SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 54
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Lokakarya
BEDAH KONSEP DAN KEBIJAKAN SJSN DALAM
    PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN
      PERSEORANGAN DI TINGKAT PRIMER,
                 SEKUNDER DAN TERSIER

                 Wakil Menteri Kesehatan RI
            Manhattan Hotel, 11 Februari 2013
Agenda Pembahasan
•   Selayang Pandang SJSN
•   Fakta Terkait
•   Faskes Primer
•   Faskes Rujukan
•   Manfaat Jaminan Kesehatan
SELAYANG PANDANG SJSN
Jaminan Sosial Nasional
         Desain Penyelenggaraan SJSN

              BPJS Kesehatan                                                            Pemerintah




                                                Kendali Biaya & kualitas Yankes
                                                                                   Regulasi Sistem Pelayanan
                                                                                    Kesehatan (rujukan, dll)
                                                                                   Regulasi (standarisasi) Kualitas
                                                                                    Yankes, Nakes, Obat, Alkes
                Regulator
                                                                                     Regulasi Tarif Pelayanan
                                                                                           Kesehatan,
                                                                                  Single payer, regulated, equity
               Memberi Pelayanan
  Peserta                           Fasilitas
Jaminan Kes    Mencari Pelayanan   Kesehatan
                Sistem Rujukan
Regulasi Jaminan Kesehatan Nasional (I)
Regulasi yang sudah disusun:
a. UU Kesehatan: 4 PP, 1 Perpres dan 14 Peraturan/Keputusan
   Menteri.
b. UU RS :11 Peraturan/Keputusan Menteri.
c. UU Praktek Kedokteran: 6 Peraturan/Keputusan Menteri.
d. UU Narkotika: 2 PP, 1 Perpres dan 1 Peraturan/Keputusan
   Menteri
e. UU SJSN dan UU BPJS: 1 PP dan 1 Perpres
f. PP No 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran
g. Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
Regulasi Jaminan Kesehatan Nasional (II)
 Dalam Proses Penyusunan:
     1. Perpres Iuran Jaminan Kesehatan
     2. PP Pengelolaan Aset dan Liabilities BPJS Kesehatan
     3. Perpres Kesehatan untuk Anggota TNI/Polri
     4. Perpres Tata Cara Pemilihan Direksi dan Dewas BPJS
     5. PP Pelaksanaan BPJS
     6. Permenkes turunan Perpres Jaminan Kesehatan
     7. Peraturan BPJS Kesehatan turunan Perpres Jaminan
         Kesehatan
Peraturan Kesehatan lain yang perlu disusun:
25 pasal mengamanatkan PP, 2 pasal mengamanatkan Perpres
dan 18 pasal mengamanatkan Peraturan/Keputusan Menteri.
FAKTA TERKAIT
Puskesmas di Indonesia

                      JUMLAH
NO    KETERANGAN                   %      Keterangan
                     PUSKESMAS
     Puskesmas
1                      3.028     33.46%    35.926 TT
     Perawatan
     Puskesmas Non
2                      6.293     66.50%
     Perawatan
      TOTAL            9.321     100%
Puskesmas Pembantu
                       23.225
      (Pustu)



                                       Periode April 2012
KONDISI FISIK PUSKESMAS
                                                     (SUMBER: RISFASKES 2011)
         KONDISI            BANGUNAN              RUMAH DINAS            RUMAH DINAS
                              UTAMA                 DOKTER                 PERAWAT
                            PUSKESMAS
  BAIK                                 5.715                   5.180                  6.244

  RUSAK RINGAN                         2.182                   2.635                  3.726

  RUSAK SEDANG                           886                   1.432                  2.057

  RUSAK BERAT                          163 *)                    899                  1.608

  TIDAK ADA DATA                         239          47 KAB/KOTA            47 KAB/KOTA

  JUMLAH                               9.185                10.146                  13.635


*) Telah dilakukan konfirmasi    ada 56 puskesmas rusak berat yang telah direnovasi (53
menjadi baik, 3 menjadi rusak ringan)
Upaya Kesehatan
             Berbasis Masyarakat

 Posyandu        Posyandu:
                268.439 Unit

                 Pokesdes:
                 41.369 Unit

                 Poskestren:
                 1.040 Unit

Poskestren                         10
Kendaraan
                                   Motor: 4179
                                   Perahu: 1081
                                   Ambulans: 3325




Sumber : Pusdatin Kemkes, Desember 2010   Sarana Pelayanan Dasar
                                                             11
Perkembangan Rumah Sakit di Indonesia
                                    Tahun 2007 - 2011
                        Thn 2007         Thn 2008         Thn 2009         Thn 2010        Thn 2011
                      (31 Des 2007)    (31 Des 2008)    (31 Des 2009)    (31Des 2010)    (31 Des 2011)
NO        PENGELOLA
                      RS/      TT/     RS/      TT/     RS/      TT/     RS/      TT/    RS/      TT/

 1 KEMKES               31    13.409     31    13.783     31    13.922     31   13.612    32     13.678

 2 PEMPROV              81    18.312     82    18.745     84    19.415    85    19.183    85      19.183

 3 PEMKOT               52     7.466     54     7.975     59     9.228     63    8.085    86     16.191

 4 PEMKAB              313    32.687    341    35.758    378    41.333    403   37.754   411     38.368

 5 TNI / POLRI         112    10.871    112    10.942    125    11.856    131   11.806   134     12.307

 6 KEM. LAIN / BUMN     78     6.851     78     6.643     78     6.758     79    6.925    80      8.549

 7 SWASTA              652    53.111    673    55.562    768    61.168    840   61.779   893     62.380


          TOTAL       1.319 142.707    1.371 149.408    1.523 163.680    1.632 159.144   1.721 170.656



Koreksi data dengan sistem IT
Jumlah RS teregistrasi di Indonesia
                   RS Online 11 September 2012
FASKES PRIMER
Pengertian dan Kriteria
• pelayanan kesehatan tingkat pertama (yg dijamin), yaitu
  pelayanan kesehatan non spesialistik yang diberikan
  mencakup:
   – administrasi pelayanan;
   – pelayanan promotif dan preventif;
   – pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
   – tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
     operatif;
   – pemberian obat, alat kesehatan, dan transfusi darah sesuai
     dengan kebutuhan medis;
   – pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
     pratama; dan
   – rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
   (Pasal 25 Raperpres Jamkes)
• PERLU DISEPAKATI oleh POKJA?
Pengertian dan Kriteria
Gatekeeper/penapis:
• Dokter, Drg dan Bidan (khusus persalinan)

Lokasi faskes tingkat pertama :
• Tempat praktik perorangan
• Klinik Pratama
• Klinik Umum di balai/ lembaga pelayanan
  kesehatan
• Poliklinik Rumah sakit Kelas D/ Pratama
                                              16
Pengertian dan Kriteria:
RUMAH SAKIT
                          identifikasi tempat faskes primer
               (Poliklinik Kelas D) LABORATORIUM KESEHATAN
    Rumah Sakit Umum                    Laboratorium Klinik
    Rumah Sakit Khusus                  Laboratorium Kesehatan Masyarakat
    Rumah Sakit Bergerak                Laboratorium Biomedik (EIJKMAN)
    Rumah Sakit lapangan             PRAKTIK PERSEORANGAN NAKES
KLINIK Pratama dan Utama                Praktik dr/drg/Spesialis/Gigi Spesialis
    Klinik Spesialis                    Praktik Keperawatan
    Klinik Paliatif                     Praktik Kebidanan
    Klinik CTKI                         Praktik Fisioterapis
    Klinik 24 Jam                    PANTI REHABILITASI KESEHATAN
BALAI KESEHATAN                         NAPZA
    BPFK                                Psikososial
    BKPM                                Psikogeriatri (panti werdha)
    BKMM                             FASYANKES PENUNJANG :
    Balai Kes.Olah Raga Masyarakat      Apotik
    BTKL                                Bank Jaringan
    BLK                                 Ambulans
    Balai Litbangkes                    UTD
    Balai Tradkom                    KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
    Balai Kesehatan Ibu Anak         SENTRA PENGEMBANGAN PENELITIAN
                                     DAN PENGOBATAN TRADISIONAL
   Balai Kesehatan Jiwa
PUSKESMAS                            LABORATORIUM TEKNISI GIGI
   Non Perawatan (Pustu, Polindes)
   Perawatan                         HOME CARE
Perbaikan Puskesmas
1.   TAHUN 2012
     Sebanyak 47 Kab/Kota yang telah mendapat dana APBNP tahun
     2012 diasumsikan bahwa dana tersebut telah termasuk biaya
     perbaikan seluruh bangunan utama puskesmas, rumah dinas
     dokter dan rumah dinas paramedis yang rusak.

2.   TAHUN 2013
     Sebanyak 450 Kab/Kota yang belum mendapat dana APBNP tahun
     2012 diusulkan untuk mendapat dana perbaikan untuk
     bangunan utama puskesmas yang rudak sedang dan berat serta
     rumah dinas dokter yang rusak berat.

3.   TAHUN 2014
     Usulan perbaikan bangunan utama puskesmas yang rusak ringan,
     rumah dinas dokter yang rusak sedang dan ringan serta rumah
     dinas paramedis yang rusak ringan, sedang dan berat
FASKES RUJUKAN
Pengertian dan Kriteria
• fasilitas kesehatan rujukan tingkat kedua adalah
  pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan
  oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
  yang menggunakan pengetahuan dan teknologi
  kesehatan spesialistik.
• Fasilitas kesehatan rujukan tingkat ketiga adalah
  pelayanan kesehatan sub spesialistik yang
  dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter
  gigi sub spesialis yang menggunakan
  pengetahuan dan teknologi kesehatan sub
  spesialistik.
Perkembangan Rumah Sakit di Indonesia
                                    Tahun 2007 - 2011
                        Thn 2007         Thn 2008         Thn 2009         Thn 2010        Thn 2011
                      (31 Des 2007)    (31 Des 2008)    (31 Des 2009)    (31Des 2010)    (31 Des 2011)
NO        PENGELOLA
                      RS/      TT/     RS/      TT/     RS/      TT/     RS/      TT/    RS/      TT/

 1 KEMKES               31    13.409     31    13.783     31    13.922     31   13.612    32     13.678

 2 PEMPROV              81    18.312     82    18.745     84    19.415    85    19.183    85      19.183

 3 PEMKOT               52     7.466     54     7.975     59     9.228     63    8.085    86     16.191

 4 PEMKAB              313    32.687    341    35.758    378    41.333    403   37.754   411     38.368

 5 TNI / POLRI         112    10.871    112    10.942    125    11.856    131   11.806   134     12.307

 6 KEM. LAIN / BUMN     78     6.851     78     6.643     78     6.758     79    6.925    80      8.549

 7 SWASTA              652    53.111    673    55.562    768    61.168    840   61.779   893     62.380


          TOTAL       1.319 142.707    1.371 149.408    1.523 163.680    1.632 159.144   1.721 170.656



Koreksi data dengan sistem IT
Kondisi Tempat Tidur di RS dan Puskesmas
                         RS Online 2 Oktober 2012




                                Sumber Data: RS Online
Lanjutan…




 Sumber Data: RS Online
Jumlah RS teregistrasi di Indonesia
                   RS Online 2 Oktober 2012




                             Sumber Data: RS Online
Rekapan Kekurangan Faskes
Rekapan Kekurangan Berdasarkan kelas Rumah Sakit dan
                    Puskesmas
      KELAS D                                      12
      KELAS C                                          4
      KELAS B                                          4
      KELAS A                                          9
    RS PRATAMA                                    187
Porsi Ideal
dalam
Penyediaan        APBN
                           APBD
Fasyankes
Rujukan
kedepan
                      INITIAL
                     FUNDING      Masyarakat


      BUSINESS
     INVESTMENT

                            CSR/
                          PKBL BUMN
Bahan Diskusi Pembahasan
                         Faskes Rujukan
                           sebagai bahan masukan
• Sejauh mana pelibatan peran swasta dan
  masyarakat dalam penyediaan fasyankes
  Rujukan? telah dilakukan pembahasan dengan
  Kadin bagaimana strategi/mekanisme yang
  tepat agar dukungan swasta dapat menopang?
• Sejauh mana kerangka kebijakan telah disiapkan
  oleh pelaksana tupoksi terkait?
• Regulasi apa saja yang sudah ada dan belum ada
  terkait fasyankes rujukan?
SISTEM RUJUKAN, GATE KEEPER,
              REGIONALISASI
KONDISI SAAT INI
(HASIL PERTEMUAN REGIONAL)
Kondisi Saat Ini: Sisi Kebijakan
Tidak berjalannya kebijakan sistem rujukan
Kementerian Kesehatan yang sudah ada

beberapa daerah yang sudah memiliki regulasi
sistem rujukan dan regionalisasi.

Lemahnya sinergi dan koordinasi antar daerah
yang terjadi dalam pelaksanaan sistem rujukan

Lemahnya sistem pendataan dan tidak efektifnya
sistem pelaporan (terlalu banyak)
Kondisi Saat Ini: Sisi Faskes
Rendahnya pemahaman/kapasitas SDM Faskes
Primer dan rujukan

Beban RS Rujukan Provinsi terlalu tinggi akibat
jamkesda tidak dibarengi sistem rujukan

Keterbatasan akses, SDM (nakes) dan fasilitas di
PKM dan RS Rujukan Sekunder

Rujukan dekat secara jarak namun sulit dicapai
krn waktu dan sarana transportasi yang tersedia
Gatekeeper
• Fokus pelayanan kesehatan diarahkan
  penanganannya di tingkat primer (gatekeeper)
• Fasilitas pelayanan kesehatan primer yang berfungsi
  sebagai gatekeeper adalah:
  – pelayanan kesehatan dalam rangka UKP yang
    dilaksanakan oleh dokter/drg, dan
  – khusus untuk pelayanan maternal, oleh bidan
• Paket pelayanan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
  primer juga termasuk:
  –    promotif,
  –   preventif,
  –   kuratif, dan
  –   rehabilitatif perorangan
Beberapa Daerah telah memilki        Regionalisasi
  Perda Regionalisasi: SUMBAR,
       SULSEL, JABAR, dll

Penetapan Regional:              1. PEMETAAN SARANA KESEHATAN
                                    (PUSKEMAS, RS) PER PROVINSI
1. Tidak terbatas pada           2. PEMETAAN TENAGA KESEHATAN
   struktur organisasi dan          DI SARANA KESEHATAN
   administrasi                  3. MENETAPKAN DAERAH / WILAYAH
                                    BINAAN SEBAGAI PUSAT RUJUKAN
2. Mempertimbangkan
                                    REGIONAL
   fungsi dan geografis          4. MENETAPKAN RS KAB/KOTA
3. Perlu disepakati dengan          SEBAGAI PUSAT RUJUKAN
   lintas kementerian               REGIONAL DARI BEBERAPA
                                    SARANA KESEHATAN
   terkait peraturan lain           DISEKITARNYA



        Menjamin Sistem Rujukan yang Efektif dan Efisien
Peran Sistem Rujukan: Regionalisasi dan Gatekeeper

              Proses Rujukan (?)



  Pelayanan                             Rumah
  Kesehatan
   Primer                                Sakit
                    mengurangi
                Angka Kematian di RS

                    Mengurangi
                Overcapacity seluruh
                   Rumah Sakit
Gatekeeper                             Regionalisasi
Pengembangan Sistem Informasi pada
 Sistem Rujukan (Terintegrasi dengan E-
 Health) dengan Sinkronisasi Data
 PT Askes
Membangun Transactional System untuk
mendukung UC, melalui :
1. Data Dictionary
2. Pengembangan Model Rujukan keterkaitan
   Person, Provider dan Buyer
3. Master Patient Index
4. Regional Data Warehouse
Manfaat Jaminan
     Kesehatan
Manfaat Jaminan Kesehatan
• Setiap peserta berhak memperoleh manfaat
  jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
  kesehatan perorangan, mencakup pelayanan
  promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
  termasuk obat dan bahan medis habis pakai
  sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
• Manfaat jaminan kesehatan terdiri atas:
  – manfaat medis (tidak terikat dengan besaran iuran
    yang dibayarkan)
  – Manfaat non medis (manfaat akomodasi, dan
    ambulans)
Manfaat Promotif dan Preventif

• Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi
  pemberian pelayanan:
   – penyuluhan kesehatan perorangan; meliputi paling sedikit
     penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan
     perilaku hidup bersih dan sehat
   – imunisasi dasar; meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri
     Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak
     (vaksin disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah
     Daerah)
   – keluarga berencana; meliputi konseling, pemasangan alat
     kontrasepsi dalam rahim, vasektomi dan tubektomi bekerja
     sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
     (alat kontrasepsi disediakan oleh Pemerintah dan/atau
     Pemerintah Daerah) dan
   – skrining kesehatan (diberikan secara selektif yang ditujukan
     untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak
     lanjutan dari risiko penyakit tertentu)
Manfaat Medis
Pelayanan kesehatan yang dijamin: Tingkat Pertama

pelayanan kesehatan non spesialistik yang diberikan oleh
dokter atau dokter gigi mencakup:
• administrasi pelayanan;
• pelayanan promotif dan preventif;
• pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
• tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non
  operatif;
• pemberian obat, alat kesehatan, dan transfusi darah sesuai
  dengan kebutuhan medis;
• pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat
  pratama; dan
• rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
Pelayanan kesehatan yang dijamin: Tingkat Kedua dan Ketiga

pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter spesialis/sub
spesialis atau dokter gigi spesialis/sub spesialis mencakup:
• Rawat jalan yang meliputi:
   – administrasi pelayanan;
   – pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
     spesialis dan subspesialis;
   – tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis;
   – pemberian obat sesuai dengan kebutuhan medis;
   – pelayanan alat kesehatan implant;
   – pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
     medis, yaitu pemeriksaan :laboratorium, radiologi; patologi anatomi,
     mikrobiologi; dan elektromedik;
   – rehabilitasi medis; dan
   – pelayanan darah.
• Rawat inap yang meliputi: Perawatan inap non intensif; dan
  Perawatan inap di ruang intensif (ICU, ICCU, PICU dan NICU).
Pelayanan kesehatan yang dijamin:
                               Pelayanan berbiaya mahal
• pelayanan terapi kanker;         •   peserta juga berhak
• tindakan medik dan operasi           mendapatkan pelayanan berupa
  jantung;                             alat bantu kesehatan dengan
• pelayanan hemodialisa;               plafon harga yang ditetapkan
                                       oleh BPJS Kesehatan.
• pelayanan tranplantasi organ;
                                   •   Alat bantu kesehatan
• pelayanan thalassaemia;              sebagaimana dimaksud pada
• pelayanan HIV/AIDS;                  ayat (2) meliputi kacamata, alat
• pelayanan kesehatan jiwa, kusta,     bantu dengar, alat bantu gerak,
  paru, dan pelayanan kesehatan        dan prothese dan alat bantu
  yang memerlukan perawatan            kesehatan lain yang ditetapkan
  dalam jangka waktu lama; dan         oleh Menteri.
• pelayanan lain yang ditetapkan
  oleh Menteri.
Manfaat Non medis
MANFAAT AKOMODASI (I)
• peserta PBI Jaminan Kesehatan dan anggota
  keluarganya di ruang perawatan Kelas III;
• pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri
  Golongan I dan Golongan II beserta anggota
  keluarganya di ruang perawatan kelas II;
• pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri
  Golongan III dan Golongan IV beserta anggota
  keluarganya di ruang perawatan kelas I;
• pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil di ruang
  perawatan kelas I atau kelas II sesuai dengan
  kesetaraan Pegawai Negeri Sipil;
• veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota
  keluarganya di ruang perawatan kelas I;
MANFAAT AKOMODASI (II)
• pejabat negara atau pejabat daerah beserta anggota
  keluarganya di ruang perawatan kelas I;
• peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan
  Rp3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) di ruang
  perawatan kelas II;
• peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan
  Rp5.000.000,- (lima juta rupiah) di ruang perawatan kelas I;
• peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan
  pekerja yang mampu membayar iuran sebesar Rp40.000,-
  (empat puluh ribu rupiah) per orang per bulan dirawat di
  ruang perawatan kelas II; dan
• peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan
  pekerja sebesar Rp50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per
  orang per bulan dirawat di ruang perawatan kelas I.
Manfaat yang tidak dijamin
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (I)

• pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi;
• pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
  sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
• pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang
  tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus
  gawat darurat;
• pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
  kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
  kerja atau hubungan kerja;
• pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;
• pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik;
• sirkumsisi tanpa indikasi medis;
• pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (II)
• pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
• gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau
  alkohol;
• gangguan kesehatan/penyakit akibat usaha bunuh diri, dengan
  sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang
  membahayakan diri sendiri;
• pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
  akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif
  berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
  assessment/HTA);
• pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
  percobaan (eksperimen);
• kondom, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (III)
• perbekalan kesehatan rumah tangga;
• biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan langsung dengan
  manfaat jaminan kesehatan yang diberikan, yaitu biaya:
• perjalanan/transportasi
• pengurusan jenazah; dan
• pembuatan visum et repertum;
• pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan
  lalu lintas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah;
• psikotherapi rawat jalan dan konseling untuk kelainan mental;
• pelayanan general check-up; dan
• perawatan di rumah (home care).
Urun Biaya

• Urun biaya dikenakan pada pelayanan kesehatan yang
  dapat menimbulkan moral hazard dengan tujuan untuk
  pengendalian biaya yang meliputi:
   – pemakaian suplemen kesehatan; atau
   – pemeriksaan diagnostik dan tindakan medis yang tidak efektif
     dan efisien.
• Besaran urun biaya pelayanan kesehatan sebagaimana
  dimaksud pada ayat (1) paling besar 90% (sembilan puluh
  per seratus) dari biaya yang harus dibayar untuk
  pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
• Peserta PBI Jaminan Kesehatan tidak dikenakan urun
  biaya.
Prosedur dan Mekanisme Pembiayaan
               JKN
Prosedur JKN
Untuk pertama kali setiap Peserta          Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan
didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada       tingkat lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama   harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan rujukan
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan        tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan sistem
Dalam      hal    Peserta    memerlukan    rujukan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,      Peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama        dapat langsung memperoleh pelayanan di setiap
harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan       Fasilitas Kesehatan.
rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai   Dalam hal daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan
dengan sistem rujukan                      yang memenuhi syarat medis, BPJS Kesehatan wajib
Peserta yang memerlukan pelayanan          memberikan kompensasi. Kompensasi sebagaimana
gawat      darurat    dapat     langsung   dimaksud dapat berupa :
memperoleh pelayanan di setiap Fasilitas   •penggantian uang tunai;
Kesehatan.                                 •pengiriman tenaga kesehatan; atau
Untuk pertama kali setiap Peserta          •penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu.
didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada       •Penggantian uang tunai sebagaimana dimaksud
satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama   pada ayat (2) huruf a digunakan untuk biaya
yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.       pelayanan kesehatan dan transportasi.
                                           •Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian
                                           kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                                           dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Mekanisme Pembiayaan

•BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan
kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama.
•Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah
tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi
sebagaimana dimaksud pada ayat, BPJS Kesehatan diberikan
kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme
lain yang lebih berhasil guna.
•BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas
Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara
Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s).
•Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA-
CBG’s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali
oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.
TERIMA KASIH

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, sekunder dan tersier wamenkes

Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayananDraft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
rsd kol abundjani
 
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
Lee Oi Wah
 
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
jokosusanto58
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Najwa852066
 
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKATMenteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
khoiril anwar
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
taufiq447541
 
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
Wayan Ajha
 

Ähnlich wie Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, sekunder dan tersier wamenkes (20)

Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayananDraft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
Draft lampiran sk direktur buku pedoman pelayanan
 
Profil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
Profil RS Jiwa dr Soeharto HeerdjanProfil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
Profil RS Jiwa dr Soeharto Heerdjan
 
kebutuhan SDM Kesehatan
kebutuhan SDM Kesehatankebutuhan SDM Kesehatan
kebutuhan SDM Kesehatan
 
kesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jknkesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jkn
 
MDGs
MDGsMDGs
MDGs
 
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RSArah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
Arah Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu dan Standar pelayanan RS
 
Paparan menkes rakerkesnas 2012 copy
Paparan menkes rakerkesnas 2012   copyPaparan menkes rakerkesnas 2012   copy
Paparan menkes rakerkesnas 2012 copy
 
Kebijakan kesehatan 17 maret 2012. final
Kebijakan kesehatan 17 maret 2012. finalKebijakan kesehatan 17 maret 2012. final
Kebijakan kesehatan 17 maret 2012. final
 
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
Taklimat audit jkkp dan healthy setting 3
 
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
1# Bahan presentasi asosiasi 15sep22.pptx
 
MateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdfMateriRegulasi.pdf
MateriRegulasi.pdf
 
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptxSIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS SUKAMAHI.pptx
 
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdfPanduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
Panduan Praktik Klinik di Faskes Primer.pdf
 
Rujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depokRujukan maternal neonatal depok
Rujukan maternal neonatal depok
 
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKATMenteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
Menteri Kesehatan: MENDEKATKAN PELAYANAN KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
 
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docxFIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS-dikonversi.docx
 
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.pptPresentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
Presentasi Akreditasi PKM Montong Betok.ppt
 
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdfManajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
Manajemen Penggunaan Obat MPO dr Trijo.pdf
 
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptxRakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
Rakor DPMPTSP Kota TAngerang Maret.pptx
 
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
 

Mehr von Yusbaimbang Bilabora

Mehr von Yusbaimbang Bilabora (14)

Jakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsnJakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsn
 
Analisis UU SJSN
Analisis UU SJSNAnalisis UU SJSN
Analisis UU SJSN
 
Yandok berbasis dokterkeluarga
Yandok berbasis dokterkeluargaYandok berbasis dokterkeluarga
Yandok berbasis dokterkeluarga
 
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangbKebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
 
Uu no. 40 thn 2004 sjsn
Uu no. 40 thn 2004 sjsnUu no. 40 thn 2004 sjsn
Uu no. 40 thn 2004 sjsn
 
Pembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasiPembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasi
 
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsnKesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
 
Sosialisasi sjsn
Sosialisasi sjsnSosialisasi sjsn
Sosialisasi sjsn
 
Bpjs
BpjsBpjs
Bpjs
 
Akn november 2007
Akn november 2007Akn november 2007
Akn november 2007
 
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosialUndang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
Undang undang-nomor-24-tahun-2011-tentang-badan-penyelenggara-jaminan-sosial
 
Implementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabranyImplementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabrany
 
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
 
3.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-20093.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-2009
 

Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, sekunder dan tersier wamenkes

  • 1. Lokakarya BEDAH KONSEP DAN KEBIJAKAN SJSN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PERSEORANGAN DI TINGKAT PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER Wakil Menteri Kesehatan RI Manhattan Hotel, 11 Februari 2013
  • 2. Agenda Pembahasan • Selayang Pandang SJSN • Fakta Terkait • Faskes Primer • Faskes Rujukan • Manfaat Jaminan Kesehatan
  • 4. Jaminan Sosial Nasional Desain Penyelenggaraan SJSN BPJS Kesehatan Pemerintah Kendali Biaya & kualitas Yankes Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll) Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Nakes, Obat, Alkes Regulator Regulasi Tarif Pelayanan Kesehatan, Single payer, regulated, equity Memberi Pelayanan Peserta Fasilitas Jaminan Kes Mencari Pelayanan Kesehatan Sistem Rujukan
  • 5. Regulasi Jaminan Kesehatan Nasional (I) Regulasi yang sudah disusun: a. UU Kesehatan: 4 PP, 1 Perpres dan 14 Peraturan/Keputusan Menteri. b. UU RS :11 Peraturan/Keputusan Menteri. c. UU Praktek Kedokteran: 6 Peraturan/Keputusan Menteri. d. UU Narkotika: 2 PP, 1 Perpres dan 1 Peraturan/Keputusan Menteri e. UU SJSN dan UU BPJS: 1 PP dan 1 Perpres f. PP No 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran g. Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
  • 6. Regulasi Jaminan Kesehatan Nasional (II) Dalam Proses Penyusunan: 1. Perpres Iuran Jaminan Kesehatan 2. PP Pengelolaan Aset dan Liabilities BPJS Kesehatan 3. Perpres Kesehatan untuk Anggota TNI/Polri 4. Perpres Tata Cara Pemilihan Direksi dan Dewas BPJS 5. PP Pelaksanaan BPJS 6. Permenkes turunan Perpres Jaminan Kesehatan 7. Peraturan BPJS Kesehatan turunan Perpres Jaminan Kesehatan Peraturan Kesehatan lain yang perlu disusun: 25 pasal mengamanatkan PP, 2 pasal mengamanatkan Perpres dan 18 pasal mengamanatkan Peraturan/Keputusan Menteri.
  • 8. Puskesmas di Indonesia JUMLAH NO KETERANGAN % Keterangan PUSKESMAS Puskesmas 1 3.028 33.46% 35.926 TT Perawatan Puskesmas Non 2 6.293 66.50% Perawatan TOTAL 9.321 100% Puskesmas Pembantu 23.225 (Pustu) Periode April 2012
  • 9. KONDISI FISIK PUSKESMAS (SUMBER: RISFASKES 2011) KONDISI BANGUNAN RUMAH DINAS RUMAH DINAS UTAMA DOKTER PERAWAT PUSKESMAS BAIK 5.715 5.180 6.244 RUSAK RINGAN 2.182 2.635 3.726 RUSAK SEDANG 886 1.432 2.057 RUSAK BERAT 163 *) 899 1.608 TIDAK ADA DATA 239 47 KAB/KOTA 47 KAB/KOTA JUMLAH 9.185 10.146 13.635 *) Telah dilakukan konfirmasi ada 56 puskesmas rusak berat yang telah direnovasi (53 menjadi baik, 3 menjadi rusak ringan)
  • 10. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Posyandu Posyandu: 268.439 Unit Pokesdes: 41.369 Unit Poskestren: 1.040 Unit Poskestren 10
  • 11. Kendaraan Motor: 4179 Perahu: 1081 Ambulans: 3325 Sumber : Pusdatin Kemkes, Desember 2010 Sarana Pelayanan Dasar 11
  • 12. Perkembangan Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2007 - 2011 Thn 2007 Thn 2008 Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 (31 Des 2007) (31 Des 2008) (31 Des 2009) (31Des 2010) (31 Des 2011) NO PENGELOLA RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ 1 KEMKES 31 13.409 31 13.783 31 13.922 31 13.612 32 13.678 2 PEMPROV 81 18.312 82 18.745 84 19.415 85 19.183 85 19.183 3 PEMKOT 52 7.466 54 7.975 59 9.228 63 8.085 86 16.191 4 PEMKAB 313 32.687 341 35.758 378 41.333 403 37.754 411 38.368 5 TNI / POLRI 112 10.871 112 10.942 125 11.856 131 11.806 134 12.307 6 KEM. LAIN / BUMN 78 6.851 78 6.643 78 6.758 79 6.925 80 8.549 7 SWASTA 652 53.111 673 55.562 768 61.168 840 61.779 893 62.380 TOTAL 1.319 142.707 1.371 149.408 1.523 163.680 1.632 159.144 1.721 170.656 Koreksi data dengan sistem IT
  • 13. Jumlah RS teregistrasi di Indonesia RS Online 11 September 2012
  • 15. Pengertian dan Kriteria • pelayanan kesehatan tingkat pertama (yg dijamin), yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik yang diberikan mencakup: – administrasi pelayanan; – pelayanan promotif dan preventif; – pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; – tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; – pemberian obat, alat kesehatan, dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; – pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan – rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi. (Pasal 25 Raperpres Jamkes) • PERLU DISEPAKATI oleh POKJA?
  • 16. Pengertian dan Kriteria Gatekeeper/penapis: • Dokter, Drg dan Bidan (khusus persalinan) Lokasi faskes tingkat pertama : • Tempat praktik perorangan • Klinik Pratama • Klinik Umum di balai/ lembaga pelayanan kesehatan • Poliklinik Rumah sakit Kelas D/ Pratama 16
  • 17. Pengertian dan Kriteria: RUMAH SAKIT identifikasi tempat faskes primer (Poliklinik Kelas D) LABORATORIUM KESEHATAN Rumah Sakit Umum Laboratorium Klinik Rumah Sakit Khusus Laboratorium Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Bergerak Laboratorium Biomedik (EIJKMAN) Rumah Sakit lapangan PRAKTIK PERSEORANGAN NAKES KLINIK Pratama dan Utama Praktik dr/drg/Spesialis/Gigi Spesialis Klinik Spesialis Praktik Keperawatan Klinik Paliatif Praktik Kebidanan Klinik CTKI Praktik Fisioterapis Klinik 24 Jam PANTI REHABILITASI KESEHATAN BALAI KESEHATAN NAPZA BPFK Psikososial BKPM Psikogeriatri (panti werdha) BKMM FASYANKES PENUNJANG : Balai Kes.Olah Raga Masyarakat Apotik BTKL Bank Jaringan BLK Ambulans Balai Litbangkes UTD Balai Tradkom KANTOR KESEHATAN PELABUHAN Balai Kesehatan Ibu Anak SENTRA PENGEMBANGAN PENELITIAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL Balai Kesehatan Jiwa PUSKESMAS LABORATORIUM TEKNISI GIGI Non Perawatan (Pustu, Polindes) Perawatan HOME CARE
  • 18. Perbaikan Puskesmas 1. TAHUN 2012 Sebanyak 47 Kab/Kota yang telah mendapat dana APBNP tahun 2012 diasumsikan bahwa dana tersebut telah termasuk biaya perbaikan seluruh bangunan utama puskesmas, rumah dinas dokter dan rumah dinas paramedis yang rusak. 2. TAHUN 2013 Sebanyak 450 Kab/Kota yang belum mendapat dana APBNP tahun 2012 diusulkan untuk mendapat dana perbaikan untuk bangunan utama puskesmas yang rudak sedang dan berat serta rumah dinas dokter yang rusak berat. 3. TAHUN 2014 Usulan perbaikan bangunan utama puskesmas yang rusak ringan, rumah dinas dokter yang rusak sedang dan ringan serta rumah dinas paramedis yang rusak ringan, sedang dan berat
  • 20. Pengertian dan Kriteria • fasilitas kesehatan rujukan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik. • Fasilitas kesehatan rujukan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub spesialistik.
  • 21. Perkembangan Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2007 - 2011 Thn 2007 Thn 2008 Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 (31 Des 2007) (31 Des 2008) (31 Des 2009) (31Des 2010) (31 Des 2011) NO PENGELOLA RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ RS/ TT/ 1 KEMKES 31 13.409 31 13.783 31 13.922 31 13.612 32 13.678 2 PEMPROV 81 18.312 82 18.745 84 19.415 85 19.183 85 19.183 3 PEMKOT 52 7.466 54 7.975 59 9.228 63 8.085 86 16.191 4 PEMKAB 313 32.687 341 35.758 378 41.333 403 37.754 411 38.368 5 TNI / POLRI 112 10.871 112 10.942 125 11.856 131 11.806 134 12.307 6 KEM. LAIN / BUMN 78 6.851 78 6.643 78 6.758 79 6.925 80 8.549 7 SWASTA 652 53.111 673 55.562 768 61.168 840 61.779 893 62.380 TOTAL 1.319 142.707 1.371 149.408 1.523 163.680 1.632 159.144 1.721 170.656 Koreksi data dengan sistem IT
  • 22. Kondisi Tempat Tidur di RS dan Puskesmas RS Online 2 Oktober 2012 Sumber Data: RS Online
  • 24. Jumlah RS teregistrasi di Indonesia RS Online 2 Oktober 2012 Sumber Data: RS Online
  • 25. Rekapan Kekurangan Faskes Rekapan Kekurangan Berdasarkan kelas Rumah Sakit dan Puskesmas KELAS D 12 KELAS C 4 KELAS B 4 KELAS A 9 RS PRATAMA 187
  • 26. Porsi Ideal dalam Penyediaan APBN APBD Fasyankes Rujukan kedepan INITIAL FUNDING Masyarakat BUSINESS INVESTMENT CSR/ PKBL BUMN
  • 27. Bahan Diskusi Pembahasan Faskes Rujukan sebagai bahan masukan • Sejauh mana pelibatan peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan fasyankes Rujukan? telah dilakukan pembahasan dengan Kadin bagaimana strategi/mekanisme yang tepat agar dukungan swasta dapat menopang? • Sejauh mana kerangka kebijakan telah disiapkan oleh pelaksana tupoksi terkait? • Regulasi apa saja yang sudah ada dan belum ada terkait fasyankes rujukan?
  • 28. SISTEM RUJUKAN, GATE KEEPER, REGIONALISASI
  • 29. KONDISI SAAT INI (HASIL PERTEMUAN REGIONAL)
  • 30. Kondisi Saat Ini: Sisi Kebijakan Tidak berjalannya kebijakan sistem rujukan Kementerian Kesehatan yang sudah ada beberapa daerah yang sudah memiliki regulasi sistem rujukan dan regionalisasi. Lemahnya sinergi dan koordinasi antar daerah yang terjadi dalam pelaksanaan sistem rujukan Lemahnya sistem pendataan dan tidak efektifnya sistem pelaporan (terlalu banyak)
  • 31. Kondisi Saat Ini: Sisi Faskes Rendahnya pemahaman/kapasitas SDM Faskes Primer dan rujukan Beban RS Rujukan Provinsi terlalu tinggi akibat jamkesda tidak dibarengi sistem rujukan Keterbatasan akses, SDM (nakes) dan fasilitas di PKM dan RS Rujukan Sekunder Rujukan dekat secara jarak namun sulit dicapai krn waktu dan sarana transportasi yang tersedia
  • 32. Gatekeeper • Fokus pelayanan kesehatan diarahkan penanganannya di tingkat primer (gatekeeper) • Fasilitas pelayanan kesehatan primer yang berfungsi sebagai gatekeeper adalah: – pelayanan kesehatan dalam rangka UKP yang dilaksanakan oleh dokter/drg, dan – khusus untuk pelayanan maternal, oleh bidan • Paket pelayanan oleh fasilitas pelayanan kesehatan primer juga termasuk: – promotif, – preventif, – kuratif, dan – rehabilitatif perorangan
  • 33. Beberapa Daerah telah memilki Regionalisasi Perda Regionalisasi: SUMBAR, SULSEL, JABAR, dll Penetapan Regional: 1. PEMETAAN SARANA KESEHATAN (PUSKEMAS, RS) PER PROVINSI 1. Tidak terbatas pada 2. PEMETAAN TENAGA KESEHATAN struktur organisasi dan DI SARANA KESEHATAN administrasi 3. MENETAPKAN DAERAH / WILAYAH BINAAN SEBAGAI PUSAT RUJUKAN 2. Mempertimbangkan REGIONAL fungsi dan geografis 4. MENETAPKAN RS KAB/KOTA 3. Perlu disepakati dengan SEBAGAI PUSAT RUJUKAN lintas kementerian REGIONAL DARI BEBERAPA SARANA KESEHATAN terkait peraturan lain DISEKITARNYA Menjamin Sistem Rujukan yang Efektif dan Efisien
  • 34. Peran Sistem Rujukan: Regionalisasi dan Gatekeeper Proses Rujukan (?) Pelayanan Rumah Kesehatan Primer Sakit mengurangi Angka Kematian di RS Mengurangi Overcapacity seluruh Rumah Sakit Gatekeeper Regionalisasi
  • 35. Pengembangan Sistem Informasi pada Sistem Rujukan (Terintegrasi dengan E- Health) dengan Sinkronisasi Data PT Askes Membangun Transactional System untuk mendukung UC, melalui : 1. Data Dictionary 2. Pengembangan Model Rujukan keterkaitan Person, Provider dan Buyer 3. Master Patient Index 4. Regional Data Warehouse
  • 36. Manfaat Jaminan Kesehatan
  • 37. Manfaat Jaminan Kesehatan • Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. • Manfaat jaminan kesehatan terdiri atas: – manfaat medis (tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan) – Manfaat non medis (manfaat akomodasi, dan ambulans)
  • 38. Manfaat Promotif dan Preventif • Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: – penyuluhan kesehatan perorangan; meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat – imunisasi dasar; meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan Hepatitis-B (DPT-HB), Polio, dan Campak (vaksin disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah) – keluarga berencana; meliputi konseling, pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. (alat kontrasepsi disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah) dan – skrining kesehatan (diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu)
  • 40. Pelayanan kesehatan yang dijamin: Tingkat Pertama pelayanan kesehatan non spesialistik yang diberikan oleh dokter atau dokter gigi mencakup: • administrasi pelayanan; • pelayanan promotif dan preventif; • pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; • tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; • pemberian obat, alat kesehatan, dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; • pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan • rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi.
  • 41. Pelayanan kesehatan yang dijamin: Tingkat Kedua dan Ketiga pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter spesialis/sub spesialis atau dokter gigi spesialis/sub spesialis mencakup: • Rawat jalan yang meliputi: – administrasi pelayanan; – pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan subspesialis; – tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis; – pemberian obat sesuai dengan kebutuhan medis; – pelayanan alat kesehatan implant; – pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis, yaitu pemeriksaan :laboratorium, radiologi; patologi anatomi, mikrobiologi; dan elektromedik; – rehabilitasi medis; dan – pelayanan darah. • Rawat inap yang meliputi: Perawatan inap non intensif; dan Perawatan inap di ruang intensif (ICU, ICCU, PICU dan NICU).
  • 42. Pelayanan kesehatan yang dijamin: Pelayanan berbiaya mahal • pelayanan terapi kanker; • peserta juga berhak • tindakan medik dan operasi mendapatkan pelayanan berupa jantung; alat bantu kesehatan dengan • pelayanan hemodialisa; plafon harga yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. • pelayanan tranplantasi organ; • Alat bantu kesehatan • pelayanan thalassaemia; sebagaimana dimaksud pada • pelayanan HIV/AIDS; ayat (2) meliputi kacamata, alat • pelayanan kesehatan jiwa, kusta, bantu dengar, alat bantu gerak, paru, dan pelayanan kesehatan dan prothese dan alat bantu yang memerlukan perawatan kesehatan lain yang ditetapkan dalam jangka waktu lama; dan oleh Menteri. • pelayanan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
  • 44. MANFAAT AKOMODASI (I) • peserta PBI Jaminan Kesehatan dan anggota keluarganya di ruang perawatan Kelas III; • pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri Golongan I dan Golongan II beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas II; • pegawai negeri dan penerima pensiun pegawai negeri Golongan III dan Golongan IV beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas I; • pegawai pemerintah non pegawai negeri sipil di ruang perawatan kelas I atau kelas II sesuai dengan kesetaraan Pegawai Negeri Sipil; • veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas I;
  • 45. MANFAAT AKOMODASI (II) • pejabat negara atau pejabat daerah beserta anggota keluarganya di ruang perawatan kelas I; • peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan Rp3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) di ruang perawatan kelas II; • peserta pekerja penerima upah bulanan sampai dengan Rp5.000.000,- (lima juta rupiah) di ruang perawatan kelas I; • peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja yang mampu membayar iuran sebesar Rp40.000,- (empat puluh ribu rupiah) per orang per bulan dirawat di ruang perawatan kelas II; dan • peserta pekerja bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja sebesar Rp50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per orang per bulan dirawat di ruang perawatan kelas I.
  • 47. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (I) • pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi; • pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; • pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali untuk kasus gawat darurat; • pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; • pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; • pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau estetik; • sirkumsisi tanpa indikasi medis; • pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
  • 48. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (II) • pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); • gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; • gangguan kesehatan/penyakit akibat usaha bunuh diri, dengan sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; • pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment/HTA); • pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); • kondom, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
  • 49. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin (III) • perbekalan kesehatan rumah tangga; • biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan langsung dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan, yaitu biaya: • perjalanan/transportasi • pengurusan jenazah; dan • pembuatan visum et repertum; • pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalu lintas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; • pelayanan kesehatan akibat bencana, kejadian luar biasa/wabah; • psikotherapi rawat jalan dan konseling untuk kelainan mental; • pelayanan general check-up; dan • perawatan di rumah (home care).
  • 50. Urun Biaya • Urun biaya dikenakan pada pelayanan kesehatan yang dapat menimbulkan moral hazard dengan tujuan untuk pengendalian biaya yang meliputi: – pemakaian suplemen kesehatan; atau – pemeriksaan diagnostik dan tindakan medis yang tidak efektif dan efisien. • Besaran urun biaya pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling besar 90% (sembilan puluh per seratus) dari biaya yang harus dibayar untuk pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). • Peserta PBI Jaminan Kesehatan tidak dikenakan urun biaya.
  • 51. Prosedur dan Mekanisme Pembiayaan JKN
  • 52. Prosedur JKN Untuk pertama kali setiap Peserta Dalam hal Peserta memerlukan pelayanan kesehatan didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada tingkat lanjutan, Fasilitas Kesehatan tingkat pertama satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan rujukan yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan tingkat lanjutan terdekat sesuai dengan sistem Dalam hal Peserta memerlukan rujukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, Peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dapat langsung memperoleh pelayanan di setiap harus merujuk ke Fasilitas Kesehatan Fasilitas Kesehatan. rujukan tingkat lanjutan terdekat sesuai Dalam hal daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan dengan sistem rujukan yang memenuhi syarat medis, BPJS Kesehatan wajib Peserta yang memerlukan pelayanan memberikan kompensasi. Kompensasi sebagaimana gawat darurat dapat langsung dimaksud dapat berupa : memperoleh pelayanan di setiap Fasilitas •penggantian uang tunai; Kesehatan. •pengiriman tenaga kesehatan; atau Untuk pertama kali setiap Peserta •penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. didaftarkan oleh BPJS Kesehatan pada •Penggantian uang tunai sebagaimana dimaksud satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama pada ayat (2) huruf a digunakan untuk biaya yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. pelayanan kesehatan dan transportasi. •Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 53. Mekanisme Pembiayaan •BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. •Dalam hal Fasilitas Kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat, BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna. •BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s). •Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups (INA- CBG’s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.