SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
Photo Album
by USER
NAMA : ANDRI SAPUTRA
NIM : 02 12 003
JURUSAN : ADMINISTRASI BISNIS
SEMESTER : 4 (empat)
MATA KULIAH : ADMINISTRASI PERPAJAKAN
DOSEN : Indah Mawarni SE., M.Si.
Pengertian PPN
PPN atau singkatan dari Pajak Pertambahan
Nilai adalah Pajak tidak Langsung yang
dikenakan pada setiap pertambahaan nilai
atau transaksi penyerahan barang dan atau
jasa kena pajak dalam pendistribusiannya
dari produsen dan konsumen.
Disebut pajak tidak langsung karena tidak
langsung dibebankan kepada penanggung
pajak (konsumen) tetapi melalui mekanisme
pemungutan pajak dan disetor oleh pihak
lain (penjual). Transaksi penyerahannya bisa
dalam bentuk jual-beli, pemanfaatan jasa,
dan sewa-menyewa.
Barang Kena Pajak adalah barang berwujud
yang menurut sifat atau hukumnya dapat
berupa barang bergerak atau barang tidak
bergerak dan barang tidak berwujud yang
dikenakan PPN. Pada dasarnya semua barang
merupakan Barang Kena Pajak kecuali yang
diatur lain oleh Undang- Undang Nomor PPN
itu sendiri. Barang Kena Pajak tersebut terdiri
dari barang berwujud (bergerak dan tidak
bergerak) dan barang tidak berwujud (hak
cipta, merek dagang, paten, dll).
Sedangkan Jasa Kena Pajak adalah setiap
kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang
menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk
dari pemesan yang dikenakan PPN,
Contohnya: jasa konstruksi, jasa sewa
ruangan, jasa konsultan, jasa perantara, dll.
Pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN
merupakan kewajiban dari Produsen atau
Pedagang yang disebut Pengusaha Kena Pajak
(biasa disingkat PKP). Pengusaha Kena Pajak
(disingkat PKP) adalah Pengusaha yang
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
dikenakan pajak.
Cara menghitung
pajak pertambahan
nilai
Mekanisme Cara menghitung pajak pertambahan nilai
adalah pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN
ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga
muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP.
Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP,
dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak
keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual
produknya, sedangkan pajak masukan adalah PPN yang
dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, atau
membuat produknya.
Cara menghitung pajak
pertambahan nilai (PPn)
dan Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (PPnBM)
PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif
Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
TARIF PPN & PPnBM
1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas: ekspor
Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud; ekspor BKP Tidak Berwujud;
dan ekspor Jasa Kena Pajak.
3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling
tinggi 200% (dua ratus persen).
4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol
persen)
Cara menghitung
pajak
pertambahan nilai
1. PKP “A” menjual tunai Barang Kena Pajak (BKP)
dengan Harga Jual Rp 25.000.000,00
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
= 10% x Rp25.000.000,00
= Rp2.500.000,00
PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut merupakan
Pajak Keluaran yang didapat oleh Pengusaha Kena
Pajak “A”.
2. PKP “B” melakukan penyerahan Jasa Kena
(JKP) Pajak dengan memperoleh
Penggantian sebesar Rp20.000.000,00
PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “B”
= 10% x Rp20.000.000,00
= Rp 2.000.000,00
PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut
merupakan Pajak Keluaran yang didapat oleh
Pengusaha Kena Pajak “B”.
3. Bapak andre saputra simanjuntak mempunyai
perusahaan yang memproduksi bahan alkohol ,
dia melakukan penjualan sebesar Rp.
120.000.000,- dengan PPN sebesar 15%
Perhitungan :
= Rp. 120.000.000,- x 15%
= Rp. 18.000.000,-
Jadi pajak PPN yang dipungut oleh perusahaan
bapak andre adalah Rp. 18.000.000,-
4. Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari
luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor sebesar
Rp15.000.000,00. PPN yang dipungut melalui
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
= 10% x Rp15.000.000,00
= Rp 1.500.000,00
Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dengan Nilai Impor
sebesar Rp. 50.000.000,00 Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenakan PPN
juga dikenakan PPnBM misalnya dengan tarif 20%. Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas
impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah:
a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00
b. PPN = 10% xRp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00
c. PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00
Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai bagian dari suatu BKP yang atas
penyerahannya dikenakan PPN 10% dan PPnBM dengan tarif misalnya 35%. Oleh karena PPnBM yang
telah dibayar atas BKP yang diimpor tersebut tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp.
10.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan
sebagai biaya.
Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya kepada PKP “X” dengan harga jual Rp.
150.000.000,00 maka penghitungan PPN dan PPn BM yang terutang adalah :
a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 150.000.000,00
b. PPN = 10% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 15.000.000,00
c. PPn BM = 35% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 52.500.000,00
PPN sebesar Rp. 5.000.000,00 yang dibayar pada saat impor merupakan pajak masukan bagi PKP “D”
dan PPN sebesar Rp. 15.000.000,00 merupakan pajak keluaran bagi PKP “D”. Sedangkan PPnBM
sebesar Rp. 10.000.000,00 tidak dapat dikreditkan. Begitu pun dengan PPnBM sebesar Rp.
52.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP “X”
Contoh Cara
Menghitung PPN Yang
Terutang
1. Penjualan Tunai BKP oleh PKP Arshavin Harga Jual =
Rp25.000.000,-
PPN Terutang 10% X Rp25.000.000,- = Rp2.500.000,-
PPN Rp2.500.000,-
merupakan:
* Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP Arshavin dan
* Pajak Masukan yang dibayar oleh pembeli BKP
2. Penyerahan JKP oleh PKP Berbatov Nilai
Penggantian = Rp20.000.000,-
PPN Terutang 10 % X Rp20.000.000,-= Rp2.000.000,-
PPN Rp2.000.000,-
merupakan:
* Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP Berbatov dan
* Pajak Masukan yang dibayar oleh penerima JKP
3.Impor BKP Nilai Impor = Rp15.000.000,-
PPN Terutang 10 % X Rp15.000.000,- = Rp1.500.000,-
PPN Rp1.500.000,-
yang dipungut melalui DJBC, merupakan Pajak Masukan
yang dibayar oleh pihak yang mengimpor BKP tersebut.
4. Ekspor BKP Nilai Ekspor = Rp10.000.000,-
PPN Terutang 0 % X Rp10.000.000,-= Rp0
PPN Rp0 tersebut merupakan Pajak Keluaran.
REFERENSI
http://pajakppn.blogspot.com/2011/06/pengertian-pajak-
pertambahan-nilai-ppn.html?m=1, Diakses Pada 03 Juni 2014.
http://rumushitung.com/2012/12/14/cara-menghitung-pajak-
pertambahan-nilai/, Diakses Pada 03 Juni 2014.
http://kabarpajak.blogspot.com/2013/07/contoh-cara-menghitung-
ppn-yang-terutang.html?m=1, Diakses Pada 03 Juni 2014.
http://liskavitama.blogspot.com . Diakses pada 07 Juni 2014

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Wahono Diphayana
 
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Yulianti Yulianti
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
Catatan Ekstens
 
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagiSpt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
KPP Pratama Kepanjen
 

Was ist angesagt? (20)

PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
Ppn (ppt)
Ppn (ppt)Ppn (ppt)
Ppn (ppt)
 
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnisAplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
Aplikasi pendapatan nasional dalam bisnis
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 
Akuntansi Manufaktur
Akuntansi ManufakturAkuntansi Manufaktur
Akuntansi Manufaktur
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 
pajak: BUT
pajak: BUTpajak: BUT
pajak: BUT
 
Pembukuan dan pencatatan
Pembukuan dan pencatatanPembukuan dan pencatatan
Pembukuan dan pencatatan
 
011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21011 simulasi contoh pph21
011 simulasi contoh pph21
 
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
 
Spt masa ppn 1111 edit epoy 2
Spt masa ppn 1111 edit epoy 2Spt masa ppn 1111 edit epoy 2
Spt masa ppn 1111 edit epoy 2
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
 
Pajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan UmumPajak Penghasilan Umum
Pajak Penghasilan Umum
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
 
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagiSpt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
 

Andere mochten auch

PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilanPErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
chuichoco
 
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringan
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringanPertemuan 13 penanganan masalah jaringan
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringan
jumiathyasiz
 
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan SwastaVisi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Oswar Mungkasa
 

Andere mochten auch (20)

Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
PPN dan PPnbm
PPN dan PPnbmPPN dan PPnbm
PPN dan PPnbm
 
Pengertian PPN
Pengertian PPNPengertian PPN
Pengertian PPN
 
Pajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbmPajak ppn-ppnbm
Pajak ppn-ppnbm
 
KB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPNKB 1 - Dasar-dasar PPN
KB 1 - Dasar-dasar PPN
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
perpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bmperpajakan ppn dan ppn-bm
perpajakan ppn dan ppn-bm
 
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
PPN dan PPnBM
PPN dan PPnBMPPN dan PPnBM
PPN dan PPnBM
 
Karakteristik PPN
Karakteristik PPNKarakteristik PPN
Karakteristik PPN
 
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009Ppn dan p pn bm uu no 42  tahun 2009
Ppn dan p pn bm uu no 42 tahun 2009
 
Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...
 
Objek Pajak Penghasilan
Objek Pajak PenghasilanObjek Pajak Penghasilan
Objek Pajak Penghasilan
 
PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilanPErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
PErnyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
 
Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringan
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringanPertemuan 13 penanganan masalah jaringan
Pertemuan 13 penanganan masalah jaringan
 
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
Artikel pph 21 (pemotongan dan pemungutan)
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan SwastaVisi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Visi - Misi - Kebijakan Kerjasama Pemerintah dan Swasta
 

Ähnlich wie PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra

ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnyappt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
Rayse Aulia
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Muhammad Rafi Kambara
 
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKPD1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
Nur Rina Martyas Ningrum
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
raSinduaji
 

Ähnlich wie PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra (20)

PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.SiPPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
PPT Perpajakan "PPN dan PPNBM" dosen Taufikur Rahman S.E,.M.Si
 
(10) PPN & PPnBM.ppt
(10) PPN & PPnBM.ppt(10) PPN & PPnBM.ppt
(10) PPN & PPnBM.ppt
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
ppn dan ppnbm
ppn dan ppnbmppn dan ppnbm
ppn dan ppnbm
 
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaranpencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
pencatatan ppn untuk jurnal ppn masukan dan ppn keluaran
 
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnyappt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
ppt Ppn pajak pertambahan nilai dan cara menghitungnya
 
Ukin
UkinUkin
Ukin
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
KULIAH PAJAK UNTUK PEMAHAMAN PERPAJAKAN YANG BENAR
KULIAH PAJAK UNTUK PEMAHAMAN PERPAJAKAN YANG BENARKULIAH PAJAK UNTUK PEMAHAMAN PERPAJAKAN YANG BENAR
KULIAH PAJAK UNTUK PEMAHAMAN PERPAJAKAN YANG BENAR
 
Bab i ppn
Bab i ppnBab i ppn
Bab i ppn
 
PPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-BmPPN dan PPn-Bm
PPN dan PPn-Bm
 
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKPTermasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
Termasuk Penyerahan BKP dan Bukan Termasuk Penyerahan BKP
 
08. Penghitungan Pajak.pptx
08. Penghitungan Pajak.pptx08. Penghitungan Pajak.pptx
08. Penghitungan Pajak.pptx
 
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPNKonsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
Konsep Dasar PPN dan Dasar Hukum PPN
 
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptxBAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
BAB 2 PPn DAN PPnBM.pptx
 
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKPD1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
 
Pertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptxPertemuan 14.pptx
Pertemuan 14.pptx
 
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewahPajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah
 
Perpajakan desa
Perpajakan desaPerpajakan desa
Perpajakan desa
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPn) by Andri Saputra

  • 1. Photo Album by USER NAMA : ANDRI SAPUTRA NIM : 02 12 003 JURUSAN : ADMINISTRASI BISNIS SEMESTER : 4 (empat) MATA KULIAH : ADMINISTRASI PERPAJAKAN DOSEN : Indah Mawarni SE., M.Si.
  • 2. Pengertian PPN PPN atau singkatan dari Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak tidak Langsung yang dikenakan pada setiap pertambahaan nilai atau transaksi penyerahan barang dan atau jasa kena pajak dalam pendistribusiannya dari produsen dan konsumen.
  • 3. Disebut pajak tidak langsung karena tidak langsung dibebankan kepada penanggung pajak (konsumen) tetapi melalui mekanisme pemungutan pajak dan disetor oleh pihak lain (penjual). Transaksi penyerahannya bisa dalam bentuk jual-beli, pemanfaatan jasa, dan sewa-menyewa.
  • 4. Barang Kena Pajak adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan PPN. Pada dasarnya semua barang merupakan Barang Kena Pajak kecuali yang diatur lain oleh Undang- Undang Nomor PPN itu sendiri. Barang Kena Pajak tersebut terdiri dari barang berwujud (bergerak dan tidak bergerak) dan barang tidak berwujud (hak cipta, merek dagang, paten, dll).
  • 5. Sedangkan Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang dikenakan PPN, Contohnya: jasa konstruksi, jasa sewa ruangan, jasa konsultan, jasa perantara, dll.
  • 6. Pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN merupakan kewajiban dari Produsen atau Pedagang yang disebut Pengusaha Kena Pajak (biasa disingkat PKP). Pengusaha Kena Pajak (disingkat PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak.
  • 7. Cara menghitung pajak pertambahan nilai Mekanisme Cara menghitung pajak pertambahan nilai adalah pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pihak pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang disingkat PKP. Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP, dikenal istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran adalah PPN yang dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan adalah PPN yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, atau membuat produknya.
  • 8. Cara menghitung pajak pertambahan nilai (PPn) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) PPN dan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP). TARIF PPN & PPnBM 1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen). 2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas: ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud; ekspor BKP Tidak Berwujud; dan ekspor Jasa Kena Pajak. 3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen). 4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol persen)
  • 9. Cara menghitung pajak pertambahan nilai 1. PKP “A” menjual tunai Barang Kena Pajak (BKP) dengan Harga Jual Rp 25.000.000,00 Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x Rp25.000.000,00 = Rp2.500.000,00 PPN sebesar Rp2.500.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang didapat oleh Pengusaha Kena Pajak “A”.
  • 10. 2. PKP “B” melakukan penyerahan Jasa Kena (JKP) Pajak dengan memperoleh Penggantian sebesar Rp20.000.000,00 PPN yang terutang yang dipungut oleh PKP “B” = 10% x Rp20.000.000,00 = Rp 2.000.000,00 PPN sebesar Rp2.000.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran yang didapat oleh Pengusaha Kena Pajak “B”.
  • 11. 3. Bapak andre saputra simanjuntak mempunyai perusahaan yang memproduksi bahan alkohol , dia melakukan penjualan sebesar Rp. 120.000.000,- dengan PPN sebesar 15% Perhitungan : = Rp. 120.000.000,- x 15% = Rp. 18.000.000,- Jadi pajak PPN yang dipungut oleh perusahaan bapak andre adalah Rp. 18.000.000,-
  • 12. 4. Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dengan Nilai Impor sebesar Rp15.000.000,00. PPN yang dipungut melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai = 10% x Rp15.000.000,00 = Rp 1.500.000,00
  • 13. Pengusaha Kena Pajak “D” mengimpor Barang Kena Pajak yang tergolong Mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp. 50.000.000,00 Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut selain dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM misalnya dengan tarif 20%. Penghitungan PPN dan PPnBM yang terutang atas impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah tersebut adalah: a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 50.000.000,00 b. PPN = 10% xRp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00 c. PPn BM = 20% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00 Kemudian PKP “D” menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10% dan PPnBM dengan tarif misalnya 35%. Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP yang diimpor tersebut tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 dapat ditambahkan ke dalam harga BKP yang dihasilkan oleh PKP “D” atau dibebankan sebagai biaya. Misalnya PKP “D” menjual BKP yang dihasilkannya kepada PKP “X” dengan harga jual Rp. 150.000.000,00 maka penghitungan PPN dan PPn BM yang terutang adalah : a. Dasar Pengenaan Pajak Rp. 150.000.000,00 b. PPN = 10% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 15.000.000,00 c. PPn BM = 35% x Rp. 150.000.000,00 = Rp. 52.500.000,00 PPN sebesar Rp. 5.000.000,00 yang dibayar pada saat impor merupakan pajak masukan bagi PKP “D” dan PPN sebesar Rp. 15.000.000,00 merupakan pajak keluaran bagi PKP “D”. Sedangkan PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 tidak dapat dikreditkan. Begitu pun dengan PPnBM sebesar Rp. 52.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP “X”
  • 14. Contoh Cara Menghitung PPN Yang Terutang 1. Penjualan Tunai BKP oleh PKP Arshavin Harga Jual = Rp25.000.000,- PPN Terutang 10% X Rp25.000.000,- = Rp2.500.000,- PPN Rp2.500.000,- merupakan: * Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP Arshavin dan * Pajak Masukan yang dibayar oleh pembeli BKP
  • 15. 2. Penyerahan JKP oleh PKP Berbatov Nilai Penggantian = Rp20.000.000,- PPN Terutang 10 % X Rp20.000.000,-= Rp2.000.000,- PPN Rp2.000.000,- merupakan: * Pajak Keluaran yang dipungut oleh PKP Berbatov dan * Pajak Masukan yang dibayar oleh penerima JKP
  • 16. 3.Impor BKP Nilai Impor = Rp15.000.000,- PPN Terutang 10 % X Rp15.000.000,- = Rp1.500.000,- PPN Rp1.500.000,- yang dipungut melalui DJBC, merupakan Pajak Masukan yang dibayar oleh pihak yang mengimpor BKP tersebut.
  • 17. 4. Ekspor BKP Nilai Ekspor = Rp10.000.000,- PPN Terutang 0 % X Rp10.000.000,-= Rp0 PPN Rp0 tersebut merupakan Pajak Keluaran.
  • 18. REFERENSI http://pajakppn.blogspot.com/2011/06/pengertian-pajak- pertambahan-nilai-ppn.html?m=1, Diakses Pada 03 Juni 2014. http://rumushitung.com/2012/12/14/cara-menghitung-pajak- pertambahan-nilai/, Diakses Pada 03 Juni 2014. http://kabarpajak.blogspot.com/2013/07/contoh-cara-menghitung- ppn-yang-terutang.html?m=1, Diakses Pada 03 Juni 2014. http://liskavitama.blogspot.com . Diakses pada 07 Juni 2014