3. ISTILAH UNTUK MANUSIA ANTARA LAIN:
• BANI ADAM. SEBUTAN BANI ADAM BAGI MANUSIA DIDASARKAN PADA TINJAUAN SECARA HISTORIS, KARENA MANUSIA
ADALAH BANI ADAM, “ANAK-CUCU ADAM”. SILSILAH MANUSIA SEMUANYA BERHULU DARI NABI ADAM AS.
• BASYAR. KATA BASYAR SENDIRI BERASAL DARI AKAR KATA YANG BERARTI PENAMPAKAN SESUATU YANG BAIK DAN INDAH.
KEMUDIAN LAHIR KATA BASYARAH YANG BERARTI KULIT. DENGAN DEMIKIAN, MANUSIA DISEBUT SEBAGAI BASYAR
LANTARAN KULITNYA TAMPAK BERBEDA DARIPADA KULIT BINATANG DAN TUMBUHAN.
• INSAN. MANUSIA DISEBUT INSAN BERDASARKAN TINJAUAN SECARA INTELEKTUAL, YAKNI MAKHLUK TERBAIK YANG DIBERI
AKAL SEHINGGA MAMPU MENYERAP ILMU PENGETAHUAN.
• NAS. SECARA SOSIOLOGIS MANUSIA DISEBUT NAS YANG MENUNJUKKAN KECENDERUNGANNYA UNTUK BERKELOMPOK
DENGAN SESAMA JENIS ATAU MANUSIA MASIH MEMBUTUHKAN MANUSIA YANG LAIN DALAM KEHIDUPAN.
• SEDANGKAN UNTUK ‘ABD TIDAK DITULISKAN SEBAGAI SALAH SATU PENYEBUTAN UNTUK MANUSIA, SEBAB ‘ABD YANG
ARTINYA ‘HAMBA’ BERLAKU JUGA UNTUK MAKHLUK LAIN YANG DIPERINTAHKAN MELAKUKAN IBADAH, CONTOHNYA
MALAIKAT DAN JIN.
4. PERINCIAN DARI KEHIDUPAN MANUSIA DALAM ISLAM SEBAGAI MAKHLUK YANG ISTIMEWA:
• MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG KEBERADAANYA DI DUNIA INI UNTUK MENGADAKAN SESUATU. ARTINYA
SEORANG MANUSIA MEMPUNYAI TUGAS BEKERJA DALAM HIDUPNYA.
• MANUSIA ADA UNTUK BERBUAT YANG BAIK DAN MEMBAHAGIAKAN MANUSIA, ARTINYA MANUSIA ADA
UNTUK MENGADAKAN SESUATU YANG BENAR SERTA BERMANFAAT.
• MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG MEMILIKI KEBEBASAN DALAM HIDUP, ARTINYA KEBEBASAN MANUSIA
NAMPAK MELALUI ANEKA KREASI DALAM SEGALA SEGI KEHIDUPAN DAN MELALUI KEBEBASAN ITULAH
MUNCUL BERBAGAI KEGIATAN.
• MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG BERTANGGUNG JAWAB.
• MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG MEMPUNYAI KETERBATASAN, WALAUPUN MANUSIA ADALAH MAKHLUK
MULIA.
5. POTENSI POSISTIF DAN NEGATIF MANUSIA
POTENSI POSITIF
1) MANUSIA MEMILIKI FITRAH BERAGAMA TAUHID, YAKNI
BERTUHAN HANYA KEPADA ALLAH SWT. (Q.S. AR-RUM:
30)
2) MANUSIA DICIPTAKAN DALAM BENTUK DAN KEADAAN
YANG SEBAIK-BAIKNYA (Q.S. AT-TIN: 5)
3) MANUSIA ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG PALING
MULIA (Q.S. AL-ISRA’: 70)
4) MANUSIA ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG TERPINTAR
(Q.S. AL-BAQARAH: 31-33, AL-NAML: 38-40)
5) MANUSIA ADALAH MAKHLUK ALLAH YANG
TERPERCAYA UNTUK MEMEGANG AMANAT (Q.S. AL-
AHZAB: 72)
POTENSI NEGATIF
1) MANUSIA ADALAH MAKHLUK LEMAH (Q.S. AN-
NISA’: 28)
2) MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG SUKA KELUH
KESAH (Q.S. AL-MA’ARIJ: 19)
3) MANUSIA ADALAH MAKHLUK ZALIM DAN
INGKAR (Q.S. IBRAHIM: 34)
4) MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG SUKA
MEMBANTAH (Q.S. AL-KAHFI: 54)
5) MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANG SUKA
MELEWATI BATAS (Q.S. AL-ALAQ: 6-7), DAN LAIN-
LAIN
7. EKSISTENSI MANUSIA DI DUNIA MERUPAKAN TANDA KEKUASAAN ALLAH SWT TERHADAP HAMBA-
HAMBA-NYA, BAHWA DIALAH YANG MENCIPTAKAN, MENGHIDUPKAN DAN MENJAGA KEHIDUPAN
MANUSIA. DENGAN DEMIKIAN, TUJUAN DICIPTAKANNYA MANUSIA DALAM KONTEKS HUBUNGAN
MANUSIA DENGAN ALLAH SWT ADALAH DENGAN MENGIMANI ALLAH SWT SERTA MEMIKIRKAN
CIPTAAN-NYA UNTUK MENAMBAH KEIMANAN DAN KETAKWAAN KEPADA ALLAH SWT. SEDANGKAN
DALAM KONTEKS HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA SERTA MANUSIA DENGAN ALAM ADALAH
UNTUK BERBUAT AMAL, YAITU PERBUATAN BAIK DAN TIDAK MELAKUKAN KEJAHATAN TERHADAP
SESAMA MANUSIA, SERTA TIDAK MERUSAK ALAM.
8. TERKAIT DENGAN TUJUAN HIDUP MANUSIA DENGAN MANUSIA LAIN DAPAT DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :
• TUJUAN UMUM ADANYA MANUSIA DI DUNIA
TUJUAN MANUSIA DICIPTAKAN OLEH ALLAH SWT DAN BERADA DIDUNIA INI ADALAH UNTUK MENJADI RAHMAT BAGI ALAM SEMESTA.
• TUJUAN KHUSUS ADANYA MANUSIA DI DUNIA
TUJUAN KHUSUS ADANYA MANUSIA DI DUNIA ADALAH SUKSES DUNIA DAN AKHIRAT DENGAN CARA MELAKSANAKAN AMAL SHALEH.
• TUJUAN INDIVIDU DALAM KELUARGA
DALAM KAITANNYA DENGAN TUJUAN INDIVIDU DALAM KELUARGA ADALAH AGAR INDIVIDU TERSEBUT MENEMUKAN KETENTRAMAN,
KEBAHAGIAAN DAN MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH DAN WARAHMAH.
• TUJUAN INDIVIDU DALAM MASYARAKAT
TUJUAN HIDUP BERMASYARAKAT YAITU MENCARI KEBERKAHAN YANG MELIMPAH DALAM HIDUP.
• TUJUAN INDIVIDU DALAM BERNEGARA
TUJUAN INDIVIDU DALAM BERNEGARA ADALAH MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK DI DALAM LINGKUNGAN NEGARA UNTUK
MEWUJUDKAN NEGARA YANG AMAN, NYAMAN, SERTA MAKMUR.
• TUJUAN INDIVIDU DALAM PERGAULAN INTERNASIONAL
TUJUAN INDIVIDU DALAM PERGAULAN INTERNASIONAL ADALAH MENJADI INDIVIDU YANG SALING MEMBANTU DALAM KEBAIKAN
DAN INDIVIDU YANG DAPAT MEMBEDAKAN MANA YANG BAIK DAN BURUK DALAM DUNIA GLOBALISASI.
10. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA
ALLAH
SEBAGAI HAMBA ALLAH, MANUSIA MEMIKUL TANGGUNG JAWAB PRIBADI. ORANG YANG BERDOSA
TIDAK AKAN MEMIKUL DOSA ORANG LAIN DAN PADA HARI KIAMAT NANTI MEREKA DATANG KEPADA
ALLAH DENGAN SENDIRI-SENDIRI. INI MEMBUKTIKAN BAHWA MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH
MEMILIKI KEBEBASAN INDIVIDUAL ATAS DIRINYA SENDIRI NAMUN TETAP BERTANGGUNG JAWAB ATAS
LINGKUNGAN SEKITARNYA.
11. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI
MUKA BUMI
MANUSIA BERKEDUDUKAN SEBAGAI KHALIFAH (WAKIL ATAU PENGGANTI) ALLAH YANG MERUJUK
PADA TUGASNYA SEBAGAI PEMEGANG MANDAT TUHAN GUNA MEWUJUDKAN KEMAKMURAN DI BUMI.
MANUSIA SEBAGAI ‘KHALIFAH FI AL-ARDHI’ ATAU PENGUASA BUMI DIBERI TUGAS OLEH ALLAH UNTUK
MENGELOLA DAN MENGENDALIKAN SEGALA APA YANG ADA DI BUMI UNTUK KEMAKMURAN DAN
KETENTRAMAN HIDUPNYA. DALAM MENJALANKAN KEKUASAANNYA ATAU TUGASNYA, MANUSIA
HARUS SELALU MENAATI KETENTUAN YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH SWT., YAKNI DISERTAI
TANGGUNG JAWAB PENUH KEPADA ALLAH.
13. 1. BERILMU YANG MEMADAI
AMANAT MENJADI KHALIFAH AKAN DAPAT DIEMBAN MANUSIA DENGAN BAIK APABILA
MEREKA MEMILIKI ILMU YANG MEMADAI. MENCARI ILMU MERUPAKAN KEWAJIBAN BAGI
MANUSIA, BAIK DALAM KAPASITASNYA MENJADI ‘ABD ALLAH MAUPUN KHALIFAH ALLAH.
IBADAH HANYA AKAN DITERIMA OLEH ALLAH APABILA DIKERJAKAN SESUAI ILMUNYA.
DEMIKIAN PULA DENGAN UPAYA MEMAAKMURKAN BUMI. PEMAKMURAN BUMI AKAN
BERHASIL DENGAN BAIK BAHKAN BERNILAI IBADAH APABILA DILAKUKAN SESUAI DENGAN
ILMUNYA.
14. 2. BERTINDAK SECARA NYATA
SEMUA PIHAK HARUS MELAKUKAN TINDAKAN NYATA DALAM PEMAKMURAN DUNIA/BUMI.
MANUSIA DENGAN STATUSNYA MASING-MASING BERKEWAJIBAN UNTUK BERKONTRIBUSI
DAN BERKOLABORASI MENYUKSESKANNYA SESUAI KAPASITAS MASING-MASING.
15. 3. MENCARI LINGKUNGAN YANG BAIK
MENYADARI AKAN BESARNYA PENGARUH LINGKUNGAN DALAM MEREALISASIKAN SESUATU YANG
DIINGINKAN MAKA MANUSIA HARUS MENCARI LINGKUNGAN YANG KONDUSIF. JIKA LINGKUNGAN
KONDUSIF TIDAK BISA DIPEROLEH MAKA SESEORANG BISA MENCIPTAKANNYA. MISAL, KETIKA INGIN
MEMILIKI ILMU YANG LUAS, ORANG BISA DATANG KE PESANTREN ATAU SEKOLAH (MADRASAH).
16. 4. BERDOA
BERDOA JUGA DAPAT DILAKUKAN UNTUK MEREALISASIKAN SESUATU YANG DIINGINKAN, DALAM
KONTEKS INI UNTUK MEMAKMURKAN BUMI. BERDOA MERUPAKAN BAGIAN YANG TAK TERPISAHKAN
DARI USAHA. TIDAK BENAR KALAU ADA ORANG YANG BERUSAHA HANYA DENGAN BEKERJA TANPA
BERDOA, BEGITUPUN SEBALIKNYA. AGAR USAHA DAN DOA TIDAK MENYIMPANG DARI ATURAN, MAKA
BEKAL ILMU YANG MEMADAI MENJADI SYARAT MUTLAK.
17. 5. MENJAGA HATI
HATI ADALAH SUATU PERASAAN YANG CENDERUNG TIDAK STABIL. OLEH KARENA ITU, HATI HARUS
DIJAGA AGAR SELAMAT DARI HAL-HAL YANG TERCELA DAN KITA (MANUSIA) HARUS BISA
MENGENDALIKANNYA KEARAH YANG TERPUJI. MENJAGA HATI DILAKUKAN DENGAN IBADAH.
MENURUT AL-KHAWWASH, MENGOBATI HATI ADA LIMA, YAITU MEMBACA AL-QUR’AN, BERPUASA,
MELAKUKAN SALAT MALAM, BERZIKIR, DAN BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG YANG BAIK (SHALEH).
18. 6. TAWAKAL
SEMUA ITU DILENGKAPI DENGAN TAWAKKAL ATAU MENYERAHKAN KEBERHASILAN KEPADA ALLAH
SWT. ORANG YANG BERIMAN YAKIN BAHWA MANUSIA HANYA MEMILIKI KEWENANGAN UNTUK
BERUSAHA, ALLAH-LAH YANG BERWENANG MENENTUKAN BERHASIL ATAU GAGALNYA USAHA ITU.
SESUNGGUHNYA TIDAK ADA USAHA ORANG-ORANG BERIMAN YANG SIA-SIA KARENA USAHA YANG
BENAR DAN DINIATI DENGAN BENAR PULA PASTILAH MEMBUAHKAN KEUNTUNGAN BERUPA PAHALA.
