FIQIH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH | Imron Fauzi, Irvan Khakim, dan Muhammad Bagir Al Kaff | PAI Ekstensi INAIFAS Kencong Jember | Aswaja An Nahdliyah| Dosen Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I
FIQIH DAN MADZHAB AHLUSSUNNAH WALJAMAAH | Imron Fauzi, Irvan Khakim, dan Muhammad Bagir Al Kaff | PAI Ekstensi INAIFAS Kencong Jember | Aswaja An Nahdliyah| Dosen Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I
Ähnlich wie FIQIH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH | Imron Fauzi, Irvan Khakim, dan Muhammad Bagir Al Kaff | PAI Ekstensi INAIFAS Kencong Jember | Aswaja An Nahdliyah| Dosen Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I
Ähnlich wie FIQIH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH | Imron Fauzi, Irvan Khakim, dan Muhammad Bagir Al Kaff | PAI Ekstensi INAIFAS Kencong Jember | Aswaja An Nahdliyah| Dosen Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I (20)
FIQIH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH | Imron Fauzi, Irvan Khakim, dan Muhammad Bagir Al Kaff | PAI Ekstensi INAIFAS Kencong Jember | Aswaja An Nahdliyah| Dosen Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I
1. FIQIH AHLUSSUNNAH WALJAMAAH*
Didalam islam ada 3 hal yang menjadi segi pokok ajaran, yakni Iman, Islam dan Ihsan.
Tiga sendi ini diambi dari Hadist Jibril yang menceritakan Malaikat Jibril yang menyamar
sebagai manusia dan bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Iman, Islam dan Ihsan
di sebuah majelis bersama para Sahabat. Tujuan malaikat Jibril tersebuat adalah untuk
mengajarkan Iman, Islam dan Ihsan kepada para sahabat.
Menurut KH Ahmad Siddiq dari sisi keilmuan, ketiganya merupakan satu kesatuan
yang tidak terbagi-bagi. Namun dalam perkembangan selanjutnya para ulama mengadakan
pemisahan, sehingga menjadi ilmu tersendiri. bagian-bagian itu mereka elaborasi sehingga
menjadi bagian ilmu yang berbeda. Perhatian terhadap iman memunculkan ilmu tauhid atau
ilmu kalam. Perhatian khusus pada aspek Islam dalam pengertian sempit menghadirkan ilmu
fiqih atau ilmu hukum Islam dan penelitian terhadap dimensi Ihsan melahirkan ilmu tasawuf
atau ilmu akhlak.1
FIQIH
Kata fiqih dalam bahasa arab berasal dari kata faqiha-yafqahu-fiqhan yang bermakna
mengerti atau memahami. Secara terminologi fiqih berarti ilmu tentang hukum-hukum syar’i
yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsil.
Hakikatnya fiqih dapat dipahami dari empat sudut pandang:
1. Fiqih yaitu ilmu mengenai syara’
2. Fiqih menganalisis hal-hal yang bersifat amaliah furu’iyah (praktis dan bersifat
cabang).
3. Pengetahuan tentang hukum syara’ yang didasarkan padadalil tafsil yaitu Al-Qur’an
dan sunnah.
4. Fiqih digali dan ditentukan melalui penalaran dan istidlal (penarikan kesimpulan)
mujtahid.2
Contoh pembahan dalam Ilmu Fiqih adalah tentang Sholat. Sholat merupakan rukun
Islam yang nomer dua. Aktifitas yang berkaitan langsung dengan sholat dibahas dalam Ilmu
Fiqih seperti rukun, syarat, dan perkara yang membatalkan sholat. Selain itu, juga membahas
aktifitas yang berkaitan tidak langsung dengan sholat, seperti thoharoh dari Hadast dan Najis.
2. Dalam dinamika perkembangan Fiqih Islam melalui aktivitas ijtihad ada 4 Imam
mazhab fiqih yang populer dalam dunia islam hingga kini di tataran riil dalam perjalanan
sejarah umat Islam mazhab fiqih yang dibangun oleh keempat mazhab tersebut menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka.3
MADZHAB
Madzhab secara Bahasa berasal dari kata ومذهبا ذهبا يذهب ذهب yang artinya jalan.
Secara istilah mazhab meliputi dua pengertian:
1. Mazhab adalah jalan pikiran atau metode yang ditempuh seorang Imam Mujtahid
(orang yang menggali hukum) dalam menetapkan hukum suatu peristiwa berdasarkan
kepada al-Qur’an dan hadis.
2. Mazhab adalah fatwa atau pendapat seorang Imam Mujtahid Mujtahid (orang yang
menggali hukum) tentang hukum suatu peristiwa yang diambil dari al-Qur’an dan
hadis.4
ال ِلِئاَسَمْلا يِف ُمَكْحَ ْ
اْل َوُه ُبَهْذَمال
ُدِهَتْجُمْلا ُماَمِ ْ
اْل اَهَرَتْاخَو َدَقَتْعاَو َبَهَذ ىِت
Madzhab adalah hukum dalam berbagai masalah yang diambil diyakini oleh para imam
mujtahid. (Al Idza’ah al muhimmah 18)5
Munculnya madzhab tidak lepas dari perbedaan penafsiran dan ketidakmampuan umat
islam memahami teks Al Quran dan Hadist. Madzhab tidak akan terbentuk dari hukum yang
jelas (qath’i) atau dalam masalah pokok (Ushul) misal shalat itu wajib dan zina itu haram. Akan
tertapi madzhab terbentuk dari persoalan yang masih diperselisihkan ulama atau furu’
(cabang).
LANDASAN BERMADZHAB
ْمُكْنِم ِ
رْمَ ْ
اْل ىِلوُاَو َل ْوُسالر واُعْيِطَاَو َ ه
ّٰللا واُعْيِطَا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِذال اَهُّيَآٰٰي
…
: (النساء
59
)
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad),
dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. …. (An Nisa: 59)
Menurut Syekh abdul wahhab khallaf perintah untuk taat kepada Allah dan rasulnya
merupakan perintah untuk mengikuti al quran dan hadist. Sedangkan perintah untuk mengikuti
ulil amri, merupakan anjuran untk mengikuti hukum yang telah disepakati oleh para imam
mujtahid. (Abdul Wahhab Khallaf, ‘ilm usul al fiqh hal 21)6
3. MENGAPA HARUS MADZHAB 4?
Mengikuti mazhab merupakan pilihan yang paling mungkin dan masuk akal yang dapat
memberikan jalan bagi seseorang yang belum mencapai tingkatan mujtahid untuk
melaksanakan perintah agama. Beberapa manfaat bermadzhab yaitu:
1. Memudahkan bagi ummat islam untuk mempelajari ajaran islam.
2. Dapat menyelamatkan umat islam dari penyimpangan, salah tafsir dan kekeliruan
3. Membatasi luasnya perbedaan pendapat dikalangan umat islam.
Madzhab yang tersebar dan masih eksis hingga sekarang ada 4 madzhab yaitu, Hanafi,
Maliki, Syafii Dan Hambali. Selain 4 madzhab tersebut, dulu ada madzhab yang masih
tergolong Ahlussunah Waljamaah. Namun seiring berjalannya waktu saat ini sudah tidak eksis
lagi.
Sebenarnya menjadi salah satu faktor adalah tidak lepas dari murid-muridnya yang
kreatif untuk membukukan pendapat imam mereka sehingga dapat terkodifikasi dengan baik.
Disamping itu madzhab mereka telah teruji keshahihanya, sebab memiliki metode istimbat
(penggalihan hukum) yang jelas dan tersitematis.7
NU sejak awal berdirinya menganut faham ahlussunnah waljamaah sebgai basis teologi
dan menganut salah satu madzhab 4 dalam bidang fiqih. Dengan mengikuti 4 madzhab ini,
menunjukkan elastisitas dan fleksibilitas sekaligus memungkinkan bagi NU untuk beralih
madzhab secara total atau dalam beberapa yang dipandang sebagai kebutuhan (hajah),
meskipun dalam keseharian ulama NU mengggunakan madzahab Syafi’i.8
(Kata pengantar
KH Sahal Mahfudz dalam Solusi problematika Atual hukum islam keputusan muktamar munas
dan konbes nahdlatul ulama.)
PROFIL 4 MAZHAB
Madzhab Hanafi9
Pendiri Abu Hanifah an nu’man bin tsabit bin zutha al kufi. (80 H-150 H)
Guru/Murid Hamdan bin Abi Sulaiman / Abu Yusuf
Dasar Hukum Al Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istihsan, al Urf
Karakteristik
madzhab
Ahlul Ra’yi (lebih mengedepankan akal)
4. Penyebaran Turki, asia tengah, Pakistan, afganistan, india, sebagian afrika dan timut
tengah.
Madzhab Maliki10
Pendiri Abu abdillah malik bin anas bin abi amir al shabahi al arabi (95 H-179 H)
Guru/Murid Rabiah bin abi abdirrahman / Muhammad bin Idris
Dasar Hukum Al Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas, mashalih mursalah dan pengalaman
penduduk Madinah.
Karakteristik
madzhab
Ahlu Hadist, lebih mengutamakan teks Hadist dari pada akal
Penyebaran Hijaz (mekah & Madinah), maroko, Tunisia, aljazair, sudan dll
Madzhab Syafi’i11
Pendiri Abu abdillah Muhammad bin idris bin abbas bin ustman binsyafii al quraysi.
(150 H-204 H)
Guru/Murid Malik bin Anas / Yusuf bin Yahya Al Buthi, Ahmad bin Hambal
Dasar Hukum Al Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas.
Karakteristik
madzhab
Lebih moderan, karena mampu merensiliasikan antara Ahl Hadist dan Ahl
Ra’y
Penyebaran Khurasan, Mesir, Palestina, Yaman, Asia Tenggara
Madzhab Hambali12
Pendiri Abu abdillah ahmad bin Muhammad bin hanbal bin hilal as sayibani. (164 H-
241 H)
Guru/Murid Husyaim bin Basyir / -
Dasar Hukum Al Quran, Sunnah, fatwa sahabat, fatwa yang mendekati nash, hasit mursal
dan dhaif, qiyas
Karakteristik
madzhab
Lebih berpijak dalil naqli
Penyebaran Khurasan, Mesir, Palestina, Yaman, Asia Tenggara
5. FOOTNOTE:
1
KH. Muhyiddin Abdusshomad, Hujjah NU Akidah – Amaliah - Tradisi (Surabaya: 2010,
Khalista), h.3
2
Satria Wiguna, Fiqih Ibadah (Banyumas: 2021, CV. Pena Persada), h.2
3
Tim Aswaja NU Center Jawa Timur, Khazanah Aswaja (Surabaya: 2016, Aswaja NU
Center Jawa Timur), h. 172
4
Opik Taufiq dan Ali Khosim Al Mansyur, fiqih 4 Madzhab Kajian Fiqh – Ushul Fiqh
(Bandung: 2014, Pustaka Aura Semesta),h.198
5
KH. Muhyiddin Abdusshomad, Fiqih Tradisionalis (Surabaya: 2010, Khalista), h.53
6
KH. Muhyiddin Abdusshomad, Hujjah NU Akidah – Amaliah - Tradisi (Surabaya: 2010,
Khalista), h.27-28
7
KH. Muhyiddin Abdusshomad, Fiqih Tradisionalis (Surabaya: 2010, Khalista), h.54
8
Tim LTN NU Jatim, AHKAMUL FUQOHA Solusi Problematika Aktual Hukum Islam,
Keputusan Muktamar dan Konbes Nahdlatul Ulama 1926-1999 (Surabaya: 2004, LTN NU
Jawa Timur), h.vii
9
Tim Aswaja NU Center Jawa Timur, Khazanah Aswaja (Surabaya: 2016, Aswaja NU
Center Jawa Timur), h. 172
10
Ibid, h.175
11
Ibid, h.177
12
Ibid, h.179
*PENULIS
1. Imron Fauzi (2244012949)
2. Irvan Khakim (2244012950)
3. M Bagir Alkaff (2244012952)
Mahasiswa Prodi PAI Ekstensi INAIFAS Kencong, Jember. Tulisan ini sebagai tugas Aswaja
An Nahdliyah, Dosen Pengampu Dr. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.I