SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 31
TUBERCULOSIS PARU
OLEH KELOMPOK III
DEFENISI
TB Paru adalah penyakit
menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium
tuberculosis). Sebagian besar
kuman menyerang Paru,
tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lain (Dep Kes,
2003).
ETIOLOGI
Penyakit TB Paru disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Kuman ini
berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap
asam pada pewarnaan, Oleh
karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA)
PATOGENESIS
Penyebaran TB Paru dari penderita
terjadi melalui nuklei droplet infeksius
yang keluar bersama batuk, bersin dan
bicara dengan memproduksi percikan
yang sangat kecil berisi kuman TB.
Kuman ini melayang layang di udara
yang dihirup oleh penderita lain. Faktor
utama dalam perjalanan infeksi adalah
kedekatan dan durasi kontak serta
derajat infeksius penderita dimana
semakin dekat seseorang berada
dengan penderita, makin banyak
kuman TB yang mungkin akan
dihirupnya
Patofisiologis
• Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama
kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat
kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem
pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan
sehinga sampai di alveolus dan menetap disana.
• Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang
biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang
mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe
akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus
paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer.
• Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan
kompleks primer adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi
dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi
tuberculin dari negatif menjadi positif.
Infeksi dapat menyebar ke seluruh
tubuh melalui berbagai jalan, yaitu:
• Percabangan bronkhus
• Sistem saluran limfe
• Aliran darah
KLASIFIKASI TB PARU
BERDSRK’ HSL PEMERIKSAAN :
• TB Paru BTA Positif Disebut TB Paru BTA (+)
apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen
dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya
positif, atau 1 spesimen dahak SPS positif disertai
pemeriksaan radiologi paru menunjukan gambaran
TB aktif.
• TB Paru BTA Negatif Apabila dalam 3 pemeriksaan
spesimen dahak SPS BTA negatif dan pemeriksaan
radiologi dada menunjukan gambaran TB aktif. TB
Paru dengan BTA (-) dan gambaran radiologi positif
dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila
menunjukan keparahan yakni kerusakan luas
dianggap berat.
BERDSRK’ TIPE PENDERITA
• Kasus baru
• Kambuh (relaps)
• Pindahan (transferin)
• Kasus berobat setelah lalai
(default/drop out)
MANIFESTASI KLINIS
Diagnosa TB berdasarkan gejala/manifestasi klinis
dibagi menjadi 3, diantaranya:
1. Gejala respiratorik meliputi:
 Batuk
 Batuk darah
 Sesak napas
 Nyeri dada
2. Gejala sistemik
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya
timbul pada sore dan malam hari mirip demam
influenza.
b. Gejala sistemik lain :
Gejala sistemik lain ialah keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
3. Gejala Tuberkulosis ekstra Paru
Tergantung pada organ yang terkena, misalnya :
limfedanitis tuberkulosa. Meningitsis tuberkulosa,
dan pleuritis tuberkulosa.
Pemeriksaan diagnostik
• Pemeriksaan sputum (S-P-S)
• Pemeriksaan tuberculin
• Pemeriksaan Rontgen
Thoraks
• Pemeriksaan Laboratorium
• Test tuberkulin (test mantoux).
Dengan menyuntikan 0,1 cc tuberkulin
secara intrakutan, hasil :
– Indurasi 0 – 5 mm : mantoux (-).
– Indurasi 6 – 9 mm : meragukan.
– Indurasi 10 – 15 mm : mantoux (+).
– Indurasi > 16 mm : mantoux (+) kuat.
Pencegahan
• Pemeriksaan kontak
• Mass chest X-ray
• Vaksinasi BCG
• Kemoprofilaksis
• Komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE)
Pengobatan
Untuk program nasional
pemberantasan TB paru, WHO
menganjurkan panduan obat
sesuai dengan kategori
penyakit. Kategori didasarkan
pada urutan kebutuhan
pengobatan dalam program.
Untuk itu, penderita dibagi
dalam empat kategori sebagai
berikut:
Kategori I
Kategori I adalah kasus baru dengan sputum
positif dan penderita dengan keadaan yang
berat seperti meningitis, TB milier,
perikarditis, peritonitis, pleuritis massif atau
bilateral, spondiolitis dengan gangguan
neurologis, dan penderita dengan sputum
negatif tetapi kelainan parunya luas, TB
usus, TB saluran perkemihan, dan
sebagainya. Selama 2 bulan minum obat
INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan
selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).
Kategori II
Kategori II adalah kasus kambuh atau
gagal dengan sputum tetap positif.
diberikan kepada :
• Penderita kambuh
• Penderita gagal terapi
• Penderita dengan pengobatan setelah lalai
minum obat
Kategori III
Kategori III adalah kasus sputum negatif
tetapi kelainan parunya tidak luas dan
kasus TB di luar paru selain yang disebut
dalam kategori I.
Kategori IV
Kategori IV adalah tuberkulosis kronis.
Prioritas pengobatan rendah karena
kemungkinan keberhasilan rendah sekali.
Obat obat Anti Tuberculosis
• INH
• Rifampisin
• Pyrazinamid
• Ethambutol
• Streptomicin
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian :
Identitas
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit klrg
Pengkajian
psikososiospiritual
Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
• Bersihan jalan nafas tak efektif,
berhubungkan dengan sekret kental /
sekret darah, upaya batuk buruk, dapat
ditandai dengan:
 Frekuensi pernafasan, irama,
kedalaman tak normal.
 Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi )
stridor.
 Dispnoe.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan
penurunan dengan permukaan efektif,
atelektasis, kerusakan membran alveolar
kapiler, sekret kental, tebal, dan edema
bronchial.
Sambungan>>>>
• Resiko tinggi infeksi ( penyebaran /
aktivitas ulang ) berhubungan dengan
pertahanan primer tak adekuat, penurunan
kerja silia / statis sekret, malnutrisi, kurang
pengetahuan untuk menghindari
pemajanan patogen.
• Gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan proses peradangan ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh
(hypertermi).
Intervensi ( u/ dx 1 )
Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan
sekret kental / sekret darah, kelemahan, upaya batuk
buruk, edema tracheal / faringeal dapat ditandai dengan:
Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.
Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.
Dispnoe.
• Rencana jangka pendek :
Membersihkan nafas pasien.
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan.
• Rencana jangka panjang : Menunjukan perilaku
untuk memperbaiki / mempertahankan bersihan
jalan nafas.
Rencana keperawatan
Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi,
bantu pasien untuk latihan nafas dalam.
Rasional : Posisi membantu memaksimalkan
ekspansi paru dan menurunkan upaya
pernafasan, ventilasi meksimal membuka
area atelektasis dan meningkatkan gerakan
sekret kedalam jalan nafas besar untuk
dikeluarkan.
Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; pengisapan
sesuai dengan keperluan. Rasional : Pengeluaran sulit
bila sekret sangat tebal ( misalnya ; efek infeksi dan
atau tidak adekuat hydrasi ) sputum berdarah kental
atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan ( kapitasi )
paru atau luka bronkial, dan dapat memerlukan evaluasi
/ intervensi lanjut. Mencegah obstruksi / aspirasi,
penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak
mampu mengeluarkan sekret
Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk
efektif, catat karakter, jumlah sputum dan adanya
hemoptisis.
Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan,
irama dan kedalaman serta penggunaan otot aksesori.
Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan
atelektasis, ronchi, mengi, menunjukan akumulasi
sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas
yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori
pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.
TB PARU

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasJoni Iswanto
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiLutfi Imansari
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)Victorya Bambung
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaMi Mie
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis arum prasetyaning
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
 
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptx
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptxMateri Penyuluhan TBC NASIONAL.pptx
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptxFirnandusGuntur1
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iJoni Iswanto
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paruhanglaho
 

Was ist angesagt? (20)

Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
Materi kusta
Materi kusta Materi kusta
Materi kusta
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Program ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmasProgram ispa di puskesmas
Program ispa di puskesmas
 
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint ImunisasiPPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
PPT Imunisasi - PowerPoint Imunisasi
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
Penyuluhan ispa
Penyuluhan ispaPenyuluhan ispa
Penyuluhan ispa
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan AKut)
 
Pedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispaPedoman pengendalian ispa
Pedoman pengendalian ispa
 
Ppt pneumonia
Ppt pneumoniaPpt pneumonia
Ppt pneumonia
 
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
Petunjuk Teknis Surveilans Pertusis
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
T b c promkes
T b c promkesT b c promkes
T b c promkes
 
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Permenkes no. 27 tahun 2017  ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...
 
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptx
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptxMateri Penyuluhan TBC NASIONAL.pptx
Materi Penyuluhan TBC NASIONAL.pptx
 
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 iPenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (pd3 i
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paru
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 

Ähnlich wie TB PARU

Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptxIntan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptxyunnatulmunawwaroh
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)jcmc0205
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docxKPSRSUI
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxThoriqfahranulsafiah
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxThoriqfahranulsafiah
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...ssuser8d0437
 
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docx
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docxLEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docx
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docxFrillaShapa1
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atassoroylardo2
 

Ähnlich wie TB PARU (20)

copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptxIntan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
Intan Prima Andini- IIK Bhaktiwiyata Kediri - Lengkap.pptx
 
Tb
TbTb
Tb
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)Tugas hiv (tbc)
Tugas hiv (tbc)
 
Askep TB.docx
Askep TB.docxAskep TB.docx
Askep TB.docx
 
Manajemen askep tb
Manajemen askep tbManajemen askep tb
Manajemen askep tb
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX.pptx
 
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptxKEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
KEL 4 - ASKEP TBC PADA ANAK FIX (1).pptx
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
ASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosisASKEP tuberculosis
ASKEP tuberculosis
 
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
Tuberculosis (TB)adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman ...
 
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docx
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docxLEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docx
LEMBAR_BALIK_Tuberculosis_tbc_docx.docx
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
Askep tb paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 

TB PARU

  • 2. DEFENISI TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003).
  • 3. ETIOLOGI Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
  • 4.
  • 5. PATOGENESIS Penyebaran TB Paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius yang keluar bersama batuk, bersin dan bicara dengan memproduksi percikan yang sangat kecil berisi kuman TB. Kuman ini melayang layang di udara yang dihirup oleh penderita lain. Faktor utama dalam perjalanan infeksi adalah kedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana semakin dekat seseorang berada dengan penderita, makin banyak kuman TB yang mungkin akan dihirupnya
  • 6. Patofisiologis • Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. • Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. • Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi positif.
  • 7. Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui berbagai jalan, yaitu: • Percabangan bronkhus • Sistem saluran limfe • Aliran darah
  • 8.
  • 9. KLASIFIKASI TB PARU BERDSRK’ HSL PEMERIKSAAN : • TB Paru BTA Positif Disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS positif disertai pemeriksaan radiologi paru menunjukan gambaran TB aktif. • TB Paru BTA Negatif Apabila dalam 3 pemeriksaan spesimen dahak SPS BTA negatif dan pemeriksaan radiologi dada menunjukan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BTA (-) dan gambaran radiologi positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukan keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.
  • 10. BERDSRK’ TIPE PENDERITA • Kasus baru • Kambuh (relaps) • Pindahan (transferin) • Kasus berobat setelah lalai (default/drop out)
  • 11.
  • 12. MANIFESTASI KLINIS Diagnosa TB berdasarkan gejala/manifestasi klinis dibagi menjadi 3, diantaranya: 1. Gejala respiratorik meliputi:  Batuk  Batuk darah  Sesak napas  Nyeri dada
  • 13. 2. Gejala sistemik a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza. b. Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. 3. Gejala Tuberkulosis ekstra Paru Tergantung pada organ yang terkena, misalnya : limfedanitis tuberkulosa. Meningitsis tuberkulosa, dan pleuritis tuberkulosa.
  • 14.
  • 15. Pemeriksaan diagnostik • Pemeriksaan sputum (S-P-S) • Pemeriksaan tuberculin • Pemeriksaan Rontgen Thoraks • Pemeriksaan Laboratorium
  • 16. • Test tuberkulin (test mantoux). Dengan menyuntikan 0,1 cc tuberkulin secara intrakutan, hasil : – Indurasi 0 – 5 mm : mantoux (-). – Indurasi 6 – 9 mm : meragukan. – Indurasi 10 – 15 mm : mantoux (+). – Indurasi > 16 mm : mantoux (+) kuat.
  • 17. Pencegahan • Pemeriksaan kontak • Mass chest X-ray • Vaksinasi BCG • Kemoprofilaksis • Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
  • 18. Pengobatan Untuk program nasional pemberantasan TB paru, WHO menganjurkan panduan obat sesuai dengan kategori penyakit. Kategori didasarkan pada urutan kebutuhan pengobatan dalam program. Untuk itu, penderita dibagi dalam empat kategori sebagai berikut:
  • 19. Kategori I Kategori I adalah kasus baru dengan sputum positif dan penderita dengan keadaan yang berat seperti meningitis, TB milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis massif atau bilateral, spondiolitis dengan gangguan neurologis, dan penderita dengan sputum negatif tetapi kelainan parunya luas, TB usus, TB saluran perkemihan, dan sebagainya. Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).
  • 20. Kategori II Kategori II adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif. diberikan kepada : • Penderita kambuh • Penderita gagal terapi • Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat
  • 21. Kategori III Kategori III adalah kasus sputum negatif tetapi kelainan parunya tidak luas dan kasus TB di luar paru selain yang disebut dalam kategori I. Kategori IV Kategori IV adalah tuberkulosis kronis. Prioritas pengobatan rendah karena kemungkinan keberhasilan rendah sekali.
  • 22. Obat obat Anti Tuberculosis • INH • Rifampisin • Pyrazinamid • Ethambutol • Streptomicin
  • 23. Asuhan Keperawatan • Pengkajian : Identitas Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit klrg Pengkajian psikososiospiritual Pemeriksaan fisik
  • 24. Diagnosa Keperawatan • Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental / sekret darah, upaya batuk buruk, dapat ditandai dengan:  Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal.  Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor.  Dispnoe. • Gangguan pertukaran gas berhubungan penurunan dengan permukaan efektif, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret kental, tebal, dan edema bronchial.
  • 25. Sambungan>>>> • Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivitas ulang ) berhubungan dengan pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia / statis sekret, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen. • Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (hypertermi).
  • 26. Intervensi ( u/ dx 1 ) Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental / sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema tracheal / faringeal dapat ditandai dengan: Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal. Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor. Dispnoe.
  • 27. • Rencana jangka pendek : Membersihkan nafas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan. • Rencana jangka panjang : Menunjukan perilaku untuk memperbaiki / mempertahankan bersihan jalan nafas.
  • 28. Rencana keperawatan Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi, bantu pasien untuk latihan nafas dalam. Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan, ventilasi meksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
  • 29. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; pengisapan sesuai dengan keperluan. Rasional : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal ( misalnya ; efek infeksi dan atau tidak adekuat hydrasi ) sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan ( kapitasi ) paru atau luka bronkial, dan dapat memerlukan evaluasi / intervensi lanjut. Mencegah obstruksi / aspirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu mengeluarkan sekret
  • 30. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum dan adanya hemoptisis. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman serta penggunaan otot aksesori. Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi, menunjukan akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.