SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang diatur dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang
menjelaskan bahwa, Pemerintahan Daerah ditujukan untuk mendorong
lebih terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dalam menyejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan
pelayanan publik maupun melalui peningkatan daya saing Daerah.
Perubahan ini bertujuan untuk memacu sinergi dalam berbagai aspek
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintah Pusat.
Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya
dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar
kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara tersebut Pemerintah
Daerah akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai dalam
aspek jumlah dan kompetensinya.
Kaitannya dengan peningkatan kompetensi, tentunya perlu
didukung dengan kualitas dari aparatur perangkat daerah itu sendiri.
Adapun kualitasnya dapat dilihat dari bagaimana aparatur itu sendiri
menjalalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai Aparatur Sipil Negara
(ASN). Fungsi sebagai ASN sebagaimana dalam Pasal 10 Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa, perlu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan
kerjanya. Pegawai Negeri Sipil atau disingkat PNS merupakan bagian dari
ASN sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara.
2
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara menjelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil merupakan
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. Dilaksanakan pembinaan melalui jalur
pelatihan untuk menanamkan nilai-nilai dasar ASN bagi PNS. Untuk dapat
membentuk sosok PNS yang mampu mengerti tugas pokok dan fungsi yang
sesuai kode etik, nilai dasar, dan kode perilaku PNS yang diaktualisasikan
kedalam tindakan sehari hari maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pendidikan dan pelatihan (diklat). Sesuai dengan Undang - Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebelum diangkat
sebagai PNS setiap CPNS wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan
prajabatan (Diklat prajabatan).
Tujuan dari diklat prajabatan ini yaitu untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Tugas pelayanan publik
dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan Pegawai ASN. Adapun tugas
pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum
pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian,
dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas
pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural
and political development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial
(economic and social development) yang diarahkan meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Kemudian lebih lanjut nomenklatur Diklat Prajabatan diubah
menjadi Pelatihan Dasar Calon PNS, sebagaimana tercantum dalam
Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018, merupakan salah satu jenis Pelatihan
yang strategis pasca disahkannya Undang-Undang ASN dalam rangka
pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan
3
bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial
kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one
government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan
dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada
setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III diselenggarakan untuk
membentuk PNS profesional yang berkarakter, yaitu karakter yang dibentuk
oleh sikap dan perilaku displin PNS, nilai- nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta
menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara professional. Nilai-nilai dasar PNS yang dimaksud ialah
meliputi lima materi pokok yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA). Sedangkan kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI yaitu dalam materi pelayanan publik, manajemen
asn, dan whole of goverment.
Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas
pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, pegawai ASN harus
memiliki profesi dan manajemen ASN yang berdasarkan pada Sistem Merit
atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang
dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan
promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif,
sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Kedudukan tugas dan
fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan unsur
penunjang urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
Kabupaten, yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah dituntut memiliki ASN yang memiliki
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja agar mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
4
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh
karena itu, setiap calon ASN pada Badan Penelitian dan Pengembangan
haruslah mengikuti Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS.
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas, maka
penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, diharuskan
untuk merancang aktualisasi melalui kegiatan mengidentifikasi, menyusun
dan menetapkan isu atau permasalahan yang terjadi dan harus segera
dipecahkan, mengajukan gagasan pemecahan isu atau masalah,
mendeskripsikan keterkaitan antara isu dan kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan, mendeskripsikan rencana pelaksanaan
kegiatan dan konstribusi hasil kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS, serta mendeskripsikan hasil kegiatan yang dilandasi oleh
substansi mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi,
dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi
1. Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS
Golongan III adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan yang
dikaitkan dengan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mencakup akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitemen mutu dan
anti korupsi. Mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
2. Manfaat Aktualisasi
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi
manfaat bagi peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang mendasari kegiatan
bermanfaat bagi stakeholder dan/atau pimpinan, berkontribusi terhadap
pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi, serta memperkuat nilai
organisasi.
5
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk
pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi Mata
Pelatihan untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar ASN, aktualisasi
mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS
dalam NKRI. Nilai-nilai dasar profesi PNS hanya terbatas pada lima nilai
dasar yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi serta mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang
dilaksanakan di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten
Wajo sejak tanggal 9 April sampai 15 Mei 2019.
6
BAB II
NILAI-NILAI MATA AJAR
1. Nilai-Nilai Dasar ASN
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki
sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens
menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
7
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau
kelompok
f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
8
h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya
monopoli oleh sebagian orang
j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran sebagai
warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu
mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta
dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya.
Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN menegaskan salah
satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik
diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik
sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah
9
aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan
jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN
dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik
perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam
kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar
mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai
yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.
C. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau
buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan
kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat
publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi,
dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
ASN yakni sebagai berikut:
10
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
D. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
11
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga
lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut,
setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
12
4. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan
melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara
terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan.
Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu
yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar
tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga
13
target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara
berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini
masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
14
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
15
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik
akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi
dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
16
proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik
2. Peran dan Kedudukan ASN
A. Whole of Government
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model
pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Salah satu
bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-
government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang
diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT,
agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan
masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif.
Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), efisien dan efektif;
b. Hemat anggaran dan tepat waktu;
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang;
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan
tingkat kesalahan berkurang; dan
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga
kepuasan publik juga meningkat.
B. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S.
Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana
tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani
atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah
17
serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara
rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi
dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan
dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa
proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung
inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan
adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah
aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan
pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi
atau lembaga perusahaan. Pelayanan publik dirumuskan sebagai
berikut:
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual
beli barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang
dalam hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan
suatu gangguan kesehatan tertentu;
d. Publik berarti orang banyak (umum).
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah
manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan
pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
18
kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun
tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:
a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak
sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang
baik;
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; dan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
C. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang
disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
19
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan
digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan
kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari
tua; dan perlindungan.
Selanjutnya mengenai sikap perilaku disiplin PNS sebagai berikut:
a. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman,
meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari
bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan
dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan
dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sedangkan
pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 53 Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
b. Kewajiiban Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
1) mengucapkan sumpah/janji PNS;
2) mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3) setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah;
20
4) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
PNS;
7) mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
8) memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
9) bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
10) melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
11) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
14) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
15) membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
c. Larangan Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010,
Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk:
1) menyalahgunakan wewenang;
2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
21
3) tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional;
4) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing;
5) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah;
6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan,
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan negara;
7) memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun
baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun
untuk diangkat dalam jabatan;
8) menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga
yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9) bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10)melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang
dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani
sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11)menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan cara:
a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut PNS;
b. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
c. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
13)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan
cara:
22
a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
14)memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan
Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara
memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
15)memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara:
a) terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah;
b) menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye;
c) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye;
dan/atau
d) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan,
seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit
kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
a. Sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wajo,
sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 104
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Wajo Nomor 50
Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perincian Tugas
dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Wajo.
Kedudukan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Merupakan Unsur Penunjang urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten, yang
dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
b. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balitbangda Kabupaten Wajo, sebagaimana
lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor Nomor 104 Tahun
2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Pemerintah Kabupaten Wajo, sebagai berikut.
24
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DAERAH
KELOMPK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS
KASUBAG UMUM,
KEPEGAWAIAN, DAN KEUANGAN
KASUBAG PERENCANAAN
DAN PELAPORAN
KABID SOSIAL DAN
PEMERINTAHAN
KASUBID SOSIAL DAN BUDAYA
KASUBIDKEPENDUDUKAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN DESA
KASUBID PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN PENGKAJIAN
PERATURAN
KABID PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN
KASUBID EKONOMI
KASUBID SUMBER DAYA
ALAMI DAN LINGKUNGAN
HIDUP
KASUBID PENGEMBANGAN
WILAYAH, FISIK, DAN
PRASARANA
KABID INOVASI DAN
TEKNOLOGI
KASUBID INOVASI DAN
PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
ANALIS PENELITIAN
DAN PENGMBANGAN
PENGADMINISTRASIAN
PROGRAM DAN TATA
OPERASIONAL
KASUBID DIFUSI INOVASI
DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI
KASUBID DISEMINASI
KELITBANGAN
25
26
2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah memiliki visi, misi dan
nilai-nilai organisasi sebagai berikut.
a. Visi
‘’Terwujudnya Lembaga Riset yang Inovatif dan Aplikatif, dalam
Menunjang Pembangunan Daerah”
b. Misi
1) Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan;
2) Mengembangkan system inovasi dan teknologi daerah;
3) Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijkan
pembangunan daerah.
c. Nilai-Nilai Organisasi
Visi dan misi di atas dikembangkan menjadi nilai-nilai utama badan
peneltian dan pengembangan daerah. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi
dasar perilaku seluruh pegawai negeri sipil dalam upaya pencapaian
visinya. Nilai-nilai yang dimaksud, adalah:
1) Ilmu pengetahuan adalah berbagai pengetahuan yang disusun sesuai
dengan akal pikiran, masuk akal dan mempertimbangkan sebab akibat;
2) Ilmiah adalah pengetahuan tentang suatu bidang yangdisusun sesuai
dengan pikiran dan metode tertentu;
3) Profesional adalah meningkatkan kemampuan dan moral
penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan
yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau;
4) Program adalah Rancangan yang menentukan dasardasar yang akan
dijalankan;
5) Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara
berencana dan sistematik;
6) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
dan menerangkan kinerja kepada pihak yang memiliki hak atau
kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.;
27
7) Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal sebelumnya;
8) Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan/atau inovasi dalam bentuk desain dan rancang bangun
untuk menghasilkan nilai. Produk dan/atau proses produksi dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks
teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam suatu
kelompok kerja fungsional yang terkait dengan penyelenggraan
pemerintahan;
9) Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia; dan
10) Rekayasa Teknologi adalah Bidang studi yang berfokus pada
penerapan teknik dan teknologi moderen bukan teoritis.
d. Tugas Pokok dan Fungsi Analis Penelitian dan Pengembangan
Melakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengklasifikasian
dan penelaahan untuk menyimpulkan dan menyusun rekomendasi di
bidang penelitian dan pengembangan berdasarkan pedoman yang ada
untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
Adapun Uraian Tugas Analis Penelitian dan Pengembangan :
a. Mengumpulkan data penelitian dan pengembangan untuk keperluan
penyelesaian tugas penelitian dan pengembangan pada Sub Bidang
Inovasi dan Pengembangan Teknologi;
Tahapan:
1. Mengumpulkan data – data yang diperlukan untuk penyelsaian tugas
penelitian dan pengembangan;
2. Memeriksa keakuratan data;
3. Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait;
4. Memperoleh data yang akurat.
28
b. Mengklasifikasi data penelitian dan pengembangan agar memperlancar
pelaksanaan tugas;
Tahapan:
1. Mempelajari dan menganalisa data penelitian dan pengembangan;
2. Mengecek kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku;
3. Mengklasifikasikan data penelitian dan pengembangan.
c. Menyimpulkan data untuk penyelesaian tugas analis penelitian dan
pengembangan di SubBidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi.
B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik
Adapun permasalahannya yaitu:
1. Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan
pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah;
2. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik
kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah;
3. Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan
litbang masih dirasakan masih bersifat pasif;
4. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar
berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan
pada kegiatan terapan (applied research);
5. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang
tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI (Whole Government, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN).
29
Tabel 3.1
Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kurangnya koordinasi
kegiatan dari lembaga-
lembaga penelitian dan
pengembangan pada
instansi-instansi
pemerintah di daerah.
Koordinasi yang efektif dan
efisien merupakan salah satu
aspek penunjang peningkatan
kualitas pelayanan. Oleh
karena itu, setiap unit yang
memberikan pelayanan harus
dievaluasi secara berkala agar
mampu melakukan perbaikan
pada bidang pelayanan.
Indikator utama
terselenggaranya pelayanan
publik yang prima adalah
terjadinya peningkatan kualitas
pelayanan publik berdasarkan
penilaian masyarakat. Oleh
sebab itu, efektifitas instrumen
evaluasi perlu ditingkatkan
dalam rangka perbaikan
kualitas pelayanan publik.
Setiap ASN secara akuntabel
diharuskan memberikan
pertanggunjawaban secara
berkala dalam bentuk Sasaran
Kerja Pegawai (SKP). Selain itu,
dibutuhkan pula suatu penilaian
langsung dari pengguna layanan
dalam rangka mengidentifikasi
kualitas pelayanan, sehingga
dapat pula ditentukan bentuk-
bentuk pengembangan SDM
30
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
yang dibutuhkan dalam rangka
peningkatan kualitas layanan.
2 Tumpang tindihnya
kegiatan litbang yang
dilaksanakan ataupun
topik kegiatan yang kurang
sesuai dengan kebutuhan
daerah
Observasi dalam hal
pelaksanaan kegiatan
kelitbangan dapat membantu
untuk mengidentifikasi topik
ataupun kegiatan kelitbangan
yang disesuaikan dengan
kebutuhan daerah sesuai
dengan rekomedasi dari
beberapa SKPD.Oleh karena
itu, informasi terkait penelitian
dan pengembangan harus
dilakukan secara merata
Terselenggaranya pelayanan
publik yang prima adalah
terjadinya peningkatan kualitas
pelayanan publik berdasarkan
penilaian masyarakat. Oleh
sebab itu, data atau hasil
penelitian kelitbangan dapat
memberikan hasil sesuai
dengan kebutuhan daerah
sehingga perbaikan dapat
kualitas pelayanan publik.
Dalam pelaksanaan kegiatan
kelitbangan diperlukan potensi
ASN yang sesuai dengan
kompetensinya dalam
melaksanakan kegiatan sesuai
dengan tugas pokok dan
fungsinya
31
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
melalui koordinasi yang baik
antar unit dalam suatu instansi.
3 Tingkat partisipasi SKPD
dalam perumusan
perencanaan kegiatan
litbang masih dirasakan
masih bersifat pasif
Perumusan perencanaan
kegiatan kelitbangan
memerlukan koordinasi dan
kolaborasi antar SKPD untuk
dapat menghimpun kegiatan
kelitbangan yang disesuaikan
dengan kebutuhan daerah
Perumusan bersama antar
SKPD diharapkan mampu
untuk memenuhi kegiatan
kelitbangan sesuai kebutuhan
daerah sehingga digunakan
dalam menjamin terlaksananya
tugas Pokok dan fungsi ASN
sesuai dengan tata kelola
pemerintahan yang baik serta
dapat mewujudkan pelayanan
public yang baik terhadap
Manajemen ASN dalam tingkat
partisipasi SKPD diharapkan
menjalankan tupoksinya dalam
perumusan kegiatan kelitbangan
sesuai dengan tupoksi SKPD
yang terlibat dalam perumusan
kegiatan kelitbangan
32
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
masyarakat yang dapat
dilakukan oleh SKPD terkait.
4 Orientasi kegiatan litbang
pada Balitbangda selama
ini sebagaian besar
berada pada lingkup
penelitian kebijakan dan
masih kurang kegiatan
pada kegiatan terapan
(applied research)
Pelaksanaan Whole of
Goverment saat ini tidak lagi
berbasis pada intensitas
pertemuan secara langusung,
melainkan sudah berbasis
pada pemanfaatan informasi
teknologi. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan
diharapkan tidak hanya
berkisaran pada penelitian
kebijakan namun diharapkan
Layanan seharunya dapat
dirasakan secara langsung
kepada masyarakat, sehingga
kegiatan kelitbangan tidak
hanya berkisar pada penelitian
kebijakan namun dapat dalam
bentuk penelitian terapan yang
lebih aplikasif sehingga
diharapkan mampu
memudahkan mobilisasi
Perwujudan manajemen yang
efektif dan efisien, dapat berupa
pembagian tugas pokok dan
fungsi yang jelas terhadap ASN
dalam lingkup Balitbangda,
sehingga penelitian kelitbangan
baik yang berupa penelitian
kebijakan dan penelitian terapan
dapat dilaksanakan beriringan.
33
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
mampu untuk melaksanakan
kegiatan kelitbangan terapan.
pelayanan terhadap
maysarakat.
5 Kedalaman hasil
penelitian yang
dilaksanakan masih
dianggap kurang tajam
untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan
yang ada.
Pelaksanaan penelitian yang
hasilnya tidak memberikan
solusi terhadap permasalahan
maka dibutuhkan koordinasi
yang lebih mendalam terhadap
jajaran yang ada di lingkup
Balitbangda untuk lebih
memperkuat Whole of
Goverment, dalam
menentukan pelaksanaan
penelitian kelitbangan yang
lebih memberikan solusi dari
Pelayanan public akan tidak
terselenggara dengan sebaik-
baiknya jika hasil dari
penelitian dianggap kurang
tepat sasaran serta tidak
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada, oleh
karena itu kegiatan kelitbangan
berupa penelitian diharapkan
dilakukan dengan tuntas dan
memberikan solusi demi
Manajemen ASN dalam
pelaksanaan penelitian
kelitbangan diharapkan dapat
melaksanakan penelitian yang
dapat menghasilkan keluaran
yang mampu menjawab rumusan
dari penelitian. Dengan demikian
ASN diharapkan melaksanakan
kegiatan penelitian kelitbangan
sesuai tupoksi masing-masing,
sehingga dapat mewujudkan
aspek efektifitas dan efisiensi
34
No Isu
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN
(1) (2) (3) (4) (5)
permasalah yang ada, selain
itu penguatan aspek Whole of
Goverment, diharapkan
sebagai perwujudan aspek
efisiensi.
terwujudnya pelayanan publik
yang tetap sasaran pula.
dalam pelaksanaan manajemen
ASN.
35
C. Analisis Isu
Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan
dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Tabel 3.2
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL dan USG
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel. 3.3
Tabel Analisis Isu Menggunakan APKL
NO ISU
A
(1-5)
P
(1-5)
K
(1-5)
L
(1-5)
JML RANK
1.
Kurangnya koordinasi
kegiatan dari lembaga-
lembaga penelitian dan
pengembangan pada
instansi-instansi
pemerintah di daerah.
2 2 1 1 6 4
36
2.
Tumpang tindihnya
kegiatan litbang yang
dilaksanakan ataupun
topik kegiatan yang kurang
sesuai dengan kebutuhan
daerah
5 4 5 5 19 1
3.
Tingkat partisipasi SKPD
dalam perumusan
perencanaan kegiatan
litbang masih dirasakan
masih bersifat pasif
1 1 2 2 6 4
4.
Orientasi kegiatan litbang
pada Balitbangda selama
ini sebagaian besar
berada pada lingkup
penelitian kebijakan dan
masih kurang kegiatan
pada kegiatan terapan
(applied research)
4 3 3 3 13 3
5.
Kedalaman hasil
penelitian yang
dilaksanakan masih
dianggap kurang tajam
untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan
yang ada.
3 5 4 4 16 2
Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis APKL tersebut di atas
lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
37
1) Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik
kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah (nilai: 19)
2) Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang
tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada.
(nilai: 16)
3) Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaianbesar
berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan
pada kegiatan terapan (applied research) (nilai: 16)
Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut
kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG, yang meliputi kriteria:
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti
2. Seriousness : seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai
dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
Tabel 3.4
Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG
No Penilaian
Masalah
Kriteria Jml Rank
U
(1-5)
S
(1-5)
G
(1-5)
1. Tumpang tindihnya kegiatan
litbang yang dilaksanakan
ataupun topik kegiatan yang
kurang sesuai dengan
kebutuhan daerah
5 4 5 14 1
38
2. Kedalaman hasil penelitian
yang dilaksanakan masih
dianggap kurang tajam untuk
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang ada.
4 5 4 13 2
3. Orientasi kegiatan litbang
pada Balitbangda selama ini
sebagaian besar berada pada
lingkup penelitian kebijakan
dan masih kurang kegiatan
pada kegiatan terapan
(applied research)
3 3 4 10 3
Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka
tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan
pemecahan masalahnya yaitu: Tumpang tindihnya kegiatan litbang
yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan
kebutuhan daerah.
39
A. Rancangan Aktualisasi
Tabel. 3.5
Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja
: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo
Subbidang Inovasi dan Teknologi
Visi “Terwujudnya Lembaga Riset yang Inovatif dan Aplikatif, dalam Menunjang Pembangunan Daerah”
Misi
1) Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan;
2) Mengembangkan sistem inovasi dan teknologi daerah;
3) Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijakan pembangunan daerah.
Identifikasi Isu
Adapun hasil Identifikasi isu yang didapatkan oleh penulis yaitu:
1. Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-
instansi pemerintah di daerah.
2. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai
dengan kebutuhan daerah
3. Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang masih dirasakan masih
bersifat pasif
4. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian
kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research)
5. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan yang ada.
Isu Yang Diangkat
Optimalisasi Penguatan Peran Kelitbangan Dalam Proses Perumusan Penyusunan Draf KAK / TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Pada Badan Peneltian Dan Pengembangan Daerah
Kabupaten Wajo
Gagasan Pemecahan
Isu
Membuat draf KAK / TOR sehingga dapat memberikan keterangan yang jelas mengenai tujuan dan lingkup
kegiatan serta hasil-hasil yang diharapkan.
40
Tabel 3.6
Matriks Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.7
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Subtansi Mata
Pelatihan
Konstribusi
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Penguatan
terhadap nilai
organisasi
1. Melakukan
persiapan
rencana
kegiatan.
a. Melakukan pertemuan
dengan Pimpinan (Kasubid).
b. Membahas rencana kegiatan
atau gagasan
c. Meminta bimbingan dan
arahan terhadap rencana
kegiatan.
d. Mencatat hasil pertemuan
dan bimbingan dari Pimpinan.
e. Membuat surat rekomendasi
kegiatan berdasarkan hasil
pertemuan.
Surat tugas yang
telah di tanda
tangani sebagai
bentuk persetujuan
dari Pimpinan dari
rencana kegiatan.
a. Untuk melakukan
koordinasi dengan
dengan rekan kerja
apalagi Pimpinan,
seorang ASN
harus mengunakan
bahasa yang baik,
bersikap sopan
dan santun,
mengutarakan
maksud dengan
jelas dan mudah
dipahami. kegiatan
Dengan
terlaksananya
koordinasi dan
persetujuan dari
Pimpinan maka
dapat meujudkan
misi
“Mewujudkan
dan
mengembangka
n sumber daya
Pada kegiatan
ini mengandung
beberapa nilai
yakni Etika
Publik,
Akuntabilitas
dan WOG,
sejalan dengan
nilai yang
tertanam di
Balitbangda
yaitu
Akuntabilitas
41
f. Memasukkan surat
rekomendasi kegiatan ke
Pimpinan untuk disetujui dan
ditandatangani.
ini mengandung
nilai Etika Publik.
Dengan adanya
hal tersebut, akan
terjalin komunikasi
yang baik, apa
yang disampaikan
dapat dipahami
oleh Pimpinan.
b. Dalam melakukan
suatu kegiatan
dibutuhkan
perencanaan
strategis, yang
outputnya dalam
bentuk Surat
rekomendasi
kegiatan yang
telah disetujui oleh
manusia
kelitbangan”
dan
Profesionalitas
42
pimpinan, sebagai
dasar untuk
melakukan
kegiatan. Hal ini
menyangkut nilai
Akuntabilitas,
karena dengan
adanya surat
persetujuan atas
perencanaan
kegitan,
menunjukan rasa
tanggung jawab,
transparan.
2. Mengumpulkan
bahan
KAK/TOR
Kegiatan
Subbidang
a. Mengumpulkan data – data
yang diperlukan untuk
penyelsaian tugas penelitian
dan pengembangan;
b. Memeriksa keakuratan data;
Daftar kebutuhan
informasi yang
dibutuhkan yang
a. Proses
pengumpulan data
bertujuan untuk
menjadi langkah
awal dalam
Terkumpulnya
data yang valid,
dapat
dipertanggung
jawabkan turut
Dilihat dari nilai
Komitment
Mutu dan
Akuntabilitas
yang
43
Inovasi dan
Pengembanga
n Teknologi
c. Mengkonsultasikan
keakuratan data kepada pihak
terkait;
d. Memperoleh data yang akurat.
tersusun dalam
satu file excel.
menentukan
permasalahan
dengan jelas agar
penyelesaianya
tepat sasaran,
yakni efektifitas
terhadap
pelaporan
nantinya. Kegiatan
ini berorientasi
pada nilai
Komitmen Mutu
b. Selain itu kegiatan
ini juga memiliki
Nilai Akuntabilitas
karena konsistensi
untuk menyajikan
data yang valid
dan
berkonstribusi
terhadap misi
“Meningkatkan
peran
kelitbangan
dalam proses
perumusan
kebijakan
pembangunan
daerah.”
terkandung
dalam kegiatan
ini merupakan
internalisasi dari
Nilai yang dianut
Balitbangda
yakni
Akuntabilitas
dan Ilmiah
44
mengutamakan
kejujuran.
3. Mengidentifika
si kebutuhan
bahan
KAK/TOR
Kegiatan
Subbidang
Inovasi dan
Pengembanga
n Teknologi.
a. Mengidentifikasi skala
prioritas dari kegiatan yang
hendak dibuat
b. Mengidentifikasi
permasalahan yang hendak
menjadi sub output skala
prioritas.
c. Membuat keterkaitan solusi
yang ditawarkan dengan
output yang akan dihasilkan
d. Mempelajari dan menganalisa
data penelitian dan
pengembangan;
e. Mengecek kesesuaian data
penelitian dan pengembangan
dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku
Daftar rincian skala
prioritas serta
rumusan masalah
yang tersusun
dalam satu file
excel.
a. Proses
pengumpulan data
bertujuan untuk
mengidentifikasi
permasalahan
dengan jelas agar
penyelesaianya
tepat sasaran,
yakni efektifitas
terhadap
pelaporan
nantinya. Kegiatan
ini berorientasi
pada nilai
Komitmen Mutu
b. Selain itu kegiatan
ini juga memiliki
Terkumpulnya
data yang valid,
dapat
dipertanggung
jawabkan turut
berkonstribusi
terhadap misi
“Meningkatkan
peran
kelitbangan
dalam proses
perumusan
kebijakan
pembangunan
daerah.”
Dilihat dari nilai
Komitment
Mutu dan
Akuntabilitas
yang
terkandung
dalam kegiatan
ini merupakan
internalisasi dari
Nilai yang dianut
Balitbangda
yakni
Akuntabilitas
dan Ilmiah
45
Nilai Akuntabilitas
karena konsistensi
untuk menyajikan
data yang valid
dan
mengutamakan
kejujuran.
4. Membantu
Pimpinan
dalam
membuat
rencana
anggaran
a. Membuat rincian anggaran
terhadap perencanaan
kegiatan di Balitbangda
b. Mencetak dokumen
perencanaan anggaran.
c. Menyerahkan dokumen ke
pimpinan untuk sebagai
bahan pertimbangan atas
perencanaan.
Rincian anggaran
perencanaan
kegiatan
a. Pada kegiatan ini
nilai yang
terkandung adalah
Etika Publik,
karena membantu
Pimpinan dalam
membuat
gambaran yang
jelas suatu
kegiatan adalah
demi menciptakan
lingkungan non
Tujuan utama dari
kegiatan ini adalah
untuk menjalin kerja
sama dengan
pimpinan, serta
memberikan
gambaran yang
yang jelas tentang
rincian anggaran
dengan harapan
Pimpinan akan
segera
Adanya Nilai
etika public,
akuntabilitas,
dan Anti
korupsi akan
memperkuat
Nilai Nilai
Akuntabilitas
dan
Profesionalism
e di Balitbangda
46
diskriminatif, dan
menghargai
kerjasama. Selain
itu dengan
Memberikan
gambaran yang
jelas kepada
Pimpinan atas
rekalkulasi
pengganggaran
kegiatan dapat
pula menjadi
penunjang
terwujudnya
komitmen mutu
karena
mengutamakan
kebersamaan,
tidak ego sentrik,
merealisasikannya.
Hal ini sejalan
dengan misi
“Mewujudkan dan
mengembangkan
sumber daya
manusia
kelitbangan”
47
serta bentuk
sinergi yang positif
antar stakeholders
b. Kegiatan ini juga
memiliki Nilai
Akuntabilitas
karena berkaitan
dengan pembuatan
rincian anggaran.
c. Adapun dari sisi
Nilai Anti Korupsi,
kegiatan ini
menuntut ASN
untuk bersikap
jujur dalam
menyajikan data
rincian, serta
bentuk kepedulian
baik kepada
48
sesama rekan
Pimpinan maupun
Masyarakat.
5. Menyusun draf
KAK / TOR
Kegiatan
Subbidang
Inovasi dan
Pengembanga
n Teknologi
a. Menelaah data;
b. Melaksanakan konsultasi
dengan atasan;
c. Menghimpun hasil konsultasi;
d. Menyimpulkan data penelitian
dan pengembangan.
Dokumen a. Dalam penelahaan
data sehingga
kegiatan ini
mengandung nilai
Komitmen Mutu
dan Akuntabilitas
b. Pada proses
konsultasi
kegiatan dan
menghimpun hasil
konsultasi
berkaitan dengan
bentuk Nilai dasar
yakni Gotong
royong, hal ini
merupakan bentuk
Tujuan utama
adanya hasil
dokumen
penyusunan
KAK/TOR
merupakan wujud
konstribusi
terhadap misi
“Meningkatkan
peran
kelitbangan
dalam proses
perumusan
kebijakan
Menghasilkan
dokumen yang
berkualitas yang
mengedepanka
n nilai
Komitmen
Mutu ,
Nasionalisme,
serta
memperhatikan
Kode etik ASN
maka akan
menguatkan
Nilai dasar
Balitbangda
yakni,
49
nilai Nasionalisme
serta Etika Publik
pembangunan
daerah.”
profesionalism
e dan program.
6. Membuat KAK
/ TOR Kegiatan
Subbidang
Inovasi dan
Pengembanga
n Teknologi
a. Melakukan penginputan data
b. Membuat naskah KAK/TOR
Naskah KAK /
TOR
a. Menginput data
merupakan wujud
Akuntabilitas
karena data
haruslah akurat
dan dapat
dipertanggung
jawabkan.
b. Membuat naskah
KAK/TOR
merupakan wujud
nilai komitmen
mutu
Naskah KAK/TOR
merupakan hasil
kegiatan yang
menujukkan
sejauh mana
efektivitas
program yang
dilaksanakan hal
ini berkontribusi
pada misi
“Mengembangka
n sistem inovasi
dan teknologi
daerah”
Dalam kegiatan
ini, mengandung
nilai
Akuntabilitas
dan komitmen
mutu, hal ini
akan
menguatkan
Nilai di
Balitbangda
yakni
Akuntabilitas.
50
Matriks Kegiatan Tambahan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Keterkaitan
Subtansi Mata
Pelatihan
Konstribusi
terhadap Visi dan
Misi Organisasi
Penguatan
terhadap nilai
organisasi
1 Menjadi
operator
Penyusunan
Kebutuhan
Pengembangan
Kompetensi
PNS Lingkup
Kantor Badan
Penelitian dan
Pengembangan
Daerah Kab.
Wajo
1. Mengikuti Workshop
Penyusunan Kebutuhan
Pengembangan Kompetensi
PNS di Lingkup kab. Wajo;
2. Mengumpulkan data PNS di
Lingkup Kantor Balitbangda;
3. Menginput data PNS pada
aplikasi SIPKA di Lingkup
Kantor Balitbangda;
Data PNS pada
aplikasi SIPKA
nilai-nilai ASN pada
kegiatan menjadi
operator penyusunan
kebutuhan
pengembangan
kompetensi PNS
lingkup kantor Badan
Penelitian dan
Pengembangan
Daerah Kab. Wajo
yaitu mengandung
nilai akuntabilitas,
komitmen mutu, dan
etika public.
Pada kegiatan ini
merupakan bagian
dari perwujudan visi
misi Balitbangda
Kab. Wajo yaitu
Mewujudkan dan
mengembangkan
sumber daya
manusia
kelitbangan
Karena berkaitan
erat dengan
pengembangan
kompetensi ASN
yang ada di
Lingkup Pemkab.
Wajo terkhsusus di
Kantor Balitbangda
Kab. Wajo
Dalam kegiatan
ini, mengandung
nilai
Akuntabilitas,
komitmen mutu
dan etika
publik, hal ini
akan
menguatkan
Nilai di
Balitbangda
yakni
Akuntabilitas
dan
profesionalitas
51
2 Mengikuti
Workshop
Nasional Mitra
Kerja Peneliti
Asing
1. Pemaparan hasil kerjasama
penelitian dari peneliti Asing;
2. Pemaparan hasil peneltian
dari lembaga pemerintah;
3. Pemaparan hasil penelitian
dari beberapa Perguruan
Tinggi di Indonesia
Laporan pemaparan
hasil penelitian
Kegiatan mengikuti
workshop tersebut
mengandung nilai-
nilai dasar ASN yaitu
akuntabilitas,
komitmen mutu,
anti korupsi,
nasionalisme dan
etika public
berdasarkan dari
tahapan kegiatan
yang dilakukan dalam
workhshop
Kegiatan workshop
merupakan bagian
dari perwujudan visi
misi Balitbangda
Kab. Wajo yaitu
Mewujudkan dan
mengembangkan
sumber daya
manusia
kelitbangan serta
Mengembangkan
system inovasi
dan teknologi
daerah
Dalam kegiatan
ini, mengandung
nilai
Akuntabilitas,
komitmen
mutu, anti
korupsi,
nasionalisme
dan etika
publik, hal ini
akan
menguatkan
Nilai di
Balitbangda
yakni
Akuntabilitas,
profesionalitas
dan ilmiah
52
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
A. Daftar kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Seluruh kegiatan aktualisasi yang telah dicantumkan pada
rancangan telah berhasil dilaksanakan semuanya. Bahkan, ada tambahan
beberapa kegiatan yang bersumber dari instruksi pimpinan, baik instruksi
secara lisan maupun tertulis. Berikut adalah komparasi antara rancangan
kegiatan dan implementasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai
dasar PNS.
Tabel 4.1.
Realisasi kegiatan
Rancangan Kegiatan
Aktualisasi
Pelaksanaan Kegiatan
Aktualisasi
1. Melakukan persiapan
rencana kegiatan.
1. Melakukan persiapan rencana
kegiatan
2. Mengumpulkan bahan
KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
2. Mengumupulkan bahan
KAK/TOR kegiatan Subbidang
Inovasi dan Pengembangan
Teknologi
3. Mengidentifikasi kebutuhan
bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi.
3. Mengidentifikasi kebutuhan
bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
4. Membantu Pimpinan dalam
membuat rencana anggaran
4. Membantu pimpinan dalam
membuat rencana anggaran
5. Menyusun draf KAK / TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi
5. Menyusun draf KAK /TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
53
dan Pengembangan
Teknologi
6. Menjadi operator Penyusunan
Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi PNS Lingkup
Kantor Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kab.
Wajo
7. Mengikuti Workshop Nasional
Mitra Kerja Peneliti Asing
6. Membuat KAK / TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
8. Membuat KAK / TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
B. Deskripsi Capaian
Berikut adalah deskripsi pelaksanaan masing-masing kegiatan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Setiap kegiatan dideskripsikan muatan
nilai-nilai dasar PNS yang relevan sesuai dengan indikator masing-masing.
Selain itu, juga dilakukan analisis dampak apabila kelima nilai dasar PNS
tidak diaplikasikan pada masing-masing kegiatan.
1. Deskripsi Kegiatan Melakukan Persiapan Rencana Kegiatan
Tabel 4.2
Deskripsi Kegiatan Melakukan Persiapan Rencana Kegiatan
Kegiatan I Melakukan persiapan rencana
kegiatan
Tahapan Kegiatan (1) Melakukan Koordinasi dalam
rencana kegiatan;
(2) Melakukan pertemuan dengan
Pimpinan (Kasubid);
54
(3) Membahas rencana kegiatan
atau gagasan;
(4) Meminta bimbingan dan arahan
terhadap rencana kegiatan;
(5) Mencatat hasil pertemuan dan
bimbingan dari Pimpinan;
(6) Membuat surat rekomendasi
kegiatan berdasarkan hasil
pertemuan; dan
(7) Memasukkan surat rekomendasi
kegiatan ke Pimpinan untuk
disetujui dan ditandatangani.
Pembuatan KAK/TOR pada dasarnya diawali dengan melakukan
koordinasi dalam rencana kegiatan dengan pihak-pihak terkait terutama
dengan atasan langsung dalam hal ini Kepala Subbidang membawahi
kegiatan tersebut kemudian akan diteruskan kepada Kepala Bidang hingga
kepada Pimpinan dalam hal ini Kepala Badan. Hasil dari
mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan dengan instansi
yang dilakukan tersebut sebagai salah satu kegiatan mengumpulkan data
awal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan yang akan
nantinya dilaksanakan. Setelah kegiatan koordinasi telah dilakukan maka
selanjutnya melakukan pertemuan dengan Pimpinan yang mana dalam
kegiatan tersebut selanjutnya akan membahas rencana kegiatan atau
gagasan serta meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan.
Adapun hasil dari pertemuan tersebut selanjutnya akan dicatat sebagai dari
pertemuan dan bimbingan dari pimpinan.
55
Gambar 4.1.1 Melakukan Koordinasi dalam rencana kegiatan
Gambar 4.1.2. Menerima arahan atau mencatat arahan dari pimpinan
56
Pada dasarnya melakukan persiapan rencana kegiatan merupakan
kegiatan pada tahap awal sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Untuk
melakukan koordinasi dengan dengan rekan kerja apalagi Pimpinan,
seorang ASN harus mengunakan bahasa yang baik, bersikap sopan dan
santun, mengutarakan maksud dengan jelas dan mudah dipahami, begitu
pula dengan melakukan pertemuan dengan pimpinan. Kegiatan ini
mengandung nilai Etika Publik. Dengan adanya hal tersebut, akan terjalin
komunikasi yang baik, apa yang disampaikan dapat dipahami oleh
Pimpinan.
Dalam melakukan suatu kegiatan dibutuhkan perencanaan strategis,
termasuk meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan,
mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari Pimpinan, membuat surat
57
rekomendasi kegiatan berdasarkan hasil pertemuan, dan memasukkan surat
rekomendasi kegiatan ke Pimpinan untuk disetujui dan ditandatangani yang
outputnya dalam bentuk Surat tugas kegiatan yang telah disetujui oleh
pimpinan, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan. Hal ini menyangkut nilai
Akuntabilitas, karena dengan adanya surat persetujuan atas perencanaan
kegitan, menunjukan rasa tanggung jawab, transparan.
Analisis Dampak
Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar PNS yang terdiri dari
Akuntabilitas dan Etika Publik sangat diperlukan dalam melaksanakan
persiapan kegiatan. Luarannya adalah adanya Surat tugas yang baik, benar,
dan sesuai dengan standar operasional prosedur. Muaranya, proses
persiapan rencana kegiatan akan berjalan dengan baik dan akan berimplikasi
pada realisasi kegiatan yang akan berjalan sesuai dengan SOP dan time
schedule yang telah direncanakan. Penerapan nilai-nilai dasar ASN pada
persiapan kegiatan memiliki dampak positif yaitu dengan adanya kegiatan
tersebut maka perencanaan kegiatan akan lebih matang sehingga dapat
mengurangi atau memperkecil kemungkinan terjadinya human eror. Namun,
apabila tidak diterapkan nilai dasar ASN, target kegiatan yang telah
dilaksanakan tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tidak
akan mendapatkan hasil atau output sesuai dengan yang diharapkan.
2. Deskripsi Kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
Tabel 4.3 Deskripsi kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
Kegiatan II Mengumpulkan Bahan KAK/TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi
58
Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan data–data yang
diperlukan untuk penyelsaian
tugas penelitian dan
pengembangan;
2. Memeriksa keakuratan data;
3. Mengkonsultasikan keakuratan
data kepada pihak terkait; dan
4. Memperoleh data yang akurat.
Mengumpulkan Bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi merupakan salah satu kegiatan yang bersumber
dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan Mengumpulkan Bahan
KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi
dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan kegiatan.
Pertama, mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas penelitian dan pengembangan. Proses pengumpulan
data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu dari bahan
bacaan berupa buku, jurnal, makalah, data sebelumnya yang telah ada
maupun dari internet. Dalam proses pengumpulan data yang dapat dilakukan
dengan membaca berbagai sumber maka selanjutnya masuk pada tahap
yang kedua yaitu memeriksa keakuratan data dengan cara mengecek
sinkronisasi data yang telah didapatkan dengan hasil koordinasi sesuai
dengan petunjuk yang telah diberikan oleh pimpinan.
Pada tahapan ketiga yaitu mengkonsultasikan keakuratan data
kepada pihak terkait merupakan hasil dari data yang telah dikumpulkan dan
dicek keakuratan datanya. Pada tahapan ini, pimpinan dalam hal ini Kasubbid
akan memeriksa kembali lebih lanjut data yang telah dikumpulkan,
memeriksa keakuratan data serta lebih lanjut memberikan arahan untuk
kegiatan selanjutnya. Hasil dari konsultasi inilah yang nantinya menentukan
tahapan yang keempat yaitu memperoleh data yang akurat. Data yang akurat
59
tersebut merupakan output dari kegiatan mengumpulkan bahan KAK/TOR
kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Gambar 4.2.1 Mengumpulkan Data-Data Yang Diperlukan Untuk
Penyelesaian Tugas Penelitian Dan Pengembangan
60
Gambar 4.2.2 Memeriksa Keakuratan Data
Gambar 4.2.3 Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak
terkait
61
Gambar 4.2.4 Memperoleh data yang akurat
Dalam kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi yang mana proses
pengumpulan data bertujuan untuk menjadi langkah awal dalam
menentukan permasalahan dengan jelas agar penyelesaiannya tepat
sasaran, yakni efektivitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini
berorientasi pada nilai Komitmen Mutu. Selain itu, pada kegiatan ini juga
memiliki tahapan berupa Memeriksa keakuratan data; dan mengkonsultasikan
keakuratan data kepada pihak terkait sehingga memperoleh data yang akurat.
Dari tahapan kegiatan tersebut terkandung Nilai Akuntabilitas karena dari
tahapan kegiatan tersebut merupakan wujud dari sikap yang konsistensi
untuk menyajikan data yang valid dan mengutamakan kejujuran.
Analisis Dampak
Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar PNS yang terdiri dari
Komitmen Mutu dan Akuntabilitas sangat diperlukan dalam melaksanakan
62
mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah adanya data akurat yang dapat
mendukung penyusunan KAK/TOR pada kegiatan selanjutnya yang dibuat
berupa daftar kebutuhan informasi yang dibutuhkan yang tersusun dalam
satu file excel. Muaranya, proses mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi akan berjalan dengan baik
dan akan berimplikasi pada penyajian data yang akurat untuk mendukung
realisasi kegiatan kelitbangan yang telah direncanakan. Penerapan nilai-nilai
dasar ASN dalam kegiatan ini memiliki dampak positif yaitu tersajinya data
kelitbangan yang akurat. Namun, apabila tidak ada keinginan untuk
menyajikan informasi berupa data yang akurat maka nilai dasar ASN, yaitu
berupa nilai komitmen mutu dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak
akan terwujud dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tidak akan
mendapatkan hasil atau output sesuai dengan yang diharapkan yang dapat
menimbulkan data tidak akurat.
Kemudian berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan Bahan
KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi yang
tidak semata-mata hanya berimplikasi pada perwujudan nilai komitmen mutu,
namun juga dapat mewujudkan nilai dasar PNS berupa akuntabilitas. Dalam
perwujudan nilai akuntabilitas tersebut dapat dilihat dalam tahapan
memeriksa keakuratan data dan mengkonsultasikan pada atasan mengenai
akurat data yang telah diperoleh. Namun sebaliknya apabila tidak ada
keinginan untuk menjalin komunikasi yang baik antara atasan dengan staf
dalam menentukan keakurat data yang diperoleh maka nilai akuntabilitas
sebagai salah satu nilai dasar PNS tidak akan terwujud dengan sebagaimana
mestinya. Di samping itu pula dapat memengaruhi pola pikir PNS untuk tidak
menyajikan data yang akurat sehingga pola pikir tersebut hanya
mengandalkan data yang sudah ada sebelumnya tanpa mempertimbangkan
keakuratan dan kekinian data yang diperoleh.
63
3. Mengidentifikasi KebutuhanBahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang
Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
Tabel 4.4
Deskripsi kegiatan Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
Kegiatan III Mengidentifikasi kebutuhan
bahan KAK/TOR Kegiatan
Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi
Tahapan Kegiatan 1. Mengidentifikasi skala prioritas
dari kegiatan yang hendak
dibuat
2. Mengidentifikasi permasalahan
yang hendak menjadi sub
output skala prioritas.
3. Membuat keterkaitan solusi
yang ditawarkan dengan output
yang akan dihasilkan
4. Mempelajari dan menganalisa
data penelitian dan
pengembangan;
5. Mengecek kesesuaian data
penelitian dan pengembangan
dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku
Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang
Inovasi Dan Pengembangan Teknologi masih juga merupakan salah satu
kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan
Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi
64
Dan Pengembangan Teknologi dilaksanakan dalam 5 (lima) tahapan
kegiatan.
Pertama, mengidentifikasi skala prioritas dari kegiatan yang hendak
dibuat. Proses mengidentifikasi skala prioritas yaitu data yang telah
diperoleh baik dari beberapa data inovasi kemudian diidentifikasikan
menurut tingkat kegentingannya serta dengan berbagai macam alasan
sehingga pada tahapan kegiatan ini dapat diperoleh bahan yang dapat
nantinya dapat memudahkan penyusunan KAK/TOR. Dalam proses
mengidentifikasi skala prioritas kegiatan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai jenis alasan maka selanjutnya masuk pada
tahap yang kedua yaitu mengidentifikasi permasalahan yang hendak
menjadi sub output skala prioritas dengan cara memerhatikan keterkaitan
skala prioritas kegiatan yang nantinya akan mendukung output yang akan
membantu dalam penyusunan KAK/TOR.
Pada tahapan ketiga yaitu membuat keterkaitan solusi yang
ditawarkan dengan output yang dihasilkan yang mana pada tahapan ini
merupakan hasil dari identifikasi skala prioritas dengan identifikasi
permasalahan yang akan nantinya menjadi sub output skala prioritas. Dalam
tahapan ini, bisa saja terjadi ketidaksinkronan antara hasil identifikasi tahap
pertama dengan tahap kedua sehingga harus ditawarkan suatu solusi yang
dapat menyinkronkan antara skala prioritas kegiatan dengan permasalahan
yang nantinya akan menjadi sub output skala prioritas. Perlu diketahui bahwa
sub output inilah nantinya yang akan berkembang dan saling terikat satu
sama lainnya sehingga dapat lebih menguatkan tingkat kegentingan skala
prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahapan pertama. Dari
adanya solusi yang telah ditawarkan serta telah ditetapkan maka selanjutnya
pada tahapan keempat dilakukanlah proses memperlajri dan menganalisa
data penelitian dan pengembangan. Pada tahapan ini, data yang telah yang
telah ada sebelumnya kemudian dipelajari dan dianalisa untuk dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penyusunan KAK/TOR. Selanjutnya pada
tahapan kelima, dari hasil memperlajari dan menganalisa data penelitian dan
65
pengembangan maka dilakukan pengecekan kesesuaian data penelitian dan
pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Dalam proses
mengecek kesesuaian data tersebut yaitu dengan cara melihat keterkaitan
dasar hukum dari data yang hendak akan menjadi bahan penyusunan
KAK/TOR. Selain keterkaitan dasar hukum juga dibutuhkan alasan yang
melatarbelakangi penyusunan KAK/TOR sehingga menimbulkan tujuan serta
arah yang jelas dalam rencana pelaksanaan kegiatan tersebut.
Gambar 4.3.1 Mengidentifikasi Skala Prioritas Dari Kegiatan
Gambar 4.3.2 Mengidentifikasi Permasalahan yang Hendak Menjadi
Sub Output Skala Prioritas
66
Gambar 4.3.3 Membuat Keterkaitan Solusi yang Ditawarkan dengan
Output yang Akan Dihasilkan
Gambar 4.3.4 Mempelajari dan Menganalisa Data Penelitian dan
Pengembangan
67
Gambar 4.3.5 Mengecek kesesuaian data penelitian dan
pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
68
Proses pengumpulan data bertujuan untuk mengidentifikasi
permasalahan dengan jelas agar penyelesaianya tepat sasaran, yakni akan
berpengaruh pada efektivitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini
berorientasi pada nilai Komitmen Mutu. Selain itu kegiatan ini juga memiliki
nilai Akuntabilitas karena konsistensi untuk menyajikan data yang valid
dan mengutamakan kejujuran. Terkumpulnya data yang valid, dapat
dipertanggungjawabkan turut berkonstribusi terhadap capaian kegiatan
sesuai dengan yang telah tercantum dalam standar operasional prosedur
yang telah ditetapkan.
Analisis Dampak
Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan pada nilai dasar ASN yang terdiri
dari Komitmen Mutu dan Akuntabilitas sangat diperlukan dalam
melaksanakan mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan
Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah berupa
adanya daftar rincian skala prioritas serta rumusan masalah yang tersusun
dalam satu file excel. Dari daftar tersebutlah dapat mempemudah dalam proses
penentuan skala prioritas. Muaranya dari kegiatan mengidentifikasi
kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan
Teknologi ini yang terdiri dari 5 (lima) tahapan, akan berimplikasi pada
realisasi kegiatan yang akan berjalan sesuai dengan SOP dan time schedule
yang telah direncanakan. Apabila penentuan skala prioritas dilakukan dengan
cermat disertai pertimbangan yang baik maka akan menghasil dampak yang
positif terhadap output dari kegiatan tersebut. Adapun output yang dihasilkan
data daftar rincian skala prioritas dengan rumusan masalah yang akan
dilaksanakan. Namun, apabila skala prioritas hanya ditentukan tanpa
pertimbangan apapun maka akan berpengaruh terhadap luaran/output dari
kegiatan tersebut. Hal tersebut bisa berdampak pula pada pelaksanaan
kegiatan yang akan tidak berjalan sesuai dengan yang harapkan karena nilai
dasar PNS dalam hal ini nilai komitmen mutu terwujud dengan baik.
69
Kemudian berkaitan dengan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan
bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi
yang tidak semata-mata hanya berimplikasi pada perwujudan nilai komitmen
mutu saja, namun juga dapat mewujudkan nilai dasar PNS berupa
akuntabilitas. Dalam perwujudan nilai akuntabilitas tersebut dapat dilihat
dalam tahapan memperlajari dan menganalisa data penelitian dan
pengembangan yang selanjutnya dilakukan pengecekan kesesuaian data
penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Namun sebaliknya apabila tidak ada keinginan untuk melaksanakan tahapan-
tahapan pada kegiatan mengidentikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan
Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi dengan baik atau
melaksanakan tahapan kegiatan tidak sesuai dengan tahapan yang telah
ditentukan maka nilai akuntabilitas sebagai salah satu nilai dasar PNS tidak
akan terwujud dengan sebagaimana mestinya. Di samping itu pula dapat
memengaruhi pola pikir dan pola kerja PNS menjadi sistematis yang juga
dapat mempengaruhi caklawala berpikir menjadi kaku dan bisa saja tidak
dapat mengikuti perkembangan zaman atau tidak up to date.
4. Membantu Pimpinan Dalam Membuat Rencana Anggaran
Tabel 4.5
Deskripsi Kegiatan Membantu Pimpinan Dalam Membuat Rencana
Anggaran
Kegiatan IV Membantu Pimpinan Dalam
Membuat Rencana Anggaran
Tahapan Kegiatan 1. Membuat rincian anggaran
terhadap perencanaan kegiatan
di Balitbangda
2. Mencetak dokumen
perencanaan anggaran.
70
3. Menyerahkan dokumen ke
pimpinan untuk sebagai bahan
pertimbangan atas
perencanaan.
Membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran merupakan
salah satu kegiatan vital yang disusun berdasarkan pada dokumen
pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA SKPD).
Kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran
dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan.
Pertama, membuat rincian anggaran terhadap perencanaan
kegiatan di Balitbangda. Proses membuat rincian anggaran terhadap
perencanaan kegiatan di Balitbangda meurpakan tahapan awal dalam
kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran. Rincian
anggaran yang dibuat harus disesuaikan dengan dokumen pelaksanaan
anggaran (DPA) di Balitbangda. Dalam proses pembuatan rincian anggaran
kegiatan hingga selesai makanya selanjutnya memasuki tahapan kedua
yaitu mencetak dokumen perencanaan anggaran. Hasil luaran berupa hasil
cetak dokumen perencanaan anggaran tersebut selanjutnya diserahkan ke
pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan atas perencanaan. Dalam hal
ini baik perencanaan anggaran maupun perencanaan kegiatan. Dengan
menyerahkan dokumen ke pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan
atas perencanaan merupakan sebagai tahapan ketiga dalam kegiatan
membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran.
71
Gambar 4.4.1 Membuat Rincian Anggaran Terhadap Perencanaan
Kegiatan Di Balitbangda
Gambar 4.4.2 Mencetak Dokumen Perencanaan Anggaran
72
Gambar 4.4.3 Menyerahkan Dokumen Ke Pimpinan Untuk Sebagai
Bahan Pertimbangan Atas Perencanaan
73
Pada kegiatan membantu pimpinan membuat rencana anggaran
adapun nilai yang terkandung di dalamya adalah Etika Publik, karena
membantu Pimpinan dalam membuat gambaran yang jelas suatu kegiatan
adalah demi menciptakan lingkungan non diskriminatif, dan menghargai
kerjasama. Selain itu dengan memberikan gambaran yang jelas kepada
Pimpinan atas rekalkulasi pengganggaran kegiatan dapat pula menjadi
penunjang terwujudnya komitmen mutu karena mengutamakan
kebersamaan, tidak ego sentrik, serta bentuk sinergi yang positif antar
stakeholders. Di samping itu, kegiatan ini juga mengandung nilai
Akuntabilitas karena berkaitan dengan pembuatan rincian anggaran, yang
mana dalam membuat rincian anggaran harus sesuai dengan pedoman yang
telah ditetapkan melalui dokumen pelaksanaan anggaran pada masing-
masing satuan perangkat daerah, dalam hal ini di Badan Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kab. Wajo. Adapun dari sisi nilai Anti Korupsi,
kegiatan ini menuntut ASN untuk bersikap jujur dalam menyajikan data rincian
anggaran, serta bentuk kepedulian baik kepada sesama rekan Pimpinan
maupun masyarakat. Dari sikap anti korupsi yang diwujudkan tersebut dapat
diimplementasikan dengan menyusun rincian anggaran sesuai dengan
proporsi anggaran yang telah ditetapkan dengan tidak mengurangi maupun
melebih-lebihkan.
Analisis Dampak
Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN Etika Publik,
akuntabilitas, dan anti korupsi sangat diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran. Luarannya
adalah adanya rincian anggaran perencanaan kegiatan. Muaranya dari
kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran terdiri dari
3 (tiga) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap realisasi penggunaan
anggaran pada saat pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Pada
kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran memiliki
74
dampak positif yaitu penggunaan anggaran akan sesuai dengan rencana
anggaran yang telah ditetapkan, selain itu juga dapat mencegah
pembengkakan anggaran. Namun apabila rincian anggaran tidak dibuat
sesuai dengan dokumen pelaksanaan anggaran atau tidak berpedoman pada
dokumen pelaksanaan anggaran sampai pada akhirnya dokumen
perencanaan anggaran tersebut diserahkan kepada pimpinan yang tadinya
tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan anggaran maka akan
berpengaruh terhadap penggunaan anggaran sehingga efektivitas
pelaksanaan kegiatan juga ikut berpengaruh yang bisa saja menjadi tidak
terlaksana tidak sesuai dengan output yang diharapkan. Dengan demikian
perencanaan anggaran memang harus sesuai dengan yang telah ditentukan
sesuai dengan postur anggaran yang telah ditetapkan jika tidak dibuat sesuai
dengan telah ditetapkan maka akan sangat berakibat fatal dalam penggunaan
anggaran dan tidak hanya itu akan terbentuk mental korup dalam pengguna
anggaran.
5. Menyusun Draf KAK /TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi
Tabel 4.6
Deskripsi Kegiatan Menyusun Draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang
Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
Kegiatan V Menyusun Draf KAK/TOR
Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi
Tahapan Kegiatan 1. Menelaah data;
2. Melaksanakan konsultasi
dengan atasan;
3. Menghimpun hasil konsultasi;
4. Menyimpulkan data penelitian
dan pengembangan.
75
Penyusunan draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi merupakan salah satu kegiatan yang bersumber
dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan menyusun draf KAK/TOR
kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi dilaksanakan
dalam 4 (empat) tahapan kegiatan.
Pertama, menelaah data. Kegiatan menelaah data merupakan
kegiatan kegiatan mengkaji, memeriksa dan mempelajari data yang akan
dimasukkan dalam proses penyusunan KAK/TOR sesuai dengan tema
KAK/TOR yang akan disusun. Selanjutnya pada tahapan kedua, hasil
penelaahan data yang telah dilakukan maka dilaksanakan konsultasi
dengan atasan mengenai data yang telah diperolah dari hasil penelahaan.
Dari hasil konsultasi dengan atasan tersebutlah maka selanjutnya dihimpun
sebagai bagian dari tahapan ketiga dalam kegiatan penyusunan KAK/TOR
kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi ini. Hasil dari
konsultasi yang telah dihimpun tersebut kemudian disusun sedemikianrupa
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan tetap memerhatikan standar
operasional prosedur dalam penyusunan KAK/TOR kegiatan Subbidang
Inovasi dan Pengembangan Teknologi. Dari kegiatan tersebut maka pada
tahapan keempat dapatlah disimpulkan data penelitian dan
pengembangan. Kegiatan menyimpulkan data penelitian dan
pengembangan tersebut merupakan tahapan akhir dalam penyusunan
KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi yang
mana data-data dalam KAK/TOR tersebut akan termuat mengenai latar
belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran, luaran, tahapan kegiatan, tenaga
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi hingga rincian anggaran yang akan digunakan
serta time schedule pelaksanaan kegiatan Subbidang Inovasi dan
Pengembangan Teknologi yang selanjutnya akan dilanjutkan dalam
kegiatan selanjutnya.
76
Gambar 4.5.1 Menelaah Data
Gambar 4.5.2 Melaksanakan Konsultasi dengan Atasan
77
Gambar 4.5.3 Menghimpun Hasil Konsultasi
Gambar 4.5.4 Menyimpulkan Data Penelitian Dan Pengembangan
78
Kegiatan Menyusun Draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan
Pengembangan Teknologi mengandung nilai Komitmen Mutu,
Akuntabilitas, Nasionalisme dan Etika Publik. Dalam kegiatan menyusun
draf KAK/TOR tersebut tahapan menelaah data merupakan tahapan kegiatan
yang mengandung nilai komitmen mutu, di mana dalam tahapan kegiatan
tersebut data-data yang diperoleh harus merupakan data yang layak
digunakan dalam penyusunan draf KAK/TOR. Selajutnya nilai dasar ASN
yang lainnya yaitu akuntabilitas yang perwujudannya dapat dilihat dalam
tahapan kegiatan menghimpun data serta pada tahapan menyimpulkan data.
Pada kegiatan tersebut tercermin sikap yang penuh tanggung jawab terhadap
proses menghimpun hingga menyimpulkan data yang akurat untuk digunakan
dalam pembuatan draf KAK/TOR.
Dalam tahapan kegiatan konsultasi mengandung nilai nasionalisme.
Hal tersebut dapat dilihat dengan kegiatan gotong royong atau kerjasama
antara atasan dengan bawahannya dalam menentukan data yang akan
digunakan dalam pembuatan draf KAK/TOR. Selanjutnya tahapan kegiatan
konsultasi dengan atasan juga merupakan perwujudan nilai dasar ASN yaitu
etika publik. Kegiatan konsultasi tersebut menunjukkan bahwa dalam
melakukan konsultasi dengan atasan harus tetap mengedepankan nilai-nilai
etika dan kesopanan apabila melakukan konsultasi dengan atasan maupun
dengan teman sejawat.
Analisis Dampak
Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN komitmen mutu,
akuntabilitas, nasionalisme dan etika publik sangat diperlukan dalam
melaksanakan kegiatan menyusun Draf KAK/TOR kegiatan Subbidang
Inovasi Dan Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah adanya
dokumen KAK/TOR. Muaranya dari kegiatan menyusun Draf KAK/TOR
kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi terdiri dari 4
(empat) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap pelaksanaan rencana
kegiatan. Kegiatan menyusun KAK/TOR ini merupakan kegiatan yang
79
memiliki dampak yang baik bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan
kelitbangan. Namun apabila kegiatan menyusun draf KAK/TOR tidak sesuai
dengan yang seharusnya maka akan berdampak terhadap kelancaran
kegiatan yang sesuai dengan tema yang telah direncanakan dan ditentukan
dalam KAK/TOR. Selain itu apabila KAK/TOR tidak dibuat dengan sebaik-
baiknya maka akan memengaruhi seluruh unsur-unsur yang terlibat dalam
kelancaran pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang telah direncanakan
dalam KAK/TOR akan berjalan dengan efektif apabila didukung oleh
KAK/TOR sebagai suatu perencanaan kegiatan kelitbangan khususnya
pada Bidang Inovasi dan Teknologi.
6. Menjadi Operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan
Pengembangan Daerah Kab. Wajo
Tabel 4.7
Deskripsi Kegiatan Menjadi Operator Penyusunan Kebutuhan
Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian
Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo
Kegiatan VI Menjadi Operator Penyusunan
Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi PNS Lingkup Kantor
Badan Penelitian Dan
Pengembangan Daerah Kab.
Wajo
Tahapan Kegiatan 1. Mengikuti Workshop
Penyusunan Kebutuhan
Pengembangan Kompetensi
PNS di Lingkup kab. Wajo;
80
2. Mengumpulkan data PNS di
Lingkup Kantor Balitbangda;
3. Menginput data PNS pada
aplikasi SIPKA di Lingkup
Kantor Balitbangda;
Kegiatan menjadi operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan
Daerah Kab. Wajo merupakan kegiatan tambahan berdasarkan tugas pokok
dan fungsi sesuai pada analisis jabatan pada kantor Badan Penelitian dan
Pengembangan Kab. Wajo. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Wajo dalam hal ini
diselenggarakan oleh BKPSDM Kab. Wajo kerjasama dengan Lembaga
Administrasi Negara yang diikuti oleh seluruh bagian kepegawaian serta staf
operator Perangat Daerah Kab. Wajo yang berlangsung selama 3 hari di
Kantor BKPSDM Kab. Wajo. Kegiatan workshop tersebut terlaksana pada
bulan Februari 2019.
Setelah mengikuti kegiatan Penyusunan Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan
Daerah Kab. Wajo tersebut maka selanjutnya para Kasubbag Kepegawaian
diharapkan mengisi Aplikasi SIPKA sesuai dengan data PNS di masing-
masing satuan kerja perangkat daerah dalam hal ini terkhusus di Badan
Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo. Dengan demikian untuk
tahapan kegiatan yang kedua yaitu mengumpulkan data PNS di Lingkup
Balitbangda untuk selanjutnya masuk pada tahap ketiga yaitu menginput data
PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup Kantor Balitbangda.
81
Gambar 4.6.1 Mengikuti Workshop Penyusunan Kebutuhan
Pengembangan Kompetensi PNS di Lingkup Balitbangda
82
Gambar 4.6.2 Mengumpulkan data PNS di Lingkup Kantor
Balitbangda
83
Gambar 4.6.3 Menginput data PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup
Kantor Balitbangda
Keterkaitan nilai-nilai ASN pada kegiatan menjadi operator
penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi PNS lingkup kantor
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo yaitu mengandung
nilai akuntabilitas, komitmen mutu, dan etika publik. Dalam kegiatan
84
mengikuti workshop tersebut merupakan tahapan merupakan tahapan
kegiatan yang mengandung nilai komitmen mutu, di mana pada tahapan
kegiatan tersebut operator dibimbing untuk mengisi data PNS sesuai dengan
data yang dibutuhkan. Kemudian untuk tahapan mengumpulkan data PNS di
Lingkup Balitbangda mengandung nilai akuntabilitas dan komitmen mutu, hal
tersebut dapat tercermin dari kegiatan mnegunpulkan data PNS yang akurat
sesuai dengan yang dbutuhkan dalam aplikasi SIPKA. Sementara untuk nilai
etika publik terkandung dalam tahapan mengumpulkan data PNS. Kegiatan
tersebut tercermin pada saat meminta data kepada masing-maisng PNS yang
ada pada Lingkup Kantor Balitbangda. Etika public juga tercermin pada saat
meminta data kepada masing-maisng PNS yang ada di Lingkup Kantor
Balitbangda dengan tetap memerhatikan nilai kesopanan dan etika yang
berlaku. Hal tersebut juga dilakukan demi terwujudnya nilai komitmen mutu
dalam tahapan mengumpulkan data PNS.
Nilai komitmen mutu tercermin dari kualitas data yang diperoleh yang
selanjutnya diinput dalam aplikasi SIPKA sebagai bagian dari tahapan yang
ketiga. Dalam tahapan ketiga dengan menginput data PNS diaplikasi SIPKA
tersebut mengandung nilai komitmen mutu dalam penginputan data PNS
yang sesuai dengan data akurat yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan
yang ada pada aplikasi SIPKA.
Analsis Dampak
Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN akuntabilitas,
komitmen mutu, dan etika publik sangat diperlukan dalam melaksanakan
kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan
kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah. Luarannya adalah adanya data dalam aplikasi SIPKA. Muaranya dari
kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan
kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah terdiri dari 3 (tiga) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap
pengembangan kompetensi PNS yang ada di Lingkup Kantor Balitbangda.
85
Apabila aplikasi SIPKA tersebut tidak diisi sesuai dengan data
pengembangan kompetensi yang telah diikuti oleh PNS maka akan berakibat
pada pengembangan komptensi bagi PNS yang bersangkutan. Aplikasi
SIPKA ini sebagai wadah untuk mengetahui jenjang pendidikan, jenjang karir
serta data diklat dan sejenisnya yang telah diikuti oleh PNS, khususnya yang
ada di Lingkup Balitbangda. Namun apabila pada tahapan penginputan data
tidak sesuai dengan data real yang ada makanya akan sangat mempengaruhi
pengembangan kompetensi PNS ditingkat selanjutnya, selain itu pula adanya
pengisian aplikasi SIPKA ini juga sebagai bentuk control terhadap
keikutsertaan PNS dalam mengikuti pengembangan kompetensi dan menjadi
dasar bagi BKPSDMdalam mengajukan atau mengusulkan nama-nama PNS
yang diutus untuk mengikuti pengembangan kompetensi.
7. Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing
Tabel 4.8
Deskripsi Kegiatan Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja
Peneliti Asing
Kegiatan mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing
merupakan kegiatan tambahan dalam kegiatan aktualisasi. Kegiatan
mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing juga merupakan
Kegiatan VII Mengikuti Workshop Nasional
Mitra Kerja Peneliti Asing
Tahapan Kegiatan 1. Pemaparan hasil kerjasama
penelitian dari peneliti Asing;
2. Pemaparan hasil peneltian dari
lembaga pemerintah;
3. Pemaparan hasil penelitian dari
beberapa Perguruan Tinggi di
Indonesia
86
kegiatan yang menunjang tugas pokok dan fungsi terdapat jabatan analis
peneltian dan pengembangan. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh
Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek DIkti).
Kegiatan tersebut terselenggara dalam rangka mengevaluasi capacity
building lembaga litbang dan Perguruan Tinggi Mitra Kerja Asing sebagai
manfaat dan dampak pemberian izin penelitian asing dalam menghadapi
tantangan dan peluang kerjasama riset internasional.
Wokshop yang diikuti tersebut terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan
kegiatan yang pertama pemaparan hasil kerjasama penelitian dari penelti
asing. Pada kegiatan tersebut 3 (tiga) perwakilan negara masing-masing
perwakilan dari kedutaan Amerika Serikat, Kedutaan Peranci, dan
Kedutaan Jerman memaparkan sejauhaman kerjasama penelitian yang
dilaksanakan dengan pihak pemerintah Indonesia. Selain itu juga
dipaparkan kontribusi maisng-masing kedutaan tersebut terhadap bidang
riset di Indonesia.
Tahapan kedua yaitu pemaparan hasil penelitian dari lembaga
pemerintah. Pada tahapan kegiatan ini, pihak dari pemerintah memaparkan
hasil peneltiannya kepada peserta workshop yang hadir, serta
menyampaikan presentase progress kegiatan peneltian yang sementara ini
dilaksanakan. Serta yang dibiayai oleh pihak asing.
Tahapan ketiga, pemaparan hasil peneltian dari beberapa Perguruan
Tinggi di Indonesia. Dalam tahapan ketiga ini, pemateri dari maisng-maisng
Perguruan Tinggi mempresentasikan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan serta memaparkan pula analisis dampak dari penelitian yang
telah dilaksanakan oleh maisng-masing peneliti.
87
Gambar 4.7.1 Pemaparan Hasil Kerjasama Penelitian Dari Penelti
Asing
Gambar 4.7.2 Pemaparan Hasil Peneltian dari Lembaga Pemerintah
88
Gambar 4.7.3 Pemaparan Hasil Penelitian dari Beberapa Perguruan
Tinggi Di Indonesia
Kegiatan mengikuti workshop nasional mitra kerja peneliti asing
mengandung nilai Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi,
Nasionalisme dan Etika Publik. Dalam kegiatan mengikuti workshop
nasional mitra kerja peneliti asing pada ketiga tahapan tersebut baik itu
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--temanna #LABEDDU
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiAgus Triono
 
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsanIkhsan Prabowo
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityCoach RFIRMANS
 
Orientasi PPPK-erna.pptx
Orientasi PPPK-erna.pptxOrientasi PPPK-erna.pptx
Orientasi PPPK-erna.pptxOjiTingTing
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiAgus Triono
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSSally Salsabila
 
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraWawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraAlfonsus Liguori
 
1.analis isu instansi
1.analis isu instansi1.analis isu instansi
1.analis isu instansiErinaUtami1
 
Rancanga yuyun matriks tabel
Rancanga yuyun matriks tabelRancanga yuyun matriks tabel
Rancanga yuyun matriks tabeltemanna #LABEDDU
 
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Coach RFIRMANS
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanhoyin rizmu
 
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawas
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawasMateri pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawas
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
 
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publiktemanna #LABEDDU
 

Was ist angesagt? (20)

Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
Agenda iii pkp-modul manajemen pengawasan--
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasi
 
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan
180701 Laporan Rencana Aktualisasi ANEKA ikhsan
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
Orientasi PPPK-erna.pptx
Orientasi PPPK-erna.pptxOrientasi PPPK-erna.pptx
Orientasi PPPK-erna.pptx
 
Habituasi
HabituasiHabituasi
Habituasi
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
overview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptxoverview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptx
 
Rancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriksRancanga yuyun matriks
Rancanga yuyun matriks
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasi
 
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNSAnalisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
Analisis Isu Kontemporer Latsar CPNS
 
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraWawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
 
1.analis isu instansi
1.analis isu instansi1.analis isu instansi
1.analis isu instansi
 
Rancanga yuyun matriks tabel
Rancanga yuyun matriks tabelRancanga yuyun matriks tabel
Rancanga yuyun matriks tabel
 
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
Salinan Peraturan LAN 10 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan LAN 1 Ta...
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawas
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawasMateri pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawas
Materi pengendalian kegiatan pelatihan kepemimpinan pengawas
 
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
5ilham summary penyusunan rka pelayanan publik
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 

Ähnlich wie Laporan aktualisasi yuyun

Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedistemanna #LABEDDU
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtartemanna #LABEDDU
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfDediWahyudi41
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiOktav77
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pnsShintaDevi11
 
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19ssuserb9a7ae
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangtemanna #LABEDDU
 
377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rhefaamalia
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxLauraGreen887065
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai067nuryani
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasitomyjenius
 
1576209542_Ringkasan Akuntabilitas .pdf
1576209542_Ringkasan  Akuntabilitas .pdf1576209542_Ringkasan  Akuntabilitas .pdf
1576209542_Ringkasan Akuntabilitas .pdftiarasyahbana1
 

Ähnlich wie Laporan aktualisasi yuyun (20)

Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
 
Aktualisasi ganesha
Aktualisasi ganeshaAktualisasi ganesha
Aktualisasi ganesha
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdf
 
Manajemen ASN
Manajemen ASNManajemen ASN
Manajemen ASN
 
04 yanti way
04 yanti way04 yanti way
04 yanti way
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
 
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19
BAB I Rancangan Aktualisasi Vaksinasi COVID 19
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh377029966 rancangan-rh
377029966 rancangan-rh
 
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptxetikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
 
Sdm sambutan sosialisasi
Sdm sambutan sosialisasiSdm sambutan sosialisasi
Sdm sambutan sosialisasi
 
Etika profesi PNS
Etika profesi PNSEtika profesi PNS
Etika profesi PNS
 
Manajemen ASN
Manajemen ASNManajemen ASN
Manajemen ASN
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Rancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasiRancangan aktualisasi presentasi
Rancangan aktualisasi presentasi
 
1576209542_Ringkasan Akuntabilitas .pdf
1576209542_Ringkasan  Akuntabilitas .pdf1576209542_Ringkasan  Akuntabilitas .pdf
1576209542_Ringkasan Akuntabilitas .pdf
 
Sistem dp3
Sistem dp3Sistem dp3
Sistem dp3
 

Mehr von temanna #LABEDDU

Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 pngtemanna #LABEDDU
 
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemdatemanna #LABEDDU
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmtemanna #LABEDDU
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...temanna #LABEDDU
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020temanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu datatemanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletroniktemanna #LABEDDU
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTtemanna #LABEDDU
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektroniktemanna #LABEDDU
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHtemanna #LABEDDU
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidtemanna #LABEDDU
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19temanna #LABEDDU
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19temanna #LABEDDU
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpttemanna #LABEDDU
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaratemanna #LABEDDU
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduatemanna #LABEDDU
 

Mehr von temanna #LABEDDU (20)

Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
 
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
 
Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankedua
 

Kürzlich hochgeladen

Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Laporan aktualisasi yuyun

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang diatur dalam Undang- undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang menjelaskan bahwa, Pemerintahan Daerah ditujukan untuk mendorong lebih terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam menyejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan pelayanan publik maupun melalui peningkatan daya saing Daerah. Perubahan ini bertujuan untuk memacu sinergi dalam berbagai aspek dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintah Pusat. Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah akan sulit tercapai tanpa adanya dukungan personel yang memadai baik dalam jumlah maupun standar kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Dengan cara tersebut Pemerintah Daerah akan mempunyai birokrasi karir yang kuat dan memadai dalam aspek jumlah dan kompetensinya. Kaitannya dengan peningkatan kompetensi, tentunya perlu didukung dengan kualitas dari aparatur perangkat daerah itu sendiri. Adapun kualitasnya dapat dilihat dari bagaimana aparatur itu sendiri menjalalankan tugas, fungsi dan perannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Fungsi sebagai ASN sebagaimana dalam Pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa, perlu mengaplikasikan nilai-nilai dasar ASN dalam setiap kegiatan kerjanya. Pegawai Negeri Sipil atau disingkat PNS merupakan bagian dari ASN sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
  • 2. 2 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menjelaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan untuk menanamkan nilai-nilai dasar ASN bagi PNS. Untuk dapat membentuk sosok PNS yang mampu mengerti tugas pokok dan fungsi yang sesuai kode etik, nilai dasar, dan kode perilaku PNS yang diaktualisasikan kedalam tindakan sehari hari maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan (diklat). Sesuai dengan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebelum diangkat sebagai PNS setiap CPNS wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan prajabatan (Diklat prajabatan). Tujuan dari diklat prajabatan ini yaitu untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai ASN. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang diarahkan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat. Kemudian lebih lanjut nomenklatur Diklat Prajabatan diubah menjadi Pelatihan Dasar Calon PNS, sebagaimana tercantum dalam Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018, merupakan salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca disahkannya Undang-Undang ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk kemampuan bersikap dan
  • 3. 3 bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat. Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan III diselenggarakan untuk membentuk PNS profesional yang berkarakter, yaitu karakter yang dibentuk oleh sikap dan perilaku displin PNS, nilai- nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional. Nilai-nilai dasar PNS yang dimaksud ialah meliputi lima materi pokok yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA). Sedangkan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yaitu dalam materi pelayanan publik, manajemen asn, dan whole of goverment. Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu, pegawai ASN harus memiliki profesi dan manajemen ASN yang berdasarkan pada Sistem Merit atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan, dan promosi pada jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif, sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Kedudukan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan unsur penunjang urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten, yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dituntut memiliki ASN yang memiliki kualifikasi, kompetensi, dan kinerja agar mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
  • 4. 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu, setiap calon ASN pada Badan Penelitian dan Pengembangan haruslah mengikuti Pembelajaran Pelatihan Dasar Calon PNS. Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas, maka penulis sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III, diharuskan untuk merancang aktualisasi melalui kegiatan mengidentifikasi, menyusun dan menetapkan isu atau permasalahan yang terjadi dan harus segera dipecahkan, mengajukan gagasan pemecahan isu atau masalah, mendeskripsikan keterkaitan antara isu dan kegiatan yang diusulkan dengan substansi mata pelatihan, mendeskripsikan rencana pelaksanaan kegiatan dan konstribusi hasil kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, serta mendeskripsikan hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata pelatihan terhadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan penguatan terhadap nilai-nilai organisasi. B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi 1. Tujuan Aktualisasi Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III adalah mengimplementasikan rancangan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitemen mutu dan anti korupsi. Mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya. 2. Manfaat Aktualisasi Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang mendasari kegiatan bermanfaat bagi stakeholder dan/atau pimpinan, berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi, serta memperkuat nilai organisasi.
  • 5. 5 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegaitan ini meliputi aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara, aktualisasi Mata Pelatihan untuk pembelajaran agenda Nilai-Nilai Dasar ASN, aktualisasi mata pelatihan untuk pembelajaran agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI. Nilai-nilai dasar profesi PNS hanya terbatas pada lima nilai dasar yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi serta mata pelatihan untuk agenda Habituasi yang dilaksanakan di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wajo sejak tanggal 9 April sampai 15 Mei 2019.
  • 6. 6 BAB II NILAI-NILAI MATA AJAR 1. Nilai-Nilai Dasar ASN A. Akuntabilitas Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai- nilai publik tersebut antara lain adalah: a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi; b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis; c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik; d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
  • 7. 7 a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut: a. Akuntabilitas personal b. Akuntabilitas individu c. Akuntabilitas kelompok d. Akuntabilitas organisasi e. Akuntabilitas stakeholder Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu: a. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. b. Jujur: sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. d. Netral: Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas. e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok f. Adil: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. g. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
  • 8. 8 h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh sebagian orang j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat dipertanggungjawabkan. B. Nasionalisme Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya. Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai ruhnya. Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN menegaskan salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah
  • 9. 9 aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang- undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan- tujuan yang ditetapkan. Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila. C. Etika Publik Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik. Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
  • 10. 10 1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; 4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara; 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; 10.Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; 11.Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; 12.Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN. D. Komitmen Mutu LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
  • 11. 11 Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan. Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. 2. Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur. 3. Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
  • 12. 12 4. Berorientasi pada Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu: 1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi; 2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan; 3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap; 4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya; 5. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga
  • 13. 13 target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan. E. Anti Korupsi Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu: a. Jujur Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang. b. Peduli Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
  • 14. 14 c. Mandiri Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat. d. Disiplin Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah. e. Tanggung Jawab Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista. f. Kerja Keras Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. g. Sederhana
  • 15. 15 Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. h. Berani Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. i. Adil Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya. Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan
  • 16. 16 proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik 2. Peran dan Kedudukan ASN A. Whole of Government WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E- government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah: a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien dan efektif; b. Hemat anggaran dan tepat waktu; c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang; d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang; dan e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga kepuasan publik juga meningkat. B. Pelayanan Publik Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah
  • 17. 17 serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan. Pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut: a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani. b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa. c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu; d. Publik berarti orang banyak (umum). Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai- nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian hukum;
  • 18. 18 kesamaan hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut: a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; b. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. C. Manajemen ASN Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas
  • 19. 19 dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan. Selanjutnya mengenai sikap perilaku disiplin PNS sebagai berikut: a. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sedangkan pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. b. Kewajiiban Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010, Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk: 1) mengucapkan sumpah/janji PNS; 2) mengucapkan sumpah/janji jabatan; 3) setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
  • 20. 20 4) menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan; 5) melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; 6) menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS; 7) mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang, dan/atau golongan; 8) memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan; 9) bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara; 10) melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil; 11) masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12) mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan; 13) menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya; 14) memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 15) membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas; 16) memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan 17) menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. c. Larangan Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010, Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban untuk: 1) menyalahgunakan wewenang; 2) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain;
  • 21. 21 3) tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau lembaga atau organisasi internasional; 4) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing; 5) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah; 6) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; 7) memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan; 8) menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya; 9) bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; 10)melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; 11)menghalangi berjalannya tugas kedinasan; 12)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara: a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye; b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS; b. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau c. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara; 13)memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
  • 22. 22 a. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau b. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat; 14)memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang- undangan; dan 15)memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara: a) terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; b) menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye; c) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau d) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
  • 23. 23 BAB III RANCANGAN AKTUALISASI A. Deskripsi Organisasi 1. Profil Organisasi a. Sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wajo, sebagaimana amanat Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 104 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Wajo Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perincian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wajo. Kedudukan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Merupakan Unsur Penunjang urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten, yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. b. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Balitbangda Kabupaten Wajo, sebagaimana lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor Nomor 104 Tahun 2017 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Wajo, sebagai berikut.
  • 24. 24 KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KELOMPK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS KASUBAG UMUM, KEPEGAWAIAN, DAN KEUANGAN KASUBAG PERENCANAAN DAN PELAPORAN KABID SOSIAL DAN PEMERINTAHAN KASUBID SOSIAL DAN BUDAYA KASUBIDKEPENDUDUKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KASUBID PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PENGKAJIAN PERATURAN KABID PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN KASUBID EKONOMI KASUBID SUMBER DAYA ALAMI DAN LINGKUNGAN HIDUP KASUBID PENGEMBANGAN WILAYAH, FISIK, DAN PRASARANA KABID INOVASI DAN TEKNOLOGI KASUBID INOVASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ANALIS PENELITIAN DAN PENGMBANGAN PENGADMINISTRASIAN PROGRAM DAN TATA OPERASIONAL KASUBID DIFUSI INOVASI DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KASUBID DISEMINASI KELITBANGAN
  • 25. 25
  • 26. 26 2. Visi, Misi, Nilai-Nilai Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah memiliki visi, misi dan nilai-nilai organisasi sebagai berikut. a. Visi ‘’Terwujudnya Lembaga Riset yang Inovatif dan Aplikatif, dalam Menunjang Pembangunan Daerah” b. Misi 1) Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan; 2) Mengembangkan system inovasi dan teknologi daerah; 3) Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijkan pembangunan daerah. c. Nilai-Nilai Organisasi Visi dan misi di atas dikembangkan menjadi nilai-nilai utama badan peneltian dan pengembangan daerah. Nilai-nilai inilah yang akan menjadi dasar perilaku seluruh pegawai negeri sipil dalam upaya pencapaian visinya. Nilai-nilai yang dimaksud, adalah: 1) Ilmu pengetahuan adalah berbagai pengetahuan yang disusun sesuai dengan akal pikiran, masuk akal dan mempertimbangkan sebab akibat; 2) Ilmiah adalah pengetahuan tentang suatu bidang yangdisusun sesuai dengan pikiran dan metode tertentu; 3) Profesional adalah meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau; 4) Program adalah Rancangan yang menentukan dasardasar yang akan dijalankan; 5) Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara berencana dan sistematik; 6) Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dan menerangkan kinerja kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.;
  • 27. 27 7) Inovasi adalah suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya; 8) Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau inovasi dalam bentuk desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai. Produk dan/atau proses produksi dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika, dalam suatu kelompok kerja fungsional yang terkait dengan penyelenggraan pemerintahan; 9) Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia; dan 10) Rekayasa Teknologi adalah Bidang studi yang berfokus pada penerapan teknik dan teknologi moderen bukan teoritis. d. Tugas Pokok dan Fungsi Analis Penelitian dan Pengembangan Melakukan kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengklasifikasian dan penelaahan untuk menyimpulkan dan menyusun rekomendasi di bidang penelitian dan pengembangan berdasarkan pedoman yang ada untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Adapun Uraian Tugas Analis Penelitian dan Pengembangan : a. Mengumpulkan data penelitian dan pengembangan untuk keperluan penyelesaian tugas penelitian dan pengembangan pada Sub Bidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi; Tahapan: 1. Mengumpulkan data – data yang diperlukan untuk penyelsaian tugas penelitian dan pengembangan; 2. Memeriksa keakuratan data; 3. Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait; 4. Memperoleh data yang akurat.
  • 28. 28 b. Mengklasifikasi data penelitian dan pengembangan agar memperlancar pelaksanaan tugas; Tahapan: 1. Mempelajari dan menganalisa data penelitian dan pengembangan; 2. Mengecek kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku; 3. Mengklasifikasikan data penelitian dan pengembangan. c. Menyimpulkan data untuk penyelesaian tugas analis penelitian dan pengembangan di SubBidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi. B. Deskripsi Isu/Situasi Problematik Adapun permasalahannya yaitu: 1. Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah; 2. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah; 3. Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang masih dirasakan masih bersifat pasif; 4. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research); 5. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Berikut ini deskripsi keterkaitan isu terhadap teori Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI (Whole Government, Pelayanan Publik, Manajemen ASN).
  • 29. 29 Tabel 3.1 Relevansi Isu terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga- lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah. Koordinasi yang efektif dan efisien merupakan salah satu aspek penunjang peningkatan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, setiap unit yang memberikan pelayanan harus dievaluasi secara berkala agar mampu melakukan perbaikan pada bidang pelayanan. Indikator utama terselenggaranya pelayanan publik yang prima adalah terjadinya peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan penilaian masyarakat. Oleh sebab itu, efektifitas instrumen evaluasi perlu ditingkatkan dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan publik. Setiap ASN secara akuntabel diharuskan memberikan pertanggunjawaban secara berkala dalam bentuk Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Selain itu, dibutuhkan pula suatu penilaian langsung dari pengguna layanan dalam rangka mengidentifikasi kualitas pelayanan, sehingga dapat pula ditentukan bentuk- bentuk pengembangan SDM
  • 30. 30 No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) yang dibutuhkan dalam rangka peningkatan kualitas layanan. 2 Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah Observasi dalam hal pelaksanaan kegiatan kelitbangan dapat membantu untuk mengidentifikasi topik ataupun kegiatan kelitbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah sesuai dengan rekomedasi dari beberapa SKPD.Oleh karena itu, informasi terkait penelitian dan pengembangan harus dilakukan secara merata Terselenggaranya pelayanan publik yang prima adalah terjadinya peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan penilaian masyarakat. Oleh sebab itu, data atau hasil penelitian kelitbangan dapat memberikan hasil sesuai dengan kebutuhan daerah sehingga perbaikan dapat kualitas pelayanan publik. Dalam pelaksanaan kegiatan kelitbangan diperlukan potensi ASN yang sesuai dengan kompetensinya dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
  • 31. 31 No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) melalui koordinasi yang baik antar unit dalam suatu instansi. 3 Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang masih dirasakan masih bersifat pasif Perumusan perencanaan kegiatan kelitbangan memerlukan koordinasi dan kolaborasi antar SKPD untuk dapat menghimpun kegiatan kelitbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah Perumusan bersama antar SKPD diharapkan mampu untuk memenuhi kegiatan kelitbangan sesuai kebutuhan daerah sehingga digunakan dalam menjamin terlaksananya tugas Pokok dan fungsi ASN sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik serta dapat mewujudkan pelayanan public yang baik terhadap Manajemen ASN dalam tingkat partisipasi SKPD diharapkan menjalankan tupoksinya dalam perumusan kegiatan kelitbangan sesuai dengan tupoksi SKPD yang terlibat dalam perumusan kegiatan kelitbangan
  • 32. 32 No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) masyarakat yang dapat dilakukan oleh SKPD terkait. 4 Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research) Pelaksanaan Whole of Goverment saat ini tidak lagi berbasis pada intensitas pertemuan secara langusung, melainkan sudah berbasis pada pemanfaatan informasi teknologi. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan diharapkan tidak hanya berkisaran pada penelitian kebijakan namun diharapkan Layanan seharunya dapat dirasakan secara langsung kepada masyarakat, sehingga kegiatan kelitbangan tidak hanya berkisar pada penelitian kebijakan namun dapat dalam bentuk penelitian terapan yang lebih aplikasif sehingga diharapkan mampu memudahkan mobilisasi Perwujudan manajemen yang efektif dan efisien, dapat berupa pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas terhadap ASN dalam lingkup Balitbangda, sehingga penelitian kelitbangan baik yang berupa penelitian kebijakan dan penelitian terapan dapat dilaksanakan beriringan.
  • 33. 33 No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) mampu untuk melaksanakan kegiatan kelitbangan terapan. pelayanan terhadap maysarakat. 5 Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Pelaksanaan penelitian yang hasilnya tidak memberikan solusi terhadap permasalahan maka dibutuhkan koordinasi yang lebih mendalam terhadap jajaran yang ada di lingkup Balitbangda untuk lebih memperkuat Whole of Goverment, dalam menentukan pelaksanaan penelitian kelitbangan yang lebih memberikan solusi dari Pelayanan public akan tidak terselenggara dengan sebaik- baiknya jika hasil dari penelitian dianggap kurang tepat sasaran serta tidak memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada, oleh karena itu kegiatan kelitbangan berupa penelitian diharapkan dilakukan dengan tuntas dan memberikan solusi demi Manajemen ASN dalam pelaksanaan penelitian kelitbangan diharapkan dapat melaksanakan penelitian yang dapat menghasilkan keluaran yang mampu menjawab rumusan dari penelitian. Dengan demikian ASN diharapkan melaksanakan kegiatan penelitian kelitbangan sesuai tupoksi masing-masing, sehingga dapat mewujudkan aspek efektifitas dan efisiensi
  • 34. 34 No Isu Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI Whole of Government Pelayanan Publik Manajemen ASN (1) (2) (3) (4) (5) permasalah yang ada, selain itu penguatan aspek Whole of Goverment, diharapkan sebagai perwujudan aspek efisiensi. terwujudnya pelayanan publik yang tetap sasaran pula. dalam pelaksanaan manajemen ASN.
  • 35. 35 C. Analisis Isu Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini adalah alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth). Tabel 3.2 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL dan USG Bobot Keterangan 5 Sangat kuat pengaruhnya 4 Kuat pengaruhnya 3 Sedang pengaruhnya 2 Kurang pengaruhnya 1 Sangat kurang pengaruhnya Tabel. 3.3 Tabel Analisis Isu Menggunakan APKL NO ISU A (1-5) P (1-5) K (1-5) L (1-5) JML RANK 1. Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga- lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi-instansi pemerintah di daerah. 2 2 1 1 6 4
  • 36. 36 2. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah 5 4 5 5 19 1 3. Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang masih dirasakan masih bersifat pasif 1 1 2 2 6 4 4. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research) 4 3 3 3 13 3 5. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. 3 5 4 4 16 2 Dari Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis APKL tersebut di atas lalu diambil tiga nilai tertinggi yaitu:
  • 37. 37 1) Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah (nilai: 19) 2) Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. (nilai: 16) 3) Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaianbesar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research) (nilai: 16) Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG, yang meliputi kriteria: 1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti 2. Seriousness : seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan 3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya. Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan rentang nilai 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani. Tabel 3.4 Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG No Penilaian Masalah Kriteria Jml Rank U (1-5) S (1-5) G (1-5) 1. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah 5 4 5 14 1
  • 38. 38 2. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. 4 5 4 13 2 3. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research) 3 3 4 10 3 Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan pemecahan masalahnya yaitu: Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah.
  • 39. 39 A. Rancangan Aktualisasi Tabel. 3.5 Rancangan Aktualisasi Unit Kerja : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo Subbidang Inovasi dan Teknologi Visi “Terwujudnya Lembaga Riset yang Inovatif dan Aplikatif, dalam Menunjang Pembangunan Daerah” Misi 1) Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan; 2) Mengembangkan sistem inovasi dan teknologi daerah; 3) Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijakan pembangunan daerah. Identifikasi Isu Adapun hasil Identifikasi isu yang didapatkan oleh penulis yaitu: 1. Kurangnya koordinasi kegiatan dari lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan pada instansi- instansi pemerintah di daerah. 2. Tumpang tindihnya kegiatan litbang yang dilaksanakan ataupun topik kegiatan yang kurang sesuai dengan kebutuhan daerah 3. Tingkat partisipasi SKPD dalam perumusan perencanaan kegiatan litbang masih dirasakan masih bersifat pasif 4. Orientasi kegiatan litbang pada Balitbangda selama ini sebagaian besar berada pada lingkup penelitian kebijakan dan masih kurang kegiatan pada kegiatan terapan (applied research) 5. Kedalaman hasil penelitian yang dilaksanakan masih dianggap kurang tajam untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. Isu Yang Diangkat Optimalisasi Penguatan Peran Kelitbangan Dalam Proses Perumusan Penyusunan Draf KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Pada Badan Peneltian Dan Pengembangan Daerah Kabupaten Wajo Gagasan Pemecahan Isu Membuat draf KAK / TOR sehingga dapat memberikan keterangan yang jelas mengenai tujuan dan lingkup kegiatan serta hasil-hasil yang diharapkan.
  • 40. 40 Tabel 3.6 Matriks Rancangan Aktualisasi Tabel 3.7 No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan terhadap nilai organisasi 1. Melakukan persiapan rencana kegiatan. a. Melakukan pertemuan dengan Pimpinan (Kasubid). b. Membahas rencana kegiatan atau gagasan c. Meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan. d. Mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari Pimpinan. e. Membuat surat rekomendasi kegiatan berdasarkan hasil pertemuan. Surat tugas yang telah di tanda tangani sebagai bentuk persetujuan dari Pimpinan dari rencana kegiatan. a. Untuk melakukan koordinasi dengan dengan rekan kerja apalagi Pimpinan, seorang ASN harus mengunakan bahasa yang baik, bersikap sopan dan santun, mengutarakan maksud dengan jelas dan mudah dipahami. kegiatan Dengan terlaksananya koordinasi dan persetujuan dari Pimpinan maka dapat meujudkan misi “Mewujudkan dan mengembangka n sumber daya Pada kegiatan ini mengandung beberapa nilai yakni Etika Publik, Akuntabilitas dan WOG, sejalan dengan nilai yang tertanam di Balitbangda yaitu Akuntabilitas
  • 41. 41 f. Memasukkan surat rekomendasi kegiatan ke Pimpinan untuk disetujui dan ditandatangani. ini mengandung nilai Etika Publik. Dengan adanya hal tersebut, akan terjalin komunikasi yang baik, apa yang disampaikan dapat dipahami oleh Pimpinan. b. Dalam melakukan suatu kegiatan dibutuhkan perencanaan strategis, yang outputnya dalam bentuk Surat rekomendasi kegiatan yang telah disetujui oleh manusia kelitbangan” dan Profesionalitas
  • 42. 42 pimpinan, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan. Hal ini menyangkut nilai Akuntabilitas, karena dengan adanya surat persetujuan atas perencanaan kegitan, menunjukan rasa tanggung jawab, transparan. 2. Mengumpulkan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang a. Mengumpulkan data – data yang diperlukan untuk penyelsaian tugas penelitian dan pengembangan; b. Memeriksa keakuratan data; Daftar kebutuhan informasi yang dibutuhkan yang a. Proses pengumpulan data bertujuan untuk menjadi langkah awal dalam Terkumpulnya data yang valid, dapat dipertanggung jawabkan turut Dilihat dari nilai Komitment Mutu dan Akuntabilitas yang
  • 43. 43 Inovasi dan Pengembanga n Teknologi c. Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait; d. Memperoleh data yang akurat. tersusun dalam satu file excel. menentukan permasalahan dengan jelas agar penyelesaianya tepat sasaran, yakni efektifitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini berorientasi pada nilai Komitmen Mutu b. Selain itu kegiatan ini juga memiliki Nilai Akuntabilitas karena konsistensi untuk menyajikan data yang valid dan berkonstribusi terhadap misi “Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijakan pembangunan daerah.” terkandung dalam kegiatan ini merupakan internalisasi dari Nilai yang dianut Balitbangda yakni Akuntabilitas dan Ilmiah
  • 44. 44 mengutamakan kejujuran. 3. Mengidentifika si kebutuhan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembanga n Teknologi. a. Mengidentifikasi skala prioritas dari kegiatan yang hendak dibuat b. Mengidentifikasi permasalahan yang hendak menjadi sub output skala prioritas. c. Membuat keterkaitan solusi yang ditawarkan dengan output yang akan dihasilkan d. Mempelajari dan menganalisa data penelitian dan pengembangan; e. Mengecek kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku Daftar rincian skala prioritas serta rumusan masalah yang tersusun dalam satu file excel. a. Proses pengumpulan data bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dengan jelas agar penyelesaianya tepat sasaran, yakni efektifitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini berorientasi pada nilai Komitmen Mutu b. Selain itu kegiatan ini juga memiliki Terkumpulnya data yang valid, dapat dipertanggung jawabkan turut berkonstribusi terhadap misi “Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijakan pembangunan daerah.” Dilihat dari nilai Komitment Mutu dan Akuntabilitas yang terkandung dalam kegiatan ini merupakan internalisasi dari Nilai yang dianut Balitbangda yakni Akuntabilitas dan Ilmiah
  • 45. 45 Nilai Akuntabilitas karena konsistensi untuk menyajikan data yang valid dan mengutamakan kejujuran. 4. Membantu Pimpinan dalam membuat rencana anggaran a. Membuat rincian anggaran terhadap perencanaan kegiatan di Balitbangda b. Mencetak dokumen perencanaan anggaran. c. Menyerahkan dokumen ke pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan atas perencanaan. Rincian anggaran perencanaan kegiatan a. Pada kegiatan ini nilai yang terkandung adalah Etika Publik, karena membantu Pimpinan dalam membuat gambaran yang jelas suatu kegiatan adalah demi menciptakan lingkungan non Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menjalin kerja sama dengan pimpinan, serta memberikan gambaran yang yang jelas tentang rincian anggaran dengan harapan Pimpinan akan segera Adanya Nilai etika public, akuntabilitas, dan Anti korupsi akan memperkuat Nilai Nilai Akuntabilitas dan Profesionalism e di Balitbangda
  • 46. 46 diskriminatif, dan menghargai kerjasama. Selain itu dengan Memberikan gambaran yang jelas kepada Pimpinan atas rekalkulasi pengganggaran kegiatan dapat pula menjadi penunjang terwujudnya komitmen mutu karena mengutamakan kebersamaan, tidak ego sentrik, merealisasikannya. Hal ini sejalan dengan misi “Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan”
  • 47. 47 serta bentuk sinergi yang positif antar stakeholders b. Kegiatan ini juga memiliki Nilai Akuntabilitas karena berkaitan dengan pembuatan rincian anggaran. c. Adapun dari sisi Nilai Anti Korupsi, kegiatan ini menuntut ASN untuk bersikap jujur dalam menyajikan data rincian, serta bentuk kepedulian baik kepada
  • 48. 48 sesama rekan Pimpinan maupun Masyarakat. 5. Menyusun draf KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembanga n Teknologi a. Menelaah data; b. Melaksanakan konsultasi dengan atasan; c. Menghimpun hasil konsultasi; d. Menyimpulkan data penelitian dan pengembangan. Dokumen a. Dalam penelahaan data sehingga kegiatan ini mengandung nilai Komitmen Mutu dan Akuntabilitas b. Pada proses konsultasi kegiatan dan menghimpun hasil konsultasi berkaitan dengan bentuk Nilai dasar yakni Gotong royong, hal ini merupakan bentuk Tujuan utama adanya hasil dokumen penyusunan KAK/TOR merupakan wujud konstribusi terhadap misi “Meningkatkan peran kelitbangan dalam proses perumusan kebijakan Menghasilkan dokumen yang berkualitas yang mengedepanka n nilai Komitmen Mutu , Nasionalisme, serta memperhatikan Kode etik ASN maka akan menguatkan Nilai dasar Balitbangda yakni,
  • 49. 49 nilai Nasionalisme serta Etika Publik pembangunan daerah.” profesionalism e dan program. 6. Membuat KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembanga n Teknologi a. Melakukan penginputan data b. Membuat naskah KAK/TOR Naskah KAK / TOR a. Menginput data merupakan wujud Akuntabilitas karena data haruslah akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. b. Membuat naskah KAK/TOR merupakan wujud nilai komitmen mutu Naskah KAK/TOR merupakan hasil kegiatan yang menujukkan sejauh mana efektivitas program yang dilaksanakan hal ini berkontribusi pada misi “Mengembangka n sistem inovasi dan teknologi daerah” Dalam kegiatan ini, mengandung nilai Akuntabilitas dan komitmen mutu, hal ini akan menguatkan Nilai di Balitbangda yakni Akuntabilitas.
  • 50. 50 Matriks Kegiatan Tambahan No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi Penguatan terhadap nilai organisasi 1 Menjadi operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo 1. Mengikuti Workshop Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS di Lingkup kab. Wajo; 2. Mengumpulkan data PNS di Lingkup Kantor Balitbangda; 3. Menginput data PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup Kantor Balitbangda; Data PNS pada aplikasi SIPKA nilai-nilai ASN pada kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi PNS lingkup kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo yaitu mengandung nilai akuntabilitas, komitmen mutu, dan etika public. Pada kegiatan ini merupakan bagian dari perwujudan visi misi Balitbangda Kab. Wajo yaitu Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan Karena berkaitan erat dengan pengembangan kompetensi ASN yang ada di Lingkup Pemkab. Wajo terkhsusus di Kantor Balitbangda Kab. Wajo Dalam kegiatan ini, mengandung nilai Akuntabilitas, komitmen mutu dan etika publik, hal ini akan menguatkan Nilai di Balitbangda yakni Akuntabilitas dan profesionalitas
  • 51. 51 2 Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing 1. Pemaparan hasil kerjasama penelitian dari peneliti Asing; 2. Pemaparan hasil peneltian dari lembaga pemerintah; 3. Pemaparan hasil penelitian dari beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia Laporan pemaparan hasil penelitian Kegiatan mengikuti workshop tersebut mengandung nilai- nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas, komitmen mutu, anti korupsi, nasionalisme dan etika public berdasarkan dari tahapan kegiatan yang dilakukan dalam workhshop Kegiatan workshop merupakan bagian dari perwujudan visi misi Balitbangda Kab. Wajo yaitu Mewujudkan dan mengembangkan sumber daya manusia kelitbangan serta Mengembangkan system inovasi dan teknologi daerah Dalam kegiatan ini, mengandung nilai Akuntabilitas, komitmen mutu, anti korupsi, nasionalisme dan etika publik, hal ini akan menguatkan Nilai di Balitbangda yakni Akuntabilitas, profesionalitas dan ilmiah
  • 52. 52 BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS A. Daftar kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS Seluruh kegiatan aktualisasi yang telah dicantumkan pada rancangan telah berhasil dilaksanakan semuanya. Bahkan, ada tambahan beberapa kegiatan yang bersumber dari instruksi pimpinan, baik instruksi secara lisan maupun tertulis. Berikut adalah komparasi antara rancangan kegiatan dan implementasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Tabel 4.1. Realisasi kegiatan Rancangan Kegiatan Aktualisasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi 1. Melakukan persiapan rencana kegiatan. 1. Melakukan persiapan rencana kegiatan 2. Mengumpulkan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi 2. Mengumupulkan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi 3. Mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi. 3. Mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi 4. Membantu Pimpinan dalam membuat rencana anggaran 4. Membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran 5. Menyusun draf KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi 5. Menyusun draf KAK /TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi
  • 53. 53 dan Pengembangan Teknologi 6. Menjadi operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo 7. Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing 6. Membuat KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi 8. Membuat KAK / TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi B. Deskripsi Capaian Berikut adalah deskripsi pelaksanaan masing-masing kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Setiap kegiatan dideskripsikan muatan nilai-nilai dasar PNS yang relevan sesuai dengan indikator masing-masing. Selain itu, juga dilakukan analisis dampak apabila kelima nilai dasar PNS tidak diaplikasikan pada masing-masing kegiatan. 1. Deskripsi Kegiatan Melakukan Persiapan Rencana Kegiatan Tabel 4.2 Deskripsi Kegiatan Melakukan Persiapan Rencana Kegiatan Kegiatan I Melakukan persiapan rencana kegiatan Tahapan Kegiatan (1) Melakukan Koordinasi dalam rencana kegiatan; (2) Melakukan pertemuan dengan Pimpinan (Kasubid);
  • 54. 54 (3) Membahas rencana kegiatan atau gagasan; (4) Meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan; (5) Mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari Pimpinan; (6) Membuat surat rekomendasi kegiatan berdasarkan hasil pertemuan; dan (7) Memasukkan surat rekomendasi kegiatan ke Pimpinan untuk disetujui dan ditandatangani. Pembuatan KAK/TOR pada dasarnya diawali dengan melakukan koordinasi dalam rencana kegiatan dengan pihak-pihak terkait terutama dengan atasan langsung dalam hal ini Kepala Subbidang membawahi kegiatan tersebut kemudian akan diteruskan kepada Kepala Bidang hingga kepada Pimpinan dalam hal ini Kepala Badan. Hasil dari mengkoordinasikan pelaksanaan program dan kegiatan dengan instansi yang dilakukan tersebut sebagai salah satu kegiatan mengumpulkan data awal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan yang akan nantinya dilaksanakan. Setelah kegiatan koordinasi telah dilakukan maka selanjutnya melakukan pertemuan dengan Pimpinan yang mana dalam kegiatan tersebut selanjutnya akan membahas rencana kegiatan atau gagasan serta meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan. Adapun hasil dari pertemuan tersebut selanjutnya akan dicatat sebagai dari pertemuan dan bimbingan dari pimpinan.
  • 55. 55 Gambar 4.1.1 Melakukan Koordinasi dalam rencana kegiatan Gambar 4.1.2. Menerima arahan atau mencatat arahan dari pimpinan
  • 56. 56 Pada dasarnya melakukan persiapan rencana kegiatan merupakan kegiatan pada tahap awal sebelum melakukan kegiatan selanjutnya. Untuk melakukan koordinasi dengan dengan rekan kerja apalagi Pimpinan, seorang ASN harus mengunakan bahasa yang baik, bersikap sopan dan santun, mengutarakan maksud dengan jelas dan mudah dipahami, begitu pula dengan melakukan pertemuan dengan pimpinan. Kegiatan ini mengandung nilai Etika Publik. Dengan adanya hal tersebut, akan terjalin komunikasi yang baik, apa yang disampaikan dapat dipahami oleh Pimpinan. Dalam melakukan suatu kegiatan dibutuhkan perencanaan strategis, termasuk meminta bimbingan dan arahan terhadap rencana kegiatan, mencatat hasil pertemuan dan bimbingan dari Pimpinan, membuat surat
  • 57. 57 rekomendasi kegiatan berdasarkan hasil pertemuan, dan memasukkan surat rekomendasi kegiatan ke Pimpinan untuk disetujui dan ditandatangani yang outputnya dalam bentuk Surat tugas kegiatan yang telah disetujui oleh pimpinan, sebagai dasar untuk melakukan kegiatan. Hal ini menyangkut nilai Akuntabilitas, karena dengan adanya surat persetujuan atas perencanaan kegitan, menunjukan rasa tanggung jawab, transparan. Analisis Dampak Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas dan Etika Publik sangat diperlukan dalam melaksanakan persiapan kegiatan. Luarannya adalah adanya Surat tugas yang baik, benar, dan sesuai dengan standar operasional prosedur. Muaranya, proses persiapan rencana kegiatan akan berjalan dengan baik dan akan berimplikasi pada realisasi kegiatan yang akan berjalan sesuai dengan SOP dan time schedule yang telah direncanakan. Penerapan nilai-nilai dasar ASN pada persiapan kegiatan memiliki dampak positif yaitu dengan adanya kegiatan tersebut maka perencanaan kegiatan akan lebih matang sehingga dapat mengurangi atau memperkecil kemungkinan terjadinya human eror. Namun, apabila tidak diterapkan nilai dasar ASN, target kegiatan yang telah dilaksanakan tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tidak akan mendapatkan hasil atau output sesuai dengan yang diharapkan. 2. Deskripsi Kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Tabel 4.3 Deskripsi kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Kegiatan II Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi
  • 58. 58 Tahapan Kegiatan 1. Mengumpulkan data–data yang diperlukan untuk penyelsaian tugas penelitian dan pengembangan; 2. Memeriksa keakuratan data; 3. Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait; dan 4. Memperoleh data yang akurat. Mengumpulkan Bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi merupakan salah satu kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan kegiatan. Pertama, mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian tugas penelitian dan pengembangan. Proses pengumpulan data tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu dari bahan bacaan berupa buku, jurnal, makalah, data sebelumnya yang telah ada maupun dari internet. Dalam proses pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan membaca berbagai sumber maka selanjutnya masuk pada tahap yang kedua yaitu memeriksa keakuratan data dengan cara mengecek sinkronisasi data yang telah didapatkan dengan hasil koordinasi sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh pimpinan. Pada tahapan ketiga yaitu mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait merupakan hasil dari data yang telah dikumpulkan dan dicek keakuratan datanya. Pada tahapan ini, pimpinan dalam hal ini Kasubbid akan memeriksa kembali lebih lanjut data yang telah dikumpulkan, memeriksa keakuratan data serta lebih lanjut memberikan arahan untuk kegiatan selanjutnya. Hasil dari konsultasi inilah yang nantinya menentukan tahapan yang keempat yaitu memperoleh data yang akurat. Data yang akurat
  • 59. 59 tersebut merupakan output dari kegiatan mengumpulkan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi Gambar 4.2.1 Mengumpulkan Data-Data Yang Diperlukan Untuk Penyelesaian Tugas Penelitian Dan Pengembangan
  • 60. 60 Gambar 4.2.2 Memeriksa Keakuratan Data Gambar 4.2.3 Mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait
  • 61. 61 Gambar 4.2.4 Memperoleh data yang akurat Dalam kegiatan Mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi yang mana proses pengumpulan data bertujuan untuk menjadi langkah awal dalam menentukan permasalahan dengan jelas agar penyelesaiannya tepat sasaran, yakni efektivitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini berorientasi pada nilai Komitmen Mutu. Selain itu, pada kegiatan ini juga memiliki tahapan berupa Memeriksa keakuratan data; dan mengkonsultasikan keakuratan data kepada pihak terkait sehingga memperoleh data yang akurat. Dari tahapan kegiatan tersebut terkandung Nilai Akuntabilitas karena dari tahapan kegiatan tersebut merupakan wujud dari sikap yang konsistensi untuk menyajikan data yang valid dan mengutamakan kejujuran. Analisis Dampak Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar PNS yang terdiri dari Komitmen Mutu dan Akuntabilitas sangat diperlukan dalam melaksanakan
  • 62. 62 mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah adanya data akurat yang dapat mendukung penyusunan KAK/TOR pada kegiatan selanjutnya yang dibuat berupa daftar kebutuhan informasi yang dibutuhkan yang tersusun dalam satu file excel. Muaranya, proses mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi akan berjalan dengan baik dan akan berimplikasi pada penyajian data yang akurat untuk mendukung realisasi kegiatan kelitbangan yang telah direncanakan. Penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan ini memiliki dampak positif yaitu tersajinya data kelitbangan yang akurat. Namun, apabila tidak ada keinginan untuk menyajikan informasi berupa data yang akurat maka nilai dasar ASN, yaitu berupa nilai komitmen mutu dalam melaksanakan kegiatan tersebut tidak akan terwujud dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tidak akan mendapatkan hasil atau output sesuai dengan yang diharapkan yang dapat menimbulkan data tidak akurat. Kemudian berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi yang tidak semata-mata hanya berimplikasi pada perwujudan nilai komitmen mutu, namun juga dapat mewujudkan nilai dasar PNS berupa akuntabilitas. Dalam perwujudan nilai akuntabilitas tersebut dapat dilihat dalam tahapan memeriksa keakuratan data dan mengkonsultasikan pada atasan mengenai akurat data yang telah diperoleh. Namun sebaliknya apabila tidak ada keinginan untuk menjalin komunikasi yang baik antara atasan dengan staf dalam menentukan keakurat data yang diperoleh maka nilai akuntabilitas sebagai salah satu nilai dasar PNS tidak akan terwujud dengan sebagaimana mestinya. Di samping itu pula dapat memengaruhi pola pikir PNS untuk tidak menyajikan data yang akurat sehingga pola pikir tersebut hanya mengandalkan data yang sudah ada sebelumnya tanpa mempertimbangkan keakuratan dan kekinian data yang diperoleh.
  • 63. 63 3. Mengidentifikasi KebutuhanBahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Tabel 4.4 Deskripsi kegiatan Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Kegiatan III Mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi Tahapan Kegiatan 1. Mengidentifikasi skala prioritas dari kegiatan yang hendak dibuat 2. Mengidentifikasi permasalahan yang hendak menjadi sub output skala prioritas. 3. Membuat keterkaitan solusi yang ditawarkan dengan output yang akan dihasilkan 4. Mempelajari dan menganalisa data penelitian dan pengembangan; 5. Mengecek kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi masih juga merupakan salah satu kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan Mengidentifikasi Kebutuhan Bahan KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi
  • 64. 64 Dan Pengembangan Teknologi dilaksanakan dalam 5 (lima) tahapan kegiatan. Pertama, mengidentifikasi skala prioritas dari kegiatan yang hendak dibuat. Proses mengidentifikasi skala prioritas yaitu data yang telah diperoleh baik dari beberapa data inovasi kemudian diidentifikasikan menurut tingkat kegentingannya serta dengan berbagai macam alasan sehingga pada tahapan kegiatan ini dapat diperoleh bahan yang dapat nantinya dapat memudahkan penyusunan KAK/TOR. Dalam proses mengidentifikasi skala prioritas kegiatan yang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai jenis alasan maka selanjutnya masuk pada tahap yang kedua yaitu mengidentifikasi permasalahan yang hendak menjadi sub output skala prioritas dengan cara memerhatikan keterkaitan skala prioritas kegiatan yang nantinya akan mendukung output yang akan membantu dalam penyusunan KAK/TOR. Pada tahapan ketiga yaitu membuat keterkaitan solusi yang ditawarkan dengan output yang dihasilkan yang mana pada tahapan ini merupakan hasil dari identifikasi skala prioritas dengan identifikasi permasalahan yang akan nantinya menjadi sub output skala prioritas. Dalam tahapan ini, bisa saja terjadi ketidaksinkronan antara hasil identifikasi tahap pertama dengan tahap kedua sehingga harus ditawarkan suatu solusi yang dapat menyinkronkan antara skala prioritas kegiatan dengan permasalahan yang nantinya akan menjadi sub output skala prioritas. Perlu diketahui bahwa sub output inilah nantinya yang akan berkembang dan saling terikat satu sama lainnya sehingga dapat lebih menguatkan tingkat kegentingan skala prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya pada tahapan pertama. Dari adanya solusi yang telah ditawarkan serta telah ditetapkan maka selanjutnya pada tahapan keempat dilakukanlah proses memperlajri dan menganalisa data penelitian dan pengembangan. Pada tahapan ini, data yang telah yang telah ada sebelumnya kemudian dipelajari dan dianalisa untuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan penyusunan KAK/TOR. Selanjutnya pada tahapan kelima, dari hasil memperlajari dan menganalisa data penelitian dan
  • 65. 65 pengembangan maka dilakukan pengecekan kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Dalam proses mengecek kesesuaian data tersebut yaitu dengan cara melihat keterkaitan dasar hukum dari data yang hendak akan menjadi bahan penyusunan KAK/TOR. Selain keterkaitan dasar hukum juga dibutuhkan alasan yang melatarbelakangi penyusunan KAK/TOR sehingga menimbulkan tujuan serta arah yang jelas dalam rencana pelaksanaan kegiatan tersebut. Gambar 4.3.1 Mengidentifikasi Skala Prioritas Dari Kegiatan Gambar 4.3.2 Mengidentifikasi Permasalahan yang Hendak Menjadi Sub Output Skala Prioritas
  • 66. 66 Gambar 4.3.3 Membuat Keterkaitan Solusi yang Ditawarkan dengan Output yang Akan Dihasilkan Gambar 4.3.4 Mempelajari dan Menganalisa Data Penelitian dan Pengembangan
  • 67. 67 Gambar 4.3.5 Mengecek kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
  • 68. 68 Proses pengumpulan data bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dengan jelas agar penyelesaianya tepat sasaran, yakni akan berpengaruh pada efektivitas terhadap pelaporan nantinya. Kegiatan ini berorientasi pada nilai Komitmen Mutu. Selain itu kegiatan ini juga memiliki nilai Akuntabilitas karena konsistensi untuk menyajikan data yang valid dan mengutamakan kejujuran. Terkumpulnya data yang valid, dapat dipertanggungjawabkan turut berkonstribusi terhadap capaian kegiatan sesuai dengan yang telah tercantum dalam standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Analisis Dampak Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan pada nilai dasar ASN yang terdiri dari Komitmen Mutu dan Akuntabilitas sangat diperlukan dalam melaksanakan mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah berupa adanya daftar rincian skala prioritas serta rumusan masalah yang tersusun dalam satu file excel. Dari daftar tersebutlah dapat mempemudah dalam proses penentuan skala prioritas. Muaranya dari kegiatan mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi ini yang terdiri dari 5 (lima) tahapan, akan berimplikasi pada realisasi kegiatan yang akan berjalan sesuai dengan SOP dan time schedule yang telah direncanakan. Apabila penentuan skala prioritas dilakukan dengan cermat disertai pertimbangan yang baik maka akan menghasil dampak yang positif terhadap output dari kegiatan tersebut. Adapun output yang dihasilkan data daftar rincian skala prioritas dengan rumusan masalah yang akan dilaksanakan. Namun, apabila skala prioritas hanya ditentukan tanpa pertimbangan apapun maka akan berpengaruh terhadap luaran/output dari kegiatan tersebut. Hal tersebut bisa berdampak pula pada pelaksanaan kegiatan yang akan tidak berjalan sesuai dengan yang harapkan karena nilai dasar PNS dalam hal ini nilai komitmen mutu terwujud dengan baik.
  • 69. 69 Kemudian berkaitan dengan kegiatan mengidentifikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi yang tidak semata-mata hanya berimplikasi pada perwujudan nilai komitmen mutu saja, namun juga dapat mewujudkan nilai dasar PNS berupa akuntabilitas. Dalam perwujudan nilai akuntabilitas tersebut dapat dilihat dalam tahapan memperlajari dan menganalisa data penelitian dan pengembangan yang selanjutnya dilakukan pengecekan kesesuaian data penelitian dan pengembangan dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Namun sebaliknya apabila tidak ada keinginan untuk melaksanakan tahapan- tahapan pada kegiatan mengidentikasi kebutuhan bahan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi dengan baik atau melaksanakan tahapan kegiatan tidak sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan maka nilai akuntabilitas sebagai salah satu nilai dasar PNS tidak akan terwujud dengan sebagaimana mestinya. Di samping itu pula dapat memengaruhi pola pikir dan pola kerja PNS menjadi sistematis yang juga dapat mempengaruhi caklawala berpikir menjadi kaku dan bisa saja tidak dapat mengikuti perkembangan zaman atau tidak up to date. 4. Membantu Pimpinan Dalam Membuat Rencana Anggaran Tabel 4.5 Deskripsi Kegiatan Membantu Pimpinan Dalam Membuat Rencana Anggaran Kegiatan IV Membantu Pimpinan Dalam Membuat Rencana Anggaran Tahapan Kegiatan 1. Membuat rincian anggaran terhadap perencanaan kegiatan di Balitbangda 2. Mencetak dokumen perencanaan anggaran.
  • 70. 70 3. Menyerahkan dokumen ke pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan atas perencanaan. Membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran merupakan salah satu kegiatan vital yang disusun berdasarkan pada dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA SKPD). Kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan. Pertama, membuat rincian anggaran terhadap perencanaan kegiatan di Balitbangda. Proses membuat rincian anggaran terhadap perencanaan kegiatan di Balitbangda meurpakan tahapan awal dalam kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran. Rincian anggaran yang dibuat harus disesuaikan dengan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) di Balitbangda. Dalam proses pembuatan rincian anggaran kegiatan hingga selesai makanya selanjutnya memasuki tahapan kedua yaitu mencetak dokumen perencanaan anggaran. Hasil luaran berupa hasil cetak dokumen perencanaan anggaran tersebut selanjutnya diserahkan ke pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan atas perencanaan. Dalam hal ini baik perencanaan anggaran maupun perencanaan kegiatan. Dengan menyerahkan dokumen ke pimpinan untuk sebagai bahan pertimbangan atas perencanaan merupakan sebagai tahapan ketiga dalam kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran.
  • 71. 71 Gambar 4.4.1 Membuat Rincian Anggaran Terhadap Perencanaan Kegiatan Di Balitbangda Gambar 4.4.2 Mencetak Dokumen Perencanaan Anggaran
  • 72. 72 Gambar 4.4.3 Menyerahkan Dokumen Ke Pimpinan Untuk Sebagai Bahan Pertimbangan Atas Perencanaan
  • 73. 73 Pada kegiatan membantu pimpinan membuat rencana anggaran adapun nilai yang terkandung di dalamya adalah Etika Publik, karena membantu Pimpinan dalam membuat gambaran yang jelas suatu kegiatan adalah demi menciptakan lingkungan non diskriminatif, dan menghargai kerjasama. Selain itu dengan memberikan gambaran yang jelas kepada Pimpinan atas rekalkulasi pengganggaran kegiatan dapat pula menjadi penunjang terwujudnya komitmen mutu karena mengutamakan kebersamaan, tidak ego sentrik, serta bentuk sinergi yang positif antar stakeholders. Di samping itu, kegiatan ini juga mengandung nilai Akuntabilitas karena berkaitan dengan pembuatan rincian anggaran, yang mana dalam membuat rincian anggaran harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan melalui dokumen pelaksanaan anggaran pada masing- masing satuan perangkat daerah, dalam hal ini di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo. Adapun dari sisi nilai Anti Korupsi, kegiatan ini menuntut ASN untuk bersikap jujur dalam menyajikan data rincian anggaran, serta bentuk kepedulian baik kepada sesama rekan Pimpinan maupun masyarakat. Dari sikap anti korupsi yang diwujudkan tersebut dapat diimplementasikan dengan menyusun rincian anggaran sesuai dengan proporsi anggaran yang telah ditetapkan dengan tidak mengurangi maupun melebih-lebihkan. Analisis Dampak Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN Etika Publik, akuntabilitas, dan anti korupsi sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran. Luarannya adalah adanya rincian anggaran perencanaan kegiatan. Muaranya dari kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran terdiri dari 3 (tiga) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap realisasi penggunaan anggaran pada saat pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Pada kegiatan membantu pimpinan dalam membuat rencana anggaran memiliki
  • 74. 74 dampak positif yaitu penggunaan anggaran akan sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan, selain itu juga dapat mencegah pembengkakan anggaran. Namun apabila rincian anggaran tidak dibuat sesuai dengan dokumen pelaksanaan anggaran atau tidak berpedoman pada dokumen pelaksanaan anggaran sampai pada akhirnya dokumen perencanaan anggaran tersebut diserahkan kepada pimpinan yang tadinya tidak sesuai dengan dokumen pelaksanaan anggaran maka akan berpengaruh terhadap penggunaan anggaran sehingga efektivitas pelaksanaan kegiatan juga ikut berpengaruh yang bisa saja menjadi tidak terlaksana tidak sesuai dengan output yang diharapkan. Dengan demikian perencanaan anggaran memang harus sesuai dengan yang telah ditentukan sesuai dengan postur anggaran yang telah ditetapkan jika tidak dibuat sesuai dengan telah ditetapkan maka akan sangat berakibat fatal dalam penggunaan anggaran dan tidak hanya itu akan terbentuk mental korup dalam pengguna anggaran. 5. Menyusun Draf KAK /TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Tabel 4.6 Deskripsi Kegiatan Menyusun Draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Kegiatan V Menyusun Draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi Tahapan Kegiatan 1. Menelaah data; 2. Melaksanakan konsultasi dengan atasan; 3. Menghimpun hasil konsultasi; 4. Menyimpulkan data penelitian dan pengembangan.
  • 75. 75 Penyusunan draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi merupakan salah satu kegiatan yang bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Kegiatan menyusun draf KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi dilaksanakan dalam 4 (empat) tahapan kegiatan. Pertama, menelaah data. Kegiatan menelaah data merupakan kegiatan kegiatan mengkaji, memeriksa dan mempelajari data yang akan dimasukkan dalam proses penyusunan KAK/TOR sesuai dengan tema KAK/TOR yang akan disusun. Selanjutnya pada tahapan kedua, hasil penelaahan data yang telah dilakukan maka dilaksanakan konsultasi dengan atasan mengenai data yang telah diperolah dari hasil penelahaan. Dari hasil konsultasi dengan atasan tersebutlah maka selanjutnya dihimpun sebagai bagian dari tahapan ketiga dalam kegiatan penyusunan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi ini. Hasil dari konsultasi yang telah dihimpun tersebut kemudian disusun sedemikianrupa sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan tetap memerhatikan standar operasional prosedur dalam penyusunan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi. Dari kegiatan tersebut maka pada tahapan keempat dapatlah disimpulkan data penelitian dan pengembangan. Kegiatan menyimpulkan data penelitian dan pengembangan tersebut merupakan tahapan akhir dalam penyusunan KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi yang mana data-data dalam KAK/TOR tersebut akan termuat mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, sasaran, luaran, tahapan kegiatan, tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi hingga rincian anggaran yang akan digunakan serta time schedule pelaksanaan kegiatan Subbidang Inovasi dan Pengembangan Teknologi yang selanjutnya akan dilanjutkan dalam kegiatan selanjutnya.
  • 76. 76 Gambar 4.5.1 Menelaah Data Gambar 4.5.2 Melaksanakan Konsultasi dengan Atasan
  • 77. 77 Gambar 4.5.3 Menghimpun Hasil Konsultasi Gambar 4.5.4 Menyimpulkan Data Penelitian Dan Pengembangan
  • 78. 78 Kegiatan Menyusun Draf KAK/TOR Kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi mengandung nilai Komitmen Mutu, Akuntabilitas, Nasionalisme dan Etika Publik. Dalam kegiatan menyusun draf KAK/TOR tersebut tahapan menelaah data merupakan tahapan kegiatan yang mengandung nilai komitmen mutu, di mana dalam tahapan kegiatan tersebut data-data yang diperoleh harus merupakan data yang layak digunakan dalam penyusunan draf KAK/TOR. Selajutnya nilai dasar ASN yang lainnya yaitu akuntabilitas yang perwujudannya dapat dilihat dalam tahapan kegiatan menghimpun data serta pada tahapan menyimpulkan data. Pada kegiatan tersebut tercermin sikap yang penuh tanggung jawab terhadap proses menghimpun hingga menyimpulkan data yang akurat untuk digunakan dalam pembuatan draf KAK/TOR. Dalam tahapan kegiatan konsultasi mengandung nilai nasionalisme. Hal tersebut dapat dilihat dengan kegiatan gotong royong atau kerjasama antara atasan dengan bawahannya dalam menentukan data yang akan digunakan dalam pembuatan draf KAK/TOR. Selanjutnya tahapan kegiatan konsultasi dengan atasan juga merupakan perwujudan nilai dasar ASN yaitu etika publik. Kegiatan konsultasi tersebut menunjukkan bahwa dalam melakukan konsultasi dengan atasan harus tetap mengedepankan nilai-nilai etika dan kesopanan apabila melakukan konsultasi dengan atasan maupun dengan teman sejawat. Analisis Dampak Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN komitmen mutu, akuntabilitas, nasionalisme dan etika publik sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan menyusun Draf KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi. Luarannya adalah adanya dokumen KAK/TOR. Muaranya dari kegiatan menyusun Draf KAK/TOR kegiatan Subbidang Inovasi Dan Pengembangan Teknologi terdiri dari 4 (empat) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap pelaksanaan rencana kegiatan. Kegiatan menyusun KAK/TOR ini merupakan kegiatan yang
  • 79. 79 memiliki dampak yang baik bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan kelitbangan. Namun apabila kegiatan menyusun draf KAK/TOR tidak sesuai dengan yang seharusnya maka akan berdampak terhadap kelancaran kegiatan yang sesuai dengan tema yang telah direncanakan dan ditentukan dalam KAK/TOR. Selain itu apabila KAK/TOR tidak dibuat dengan sebaik- baiknya maka akan memengaruhi seluruh unsur-unsur yang terlibat dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang telah direncanakan dalam KAK/TOR akan berjalan dengan efektif apabila didukung oleh KAK/TOR sebagai suatu perencanaan kegiatan kelitbangan khususnya pada Bidang Inovasi dan Teknologi. 6. Menjadi Operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo Tabel 4.7 Deskripsi Kegiatan Menjadi Operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo Kegiatan VI Menjadi Operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo Tahapan Kegiatan 1. Mengikuti Workshop Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS di Lingkup kab. Wajo;
  • 80. 80 2. Mengumpulkan data PNS di Lingkup Kantor Balitbangda; 3. Menginput data PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup Kantor Balitbangda; Kegiatan menjadi operator Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo merupakan kegiatan tambahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi sesuai pada analisis jabatan pada kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kab. Wajo. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Wajo dalam hal ini diselenggarakan oleh BKPSDM Kab. Wajo kerjasama dengan Lembaga Administrasi Negara yang diikuti oleh seluruh bagian kepegawaian serta staf operator Perangat Daerah Kab. Wajo yang berlangsung selama 3 hari di Kantor BKPSDM Kab. Wajo. Kegiatan workshop tersebut terlaksana pada bulan Februari 2019. Setelah mengikuti kegiatan Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo tersebut maka selanjutnya para Kasubbag Kepegawaian diharapkan mengisi Aplikasi SIPKA sesuai dengan data PNS di masing- masing satuan kerja perangkat daerah dalam hal ini terkhusus di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo. Dengan demikian untuk tahapan kegiatan yang kedua yaitu mengumpulkan data PNS di Lingkup Balitbangda untuk selanjutnya masuk pada tahap ketiga yaitu menginput data PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup Kantor Balitbangda.
  • 81. 81 Gambar 4.6.1 Mengikuti Workshop Penyusunan Kebutuhan Pengembangan Kompetensi PNS di Lingkup Balitbangda
  • 82. 82 Gambar 4.6.2 Mengumpulkan data PNS di Lingkup Kantor Balitbangda
  • 83. 83 Gambar 4.6.3 Menginput data PNS pada aplikasi SIPKA di Lingkup Kantor Balitbangda Keterkaitan nilai-nilai ASN pada kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi PNS lingkup kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kab. Wajo yaitu mengandung nilai akuntabilitas, komitmen mutu, dan etika publik. Dalam kegiatan
  • 84. 84 mengikuti workshop tersebut merupakan tahapan merupakan tahapan kegiatan yang mengandung nilai komitmen mutu, di mana pada tahapan kegiatan tersebut operator dibimbing untuk mengisi data PNS sesuai dengan data yang dibutuhkan. Kemudian untuk tahapan mengumpulkan data PNS di Lingkup Balitbangda mengandung nilai akuntabilitas dan komitmen mutu, hal tersebut dapat tercermin dari kegiatan mnegunpulkan data PNS yang akurat sesuai dengan yang dbutuhkan dalam aplikasi SIPKA. Sementara untuk nilai etika publik terkandung dalam tahapan mengumpulkan data PNS. Kegiatan tersebut tercermin pada saat meminta data kepada masing-maisng PNS yang ada pada Lingkup Kantor Balitbangda. Etika public juga tercermin pada saat meminta data kepada masing-maisng PNS yang ada di Lingkup Kantor Balitbangda dengan tetap memerhatikan nilai kesopanan dan etika yang berlaku. Hal tersebut juga dilakukan demi terwujudnya nilai komitmen mutu dalam tahapan mengumpulkan data PNS. Nilai komitmen mutu tercermin dari kualitas data yang diperoleh yang selanjutnya diinput dalam aplikasi SIPKA sebagai bagian dari tahapan yang ketiga. Dalam tahapan ketiga dengan menginput data PNS diaplikasi SIPKA tersebut mengandung nilai komitmen mutu dalam penginputan data PNS yang sesuai dengan data akurat yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan yang ada pada aplikasi SIPKA. Analsis Dampak Keterkaitan subtansi mata pelatihan nilai dasar ASN akuntabilitas, komitmen mutu, dan etika publik sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah. Luarannya adalah adanya data dalam aplikasi SIPKA. Muaranya dari kegiatan menjadi operator penyusunan kebutuhan pengembangan kompetensi PNS Lingkup Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah terdiri dari 3 (tiga) tahapan yang dapat berimplikasi terhadap pengembangan kompetensi PNS yang ada di Lingkup Kantor Balitbangda.
  • 85. 85 Apabila aplikasi SIPKA tersebut tidak diisi sesuai dengan data pengembangan kompetensi yang telah diikuti oleh PNS maka akan berakibat pada pengembangan komptensi bagi PNS yang bersangkutan. Aplikasi SIPKA ini sebagai wadah untuk mengetahui jenjang pendidikan, jenjang karir serta data diklat dan sejenisnya yang telah diikuti oleh PNS, khususnya yang ada di Lingkup Balitbangda. Namun apabila pada tahapan penginputan data tidak sesuai dengan data real yang ada makanya akan sangat mempengaruhi pengembangan kompetensi PNS ditingkat selanjutnya, selain itu pula adanya pengisian aplikasi SIPKA ini juga sebagai bentuk control terhadap keikutsertaan PNS dalam mengikuti pengembangan kompetensi dan menjadi dasar bagi BKPSDMdalam mengajukan atau mengusulkan nama-nama PNS yang diutus untuk mengikuti pengembangan kompetensi. 7. Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing Tabel 4.8 Deskripsi Kegiatan Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing Kegiatan mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing merupakan kegiatan tambahan dalam kegiatan aktualisasi. Kegiatan mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing juga merupakan Kegiatan VII Mengikuti Workshop Nasional Mitra Kerja Peneliti Asing Tahapan Kegiatan 1. Pemaparan hasil kerjasama penelitian dari peneliti Asing; 2. Pemaparan hasil peneltian dari lembaga pemerintah; 3. Pemaparan hasil penelitian dari beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia
  • 86. 86 kegiatan yang menunjang tugas pokok dan fungsi terdapat jabatan analis peneltian dan pengembangan. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kementerian RIset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek DIkti). Kegiatan tersebut terselenggara dalam rangka mengevaluasi capacity building lembaga litbang dan Perguruan Tinggi Mitra Kerja Asing sebagai manfaat dan dampak pemberian izin penelitian asing dalam menghadapi tantangan dan peluang kerjasama riset internasional. Wokshop yang diikuti tersebut terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan yang pertama pemaparan hasil kerjasama penelitian dari penelti asing. Pada kegiatan tersebut 3 (tiga) perwakilan negara masing-masing perwakilan dari kedutaan Amerika Serikat, Kedutaan Peranci, dan Kedutaan Jerman memaparkan sejauhaman kerjasama penelitian yang dilaksanakan dengan pihak pemerintah Indonesia. Selain itu juga dipaparkan kontribusi maisng-masing kedutaan tersebut terhadap bidang riset di Indonesia. Tahapan kedua yaitu pemaparan hasil penelitian dari lembaga pemerintah. Pada tahapan kegiatan ini, pihak dari pemerintah memaparkan hasil peneltiannya kepada peserta workshop yang hadir, serta menyampaikan presentase progress kegiatan peneltian yang sementara ini dilaksanakan. Serta yang dibiayai oleh pihak asing. Tahapan ketiga, pemaparan hasil peneltian dari beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia. Dalam tahapan ketiga ini, pemateri dari maisng-maisng Perguruan Tinggi mempresentasikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta memaparkan pula analisis dampak dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh maisng-masing peneliti.
  • 87. 87 Gambar 4.7.1 Pemaparan Hasil Kerjasama Penelitian Dari Penelti Asing Gambar 4.7.2 Pemaparan Hasil Peneltian dari Lembaga Pemerintah
  • 88. 88 Gambar 4.7.3 Pemaparan Hasil Penelitian dari Beberapa Perguruan Tinggi Di Indonesia Kegiatan mengikuti workshop nasional mitra kerja peneliti asing mengandung nilai Akuntabilitas, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Nasionalisme dan Etika Publik. Dalam kegiatan mengikuti workshop nasional mitra kerja peneliti asing pada ketiga tahapan tersebut baik itu