEMAMPUAN
MEREKA UNTUK ‘BERPIKIR SISTEMATIS’ DAN ‘BEKERJA SECARA POLITIS’. Walaupun IM baru
mulai mempertimbangkan kemampuan melibatkan aktor-aktor penting (high-level engagement)
sebagai salah satu kompetensi pokok yang dibutuhkan oleh seorang PM, namun pelatihan bagi
PM masih lebih menitikberatkan pada peran mereka sebagai seorang guru (Pengajar Muda)
daripada sebagai penggerak masyarakat (Penggerak Muda). Kemampuan pokok yang
dikembangkan selama pelatihan adalah mengajar, memfasilitasi, dan menjadi pelatih (coaching),
sehingga hanya tersisa sedikit perhatian untuk membantu para PM dalam memahami
permasalahan yang sifatnya sistematik secara lebih baik, atau bagaimana para PM bisa bekerja
sama dalam sistem pendidikan dan politik lokal.
5. PENYUSUNAN PROFIL DAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN PENGEMBANGAN BAGI STAF DAN
MANAJER UNTUK GALUH. Salah satu komponen penting untuk keberhasilan IM adalah
kemampuan para “karyawan pendukung” (support staff, yaitu Staf dan Manajer Galuh) untuk
bisa bergerak secara mandiri dan bekerja sama secara efektif dengan semua anggota jaringan
IM. Walaupun IM sudah memberikan perhatian penuh dalam seleksi dan pelatihan para PM,
namun IM belum memberikan perhatian yang setara kepada kegiatan seleksi dan
pengembangan staf maupun manajer Galuh. Maka perlu ada upaya untuk memikirkan kembali
“profil keberhasilan” para staf dan manajer Galuh, baik dalam rangka kompetensi dasar mereka
maupun dalam konteks kesesuaiannya dengan sifat “khas” IM. Dengan profil keberhasilan yang
dijabarkan secara lebih jelas, maka IM seharusnya dapat memanfaatkan pengalamannya melatih
PM untuk membuat program pengembangan yang lebih baik bagi staf maupun manajer Galuh.
6. PENGELOLAAN DAN INTERMEDIASI PENGETAHUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa IM
merupakan organisasi yang secara aktif belajar dan menerapkan pelajaran yang didapat: proses
refleksi diterapkan pada kegiatan utama, sementara pelaku serta pekerja sukarela IM di setiap
tingkatan dibantu dan didorong untuk tetap berinovasi dan memperbaiki diri berdasarkan
berbagai pengalaman yang sudah dilalui. Namun, sebagian besar kekayaan pengalaman yang
sudah diakumulasi oleh IM ini bersifat tersirat (tacit), atau hanya ‘berada di dalam kepala’ orang-
orang tertentu dan tidak dibagikan kepada para pelaku lain, baik di dalam maupun di luar
jaringan IM. Rupanya belum ada budaya untuk mendokumentasikan pembelajaran yang berhasil
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 6
ditarik dari pengalaman untuk digunakan di masa mendatang atau untuk diterapkan dalam
konteks yang berbeda. Kondisi ini dipersulit dengan sikap positif yang melekat di tingkat
organisasi, yang tampaknya justru menciptakan hambatan untuk mendokumentasikan
pengalaman negatif yang terjadi, walaupun dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan bagi
pembelajaran dan perbaikan internal. Lebih jauh lagi, kajian ini menemukan bahwa sebagian
besar ‘badan pengetahuan’ IM hanya didasarkan kepada pengalaman pribadi masing-masing dan
pengalamannya berada di dalam jaringan, dan jarang terdapat acuan kepada konsep atau
pengalaman eksternal.
7. EVALUASI DAN REFLEKSI STRATEGIS. Upaya evaluasi dan pemantauan IM lebih banyak
dilakukan di tingkat operasional. Hampir tidak ada evaluasi atau dokumentasi di tingkat strategis
terhadap: (a) proses pengembangan dan penerapan inisiatif pokok; atau (b) hasil yang dicapai
dari inisiatif pokok tersebut. Hal ini berarti bahwa pertanyaan para pemimpin IM yang berkaitan
dengan ketepatan dan efektivitas strategi organisasi dalam meraih capaian yang diharapkan
belum mendapat jawaban yang memuaskan.
8. MENINGKATKAN KESELARASAN VISI DENGAN TUJUAN MELALUI PENGKOMUNIKASIAN “APA
YANG DIMAKSUD DENGAN INDONESIA MENGAJAR”. Selama pembuatan pengkajian ini,
banyak pihak yang mempertanyakan apa yang telah dilakukan oleh IM dan apa tujuan yang ingin
dicapai oleh IM dan bahkan memiliki pemahaman dasar yang salah tentang hal tersebut.
Pertanyaan ini sangat masuk akal, karena sebagai organisasi yang terdesentralisasi dan relatif
baru didirikan, strategi dan bahkan identitas IM masih terus berubah sesuai dengan
pembelajarannya tentang upaya mana yang efektif dan mana yang tidak. Namun pertanyaan ini
juga menunjukkan bahwa ada potensi untuk menyempurnakan bagaimana IM harus
mengomunikasikan tujuan besarnya dan mendorong terjadinya kesesuaian persepsi tentang
tujuan-tujuan antara oleh berbagai kelompok pelaku lain yang berbeda yang berada di dalam
lingkup pergerakan IM.
Catatan: Konsep ‘Adhocracy’ adalah Kunci untuk Memahami Kinerja IM
Adalah tidak mudah untuk menjabarkan atau menggambarkan IM menggunakan pemahaman
konvensional tentang pengelolaan atau struktur organisasi, yang mengasumsikan bahwa wewenang
harus terpusat dan strategi harus dijabarkan secara jelas. IM lebih tepat dipahami sebagai struktur
yang cenderung organik dengan perilaku organisasi yang tidak terlalu formal serta sangat
terdesentralisasi struktur organisasinya. Jenis organisasi tersebut sering disebut dalam literatur
pengembangan organisasi sebagai sebuah “adhocracy”. Sifat “adhocracy” IM ini merupakan unsur
pokok dalam identitas IM dan juga menjadi kunci dalam keberhasilannya. Hal ini dikarenakan
“adhocracy” umumnya adalah bentuk yang cocok dengan lingkungan yang bersifat dinamis dan
kompleks, serta membutuhkan inovasi tingkat tinggi. Berdasarkan hasil dari pengkajian ini,
tampaknya struktur IM yang ‘organik’ dengan demikian tingginya tingkat desentralisasi berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan IM untuk menghasilkan solusi kreatif pada berbagai lingkungan
lokal yang berbeda-beda, baik di tingkat sekolah maupun di tingkat daerah.
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 7
5. Kemungkinan Pembelajaran yang Dapat Diperoleh dari
Organisasi Lain
Pengkajian ini mengidentifikasi dua organisasi yang tampaknya dapat dijadikan sumber
pembelajaran yang penting bagi IM, yaitu:
Pratham (www.pratham.org) merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terbesar di
India, yang mendalami “intervensi berkualitas tinggi, berbiaya rendah dan mudah direplikasi” dan
ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di India. Pratham juga telah bekerja sama dengan
akademisi internasional untuk menjalankan evaluasi terhadap beberapa program. Seiring dengan
berjalannya waktu, evaluasi tersebut telah menyumbangkan berbagai bukti terkait cara-cara yang
efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Evaluasi tersebut juga sudah membuat Pratham
memiliki reputasi sebagai organisasi yang berfokus kepada inovasi, kualitas, dan penelitian. Kajian ini
mengusulkan agar komunikasi terbangun antara Pratham dan IM untuk melihat kemiripan antara
keduanya, serta peluang untuk kerja sama lebih lanjut.
KINERJA (www.kinerja.or.id) merupakan proyek yang didanai oleh USAID dan berfokus pada aspek
pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah di bidang pelayanan publik di sektor kesehatan dan
pendidikan, baik dari sisi kebutuhan (pemerintah) maupun dari sisi penawaran (pengguna jasa dan
masyarakat). KINERJA telah mengembangkan suatu pendekatan inovatif yang melibatkan para
orangtua siswa, siswa, serta para pemangku kepentingan lainnya dalam manajemen sekolah.
SOLIDARITAS telah memfasilitasi suatu diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara
tim KINERJA dengan IM, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh IM untuk mengembangkan suatu
strategi yang lebih efektif dalam mendorong perbaikan manajemen sekolah.
6. Aspek-aspek untuk Dipertimbangkan
Berdasarkan gambaran diatas, kajian ini telah mengidentifikasi 10 “aspek untuk dipertimbangkan”
yang dapat menyempurnakan kinerja organisasi IM secara keseluruhan di masa mendatang.
1. Mengidentifikasi penilaian hasil pembelajaran yang sederhana namun akurat dan menerapkannya
dalam intervensi-intervensi IM di tingkat sekolah dan/atau daerah, sebagai cara untuk
mendapatkan perhatian dan menggalang dukungan komunitas di sekitar isu hasil pembelajaran.
2. Menetapkan “penanda kemajuan” dalam kaitannya dengan siklus perubahan di tingkat sekolah
maupun daerah selama 5 tahunan, dan secara eksplisit menyebutkan adanya perubahan peran
PM selama masa waktu tersebut. Peran PM berubah (a) dari tingkat sekolah ke tingkat daerah;
dan juga (b) dari peran PM sebagai Pengajar Muda menjadi Penggerak Muda.
3. Menerapkan pendekatan yang lebih terstruktur untuk memperbaiki manajemen sekolah
dengan cara menggunakan gagasan KINERJA yang secara aktif menciptakan “ruang aman”
dimana kepala sekolah, komite sekolah, dan orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat
membahas mengenai permasalahan, menyetujui tindakan yang akan diambil, dan
memantau perkembangan.
Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 8
4. Mendirikan suatu unit refleksi dan evaluasi internal yang mampu menjalankan dan/ atau
mengelola pekerjaan evaluasi di tingkat strategis, termasuk melalui kerja sama dengan peneliti-
peneliti eksternal.
5. Memperluas konsep pelatihan dan pendampingan bagi para PM lebih jauh daripada sekedar
kegiatan pedagogi, memfasilitasi, dan coaching, sehingga dapat juga mencakup konsep literatur
reformasi organisasi (institutional reform), perangkat fasilitasi untuk menganalisa permasalahan,
serta perangkat untuk merencanakan interaksi dengan para pemangku kepentingan strategis. IM
juga perlu menyusun seperangkat bahan pengayaan tambahan yang menyangkut beberapa topik
dan menyediakan materi tersebut untuk semua PM maupun pelaku lain di dalam jaringan IM
secara online.
6. Mengembangkan Profil Kompetensi bagi semua Staf dan Manajer Galuh dan menerapkan
proses rekrutmen dan seleksi yang ketat terhadap semua lowongan kerja di Galuh.
7. Memperkuat praktek-praktek pengelolaan pengetahuan, termasuk bereksperimen dalam
penerapan exit interviews (wawancara di akhir pekerjaan) dan After Action Reviews (kajian
bersama setelah tindakan).
8. Mendorong dikembangkannya sebuah “Bank Pengetahuan” bagi jaringan IM, dengan secara
aktif mendorong staf Galuh (dan berbagai pelaku lain dalam jaringan kerja IM) untuk mengkaji
dan meringkas konten yang terkait topik-topik tertentu.
9. Mengakui bahwa sikap optimis, walaupun penting, juga berpotensi untuk menghambat proses
pembelajaran, dan bekerja secara aktif untuk menumbuhkan budaya yang mendukung
pertukaran informasi secara terbuka dan positif.
10. Mengeksplorasi kerja sama dengan program INOVASI yang didanai oleh DFAT, misalnya dengan
cara mengajukan proposal untuk kerjasama dalam mengevaluasi inisiatif lokal yang tampaknya
menjanjikan (misalnya Gerakan Bima Mengajar atau RUBI Bima).
Australia’s Education Partnership with Indonesia
Education Partnership Performance Oversight and Monitoring
EP-POM
19
th
floor Ratu Plaza Building
Jl. Jend. Sudirman No. 9
Jakarta 10270
T: 021 720 6616
F: 021 720 6616 ext.100
E: nick.clinch@ep-pom.com
Australian Aid – managed by the Palladium Group on behalf of the Australian Government

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
AyiRatnawati
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Irman Ramly
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rsdta
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
wawan_wawan
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Irman Ramly
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
AlpiZaidah
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
wawan_wawan
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
Nia Piliang
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 

Was ist angesagt? (20)

Rpp rantai makanan
Rpp rantai makananRpp rantai makanan
Rpp rantai makanan
 
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docxrubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
rubrik-penilaian-format-lembar-penilaian-diskusi-kelompok (1).docx
 
PPT MPLS Profil Pelajar Pancasila [www.defantri.com] (1).pptx
PPT MPLS Profil Pelajar Pancasila [www.defantri.com] (1).pptxPPT MPLS Profil Pelajar Pancasila [www.defantri.com] (1).pptx
PPT MPLS Profil Pelajar Pancasila [www.defantri.com] (1).pptx
 
Tugas Bimbingan konseling tentang gaya belajar
Tugas Bimbingan konseling tentang gaya belajarTugas Bimbingan konseling tentang gaya belajar
Tugas Bimbingan konseling tentang gaya belajar
 
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfModul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdf
 
Pembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connectedPembelajaran terpadu model connected
Pembelajaran terpadu model connected
 
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptxRencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
Rencana Tindak Lanjut-Kategori 1-2022 - PPL2.pptx
 
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docxRPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
RPP BERDIFERENSIASI KELAS 5 (2).docx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila pada Murid Guru Oleh Sri Wahy...
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docxPerencanaan Asesmen Diagnostik.docx
Perencanaan Asesmen Diagnostik.docx
 
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
Modul 3.1. Angkatan 5 Reguler. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Keb...
 
Tugas tap
Tugas tapTugas tap
Tugas tap
 
Refleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjutRefleksi dan rencana tindak lanjut
Refleksi dan rencana tindak lanjut
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Rubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompokRubrik presentasi kelompok
Rubrik presentasi kelompok
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 

Ähnlich wie Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015 (Ringkasan Eksekutif)

LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARALAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
AkbarHasibuan3
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
Irman Ramly
 

Ähnlich wie Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015 (Ringkasan Eksekutif) (20)

1. Modul Berorientasi Pelayanan.pdf
1. Modul Berorientasi Pelayanan.pdf1. Modul Berorientasi Pelayanan.pdf
1. Modul Berorientasi Pelayanan.pdf
 
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 6.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 6.docxLAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 6.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 6.docx
 
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 7.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI  PMM 7.docxLAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI  PMM 7.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 7.docx
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
 
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 1.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI   PMM 1.docxLAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI   PMM 1.docx
LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI PELATIHAN MANDIRI PMM 1.docx
 
Renstra stie ibmt surabaya 2014 2019
Renstra stie ibmt surabaya 2014 2019Renstra stie ibmt surabaya 2014 2019
Renstra stie ibmt surabaya 2014 2019
 
LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARALAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
LAPORAN KARYA INOVASI KEPALA SEKOLAH SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA
 
5. Modul Loyal.pdf
5. Modul Loyal.pdf5. Modul Loyal.pdf
5. Modul Loyal.pdf
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Modul-II-IPA-SD-MI.pdf
Modul-II-IPA-SD-MI.pdfModul-II-IPA-SD-MI.pdf
Modul-II-IPA-SD-MI.pdf
 
Manajemen Inovasi Dalam Birokrasi
Manajemen Inovasi Dalam BirokrasiManajemen Inovasi Dalam Birokrasi
Manajemen Inovasi Dalam Birokrasi
 
Refleksi siap
Refleksi siapRefleksi siap
Refleksi siap
 
OM use in IM
OM use in IMOM use in IM
OM use in IM
 
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd,  sma 15 meranginPengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd,  sma 15 merangin
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
 
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd,  sma 15 meranginpengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd,  sma 15 merangin
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
 
Laporan pkl dinas pendidikan dasar kab. bantul
Laporan pkl dinas pendidikan dasar kab. bantulLaporan pkl dinas pendidikan dasar kab. bantul
Laporan pkl dinas pendidikan dasar kab. bantul
 
manajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulummanajenem pengembangan kurikulum
manajenem pengembangan kurikulum
 
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdfBUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
BUKU PEGANGAN LOKAKARYA GURU PENGGERAK.pdf
 
BAB I dan BAB II
BAB I dan BAB IIBAB I dan BAB II
BAB I dan BAB II
 
Modul praktik yang baik di smp m ts
Modul praktik yang baik di smp m tsModul praktik yang baik di smp m ts
Modul praktik yang baik di smp m ts
 

Mehr von Indonesia Mengajar

Mehr von Indonesia Mengajar (10)

IMilestone 2017
IMilestone 2017IMilestone 2017
IMilestone 2017
 
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015
 
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015
 
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (Fa...
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (Fa...Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (Fa...
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (Fa...
 
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (E...
 Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (E... Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (E...
Facilitated Reflection on the Performance of Indonesia Mengajar 2010-2015 (E...
 
"Aide Memoire" - Indonesia Mengajar Performance Reflection
 "Aide Memoire" - Indonesia Mengajar Performance Reflection "Aide Memoire" - Indonesia Mengajar Performance Reflection
"Aide Memoire" - Indonesia Mengajar Performance Reflection
 
The Indonesian Teaching Movement (Gerakan Indonesia Mengajar) and Its Knowled...
The Indonesian Teaching Movement (Gerakan Indonesia Mengajar) and Its Knowled...The Indonesian Teaching Movement (Gerakan Indonesia Mengajar) and Its Knowled...
The Indonesian Teaching Movement (Gerakan Indonesia Mengajar) and Its Knowled...
 
Infografis Alumni Pengajar Muda
 Infografis Alumni Pengajar Muda Infografis Alumni Pengajar Muda
Infografis Alumni Pengajar Muda
 
Towards Better Education in Rural Indonesia: Lesson Learned from Indonesia Me...
Towards Better Education in Rural Indonesia: Lesson Learned from Indonesia Me...Towards Better Education in Rural Indonesia: Lesson Learned from Indonesia Me...
Towards Better Education in Rural Indonesia: Lesson Learned from Indonesia Me...
 
Collaborate to Search Our Future Leaders with Indonesia Mengajar
Collaborate to Search Our Future Leaders with Indonesia MengajarCollaborate to Search Our Future Leaders with Indonesia Mengajar
Collaborate to Search Our Future Leaders with Indonesia Mengajar
 

Kürzlich hochgeladen

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Kürzlich hochgeladen (20)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015 (Ringkasan Eksekutif)

  • 1. RINGKASAN EKSEKUTIF RELEKSI KINERJA PROGRAM INDONESIA MENGAJAR 2010-2015 Australian Aid—dikelola oleh the Palladium Group untuk Pemerintah Australia
  • 2. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 i Daftar Isi Daftar Isi ..........................................................................................................................I 1. Pengantar..................................................................................................................1 2. Latar Belakang Dan Konteks ......................................................................................1 3. Logika Perubahan Program Indonesia Mengajar (Im) .................................................1 3.1. Tujuan Im ...........................................................................................................1 3.2. Tema Capaian Im................................................................................................2 4. Hasil Utama Refleksi Kinerja Im .................................................................................3 4.1. Aspek-Aspek Yang Menunjukkan Kinerja Yang Baik.............................................3 4.2. Aspek-Aspek Dengan Kinerja Yang Masih Belum Jelas.........................................4 4.3. Aspek-Aspek Yang Berpotensi Mengalami Peningkatan.......................................4 Catatan: Konsep ‘Adhocracy’ Adalah Kunci Untuk Memahami Kinerja Im...................6 5. Kemungkinan Pembelajaran Yang Dapat Diperoleh Dari Organisasi Lain ....................7 6. Aspek-Aspek Untuk Dipertimbangkan........................................................................7
  • 3.
  • 4. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 1 1. Pengantar Laporan ini dipersiapkan oleh Mark Fiorello dari PT SOLIDARITAS Consultindo Abadi (SOLIDARITAS), yaitu seorang konsultan yang dipekerjakan oleh Education Partnership – Performance Oversight and Monitoring unit (EP-POM), di mana EP-POM mewakili Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (Department of Foreign Affairs and Trade - DFAT) untuk mendukung Indonesia Mengajar (IM). Laporan ini meringkas hasil dari proses “analisis kinerja dan identifikasi pelajaran yang terkait dari sejumlah badan/ organisasi yang dianggap relevan” (secara kumulatif disebut sebagai “penugasan” atau “hasil kajian”). Ringkasan Eksekutif ini utamanya ditujukan untuk menyajikan temuan-temuan pokok yang dijumpai selama masa penugasan. Temuan tersebut, yang dipaparkan secara terperinci dalam laporan utama, bertujuan untuk dipergunakan IM sebagai bahan acuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan strategi umumnya selama periode 2016-2020 dan ke depannya. 2. Latar Belakang dan Konteks Selama 5 tahun keberadaan awalnya (dari tahun 2010-2015), IM telah mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman, yang telah digunakan IM untuk mengadaptasi dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu. Saat ini, ketika IM sedang berada dalam masa persiapan untuk memasuki fase kedua dari keberadaannya (2016-2021), jajaran kepemimpinan IM merasa bahwa ada serangkaian pertanyaan yang belum terjawab mengenai strategi dan kinerja organisasi. Dengan dukungan dari DFAT – melalui EP-POM – antara bulan Februari dan April 2016, IM telah menjalankan suatu proses yang difasilitasi untuk:  Mengkaji, mengklarifikasi dan (bilamana diperlukan) mengembangkan lebih jauh ‘logika perubahan’ IM,  Melakukan refleksi (dan, sejauh mana memungkinkan, melakukan penilaian yang lebih terstruktur) atas berbagai aspek strategi IM selama ini, dan  Mengidentifikasi organisasi lain yang mungkin relevan bagi IM untuk dijadikan sumber pembelajaran dan mengidentifikasi pembelajaran utama dari organisasi tersebut yang bisa dimanfaatkan IM untuk memperbaiki efektifitas di masa mendatang. 3. Logika Perubahan Program Indonesia Mengajar (IM) Salah satu fokus utama dari penugasan ini adalah untuk mengklarifikasi dan (jika dibutuhkan) lebih jauh mengembangkan logika perubahan program IM. Hal ini telah dilaksanakan dengan cara memperjelas (a) tujuan IM secara keseluruhan, (b) capaian yang diharapkan akan tercapai pada akhir dari setiap fase, (c) “jalur perubahan” pokok bagi pencapaian hasil tersebut, dan (d) kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh IM untuk mengejar capaian yang diharapkan. 3.1. Tujuan IM IM memiliki dua tujuan yang berbeda namun setara pentingnya.
  • 5. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 2 Tujuan IM yang pertama adalah menyangkut pendidikan di Indonesia. IM memandang “bangsa Indonesia yang hidup cerdas” sebagai tujuan besarnya, yang juga menjadi alasan yang mendasari keberadaan organisasi IM sendiri. Tujuan pokok ini akan dicapai melalui pemenuhan dua tujuan antara yakni: pendidikan dasar terselenggara secara efektif dan adanya ekosistem pendidikan di setiap tempat dan setiap tingkatan yang kondusif dan dinamis. Tujuan IM yang kedua menyangkut kepemimpinan. IM dibangun atas dasar kritik yang mendasar terhadap kepemimpinan di Indonesia, yakni bahwa banyak pemimpin Indonesia tidak memiliki pemahaman tentang kondisi di wilayah yang lebih terpencil dan di tingkat akar rumput, sehingga mereka cenderung untuk membuat keputusan dan menjalankan kebijakan yang tidak selalu memenuhi kepentingan wilayah terpencil tersebut dan juga bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tujuan kedua dari keberadaan IM adalah agar pemimpin Indonesia memimpin dengan ‘cerdas’, dimana “cerdas” termasuk menempatkan pada sudut pandang dan pemahaman yang peka terkait bagaimana pemerintah (serta pihak lain) dapat berkontribusi kepada pembangunan Indonesia yang merata. Tujuan antara terkait tujuan besar ini adalah agar pemimpin Indonesia memahami dan peka terhadap realitas di Indonesia sampai ke bawah di tingkat akar rumput. 3.2. Tema Capaian IM Penugasan ini telah mengidentifikasi empat “tema capaian” IM dan telah mengajukan “tema capaian” kelima untuk ke depannya. Tema capaian tersebut dijabarkan dibawah ini: Tema capaian ke-1 – penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah IM (“in service schools”) Tema capaian ini menyangkut pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) oleh para kepala sekolah, penerapan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa oleh para guru, dan partisipasi aktif para orangtua siswa dalam pendidikan dan perkembangan anak mereka di sekolah. Siswa diposisikan sebagai pintu masuk (entry point) untuk semua perubahan ini, karena perubahan positif dalam hal semangat dan prestasi siswa memiliki potensi besar untuk menciptakan perhatian dan motivasi untuk perubahan, baik kepada guru maupun kepada orangtua siswa. Tema capaian ke-2 – peningkatan keterlibatan masyarakat di daerah-daerah IM Tema capaian ini menyangkut anggota masyarakat baik di tingkat desa maupun kabupaten untuk berpartisipasi lebih aktif dalam bidang pendidikan. Tema capaian ke-3 – inisiatif lokal muncul dan berkembang di daerah Tema capaian ini menyangkut keberadaan dan kegiatan para “penggerak” (istilah IM untuk para aktor di tingkat lokal yang membantu dalam memimpin pengembangan dan pelaksanaan inisiatif daerah), termasuk dalam menggalang dukungan anggota masyarakat dan mitra pengusaha. “Pegiat” (istilah IM untuk para aktivis di luar daerah IM yang berpartisipasi dalam dan membantu mengelola sejumlah inisiatif) memberikan dukungan yang penting terhadap pengembangan dan pelaksanaan inisiatif-inisiatif di tingkat lokal. Tema capaian ke-4 –Pemimpin masa depan berkembang Tema capaian ini menyangkut sumbangan-sumbangan para alumni jaringan kerja IM (yaitu mantan Pengajar Muda (PM), karyawan IM, dan para penggerak) melalui cara-cara yang menunjukkan
  • 6. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 3 pemahaman dan kepekaan mereka tentang tingkat akar rumput, dan juga senantiasa mengembangkan kapasitas kepemimpinan mereka. Usulan tambahan tema capaian – identifikasi permasalahan sistemik dan pengembangan strategi untuk mengatasi permasalahan tesebut Tema capaian ini, yang diusulkan berdasarkan hasil dari pengkajian ini, menyangkut para pembuat keputusan dan pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi kebijakan, agar mereka memahami dan turut bertindak untuk mengatasi hambatan yang bersifat sistemik, untuk dapat mencapai penyelenggaraan pendidikan yang lebih efektif. 4. Hasil Utama Refleksi Kinerja IM 4.1. Aspek-aspek yang menunjukkan kinerja yang baik Kajian ini telah mengidentifikasi beberapa aspekdari logika perubahan program IM, dimana bukti- bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa capaian yang diharapkan memang sudah tercapai. Beberapa bidang yang menunjukkan kinerja yang baik meliputi: 1. MENINGKATNYA PERHATIAN, SEMANGAT DAN MOMENTUM TERKAIT DENGAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH-SEKOLAH IM. Tampak jelas bahwa IM sangat efektif dalam membangun momentum untuk perubahan yang positif, baik di tingkat sekolah maupun daerah. Momentum ini dimulai di ruang kelas dari interaksi PM dengan siswa. Ada juga beberapa bukti lain yang menguatkan dugaan bahwa karena guru dan orangtua siswa mengamati adanya perubahan dalam siswa yang diajar oleh para PM, sebagian dari mereka juga sudah mulai menerapkan perubahan dalam perilaku mereka sendiri. Perubahan ini juga disebabkan interaksi PM yang positif dan mendukung, baik dengan guru lain maupun dengan para orangtua siswa. 2. LAHIRNYA BEBERAPA INISIATIF LOKAL BARU. Sejumlah inisiatif baru telah mencul di seluruh jaringan IM, dan banyak diantaranya yang secara langsung atau tidak langsung menutup kesenjangan kinerja pemerintah yang belum optimal dalam hal penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan. Jumlah dan keberagaman inisiatif lokal ini menjadi indikator yang baik untuk memperlihatkan bahwa IM telah menemukan suatu rumusan yang efektif untuk menggagas hal yang berpotensi menghasilkan perubahan positif dalam pendidikan, serta untuk melibatkan pihak non-pemerintah untuk menerjemahkan gagasan-gagasan tersebut menjadi tindakan nyata. 3. MENYEDIAKAN PENGALAMAN AKAR RUMPUT YANG BERKESINAMBUNGAN BAGI PARA PEMIMPIN DI MASA DEPAN. Tampak jelas bahwa pengabdian para PM selama satu tahun meninggalkan kesan yang mendalam bagi diri mereka sendiri, dan kesan tersebut akan terus memengaruhi selama masa produktif mereka. Kajian ini menemukan berbagai indikasi yang kuat bahwa para alumni tetap berkomitmen kepada konsep IM dan banyak di antara mereka tetap aktif terlibat dalam jaringan IM dengan berbagai cara: bukan hanya sekedar berpartisipasi dalam IM dan menyumbang kepada inisiatif IM, namun juga mempertahankan komunikasi secara informal dengan para alumni yang lain dan dengan para PM dan pihak lokal lainnya di sekolah, komunitas, dan daerah di mana mereka telah mengajar sebelumnya.
  • 7. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 4 4.2. Aspek-aspek dengan kinerja yang masih belum jelas Selain beberapa aspek yang sudah memperlihatkan kinerja yang baik seperti tersebut di atas, kajian ini juga mengidentifikasi dua aspek dimana kinerja IM penting, tapi belum jelas apakah cukup baik: 1. BERKAITAN DENGAN KEBERLANJUTAN PERUBAHAN DI TINGKAT LOKAL SETELAH IM TIDAK HADIR LAGI SECARA FISIK. Salah satu pertanyaan penting, yang hingga saat ini belum terjawab, adalah apakah perubahan perilaku IM yang telah berhasil didorong di antara para tokoh utama di tingkat sekolah, komunitas dan daerah, akan tetap bertahan dalam jangka panjang, apabila sudah tidak ada dorongan dan dukungan secara langsung dari para PM. Pertanyaan penting kedua adalah, sampai sejauh mana inisiatif lokal yang telah dibentuk dalam periode tersebut akan terus bertahan, menimbang kemungkinan terbatasnya sumber daya dan kapasitas yang ada. Untuk selanjutnya, apakah IM mampu untuk terus memberikan dukungan secara efektif terhadap inisiatif ini dari jarak jauh atau tidak, akan menjadi penentu utama keberhasilan IM dalam mendorong perubahan di bidang pendidikan untuk jangka panjangnya. 2. BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN DI BIDANG PEMBELAJARAN SISWA. Hanya terdapat sedikit bukti terkait sejauh mana peningkatan semangat dan perhatian terhadap pendidikan yang telah diciptakan oleh IM telah/akan berhasil mencapai tujuan “penyediaan pendidikan yang lebih efektif” dan “bangsa yang lebih cerdas”. Seperti diakui oleh pemimpin IM, sejauh mana PM dan inisiatif lokal berkontribusi kepada perubahan yang positif dalam pencapaian pembelajaran, hingga saat ini masih menjadi pertanyaan besar yang belum terjawab. 4.3. Aspek-aspek yang berpotensi mengalami peningkatan Kajian ini juga mengidentifikasi beberapa aspek dengan potensi adanya peluang bagi IM untuk meningkatkan kinerjanya di masa mendatang: 1. MENITIKBERATKAN PENINGKATAN PEMBELAJARAN. Tujuan IM yang berkaitan dengan pendidikan sangatlah luas dan bisa dianggap multi-tafsir. IM tampaknya belum mampu menggunakan bahsa yang sama untuk membahas isu peningkatan pembelajaran, dan IM juga tampaknya belum memiliki cara untuk mengungkap nilai strategis sebuah inisiatif, dalam konteks potensi sebuah inisiatif dalam mengatasi masalah terkait hasil pembelajaran. Pengumpulan data dan/atau pengenalan terhadap cara-cara yang sederhana untuk mengukur hasil pembelajaran bisa menjadi salah satu solusi untuk menyalurkan energi positif yang dihasilkan oleh IM terhadap beberapa sasaran yang lebih spesifik. 2. MENJELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN “EKOSISTEM PENDIDIKAN YANG KONDUSIF DAN DINAMIS”, DAN MENIMBANG BAGAIMANA MENDUKUNG DAN MENDORONG INTERVENSI TERKAIT PERUBAHAN POSITIF DALAM PEMERINTAHAN DI BIDANG PENDIDIKAN. Kajian ini mengungkapkan sangat sedikit informasi yang memberikan indikasi bahwa IM sudah memfokuskan upayanya untuk memerhatikan dan mengatasi permasalahan yang lebih sistemik, seperti: korupsi yang telah mengakar, kurangnya dukungan dan pengawasan terhadap kepala sekolah dan pengajar, atau permasalahan terkait pengelolaan sumber daya manusia, termasuk di dalamnya politisasi birokrasi pendidikan dan kurangnya fokus pada kompetensi dasar para pengajar dan kepala sekolah. Tanpa adanya upaya untuk mengatasi permasalahan yang
  • 8. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 5 mendasar ini, maka intervensi IM di tingkat sekolah beresiko tinggi untuk gagal menghasilkan perubahan yang berkelanjutan. 3. MENDORONG PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH SECARA SADAR DAN KONSISTEN. Ada satu bagian logika perubahan program IM, dimana semua pihak mengakui kinerja IM belum optimal, yakni yang berkaitan dengan kepala sekolah dan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di tingkat sekolah. Kajian ini tidak menemukan informasi bahwa IM berdampak secara signifikan pada manajemen berbasis sekolah, atau pada perilaku kepala sekolah. Pengalaman IM selama 5 tahun pertama menunjukkan bahwa strategi yang secara umum cukup berhasil memengaruhi perilaku para pengajar (termasuk: memberikan informasi dan contoh, menghubungkan para pengajar dengan pemikiran yang sama, membuka peluang untuk pengembangan diri) ternyata tidak cocok bagi para kepala sekolah. Dibutuhkan suatu pendekatan yang berbeda untuk memengaruhi agar para kepala sekolah menerapkan manajemen berbasis sekolah. 4. PENGEMBANGAN DAN PENDAMPINGAN BAGI PARA PM, TERUTAMA TERKAIT KEMAMPUAN MEREKA UNTUK ‘BERPIKIR SISTEMATIS’ DAN ‘BEKERJA SECARA POLITIS’. Walaupun IM baru mulai mempertimbangkan kemampuan melibatkan aktor-aktor penting (high-level engagement) sebagai salah satu kompetensi pokok yang dibutuhkan oleh seorang PM, namun pelatihan bagi PM masih lebih menitikberatkan pada peran mereka sebagai seorang guru (Pengajar Muda) daripada sebagai penggerak masyarakat (Penggerak Muda). Kemampuan pokok yang dikembangkan selama pelatihan adalah mengajar, memfasilitasi, dan menjadi pelatih (coaching), sehingga hanya tersisa sedikit perhatian untuk membantu para PM dalam memahami permasalahan yang sifatnya sistematik secara lebih baik, atau bagaimana para PM bisa bekerja sama dalam sistem pendidikan dan politik lokal. 5. PENYUSUNAN PROFIL DAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN PENGEMBANGAN BAGI STAF DAN MANAJER UNTUK GALUH. Salah satu komponen penting untuk keberhasilan IM adalah kemampuan para “karyawan pendukung” (support staff, yaitu Staf dan Manajer Galuh) untuk bisa bergerak secara mandiri dan bekerja sama secara efektif dengan semua anggota jaringan IM. Walaupun IM sudah memberikan perhatian penuh dalam seleksi dan pelatihan para PM, namun IM belum memberikan perhatian yang setara kepada kegiatan seleksi dan pengembangan staf maupun manajer Galuh. Maka perlu ada upaya untuk memikirkan kembali “profil keberhasilan” para staf dan manajer Galuh, baik dalam rangka kompetensi dasar mereka maupun dalam konteks kesesuaiannya dengan sifat “khas” IM. Dengan profil keberhasilan yang dijabarkan secara lebih jelas, maka IM seharusnya dapat memanfaatkan pengalamannya melatih PM untuk membuat program pengembangan yang lebih baik bagi staf maupun manajer Galuh. 6. PENGELOLAAN DAN INTERMEDIASI PENGETAHUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa IM merupakan organisasi yang secara aktif belajar dan menerapkan pelajaran yang didapat: proses refleksi diterapkan pada kegiatan utama, sementara pelaku serta pekerja sukarela IM di setiap tingkatan dibantu dan didorong untuk tetap berinovasi dan memperbaiki diri berdasarkan berbagai pengalaman yang sudah dilalui. Namun, sebagian besar kekayaan pengalaman yang sudah diakumulasi oleh IM ini bersifat tersirat (tacit), atau hanya ‘berada di dalam kepala’ orang- orang tertentu dan tidak dibagikan kepada para pelaku lain, baik di dalam maupun di luar jaringan IM. Rupanya belum ada budaya untuk mendokumentasikan pembelajaran yang berhasil
  • 9. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 6 ditarik dari pengalaman untuk digunakan di masa mendatang atau untuk diterapkan dalam konteks yang berbeda. Kondisi ini dipersulit dengan sikap positif yang melekat di tingkat organisasi, yang tampaknya justru menciptakan hambatan untuk mendokumentasikan pengalaman negatif yang terjadi, walaupun dengan tujuan untuk digunakan sebagai acuan bagi pembelajaran dan perbaikan internal. Lebih jauh lagi, kajian ini menemukan bahwa sebagian besar ‘badan pengetahuan’ IM hanya didasarkan kepada pengalaman pribadi masing-masing dan pengalamannya berada di dalam jaringan, dan jarang terdapat acuan kepada konsep atau pengalaman eksternal. 7. EVALUASI DAN REFLEKSI STRATEGIS. Upaya evaluasi dan pemantauan IM lebih banyak dilakukan di tingkat operasional. Hampir tidak ada evaluasi atau dokumentasi di tingkat strategis terhadap: (a) proses pengembangan dan penerapan inisiatif pokok; atau (b) hasil yang dicapai dari inisiatif pokok tersebut. Hal ini berarti bahwa pertanyaan para pemimpin IM yang berkaitan dengan ketepatan dan efektivitas strategi organisasi dalam meraih capaian yang diharapkan belum mendapat jawaban yang memuaskan. 8. MENINGKATKAN KESELARASAN VISI DENGAN TUJUAN MELALUI PENGKOMUNIKASIAN “APA YANG DIMAKSUD DENGAN INDONESIA MENGAJAR”. Selama pembuatan pengkajian ini, banyak pihak yang mempertanyakan apa yang telah dilakukan oleh IM dan apa tujuan yang ingin dicapai oleh IM dan bahkan memiliki pemahaman dasar yang salah tentang hal tersebut. Pertanyaan ini sangat masuk akal, karena sebagai organisasi yang terdesentralisasi dan relatif baru didirikan, strategi dan bahkan identitas IM masih terus berubah sesuai dengan pembelajarannya tentang upaya mana yang efektif dan mana yang tidak. Namun pertanyaan ini juga menunjukkan bahwa ada potensi untuk menyempurnakan bagaimana IM harus mengomunikasikan tujuan besarnya dan mendorong terjadinya kesesuaian persepsi tentang tujuan-tujuan antara oleh berbagai kelompok pelaku lain yang berbeda yang berada di dalam lingkup pergerakan IM. Catatan: Konsep ‘Adhocracy’ adalah Kunci untuk Memahami Kinerja IM Adalah tidak mudah untuk menjabarkan atau menggambarkan IM menggunakan pemahaman konvensional tentang pengelolaan atau struktur organisasi, yang mengasumsikan bahwa wewenang harus terpusat dan strategi harus dijabarkan secara jelas. IM lebih tepat dipahami sebagai struktur yang cenderung organik dengan perilaku organisasi yang tidak terlalu formal serta sangat terdesentralisasi struktur organisasinya. Jenis organisasi tersebut sering disebut dalam literatur pengembangan organisasi sebagai sebuah “adhocracy”. Sifat “adhocracy” IM ini merupakan unsur pokok dalam identitas IM dan juga menjadi kunci dalam keberhasilannya. Hal ini dikarenakan “adhocracy” umumnya adalah bentuk yang cocok dengan lingkungan yang bersifat dinamis dan kompleks, serta membutuhkan inovasi tingkat tinggi. Berdasarkan hasil dari pengkajian ini, tampaknya struktur IM yang ‘organik’ dengan demikian tingginya tingkat desentralisasi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan IM untuk menghasilkan solusi kreatif pada berbagai lingkungan lokal yang berbeda-beda, baik di tingkat sekolah maupun di tingkat daerah.
  • 10. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 7 5. Kemungkinan Pembelajaran yang Dapat Diperoleh dari Organisasi Lain Pengkajian ini mengidentifikasi dua organisasi yang tampaknya dapat dijadikan sumber pembelajaran yang penting bagi IM, yaitu: Pratham (www.pratham.org) merupakan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terbesar di India, yang mendalami “intervensi berkualitas tinggi, berbiaya rendah dan mudah direplikasi” dan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di India. Pratham juga telah bekerja sama dengan akademisi internasional untuk menjalankan evaluasi terhadap beberapa program. Seiring dengan berjalannya waktu, evaluasi tersebut telah menyumbangkan berbagai bukti terkait cara-cara yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Evaluasi tersebut juga sudah membuat Pratham memiliki reputasi sebagai organisasi yang berfokus kepada inovasi, kualitas, dan penelitian. Kajian ini mengusulkan agar komunikasi terbangun antara Pratham dan IM untuk melihat kemiripan antara keduanya, serta peluang untuk kerja sama lebih lanjut. KINERJA (www.kinerja.or.id) merupakan proyek yang didanai oleh USAID dan berfokus pada aspek pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah di bidang pelayanan publik di sektor kesehatan dan pendidikan, baik dari sisi kebutuhan (pemerintah) maupun dari sisi penawaran (pengguna jasa dan masyarakat). KINERJA telah mengembangkan suatu pendekatan inovatif yang melibatkan para orangtua siswa, siswa, serta para pemangku kepentingan lainnya dalam manajemen sekolah. SOLIDARITAS telah memfasilitasi suatu diskusi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antara tim KINERJA dengan IM, yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh IM untuk mengembangkan suatu strategi yang lebih efektif dalam mendorong perbaikan manajemen sekolah. 6. Aspek-aspek untuk Dipertimbangkan Berdasarkan gambaran diatas, kajian ini telah mengidentifikasi 10 “aspek untuk dipertimbangkan” yang dapat menyempurnakan kinerja organisasi IM secara keseluruhan di masa mendatang. 1. Mengidentifikasi penilaian hasil pembelajaran yang sederhana namun akurat dan menerapkannya dalam intervensi-intervensi IM di tingkat sekolah dan/atau daerah, sebagai cara untuk mendapatkan perhatian dan menggalang dukungan komunitas di sekitar isu hasil pembelajaran. 2. Menetapkan “penanda kemajuan” dalam kaitannya dengan siklus perubahan di tingkat sekolah maupun daerah selama 5 tahunan, dan secara eksplisit menyebutkan adanya perubahan peran PM selama masa waktu tersebut. Peran PM berubah (a) dari tingkat sekolah ke tingkat daerah; dan juga (b) dari peran PM sebagai Pengajar Muda menjadi Penggerak Muda. 3. Menerapkan pendekatan yang lebih terstruktur untuk memperbaiki manajemen sekolah dengan cara menggunakan gagasan KINERJA yang secara aktif menciptakan “ruang aman” dimana kepala sekolah, komite sekolah, dan orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat membahas mengenai permasalahan, menyetujui tindakan yang akan diambil, dan memantau perkembangan.
  • 11. Refleksi Kinerja Program Indonesia Mengajar 2010-2015 8 4. Mendirikan suatu unit refleksi dan evaluasi internal yang mampu menjalankan dan/ atau mengelola pekerjaan evaluasi di tingkat strategis, termasuk melalui kerja sama dengan peneliti- peneliti eksternal. 5. Memperluas konsep pelatihan dan pendampingan bagi para PM lebih jauh daripada sekedar kegiatan pedagogi, memfasilitasi, dan coaching, sehingga dapat juga mencakup konsep literatur reformasi organisasi (institutional reform), perangkat fasilitasi untuk menganalisa permasalahan, serta perangkat untuk merencanakan interaksi dengan para pemangku kepentingan strategis. IM juga perlu menyusun seperangkat bahan pengayaan tambahan yang menyangkut beberapa topik dan menyediakan materi tersebut untuk semua PM maupun pelaku lain di dalam jaringan IM secara online. 6. Mengembangkan Profil Kompetensi bagi semua Staf dan Manajer Galuh dan menerapkan proses rekrutmen dan seleksi yang ketat terhadap semua lowongan kerja di Galuh. 7. Memperkuat praktek-praktek pengelolaan pengetahuan, termasuk bereksperimen dalam penerapan exit interviews (wawancara di akhir pekerjaan) dan After Action Reviews (kajian bersama setelah tindakan). 8. Mendorong dikembangkannya sebuah “Bank Pengetahuan” bagi jaringan IM, dengan secara aktif mendorong staf Galuh (dan berbagai pelaku lain dalam jaringan kerja IM) untuk mengkaji dan meringkas konten yang terkait topik-topik tertentu. 9. Mengakui bahwa sikap optimis, walaupun penting, juga berpotensi untuk menghambat proses pembelajaran, dan bekerja secara aktif untuk menumbuhkan budaya yang mendukung pertukaran informasi secara terbuka dan positif. 10. Mengeksplorasi kerja sama dengan program INOVASI yang didanai oleh DFAT, misalnya dengan cara mengajukan proposal untuk kerjasama dalam mengevaluasi inisiatif lokal yang tampaknya menjanjikan (misalnya Gerakan Bima Mengajar atau RUBI Bima).
  • 12. Australia’s Education Partnership with Indonesia Education Partnership Performance Oversight and Monitoring EP-POM 19 th floor Ratu Plaza Building Jl. Jend. Sudirman No. 9 Jakarta 10270 T: 021 720 6616 F: 021 720 6616 ext.100 E: nick.clinch@ep-pom.com Australian Aid – managed by the Palladium Group on behalf of the Australian Government